Anda di halaman 1dari 5

ADAPTASI PENDIDIKAN DI ERA NEW NORMAL

Pandemi COVID-19 belum berakhir, bahkan Badan Kesehatan Dunia (WHO)


mengatakan pandemi ini tidak akan berakhir dengan cepat. Untuk itu diharapkan
masyarakat dalam segala bidang kehidupan bersiap beradaptasi membiasakan diri
hidup berdampingan dengan COVID-19. Inilah cara baru untuk tetap survive di
tengah meningkatnya korban pandemi COVID-19, yang terkenal dengan istilah
New Normal.

Era New Normal adalah kebijakan membuka kembali aktivitas ekonomi, sosial
dan kegiatan publik secara terbatas dengan menggunakan standar kesehatan yang
sebelumnya tidak ada, sebelum pandemi. New normal merupakan upaya
menyelamatkan hidup warga dan menjaga agar negara tetap bisa berdaya
menjalankan fungsinya (Sitorus, 2020). New normal merupakan tahapan baru
setelah kebijakan Work From Home atau pembatasan sosial diberlakukan untuk
mencegah penyebaran masif wabah virus corona.

Kehidupan normal harus tetap berjalan di tengah masa pandemi meskipun harus
dilakukan dengan berbagai protokol kesehatan yang telah ditetapkan oleh
pemerintah. Aktivitas manusia di masa pandemi ini tentu saja tidak bisa
disamakan dengan aktivitas normal sebelum adanya pandemi, sehingga akhir-
akhir ini muncul istilah new normal dalam menjalani kehidupan ditengah wabah
Covid-19.

Mendikbud menilai usai pandemi akan terjadi perubahan besar pada dua sektor
sosial, yaitu pendidikan dan kesehatan. Seperti juga disampaikan oleh Ciput Eka
Purwianti, Asisten Deputi Perlindungan Anak dalam Situasi Darurat dan
Pornografi Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
(Kemen PPPA) dalam webinar, Kamis (28/5/2020), “Peran institusi pendidikan
sudah pasti, jelas para guru harus siap remodeling sistem belajar di kelas”.

Khusus di bidang pendidikan, seperti yang kita ketahui bersama bahwa semenjak
pertengahan Maret pemerintah menghentikan sementara proses kegiatan belajar
mengajar dengan sistem tatap muka langsung, dan mengganti proses pembelajaran
dengan sistem Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dengan mode daring (online).
Penerapan sistem ini berimbas pada meningkatnya penggunaan media sosial
untuk menunjang proses pembelajaran. Berbagai macam platform media sosial
bermunculan dan dimanfaatkan oleh guru maupun siswa untuk mengakses
informasi dan melaksanakan kegiatan pembelajaran.

Berdasarkan hasil evaluasi dan survei yang dilakukan, banyak masyarakat (baik
dari kalangan orang tua maupun dari siswa) yang mulai merasa jenuh dengan
pelaksanaan sistem pembelajaran online, terutama dari kalangan siswa yang
banyak menyampaikan keluhan di berbagai media sosial terkait banyaknya tugas
pembelajaran yang harus mereka upload dan laporkan kepada setiap guru mata
pelajaran.

Menyikapi hal tersebut pemerintah tampaknya perlahan-lahan akan melonggarkan


aturan pembatasan sosial dan sedikit demi sedikit mulai membuka akses bagi
masyarakat untuk memulai aktivitas dan rutinitas mereka sehari-hari. Apakah
persebaran Covid-19 di Indonesia telah berakhir dan apakah kondisi benar-benar
aman untuk menjalankan kehidupan normal seperti sebelumnya? Sama sekali
tidak, virus ini masih ada di Indonesia dan masih terjadi persebarannya di negeri
ini, akan tetapi kita semua tidak bisa terus berdiam diri dan menyerah pada
keadaan.

Terkait adaptasi dunia Pendidikan terhadap kehidupan New Normal, ada beberapa
hal yang harus dilakukan diantaranya : Pertama, adaptasi dengan protokol
kesehatan. Mengingat dunia pendidkan adalah tempat betemu dan berkerumunnya
banyak orang, maka pemerintah telah menetepkan aturan atau protokol kesehatan
secara ketat agar sekolah tidak menjadi kluster baru persebaran Covid-19.
Beberapa standar aturan telah ditetapkan mulai yang mencakup seluruh aspek
kegiatan pembelajaran, seperti:

A) Protokol bagi siswa yang hendak berangkat ke sekolah yang meliputi


sebelum berangkat harus memastikan kondisi kesehatan, membawa bekal
sendiri, pakaian harus bersih, menggunakan masker, langsung menuju
sekolah dan tidak mampir terlebih dahulu, mengecek suhu tubuh ketika
sampai di sekolah, beribadah secara bergantian dengan perlengkapan
ibadah sendiri serta pengantar harus berhenti ditempat yang telah
ditentukan.
B) Protokol Kesehatan bagi guru, meliputi selalu menggunakan masker,
menjaga jarak, mencuci tangan dengan sabun, melapor pada Kepala
Sekolah jika merasa sakit, mengurang aktivitas diluar kegiatan
pembelajaran, membawa bekal sendiri, beribadah secara bergantian
dengan perlengkapan ibadah sendiri, selama mengajar tetap menjaga jarak
dengan siswa, dan tidak memberikan tugas yang bahan/kertasnya berasal
dari guru.
C) Standar protokol kesehatan sarana pra-sarana sekolah, diantaranya :
Sosialisasi Covid-19 melalui spanduk/banner yang dipasang di lingkungan
sekolah, menyediakan alat pengukur suhu, menyediakan tempat cuci
tangan lengkap dengan sabun, menyediakan disinfektan, menyediakan
masker cadangan, optimalisasi fungsi UKS, mengatur jarak bangku di
dalam kelas, meniadakan peralatan ibadah yang digunakan secara umum,
melakukan penyemprotan disinfektan terhadap fasilitas sarana pra-sarana
sekolah.
D) Protokol kesehatan saat pulang sekolah, seperti langsung menuju rumah
tanpa mampir terlebih dahulu, menggunakan masker, sesampai di rumah
lagsung mandi dan ganti pakaian serta tidak berkumpul dan melakukan
kontak fisik dengan anggota keluarga yang lain.
Memang terdengar sedikit merepotkan, akan tetapi kita harus mulai menyesuaikan
diri dengan perilaku dan pola hidup baru di era New Normal. Kedua ; Adaptasi
dengan sistem pembelajaran. Persebaran virus corona tidak selamanya berdampak
negatif, akan tetapi ada juga sisi positifnya seperti meningkatnya pengetahuan
para guru dan siswa mengenai teknologi. Selama masa pandemi, banyak sekali
workshop atau webinar online yang dilaksanakan dan banyak diikuti oleh para
guru.

Rata-rata topik yang ditawarkan adalah tentang serba-serbi bagaimana


menyelenggarakan pembelajaran jarak jauh atau pembelajaran online serta
mengenalkan bagaimana implementasi teknologi dalam dunia Pendidikan.
Akibatnya, banyak kemajuan yang dialami para pendidik terutama dalam hal
mengenal Learning Management System secara online.

Pandemi telah memaksa dan mengharuskan pembelajaran jarak jauh, maka mau
tidak mau guru juga harus mempelajari bagaimana menjalankan sistem
pembelajaran online. Banyak yang mengatakan bahwa pemanfaatan teknologi
dalam dunia Pendidikan dimasa pandemi diawali dari terpaksa (karena keadaan),
bisa (karena belajar) dan akhirnya terbiasa (diterapkan dalam proses
pembelajaran). Dimasa pandemi ini atau sesudah pandemi berakhir harapannya
adalah adaptasi penggunaan teknologi dalam dunia Pendidikan ini tetap dijalankan
dalam proses pembelajaran.

Pembelajaran bagi siswa sekolah di era New Normal tentu membutuhkan adaptasi
juga, menyesuaikan dengan waktu belajar yang tersedia dan protokol kesehatan.
Kalau sebelumnya guru dan siswa sudah terbiasa pembelajaran virtual di era
pandemi Covid-19, maka diera New Normal ini harus bisa menggabungkan
metode pembelajaran tatap muka dan virtual. Karena jam tatap muka tidak full
seperti biasa, maka guru harus kreatif dan inovatif untuk memanfaatkan waktu
tatap muka yang pendek itu supaya benar-benar efektif dan efisien. Maka dari itu
perlu dipilah-pilah sub-bab mana yang harus disampaikan dengan tatap muka
mana yang tidak. Untuk pendalaman (tanya jawab) dan penugasan dilakukan
secara virtual dengan melalui E-Learning sekolah/madrasah atau lewat whatsapp
dan email.

Pembelajaran di Era New Normal ini dalam pelaksanaannya membutuhkan


komunikasi dan kerjasama antara pihak sekolah/madrasah dengan orangtua siswa
sehingga ada pengertian dan pemahaman serta pendampingan kepada siswa dari
orang tua. Karena era New Normal ini juga tidak bisa diprediksikan kapan
menjadi normalnya. Jangan sampai ada kesalah pahaman dari orang tua siswa
terkait dengan melonjaknya dana untuk kebutuhan pembelajaran virtual ini.

Pandemi COVID-19 banyak memberikan pelajaran bagi kita semua khususnya di


bidang pendidikan, guru dan orang tua dituntut supaya membiasakan diri
memanfaatkan teknologi untuk mencari informasi dan berkomunikasi. Dengan
pemanfaatan tehnologi dalam pembelajaran, diharapkan pembelajaran akan lebih
bisa diarahkan pada upaya perbaikan secara terus menerus, efektif-efisien, benar,
dan objektif.

Virus corona telah ada dan menyebar di Indonesia dan mau tidak mau kita harus
hidup berdampingan dengan virus yang satu ini, tinggal bagaimana kita harus
mulai beradaptasi dan bisa menerapkan strategi bagaimana menjalankan aktivitas
kehidupan sehari-hari ditengah masa pandemi dan mulai menjalankan kebiasaan
dan perubahan pola perilaku dalam aktivitas normal yang baru. Sambil kita semua
berharap dan berdoa semoga wabah ini segera berakhir.

Anda mungkin juga menyukai