Anda di halaman 1dari 8

DESAIN PEMBELAJARAN MODEL KOOPERATIF JIGSAW PADA MATERI

KEBERAGAMAN PELAJARAN PKN KELAS V


Paper ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
DESAIN PEMBELAJARAN

Dosen Pengampu : Purnama Syaefurrohman, Ph.D.

Disusun oleh:

Chery Etika Putri 1909087032


Lili Susanti 1909087037
Titin
Wahyu Prabowo 19090870

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DASAR


SPS UNIVERSITAS MUHAMADIYAH PROF. DR. HAMKA JAKARTA
2021
BAB 1

PENDAHULUAN

Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 pasal 19 ayat 1 menyebutkan bahwa proses
pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta
memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat,
minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Oleh karenanya guru sebagai pelaksana pendidikan harus mampu menyiapkan
pembelajaran yang tepat melalui model pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan
kemampuan pembelajar dengan mempertimbangkan keadaan lingkungan pembelajar sehingga
mencapai kompetensi minimal yang telah ditentukan dan menghadirkan pembaharuan dalam
proses pembelajaran untuk peningkatan mutu pendidikan.
Desain pembelajaran sebagai proses menurut Syaiful Sagala (2005:136) adalah
pengembangan pengajaran secara sistematik yang digunakan secara khusus teori-teori
pembelajaran untuk menjamin kualitas pembelajaran. Pernyataan tersebut mengandung arti
bahwa penyusunan perencanaan pembelajaran harus sesuai dengan konsep pendidikan dan
pembelajaran yang dianut dalam kurikulum yang digunakan.
Dengan demikian dapat disimpulkan desain pembelajaran adalah praktek penyusunan
media teknologi komunikasi dan isi untuk membantu agar dapat terjadi transfer pengetahuan
secara efektif antara guru dan peserta didik. Proses ini berisi penentuan status awal dari
pemahaman peserta didik, perumusan tujuan pembelajaran, dan merancang “perlakuan”
berbasis-media untuk membantu terjadinya transisi. Idealnya proses ini berdasar pada informasi
dari teori belajar yang sudah teruji secara pedagogis dan dapat terjadi hanya pada siswa, dipandu
oleh guru, atau dalam latar berbasis komunitas.
Pendidikan PKn adalah mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan diri yang
beragam dari segi agama, sosial, kultur, bahasa, usia, dan suku bangsa, untuk menjadi warga
negara yang cerdas,trampil dan berkarakter yang dilandasi oleh pancasila dan UUD 1945.
Menurut wina sanjaya (2006: 19 ) peran guru adalah sebagai sumber belajar, fasilisator,
pengelola, demonstrator, pembimbing, dan evaluator.

Untuk mendapatkan perubahan dalam hal hasil belajar PKn siswa, dan membangkitkan
motvasi dan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran adalah dengan cara mengganti model
ppembelajaran yang selama ini tidak diminati oleh siswa, seperti halnya pembelajaran yang
dilakukan yang hanya menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. Model pembelajaran ini
membuat siswa jenuh dan tidak kreatif. Hal ini tampak dari prilaku siswa yang cenderung hanya
mendengar dan mencatat pelajaran yang diberikan guru. Siswa tidak mau bertanya apalagi
mengemukakan pendapat Tentang materi yang diberikan guru.

Menurut Nahdi dan Juju (2016: 6) model pembelajaran kooperatif merupakan suatu
model pengajaran dimana siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil yang memiliki tingkat
kemampuan berbeda. Di dalam pembelajaran kooperatif siswa dilatih untuk mampu berpikir
kritis dan toleran terhadap siswa lainnya serta dapat meningkatkan hasil belajar PKn siswa.

Jigsaw adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif. Dalam pembelajaran tipe jigsaw
siswa ditempatkan dalam kelompok belajar yang kelompok anggotanya bersifat heterogen.
Dalam metode ini setiap siswa dalam satu kelompok diberikan informasi yang hanya
menekankan pada satu bagian pelajaran. Selanjutnya tiap-tiap siswa akan menjelaskan kepada
kelompoknya informasi yang diperoleh. Sehingga dalam metode ini tiap-tiap siswa akan
berusaha memahami bagian informasi yang didapatkan.

Model pembelajaran yang akan dicoba adalah model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.
Ketertarikan peneliti mengambil model kooperatif tipe jigsaw karena peneliti melihat dalam
model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw semua anggota kelompok diberi tugas dan tanggung
jawab, baik individu maupun kelompok. Keunggulan model pembelajaran tipe jigsaw yaitu
seluruh anggota dalam kelompok harus bekerja sesuai dengan tugas yang diberikan,sebab tugas
itu ada yang merupakan tanggung jawab individu dan ada pula tanggung jawab kelompok
BAB II

DESAIN PEMBELAJARAN MODEL KOOPERATIF JIGSAW

A. Model kooperatif jigsaw


Jigsaw adalah tipe pembelajaran kooperatif yang dikembangkan oleh Elliot
Aronson’s, (Aronson, Blaney, Stephen, Sikes, and SNAPP, 1978). Model pembelajaran
ini didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya
sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya mempelajari materi yang
diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan dan mengajarkan materi tersebut
kepada kelompoknya. Sehingga baik kemampuan secara kognitif maupun social siswa
sangat diperlukan. Model pembelajaran Jigsaw ini diladasi oleh teori belajar humanistic,
karena teori belajar humanistic menjelaskan bahwa pada hakekatnya setiap manusia
adalah unik, memiliki potensi individual dan dorongan internal untuk berkembang dan
menentukan perilakunya.
Teknik mengajar Jigsaw sebagain metode pembelajaran kooperatif bisa digunakan
dalam pengakaran membaca, menulis, mendengarkan ataupun berbicara. Teknik ini
menggabungkan kegiatan membaca, menulis, mendengarkan dan berbicara sehingga
dapat digunakan dalam beberapa mata pelajaran, seperi ilmu pengetahuan alam, ilmu
pengetahuan social, matematika, agama, dan bahasa. Teknik ini cocok untuk semua
kelas/ tingkatan.
Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw merupakan model pembelajaran
kooperatif, siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 orang dengan
memperhatikan keheterogenan, bekerjasama positif dan setiap anggota bertanggung
jawab untuk mempelajari masalah tertentu dari materi yang diberikan dan menyampaikan
materi tersebut kepada anggota kelompok yang lain.
Dalam model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, terdapat kelompok ahli dan
kelompok asal. Kelompok asal adalah kelompok awal siswa terdiri dari berapa anggota
kelompok ahli yang dibentuk dengan memperhatikan keragaman dan latar belakang.
Sedangkan kelompok ahli, yaitu kelompok siswa yang terdiri dari anggota kelompok lain
(kelompok asal) yang ditugaskan untuk mendalami topik tertentu untuk kemudian
dijelaskan kepada anggota kelompok asal.
Disini, peran guru adalah memfasilitasi dan memotivasi para anggota kelompok
ahli agar mudah untuk memahami materi yang diberikan. Kunci tipe Jigsaw ini adalah
interdependence setiap siswa terhadap anggota tim yang memberikan informasi yang
diperlukan. Artinya para siswa harus memiliki tanggunga jawab dan kerja sama yang
positif dan saling ketergantungan untuk mendapatkan informasi dan memecahkan
masalah yang diberikan.

B. Tujuan
Tujuan dari metode jigsaw memiliki tujuan kognitif, yaitu pengetahuan faktual akademis,
dan tujuan sosial, yaitu kerjasama kelompok. Selain itu tujuan pembelajaran metode
jigsaw adalah untuk melatih peserta didik agar terbiasa berdiskusi dan bertanggiungjawab
secara individu untuk membantu memahamkan tentang sesuatu materi pokok kepada
teman sekelasnya.

C. Manfaat
Manfaat Metode Jigsaw Abdau (2016) menyampaikan ada beberapa manfaat yang dapat
di peroleh ketika seorang guru menggunakan metode jigsaw kepada siswa ketika
melakukan proses belajar mengajar. Manfaat metode jigsaw, antara lain:
a. Meningkatkan kemampuan diri tiap individu,
b. Saling menerima kekurangan terhadap perbedaan individu yang lebih besar,
c. Konflik antar pribadi berkurang,
d. Sikap apatis berkurang,
e. Pemahaman yang lebih mendalam,
f. Motivasi lebih besar,
g. Hasil belajar lebih tinggi,
h. Retensi atau penyimpanan lebih lama,
i. Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi,
j. Cooperative learning dapat mencegah keagresifan dalam system kompetensi dan
keterasingan dalam sistem individu tanpa mengorbankan aspek kognitif.
D. Pembahasan
Sesuai dengan hasil temuan bahwa desain pembelajaran yang dibuat guru dengan
merujuk pada preskritif tugas belajar telah memuat komponen-komponen sebagai
berikut:
1. Tujuan pembelajaran,
2. Sun tujuan pembelajaran,
3. merumuskan tugas belajar,
4. Menganalisis erolehan belajar,
5. Mengidentifikasi isi belajar,
6. Merancang model desain pesan,
7. Evaluasi pembelajaran,
8. Media Pembelajaran,
9. Rancangan materi pembelajaran yang berbasis teknologi pembelajaran.
Pelaksanaan pembelajaran PKn, dilakukan guru sesuai scenario pembelajaran yang
telah disusun dalam rencana pelaksanaan pembelajaran dengan tahapan kegiatan
pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Pelaksanaan dari langkah-langkah
kooperatif tipe jigsaw ini secara fleksibel telah termuat dalam skenario pembelajaran
terdiri dari:
1. Pembagian kelompok belajar,
2. Pelaksanaan Pembelajaran,
3. Pembentukan kelompok tim ahli, diskusi kelompok ahli,
4. Melaksanakan diskusi kelompok asal,
5. Diskusi kelompok secara klasikal,
6. Pemberian kuis
7. Pemberian penghargaan kepada kelompok yang memiliki nilai terbaik.

E. Langkah – langkah Model Jigsaw


Proses pembelajaran jigsaw yang lebih menekankan kepada proses kerjasama
dalam kelompok. Dalam pembelajaran dengan model Jigsaw siswa dibagi dalam
beberapa kelompok. Pada awal memulai pelajaran guru selalu membukan pelajaran
dengan salam pembuka, mengecek kehadiran siswa, membacakan doa awal pelajaran dan
menyanyikan lagu nasional.
Dalam model jigsaw pembelajaran PKn materi macam-macam keragaman yang
ada di masyarakat siswa kelas V dibagi menjadi 5 kelompok, masing – masing 5 siswa
Pelaksanaan pembelajaran dengan model jigsaw adalah sebagai berikut:
1. Langkah Pertama: Guru membuka kegiatan pembelajaran dengan mengingatkan
kembali tentang kegiatan yang dilakukan sebelumnya, dimana siswa dalam
kelompok memetakan keterampilan yang dimilikinya dan melihat bahwa dalam
satu kelas atau dalam satu kelompok terdapat keragaman keterampilan dan
masing-masing keterampilan tersebut saling mendukung satu sama lain.
2. Langkah Kedua:
a. Diskusi awal kegiatan ini dimaksudkan untuk memberikanpemahaman kepada
siswa tentang manfaat keragaman dalam kehidupan masyarakat dalam contoh
yang sederhana dan kontekstual dan
b. Siswa membaca teks informasi mengenai organisasi budaya.
3. Langkah Ketiga: Guru memandu siswa dengan meminta siswa untuk
menggarisbawahi informasi-informasi penting dan menyiapkan soal untuk Tes 1,
Tes 2 dan Tes 3 dikerjakan secara berkelompok.
4. Langkah Keempat: Guru membagi siswa kelas V dalam 5 kelompok.
5. Langkah Kelima:
a. Guru membahas hal-hal penting dari bacaan dan melanjutkan aktivitas
berikutnya dengan meminta siswa untuk mengerjakan soal tentang macam-
macam keragaman yang ada di masyarakat dan
b. Guru memandu siswa untuk memastikan bahwa dalam mengerjakan soal
memahami tentang soal yang dijawab mengenai macam-macam keragaman
yang ada di masyarakat.
6. Langkah Keenam:
a. Siswa mengisi lembar kerja siswa dari tes 1, tes 2, dan tes 3 dengan teman
satu kelompoknya,
b. Siswa dapat menggunakan materi macammacam keragaman yang ada di
masyarakat yang diberikan dalam kegiatan sebagai panduan dalam
mengerjakan soal tes 1, tes 2 dan tes 3,
c. Guru memberikan penekanan tentang pentingnya nilai kebersamaan dalam
keanekaragaman sebagai modal dasar pembangunan,
d. Siswa menyebutkan contoh-contoh keragaman sosial budaya yang dapat
ditemukan di daerah sekitarnya.
7. Langkah Ketujuh:
a. Guru memimpin diskusi untuk mengingatkan kembali manfaat keberagaman
bagi komunitas/ masyarakat,
b. Siswa menuliskan hasil jawaban kelompok yaitu manfaat keragaman sosial
budaya bagi masyarakat pada kolom yang disediakan di buku siswa
c. Kegiatan ini ditujukan untuk memberikan pemahaman kepada siswa tentang
materi macam-macam keragaman yang ada di masyarakat.
8. Langkah Kedelapan:
a. Siswa mampu mengemukan hasil belajar hari ini,
b. Guru memberikan penguatan dan kesimpulan,
c. Siswa diberikan kesempatan berbicara /bertanya dan menambahkan informasi
dari siswa lainnya,
d. Penugasan dirumah,
e. Menyanyikan salah satu lagu daerah untuk menumbuhkan nasionalisme,
persatuan, dan toleransi, dan
f. Salam dan doa penutup di pimpin oleh salah satu siswa.

Anda mungkin juga menyukai