Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN PENDEKATAN

SAINTIFIK
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW

Disusun Guna Memenuhi Mata Kuliah Pembelajaran Kimia Dengan Pendekatan


Saintifik
Dosen Pengampu: Dr. Yusnaidar, S.Si., M.Si

Disusun Oleh

Luluk Lativasari (P2A823001)

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN KIMIA


JURUSAN PENDIDIKAN MATERMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
TAHUN 2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu
tanpa ada halangan yang berarti dan sesuai dengan harapan.
Ucapan terima kasih kami smapaikan kepada Ibu Dr. Yusnaidar, S.Si., M.Si
sebagai dosen pengampu pada mata kuliah pembelajaran kimia dengan
pendekatan saintifik yang telah membantu memberikan arahan dan pemahaman
dalam penyusunna makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat
kekurangan karena keterbatasan kami. Maka dari itu penyusun sangat
mengharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini. Kiranya apa
yang ditulis dapat bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan

Jambi, Maret 2024

Luluk Lativasari, S.Pd

i
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
DAFTAR TABEL iii
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 1
1.3 Tujuan Penulisan

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Model Pembelajaran Kooperatif
2.1.1 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
2.1.2 Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif tipe
jigsaw
2.1.3 Karakteristik Model Kooperatif tipe Jigsaw
2.1.4 Kelebihan dan Kekurangan Model Kooperatif tipe Jigsaw

2.2 Teori Belajar Relevan dengan Model Pembelajaran tipe Jigsaw


2.3 Penelitian Relevan dengan Model Pembelajaran tipe Jigsaw

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan
3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

ii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman

2.1 aaa 5
2.2 Dst

iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman

2.1 Unit berulang PET 6


2.2 Memunculkan Style pada Template 6
2.3 Dst

iv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman

1. Lampiran 12
2. Dst

v
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan merupakan aspek penting dan mendasar dalam pembangunan

Negara. Pelaksanaan pendidikan di sekolah meliputi guru yang berperan sebagai

pendidik dan siswa sebagai peserta didik yang diwujudkan dalam suatu kegiatan

belajar mengajar. Pendidikan berperan mengembangkan potensi yang dimiliki

oleh peserta didik agar menjadi masyarakat yang berkualitas dan memiliki bekal

ilmu untuk kepentingan hidup baik di masa sekarang maupun masa yang akan

datang. Untuk mencapai hal tersebut tentunya diperlukan pendidikan yang

berkualitas, salah satunya dengan cara memperbaiki sistem pembelajaran di kelas.

Oleh karena itu setiap guru harus merancang pembelajaran secara matang dan

baik sebelum melakukan kegiatan belajar mengajar.

Kimia merupakan bidang ilmu yang memiliki cakupan materi yang luas dan

sangat erat dengan kehidupan sehari-hari. Hampir semua aspek kehidupan

berkaitan dengan kimia tanpa kita sadari. Oleh karena itu, guru sebagai pendidik

harus mampu meningkatkan kualitas pembelajaran dengan cara mengubah atau

menerapkan strategi pembelajaran yang dapat membuat suasana kelas menjadi

menyenangkan dan memotivasi peserta didik untuk semangat belajar. Banyak

diantara peserta didik yang menganggap bahwa kimia terlalu sulit untuk dipelajari

karna berhubungan dengan konsep yang abstrak dan matematika. Hal ini membuat
2

peserta didik menjadi tidak aktif dalam proses pembelajaran dan menurunnya

kualitas belajar.

Salah satu strategi atau pendekatan dalam pembelajaran yang dapat

mengatasi permasalahan dalam pengajaran adalah dengan menggunakan

pembelajaran kooperatif. Belajar kooperatif (Cooperative Learning) merupakan

suatu pendekatan pembelajaran yang dilandasi oleh teori belajar kontruktivis.

Teori ini mengajarkan tentang sifat dasar bagaimana manusia belajar, guru tidak

dapat hanya sematamata memberikan pengetahuan kepada siswa, namun siswa

harus membangun pengetahuan di dalam benaknya. Menurut Lie (2002: 27)

“Bahwa falsafah yang mendasari model pembelajaran cooperative learning adalah

falsafah homo homini socius”. Falsafah ini menekankan bahwa manusia adalah

makhluk sosial, kerja sama merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam

memecahkan suatu permasalahan yang salah satunya adalah dalam proses

pembelajaran.

Salah satu pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran kooperatif model

jigsaw, dalam pembelajaran tersebut peserta didik dapat menyelesaikan

permasalahan secara berkelompok. Selain itu hal yang menonjol dari model

kooperatif jigsaw ini adalah adanya kelompok ahli dan kelompok kooperatif, yang

kesemuanya berguna untuk mempelajari atau memahami suatu materi yang

berbeda-beda. Dalam pembelajaran kooperatif model jigsaw ini peserta didik

dituntut agar mempunyai keterampilan kooperatif yang dapat mengembangkan

daya pikir, daya inisiatif, dan kreatif sesuai dengan karakteristik dari ilmu kimia

itu sendiri.
3

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, berikut rumusan masalah yang akan dibahas

pada makalah ini :

1. Bagaimana langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan

pendekatan saintifik?

2. Bagaimana karakteristik pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan

pendekatan saintifik?

3. Apa saja kelebihan dan kekurangan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw?

4. Apa saja teori belajar relevan dengan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw?

5. Apa saja penelitian yang relevan dengan pembelajaran kooperatif tipe

jigsaw?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan dari makalah ini yaitu :

1. Untuk mengetahui tentang langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe

jigsaw dengan pendekatan saintifik

2. Untuk mengetahui tentang karakteristik pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

dengan pendekatan saintifik

3. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan pembelajaran kooperatif tipe

jigsaw

4. Untuk mengetahui teori belajar relevan dengan pembelajaran kooperatif tipe

jigsaw

5. Untuk mengetahui penelitian yang relevan dengan pembelajaran kooperatif

tipe jigsaw
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Model Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif berasal dari kata cooperative yang berarti

mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu sama

lainnya sebagai satu kelompok atau satu tim (Amargawati,2017)

Menurut Rusman (dalam Rosyidah, 2016) model pembelajaran kooperatif

adalah bentuk kegiatan pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam

kelompok kecil secara kolaboratif yang terdiri dari empat sampai enam orang

dengan struktur kelompok yang heterogen.

Ben dan Erickson (dalam Rosyidah,2016) mengemukakan bahwa

pembelajaran kooperatif merupakan strategi pembelajaran yang mengorganisir

pembelajaran dengan menggunakan kelompok belajar kecil dimana siswa bekerja

sama untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Pembelajaran kooperatif merupakan model yang mengutamakan kerjasama

diantara siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran kooperatif ini

juga dapat menciptakan saling ketergantungan antara siswa, sehingga sumber

belajar bagi siswa bukan hanya guru dan buku ajar tetapi juga sesame siswa

(Yamin dan Ansari dalam Syarifuddin, 2011)

Jadi model pembelajaran kooperatif adalah suatu bentuk kegiatan

pembelajaran yang dalam pelaksanaannya peserta didik dibagi menjadi beberapa

kelompok kecil yang terdiri dari empat sampai enam orang, dimana peserta didik

bekerja dan belajar bersama dalam kelompok tersebut dan saling ketergantungan
4

antara satu dengan yang lain sehingga tercapai tujuan pembelajaran yang

diinginkan.

Dengan adanya pembelajaran kooperatif diharapkan peserta didik mampu

meningkatkan hasil belajarnya dan meningkatkan hubungan antar kelompok serta

mengembangkan kemampuan sosialnya karna dalam pembelajaran kooperatif

peserta didik diberi kesempatan untuk berinteraksi dan beradaptasi dengan peserta

didik lain dalam satu tim. Selain itu, diharapkan peserta didik mampu

meningkatkan motivasi belajar dan rasa percaya dirinya serta dapat memiliki

tenggang rasa dan peduli antar sesama.

Pembelajaran kooperatif seringkali disamakan dengan pembelajaran

kelompok, padahal keduanya memiliki perbedaan dan dapat dilihat pada table

berikut ini

Pembelajaran kooperatif Pembelajaran kelompok


Memiliki beragam model dan teknik Hanya memiliki satu model, yaitu
beberapa peserta didik bergabung
dalam satu kelompok
Memiliki struktur, jumlah, dan teknik Memiliki satu cara, yaitu
tertentu menyelesaikan tugas tertentu bersama-
sama
Mengaktifkan semua anggota kelompok Menimbulkan gejala ketergantungan
untuk berperan serta dalam antar anggota kelompok
penyelesaian tugas tertentu
Menggali potensi social diantara Tergantung niat dari setiap anggota
anggota kelompok
5

2.2 Penulisan

BAB II ditulis dengan font Times New Roman dengan ukuran 12 pt, spasi 2,

tiap paragraf diawali kata yang menjorok ke dalam 5 digit atau sekitar 1 cm dari

tepi kiri. Sub-judul yang terdapat pada pendahuluan wajib dicetak tebal. Dengan

margin 4 cm (kiri), 4 cm (atas), 3 cm (kanan) dan 3 cm (bawah). Untuk format isi

BAB II menggunakan style MKP_Body Text dapat dilihat pada styles. Makalah

minimal 15 halaman dimulai dari BAB I.

2.2.1 Judul tabel

Hasil berupa tabel dituliskan di kiri dengan judul ditulis dari kiri rata kiri kanan

dengan semua kata diawali huruf besar, kecuali kata sambung dengan spasi

tunggal. Dengan contoh diberikan pada Tabel 2.1. Penamaan tabel secara

otomatis dapat menggunakan style MKP_Tabel.

Tabel 2.1 Bentuk Polimer Berdasarkan Nilai DP ← 10 pt


DP 1 6 35 140 1350

Form Gas liquid Grease Wax Hard Plactic

2.2.2 Judul Gambar

Hasil berupa gambar atau data yang dibuat gambar/skema/grafik/diagam

dan sejenisnya mengikuti aturan: judul atau nama hambar ditaruh di bawah

gambar, diberi jarak 1 spasi dari gambar. Sebagai contoh dapat dilihat pada

Gambar 2.1.
6

Gambar 2.1 Unit berulang PET (Rahmayanti, 2015).

2.3 Penggunaan Styles dan Penomoran Halaman

Styles dapat digunakan dengan memunculkan styles dengan menggunakan

home → styles dan memilih style yang dibutuhkan.

Gambar 2.2 Memunculkan Style pada Template

Penomoran halaman pada awal BAB berada pada bottom of page, untuk

selanjutnya berada pada top of page . Halaman dapat diatur dengan menggunakan

insert → page number → format page numbers → start at (sesuai kebutuhan).


7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Berisi simpulan dari seluruh pembahasan yang dipaparkan di BAB II.

Dalam kesimpulan tidak perlu memasukkan kutipan apapun. Panjang kesimpulan

maksimal 2 halaman. Seluruh isi BAB III ditulis dengan menggunakan font Times

New Roman ukuran 12 pt dengan 2 spasi. Judul BAB dan setiap sub-judul yang

ada wajib diketik cetak tebal (bold).

3.2 Saran

Bagian ini berisi saran oleh penyusun sebagai konsekuensi dari membaca isi

pembahasan makalah yang telah dipaparkan.


DAFTAR PUSTAKA

Penyusunan kutipan dan daftar pustaka harus benar-benar mengikuti APA

Style (American Psychological Association). Untuk menjaga konsistensi cara

pengucan, pengutipanm dan daftar pustka diwajibkan untuk menggunakan

mendeley dan menggunakan format style MKP_Daftar Referensi. Contoh daftar

Pustaka

Rahmayanti, A. (2015). Depolimerisasi PET Pasca Konsumsi Melalui Glikolisis


dengan Katalis. Journal of Reseacrh and Technology, 1(1), 16–22.
https://doi.org/10.5281/zenodo.2576896

Saefuloh, I., Rifa’i, A., Haryadi, H., Yusuf, Y., Susilo, S., & Aswata, A. (2019).
Pengaruh Temperatur dan Reduksi Hasil Proses Rolling Terhadap Sifat
Mekanik Ultra High Molecular Weight Polyethilene (UHMWPE) Sebagai
Material Pengganti Lutut Tiruan. FLYWHEEL : Jurnal Teknik Mesin
Untirta, V(1), 105. https://doi.org/10.36055/fwl.v0i0.5842

Anda mungkin juga menyukai