Anda di halaman 1dari 4

Perjalanan Pendidikan Nasional

Oleh
Karmila Uswatunisa, S.Pd

Program Pendidikan Guru Prajabatan Tahun 2022

Perjalanan pendidikan di Indonesia telah berlangsung sejak lama. Upaya meningkatkan


mutu dan partisipasi pendidikan terus berlanjut hingga kini. Memasuki era demokrasi, pendidikan
dan pengajaran bertujuan membentuk manusia susila yang cakap dan warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab terhadap kesejahteraan masyarakat dan tanah air. Untuk lebih
memahami perjalanan pendidikan di Indonesia dapat dijelaskan sebagai berikut.
1. Sebelum Kemerdekaan
Pendidkan di Indonesia di mulai dari hadirnya pendidikan agama, yakni Pendidikan
Hindu-Budha. Adapun materi yang dipelajari pada masa ini adalah teologi (ilmu agama),
bahasa dan sastra (ilmu kecakapan), ilmu-ilmu kemasyarakatan (ilmu sosial), ilmu-ilmu
eksakta (ilmu perbintangan), ilmu pasti (perhitungan waktu, seni bangunan, dan seni rupa),
dan sebagainya (Purwanto, 2008:3).
Pendidikan sebelum kemerdekaan masih dijadikan sebagai alat penguasa untuk
mengembangkan program yang dianggap dapat mendukung peningkatan pemasukan
pemerintah. Pendidikan yang dilaksanakan oleh kaum kolonial hanya bertujuan untuk
kepentingan pemerintah kolonial dan pendidikan saat itu tidak semua kalangan rakyat dapat
menikmati pendidikan. Pada masa sebelum kemerdekaan, pendidikan hanya berfokus pada
kegiatan membaca, menulis, berhitung yang mana rakyat diajarkan seperlunya saja
(Ramadhani, 2021).
Selanjutnya pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara yaitu “tuntutan di dalam hidup
tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya, pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat
yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat
dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya”, yang artinya tidak hanya
inletualitasnya saja tetapi keselamatan dan kebahagiannya, bagi Ki Hajar Dewantara guru
sebagai fasilitator, pengajar, pendidik hendaknya yang mengajarkan kebaikan, keluhuran,
keutamaan bukan memaksakan anak dengan intelektualitasnya tetapi menuntun peserta didik
itu sendiri.
2. Setelah Kemerdekaan
Berakhirnya masa penjajahan dan masuknya bangsa Indonesia ke gerbang pintu
kemerdekaan, bangsa Indonesia dapat menentukan sistem dan tujuan pendidikan nasionalnya
sendiri. Dalam perjalanannya, ada perubahan mulai dari kurikulum hingga tujuan pendidikan.
Tujuan pendidikan nasional pada masa awal kemerdekaan amat menekankan penanaman jiwa
patriotisme. Ini tentu dapat dipahami lantaran pada saat itu bangsa Indonesia baru saja lepas
dari penjajah yang berlangsung ratusan tahun dan masih menghadapi gelagat Belanda yang
ingin kembali menguasai Indonesia. Oleh sebab itu, penanaman jiwa patriotisme lewat
pendidikan dianggap amat penting dan merupakan jawaban guna mempertahankan negara
yang baru diproklamirkan (Muhaemin, 2017:3).
Dalam rangka menciptakan sistem pendidikan nasional yang mantap, pendidikan
nasional pun terus dikembangkan. Salah satunya dengan memberikan prioritas pada aspek-
aspek yang dipandang strategis bagi masa depan bangsa. Prioritas tersebut salah satunya adalah
wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun bersamaan dengan peningkatan mutu yang
ditetapkan pada tanggal 2 Mei 1994. Wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun ini
mempunyai dua tujuan utama.

3. Pendidikan Era Reformasi


Menyusul terjadinya reformasi, maka dilakukan pula revisi atas Kurikulum 1994 dengan
menata kembali struktur program pendidikan. Dari sini lahir pulalah sejumlah kurikulum mulai
dari kurikulum 2004 hingga kurikulum 2013. Kurikulum 2013 ini pun kini mulai dievaluasi
dan direvisi. Dalam dunia pendidikan nasional dewasa ini, terutama dalam sepuluh tahun
terakhir, ada satu istilah yang mencuat dalam pendidikan nasional. Istilah itu yakni pendidikan
karakter. Istilah ini mencuat ketika mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI,
Muhammad Nuh, dalam pidatonya pada Hari Pendidikan Nasional 2011, menekankan
pentingnya pendidikan karakter sebagai upaya pembangunan bangsa. Bahkan, di tahun yang
sama, Kementerian Pendidikan menerbitkan buku pelatihan dan pengembangan pendidikan
budaya karakter bangsa yang disusun oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat
Kurikulum Kemendiknas RI (Muhaemin, 2017:4-5).
4. Pendidikan Sekarang
Seiring berkembangnya zaman, semakin berkembang juga dunia pendidikan di Indonesia.
Saat ini pendidikan di Indonesia dalam proses penerapan Merdeka Belajar yang ditetapkan
oleh Menteri Pendidikan Nadiem Makarim, meskipun belum tersampaikan secara menyeluruh
pada guru-guru di sekolah. Merdeka belajar adalah kebebasan berpikir dan kebebasan inovasi
(Ainia, 2020). Transformasi pendidikan melalui kebijakan merdeka belajar merupakan salah
satu langkah untuk mewujudkan SDM Unggul Indonesia yang memiliki Profil Pelajar
Pancasila (Kemdikbud, 2021). Sejalan dengan World Economic Forum (2016), pelajar harus
memiliki keahlian di abad ke-21. Beberapa keahlian yang diperlukan yakni keterampilan
berpikir kritis dan menyelesaikan masalah, komunikasi, kolaborasi, dan kreativitas dan
inovasi (Aslamiah., Abas., dan Mutiani. 2021:82). Secara garis besar, keahlian pada abad 21
ini terbagi menjadi tiga yaitu literasi, kompetensi, dan kualitas karakter, yang mana hal ini
menjadi fokus dalam asesmen merdeka belajar.
Menurut beberapa pendapat (Ainia, 2020; Kurniawan et al., 2020; Noventari, 2020;
Wahdani & Burhanuddin, 2020), dikatakan bahwa konsep merdeka belajar sejalan dengan
cita-cita Ki Hajar Dewantara yang berfokus pada kebebasan untuk belajar secara kreatif dan
mandiri, sehingga mendorong terciptanya karakter jiwa merdeka. Hal ini dikarenakan siswa
dan guru dapat mengeksplorasi pengetahuan dari sekitarnya. Penerapan merdeka belajar ini
seperti mereset ulang pendidikan Indonesia kembali ke akarnya yaitu filosofi Ki Hajar
Dewantara yang menganggap penting motivasi dalam diri seperti mempunyai rasa senang
dalam belajar untuk pengembangan diri.

Kesimpulan
Berdasarkan artikel yang sudah dibuat dapat disimpulkan bahwa sejarah pendidikan
di Indonesia memiliki cerita yang manarik dari masa ke masa nya. Sejarah pendidikan
Indonesia di masa lampau hingga sekarang memberikan kita gambaran bahwa dalam bentuk
apapun pendidikan itu tetaplah penting untuk membentuk karakter pribadi kita. Walaupun
sistem penerapannya berbeda-beda tetapi pendidikan memiliki kesamaan tujuan. Mulai dari
pendidikan keagamaan, pendidikan karena penjajah hingga pendidikan pasca kemerdekaan.
Setiap masa wajib mengalami perubahan sesuai dengan kebutuhan bangsa di masa itu dan
mampu menjawab tantangan di masa mendatang.
Daftar Pustaka
Ainia, D. K. 2020. Merdeka Belajar dalam Pandangan Ki Hadjar Dewantara dan
Relevansinya Bagi Pengembangan Pendidikan Karakter. Jurnal Filsafat Indonesia,
Vol .3, No.3, Hal. 95–101.

Aslamiah, Abas, Ersis Warmansyah. dan Mutiani. 2021. 21st-Century Skills and Social
Studies Education. The Innovation of Social Studies Journal, Vol. 2, No.2. Hal. 82-
92.
Kurniawan, N. A., Saputra, R., Daulay, A. A., dan Zubaidah. 2020. Implementasi Prinsip-
Prinsip Merdeka Belajar Bagi Calon Konselor.

Muhaemin. 2017. Kebijakan Pengembangan Pendidikan. Jurnal Studi Pendidikan. Vol


XV.No.1. Hal. 1-14.

Purwanto, Nurtanio Agus. 2008. Perjalanan Kebijakan Pendidikan di Indonesia. Jurnal


Manajemen Pendidikan. No.I/Thn-IV.

Ramadhani, Suci. 2021. Sejarah Perkembangan Pendidikan Indonesia Pada Masa


Penjajahan Jepang. Jurnal Humanitas: Katalisator Perubahan dan Inovator
Pendidikan. Vol. 8 No. 1. Hal. 10-23.

Maulida, Utami. 2022. Pengembangan Modul Ajar Berbasis Kurikulum Merdeka. Jurnal
Tarbawi, Vol. 5 No. 2. Hal 130-138.

Wahdani, F. R. R., & Burhanuddin, H. 2020. Pendidikan Keluarga Di Era Merdeka


Belajar. Al-Aufa: Jurnal Pendidikan Dan Kajian Keislaman, 2(1).
https://doi.org/10.36840/alaufa.v2i1.271

Anda mungkin juga menyukai