Anda di halaman 1dari 27

KABUT ASAP DAN PENYEBABNYA

Diposting oleh Deden Heryana pada 01:00, 15-Okt-15

Di: Kesehatan

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Definisi
Perkataan kabut asap atau "asbut" adalah singkatan dari "asap" dan "kabut", walaupun pada
perkembangan selanjutnya asbut tidak harus memiliki salah satu komponen kabut atau asap.
Asbut juga sering dikaitkan dengan pencemaran udara.

Asbut, istilah adaptasi dari bahasa Inggris smog (smoke and fog), adalah kasus pencemaran
udara berat yang bisa terjadi berhari-hari hingga hitungan bulan. Di bawah keadaan cuaca
yang menghalang sirkulasi udara, asbut bisa menutupi suatu kawasan dalam waktu yang
lama, seperti kasus di London, Los Angeles, Athena, Beijing, Hong Kong atau Ruhr Area dan
terus menumpuk hingga berakibat membahayakan.

Istilah "smog" pertama kali dikemukakan oleh Dr. Henry Antoine Des Voeux pada tahun
1950 dalam karya ilmiahnya "Fog and Smoke", dalam pertemuan di Public Health Congress.
Pada 26 Juli 2005, surat kabar London, Daily Graphic mengutip istilah ini “[H]e said it
required no science to see that there was something produced in great cities which was not
found in the country, and that was smoky fog, or what was known as ‘smog,/i].’” (Dr Henry
Antoine Des Voeux menyatakan bahwa sebenarnya tidak diperlukan pengetahuan ilmiah
apapun untuk mendeteksi keberadaan sesuatu yang telah diproduksi di kota besar tetapi tidak
ditemukan di perkampungan, yaitu "smoky fog" (kabut bersifat asap), atau disebut juga
dengan smog (asbut).). Hari berikutnya surat kabar tersebut kembali memberitakan “Dr. Des
Voeux did a public service in coining a new word for the London fog” (Dr. Des Voeux
menjalankan tugas pelayanan masyarakatnya dengan memperkenalkan istilah baru, asbut).

Jenis Kabut Asap

Terdapat dua jenis utama asbut. Asbut fotokimia, seperti kasus di Los Angeles, dan asbut
Industru seperti di London.

1. Asbut fotokimia
Penyebab utama dari asbut fotokimia adalah polutan nitrogen oksida dan hidrokarbon.
Nitrogen oksida berasal dari kendaraan bermotor sedangkan Hidrokarbon berasal dari
berbagai sumber. Kedua zat pencemaran tersebut mengalami reaksi fotokimia membentuk
ozone.

2. Asbut Industri
Merupakan asbut yang terjadi di London setelah terjadinya revolusi industri yang
menghasilkan pencemaran besar-besaran dari pembakaran batu bara. Pembakaran ini
menghasilkan campuran asap dan sulfur dioksida. Sulfur doiksida disebut juga belerang
dioksida yaitu senyawa kimia dengan rumus SO2. Senyawa ini merupakan gas beracun
dengan bau menyengat yang dilepaskan oleh gunung berapi dan beberapa pemrosesan
industri. Karena batu bara dan minyak bumi juga mengandung senyawa belerang, hasil
pembakarannya juga menghasilkan gas belerang dioksida walaupun senyawa belerangnya
telah dipisahkan dulu sebelum dibakar. Oksidasi lanjut dari SO2, dibantu dengan katalis
seperti NO2 (nitrogen dioksida), akan membentuk H2SO4 (asam sulfat) , sehingga akan
membentuk hujan asam.

Gunung berapi yang juga menyebabkan berlimpahnya sulfur dioksida di udara, menghasilkan
asbut gunung berapi, atau vog (vulcanic smog, asbut vulkanis).

Bahaya Kabut Asap


Kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan di sekitar Sumatera Selatan dan Kalimantan
sudah dalam kondisi mengkhawatirkan dan merugikan. Tak hanya berdampak buruk bagi
lingkungan, kabut asap juga menjadi ancaman serius bagi kesehatan.

Asap dapat mengganggu kesehatan semua orang, baik yang dalam kondisi sehat maupun
sakit. Pada kondisi kesehatan tertentu, orang akan menjadi lebih mudah mengalami gannguan
kesehatan akibat kabut asap dibandingkan orang lain, khususnya pada orang dengan
gangguan paru dan jantung, lansia, dan anak-anak.

Berikut ini gangguan-gangguan kesehatan yang dapat terjadi akibat kabut asap:
1. Dapat menyebabkan iritasi pada mata, hidung, dan tenggorokan, serta menyebabkan reaksi
alergi, peradangan dan mungki juga infeksi.
2. Dapat memperburuk asma dan penyakit paru kronis lain, seperti bronkitis kronik, PPOK
dll.
3. Kemampuan kerja paru menjadi berkurang dan menyebabkan orang mudah lelah dan
mengalami kesulitan bernapas.
4. Mereka yang berusia lanjut dan anak-anak (juga mereka yang punya penyakir kronik)
dengan daya tahan tubuh rendah akan lebih rentan untuk mendapat gangguan kesehatan
5. Kemampuan paru dan saluran pernapasan mengatasi infeksi berkurang , sehingga
menyebabkan lebih mudah terjadi infeksi.
6. Secara umum maka berbagai penyakit kronik juga dapat memburuk.
7. Bahan polutan di asap kebakaran hutan yang jatuh ke permukaan bumi juga mungkin dapat
menjadi sumber polutan di sarana air bersih dan makanan yang tidak terlindungi.
8. Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) jadi lebih mudah terjadi, utamanya karena ketidak
seimbangan daya tahan tubuh (host), pola bakteri/virus dll penyebab penyakit (agent) dan
buruknya lingkungan (environment).

Tangkal Bahaya Asap Pada Pernapasan Anak Dengan Cara ini


Apa yang dapat dilakukan saat anak berada dalam kepungan asap. Ini 5 tipsnya. Tips ini juga
dapat diterapkan bila rumah berada di dekat area pabrik, pinggir jalan raya, atau dekat dengan
industri rumahan dengan polusi asap tinggi :

1. Pastikan pintu dan jendela tertutup

Apabila kepungan asap sudah melewati batas indeks standar polutan, Anda jangan ragu untuk
menutup rapat pintu dan jendela rumah. Beri pengertian pada si kecil, saat ini bukan waktu
yang tepat untuk bermain di luar rumah. Beri mereka aktivitas alternatif yang tak kalah
mengasyikkan, entah bermain di dalam rumah, menonton film atau membaca buku.

2. Perbanyak minum air putih

Air putih dapat melunturkan partikel-partikel buruk yang dibawa oleh asap. Di saat kepungan
asap, beri si kecil minum air putih lebih banyak dari biasanya sebagai upaya detoksifikasi
alami dari dalam tubuh.

3. Perbanyak makanan yang bergizi


Sistem imun yang kuat sangat diperlukan untuk menghadapi pencemaran udara yang kotor
akibat asap pembakaran. Perbanyak mengonsumsi makanan yang bergizi seperti 4 sehat 5
sempurna. Namun, ketika keadaan genting seperti ini disarankan mengonsumsi makanan
yang mengandung antioksidan seperti vitamin C, vitamin E, dan Omega-3. Makanan-
makanan tersebut dapat Anda temukan pada apel, tuna, sarden, jeruk, kiwi, pepaya, kacang-
kacangan, dan sayuran hijau.

4. Pakai masker bila beraktivitas di luar

Tidak bisa dipungkiri, akan ada aktivitas luar rumah yang tak bisa ditinggalkan. Mungkin
Anda harus berbelanja ke pasar akibat tidak ada tukang sayur yang datang dan Anda tak bisa
meninggalkan si kecil sendirian di rumah. Boleh saja mengajak si kecil keluar rumah, meski
disarankan bukan untuk waktu yang lama. Anda dan si kecil bisa menggunakan masker untuk
melindungi kesehatan dari serangan asap yang jahat.

5. Membersihkan badan setelah beraktivitas di luar rumah

Setiap kali Anda dan si kecil selesai beraktivitas di luar rumah, sebaiknya Anda bersihkan
badan agar terhindar dari dampak partikel jahat yang dibawa oleh asap. Anda dan si kecil bisa
mencuci tangan dan muka. Ada baiknya, anda dan si kecil mandi dan membersihkan badan
dengan sabun agar lebih optimal dalam menghilangkan jejak-jejak asap.

ASAP KABUT
1. Pengertian Asap Kabut

Asbut, istilah adaptasi dari bahasa Inggris smog (smoke and fog), adalah kasus pencemaran
udara berat yang bisa terjadi berhari-hari hingga hitungan bulan. Di bawah
keadaan cuaca yang menghalang sirkulasi udara, asbut bisa menutupi suatu kawasan dalam
waktu yang lama. Perkataan "asbut" adalah singkatan dari "asap" dan "kabut", walaupun pada
perkembangan selanjutnya asbut tidak harus memiliki salah satu komponen kabut atau asap.
Asbut juga sering dikaitkan dengan pencemaran udara. Asbut sendiri merupakan koloid jenis
aerosol padat dan aerosol cair.

Istilah "smog" pertama kali dikemukakan oleh Dr. Henry Antoine Des Voeux pada tahun
1950 dalam karya ilmiahnya "Fog and Smoke", dalam pertemuan di Public Health Congress.
Pada 26 Juli 2005, surat kabar London, Daily Graphic mengutip istilah ini "[H]e said it
required no science to see that there was something produced in great cities which was not
found in the country, and that was smoky fog, or what was known as 'smog.'" (Dr Henry
Antoine Des Voeux menyatakan bahwa sebenarnya tidak diperlukan pengetahuan ilmiah
apapun untuk mendeteksi keberadaan sesuatu yang telah diproduksi di kota besar tetapi tidak
ditemukan di perkampungan, yaitu "smoky fog" (kabut bersifat asap), atau disebut juga
dengan smog (asbut).). Hari berikutnya surat kabar tersebut kembali memberitakan "Dr. Des
Voeux did a public service in coining a new word for the London fog" (Dr. Des Voeux
menjalankan tugas pelayanan masyarakatnya dengan memperkenalkan istilah baru, asbut).

1. Jenis-Jenis Asap Kabut

Terdapat dua jenis utama asbut. Asbut fotokimia, seperti kasus di Los Angeles, dan asbut
klasik seperti di London.

1. Asap Kabut Fotokimia

Asap kabut jenis ini pada umumnya disebabkan oleh beberapa jenis hasil pembakaran bahan
kimia yang dikatalisasi oleh kehadiran cahaya matahari. Asbut ini mengandung:

 hasil oksidasi nitrogen, misalnya nitrogen dioksida


 ozon troposferik
 VOCs (volatile organic compounds)
 peroxyacyl nitrat (PAN)

VOC's adalah hasil penguapan dari bahan bakar minyak, cat, solven, pestisida dan bahan
kimia lain. Sementara oksida nitrogen banyak dihasilkan oleh proses pembakaran dalam
bahan bakar fosil seperti mesin mobil, pembangkit listrik, dan truk.

Asbut fotokimia biasanya terjadi di daerah-daerah industri atau kota padat mobil yang
menghasilkan emisi berat dan terkonsentrasi. Tetapi asbut fotokimia tidak hanya menjadi
masalah di kota-kota industri, sebab bisa menyebar ke daerah non industri.
Menurut Clean Water Action Council of Northeastern Wiscounsin, gasolin dan pelarut dan
bahan kimia berbasis minyak seringkali menguap secara langsung ke udara, bergabung
bersama ozon. Sumber utamanya adalah pemotong rumput berbahan bakar minyak dan cairan
pemancing api pemanggang barbeque.

1. Asap Kabut Klasik

Merupakan asbut yang terjadi di London setelah terjadinya revolusi industri yang
menghasilkan pencemaran besar-besaran dari pembakaran batu bara. Pembakaran ini
menghasilkan campuran asap dan sulfur dioksida. Gunung berapi yang juga menyebabkan
berlimpahnya sulfur dioksida di udara, menghasilkan asbut gunung berapi, atau vog (vulcanic
smog, asbut vulkanis).

1. Contoh Jenis Kasus Asap Kabut

Asbut bisa terjadi pada hampir seluruh musim, tapi sejauh ini yang paling berbahaya adalah
saat cuaca hangat dan cerah saat udara di lapisan atas terlalu panas untuk bisa mendukung
terjadinya sirkulasi vertikal atmosfer bumi. Hal ini diperparah jika didukung keadaan dataran
rendah yang dikelilingi perbukitan atau pegunungan.

Asbut menjadi kejadian biasa di London pada awal abad 19 dan diberi nama "pea-soupers".
Kejadian The Great Smog of 1952 (Asbut hebat tahun 1952) menghitamkan seluruh langit
London dan membunuh sekitar 12.000 orang. Pemerintah Inggris Raya saat itu
mengkambinghitamkan wabah flu, karena keberatan untuk menyalahkan asap batubara yang
memang terjadi. Pada 1956, regulasiClean Air Act 1956 memperkenalkan area bebas asap
kepada negara ini. Hanya bahan bakar bebas asap yang boleh digunakan di wilayah yang
telah ditentukan. Secara bertahap namun pasti, konsentrasi sulfur dioksida yang terus
berkurang membuat asbut hanya menjadi kenangan di London. Hanya saja, asbut dari
kendaraan tetap terjadi hingga sekarang.

Pembukaan lahan dengan cara pembakaran hutan di Indonesia juga telah beberapa kali
menyebabkan kasus asap di negara tetangga Malaysia, Filipina, Singapura dan Thailand.
Kepadatan tinggi kilang yang terletak di Tiongkok daratan juga mencemari Hong Kong. Kini,
bangunan tinggi Hong Kong sukar dilihat dengan jelas.

1. Dampak Asap Kabut Bagi Lingkungan

Asbut menjadi masalah bagi banyak kota di dunia dan terus mengancam lingkungan.
Menurut EPA U.S., udara dalam status bahaya karena problem kabut jika telah melewati
batas 80 bagian persejuta (parts per billion) (ppb) atau 0.5 ppm ozone (komponen utama
asbut) [1], melebihi dari 53 ppb nitrogen dioksida atau 80 ppb partikel. Asbut dalam keadaan
berat merusak dan bahkan menyebabkan masalah pernapasan bagi manusia, termasuk
penyakit emphysema, bronchitis, dan asma. Kejadian klinis sering terjadi saat konsentrasi
ozone levels sedang tinggi.
PEMANASAN GLOBAL

1. Pengertian Pemanasan Global

Pemanasan global (Inggris: global warming) adalah suatu proses meningkatnya suhu rata-
rata atmosfer, laut, dan daratan Bumi. Suhu rata-rata global pada permukaan Bumi telah
meningkat 0.74 ± 0.18 °C (1.33 ± 0.32 °F) selama seratus tahun terakhir. Intergovernmental
Panel on Climate Change (IPCC) menyimpulkan bahwa, "sebagian besar peningkatan suhu
rata-rata global sejak pertengahan abad ke-20 kemungkinan besar disebabkan oleh
meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat aktivitas manusia"[1] melalui efek
rumah kaca. Kesimpulan dasar ini telah dikemukakan oleh setidaknya 30 badan ilmiah dan
akademik, termasuk semua akademi sains nasional dari negara-negara G8. Akan tetapi, masih
terdapat beberapa ilmuwan yang tidak setuju dengan beberapa kesimpulan yang dikemukakan
IPCC tersebut.

Model iklim yang dijadikan acuan oleh projek IPCC menunjukkan suhu permukaan global
akan meningkat 1.1 hingga 6.4 °C (2.0 hingga 11.5 °F)antara tahun 1990 dan
2100.[1] Perbedaan angka perkiraan itu disebabkan oleh penggunaan skenario-skenario
berbeda mengenai emisi gas-gas rumah kaca pada masa mendatang, serta model-model
sensitivitas iklim yang berbeda. Walaupun sebagian besar penelitian terfokus pada periode
hingga 2100, pemanasan dan kenaikan muka air laut diperkirakan akan terus berlanjut selama
lebih dari seribu tahun walaupun tingkat emisi gas rumah kaca telah stabil.[1] Ini
mencerminkan besarnya kapasitas kalor lautan.

1. Penyebab Pemanasan Global

Meningkatnya suhu global diperkirakan akan menyebabkan perubahan-perubahan yang lain


seperti naiknya permukaan air laut, meningkatnya intensitas fenomena cuaca yang
ekstrem,[2] serta perubahan jumlah dan pola presipitasi. Akibat-akibat pemanasan global yang
lain adalah terpengaruhnya hasil pertanian, hilangnya gletser, dan punahnya berbagai jenis
hewan. Berikut adalah beberapa penyebab pemanasan global :

1. Efek Rumah Kaca

Segala sumber energi yang terdapat di Bumi berasal dari Matahari. Sebagian besar energi
tersebut berbentuk radiasi gelombang pendek, termasuk cahaya tampak. Ketika energi ini tiba
permukaan Bumi, ia berubah dari cahaya menjadi panas yang menghangatkan Bumi.
Permukaan Bumi, akan menyerap sebagian panas dan memantulkan kembali sisanya.
Sebagian dari panas ini berwujud radiasi infra merah gelombang panjang ke angkasa luar.
Namun sebagian panas tetap terperangkap di atmosfer bumi akibat menumpuknya jumlah gas
rumah kaca antara lain uap air, karbon dioksida,sulfur dioksida dan metana yang menjadi
perangkap gelombang radiasi ini. Gas-gas ini menyerap dan memantulkan kembali radiasi
gelombang yang dipancarkan. Bumi dan akibatnya panas tersebut akan tersimpan di
permukaan Bumi. Keadaan ini terjadi terus menerus sehingga mengakibatkan suhu rata-rata
tahunan bumi terus meningkat.

Gas-gas tersebut berfungsi sebagaimana gas dalam rumah kaca. Dengan semakin
meningkatnya konsentrasi gas-gas ini di atmosfer, semakin banyak panas yang terperangkap
di bawahnya. Efek rumah kaca ini sangat dibutuhkan oleh segala makhluk hidup yang ada di
bumi, karena tanpanya, planet ini akan menjadi sangat dingin. Dengan suhu rata-rata sebesar
15 °C (59 °F), bumi sebenarnya telah lebih panas 33 °C (59 °F) dari suhunya semula, jika
tidak ada efek rumah kaca suhu bumi hanya -18 °C sehingga es akan menutupi seluruh
permukaan Bumi. Akan tetapi sebaliknya, apabila gas-gas tersebut telah berlebihan di
atmosfer, akan mengakibatkan pemanasan global.

1. Efek Umpan Balik

Anasir penyebab pemanasan global juga dipengaruhi oleh berbagai proses umpan balik yang
dihasilkannya. Sebagai contoh adalah pada penguapan air. Pada kasus pemanasan akibat
bertambahnya gas-gas rumah kaca seperti CO2, pemanasan pada awalnya akan menyebabkan
lebih banyaknya air yang menguap ke atmosfer. Karena uap air sendiri merupakan gas rumah
kaca, pemanasan akan terus berlanjut dan menambah jumlah uap air di udara sampai
tercapainya suatu kesetimbangan konsentrasi uap air. Efek rumah kaca yang dihasilkannya
lebih besar bila dibandingkan oleh akibat gas CO2 sendiri. (Walaupun umpan balik ini
meningkatkan kandungan air absolut di udara, kelembapan relatif udara hampir konstan atau
bahkan agak menurun karena udara menjadi menghangat).[3]Umpan balik ini hanya
berdampak secara perlahan-lahan karena CO2 memiliki usia yang panjang di atmosfer.

Efek umpan balik karena pengaruh awan sedang menjadi objek penelitian saat ini. Bila dilihat
dari bawah, awan akan memantulkan kembali radiasi infra merah ke permukaan, sehingga
akan meningkatkan efek pemanasan. Sebaliknya bila dilihat dari atas, awan tersebut akan
memantulkan sinar Matahari dan radiasi infra merah ke angkasa, sehingga meningkatkan efek
pendinginan. Apakah efek netto-nya menghasilkan pemanasan atau pendinginan tergantung
pada beberapa detail-detail tertentu seperti tipe dan ketinggian awan tersebut. Detail-detail ini
sulit direpresentasikan dalam model iklim, antara lain karena awan sangat kecil bila
dibandingkan dengan jarak antara batas-batas komputasional dalam model iklim (sekitar 125
hingga 500 km untuk model yang digunakan dalam Laporan Pandangan IPCC ke Empat).
Walaupun demikian, umpan balik awan berada pada peringkat dua bila dibandingkan dengan
umpan balik uap air dan dianggap positif (menambah pemanasan) dalam semua model yang
digunakan dalam Laporan Pandangan IPCC ke Empat.[3]

Umpan balik penting lainnya adalah hilangnya kemampuan memantulkan cahaya


(albedo) oleh es.[4] Ketika suhu global meningkat, es yang berada di dekat kutub mencair
dengan kecepatan yang terus meningkat. Bersamaan dengan melelehnya es tersebut, daratan
atau air di bawahnya akan terbuka. Baik daratan maupun air memiliki kemampuan
memantulkan cahaya lebih sedikit bila dibandingkan dengan es, dan akibatnya akan
menyerap lebih banyak radiasi Matahari. Hal ini akan menambah pemanasan dan
menimbulkan lebih banyak lagi es yang mencair, menjadi suatu siklus yang berkelanjutan.

Umpan balik positif akibat terlepasnya CO2 dan CH4 dari melunaknya tanah
beku (permafrost) adalah mekanisme lainnya yang berkontribusi terhadap pemanasan. Selain
itu, es yang meleleh juga akan melepas CH4 yang juga menimbulkan umpan balik positif.
Kemampuan lautan untuk menyerap karbon juga akan berkurang bila ia menghangat, hal ini
diakibatkan oleh menurunya tingkat nutrien pada zona mesopelagic sehingga membatasi
pertumbuhandiatom daripada fitoplankton yang merupakan penyerap karbon yang rendah.

1. Variasi Matahari

Terdapat hipotesa yang menyatakan bahwa variasi dari Matahari, dengan kemungkinan
diperkuat oleh umpan balik dari awan, dapat memberi kontribusi dalam pemanasan saat
ini.[6] Perbedaan antara mekanisme ini dengan pemanasan akibat efek rumah kaca adalah
meningkatnya aktivitas Matahari akan memanaskan stratosfer sebaliknya efek rumah kaca
akan mendinginkan stratosfer. Pendinginan stratosfer bagian bawah paling tidak telah diamati
sejak tahun 1960,[7] yang tidak akan terjadi bila aktivitas Matahari menjadi kontributor utama
pemanasan saat ini. (Penipisan lapisan ozon juga dapat memberikan efek pendinginan
tersebut tetapi penipisan tersebut terjadi mulai akhir tahun 1970-an.) Fenomena variasi
Matahari dikombinasikan dengan aktivitas gunung berapi mungkin telah memberikan efek
pemanasan dari masa pra-industri hingga tahun 1950, serta efek pendinginan sejak tahun
1950.

Ada beberapa hasil penelitian yang menyatakan bahwa kontribusi Matahari mungkin telah
diabaikan dalam pemanasan global. Dua ilmuwan dariDuke University memperkirakan
bahwa Matahari mungkin telah berkontribusi terhadap 45-50% peningkatan suhu rata-rata
global selama periode 1900-2000, dan sekitar 25-35% antara tahun 1980 dan 2000.[10] Stott
dan rekannya mengemukakan bahwa model iklim yang dijadikan pedoman saat ini membuat
perkiraan berlebihan terhadap efek gas-gas rumah kaca dibandingkan dengan pengaruh
Matahari; mereka juga mengemukakan bahwa efek pendinginan dari debu vulkanik dan
aerosol sulfat juga telah dipandang remeh.

Walaupun demikian, mereka menyimpulkan bahwa bahkan dengan meningkatkan sensitivitas


iklim terhadap pengaruh Matahari sekalipun, sebagian besar pemanasan yang terjadi pada
dekade-dekade terakhir ini disebabkan oleh gas-gas rumah kaca. Pada tahun 2006, sebuah tim
ilmuwan dari Amerika Serikat, Jerman dan Swiss menyatakan bahwa mereka tidak
menemukan adanya peningkatan tingkat "keterangan" dari Matahari pada seribu tahun
terakhir ini. Siklus Matahari hanya memberi peningkatan kecil sekitar 0,07% dalam tingkat
"keterangannya" selama 30 tahun terakhir. Efek ini terlalu kecil untuk berkontribusi terhadap
pemansan global.[12][13] Sebuah penelitian oleh Lockwood dan Fröhlich menemukan bahwa
tidak ada hubungan antara pemanasan global dengan variasi Matahari sejak tahun 1985, baik
melalui variasi dari output Matahari maupun variasi dalam sinar kosmis.

1. Dampak Pemanasan Global

Para ilmuwan menggunakan model komputer dari suhu, pola presipitasi, dan sirkulasi
atmosfer untuk mempelajari pemanasan global. Berdasarkan model tersebut, para ilmuwan
telah membuat beberapa prakiraan mengenai dampak pemanasan global terhadap cuaca,
tinggi permukaan air laut, pantai, pertanian, kehidupan hewan liar dan kesehatan manusia.

1. Iklim Mulai Tidak Stabil

Para ilmuwan memperkirakan bahwa selama pemanasan global, daerah bagian Utara dari
belahan Bumi Utara (Northern Hemisphere) akan memanas lebih dari daerah-daerah lain di
Bumi. Akibatnya, gunung-gunung es akan mencair dan daratan akan mengecil. Akan lebih
sedikit es yang terapung di perairan Utara tersebut. Daerah-daerah yang sebelumnya
mengalami salju ringan, mungkin tidak akan mengalaminya lagi. Pada pegunungan di daerah
subtropis, bagian yang ditutupi salju akan semakin sedikit serta akan lebih cepat mencair.
Musim tanam akan lebih panjang di beberapa area. Suhu pada musim dingin dan malam hari
akan cenderung untuk meningkat.

1. Peningkatan Permukaan Air Laut

Ketika atmosfer menghangat, lapisan permukaan lautan juga akan menghangat, sehingga
volumenya akan membesar dan menaikkan tinggi permukaan laut. Pemanasan juga akan
mencairkan banyak es di kutub, terutama sekitar Greenland, yang lebih memperbanyak
volume air di laut. Tinggi muka laut di seluruh dunia telah meningkat 10 – 25 cm (4 - 10
inchi) selama abad ke-20, dan para ilmuwan IPCC memprediksi peningkatan lebih lanjut 9 –
88 cm (4 - 35 inchi) pada abad ke-21. Akibatnya Indonesia kehilangan 26 pulau sejak 2000-
2008 lampau. Diperkirakan hingga tahun 2030, akan hilang sekitar 2000 an pulau di
Indonesia, bila tidak dilakukan pencegahan sedini mungkin.

1. Suhu Global Cenderung Meningkat

Orang mungkin beranggapan bahwa Bumi yang hangat akan menghasilkan lebih banyak
makanan dari sebelumnya, tetapi hal ini sebenarnya tidak sama di beberapa tempat. Bagian
Selatan Kanada, sebagai contoh, mungkin akan mendapat keuntungan dari lebih tingginya
curah hujan dan lebih lamanya masa tanam. Di lain pihak, lahan pertanian tropis semi kering
di beberapa bagian Afrikamungkin tidak dapat tumbuh. Daerah pertanian gurun yang
menggunakan air irigasi dari gunung-gunung yang jauh dapat menderita
jika snowpack (kumpulan salju) musim dingin, yang berfungsi sebagai reservoir alami, akan
mencair sebelum puncak bulan-bulan masa tanam. Tanaman pangan dan hutan dapat
mengalami serangan serangga dan penyakit yang lebih hebat.

1. Gangguan ekologis
Hewan dan tumbuhan menjadi makhluk hidup yang sulit menghindar dari efek pemanasan ini
karena sebagian besar lahan telah dikuasai manusia. Dalam pemanasan global, hewan
cenderung untuk bermigrasi ke arah kutub atau ke atas pegunungan. Tumbuhan akan
mengubah arah pertumbuhannya, mencari daerah baru karena habitat lamanya menjadi terlalu
hangat. Akan tetapi, pembangunan manusia akan menghalangi perpindahan ini. Spesies-
spesies yang bermigrasi ke utara atau selatan yang terhalangi oleh kota-kota atau lahan-lahan
pertanian mungkin akan mati. Beberapa tipe spesies yang tidak mampu secara cepat
berpindah menuju kutub mungkin juga akan musnah.

1. Dampak Sosial dan Politik

Perubahan cuaca dan lautan dapat mengakibatkan munculnya penyakit-penyakit yang


berhubungan dengan panas (heat stroke) dan kematian. Temperatur yang panas juga dapat
menyebabkan gagal panen sehingga akan muncul kelaparan dan malnutrisi. Perubahan cuaca
yang ekstrem dan peningkatan permukaan air laut akibat mencairnya es di kutub utara dapat
menyebabkan penyakit-penyakit yang berhubungan dengan bencana alam (banjir, badai dan
kebakaran) dan kematian akibat trauma. Timbulnya bencana alam biasanya disertai dengan
perpindahan penduduk ke tempat-tempat pengungsian dimana sering muncul penyakit,
seperti: diare, malnutrisi, defisiensi mikronutrien, trauma psikologis, penyakit kulit, dan lain-
lain.

Pergeseran ekosistem dapat memberi dampak pada penyebaran penyakit melalui air
(Waterborne diseases) maupun penyebaran penyakit melalui vektor (vector-borne diseases).
Seperti meningkatnya kejadian Demam Berdarah karena munculnya ruang (ekosistem) baru
untuk nyamuk ini berkembang biak. Dengan adamya perubahan iklim ini maka ada beberapa
spesies vektor penyakit (eq Aedes Agipty), Virus, bakteri, plasmodium menjadi lebih resisten
terhadap obat tertentu yang target nya adalah organisme tersebut. Selain itu bisa diprediksi
kan bahwa ada beberapa spesies yang secara alamiah akan terseleksi ataupun punah
dikarenakan perbuhan ekosistem yang ekstreem ini. hal ini juga akan berdampak perubahan
iklim (Climate change)yang bisa berdampak kepada peningkatan kasus penyakit tertentu
seperti ISPA (kemarau panjang / kebakaran hutan, DBD Kaitan dengan musim hujan tidak
menentu).

Gradasi Lingkungan yang disebabkan oleh pencemaran limbah pada sungai juga
berkontribusi pada waterborne diseases dan vector-borne disease. Ditambah pula dengan
polusi udara hasil emisi gas-gas pabrik yang tidak terkontrol selanjutnya akan berkontribusi
terhadap penyakit-penyakit saluran pernapasan seperti asma, alergi, coccidiodomycosis,
penyakit jantung dan paru kronis, dan lain-lain

1. Cara Mengurangi Pemanasan Global


1. Matikan listrik. (jika tidak digunakan, jangan tinggalkan alat elektronik dalam
keadaan standby. Cabut charger telp. genggam dari stop kontak. Meski listrik
tak mengeluarkan emisi karbon, pembangkit listrik PLN menggunakan bahan
baker fosil penyumbang besar emisi).
2. Ganti bohlam lampu (ke jenis CFL, sesuai daya listrik. Meski harganya agak
mahal, lampu ini lebih hemat listrik dan awet).
3. Bersihkan lampu (debu bisa mengurangi tingkat penerangan hingga 5%).
4. Jika terpaksa memakai AC (tutup pintu dan jendela selama AC menyala. Atur
suhu sejuk secukupnya, sekitar 21-24o C).
5. Gunakan timer (untuk AC, microwave, oven, magic jar, dll).
6. Alihkan panas limbah mesin AC untuk mengoperasikan water-heater.
7. Tanam pohon di lingkungan sekitar Anda.
8. Jemur pakaian di luar. Angin dan panas matahari lebih baik
ketimbang memakai mesin (dryer) yang banyak mengeluarkan emisi karbon.
9. Gunakan kendaraan umum (untuk mengurangi polusi udara).
10. Hemat penggunaan kertas (bahan bakunya berasal dari kayu).
11. Say no to plastic. Hampir semua sampah plastic menghasilkan gas berbahaya
ketika dibakar. Atau Anda juga dapat membantu mengumpulkannya untuk
didaur ulang kembali.
12. Sebarkan berita ini kepada orang-orang di sekitar Anda, agar mereka turut
berperan serta dalam menyelamatkan bumi.

HUJAN ASAM

1. Pengertian Hujan Asam

Hujan asam diartikan sebagai segala macam hujan dengan pH di bawah 5,6. Hujan secara
alami bersifat asam (pH sedikit di bawah 6) karena karbondioksida (CO2) di udara yang larut
dengan air hujan memiliki bentuk sebagai asam lemah. Jenis asam dalam hujan ini sangat
bermanfaat karena membantu melarutkan mineral dalam tanah yang dibutuhkan oleh
tumbuhan dan binatang. Hujan asam disebeut juga deposisi asam. Deposisi asam ada dua
jenis, yaitu deposisi kering dan deposisi basah. Deposisi kering ialah peristiwa kerkenanya
benda dan mahluk hidup oleh asam yang ada dalam udara. Ini dapat terjadi pada daerah
perkotaan karena pencemaran udara akibat kendaraan maupun asap pabrik. Selain itu deposisi
kering juga dapat terjadi di daerah perbukitan yang terkena angin yang membawa udara yang
mengandung asam. Biasanya deposisi jenis ini terjadi dekat dari sumber pencemaran.

Deposisi basah ialah turunnya asam dalam bentuk hujan. Hal ini terjadi apabila asap di dalam
udara larut di dalam butir-butir air di awan. Jika turun hujan dari awan tadi, maka air hujan
yang turun bersifat asam. Deposisi asam dapat pula terjadi karena hujan turun melalui udara
yang mengandung asam sehingga asam itu terlarut ke dalam air hujan dan turun ke bumi.
Asam itu tercuci atau wash out. Deposisi jenis ini dapat terjadi sangat jauh dari sumber
pencemaran.
Hujan secara alami bersifat asam karena Karbon Dioksida (CO2) di udara yang larut dengan
air hujan memiliki bentuk sebagai asam lemah. Jenis asam dalam hujan ini sangat bermanfaat
karena membantu melarutkan mineral dalam tanah yang dibutuhkan oleh tumbuhan dan
binatang.

1. Penyebab Hujan Asam / Deposisi Asam

Lehr et. Al ( 2005) membagi 3 jenis polutan utama yang menyebabkan terjadinya hujan asam
yaitu sulfur dioksida(SO2), nitrogen oksida (NOx) dan volatile organic compounds (VOCs)
atau zat-zat organic yang mudah menguap. Sumber dari kandungan sulfur alami diudara
sebagian besar sekitar 25 sampai 30% berasal dari letusan gunungapi seperti di El Chichon
tahun 1982 atau Gunung Pinatubo pada tahun 1991. Hidrokarbon juga dapat menyebabkan
hujan asam, asam karboksilik, HCOO, dan asam metilkarboksilik, CH3CO, merupakan hasil
dari oksidasi emisi biota laut maupun darat. Selain secara alami gas sulfur juga berasal dari
pembakaran batubara (Tjasyono, 2004, Lehr et. Al, 2005,) dan berasal dari emisi industri.
Pada tahun 1983 United Nations Environment Programme memperkirakan besarnya sulfur
yang dilepaskan antara 80-288 juta ton tiap tahunnya dan sekitar 69 juta ton diantaranya
berasal dari aktivitas manusia. (http://www.ace.mmu.ac.uk, 2010).

Nitrogen oksida (NOr = NO + NO2) selain berasal dari letusan gunungapi, sumber dari zat
ini adalah dari emisi tanah, kilat, pertukaran gas stratosfer-troposfer, dan pembakaran
biomassa. NO merupakan hasil pembakaran bahan bakar hidrokarbon, baik bahan bakar fosil
maupun dari biomassa. besarnya oksida nitrogen yang dilepaskan antara 20-90 juta ton tiap
tahunnya dari alam dan sekitar 24 juta ton diantaranya berasal dari aktivitas manusia
(http://www.ace.mmu.ac.uk), 2010). Amoniak dihasilkan dari emisi pupuk. Sumber-sumber
pencemar ini berasar dari pembuangan asap mesin (kendaraan bermotor dan stasiun
pembangkit energy) dan pembakaran biomassa (Tjasyono, 2004). Produksi N2O (termasuk
CO2, HNO3, dan CH4) dapat menyebabkan dampak lain yaitu efek rumah kaca dimana N2O
memiliki masa tinggal lebih dari 150 tahun di atmosfer sebelum terurai (Crutzen, 1987 dalam
Lehr et. Al ( 2005).

1. Pembentukan Hujan Asam

Secara sederhana, reaksi pembentukan hujan asam sebagai berikut:

Bukti terjadinya peningkatan hujan asam diperoleh dari analisis es kutub. Terlihat turunnya
kadar pH sejak dimulainya Revolusi Industri dari 6 menjadi 4,5 atau 4. Informasi lain
diperoleh dari organisme yang dikenal sebagai diatom yang menghuni kolam-kolam. Setelah
bertahun-tahun, organisme-organisme yang mati akan mengendap dalam lapisan-lapisan
sedimen di dasar kolam. Pertumbuhan diatom akan meningkat pada pH tertentu, sehingga
jumlah diatom yang ditemukan di dasar kolam akan memperlihatkan perubahan pH secara
tahunan bila kita melihat ke masing-masing lapisan tersebut.
Sejak dimulainya Revolusi Industri, jumlah emisi sulfur dioksida dan nitrogen oksida ke
atmosfer turut meningkat. Industri yang menggunakan bahan bakar fosil, terutama batu bara,
merupakan sumber utama meningkatnya oksida belerang ini. Pembacaan pH di area industri
kadang-kadang tercatat hingga 2,4 (tingkat keasaman cuka). Sumber-sumber ini, ditambah
oleh transportasi, merupakan penyumbang-penyumbang utama hujan asam. Masalah hujan
asam tidak hanya meningkat sejalan dengan pertumbuhan populasi dan industri tetapi telah
berkembang menjadi lebih luas. Penggunaan cerobong asap yang tinggi untuk
mengurangipolusi lokal berkontribusi dalam penyebaran hujan asam, karena emisi gas yang
dikeluarkannya akan masuk ke sirkulasi udara regional yang memiliki jangkauan lebih luas.
Sering sekali, hujan asam terjadi di daerah yang jauh dari lokasi sumbernya, di mana
daerah pegunungan cenderung memperoleh lebih banyak karena tingginya curah hujan di
sini.

Terdapat hubungan yang erat antara rendahnya pH dengan berkurangnya populasi ikan di
danau-danau. pH di bawah 4,5 tidak memungkinkan bagi ikan untuk hidup, sementara pH 6
atau lebih tinggi akan membantu pertumbuhan populasi ikan. Asam di dalam air akan
menghambat produksi enzim dari larva ikan trout untuk keluar dari telurnya. Asam juga
mengikat logam beracun seperi alumuniumdi danau. Alumunium akan menyebabkan
beberapa ikan mengeluarkan lendir berlebihan di sekitar insangnya sehingga ikan sulit
bernapas. Pertumbuhan Phytoplankton yang menjadi sumber makanan ikan juga dihambat
oleh tingginya kadar pH.

Tanaman dipengaruhi oleh hujan asam dalam berbagai macam cara. Lapisan lilin
pada daun rusak sehingga nutrisi menghilang sehingga tanaman tidak tahan terhadap keadaan
dingin, jamur dan serangga. Pertumbuhan akar menjadi lambat sehingga lebih sedikit nutrisi
yang bisa diambil, dan mineral-mineral penting menjadi hilang. Ion-ion beracun yang
terlepas akibat hujan asam menjadi ancaman yang besar bagi manusia. Tembaga di air
berdampak pada timbulnya wabah diare pada anak dan air tercemar alumunium dapat
menyebabkan penyakit Alzheimer.

1. Cara Pengukuran Hujan Asam

Hujan asam diukur menggunakan skala pH, air murni memiliki pH sekitar 7 sedangkan hujan
yang normal bersifat agak asam karena adanya kandungan karbon dioksida yang terlarut
didalamnya sehingga pH-nya sekitar 5,5. Pengukuran hujan asam dapat menggunakan botol,
kemudian air hujan ditampung dalam botol tersebut. Dengan menggunakan indicator pH
maka tingkat kebasaan maupun keasaman hujan dapat diketahui. Jika ingin mengetahui
pengaruh hujan asam pada batuan sesuatu yang dapat dilakukan adalah menampung air hujan
pada botol dengan corong terbalik, kemudian air yang tertampung diteteskan pada batuan
yang diuji. Pengujian dapat dilakukaan pada batuan beku dan batuan sedimen. Sebagai
contoh batuan beku yang diambil untuk sampel adalah batu andesit sedangkan batu sedimen
berupa batu gamping. Sifat batu granit yang sudah asam maka ketika terkena tetes air hujan
yang asam, batu tersebut tidak ikut terlarut. Sebaliknya, pada batu gamping yang memiliki
sifat basa, maka batu gamping akan terlarut dan air yang melarutkan batu tersebut menjadi
keruh.
1. Dampak Hujan Asam/Deposisi Asam

Terjadinya hujan asam harus diwaspadai karena dampak yang ditimbulkan bersifat global dan
dapat menggangu keseimbangan ekosistem. Hujan asam memiliki dampak tidak hanya pada
lingkungan biotik, namun juga pada lingkungan abiotik, antara lain :

1. Kelebihan zat asam pada danau akan mengakibatkan sedikitnya species yang
bertahan. Jenis Plankton dan invertebrate merupakan mahkluk yang paling pertama
mati akibat pengaruh pengasaman. Apa yang terjadi jika didanau memiliki pH
dibawah 5, lebih dari 75 % dari spesies ikan akan hilang.
2. Hujan asam yang larut bersama nutrisi didalam tanah akan menyapu kandungan
tersebut sebelum pohon-pohon dapat menggunakannya untuk tumbuh. Serta akan
melepaskan zat kimia beracun seperti aluminium, yang akan bercampur didalam
nutrisi. Sehingga apabila nutrisi ini dimakan oleh tumbuhan akan menghambat
pertumbuhan dan mempercepat daun berguguran, selebihnya pohon-pohon akan
terserang penyakit, kekeringan dan mati.
3. Sebagaimana tumbuhan, hewan juga memiliki ambang toleransi terhadap hujan asam.
Spesies hewan tanah yang mikroskopis akan langsung mati saat pH tanah meningkat
karena sifat hewan mikroskopis adalah sangat spesifik dan rentan terhadap perubahan
lingkungan yang ekstrim. Spesies hewan yang lain juga akan terancam karena jumlah
produsen (tumbuhan) semakin sedikit. Berbagai penyakit juga akan terjadi pada
hewan karena kulitnya terkena air dengan keasaman tinggi. Hal ini jelas akan
menyebabkan kepunahan spesies.
4. Hujan asam juga dapat mempercepat proses pengkaratan dari beberapa material
seperti batu kapur, pasirbesi, marmer, batu pada diding beton serta logam. Ancaman
serius juga dapat terjadi pada bagunan tua serta monument termasuk candi dan
patung. Hujan asam dapat merusak batuan sebab akan melarutkan kalsium karbonat,
meninggalkan kristal pada batuan yang telah menguap. Seperti halnya sifat kristal
semakin banyak akan merusak batuan.

1. Upaya Pengendalian Hujan Asam/Deposisi Asam

Usaha untuk mengendalikan deposisi asam ialah menggunakan bahan bakar yang
mengandung sedikit zat pencemar, menghindari terbentuknya zat pencemar saar terjadinya
pembakaran, menangkap zat pencemar dari gas buangan dan penghematan energi.

1. Bahan Bakar Dengan kandungan Belerang Rendah


2. Mengurangi kandungan Belerang sebelum Pembakaran
3. pengendalian Pencemaran Selama Pembakaran
4. Pengendalian Setelah Pembakaran
5. Mengaplikasikan prinsip 3R (Reuse, Recycle, Reduce)

makalah asap kabut


Kamis, 30 Januari 2014

Berikut saya akan berikan sedikit tentang makalah asap kabut , jika ada kesalahan
mohon di maafkan , saya sadar saya hanya manusia biasa, yang tak pernah luput
dari kesalahan , dan semua manusia begitu , hehehe. untuk kesempurnaan makalah
ini , kalian bisa memberikan kritik dan saran anda di komentar .....

KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat ALLAH SWT. Yang telah memberikan
rahmat dan hidayahnya sehingga kita telah diberi kesempatan untuk
menyelesaikan tugas kelompok ini.
Tugas ini diajukan sebagai bidang studi IPA (ilmu pengetahuan alam) SMK
NEGERI 1 KOLAKA dengan judul “ ASAP KABUT”.
Terima kasih kepada ibu guru sebagai guru bidang sudi mata pelajaran IPA
yang telah memberikan bimbingan kepada kami semua.
Itu saja yang dapat saya sampaikan semoga bermanfaat, dalam penyusunan
makalah kami ini jika ada yang kurang sempurna kami meminta kepada teman
teman untuk memberikan kritik dan saran , agar makalah ini bisa menjadi makalah
yang lebih baik lagi.
DAFTAR ISI

Kata pengantar
...............................................................................................................................
1
Daftar isi
...............................................................................................................................
2
Bab 1 PENDAHULUAN
...............................................................................................................................
3
1.1 Latar belakang
...............................................................................................................................
3
1.2 Rumusan masalah
...............................................................................................................................
3
Bab 2 ISI
...............................................................................................................................
4
Bab 3 PENUTUP
...............................................................................................................................
11
Kesimpulan
...............................................................................................................................
11
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Seperti yang kita ketahui bahwa kabut adalah uap air yang berada dekat permukaan
tanah kemudian berkondensasi (perubahan wujud benda ke wujud yang lebih padat
seperti gas (atau uap) menjadi cairan) menjadi mirip awan. Peristiwa ini terbentuk
karena hawa dingin di sekitar tempat itu dan kadar kelembaban yang tinggi, yaitu
mendekati 100%.
Untuk menghasilkan kondensasi atau sublimasi di perlukan tingkat kejenuhan udara yang
tinggi, di mana kelembaban relatif mendekati atau
sama dengan 100%. Kriteria yang digunakan oleh Badan Meteorologi Klimatologi &
Geofisika adalah jika terlihat adalanya partikel-partikel mikroskopis di udara permukaan
dengan jarak pandang (Visibility) mendatar kurang dari 1 Km dan nilai kelembaban
Relatif(RH) 98-100%.
Setiap musim kemarau kita selalu diganggu asap. Sejumlah kota di Riau maupun
Kalimantan disergap asap. Jarak pandang terganggu, aktivitas sosial dan ekonomi
pun terganggu. Di laut laut, maupun di sejumlah sungai yang padat transportasi
air menjadi sangat rawan kecelakaan.
Mengingat begitu besar dampak yang ditimbulkan oleh asap kabut terhadap
kehidupan manusia dan lingkungan, maka pada makalah ini kami akan membahas
sedikit mengenai asap kabut.

1.2 Rumusan masalah


Ada beberapa rumusan yang ingin dibahas dalam makalah yang akan membahas
tentang asap kabut, antara lain:

1. Apa yang dimaksud dengan asap kabut ?


2. Bagaimanakah proses terbentuknya kabut ?
3. Bagaimanakah dampak atau asap kabut terhadap kehidupan manusia dan
lingkungan?

BAB 2
ISI
PENGERTIAN ASAP KABUT
1. Pengertian Asap Kabut
Asbut adalah kasus pencemaran udara berat yang bisa terjadi berhari-hari
hingga hitungan bulan. Di bawah keadaan cuaca yang menghalang sirkulasi udara,
asbut bisa menutupi suatu kawasan dalam waktu yang lama. Perkataan "asbut"
adalah singkatan dari "asap" dan "kabut", walaupun pada perkembangan
selanjutnya asbut tidak harus memiliki salah satu komponen kabut atau asap.
Asbut juga sering dikaitkan dengan pencemaran udara. Asbut sendiri merupakan
koloid jenis aerosol padat dan aerosol cair.

Proses terbentuknya asap kabut


Pada umumnya, kabut terbentuk ketika udara yang jenuh akan uap air didinginkan di
bawah titik bekunya. Jika udara berada di atas daerah perindustrian, udara itu mungkin
juga mengandung asap yang bercampur kabut membentuk kabut berasap, campuran yang
mencekik dan pedas yang menyebabkan orang terbatuk. Di kota-kota besar, asap
pembuangan mobil dan polutan lainnya mengandung hidrokarbon dan oksida-oksida
nitrogen yang dirubah menjadi kabut berasap fotokimia oleh sinar matahari. Ozon dapat
terbentuk di dalam kabut berasap ini menambah racun lainnya di dalam udara. Kabut
berasap ini mengiritasikan mata dan merusak paru-paru. Seperti hujan asam, kabut
berasap dapat dicegah dengan mengehentikan pencemaran atmosfer.
Kabut juga dapat terbentuk dari uap air yang berasal dari tanah yang lembab, tanaman-
tanaman, sungai, danau, dan lautan. Uap air ini berkembang dan menjadi dingin ketika
naik ke udara. Udara dapat menahan uap air hanya dalam jumlah tertentu pada suhu
tertentu. Udara pada suhu 30º C dapat mengandung uap air sebangyak 30 gr uap air per
m3, maka udara itu mengandung jumlah maksimum uap air yang dapat ditahannya. Volume
yang sama pada suhu 20º C udara hanya dapat menahan 17 gr uap air. Sebanyak itulah
yang dapat ditahannya pada suhu tersebut. Udara yang mengandung uap air sebanyak
yang dapat dikandungnya disebut udara jenuh.
Ketika suhu udara turun dan jumlah uap air melewati jumlah maksimum uap air yang
dapat ditahan udara, maka sebagian uap air tersebut mulai berubah menjadi embun.
Kabut akan hilang ketika suhu udara meningkat dan kemampuan udara menahan uap air
bertambah. Menurut istilah yang diakui secara internasional, kabut adalah embun yang
mengganggu penglihatan hingga kurang dari 1 Km.

1. Jenis-Jenis Asap Kabut


Terdapat dua jenis utama asbut. Asbut fotokimia dan asbut klasik.
1. Asap Kabut Fotokimia
Asap kabut jenis ini pada umumnya disebabkan oleh beberapa jenis hasil
pembakaran bahan kimia yang dikatalisasi oleh kehadiran cahaya matahari. Asbut
ini mengandung:
 hasil oksidasi nitrogen, misalnya nitrogen dioksida
 ozon troposferik
 VOCs (volatile organic compounds)
 peroxyacyl nitrat (PAN)
VOC's adalah hasil penguapan dari bahan bakar minyak, cat, solven, pestisida dan
bahan kimia lain. Sementara oksida nitrogen banyak dihasilkan oleh proses
pembakaran dalam bahan bakar fosil seperti mesin mobil, pembangkit listrik, dan
truk.
Asbut fotokimia biasanya terjadi di daerah-daerah industri atau kota padat
mobil yang menghasilkan emisi berat dan terkonsentrasi. Tetapi asbut fotokimia
tidak hanya menjadi masalah di kota-kota industri, sebab bisa menyebar ke
daerah non industri.
2. Asap Kabut Klasik
Merupakan asbut yang terjadi di London setelah terjadinya revolusi industri
yang menghasilkan pencemaran besar-besaran dari pembakaran batu bara.
Pembakaran ini menghasilkan campuran asap dan sulfur dioksida. Gunung
berapi yang juga menyebabkan berlimpahnya sulfur dioksida di udara,
menghasilkan asbut gunung berapi, atau vog (vulcanic smog, asbut vulkanis).
1. Contoh Jenis Kasus Asap Kabut
Asbut bisa terjadi pada hampir seluruh musim, tapi sejauh ini yang paling
berbahaya adalah saat cuaca hangat dan cerah saat udara di lapisan atas terlalu
panas untuk bisa mendukung terjadinya sirkulasi vertikal atmosfer bumi. Hal ini
diperparah jika didukung keadaan dataran rendah yang dikelilingi perbukitan
atau pegunungan.
Asbut menjadi kejadian biasa di London pada awal abad 19 dan diberi nama "pea-
soupers". Kejadian The Great Smog of 1952 (Asbut hebat tahun 1952)
menghitamkan seluruh langit London dan membunuh sekitar 12.000 orang.
Pemerintah Inggris Raya saat itu mengkambinghitamkan wabah flu, karena
keberatan untuk menyalahkan asap batubara yang memang terjadi. Pada 1956,
regulasiClean Air Act 1956 memperkenalkan area bebas asap kepada negara ini.
Hanya bahan bakar bebas asap yang boleh digunakan di wilayah yang telah
ditentukan. Secara bertahap namun pasti, konsentrasi sulfur dioksida yang terus
berkurang membuat asbut hanya menjadi kenangan di London. Hanya saja, asbut
dari kendaraan tetap terjadi hingga sekarang.
Pembukaan lahan dengan cara pembakaran hutan di Indonesia juga telah
beberapa kali menyebabkan kasus asap di negara
tetangga Malaysia, Filipina, Singapura dan Thailand. Kepadatan tinggi kilang yang
terletak di Tiongkok daratan juga mencemari Hong Kong. Kini, bangunan tinggi
Hong Kong sukar dilihat dengan jelas.
1. Dampak Asap Kabut Bagi Lingkungan
Asbut menjadi masalah bagi banyak kota di dunia dan terus mengancam
lingkungan. Menurut EPA U.S., udara dalam status bahaya karena problem kabut
jika telah melewati batas 80 bagian persejuta (parts per billion) (ppb) atau 0.5
ppm ozone (komponen utama asbut) [1], melebihi dari 53 ppb nitrogen
dioksida atau 80 ppb partikel. Asbut dalam keadaan berat merusak dan bahkan
menyebabkan masalah pernapasan bagi manusia, termasuk
penyakit emphysema, bronchitis, dan asma. Kejadian klinis sering terjadi saat
konsentrasi ozone levels sedang tinggi.
Zat-zat yang terkandung dalam asap kabut ini antara lain:

1. Sulfur Dioksida

Pencemaran oleh sulfur dioksida terutama disebabkan oleh dua komponen sulfur

bentuk gas yang tidak berwarna, yaitu sulfur dioksida(SO2) dan Sulfur Trioksida

(SO3), dan keduanya disebut Sulfur Oksida (SOx)

Sumber dan distribusi dari Sulfur Dioksida ini adalah berasal dari pembakaran

arang,minyak bakar gas,kayu dan sebagainya. Sumber yang lainnya adalah dari

proses-proses industri seperti pemurnian petroleum,industri asam sulfat,

industri peleburan baja,dsb.

Pengaruh utama polutan Sox terhadap manusia adalah iritasi sistem pernafasan

terutama pada tenggorokan yang terjadi pada beberapa individu yang sensitif

iritasi. SO2 dianggap pencemar yang berbahaya bagi kesehatan terutama

terhadap orang tua dan penderita yang mengalami penyakit kronis pada sistem

pernafasan kadiovaskular.

Pencegahan dari Sulfur dioksida antara lain dengan

 Merawat mesin kendaraan bermotor agar tetap berfungsi dengan baik

 Memasang filter pada knalpot

 Memasang scruber pada cerobong asap

 Merawat mesin industri agar tetap baik dan melakukan pengujian secara berkala

 Menggunakan bahan bakar minyak atau batu bara dengan kadar sulfur yang

rendah, dll.
2. Carbon Monoksida

Karbon dan Oksigen dapat bergabung membentuk senyawa karbon monoksida

(CO) sebagai hasil pembakaran yang tidak sempurna dan karbondioksida (CO2)

sebagai hasil pembakaran sempurna. Karbon monoksida di lingkungan dapat

terbentuk secara alamiah, tetapi sumber utamanya adalah dari kegiatan manusia,

Karbon monoksida yang berasal dari alam termasuk dari larutan, oksida metal

dari atmosfer, pegunungan, kebakaran hutan, dan badai listrik alam.

Dampak karbon monoksida bagi kesehatan adalah penguraian HbCO yang relatif

lambat menyebabkan terhambatnya kerja molekul sel pigmen tersebut dalam

fungsinya membawa oksigen ke seluruh tubuh. Kondisi seperti ini dapat berakibat

serius, bahkan fatal, karena dapat menyebabkan keracunan. Dampak keracunan

CO berbhaya bagi orang yang telah menderita gangguan otot jantung.

3. Nitrogen Dioksida

Oksigen Nitrogen (NOx) adalah kelompok gas yang terdapat di atmosfer yang terdiri

dari Nitrogen monoksida (NO) dan Nitrogen Dioksida (NO2).

Sumber utama Nox yang diproduksi oleh manusia adalah dari pembakaran dan

kebanyakan pembakaran disebabkan oleh kendaraan bermotor, produksi energi

dan pembuangan sampah. Sebagian besar emisi NOx buatan manusia berasal dari

pembakaran arang, minyak, gas dan bensin.

Dampak Nitrogen Dioksida terhadap kesehatan adalah NO2 bersifat racun terutama

terhadap paru-paru. Kadar NO2 yang lebih tinggi dari 100 ppm dapat mematikan

sebagian besar binatang dan 90% dari kematian tersebut disebabkan oleh gejala

pembengkakan paru-paru (edema pulmonari).

4. Oksidan

Oksidan (O3) merupakan senyawa di udara selain oksigen yang memiliki sifat sebagai

pengoksidasi. Oksidasi adalah komponen atmosfer yang diproses oleh proses


fotokimia, yaitu suatu proses kimia yang membutuhkan sinar matahari

mengoksidasi komponen-komponen yang tak segera dioksidasi oleh oksigen.

Oksidan terdiri dari Ozon, Peroksiasetilnitrat, dan Hidrogen Peroksida

Dampak dari O3 bagi kesehatan adalah Beberapa gejala yang dapat diamati pada

manusia yang diberi perlakuan kontak dengan ozon, sampai dengan kadar 0,2 ppm

tidak ditemukan pengaruh apapun, pada kadar 0,3 ppm mulai terjadi iritasi pada

hidung dan tenggorokan. Kontak dengan Ozon pada kadar 1,0–3,0 ppm selama 2

jam pada orang-orang yang sensitif dapat mengakibatkan pusing berat dan

kehilangan koordinasi. Pada kebanyakan orang, kontak dengan ozon dengan kadar

9,0 ppm selama beberapa waktu akan mengakibatkan edema pulmonari.

Pada kadar di udara ambien yang normal, peroksiasetilnitrat (PAN) dan

Peroksiabenzoilnitrat (PbzN) mungkin menyebabkaniritasi mata tetapi tidak

berbahaya bagi kesehatan. Peroksibenzoilnitrat (PbzN) lebih cepat menyebabkan

iritasi mata.

5. Hidrokarbon

Hidrokarbon adalah bahan pencemar udara yang dapat berbentuk gas, cairan

maupun padatan. Semakin tinggi jumlah atom karbon, unsur ini akan cenderung

berbentuk padatan. Sebagai bahan pencemar udara, Hidrokarbon dapat berasal

dari proses industri yang diemisikan ke udara dan kemudian merupakan sumber

fotokimia dari ozon. Kegiatan industri yang berpotensi menimbulkan cemaran

dalam bentuk HC adalah industri plastik, resin, pigmen, zat warna, pestisida dan

pemrosesan karet. Diperkirakan emisi industri sebesar 10 % berupa HC.

Pengaruh hidrokarbon pada kesehatan manusia dapat terlihat pada tabel dibawah

ini.
Jenis Hidrokarbon Kosentarsi Dampak Kesehatan

(ppm)

Benzene (C6H6) 100 Iritasi membran mukosa

3.000 Lemas setelah setengah sampai satu

jam

7.500 Pengaruh sangat brbahaya setelah

pemaparan satu jam

20.000 Kematian setelah pemaparan 5-10

menit

Toluena (C7H8) 200 Pusing, lemah , dan bekunang-kunang

setelahpemaparan 8 jam

600 Kehiulangan koordinasi bola mata

terbalik setelah pemaparan 8 jam

6. Khlorin

Gas Khlorin ( Cl2) adalah gas berwarna hijau dengan bau sangat menyengat.

Berat jenis gas khlorin 2,47 kali berat udara dan 20 kali berat gas hidrogen

khlorida yang toksik. Gas khlorin sangat terkenal sebagai gas beracun yang

digunakan pada perang dunia ke-1.

Karena banyaknya penggunaan senyawa khlor di lapangan atau dalam industri

dalam dosis berlebihan seringkali terjadi pelepasan gas khlorin akibat

penggunaan yang kurang efektif. Hal ini dapat menyebabkan terdapatnya gas

pencemar khlorin dalam kadar tinggi di udara.


Selain bau yang menyengat gas khlorin dapat menyebabkan iritasi pada mata

saluran pernafasan. Apabila gas khlorin masuk dalam jaringan paru-paru dan

bereaksi dengan ion hidrogen akan dapat membentuk asam khlorida yang

bersifat sangat korosif dan menyebabkan iritasi dan peradangan.

7. Partikel Debu

Partikulat debu melayang (Suspended Particulate Matter/SPM) merupakan

campuran yang sangat rumit dari berbagai senyawa organik dan anorganik yang

terbesar di udara dengan diameter yang sangat kecil, mulai dari <>Dampak

partikel debu terhadap kesehatan dapat mengganggu saluran pernafasan bagian

atas dan menyebabkan iritasi. Selain dapat berpengaruh negatif terhadap

kesehatan, partikel debu juga dapat mengganggu daya tembus pandang mata dan

juga mengadakan berbagai reaksi kimia di udara.

8. Timah Hitam

Timah hitam ( Pb ) merupakan logam lunak yang berwarna kebiru-biruan atau abu-

abu keperakan dengan titik leleh pada 327,5°C dan titik didih 1.740°C pada

tekanan atmosfer.Gangguan kesehatan adalah akibat bereaksinya Pb dengan

gugusan sulfhidril dari protein yang menyebabkan pengendapan protein dan

menghambat pembuatan haemoglobin, Gejala keracunan akut didapati bila

tertelan dalam jumlah besar yang dapat menimbulkan sakit perut muntah atau

diare akut. Gejala keracunan kronis bisa menyebabkan hilang nafsu makan,

konstipasi lelah sakit kepala, anemia, kelumpuhan anggota badan, Kejang dan

gangguan penglihatan.

BAB 3
PENUTUP

 Kesimpulan
Asbut menjadi masalah bagi banyak kota di dunia dan terus mengancam

lingkungan.
Asbut dalam keadaan berat merusak dan bahkan menyebabkan masalah

pernapasan bagi manusia.

Ozon dapat terbentuk di dalam kabut berasap untuk menambah racun lainnya di

dalam udara. Kabut berasap ini mengiritasikan mata dan merusak paru-paru.

Seperti hujan asam, kabut berasap dapat dicegah dengan mengehentikan

pencemaran atmosfer.

Bencana asap kabut yang terjadi sungguh meresahkan kita semua.

Dampak yang ditimbulkan dari asap kabut ini sangat luas mulai dari aspek

kesehatan, ekonomi, sosial budaya, hubungan internasional dan lain sebagainya.

Karena besarnya dampak yang ditimbulkan tersebut maka perlu langkah yang

serius dalam penanganan masalah asap kabut ini.

Anda mungkin juga menyukai