Anda di halaman 1dari 12

PROFESI DESAINER GRAFIS DENNY HARTONO

Sebuah Studi Kasus


SKRIPSI
Guna memenuhi persyaratan
Mencapai derajat Sarjana Pendidikan
Program Studi S-1
Jurusan Pendidikan Seni Rupa

Oleh :
Taj ‘Aly Abdillah
NIM. 20206244006

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI RUPA


FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2022

BAB I - Pendahuluan
A. Latar Belakang Masalah
Karya seni berdasar pada usaha manusia dalam menciptakan bentuk-bentuk sebagai
ungkapan perasaan dalam diri seorang seniman.
Seni Desain adalah karya seni yang pada proses pembuatannya dilakukan pada media
digital. Kebanyakan desainer memilih media tersebut karena lebih efisien dan lebih hemat tenaga
daripada mendesain menggunakan media manual. Seni desain ini memiliki keunikan tersendiri
dalam hasil karyanya yang membuatnya sangat berbeda dari seni-seni yang lain. Desain dapat
dibentuk sesuka hati pencipta yang dimana bisa membuat gambar realis, animasi, bahkan ilustrasi
hanya dengan satu perangkat desain. Setiap seniman desain memiliki ciri spesifikasi khusus
dalam menciptakan karya desainnya, baik berupa desain logo, animasi, ilustrasi, user interface
(UI/UX Desain), poster, branding, dll. Biasanya seniman desain menjual karyanya berdasarkan
gambaran dan request dari pemesan yang dikerjakan secara satuan menjadi kebanggan tersendiri
bagi para pemesan desain tersebut.
Mendalami bidang seni desain dapat menjadi peluang usaha berupa pembuatan jasa, baik
itu hanya sekedar pekerjaan sampingan untuk sekedar menyaurkan hobi ataupun menjadikannya
pekerjaan utama. Untuk menjadi desainer professional membutuhkan keterampilan khusus, teknik
yang didapat dari pengalaman dan belajar dari waktu yang lama.
Menjadi Desainer Grafis sebagai pekerjaan bukanlah hal yang mudah, dibutuhkan
keberanian dan keinginan yang kuat dalam berkarir pada profesi ini, apalagi bila ingin menjadi
desainer sebagai pekerjaan utama. Hal ini disebabkan oleh profesi desainer bukanlah profesi yang
memiliki pendapatan tetap dan teratur tetapi profesi dimana jumlah pendapatan bergantung
berapa banyak pemesan.
Denny Hartono adalah salah seorang seniman desain yang memiliki keberanian pada
profesi ini. Seorang tamatan Sekolah Menengah Pertama(SMP) ini menjadi seniman desain
sebagai pekerjaan utamanya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Berbekal ilmu yang
didapatnya diluar pendidikan serta terus menerus mengasah kemampuannya sehingga memiliki
karya yang bagus dan cepat dalam menyelesaikan pesanannya. Denny Hartono mendirikan usaha
Studio Desain dan mengolah usahanya hingga dapat berkembang. Orang-orang yang telah
menggunakan jasanya tifak hanya tinggal di Yogyakarta saja, tetapi sebagian besar berasal dari
Ibu Kota Jakarta, kota metropolitan yang memiliki standar minat sangat tinggi.
Hal inilah yang mendorong penulis untuk menetahui lebih lanjut bagaimana Denny
Hartono belajar dan bersaing dengan para desainer lain dan dapat mengikuti pasar dengan standar
minat yang tinggi serta memperkenalkan jasanya sebagai desainer grafis.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka identifikasi permasalahan yang diambil pada
penelitian ini sebagai berikut :
1. Pembelajaran tidak harus melalui pendidikan formal, tetapi non-formal juga menjadi peran
penting dalam menunjang pengetahuan
2. Peran ilmu dan pengetahuan adalah sangat penting dalam berkarir dan berkarya
3. Peran pengalaman merupakan sebuah kunci penting untuk menjadikan sebuah karya yang
berkualitas
4. Memperkenalkan jasa desainer bukanlah hal yang mudah
5. Bekerja menjadi seniman membutuhkan ketekunan dan upaya yang sangat susah

C. Batasan Masalah
Pembatasan suatu masalah digunakan untuk menghindari adanya penyimpangan maupun
pelebaran pokok masalah agar penelitian tersebut lebih terarah dan memudahkan dalam
pembhasan, sehingga tujuan penelitian akan tercapai. Beberapa batasan masalah dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut :
1. Luas lingkup hanya mengenai latar belakang dan keberadaan Denny Hartono sebagai
desainer grafis
2. Proses kreatif Denny Hartono
3. Informasi yang disajikan yaitu :
a. Biografi seniman
b. Riwayat Pendidikan seniman
c. Pengalaman yang dilalui seniman
d. Hasil karya desain Denny Hartono

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi permasalahan pada latar belakang dan identifikasi masalah di
atas, muncullah berbagai rumusan masalah yang menjadi pokok permasalahan, yaitu :
1. Bagaimana latar belakang Denny Hartono dan keberadaannya sebagai desainer grafis
2. Bagaimana proses kreatif Denny Hartono?

E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data yang akurat dan benar atas rumusan
masalah yang diuraikan di atas. Secara rinci penelitian ini bertujuan :
1. Untuk mendeskripsikan proses dan latar belakang serta keberadaan Denny Hartono sebagai
Desainer Grafis
2. Untuk mendeskripsikan proses pembuatan desain grafis pesanan karya Denny Hartono

F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini data memberikan informasi yang akurat mengenai pembelajaran yang
dilakukan Denny Hartono dalam bersaing dan mengikuti pasar dengan standar minat yang
tinggi, serta diharapkan dapat berguna bagi calon seniman desain yang ingin berkarir pada
bidang jasa desain grafis.
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi akademisi sebagai referensi dan dapat
memperkaya khasanah kajian ilmu dibidang seni desain grafis, khususnya Mahasiswa
Program Studi Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri
Yogyakarta.

BAB II - Kajian Pustaka


A. Teori dan Tinjauan Umum Desain grafis
1. Desain grafis dan Profesi Mendesain
a. Tinjauan Umum Desain Grafis
Desain grafis adalah sebuah bentuk seni dengan tujuan untuk memecahkan
masalah komunikasi melalui kombinasi elemen grafis seperti bentuk, garis, warna, dan
sebagainya. Visual yang tercipta diharapkan dapat menjadi sarana penyampaian
informasi atau pesan secara jelas dan efektif, bahkan mampu membentuk persepsi
manusia akan sebuah hal.
Dalam desain grafis, tulisan pun juga dinamakan sebagai gambar Karena tulisan
merupakan bentuk abstraksi simbol-simbol yang dapat dibunyikan. Seperti jenis desain
lainnya, disain grafis dapat merujuk kepada proses pembuatan, metode merancang,
produk yang dihasilkan (rancangan), atau pun disiplin ilmu yang digunakan (desain) Seni
desain grafis mencakup kemampuan kognitif dan keterampilan visual, termasuk di
dalamnya tipografi, ilustrasi, fotografi, pengolahan gambar, dan tata letak.
Kata Desain Grafis pertama kali digunakan pada tahun 1922 di sebuah esai
berjudul New Kind of Printing Calls for New Design yang ditulis oleh William Addison
Dwiggins, seorang desainer buku Amerika.
Raffe's Graphic Design, yang diterbitkan pada tahun 1927, dianggap sebagai
buku pertama yang menggunakan istilah Desain Grafis pada judulnya. Desain grafis pada
awalnya diterapkan untuk media-media statis, seperti buku, majalah, dan brosur Desain
grafis juga diterapkan dalam media elektronik, yang sering kali disebut sebagai desain
interaktif atau desain multimedia.
Desain grafis pada dasarnya mempunyai andil yang sangat besar dalam
kebutuhan marketing dari setiap usaha dan biasanya diperlukan untuk sebuah advertising
atau senjata promosi yang dilakukan oleh sebuah perusahaan. Tetapi, desain grafis juga
mempunyai tantangan utama yang tak bisa dielakkan. Yakni, bagaimana setiap bidang
usaha dapat memilih dan mengimplementasikan desain yang sesuai kedalam kebutuhan
marketing perusahaan.
Peran desainer grafis begitu penting dalam setiap lingkup, terutama dalam
lungkup industri, karena jika informasi atau komunikasi persuarsif disampaikan dalam
bentuk biasa, tentu tidak akan menarik perhatian. Karena itu desain grafis mutlak
diperlukan.
Menurut sumber yang saya baca, ada beberapa skill yang harus dimiliki seorang
dalam berprofesi sebagai desaiiner, yaitu :
• Menyampaikan Pesan dengan Bentuk Visual yang kreatif
• Menentukan desain branding yang baik
Dalam mendesain terdapat prinsip yang dimana sering disebut prinsip prinsip
desain, desainer harus paham dan menjadikan prinsip ini sebagai patokan dalam
merancang sebuah desain, yaitu :
• Kesederhanaan
Dalam prinsip desain ini adalah tidak lebih dan tidak kurang atau tepat dan tidak
berlrbihan. Prinsip ini mengandung tujuan hasil desain yang menarik dan pesan yang
terdapat pada karya dapat tersampaikan dengan jelas
• Kejelasan
Kejelasan mempengaruhi penafsiran audien akan sebuah karya. Bagaimana
sebuah karya desain tersebut mudah dimengerti dan tidak menimbulkan ambigu atau
makna ganda
• Keseimbangan
Keseluruhan komponen desain harus tampil seimbang. Tidak berat sebelah.
Desainer harus memadukan keseimbangan antara tulisan, warna, ataupun gambar
sehingga tidak muncul kesan berat sebelah.
Ada dua pendekaran dasar dalam prinsip keseimbangan, yaitu keseimbangan
simetris dan asimetris
• Kesatuan
Kesatuan dalam prinsip desain adalah kohesi, konsistensi, ketunggalan dan keutuhan
yang merupakan pokok dari komposisi.
• Penekanan
Ada hal yang perlu ditonjolkan lebih dari yang lain sehingga dapat mengarahkan
pandangan ke elemen tersebut. Emphasis disebut juga pusat perhatian. Buat bagian utama
(pesan utama yang ingin ditampilkan) dari desain berbeda dari yang lain, baik dari segi
warna ataupun bentuknya, agar perhatian audiens lebih tertuju pada bagian utama
tersebut.
Hal pertama yang dilihat oleh audien yang menjadi pusat perhatian adalah
lingkaran dengan warna berbeda tersebut. Inilah yang dimaksud dengan Prinsip
Emphasis.
Prinsip penekanan dapat dilakukan dengan distorsi ukuran, bentuk, irama, arah,
warna kontras, dan lain-lain.
Prinsip Penekanan disebut juga Dominasi (Domination) yang sering juga disebut
Conter Of Interest, Focal Point dan Eye Catcher. Dominasi mempunyai bebera tujuan,
yaitu untuk menarik perhatian, menghilangkan kebosanan, dan untuk memecah
keberaturan.
• Ritme
Ritme adalah pembuatan desain dengan prinsip yang menyatukan irama. Bisa
juga berarti pengulangan atau variasi dari komponen-komponen desain grafis.
Irama adalah pengulangan gerak yang teratur dan terus menerus. Dalam bentuk-
bentuk alah bisa kita ambil contoh pengulangan gerak pada ombak laut, barisan semut,
gerak dedauan, dan lain-lain.
Jenis irama meliputi regular, mengalir (flowing), dan prosesif atau gradual.
Prinsip ritme dalam desain disebut juga prinsip pengulangan (repetisi).
• Proporsi
Proporsi dapat diartikan pula sebagai perubuhan ukuran/size tanpa perubahan
ukuran panjang, lebar, atau tinggi, sehingga gambar dengan perubahan proporsi sering
terlihat distorsi.
Pada dasarnya, proporsi adalah perbandingan matematis dalam sebuah bidang.
Dalam bidang desain, semua unsur berperan menentukan proporsi, seperti hadirnya
warna cerah yang diletakkan pada bidang/ruang sempit.

Selain Prinsip diatas yang harus dipahami desainer, Adapun unsur desain grafis, yaitu :
• Garis
Garis adalah unsur dasar dalam desain. Unsur garis adalah unsur yang merupakan
titik yang saling terhubuung dengan titik lainnya yang akan membentuk sebuah bentukan
gambar garis.
• Bentuk Bidang
Bentuk bidang geometris memiliki kesan formal, sedangkan non geometris
memiliki kesan yang dinamis dan tidak formal
• Tekstur
Tekstur adalah tampilan permukaan (corak) dari suatu benda yang dapat dinilai
dengan cara dilihat atau diraba. Pada prakteknya, tekstur sering dikategorikan sebagai
corak dari suatu permukaan benda, misalnya permukaan karpet, baju, kulit kayu, cat
dinding, cat canvas, dan lain sebagainya.
Dalam desain grafis tekstur adalah nilai halus dan kasarnya sebuah benda, atau
juga bisa disebut nilai raba. Dalam sebuah desain komunikasi visual tekstur sering
digunakan untuk mengatur keseimbangan dan kontras. Penggunaan tekstur dalam desain
grafis juga biasanya sering diaplikasikan pada latar desain atau sering kita sebut
background desain.
• Ruang
Space adalah ruang atau jarak antara elemen-elemen yang terdapat pada desain
grafis. Elemen-elemen tersebut berupa object, background, dan text. Ruang atau space
merupakan jarak anatara suatu bentuk dengan bentuk yang lainnya, yang pada desain
grafis biasanya dapat dijadikan sebagai unsur pemberi efek estetika desain.
Bidang kosong dimaksudkan untuk menambah kesan nyaman dan "istirahat"
serta memberikan kesan tekanan kepada objek visual yang ada dalam sebuah desain.
Dalam bentuk fisiknya, pengidentifikasian ruang digolongkan menjadi dua unsur, yaitu
objek (figure) dan latar belakang (background).
• Ukuran
Ukuran adalah unsur yang sangat penting dalam desain grafis. Ukuran dalam hal
ini adalah panjang dan pendek, tinggi dan rendah, serta besar dan kecilnya sebuah objek.
Objek yang mau diperlihatkan lebih dulu (ditonjolkan) akan memiliki ukuran lebih besar
dari objek lainnya yang tidak ditonjolkan.
Dengan menggunakan unsur ini seorang desainer grafis akan dapat menciptakan
kontras dan penekanan (emphasis) pada objek desain, sehingga orang akan tahu skala
prioritas objek yang akan dilihat terlebih dahulu dibandingkan yang lainnya, misalnya
saja untuk ukuran suatu judul akan lebih besar dari skala objek yang lainnya.
• Warna
Warna juga adalah unsur yang sangat kompleks untuk diperhatikan. Pemilihan
warna menentukan arah dan tujuan sebuah desain grafis, karena warna mewakili visual
yang bisa dinilai oleh mata. Warna memiliki karakteristik, kegunaan, dan makna masing-
masing.
• Gelap terang
Value merupakan dimensi terang-gelapnya warna. Pada dasarnya setiap warna
bisa diterangkan menjadi warna yang lebih muda. Contohnya, jika warna biru
diterangkan, maka akan menghasilkan biru muda.
Value merupakan unsur yang menentukan sebuah desain menjadi lebih indah
dipandang mata atau tidak. Value tersebut adalah gelap terangnya warna sebuah objek,
background (latar), atau teks.
b. Pengertian Desain dan Mendesain
Pengertian desain menurut Ulrich & Eppinger (2008: 190) berdasarkan
keterangan dari Industrial Designers Society of America (IDSA) adalah “layanan
profesional dalam menciptakan dan mengembangkan konsep dan spesifikasi yang
mengoptimalkan fungsi, nilai, dan tampilan produk dan sistem untuk saling
menguntungkan antara pengguna dan produsen.
Berdasarkan pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa desain merupakan
layanan yang berhubungan dengan pembuatan konsep, spesifikasi dan analisis data yang
mengoptimalkan nilai dan fungsi produk untuk suatu projek tertentu yang saling
menguntungkan antara produsen dengan konsumen. Proses desain bukan hanya
mengutamakan bentuk dan fungsi dari produk akan tetapi bagaimana interaksi antara
produk dengan pengguna (dalam hal penggunaan).
Menurut Ulrich & Eppinger (2008: 190) yang mengutip dari Drefyus (1967)
menerangkan bahwa terdapat 5 tujuan penting dalam proses desain produk, yaitu :
1. Utility (Kegunaan) : Produk yang digunakan harus aman terhadap manusia,
mudah pada saat pengoprasian/digunakan.
2. Appearance (Tampilan) : Bentuk yang unik dipadukan dengan garis yang
tegas dan pemberian warna menjadi kesatuan yang menarik untuk produk.
3. Easy to maintenance (Kemudahan pemeliharaan) : Produk dirancang bukan
hanya sebatas penggunaan saja akan tetapi harus dirancang agar mudah
dalam pemeliharaan dan perbaikan.
4. Low cost (Biaya yg rendah) : Produk yang di desain harus dapat diproduksi
dengan biaya yang rendah agar dapat bersaing.
5. Communication (Komunikasi) : Disain produk harus dapat mengaplikasikan
nilainilai dari philosopi dan misi perusahaan sebagai cara
mengkomunikasikan philosopi dan misi perusahaan kepada masyarakat
Menurut Ulrich & Eppinger (2008: 191) Pentingnya suatu desain pada produk
harus memenuhi 2 dimensi, yaitu: ergonomi & estetika
2. Mendesain sebagai Profesi
a. Desainer sebagai Perupa Komersial
Suatu pekerjaan dikatakan profesi jika membutuhkan keahlian tertentu. Jarvis
(dalam setiawan, 2020:2) mengatakan bahwa ”profesi merupakan suatu pekerjaan yang
didasarkan pada studi intelektual dan latihaan yang khusus, tujuannya iyalah untuk
menyediakan pelayanan keterampilan terhadap yang lain dengan bayaran maupun upah
tertentu”. Seseorang yang berkompeten di suatu profesi tertentu disebut profesional.
Meskipun demikian istilah profesional juga digunakan untuk suatu aktivitas yang
menerima bayaran.
Profesi desainer grafis dibedakan menjadi desainer karyawan dan desainer
mandiri. Desainer karyawan adalah desainer yang bekerja secara tetap untuk masa waktu
yang lama pada sebuah lembaga, sedangkan desainer mandiri atau freelance portraitis
merupakan desainer yang bekerja secara mandiri sesuai permintaan pelanggangnya, baik
pelanggang perseorangan maupun pelanggang berupa lembaga.
Seorang desainer komersial yang bekerja secara mandiri memiliki kesamaan
dengan professional lainnya dalam bidang seni murni. Sebagai contoh, illustrator mandiri
sebagai pekerja di bidang seni rupa komersial memiliki orientasi kerja yang sama dengan
desainer komersial sebagaimana yang dikemukakan oleh Salam (2017:51-53) berikut ini:
1. Seorang ilustrator-mandiri yang bekerja secara professional diharapkan
memiliki visi misi serta nilai yang dianut sebagai seorang seniman.
2. Ilustrator-mandiri perlu mempromosikan dirinya sebagai seorang ilustrator
yang berkompeten dan hanya menerima pesanan karya yang berupa potret.
3. Menyadari bahwa kunci sukses seorang ilustrator-mandiri dalam
memperkenalkan dirinya ialah ia harus tampil sebagai seorang pribadi yang
luwes, menarik, antusias untuk belajar dan terpercaya.
4. Seorang ilustrator-mandiri harus memahami betul apa yang diinginkan oleh
pelanggang terhadap dirinya.
5. Ilustrator yang bekerja secara mandiri hendaknya memiliki sistem kearsipan
yang baik yang berkaitan dengan basis-data (data-base) karya, pelanggang
dan kontrak kerja.
6. Memiliki hak cipta untuk setiap karya yang dihasilkannya.
7. Ilustrator-mandiri dalam mempromosikan profesi serta karyanya dapat
memanfaatkan jasa agen maupun situs-situs online yang menyediakan jasa
promosi.
8. Berprofesi sebagai ilustrator-mandiri diharapkan memiliki sikap kehatihatian
terhadap pelanggang yang buruk.
b. Pentingnya Desainer Membangun Personal Branding
Seorang desainer agar dapat bersaing harus bisa menemukan dan
mengembangkan bentuk berupa corak/gaya desain yang sesuai dengan kehendaknya,
kemampuan mendesain sebisa mungkin mirip dengan referensi modelnya, serta
kecepatan dalam menyelesaikan desain yang dibuat. Keunggulan-keunggulan yang
dimiliki oleh seorang desainer harus dibuktikan pada saat mempromosikan hasil
karya/portofolionya sehingga dapat meyakinkan konsumen/klien agar mau memakai
jasanya, hal tersebut disebut dengan “personal branding”.
Menurut Hussein (2013:5) “personal branding adalah upaya untuk mendapatkan
keuntungan finansial yang berlanjut dengan mengambil simpati dan kepercayaan dari
konsumen/klien melalui promosi bahwa produk/jasa yang kita tawarkan memiliki
kualitas tinggi dan terjamin bisa memuaskan pelanggang.
Dengan mengambil referensi tulisan yang dikemukakan oleh Hussein (2013:8),
maka disimpulkan bahwa alasan pentingnnya desainer membangun personal branding,
yaitu:
1. Menjadi modal awal untuk memperkenalkan diri dengan meningkatnya
pengaruh nama baik yang diciptakan sendiri. Bermula dari mempromosikan
keahlian diri yang dimiliki, produk/hasil karya yang bagus, dan juga dari
layanan seperti kecepatan dan ketepatan waktu yang menjadi kesan berharga
bagi klien.
2. Mempromosikan karya lewat media sosial dengan personal branding yang
baik akan menuntun kita mendapatkan pelanggang sebanyakbanyaknya dari
portofolio yang diperlihatkan.
3. Membantu calon pemesan melihat kualitas diri kita.
4. Menumbuhkan rasa kepercayaan pemesan karya/klien kepada pembuat
karya.

Personal branding dibangun untuk lebih meyankinkan orang-orang akan kualitas


yang dimiliki ketika menekuni suatu pekerjaan/profesi.
c. Strategi Promosi dan Pemesanan Desain Grafis
Menjadikan desain sebagai profesi bukanlah merupakan sesuatu hal yang mudah.
Butuh keberanian dan keinginan yang kuat agar dapat bertahan pada profesi ini, hal ini
disebabkan oleh jumlah pendapatan tergantung berapa banyak yang memesan lukisan dan
juga dibutuhkan waktu yang lama untuk dapat menghasilkan karya yang indah.
Profesi seniman selain dituntut memiliki kemampuan tinggi juga harus memiliki
cara bagaimana hasil karyanya dapat diketahui atau mampu meyakinkan masyarakat
untuk memesan lukisan kepadanya. Jelas hal ini membutuhkan strategi
promosi/pemasaran yang baik. Menurut Kotler dan Armtrong (dalam rizki, 2016-2)
pemasaran adalah “Suatu proses sosial dan manajerial yang membuat individu dan
kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan, lewat penciptaan dan
pertukaran timbal balik produk dan nilai dengan orang lain”.
Hal yang paling mendasar yang harus dilakukan oleh seorang desainer ketika
akan mempromosikan karyanya, yaitu desainer harus tahu betul bagaimana
memposisikan diri, kualitas karya yang dimiliki, serta menentukan harga agar dapat
diterima oleh pelanggangnya.
Seorang desainer yang memiliki nama besar memiliki kualitas pada setiap karya
yang dihasilkannya jelas memiliki harga yang jauh lebih tinggi dibandingkan desainer
yang yang namanya tidak begitu terkenal bahkan mungkin baru didengar. Desainer yang
hebat itu hanya akan menerima orderan dari orang-orang yang rela membayar mahal hasil
karyanya. Lalu, bagaimana dengan orang-orang yang membutuhkan desain tetapi tidak
memiliki cukup uang untuk membayar mahal, seorang desainer tentunya harus paham
akan hal ini.
Dengan mengambil referensi tulisan yang dikemukakan oleh Jonathan (2017:2),
maka disimpulkan bahwat tujuan utama dari desainer mempromosikan karyanya yaitu:
1. Untuk menyebarluaskan informasi karya yang telah didokumentasikan dalam
bentuk potrtofolio kepada calon pelanggang yang potensial,
2. Mendapatkan klien/pelanggang sebanyak-banyaknya serta digunakan untuk
“branding” atau membentuk citra karya yang dihasilkan di mata klien sesuai
dengan yang diinginkan.
Profesi desainer juga dituntut untuk memiliki sikap profesional. Sikap
profesional yang dimaksudkan dapat berupa memiliki komitmen dan tanggung jawab
yang besar. Sikap profesional itu dapat berupa, mengerjakan karya pesanan tidak
melebihi batas waktu yang telah ditentukan dan bertanggung jawab ketika pemesan tidak
puas dengan karya yang dihasilkan.
Untuk menghindari adanya pihak yang dirugikan pada saat pembuatan karya
pesanan, seorang seniman profesional membuat surat perjanjian yang sifatnya mengikat
antara pemesan dan pembuat karya yang disebut dengan kontrak komisi potret. Surat
tersebut dibuat dan diperlihatkan kepada pemesan sebelum karya tersebut dikerjakan.
Kontrak tersebut berisi hal-hal yang berkaitan dengan karya pesanan ataupun
kemungkinan yang terjadi pada saat mengerjakan karya tersebut. Berdasarkan
pengamatan dan pemahaman mengenai kontrak komisi desain yang ditulis oleh Bain
maka disimpulkan bahwa, isi dari surat kontrak yang dibuat memuat hal-hal berikut ini,
yaitu:
1. Nama artist/seniman yang membuat karya serta nama pemesan karya.
2. Nomor telepon/HP ataupun kontak lain yang dapat dihubungi oleh pembuat
karya. Misalnya, alamat email, instagram ataupun facebook.
3. Alamat lengkap dari pemesan, Alamat diperlukan oleh seniman saat
pengiriman karya.
4. Tanggal pemesanan karya serta tanggal penyelesaian karya yang menjadi
batas waktu yang telah disepakati antara seniman dan pemesan.
5. Pernyatan-pernyataan seniman yang berisi aturan-aturan kepada pemesan.
6. Jenis desain, media serta ukuran yang ditujukan kepada pemesan.
7. Terakhir yaitu tanda tangan antara seniman dan pemesan karya bahwa
kontrak tersebut telah disepakati.
Dengan adanya kontrak yang mengikat antara pembuat (seniman) dan pemesan
karya dapat menimbulkan sikap saling percaya antar keduanya. Pembuatan kontrak
komisi potret dapat menjadi bukti hukum apabila terjadi pelanggaran yang dilakukan oleh
salah satu pihak.
3. Biografi Denny Hartono
Denny Hartono lahir di Kranggan, bokoharjo, Prambanan, Sleman, Yogyakarta dan
Merupakan anak ke 2. Denny Hartono mengawali Pendidikannya di SD N 13 Semanan,
Kemudian melanjutkan Pendidikan di SMP Bangun Nusantara Tangerang.
Bakat desainnya mulai terlihat ketika ia berumur 18 tahun, Salah satu prestasinya yaitu
berhasil menggaet beberapa klien dari perusahaan besar di Jakarta.
Selain mengerjakan pesanan desainnya, Denny Hartono juga seringkali mengikuti projek dan
undangan untuk menjadi desainer pada instansi instansi tertentu.

B. Kerangka Fikir
Denny Hartono adalah pemilik sekaligus pendiri Literal Studio, yaitu sebuah usaha
mandiri yang bergerak pada pelayanan jasa desain grafis. Usaha yang digelutinya ini menarik
perhatian peneliti untuk mengetahui lebih lanjut bagaimana Denny hartonno mengolah usahanya
agar dapat bertahan dan berkembang diera moderenisasi, dimana pekerja desain sudah
memanfaatkan social media untuk memperkenalkan jasanya. Seperti yang kita ketahui pengguna
social media yang semakin meningkat dan meluas membuat para pekerja seni semakin mudah
mendapatkan pelanggan.
Dengan semakin mudahnnya mempromosikan jasa desain dan mendapatkan pelanggan
yang potensial memunculkan adanya persaingan antar sesame desainer. Sehingga penyedia jasa
desain harus memiliki strategi yang tepat dalam menjalankan usahanya
Fokus peneliti pada penelitian ini adalah proses pembuatan karya serta bagai mana Denny
Hartono memperkenalkan karyanya kepada masyarakat umum.

BAB III - Metode Penelitian


Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan
studi kasus. Herdiansyah (dalam Saniah, 2015), mengatakan bahwa: “Studi kasus merupakan
suatu model penelitian yang bersifat komprehensif, intens, memerinci dan mendalam serta lebih
diarahkan sebagai upaya untuk menelaah masalah-masalah atau fenomena berbatas waktu
(kontemporer)”.
Penggunaan pendekatan studi kasus dalam penelitian ini dikarenakan peneliti menyajikan
penggambaran secara lengkap tentang objek yang sedang diteliti serta melakukan pengamatan
langsung pada karya yang dihasilkan dengan menjabarkan sendiri apa yang diamati peneliti dan
tidak disampaikan oleh responden.
A. Obyek dan Subjek Penelitian
Tempat penelitian ini dilakukan di Studio Literal Jl. Tulung-Tamanmartani, Ringinsari,
Kalasan, Sleman, Yogyakarta.
B. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yaitu cara yang digunakan untuk mengumpulkan infomasi
yang diperlukan. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini,
yaitu: observasi, wawancara, dan dokumentasi.
1. Observasi
Observasi dilakukan bertujuan untuk memperoleh informasi dalam kaitannya
dengan konteks. Melalui observasi peneliti mendapat data yang sesuai atau relevan.
Peneliti mengadakan obeservasi secara langsung terhadap subjek yang diteliti,
observasi dilakukan secara sistematis mulai dari awal sampai selesainya kegiatan
penelitian yang berdasarkan panduan observasi.
Teknik observasi dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara
langsung ke lokasi kediaman Denny Hartono untuk mendapatkan informasi latar
belakang serta keberadaan sebagai desainer grafis dan proses kreatif Denny Hartono
2. Wawancara
Wawancara diartikan sebagai suatu bentuk percakapan secara langsung antara
pewawancara dengan informan. Dalam hal ini wawancara dilakukan terhadap Denny
Hartono dengan mengajukan pertanyaan yang dimaksudkan untuk memperoleh
informasi tentang apa yang ingin diketahui. Untuk mendapatkan informasi yang tepat
dan objektif harus menciptakan hubungan baik dengan responden agar bersedia
bekerjasama serta menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan sesuai dengan
fakta yang sebenarnya. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam wawancara yaitu
menyangkut cara memperkenalkan profesi yang digelutinya serta karya yang
dihasilkan agar dapat diperoleh data sesuai dengan penelitian ini.
3. Dokumentasi
Dokumentasi dilakukan untuk memperoleh data berupa gambar atau foto, yang
digunakan sebagai objek penelitian. Data yang didokumentasikan berupa tahapan-
tahapan pada pembuatan yang menunjang proses dan hasil penelitian
C. Teknik Analisis Data
Proses pengolahan data dilakukan dengan menggunakan teknik analisis data yang terdiri
dari empat alur, yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan
kesimpulan.
Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh data yang akurat dan relevan. Proses
pengumpulan data ini dilakukan dengan cara observasi, wawancara, dan dokumentasi yang
terkait dengan strategi mempromosikan jasa dan pembuatan desain oleh Denny Hartono. Data
yang diperoleh kemudian direduksi dengan cara menelaah seluruh data dari berbagai sumber
kemudian membuat abstrak, lalu menyususun data.
Data kemudian disajikan berdasarkan hasil data yang telah dipilih yang sebelumnya telah
direduksi. Dalam penelitian ini penyajian data dilakukan secara berurutan. urutan data yang
disajikan, yaitu mengenai strategi promosi jasa kemudian proses pembuatan desain oleh
Denny Hartono. Terakhir yaitu penarikan kesimpulan dari data yang disajikan. Kesimpulan
tersebut kemudia diverifikasi dimana data yang diperoleh diuji kebenarannya melalui
pemahaman dan analisis yang logis.

Daftar Pustaka
Hussein, Muhammad Adam. 2013. Mengenal Personal Branding.
www.academia.edu/9738312/Mengenal_Personal_Branding (di akses 14 November 2022)

Jonathan. 2017. Pengertian Promosi: Definisi, Tujuan, Jenis dan Contoh Promosi.
https://www.maxmanroe.com/pengertian-promosi.html (di akses 16 November 2022)

Mofit, 2004. Cara Mudah Menggambar. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Plans, Lesson. Commercial Art: Definition & Example. https://study.com/academy/lesson/commercial-


art-definition-examples.html (di akses 19 November 2022)

Rizki, Anggitan Rizana Aulia. Analisis Pengaruh Kualitas Produk, Harga dan Promosi Terhadap
Loyalitas Pelanggan dengan Minat Beli Ulang Sebagai Variabel Intervening. Jurnal

Said, Abdul Aziz.2006. Dasar Desain Dimatra. Makassar: Penerbit UNM


Saniah, Siti. 2015. Model Penelitian Kualitatif.
www.kompasiana.com/sitisaniah/55201144a33311a740b660e0/model-penelitiankualitatif (di akses 19
November 2022)

Salam, Sofyan. 2017. Seni Ilustrasi. Makassar: Penerbit UNM

Setiawan, parta. 2020. Pengertian Profesi – Profesionalisme, Professional, Syarat, Ciri, Contoh, Para Ahli.
www.gurupendidikan.co.id/pengertian-profesi/ (di akses 19 November 2022)

Anda mungkin juga menyukai