Bahasa Jurnalistik
1. Lugas
Lugas berarti kata yang dipilih memiliki makna apa
adanya. Misal, kata ’lapar’ secara lugas mempunyai arti
’kelaparan’ bukan berarti kekurangan pangan. Kata ’Berani,
secara lugas mempunyai arti ’pemberani’, bukan tidak
takut, dan seterusnya.
2. Singkat
Singkat, di dalam ragam Bahasa Jurnalistik artinya
menggunakan prinsip ekonomi kata.
a. Menghemat huruf :
syah – sah
khawatir – kuatir
effektif – efektif
terkejut – kaget
dahulu – dulu
bahwa
telah
3. Padat
Padat, memiliki pengertian sarat informasi. Satu kalimat,
satu pokok pikiran. Satu paragraf/alinea, satu pokok
masalah.
4. Sederhana
Sederhana, didalam Bahasa Jurnalistik dimaksudkan bahwa
tulisan bisa dipahami oleh pembaca. Bahasa Jurnalistik
harus disesuaikan dengan tingkat sosial-pendidikan
masyarakat pembaca, hindari istilah-istilah teknis/asing.
5. Kelancaran
Kelancaran, memiliki pengertian bahwa tulisan harus
sistimatis dan keteraturan urutan pikir atau logis.
Ernest Hamingway seperti dikutip Rosihan Anwar dalam
bukunya Bahasa Jurnalistik Indonesia dan Komposisi
menyebutkan 7 prinsip penggunaan Bahasa Jurnalistik :
3. Feature/Tuturan/Cerita
Karangan lengkap atau karya tulis pendek yang
selesai, bersifat Human Interes, tentang fakta, kejadian,
peristiwa, keadaan, perkembangan, atau proses sesuatu.
Jenis Feature :
a. Feature Sejarah
Contoh : Kisah gerilya Jend Sudirman
Tempat-tempat keramat
Kisah-kisah benda pusaka
Kisah tentang candi Borobudur, dst
b. Feature Tokoh, misalnya cerita tentang seorang tokoh
pendidikan, tokoh politik dst.
c. Feature Perjalanan/Pariwisata/Traveling, misalanya
kisah perlawatan, perjalanan, kunjungan sesuatu
tempat.
c. Feature Keahlian, “Membuat Sendiri Pengupas
Kacang Tanah”.
d. Feature Ilmiah, “Komputer di Abad 21”
e. Feature Human Iuterest : kisah seorang siswa SD
yang jadi loper koran.
f. Feature Berita, “Dibebaskan Koruptor Kakap yang
Tilep Uang Negara 20 Trilyun”.