Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN INOVATIF

“MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW”

DOSEN PENGAMPUH:

1. Dr. Kasmudin Mustapa


2. Magfirah, S.Pd., M.Pd

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 11

1. OISNA YAFIA SADORO (A25119009)


2. VERA TUNA’ (A25119031)
3. SITI FATIMAH (A25119033)
4. DIAH RAHAYU RAJAPATNI (A25119109)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TADULAKO

2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Allah SWT atas segala rahmat dan anugrah-Nya, yang
telah memberikan kesempatan dan kemudahan, sehingga penulis mampu
menyelesaikan makalah tentang “Model Pembelajaran Kooperatif Jigsaw” dengan
tepat waktu.

Penulisan Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Model Dan
Metode Pembelajaran Inovatif (SBM). Dalam upaya penyelesaian makalah ini, kami
telah banyak menerima bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak.

Dengan menyadari keterbatasan pengalaman dan kemampuan yang dimiliki,


sudah tentu terdapat banyak kekurangan dalam tulisan ini. Untuk itu penulis
mengharapkan adanya saran dan kritik dari berbagai pihak yang sifatnya membangun
dan menyempurnakan laporan ini. Akhir kata semoga laporan ini dapat memberikan
manfaat bagi semua pihak, khususnya bagi penulis dan umumnya bagi para pembaca.

Palu, 24 September
2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………

DAFTAR ISI…………………………………………………………………

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………

1.1 Latar Belakang………………………………………………………………


1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………
1.3 Tujuan Penulisan…………………………………………………………..

BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………….

2.1 Langkah-Langkah Pembelajaran Model Pembelajaran Kooperatif Jigsaw.......

2.2 Prinsip penerapan Pembelajaran Model Pembelajaran Kooperatif Jigsaw.......

2.3 Kelebihan dan kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif Jigsaw.........

2.4 Contoh penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Jigsaw..........................

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan…………………………………………………………………..
B. Saran…………………………………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………….
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Falsafah yang mendasari pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam pendidikan


ialah “homo homoni socius” (pembelajaran gotong-royong) yang menekankan bahwa
manusia adalah makhluk social. Pembelajaran kooperatif terutama tipe jigsaw
dianggap sangat cocok di terapkan di Indonesia karena sesuai dengan budaya
Indonesia yang menjunjung tinggi nilai gotong royong.

Model pembelajaran jigsaw adalah suatu tehnik pembelajaran kooperatiff dimana


siswa, bukan guru yang memiliki tanggung jawab lebih besar dalam pelaksanaan
pembelajaran. Adapun tujuan dari model pembelajaran jigsaw ini mengembangkan
kerja tim, ketrampilan belajar kooperatif, serta menguasai pengetahuan secara
mendalam yang tidak mungkin diperoleh bila mereka mencoba untuk mempelajari
semua materi secara sendirian.

Menurut Anita Lie dalam bukunya “Cooperative Learning Teknik Jigsaw” bahwa
metode pembelajaran koopertif teknik jigsaw tidak sama dengan sekadar belajar
kelompok, tetapi ada unsure-unsur dasar yang membedakannya dengan pembagian
kelompok yang dilakukan asal-asalan. Roger dan David Johnson mangatakan bahwa
tidak semua kerja kelompok bisa dianggap cooperative learning teknik jigsaw.

Pada model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, terdapat kelompok asal dan ke-
lompok ahli. Kelompok asal, yaitu kelompok induk siswa yang beranggotakan siswa
dengan kemampuan, jenis kelamin dan latar belakang keluarga yang beragam.
Kelompok ahli, yaitu kelompok siswa yang terdiri dari anggota kelompok asal yang
berbeda ditugaskan untuk mempelajari dan mendalami topik tertentu dan
menyelesaikan tugas- tugas yang berhubungan dengan topiknya untuk kemudian
dijelaskan kepada anggota kelompok asal. Kelompok ahli merupakan gabungan dari
beberapa ahli yang berasal dari kelompok asal. Kunci keberhasilan jigsaw adalah
saling ketergantungan, yaitu setiap siswa bergantung kepada anggota timnya untuk
dapat memberikan informasi yang diperlukan supaya dapat berkinerja baik pada saat
penilaian (Slavin, 2008:237).
B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa saja langkah-langkah pembelajaran model pembelajaran kooperatif


jigsaw?
2. Bagaimana prinsip penerapan model pembelajaran kooperatif jigsaw?
3. Apa saja kelebihan dan kekurangan model pembelajaran kooperatif jigsaw?
4. Apa saja contoh penerapan model pembelajaran kooperatif jigsaw dalam
pembelajaran kimia?

C. TUJUAN PENULISAN

1. Untuk mengetahui langkah-langkah pembelajaran model pembelajaran


kooperatif jigsaw
2. Untuk mengetahui prinsip penerapan model pembelajaran kooperatif jigsaw
3. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan model pembelajaran kooperatif
jigsaw
4. Untuk mengetahui contoh penerapan model pembelajaran kooperatif jigsaw
dalam pembelajaran kimia
BAB II

PEMBAHASAN

Jigsaw adalah salah satu teknik cooperative learning yang pertama kali
diterapkan oleh Elliiot Aronson tahun 1971 dan dipublikasikan tahun 1978. Pada
awalnya penelitiannya kelas jigsaw ini dipakai untuk tujuan agar mengurangi rasa
kompetensi pembelajaran dan masalah ras yang terdapat disebuah kelas yang berada di
Austin, Texas. Kota texas ini termasuk mengalami mengalami masalah rasis yang
sangat parah, dan itupun memunculkan intervensi dari sekolah-sekolah untuk
menghilangkan masalah tersebut.
Jigsaw pertama kali dikembangkan dan diuji cobakan oleh Elliot Aronson dan
teman-teman di Universitas Texas, kemudian diadaptasikan oleh Slavin dan temen-
teman di Universitas John Hopkins (Arends, 2001).
Pengetian pembelajaran secara umum adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh
guru sedemikan rupa sehingga tingkah laku siswa menjadi kearah yang lebih baik.
Model pembelajaran jigasaw adalah pembelajaran dimana siswa belajar dalam
kelompok dan bertanggung jawab atas penguasaan materi belajar yang ditugaskan
kepadanya lalu mengajarkan bagian tersebut kepada anggota kelompok lain.
Teknik ini dapat digunakan dalam pengajaran membaca, menulis,berbicara, ataupun
mendengarkan. Selain itu, siswa bekerja sama dengan sesama siswa dalam suasana
gotong royong dan mempunyai kesempatan untuk mengolah informasi dan
meningkatkan ketrampilan berkomunikasi.
Model pembelajaran jigsaw merupakan tipe model pembelajaran kooperatif dimana
siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4–6 orang secara heterogen dan
bekerjasama saling ketergantungan yang positif dan bertanggung jawab atas ketuntasan
bagian materi pelajaran yang harus dipelajari dan menyampaikan materi tersebut kapada
kelompok yang lain. (Arends, 1997)
Jigsaw didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap
pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya
mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga siap memberikan dan
mengajarkan materi tersebut pada anggota kelompoknya yang lain. Dengan demikian,
siswa saling tergantung satu dengan yang lain dan
harus bekerja sama secara kooperatif untuk mempelajari materi yang ditugaskan. (Lie,A. 1994)
Para anggota dari tim–tim yang berbeda dengan topik yang sama bertemu untuk diskusi (tim
ahli) saling membantu satu sama lain tentang topik pembelajaran yang ditugaskan kepada mereka.
Kemudian siswa-siswi itu kembali pada tim / kelompok asal untuk menjelaskan kepada anggota
kelompok yang lain tentang apa yang telah mereka pelajari sebelumnya pada tim ahli.
Pada model pembelajaran tipe jigsaw, terdapat kelompok asal dan kelompok ahli. Kelompok
asal, yaitu kelompok induk siswa yang beranggotakan siswa dengan kemampuan, asal, dan latar
belakang keluarga yang beragam. Kelompok asal merupakan gabungan dari beberapa ahli.
Kelompok ahli, yaitu kelompok siswa yang terdiri dari anggota kelompok asal yang berbeda yang
ditugaskan untuk mempelajari dan mendalami topik tertentu dan menyelesaikan tugas-tugas yang
berhubungan dengan topiknya untuk kemudian dijelaskan kepada anggota kelompok asal.
Pendidik diwajibkan menguasai ilmu pendidikan sebagai dasar dari keseluruhan kinerja
profesionalnya. (Sadikin, A., Aina, M., & Hakim, N. 2018)

2.1 Langkah-Langkah Pembelajaran Model Pembelajaran Kooperatif Jigsaw

Dengan teknik jigsaw ini guru memperhatikan skemata atau latar belakang pengalaman siswa
dan membantu siswa mengaktifkan skemata ini agar bahan pelajaran menjadi lebih bermakna.
Selain itu, siswa bekerja dengan siswa dalam suasana gotong royong dan mempunyai banyak
kesempatan untuk mengolah informasi dan meningkatkan keterampilan komunikasi. Jigsaw
didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa secara mandiri juga dituntut saling
ketergantungan yang positif (saling memberi tahu) terhadap teman sekelompoknya. Kunci tipe
jigsaw ini adalah interdependensi setiap siswa terhadap anggota tim yang memberikan infomasi
yang diperlukan dengan tujuan agardapat mengerjakan tugas dengan baik.

Menurut Elliot Aronson pelaksanaan kelas jigsaw, meliputi 10 tahap yaitu:


1. Membagi siswa kedalam kelompok Jigsaw dengan jumlah 5-6 orang;
2. Menugaskan satu orang siswa dari masing-masing kelompok sebagai pemimpin, umumnya
siswa yang dewasa dalam kelompok itu;
3. Membagi pelajaran yang akan dibahas ke dalam 5-6 segmen;
4. Menugaskan tiap siswa untuk mempelajari satu segmen dan untuk menguasai segmen
mereka sendiri.
5. Memberi kesempatan kepada para siswa itu untuk membaca secepatnya segmen mereka
sedikitnya dua kali agar mereka terbiasa dan tidak ada waktu untuk menghafal,
6. Membentuk kelompok ahli dengan satu orang dari masing-masing kelompok jigsaw
bergabung dengan siswa lain yang memiliki segmen yang sama untuk mendiskusikan
poin-poin yang utama dari segmen mereka dan berlatih presentasi kepada kelompok
jigsaw mereka.
7. Setiap siswa dari kelompok ahli kembali kekelompok jigsaw mereka.
8. Meminta masing-masing siswa untuk menyampaikan segmen yang dipelajari-nya kepada
kelompoknya, dan memberi kesempatan kepada siswa-siswa yang lain untuk bertanya.
9. Guru berkeliling dari kelompok satu kekelompok yang lainnya, mengamati proses itu. Bila
ada siswa yang mengganggu segera dibuat intervensi yang sesuai oleh pemimpin
kelompokyangdi tugaskan.
10. Pada akhir bagian beri ujian atas materi sehingga siswa tahu bahwa pada bagian ini bukan
hanya game tapi benar-benar menghitung.

Dari uraian diatas secara sederhana tahapan langkah pembelajaran kooperatif dengan teknik
jigsaw dapat dideskripsikan padatabel sebagai berikut:
Pembentukan kelompok kooperatif tipe jigsaw sebagai berikut:
 Home Teams
(5 or 6 members heterogeneously Grouped)

xxx xxx xxx xxx xxx


xo xo xo xo xo

Expert Teams

ooo
o o

(Each Expert teams has 1 members from each of the home teams)
Gambar 2. Pembentukan Kooperatif Jigsaw (Arends, 1997)
Adapun langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw disajikan pada Tabel
berikut:
1. Menyampaikan tujuan dan memotivasi peserta didik

Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan
memotivasi peserta didik belajar

2. Menyajikan informasi

Guru menyajikan informasi kepada peserta didik dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan
bacaan

3. Mengorganisasikan peserta didik ke dalam kelompok kelompok belajar

Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana membentuk kelompok belajar dan membantu
setiap kelompok agar melakukan komunikasi secara efisien, menentukan kelompok asal dan
membentuk kelompok ahli

4. Membimbing kelompok bekerja dan belajar

Guru membimbing kelompok ahli dan memberi tanggung jawab mengajarkannya kepada
kelompok asal

5. Evaluasi

Masing-masing kelompok mempersentasikan hasil kerjanya dan guru mengevaluasi hasil


belajar, tentang materi yang telah dipelajari

6. Memberikan penghargaan

Guru memberi pujian kepada kelompok yang terbaik dan memberi arahan kepada kelompok
yang lain, mencari cara untuk menghargai baik ujian maupun hasil individu/ kelompok
Untuk lebih jelasnya perhatikan tabel berikut:

Kegiatan guru Langkah Kegiatan siswa


1. Siapkan materi Kajian materi Duduk dalam kelas
2. Bentuk kelompok Kelompok asal Berbagi tugas setiap anggota
mengkaji materiyangberbeda
3. Kelompokkan siswa Diskusi Keluar dari kelompoknya menuju
berdasarkan tugas kajian materi kelompok ahli tim ahli
4. Bimbingan diskusi Diskusi dengan kelompok lain

5. Kelompokkan siswapada Laporan Kembali kekelompok asal


kelompok asal kelompok asal
Setiap anggota menyajikan materi
6. Bimbingan diskusi kelompok yang sudah dikaji kepada anggota
lain
7. Guru memberikan kesempatan Murid bertanya kepada guru
padasiswayanglain untuk bertanya tentang apa yang tidak dimengerti

8. Berikan kuis Kuis Ikuti kuis


9. perhitungan skor kuis / Penghargaan Menerima penghargaan
memberikan penghargaan kelompok

Dalam aplikasinya pembelajaran kooperatif tipe jigsaw tidak hanya menginginkan siswa
untuk belajar keterampilan dan isi akademik, tetapi juga melatih siswa dalam mencapai tujuan-
tujuan hubungan sosial dan manusia, yang pada akhirnya berpengaruh terhadap prestasi akademik
siswa. Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, dicirikan oleh struktur tugas, tujuan dan penghargaan
kooperatif, yang melahirkan sikap ketergantungan yang positif diantara sesama siswa, penerimaan
terhadap perbedaan individu dan mengembangkan keterampilan bekerjasama dan kolaborasi.
Kondisi seperti ini akan memberikan konstribusi yang cukup berarti untuk membantu siswa yang
kurang pintar dalam mempelajari konsep-konsep yang dirasa sulit dalam matematika. Pada
perkembangan selanjutnya pembelajaran kooperatif tipe jigsaw selalu mengadakan diskusi
kelompok ahli tiap awal sebelum diskusi kelompok asal mengingat banyak materi ajar tertentu
merupakan materi prasarat.
2.2 Prinsip Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Jigsaw

Terdapat empat prinsip dasar pembelajaran kooperatif, menurut Sanjaya 2010:246


antara lain;
1) Prinsip ketergantungan positif positive Interpendence
yaitu dalam pembelajaran kooperatif, keberhasilan dalam penyelesaian tugas
tergantung pada usaha yang dilakukan oleh kelompok tersebut. Keberhasilan kerja
kelompok ditentukan oleh kinerja masing-masing anggota kelompok. Oleh karena itu,
semua anggota dalam kelompok akan merasa saling ketergantungan;
2) Tanggung jawab perseorangan individual accountability
yaitu keberhasilan kelompok sangat tergantung dari masing-masing anggota
kelompoknya. Oleh karena itu, setiap anggota kelompok mempunyai tugas dan
tanggung jawab yang harus dikerjakan dalam kelompok tersebut
3) Interaksi tatap muka face to fece promotion interaction
yaitu memberikan kesempatan yang luas kepada setiap anggota kelompok untuk
bertatap muka melakukan interaksi dan diskusi untuk saling memberi dan menerima
informasi dari kelompok lain;
4) Partisifasi dan komunikasi participation communication
yaitu melatih siswa untuk dapat berpartisipasi aktif dan berkomunikasi dalam
kegiatan pembelajaran.

2.3 Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif Jigsaw


 Kelebihan Model Pembelajaran Jigsaw
Model pembelajaran jigsaw memiliki beberapa kelebihan yaitu:
1. Mempermudah pekerjaan guru dalam mengajar, karena sudah ada kelompok ahli
yang bertugas menjelaskan materi kepada rekan-rekannya.
2. Mengembangkan kemampuan siswa mengungkapkan ide atau gagasan dalam
memecahkan masalah tanpa takut membuat salah.
3. Dapat meningkatkan kemampuan sosial: mengembangkan rasa percaya diri dan
hubungan interpersonal yang positif.
4. Siswa lebih aktif dalam berbicara dan berpendapat karena siswa diberikan
kesempatan untuk berdiskusi dan menjelaskan materi pada masing-masing
kelompok.
5. Siswa lebih memahami materi yang diberikan karena dipelajari lebih dalam dan
sederhana dengan anggota kelompoknya.
6. Siswa lebih menguasai materi karena mampu mengajarkan materi tersebut
kepada teman kelompok belajarnya.
7. Siswa diajarkan bagaimana bekerja sama dalam kelompok.
8. Materi yang diberikan kepada siswa dapat merata. (Ibrahim, Muhsin dkk. 2000)

 Kekurangan Model Pembelajaran Jigsaw


Model pembelajaran jigsaw memiliki beberapa kekurangan yaitu:
1. Siswa yang tidak memiliki rasa percaya diri dalam berdiskusi maka akan sulit
dalam menyampaikan materi pada teman.
2. Siswa yang aktif akan lebih mendominasi diskusi, dan cenderung mengontrol
jalannya diskusi.
3. Siswa yang memiliki kemampuan membaca dan berpikir rendah akan
mengalami kesulitan untuk menjelaskan materi apabila ditunjuk sebagai tenaga
ahli.
4. Penugasan anggota kelompok untuk menjadi tim ahli sering tidak sesuai antara
kemampuan dengan kompetensi yang harus dipelajari.
5. Keadaan kondisi kelas yang ramai, sehingga membuat siswa kurang bisa
berkonsentrasi dalam menyampaikan pembelajaran yang dikuasainya.
6. Jika jumlah anggota kelompok kurang akan menimbulkan masalah, misal jika ada
anggota yang hanya membonceng dalam menyelesaikan tugas- tugas dan pasif dalam
diskusi.
7. Jika tidak didukung dengan kondisi kelas yang mumpuni (luas) metode sulit dijalankan
mengingat siswa harus beberapa kali berpindah dan berganti kelompok.
8. Membutuhkan waktu yang lebih lama apalagi bila penataan ruang belum terkondisi
dengan baik, sehingga perlu waktu merubah posisi yang dapat juga menimbulkan gaduh
serta butuh waktu dan persiapan yang matang sebelum model pembelajaran ini bisa
berjalan dengan baik.

2.4 Contoh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Jigsaw dalam Pembelajaran


Materi Kimia

Berikut merupakan beberapa contoh penerapan model pembelajaran kooperatif jigsaw


dalam pembelajaran materi kimia diantaranya:
 Metode Jigsaw dan Implementasinya dalam Pembelajaran Materi Kimia karbon.
 Penerapan model pembelajaran kooperatif jigsaw paa materi kelarutan dan hasil kali
kelarutan
 Penerapan model pembelajaran kooperatif jigsaw pada materi hidrokarbon
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Jigsaw pertama kali dikembangkan dan diuji cobakan oleh Elliot Aronson dan teman-
teman di Universitas Texas, kemudian diadaptasikan oleh Slavin dan temen-teman di
Universitas John Hopkins. Model pembelajaran jigasaw adalah pembelajaran dimana siswa
belajar dalam kelompok dan bertanggung jawab atas penguasaan materi belajar yang
ditugaskan kepadanya lalu mengajarkan bagian tersebut kepada anggota kelompok lain.

B. Saran

Guru seharusnya menjelaskan model pembelajaran tipe jigsaw ini dulu kepada siswa
sebelum menerapkannya, agar siswa tidak binggung. Selain itu Guru harus pandai dalam
memilih materi pembelajaran yang tepat untuk diterapkan dalam model ini.
DAFTAR PUSTAKA

Arends. 1997. dalam http://matamatika-ipa.com http://matematika-


ipa.com/pembelajaran-kooperatifmodel-pembelajaran-kooperatif-tipe- jigsaw-
kelebihan-dan-kelemahan-tipe-jigsaw/
Arends, Richard I. 2000. Classroom Instruction and Management. New York:
McGraw Hill
Hakim, N., Yudiyanto, Y., Sa’diah, H., & Setiana, E. P. (2020). Manual Book Biology
Scientific Camp: Pengembangan Pendidikan Karakter Berbasis Outdoor
Approach. BIODIK, 6(1), 12-22.
https://doi.org/10.22437/bio.v6i1.8458
Ibrahim, Muhsin dkk. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: University Press Lie,
Anita. 1994. Cooperative Learning. Jakarta: Grasindo
Nurhadi, Agus Gerrard. 2003. Pembelajaran Konstektual dan Penerapannya dalam KBK.
Malang: Universitas Negeri Malang
Sadikin, A., Aina, M., & Hakim, N. (2018). PENERAPAN ASESMEN BERBASIS
PORTOFOLIO DAN JURNAL BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN METAKOGNITIF DAN MOTIVASI BELAJAR
MAHASISWA PADA MATA KULIAH PERENCANAAN PENGAJARAN
BIOLOGI. BIODIK, 2(2), 50 - 61.
https://doi.org/10.22437/bio.v2iNo 2.4907

Anda mungkin juga menyukai