DOSEN PENGAMPUH:
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 11
UNIVERSITAS TADULAKO
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Allah SWT atas segala rahmat dan anugrah-Nya, yang
telah memberikan kesempatan dan kemudahan, sehingga penulis mampu
menyelesaikan makalah tentang “Model Pembelajaran Kooperatif Jigsaw” dengan
tepat waktu.
Penulisan Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Model Dan
Metode Pembelajaran Inovatif (SBM). Dalam upaya penyelesaian makalah ini, kami
telah banyak menerima bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak.
Palu, 24 September
2021
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………
DAFTAR ISI…………………………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………….
A. Kesimpulan…………………………………………………………………..
B. Saran…………………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………….
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Menurut Anita Lie dalam bukunya “Cooperative Learning Teknik Jigsaw” bahwa
metode pembelajaran koopertif teknik jigsaw tidak sama dengan sekadar belajar
kelompok, tetapi ada unsure-unsur dasar yang membedakannya dengan pembagian
kelompok yang dilakukan asal-asalan. Roger dan David Johnson mangatakan bahwa
tidak semua kerja kelompok bisa dianggap cooperative learning teknik jigsaw.
Pada model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, terdapat kelompok asal dan ke-
lompok ahli. Kelompok asal, yaitu kelompok induk siswa yang beranggotakan siswa
dengan kemampuan, jenis kelamin dan latar belakang keluarga yang beragam.
Kelompok ahli, yaitu kelompok siswa yang terdiri dari anggota kelompok asal yang
berbeda ditugaskan untuk mempelajari dan mendalami topik tertentu dan
menyelesaikan tugas- tugas yang berhubungan dengan topiknya untuk kemudian
dijelaskan kepada anggota kelompok asal. Kelompok ahli merupakan gabungan dari
beberapa ahli yang berasal dari kelompok asal. Kunci keberhasilan jigsaw adalah
saling ketergantungan, yaitu setiap siswa bergantung kepada anggota timnya untuk
dapat memberikan informasi yang diperlukan supaya dapat berkinerja baik pada saat
penilaian (Slavin, 2008:237).
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN PENULISAN
PEMBAHASAN
Jigsaw adalah salah satu teknik cooperative learning yang pertama kali
diterapkan oleh Elliiot Aronson tahun 1971 dan dipublikasikan tahun 1978. Pada
awalnya penelitiannya kelas jigsaw ini dipakai untuk tujuan agar mengurangi rasa
kompetensi pembelajaran dan masalah ras yang terdapat disebuah kelas yang berada di
Austin, Texas. Kota texas ini termasuk mengalami mengalami masalah rasis yang
sangat parah, dan itupun memunculkan intervensi dari sekolah-sekolah untuk
menghilangkan masalah tersebut.
Jigsaw pertama kali dikembangkan dan diuji cobakan oleh Elliot Aronson dan
teman-teman di Universitas Texas, kemudian diadaptasikan oleh Slavin dan temen-
teman di Universitas John Hopkins (Arends, 2001).
Pengetian pembelajaran secara umum adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh
guru sedemikan rupa sehingga tingkah laku siswa menjadi kearah yang lebih baik.
Model pembelajaran jigasaw adalah pembelajaran dimana siswa belajar dalam
kelompok dan bertanggung jawab atas penguasaan materi belajar yang ditugaskan
kepadanya lalu mengajarkan bagian tersebut kepada anggota kelompok lain.
Teknik ini dapat digunakan dalam pengajaran membaca, menulis,berbicara, ataupun
mendengarkan. Selain itu, siswa bekerja sama dengan sesama siswa dalam suasana
gotong royong dan mempunyai kesempatan untuk mengolah informasi dan
meningkatkan ketrampilan berkomunikasi.
Model pembelajaran jigsaw merupakan tipe model pembelajaran kooperatif dimana
siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4–6 orang secara heterogen dan
bekerjasama saling ketergantungan yang positif dan bertanggung jawab atas ketuntasan
bagian materi pelajaran yang harus dipelajari dan menyampaikan materi tersebut kapada
kelompok yang lain. (Arends, 1997)
Jigsaw didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap
pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya
mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga siap memberikan dan
mengajarkan materi tersebut pada anggota kelompoknya yang lain. Dengan demikian,
siswa saling tergantung satu dengan yang lain dan
harus bekerja sama secara kooperatif untuk mempelajari materi yang ditugaskan. (Lie,A. 1994)
Para anggota dari tim–tim yang berbeda dengan topik yang sama bertemu untuk diskusi (tim
ahli) saling membantu satu sama lain tentang topik pembelajaran yang ditugaskan kepada mereka.
Kemudian siswa-siswi itu kembali pada tim / kelompok asal untuk menjelaskan kepada anggota
kelompok yang lain tentang apa yang telah mereka pelajari sebelumnya pada tim ahli.
Pada model pembelajaran tipe jigsaw, terdapat kelompok asal dan kelompok ahli. Kelompok
asal, yaitu kelompok induk siswa yang beranggotakan siswa dengan kemampuan, asal, dan latar
belakang keluarga yang beragam. Kelompok asal merupakan gabungan dari beberapa ahli.
Kelompok ahli, yaitu kelompok siswa yang terdiri dari anggota kelompok asal yang berbeda yang
ditugaskan untuk mempelajari dan mendalami topik tertentu dan menyelesaikan tugas-tugas yang
berhubungan dengan topiknya untuk kemudian dijelaskan kepada anggota kelompok asal.
Pendidik diwajibkan menguasai ilmu pendidikan sebagai dasar dari keseluruhan kinerja
profesionalnya. (Sadikin, A., Aina, M., & Hakim, N. 2018)
Dengan teknik jigsaw ini guru memperhatikan skemata atau latar belakang pengalaman siswa
dan membantu siswa mengaktifkan skemata ini agar bahan pelajaran menjadi lebih bermakna.
Selain itu, siswa bekerja dengan siswa dalam suasana gotong royong dan mempunyai banyak
kesempatan untuk mengolah informasi dan meningkatkan keterampilan komunikasi. Jigsaw
didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa secara mandiri juga dituntut saling
ketergantungan yang positif (saling memberi tahu) terhadap teman sekelompoknya. Kunci tipe
jigsaw ini adalah interdependensi setiap siswa terhadap anggota tim yang memberikan infomasi
yang diperlukan dengan tujuan agardapat mengerjakan tugas dengan baik.
Dari uraian diatas secara sederhana tahapan langkah pembelajaran kooperatif dengan teknik
jigsaw dapat dideskripsikan padatabel sebagai berikut:
Pembentukan kelompok kooperatif tipe jigsaw sebagai berikut:
Home Teams
(5 or 6 members heterogeneously Grouped)
Expert Teams
ooo
o o
(Each Expert teams has 1 members from each of the home teams)
Gambar 2. Pembentukan Kooperatif Jigsaw (Arends, 1997)
Adapun langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw disajikan pada Tabel
berikut:
1. Menyampaikan tujuan dan memotivasi peserta didik
Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan
memotivasi peserta didik belajar
2. Menyajikan informasi
Guru menyajikan informasi kepada peserta didik dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan
bacaan
Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana membentuk kelompok belajar dan membantu
setiap kelompok agar melakukan komunikasi secara efisien, menentukan kelompok asal dan
membentuk kelompok ahli
Guru membimbing kelompok ahli dan memberi tanggung jawab mengajarkannya kepada
kelompok asal
5. Evaluasi
6. Memberikan penghargaan
Guru memberi pujian kepada kelompok yang terbaik dan memberi arahan kepada kelompok
yang lain, mencari cara untuk menghargai baik ujian maupun hasil individu/ kelompok
Untuk lebih jelasnya perhatikan tabel berikut:
Dalam aplikasinya pembelajaran kooperatif tipe jigsaw tidak hanya menginginkan siswa
untuk belajar keterampilan dan isi akademik, tetapi juga melatih siswa dalam mencapai tujuan-
tujuan hubungan sosial dan manusia, yang pada akhirnya berpengaruh terhadap prestasi akademik
siswa. Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, dicirikan oleh struktur tugas, tujuan dan penghargaan
kooperatif, yang melahirkan sikap ketergantungan yang positif diantara sesama siswa, penerimaan
terhadap perbedaan individu dan mengembangkan keterampilan bekerjasama dan kolaborasi.
Kondisi seperti ini akan memberikan konstribusi yang cukup berarti untuk membantu siswa yang
kurang pintar dalam mempelajari konsep-konsep yang dirasa sulit dalam matematika. Pada
perkembangan selanjutnya pembelajaran kooperatif tipe jigsaw selalu mengadakan diskusi
kelompok ahli tiap awal sebelum diskusi kelompok asal mengingat banyak materi ajar tertentu
merupakan materi prasarat.
2.2 Prinsip Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Jigsaw
PENUTUP
A. Kesimpulan
Jigsaw pertama kali dikembangkan dan diuji cobakan oleh Elliot Aronson dan teman-
teman di Universitas Texas, kemudian diadaptasikan oleh Slavin dan temen-teman di
Universitas John Hopkins. Model pembelajaran jigasaw adalah pembelajaran dimana siswa
belajar dalam kelompok dan bertanggung jawab atas penguasaan materi belajar yang
ditugaskan kepadanya lalu mengajarkan bagian tersebut kepada anggota kelompok lain.
B. Saran
Guru seharusnya menjelaskan model pembelajaran tipe jigsaw ini dulu kepada siswa
sebelum menerapkannya, agar siswa tidak binggung. Selain itu Guru harus pandai dalam
memilih materi pembelajaran yang tepat untuk diterapkan dalam model ini.
DAFTAR PUSTAKA