Menganalisis dan
Guru membantu peserta didik melakukan evaluasi terhadap
mengevaluasi proses
proses yang telah dipelajari
pemecahan masalah
Pertama, guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan memotivasi peserta didik dalam terlibat
mengatasi masalah.
permasalahan.
Ketiga, guru membantu peserta didik dalam mencari informasi dari permasalahan.
Keempat, guru membantu peserta didik dalam merencanakan dan mempresentasikan hasil.
Kelima, guru membantu peserta didik untuk mencari solusi yang tepat.
Istilah literasi terus berkembang sejalan dengan berkembangnya teknologi informasi dan
komunikasi. Literisi menurut Abidin, dkk (2017) diartikan sebagai konsep yang akan
berkembang dan terus berpengaruh pada penggunaan berbagai media digital dalam proses
(2017: 12) literasi adalah kegiatan memahami dan mengakses melalui berbagai aktivitas yang
dilakukan seperti membaca, menulis, dan melakukan kegiatan praktik yang disesuaikan
dengan pengetahuan dan hubungan sosial. Literasi meliputi pengetahuan dan keterampilan
yang dibutuhkan peserta didik untuk mengakses, memahami, menganalisis dan mengevaluasi
informasi, membuat makna, mengekspresikan pikiran dan emosi, memunculkan ide dan
pendapat, menjalin hubungan dengan orang lain dan berinteraksi dalam kegiatan di sekolah
dan kegiatan di luar sekolah. Pendapat lain juga diutarakan oleh Faizah, dkk (2016: 2) terkait
pengertian literasi dalam konteks konteks gerakan literasi sekolah, yaitu kemampuan dalam
mengakses, menggunakan, dan memahami sesuatu secara cerdas melalui berbagai aktivitas
yang ,meliputi kegiatan melihat, menyimak, membaca, menulis, dan berbicara. Berdasarkan
beberapa uraian terkait pengertian literasi, dapat disimpulkan bahwa literasi adalah suatu
keterampilan. Kemampuan dalam literasi tidak hanya untuk peserta didik di sekolah, akan
tetapi bagi masyarakat umum. Penerapan literasi dapat dilakukan di sekolah, di lingkungan
Definisi menurut Ibrahim, dkk (2017: 8), literasi sains yaitu pengetahuan dan kecakapan yang
berdasarkan fakta, memahami karakteristik sains, serta kemauan untuk peduli dan terlibat
dalam isu yang berhubungan dengan sains. PISA (2000) menetapkan lima komponen oproses
a. Mengenal pertanyaan ilmiah, yaitu pertanyaan yang diselidiki secara ilmiah, seperti
pertanyaan dalam suatu penyelidikan sains, atau prosedur yang diperlukan untuk
valid, yakni mengungkapkan secara tepat kesimpulan yang dapat ditarik dari bukti
kemampuan menggunakan konsep- konsep dalam situasi yang berbeda dari apa yang
telah dipelajarinya.
Literasi sains (scientific literacy) berasal dari gabungan dua kata Latin, yaitu literatus,
artinya ditandai dengan huruf, melek huruf, atau berpendidikan, dan scientia, yang artinya
menggunakan istilah literasi sains adalah Paul de Hart Hurt dari Stanford University. Hurt
kebutuhan masyarakat (Toharudin, dkk, 2011). Penilaian literasi sains dalam PISA tidak
mengaplikasikan pengetahuan dan proses sains dalam situasi nyata yang dihadapi peserta
Chabalengula dkk. (2008) mengemukakan bahwa literasi sains mencakup 4 aspek yaitu:
(a) pengetahuan tentang ilmu pengetahuan, (b) sifat investigasi ilmu pengetahuan, (c)
ilmu sebagai cara untuk mengetahui dan (d) interaksi ilmu pengetahuan, teknologi dan
enam komponen yaitu: (a) konsep dasar sains, (b) sifat sains, (c) etika kerja ilmuan, (d)
keterkaitan antara sains dan masyarakat, (e) keterkaitan antara sains dan humaniora, dan
(f) memahami hubungan dan perbedaan antara sains dan teknologi. (Toharudin,dkk.2011)
PISA mendefinisikan literasi sains dengan ciri yang terdiri dari empat aspek yang saling
terkait, yaitu konteks, pengetahuan, kompetensi, dan sikap. Berikut ini adalah bagan yang
berdasarkan bukti-bukti dan data-data yang ada agar dapat memahami dan membantu
peneliti untuk membuat keputusan tentang dunia alami dan interaksi manusia dengan
Literasi sains yaitu suatu ilmu pengetahuan dan pemahaman mengenai konsep dan proses
sains yang
akan memungkinkan seseorang untuk membuat suatu keputusan dengan pengetahuan
dimilikinya.
Literasi sains dapat diartikan sebagai pemahaman atas sains dan aplikasinya bagi kebutuh
an masyarakat (Widyatiningtyas,
2008). Literasi berati kemampuan membaca dan menulis atau melek aksara. Dalam konte
sains merupakan serapan dari Bahasa Inggris, yaitu science yang
diambil dari bahasa latin sciencia dan berarti pengetahuan.
Sains dapat berarti ilmu pada umumnya, tetapi juga berarti ilmu pengetahuan alam
(Poedjiadi, 2005).
Literasi Sains didefinisikan sebagai kemampuan menggunakan pengetahuan sains,
mengidentifikasi pertanyaan, dan menarik kesimpulan berdasarkan bukti-
bukti dalam rangka memahami serta membuat keputusan berkenaan dengan alam dan per
didefinisikan sebagai kapasitas untuk menggunakan pengetahuan ilmiah,
mengidentifikasi pertanyaan dan menarik kesimpulan berdasarkan fakta untuk memahami
alam semesta dan membuat keputuan dari perubahan yang
literasi sains penting untuk dikuasai oleh siswa dalam kaitannya dengan bagaimana siswa
dihadapi oleh masyarakat moderen yang
sangat bergantung pada teknologi dan kemajuan serta perkembangan ilmu pengetahuan.
Literasi sains didefinisikan sebagai kemampuan dalam menggunakan pengetahuan ilmiah,
mengidentifikasi pertanyaan, dan menarik kesimpulan berdasarkan bukti yang ada, sehingga
dapat memahami dan membuat keputusan berkaitan dengan alam dan perubahan yang
Hal yang esensial atau penting dari literasi sains yaitu literasi sains mampu mempengaruhi siswa
dalam pengambilan keputusan ketika menghadapi masalah sosial maupun personal. Sedangkan
peran pendidik yaitu mempengaruhi kemampuan siswa agar dapat melihat ilmu pengetahuan
secara holistik. Kemampuan literasi sains secara signifikan dapat meningkatkan keterlibatan
siswa dengan ide-ide dan isu-isu mengenai ilmu pengetahuan, kemudian guru di sekolah
memiliki pemahaman yang baik mengenai suatu ilmu pengetahuan sehingga mampu
mendukung dan menampung aspirasi siswa selama keterlibatannya dalam ide-ide dan isu-isu
ilmu pengetahuan selama proses pembelajaran. Definisi mengenai literasi sains tersebut
menunjukkan bahwa kemampuan literasi sains tidak hanya menuntut siswa memahami tentang
pengetahuan IPA saja, namun siswa juga harus mampu memahamai berbagai aspek proses sains
pembelajaran IPA tidak hanya terkait pemahaman konsep, prinsip, hukum dan teori dalam IPA
saja, melainkan juga harus meningkatkan kompetensi siswa agar mampu memenuhi
kebutuhannya dan mampu mengikuti perkembangan pendidikan di masyarakat yang saat ini