Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Strategi Pembelajaraan Pendidikan Jasmani
NAMA KELOMPOK 3
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Falsafah yang mendasari pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam pendidikan ialah
“homo homoni socius” (pembelajaran gotong-royong) yang menekankan bahwa manusia adalah
makhluk social. Pembelajaran kooperatif terutama tipe jigsaw dianggap sangat cocok di terapkan
di Indonesia karena sesuai dengan budaya Indonesia yang menjunjung tinggi nilai gotong
royong.
Model pembelajaran jigsaw adalah suatu tehnik pembelajaran kooperatiff dimana siswa,
bukan guru yang memiliki tanggung jawab lebih besar dalam pelaksanaan pembelajaran. Adapun
tujuan dari model pembelajaran jigsaw ini mengembangkan kerja tim, ketrampilan belajar
kooperatif, serta menguasai pengetahuan secara mendalam yang tidak mungkin diperoleh bila
mereka mencoba untuk mempelajari semua materi secara sendirian.
Menurut Anita Lie dalam bukunya “Cooperative Learning Teknik Jigsaw” bahwa metode
pembelajaran koopertif teknik jigsaw tidak sama dengan sekadar belajar kelompok, tetapi ada
unsure-unsur dasar yang membedakannya dengan pembagian kelompok yang dilakukan asal-
asalan. Roger dan David Johnson mangatakan bahwa tidak semua kerja kelompok bisa dianggap
cooperative learning teknik jigsaw.
B. Rumusan Masalah
Dalam pembuatan makalah ini penulis merumuskan beberapa rumusan masalah sabagai
berikut:
C. Tujuan
Dalam makalah ini penulis menemukan beberapa tujuan sebagai berikut:
BAB II
PEMBAHASAN
Pengetian pembelajaran secara umum adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru
sedemikan rupa sehingga tingkah laku siswa menjadi kearah yang lebih baik. Metode
pembelajaran kooperatif tipe jigasaw adalah pembelajaran dimana siswa belajar dalam kelompok
dan bertanggung jawab atas penguasaan materi belajar yang ditugaskan kepadanya lalu
mengajarkan bagian tersebut kepada anggota kelompok lain.
Jigsaw pertama kali dikembangkan dan diujicobakan oleh Elliot Aronson dan teman-teman di
Universitas Texas, kemudian diadaptasikan oleh Slavin dan temen-teman di Universitas John
Hopkins (Arends, 2001).
Teknik mengajar Jigsaw dikembangkan oleh Aronson et.al.sebagai model Cooperative Learning.
Teknik ini dapat digunakan dalam pengajaran membaca, menulis,berbicara, ataupun
mendengarkan. Dalam Teknik ini, guru memperhatikan skemataatau latar belakang pengalaman
siswa dan membantu siswa mengaktifkan schemata ini agar bahan pelajaran menjadi lebih
bermakna. Selain itu, siswa bekerja sama dengan sesama siswa dalam suasana gotong royong
dan mempunyai kesempatan untuk mengolah informasi dan meningkatkan ketrampilan
berkomunikasi.
Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw adalah suatu tipe pembelajaran kooperatif yang terdiri dari
beberapa anggota dalam satu kelompok yang bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi
belajar dan mampu mengajarkan materi tersebut kepada anggota lain dalam kelompoknya
(Arends, 1997 dalam http://matamatika-ipa.com ). Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
merupaka tipe model pembelajaran kooperatif dimana siswa belajar dalam kelompok kecil yang
terdiri dari 4 – 6 orang secara heterogen dan bekerjasama saling ketergantungan yang positif dan
bertanggung jawab atas ketuntasan bagian materi pelajaran yang harus dipelajari dan
menyampaikan materi tersebut kapada kelompok yang lain (Arends, 1997).
Jigsaw didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya
sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya mempelajari materi yang diberikan,
tetapi mereka juga siap memberikan dan mengajarkan materi tersebut pada anggota
kelompoknya yang lain. Dengan demikian, “siswa saling tergantung satu dengan yang lain dan
harus bekerja sama secara kooperatif untuk mempelajari materi yang ditugaskan” (Lie,A., 1994).
Para anggota dari tim – tim yang berbeda dengan topik yang sama bertemu untuk diskusi (tim
ahli) saling membantu satu sama lain tentang topik pembelajaran yang ditugaskan kepada
mereka. Kemudian siswa-siswi itu kembali pada tim / kelompok asal untuk menjelaskan kepada
anggota kelompok yang lain tentang apa yang telah mereka pelajari sebelumnya pada tim ahli.
Pada model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, terdapat kelompok asal dan kelompok ahli.
Kelompok asal, yaitu kelompok induk siswa yang beranggotakan siswa dengan kemampuan,
asal, dan latar belakang keluarga yang beragam.Kelompok asal merupakan gabungan dari
beberapa ahli. Kelompok ahli, yaitu kelompok siswa yang terdiri dari anggota kelompok asal
yang berbeda yang ditugaskan untuk mempelajari dan mendalami topik tertentu dan
menyelesaikan tugas-tugas yang berhubungan dengan topiknya untuk kemudian dijelaskan
kepada anggota kelompok asal.Hubungan antara kelompok asal dan kelompok ahli digambarkan
sebagai berikut (Arends, 2001) :
X X
X X
= =
= =
+ +
+ +
+ =
X *
+ =
X *
+ =
X *
+ =
X *
KELOMPOK ASAL
\\
* *
* *
KELOMPOK AHLI
Para anggota dari kelompok asal yang berbeda, bertemu dengan topik yang sama dalam
kelompok ahli untuk berdiskusi dan membahas materi yang ditugaskan pada masing-masing
anggota kelompok serta membantu satu sama lain untuk mempelajari topik mereka tersebut.
Setelah pembahasan selesai, para anggota kelompok kemudian kembali pada kelompok asal dan
mengajarkan pada teman sekelompoknya apa yang telah mereka dapatkan pada saat pertemuan
di kelompok ahli.
1. Langkah – Langkah Metode Jigsaw :
1. Siswa dengan materi/soal yang sama bergabung dalam kelompok ahli dan berusaha
menguassai materi sesuai dengan soal yang diterima.
2. Guru memberikan bantuan sepenuhnya.
1. Keadaan kondisi kelas yang ramai,sehingga membuat siswa binggung dan pembelajran
kooperatif tipe jigsaw merupakan pembelajaran baru;
2. Jika guru tidak meningkatkan agar siswa selalu menggunakan ketrampilan-ketrampilan
kooperatif dalam kelompok masing-masing maka dikhawatirksn kelompok akan macet
3. Siswa lemah dimungkinkan menggantungkan pada siswa yang pandai
4. Jika jumlah anggota kelompok kurang akan menimbulkan masalah,misal jika ada anggota
yang hanya memboncengdalam menyelesaikan tugas-tugas dan pasif dalam diskusi
5. Membutuhkan waktu yang lebih lama apalagi bila ada penataan ruang belum terkondiki
dengan baik, sehingga perlu waktu merubah posisi yang dapat juga menimbulkan gaduh
serta butuh waktu dan persiapan yang matang sebelum model pembelajaran ini bisa
berjalan dengan baik.
1. D. Evaluasi Materi yang cocok untuk SMP / SMA dengan Metode Jigsaw
Beberapa contoh materi matematika yang cocok di jigsawkan adalah: menyelesaikan sistim
persamaan linier dua peubah ( kelompok ahli 1 mempelajari menyelesaikan dengan eliminasi,
kelompok ahli 2 dengan substitusi, kelompok ahli 3 dengan garis bilangan, kelompok ahli 4
dengan matrik, dll), limit kiri-limit kanan ( kelompok ahli 1 mempelajari limit kiri, yang lain
limit kanan), Luas bangun segi 4 (kel 1 mempelajari belah ketupat, kelompok 2 layang-layang,
kelompok ahli 3 tentang trapezium sama kaki, kelompok ahli 4 trapesium sebarang, dst).
Pemilihan materi tidak hanya didasarkan pada banyaknya sub bab atau sub-sub bab saja
yang mengindikasikan mudah “dibagi-bagi” untuk didiskusikan dalam kelompok-kelompok ahli.
Namun hal penting lain yang tidak boleh dilaupakan bahwa seyogyanya kita tidak memaksakan
1 rangkaian pembelajaran kooperatif, apa saja, dalam satu pertemuan. Masih banyak materi yang
sesuai di-jigsaw-kan. Namun kita harus memeriksanya terlebih dahulu, sehingga tujuan kita
tercapai, bukan sebaliknya menambah bingung siswa.
BAB III
PENUTUP
1. A. SIMPULAN
1. Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah suatu strategi belajar mengajar yang
menekan pada sikap atau perilaku bersama dalam belajar atau membantu diantara
sesame dalam struktur kerja sama yang teratur dalam kelompok yang terdiri dari
dua orang atau lebih.
2. Penerapan model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw ini pada kelas
siswa dibagi berkelompok dengan lima atau enam anggota kelompok belajar
heterogen.setiap anggota bertanggung jawab untuk mempelajari,menguasai
bagian tertentu bahan yang diberikan kemudian menjelaskan pada anggota
kelompoknya. Dengan demikian terdapat rasa saling membutuhkan dan harus
berkerjasama secara cooperative untuk mempelajari materi yang ditugaskan.
3. Kerangka model pembelajaran jigsaw adalah para anggota dari kelompok asal
yang berbeda,bertemu dengan topik yang sama dalam kelompok ahli untuk
berdiskusi dan membahas materi yang ditugaskan pada masing-masing anggota
kelompok serta membatu satu sama lain untuk mempelajari topic mereka
tersebut.setelah pembahasan selesai, para anggota kelompok kemudian kembali
pada kelompok semula ( asal ) dan berusaha mengajarkan pada teman
sekelompoknya apa yang telah mereka dapatkan pada saat pertemuan dikelompok
ahli. Kunci tipe JIGSAW ini adalah interdepensi yang diperlukan dengan tujuan
agar dapat mengerjakan kuis dengan baik.
4. Keuntungan mengembangkan kerja tim, ketrampilan belajar kooperatif, dan
menguasai pengetahuan secara mendalam yang tidak mungkin diperoleh apabila
mereka mencoba untuk mempelajari semua materi sendirian. Sementara untuk
kerugiannya ada beberapa yaitu keadaan kondisi kelas yang ramai, siswa yang
lemah dimungkinkan menggantungkan pada siswa yang pandai serta
membutuhkan waktu yang lebih lama apabila bila ada pernataan ruang belum
terkondisi dengan baik.
5. Alasan mengapa kami menggunakan model pembelajaran cooperative learning
tipe jigsaw dalam bab Fungsi, Persamaan dan pertidaksamaan Kuadrat karena
tekhik pembelajaran jigsaw dapat diterapkan pada materi pembelajaran yang tidak
berstuktur ( tidak saling berhubungan antara sub-sub materi ). Karena fungsi dan
persamaan kuadratadalah materi yang tidak berstruktur maka kami memilih
materi untuk diterapkan dalam model pembelajaran cooperativelearningtipe
jigsaw.
1. SARAN
1. Guru seharusnya menjelaskan model pembelajaran tipe jigsaw ini dulu kepada
siswa sebelum menerapkannya, agar siswa tidak binggung.
2. Guru harus pandai dalam memilih materi pembelajaran yang tepat untuk
diterapkan dalam model ini.
3. Bangku perlu ditata sedemikian rupa sehingga semua siswa bias melihat
guru/papan tulis dengna jelas, bias melihat rekan-rekan kelompoknya dengan
baik,dan berada dalam jangkauan kelompoknya dengan merata.
4. Model pembelajaran kooperatif tipejigsaw perlu digunakan atau diterepkan karena
suasana positif yang timbul akan membarikan kesempatan kepada siswa untuk
mencintai pelajaran dan sekolah atau guru, selain itu siswa akan merasa lebih
terdorong untuk belajar dan berpikir serta meningkatkan keaktifan.
DAFTAR PUSTAKA
Silberman, Mel. 2010. Cara Pelatihan & Pembelajaran Aktif. Jakarta: PT Indeks.
http://matematika-ipa.com/pembelajaran-kooperatifmodel-pembelajaran-kooperatif-tipe-jigsaw-
kelebihan-dan-kelemahan-tipe-jigsaw/
http://kabar-pendidikan.blogspot.com/2011/24/pembelajaran-dengan-metode-jigsaw.html?m=1
http://repository.upi.edu/operator/upload/s_a0651_0805985_chapter2.pdf
www.scribd.com/mobile/documents/24529374