Anda di halaman 1dari 7

EVALUASI PERKEMBANGAN SENI DIGITAL DALAM PROSES KEGIATAN

BELAJAR MENGAJAR SAAT PANDEMI COVID

Oleh :

Kelompok 4

Josi Dwimas Ar-Rasyid 2020624400


9
Theresia Alvina Dewi 2020624401
Nausia 4
Gladis Oky Pramisti 2020624401
1
Taj Aly Abdillah 2020624400
6
Dimas 2020624400
?
Hafidz 2020624400
8

Dosen Pengampu :

Arum Dwi Hastutiningsih


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI RUPA

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2022

Abstrak: Pada masa pandemi Covid-19 pendidikan dilakukan secara daring atau
online dari rumah masing-masing untuk mencegah dan menghindari penyebaran
virus Covid-19, Adapun tujuan yang diambil dari penelitian ini yaitu untuk
mengetahui Strategi dan kreativitas tenaga pengajar dan pendidik dalam kegiatan
belajar mengajar pada masa pandemic covid 19 di SMA N 1 Pemalang. Penelitian
ini menggunakan metode kualitatif, berdasarkan penelitian yang dilakukan,
ditemukanya beberapa strategi yang dilakukan tenaga pengajar dalam mengajar di
masa pandemic covid 19. Berdasarkan penelitian ini dapat ditemukan bahwa
pandemic covid 19 mempengaruhi kemajuan teknologi dalam pembelajaran.

Kata Kunci: pandemic covid 19, pembelajaran di masa pandemic, pola


pembelajaran di masa pandemic

PENDAHULUAN

Kata “Pendidikan” dalam bahasa Inggris sepadan dengan kata Education


yang secara etimologi diserap dari bahasa Latin Eductum. Kata Eductum terdiri dari
dua kata yaitu E yang bermakna perkembangan dari dalam ke luar atau dari sedikit
ke banyak dan Duco yang bermakna sedang berkembang sehingga secara etimologi
pendidikan adalah proses pengembangan dalam diri individu (Notoatmodjo, 2012).
Sedangkan menurut kamus bahasa Indonesia pendidikan adalah proses
pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha
mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 Tahun 2005


tentang Standar Nasional Pendidikan menyatakan bahwa guru dalam
menyelenggarakan pembelajaran harus menumbuhkan motivasi dan memberi ruang
kepada siswa untuk berpartisipasi aktif dalam pembelajaran, sehingga menumbuh
kembangkan bakat dan minat peserta didik.

Pembelajaran tidak hanya bertujuan untuk mewujudkan perubahan perilaku


peserta didik dalam ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Namun yang utama
adalah untuk tumbuh kembangnya budaya belajar. Budaya belajar inilah yang
hendaknya merupakan bagian penting dari peserta didik, sehingga mereka mampu
menggali informasi yang ada di sekitarnya,
Covid-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh jenis coronavirus
baru yaitu Sars-coV-2 ditemukan pertama kali di Wuhan, Tiongkok pada tanggal 31
desember 2019. Virus corona atau Covid-19 ini bisa menyebabkan gangguan ringan
pada sistem pernapasan, infeksi paru-paru yang berat, bahkan kematian. Sampai
dengan saat ini setidaknya ada lima jenis virus corona yang diidentifikasi pada
manusia (Dkk, 2020). Tercatat jumlah kasus Covid-19 di Indonesia terus meningkat
setiap harinya, per tanggal 30 maret 2021 jumlah kasus Covid-19 mencapai
1.505.775 kasus dengan angka kematian 40.754 kasus (Gugus Covid-19, 2021).

Pandemi Covid-19 yang telah melanda berbagai negara di dunia termasuk


Indonesia membawa dampak yang cukup besar pada berbagai bidang termasuk
bidang pendidikan. Pemerintah yang memberlakukan kebijakan Pembatasan Sosial
yang Berskala Besar (PSBB) yang dilakukan untuk mengurangi penyebaran virus
corona sehingga membuat semua kegiatan yang dilakukan diluar rumah harus
dihentikan sampai pandemi Covid-19 mereda. Akibatnya proses kegiatan belajar
mengajar harus dijalankan secara daring (dalam jaringan) dari rumah masing-
masing demi meminimalisir penyebaran Covid-19.

Berdasarkan kebijakan pemerintah dalam surat edaran Nomor 4 Tahun 2020


tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran
Coronavirus Disease (COVID-19), pembelajaran dilaksanakan secara daring atau
online. Hal ini dilakukan guna mencegah dan menghindari penyebaran Covid19
yang tengah melanda di berbagai negara termasuk Indonesia. Dengan begitu salah
satu sekolah yang menerapkan hal tersebut yaitu SMA N 1 Pemalang,

METODE PENELITIAN

Untuk mengumpulkan informasi terkait topik yang dibahas, penulis


menggunakan metode kualitatif dan studi kepustakaan. Data yang didapat yaitu dari
tenaga pengajar di SMA N 1 Pemalang, Selain itu data pendukung yang didapat dari
dokumen, artikel ilmiah maupun berita yang berkaitan dengan pembelajaran daring
selama Covid-19. Artikel ilmiah diperoleh dari jurnal nasional dan berbagai sumber
lainnya.

TEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Dekripsi Temuan

Pada kali ini peneliti akan menguraikan hasil dari temuan penelitian
berdasarkan data data yang telah di temukan dan dikumpulkan dari
lapangan. Hasil dari temuan berasal dari proses wawancara dengan
beberapa informan yang telah peneliti pilih sesuai dengan kriteria yang
diharapkan, yaitu informan yang mengetahui secara mendalam tentang
masalah penelitian yang sedang peneliti bahas, yaitu “Evaluasi
Perkembangan Seni Digital dalam Proses Kegiatan Belajar Mengajar saat
Pandemi Covid” sehingga mereka mampu memberikan jawaban yang
sesuai dengan tujuan penelitian yang telah dirumuskan sebelumnya.

Berdasarkan temuan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh data


bahwa di SMA N 1 Pemalang telah memanfaatkan beberapa kemajuan
teknologi pada saat terjadinya pandemic covid, dengan pembelajaran daring
peran siswa diharuskan melakukan pembelajaran jarak jauh, kemajuan
teknologi dimanfaatkan secara maksimal sehingga terkesan mengalami
kemajuan. Para guru juga mulai kreatif dalam mengemas Teknik
pembelajaran agar siswa tetap mau mengikuti pembelajaran, karena dengan
pembelajaran daring didapati banyak kekurangan kekurangan yang muncul
dari para siswa.

Dengan begitu akan kami jabarkan beberapa temuan temuan yang


didapat baik kelebihan maupun kekurangan

1) Waktu pembelajaran

Pada saat pandemic mulai dari awal tahun 2020 hingga kemarin,
terjadinya pemangkasan waktu belajar, yang awalnya satu jam pelajaran
berkisaran 45 menit berubah menjadi 30 menit dalam satu jam pelajaran ,
dengan pemangkasan waktu tersebut diharapkan siswa dan pengajar dapat
mendapatkan waktu istirahat yang lebih dikarenakan pada saat pandemic
yang lalu imunitas tubuh sangat dibutuhkan maka dengan begitu, tubuh
sangat memerlukan waktu istirahat yang lebih dan juga melakukan aktivitas
yang dapat menjaga kestabilan diri.

2) Metode pembelajaran

Dengan terjadinya pandemic covid 19 proses kegiatan belajar


mengajar harus dijalankan secara daring (dalam jaringan) dari rumah
masing-masing demi meminimalisir penyebaran Covid-19. Dengan begitu
pembelajaran yang seharusnya dilakukan tatap muka harus melalui media
perantara, beberapa media perantara yang digunakan yaitu laptop,
handphone, dan tablet.

Dengan begitu sekarang juga menggunakan media platform, beberapa


platform yang digunakan bapak ibu guru yaitu ada zoom meet, google meet
dan juga ada aplikasi gather, dengan menggunakan aplikasi gather selain
materi tersampaikan, siswa dan pengajar juga tidak bosan dengan tampilan
yang begitu begitu saja.
Selain penyampaian materi melalui virtual, pengajar juga dapat
memberikan tugas rumah dan juga ujian tertulis, dengan google classroom.
Selain tugas rumah dan ujian yang bersifat tertulis guru juga memanfaatkan
beberapa kemajuan teknologi yaitu ada dengan youtube dan tiktok, siswa
diminta membuat tugas dan di upload di youtube dan juga tiktok, tidak hanya
mendapatkan ilmu dalam mengerjakan tugas juga menambah wawasan
siswa dan pengajar dalam pembuatan video dan mengunggah fi media
sosial. Dengan pembuatan video hal itu dapat meningkatkan public speaking
siswa dan juga keberanian diri untuk bersuara di depan kamera.

3) Sudut pandang guru

Ditinjau dari sudut pandang guru atau pengajar, dengan pembelajaran


daring, pembelajaran diusahakan dikemas dengan sedemikian rupa agar
tersampaikan kepada siswa dengan baik dan mudah di pahami. Dengan hal
itu para guru merasa tertantang untuk membuat materi pembelajaran yang
kekinian, beberapa guru menggunakan teknologi salah satunya yaitu power
point, mungkin terdengar biasa saja namun tantangan itu yang diambil oleh
para guru dengan menambahkan video video dan juga animasi animasi
yang dapat menggugah gairah para siswa. Selain dengan power point guru
juga menyampaikan pembelajaran melalui video yang di unggah di youtube
jadi siswa dapat menontonnya kapan waktu dan dimanapun.

4) Sudut pandang siswa

Dengan terjadinya pandemic covid 19 proses kegiatan belajar


mengajar harus dijalankan secara daring (dalam jaringan) dari rumah
masing-masing demi meminimalisir penyebaran Covid-19. Dengan begitu
siswa dapat mengikuti pelajaran dengan lebih santai tanpa menggunakan
seragam lengkap dan juga dapat dilakukan dimana saja, namun dengan
begitu terdapat beberapa anak yang mulai malas belajar dan malas
mengerjakan tugas, walaupun tugas dan materi telah dikemas secara
menarik oleh para guru.

Disini kami sempat mewawancarai dua siswa tetapi memiliki cara


pandang yang berbeda mengenai akibat pembelajaran daring “ gimana ya
kak, pembelajaran dirumah jujur bukannya menyenangkan tetapi malah
tambah kerjaan, di samping masuk kelas dan mengerjakan tugas, kita juga
dituntut orang tua buat bersih bersih rumah, mau nolak nggak enak di terima
jadi keteteran” ungkap narasumber pertama kami, “ kalo saya sih seru ya
kak dimana, pembelajaran yang awalnya di sekolah guru cuman nyampein
tugas di depan sekarang ada video video dan juga tugasnya sih yang seru,
ada tuh beberapa mata pelajaran yang menugaskan membuat video, nah
disitu saya merasa dapet ilmu ilmu baru yang asik deh” ungkap narasumber
kami yang kedua.
B. Pembahasan

Selama penelitian ini peneliti menemukan evaluasi dari pembelajaran


seni digital selama masa pandemic covid 19. Berdasarkan temuan yang
telah didapatkan sistem pembelajaran daring ini mendapatnya tanggapan
pro dan kontra. Berbagai evaluasi yang bisa diakomodasi dalam
pembelajaran daring ini adalah

1. Pembelajaran daring dapat mendukung pemerintah dalam upaya


mencegah penyebaran coronavirus di kalangan pelajar. Dengan jam
belajar mengajar yang dipangkas, diharapkan peserta didik dapat
memanfaatkan waktu lainnya untuk mengerjakan tugas dan belajar
mandiri.
2. Pembelajaran daring memaksa peserta didik dan guru harus
menggunakan media perantara seperti laptop, handphone dan tablet
yang pada dasarnya tidak semua orang mampu untuk membelinya.
3. Karena pembelajaran daring harus menggunakan media perantara,
maka diperlukan juga berbagai platform seperti zoom meeting, google
meeting, dan jenis platform lainnya. Hal itu juga cukup menyulitkan
peserta didik yang belum paham terhadap sistem yang ada.
4. Pemberian tugas saat pembelajaran daring juga memanfaatkan
berbagai aplikasi yang ada di internet. Hal itu juga cukup menyulitkan
bagi peserta didik yang belum memahami sistem yang ada.
5. Pembelajaran daring menyebabkan peserta didik merasa tugas yang
diberikan oleh guru menjadi lebih banyak.
6. Pembelajaran daring menuntut guru untuk terus mengembangkan
metode pembelajaran agar peserta didik tetap dapat memahami materi
yang disampaikan walau tidak secara tatap muka. Guru harus berpikir
lebih keras untuk menciptakan metode pembelajaran yang lengkap
dan sederhana agar lebih mudah dipahami peserta didik.
7. Pembelajaran daring membuat peserta didik merasa kesulitan untuk
membagi waktunya antara belajar, mengerjakan tugas dan membantu
pekerjaan rumah.
8. Pembelajaran daring dapat menjadi wadah bagi peserta didik untuk
mempelajari hal baru khususnya dalam pemanfaatan teknologi.

Dengan evaluasi yang kami dapatkan dari beberapa temuan yang kami
teliti di SMA Negeri 1 Pemalang, dengan begitu pembelajaran daring memiliki
kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya adalah pembelajaran daring dapat
mendukung upaya pemerintah mengurangi penyebaran virus corona, peserta
didik dan guru dapat mempelajari hal baru yang belum pernah didapatkan
sebelumnya. Sedangkan kekurangannya adalah masih banyak kendala yang
dialami oleh guru dan peserta didik diantaranya adalah dalam
mengoperasikan teknologi digital.
KESIMPULAN

Dalam masa pandemi COVID - 19 ini, sekolah - sekolah yang ada di


Indonesia harus menata ulang sistem pembelajaran yang ada. Siswa diharuskan
melakukan pembelajaran daring. Dengan diterapkannya pembelajaran daring,
kemajuan teknologi dimanfaatkan menjadi lebih maksimal, dan para guru juga
semakin kreatif dalam memberikan materi pelajaran kepada siswa.

Banyak hal baru yang terjadi dengan adanya tatanan ulang sistem
pembelajaran, diantaranya yaitu waktu pembelajaran yang dipersingkat, metode
pembelajaran yang diharuskan daring, maupun sudut pandang guru yang sudah
semakin kreatif dengan memanfaatkan teknologi.

Namun dibalik kelebihan - kelebihan yang ada, terdapat pula sisi buruk yang
timbul pada situasi ini, diantaranya adalah terdapat beberapa anak yang mulai malas
belajar dan malas mengerjakan tugas, walaupun tugas dan materi telah dikemas
secara menarik oleh para guru.

DAFTAR PUSTAKA

Faisal Abdullah, Bakat dan Kreatiivitas, (Palembang: Noer Fikri, 2015), Hal.121-123

http://digilib.uinsby.ac.id/12772/5/Bab%202.pdf Hal. 20

Pujilestari, Y. 2020. Dampak Positif Pembelajaran Online Dalam Sistem Pendidikan


Indonesia Pasca Pandemi Covid-19. Jurnal ADALAH : BULETIN HUKUM &
KEADILAN. universitas islam negeri syarif hidayatullah jakarta, indonesia.

Khasanah. D. R. A .U., Pramudibyanto. H., Widuroyekti. B. 2020. Pendidikan Dalam


Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Sinestesia, Vol. 10, No. 1, April 2020. universitas
terbuka semarang, indonesia.

Anda mungkin juga menyukai