Anda di halaman 1dari 43

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat deskriptif dengan metode

survei untuk menggambarkan pengetahuan, sikap, tindakan guru dan siswa kelas

V dan VI tentang perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan kejadian diare di

SD Negeri 101220 Bunga Bondar.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini berlokasi di SD Negeri 101220 Kelurahan Bunga Bondar

Kecamatan Sipirok Kabupaten Tapanuli Selatan. Alasan memilih lokasi ini karena

belum pernah dilakukan penelitian yang serupa mengenai pengetahuan, sikap

tindakan guru dan siswa tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan

kejadian diare di SD Negeri 101220 Bunga Bondar.

3.2.2 Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan pada Bulan Januari 2017 - April 2017.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru SD Negeri 101220

Bunga Bondar yang berjumlah 10 orang, siswa kelas V 30 orang, dan kelas VI

berjumlah 29 orang.

Universitas Sumatera Utara


Tabel 3.1 Daftar guru, siswa kelas V dan kelas VI di sekolah SDN 101220 Bunga
Bondar
No Kriteria Populasi

1 Guru 10

2 Siswa kelas V 30

4 Siswa kelas VI 29

Total 69

3.3.2 Sampel

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan total sampling. Total sampling adalah teknik pengambilan sampel

dalam jumlah sampel sama dengan populasi. Alasan mengambil total sampling

karena jumlah populasi kurang dari 100 seluruh populasi dijadikan sampel

penelitian semuanya (Sugiyono, 2007). Populasi penelitian ini adalah seluruh guru

yang mengajar di SD Negeri 101220 Bunga Bondar yang berjumlah 10 orang,

seluruh siswa kelas V berjumlah 30 orang dan seluruh kelas VI berjumlah 29

orang.

3.4 Metode Pengumpulan Data

3.4.1 Data Primer

Data primer diperoleh melalui wawancara kepada responden dan

menggunakan kuesioner yang telah dipersiapkan dari pengukuran terhadap

variabel penelitian tentang gambaran pengetahuan, sikap tindakan guru dan siswa

kelas V dan VI tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan kejadian

diare di SD Negeri 101220 Bunga Bondar.

Universitas Sumatera Utara


3.4.2 Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari Profil singkat SD Negeri 101220 dan data

yang telah ada pada arsip sekolah dasar yaitu berupa data jumlah guru sekolah

dasar dan siswa, referensi buku-buku, hasil penelitian yang berhubungan serta

data lain yang dibutuhkan dalam penelitian mengenai SD Negeri 101220 Bunga

Bondar.

3.5 Defenisi Operasional

Sesuai dengan kerangka penelitian, maka defenisi operasional dari variabel

adalah sebagai berikut :

1. Pengetahuan (knowledge) adalah hasil dari tahu guru dan siswa tentang

PHBS dan kejadian diare di SD Negeri 101220 Bunga Bondar.

2. Sikap (attitude) adalah reaksi atau respon dari guru dan siswa tentang

PHBS dan kejadian diare di SD Negeri 101220 Bunga Bondar.

3. Tindakan adalah gerakan atau perbuatan guru dan siswa tentang PHBS dan

kejadian diare di SD Negeri 101220 Bunga Bondar.

4. Cuci Tangan Pakai Sabun adalah mencuci tangan dengan air yang

mengalir dan memakai sabun sesuai dengan waktu dan cara mencuci

tangan yang benar.

5. Mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah adalah mengkonsumsi

jajanan yang bergizi, higiene dan bervariasi dan bebas dari bahan

tambahan makanan (BTM) Yang tidak memenuhi syarat kesehatan.

Universitas Sumatera Utara


6. Menggunakan jamban bersih dan sehat adalah selalu menggunakan

jamban bersih, sehat dan tidak berbau, supaya tidak mencemari sumber air

dilingkungan sekitar

7. Membuang sampah pada tempatnya adalah siswa dan masyarakat sekolah

tidak boleh membuang sampah sembarangan dan harus pada tempat yang

disediakan serta dapat memilih tempat sampah organik dan non organik

8. Fasilitas Pendukung PHBS adalah fasilitas minimum yang diperlukan

untuk mempraktikkan PHBS di sekolah

9. Diare adalah keadaan keadaan dimana sering buang air besar, berbentuk

lembek ataupun cair dengan frekuensi tiga kali atau lebih dalam sehari

yang terjadi dalam kurun waktu tiga bulan.

3.6 Aspek Pengukuran

Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah lembar observasi dan

kuesioner.

3.6.1 Perilaku

Aspek pengukuran yang telah disediakan disesuaikan dengan skor yang

ada. Cara pengukuran pada penelitian ini dilakukan dengan langkah-langkah

sebagai berikut (Arikunto, 2006).

a. Memberi skor pada tiap butir pertanyaan.

b. Menjumlahkan skor dari pertanyaan-pertanyaan.

c. Memberikan nilai pada tiap kategori yaitu baik, sedang, buruk sesuai dengan

pengelompokan skor.

Universitas Sumatera Utara


Menurut Guttman (Riduwan, 2009). Penilaian dalam penelitian ini dibagi

dalam kategori (baik, sedang dan kurang) yang berdasarkan pada jawaban yang

diperoleh dari responden.

Adapun kategori penilaian dalam penelitian ini antara lain adalah :

1. Nilai baik, apabila total skor yang diperoleh responden >75% dari total

nilai tertinggi seluruh pertanyaan.

2. Nilai sedang, apabila total skor yang diperoleh responden 40-75% dari

total nilai tertinggi seluruh pertanyaan

3. Nilai kurang, apabila total skor yang diperoleh responden <40% dari total

nilai tertinggi seluruh pertanyaan

1. Pengetahuan

Pengetahuan guru dan siswa mengenai PHBS dapat diukur dengan memberikan

jawaban dari kuesioner yang telah diberi bobot. Jumlah pertanyaan sebanyak 15

dengan total skor tertinggi adalah 60. Untuk pertanyaan tingkat pengetahuan

memiliki empat pilihan jawaban :

Jawaban a (jawaban lengkap) skor :4

Jawaban b (jawaban kurang lengkap) skor :3

Jawaban c (jawaban tidak lengkap) skor :2

Jawaban d (jawaban tidak tahu) skor :1

Adapun pemberian kriteria pertanyaan tingkat pengetahuan mempunyai 3

pilihan dengan pemberian skor sebagai berikut :

A. Skor jawaban nomor pertanyaan 1-5 yaitu :

Jawaba a (jawaban lengkap) skor :4

Universitas Sumatera Utara


Jawaban b (jawaban kurang lengkap) :3

Jawaban c (jawaban tidak lengkap) skor :2

Jawaban d (jawaban tidak tahu) : skor :1

B. Skor jawaban nomor pertanyaan 6-10 yaitu :

Jawaban a (jawaban kurang lengkap) skor :3

Jawaban b (jawaban tidak lengkap) :2

Jawaban c (jawaban lengkap) :4

Jawaban d (jawaban tidak tahu) :1

C. Skor jawaban nomor pertanyaan 11-15 yaitu :

Jawaban a (jawaban kurang lengkap) skor :2

Jawaban b (jawaban lengkap) skor :4

Jawaban c (jawaban tidak lengkap) :3

Jawaban d (jawaban tidak tahu) :1

Berdasarkan kriteria pemberian skor, tingkat pengetahuan dikategorikan

dengan skala pengukuran sebagai berikut :

a. Tingkat pengetahuan baik, jika hasil penjumlahan skor jawaban responden

memiliki nilai (skor) > (lebih dari) 45 atau jawaban yang memiliki nilai (skor)

> (lebih dari) 75% dari total nilai tertinggi dari seluruh pertanyaan

b. Tingkat pengetahuan sedang, jika hasil penjumlahan skor jawaban responden

memiliki nilai (skor) 24-45 atau jawaban yang memiliki nilai (skor) = (sama

dengan) 40%-75% dari total nilai tertinggi dari seluruh pertanyaan.

Universitas Sumatera Utara


c. Tingkat pengetahuan buruk, jika hasil penjumlahan skor jawaban responden

memiliki nilai (skor) < (kurang dari) 24 atau jawaban yang memiliki nilai

(skor) < (kurang dari) 40% dari total nilai tertinggi dari seluruh pertanyaan.

2. Sikap

Variabel sikap menggunakan skala Likert dengan mengukur melalui 10

pertanyaan dengan item jawaban sangat setuju, setuju, tidak setuju dan sangat

tidak setuju. Adapun kriteria pertanyaan tingkat sikap mempunyai empat pilihan

dengan pemberian skor sebagai berikut :

a. Skor jawaban nomor 1, 3, 5, 7 dan 9 yaitu :

Jawaban sangat setuju skor :4

Jawaban setuju skor :3

Jawaban tidak setuju skor :2

Jawaban sangat tidak setuju skor :1

b. Skor jawaban nomor 2, 4, 6, 8 dan 10

Jawaban sangat setuju skor :1

Jawaban setuju skor :2

Jawaban tidak setuju skor :3

Jawaban sangat tidak setuju skor :4

Dari 10 pertanyaan, untuk pertanyaan nomor 1-10 skor tertinggi yang

diperoleh adalah 40. Cara menentukan kategori tingkat sikap responden mengacu

pada persentase berikut ( Arikunto, 2006).

a. Sikap baik, apabila nilai (skor) jawaban > 75% nilai keseluruhan (>30)

b. Sikap sedang, apabila nilai (skor) jawaban 40-75% nilai keseluruhan (16-30)

Universitas Sumatera Utara


c. Sikap buruk, apabila nilai (skor) jawaban < 40% nilai kseluruhan (<16)

3. Tindakan

Variabel tindakan siswa tentang pelaksanaan PHBS diukur dengan

menggunakan kuesioner untuk observasi yang berisi pertanyaan tertutup kepada

guru dan siswa kelas V dan VI yang berada di SD Negeri N 101220 Bunga

Bondar dengan jumlah pertanyaan 10 pertanyaan untuk guru dan 15 pertanyaan

untuk siswa, Untuk pertanyaan tindakan memiliki empat pilihan jawaban :

Jawaban selalu skor :4

Jawaban sering skor :3

Jawaban kadang-kadang skor :2

Jawaban tidak pernah skor :1

Kriteria untuk masing-masing jawaban yaitu :

Selalu = 7 hari dalam seminggu

Sering = 3-6 hari dalam seminggu

Kadang-kadang = 1-2 hari dalam seminggu

Tidak pernah = 0 dalam seminggu

Berdasarkan kriteria pemberian skor, tindakan guru dikategorikan dengan

skala pengukuran sebagai berikut :

1. Baik, jika hasil penjumlahan skor jawaban responden memiliki nilai (skor)

> (lebih dari) 30 atau jawaban yang memiliki nilai (skor) > (lebih dari)

75% dari total skor seluruh pertanyaan.

Universitas Sumatera Utara


2. Sedang, jika hasil penjumlahan skor jawaban responden memiliki nilai

(skor) 16-30 atau jawaban yang memiliki nilai (skor) = (sama dengan)

40%-75% dari total skor seluruh pertanyaan.

3. Buruk, jika hasil penjumlahan skor jawaban responden memiliki nilai

(skor) < (kurang dari) 16 atau jawaban yang memiliki nilai (skor) <

(kurang dari) 40% dari total skor seluruh pertanyaan.

Berdasarkan kriteria pemberin skor, tindakan siswa dikategorikan dengan

skala pengukuran sebagai berikut :

1. Baik, jika hasil penjumlahan skor jawaban responden memiliki nilai (skor)

> (lebih dari) 45 atau jawaban yang memiliki nilai (skor) > (lebih dari)

75% dari total skor seluruh pertanyaan.

2. Sedang, jika hasil penjumlahan skor jawaban responden memiliki nilai

(skor) 24-45 atau jawaban yang memiliki nilai (skor) = (sama dengan)

40%-75% dari total skor seluruh pertanyaan.

3. Buruk, jika hasil penjumlahan skor jawaban responden memiliki nilai

(skor) < (kurang dari) 24 atau jawaban yang memiliki nilai (skor) <

(kurang dari) 40% dari total skor seluruh pertanyaan.

Universitas Sumatera Utara


3.6.2 Keluhan Penyakit Diare

a. Ada, jika responden mengalami buang air besar yang berbentuk lembek

ataupun cair dengan frekuensi tiga kali atau lebih dalam sehari yang terjadi

dalam kurun waktu tiga bulan terakhir.

b. Tidak ada, jika responden tidak mengalami buang air besar yang berbentuk

lembek ataupun cair dengan frekuensi tiga kali atau lebih dalam sehari

yang terjadi dalam kurun waktu tiga bulan terakhir.

Kriteria pertanyaan mempunyai dua pilihan

- Jawaban ada dengan skor 1

- Jawaban tidak ada dengan skor 0

Berdasarkan kriteria diatas dapat diklasifikasikan menjadi dua kategori yaitu :

a. Ada jika hasil penjumlahan skor jawaban ≥ 1

b. Tidak ada jika hasil penjumlahan skor = 0

3.6.3 Sanitasi Dasar Pendukung Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

Sanitatasi dasar pendukung Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

dilakukan melalui metode pengamatan/observasi yang telah diberi bobot. Jumlah

komponen sebanyak 4 indikator yang terdiri dari 23 komponen dengan kriteria

komponen observasi mempunyai dua pilihan :

a. Memenuhi syarat (ya) = 1

b. Tidak memenuhi syarat (tidak) = 0

1. Baik, jika > 75% atau >18 skor

2. Sedang, jika 40%-75% atau 9-18 skor

3. Buruk, jika < 40% atau < 9 skor

Universitas Sumatera Utara


3.7 Metode Analisis Data

3.7.1 Pengolahan Data

Data yang telah dikumpulkan melalui kuesioner dengan selanjutnya diolah

dengan tahapan :

Proses pengolahan data melalui tahap-tahap sebagai berikut :

1. Editing (pemeriksaan data )

Editing dilakukan untuk memeriksa ketepatan dan kelengkapan jawaban

atau pertanyaan yang diajukan. Apabila terdapat jawaban yang belum

lengkap maka data harus dilengkapi dengan cara menanyakan kembali

jawaban pengisian kuesioner.

2. Coding (pemberian kode)

Data yang telah terkumpul dan dikoreksi ketepatan dan kelengkapannya

kemudian diberi kode oleh peneliti secara manual.

3. Entry (memasukkan data)

Data yang akan dimasukkan yakni jawaban-jawaban dari masing-masing

pertanyaan yang diajukan pada responden dalam bentuk “kode” (angka

atau huruf) yang dimasukkan dalam program atau softwere statistik

komputer. Dalam penelitian program statistik computer yang dipakai

adalah program SPSS (statistical product service solution).

4. Cleaning (pembersihan data)

Cleaning (pembersihan data) yang artinya semua data dari setiap sumber

data atau respon yang telah selesai dimasukkan, perlu diperiksa kembali

untuk melihat kemungkinan adanya kesalahan kesalahan kode, ketidak

Universitas Sumatera Utara


lengkapan, dan sebagainya, kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi

kembali.

5. Scoring (pemberian skors)

Scoring atau pemberian skors ialah pemberian nilai yang dilakukan oleh

peneliti terhadap isian kuesioner yang diisi oleh responden. Pemberian

skors terhadap isian kuesioner dilakukan untuk menyesuaikan dengan

statistik uji yang akan dipakai dalam penelitian.

6. Tabulating (tabulasi data)

Tabulating atau tabulasi data dilakukan dengan mengelompokkan data

sesuai dengan masing masing variabel dan kemudian disajikan dalam

bentuk tabel distribusi frekuensi.

3.7.2 Analisis Data

Data yang telah dikumpulkan yang diperoleh secara manual dengan

menggunakan kuesioner penelitian kemudian data tersebut di analisa secara

deskriptif dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi, tabel silang dan narasi yang

dipergunakan sebagai dasar pembahasan dan penarikan kesimpulan.

Universitas Sumatera Utara


BAB IV
HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Sekolah SD Negeri 101220 Bunga Bondar

Sekolah SD Negeri 101220 Bunga Bondar berdiri pada tahun 1939 di

Kelurahan Bunga Bondar Kecamatan Sipirok Kabupaten Tapanuli Selatan. SD

Negeri 101220 Bunga Bondar terletak di lingkungan Pedesaan sekeliling sekolah

adalah Sawah dan Perkampungan, pekerjaan sebagian besar orang tua siswa

adalah Petani, sebagian besar masyarakat di lingkungan sekolah adalah suku

Batak dan Mayoritas beragama Islam. Pada tahun ajaran 2016/2017 sekolah ini

memiliki 180 siswa. Guru yang mengajar sekolah ini berjumlah 10 orang dan

terdapat 1 pegawai tata usaha.

Fasilitas sekolah terdiri dari 6 ruang belajar, ruang kepala sekolah yang di

dalamnya ruang guru dan ruang tata usaha. Kantin yang berada di belakang ruang

belajar dan halaman sekolah juga dipakai sebagai lapangan olahraga. Sarana

sanitasi dasar pendukung Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang tersedia

yakni air bersih, satu jamban untuk siswa laki-laki, satu jamban untuk perempuan

dan satu jamban khusus guru, tempat pembuangan sampah terdapat di depan

masing-masing kelas.

Universitas Sumatera Utara


4.2 Karakteristik Responden

4.2.1 Karakteristik Responden Siswa Kelas V di SD Negeri 101220 Bunga


Bondar Bondar Kecamatan Sipirok Kabupaten Tapanuli Selatan
Tahun 2017

Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Individu


Siswa Kelas V di SD Negeri 101220 Bunga Bondar Kecamatan
Sipirok Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 2017

Karakteristik Responden n %
Umur
10 11 36,7
11 19 63,3
Jumlah 30 100,0
Jenis Kelamin
Laki-laki 10 33,3
Perempuan 20 66,7
Jumlah 30 100,0
Tabel 4.1 Menunjukkan bahwa jumlah responden kelas V lebih banyak

umur 11 tahun daripada umur 10 tahun dan lebih banyak berjenis kelamin

perempuan daripada laki-laki. Hal ini dikarenakan jumlah siswa yang duduk

dibangku kelas V lebih banyak disekolahkan berumur 7 tahun dan berjenis

kelamin perempuan.

4.2.2 Karakteristik Responden Siswa Kelas V di SD Negeri 101220 Bunga


Bondar Bondar Kecamatan Sipirok Kabupaten Tapanuli Selatan
Tahun 2017

Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Individu


Siswa Kelas VI di SD Negeri 101220 Bunga Bondar Kecamatan
Sipirok Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 2017
Karakteristik Responden n %
Umur
11 5 17,2
12 24 82,8
Jumlah 29 100,0
Jenis Kelamin
Laki-laki 18 62,1
Perempuan 11 37,9
Jumlah 29 100,0

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.2 Menunjukkan bahwa jumlah responden kelas VI lebih banyak

umur 12 tahun daripada umur 11 tahun dan lebih banyak berjenis kelamin laki-

laki daripada perempuan. Hal ini dikarenakan jumlah siswa yang duduk dibangku

kelas VI lebih banyak disekolahkan berumur 7 tahun dan berjenis kelamin laki-

laki.

4.2.3 Karakteristik Responden Guru di SD Negeri 101220 Bunga Bondar


Bondar Kecamatan Sipirok Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun
2017

Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Individu


Guru di SD Negeri 101220 Bunga Bondar Kecamatan
Sipirok Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 2017

Karakteristik Responden n %

Umur

21-30 1 10

31-40 1 10

41-50 4 40

51-60 4 40

Jumlah 10 100,0

Jenis Kelamin

Laki-laki 2 20,0

Perempuan 8 80,0

Jumlah 10 100,0

Pendidikan

SI 9 90,0

UT 1 10,0

Jumlah 10 100,0

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.3 menunjukkan bahwa jumlah responden lebih banyak umur 49,

50 dan 53 tahun, lebih banyak berjenis kelamin perempuan dan lebih banyak

berpendidikan SI. Hal ini dikarenakan jumlah guru yang mengajar di SD Negeri

101220 lebih banyak pada usia pertengahan (middle age) berjenis kelamin

perempuan dan berpendidikan SI.

4.3 Sanitasi Dasar Pendukung PHBS di SD Negeri 101220 Bunga Bondar


Kecamatan Sipirok Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 2017
Berdasarkan hasil observasi, sanitasi dasar pendukung PHBS di sekolah
SD Negeri 101220 disajikan dalam tabel 4.4 berikut :
Tabel 4.4 Observasi Sanitasi Dasar Pendukung PHBS di SD Negeri
101220 Bunga Bondar Kecamatan Sipirok Kabupaten
Tapanuli Selatan Tahun 2017
No Sanitasi Dasar Nilai
1 Tempat cuci tangan
a. Tersedia tempat cuci tangan di ruang kelas, minimal 1 0
untuk dua kelas
b. Tersedia sabun cuci tangan 0
c. Tersedia air bersih 1
Jumlah 1
2 Kantin Sekolah
a. Lokasi sekolah minimal berjarak 20 m dengan lokasi 0
TPS
b. Lokasi kantin jauh dari wc (minimal 10 m)
c. Peralatan bersih dan tidak berkarat
d. Tersedia tempat sampah yang tertutup
e. Tersedia tempat cucitangan dengan air bersih yang 0
mengalir dilengkapi dengan sabun
f. Makanan kemasan berlebel BPOM/Dinkes dan tidak 1
kadaluarsa
g. Makanan dan minuman dikemas dengan bersih 1
h. Petugas kantin berpakaian bersih, bercelemek, 1
bertudung dan sehat
i. Pengambilan makanan selalu menggunakan alat 0
pengambil makanan
Jumlah 4
3 Kamar mandi/wc/jamban
a. Tersedia air bersih 15 liter/orang/hari 1
b. Jarak air bersih dengan sumber pencemaran 10 m
c. Terpisah dari setiap ruang sekolah 1
d. Terpisah laki-laki dan perempuan 0
e. Bersih (tidak bau) 0

Universitas Sumatera Utara


f. Tersedia sabun dan karbol 0
g. Tersedia tempat sampah 1
h. Tersedia lubang penghawaan (ventilasi)
Jumlah 3
4 Tempat Sampah
a. Tempat sampah yang dilengkapi tutup disetiap ruangan 0
b. Terdapat tempat sampah organik dan anorganik ditiap 0
ruangan
c. Adanya tempat pembuangan samapah sementara (TPS). 0
Letak (TPS) dengan ruang kelas minimal 10 m
Jumlah 0
Jumlah nilai ( 8/23 =34,8%)
Tabel 4.4 menunjukkan bahwa Sanitasi dasar pendukung PHBS di SD

Negeri 101220 Bunga Bondar dalam kategori buruk. Hal ini dikarenakan tidak

tersedia tempat cuci tangan dan sabun cuci tangan, lokasi kantin berdekatan

dengan TPS dan kamar mandi atau kurang dari 10 m, tidak tersedia tempat

sampah yang memiliki tutup dan pembedaan tempat sampah antara organik dan

anorganik, tidak terpisah kamar mandi laki-laki dan perempuan begitu juga

dengan kantin sekolah masih menggunakan alat masak yang berkarat dan

pengambilan makanan tidak memakai alat penjepit ataupun alat pengambilan

makanan.

4.4 Perilaku Siswa dan Guru mengenai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) di SD Negeri 101220 Bunga Bondar Kecamatan Sipirok
Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 2017

4.4.1 Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Siswa Kelas V dan VI mengenai


PHBS di SD Negeri 101220 Bunga Bondar Kecamatan Sipirok
Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 2017

Tabel 4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Siswa Kelas


V dan VI Tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di
Sekolah SD Negeri 101220 Bunga Bondar Kecamatan Sipirok
Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 2017
Kelas V Kelas VI
Tahu Tidak Tahu Tidak
No Pengetahuan
Tahu Tahu
n % n % N % n %

Universitas Sumatera Utara


1 Pengertian PHBS 13 43,3 17 56,7 15 51,1 14 48,3
2 Pentingnya cuci tangan 30 100 - - 29 100 - -
dengan air bersih
3 Waktu yang disarankan 12 40 18 60 16 55,2 13 44.8
untuk cuci tangan
4 Cara mencuci tangan 15 50 15 50 15 51,7 14 48,3
dengan benar
5 Pengertian jajanan sehat 30 100 - - 29 100 - -
6 Pentingnya membeli 24 80 6 20 24 82,8 5 17,2
jajanan sehat
7 Syarat makanan dan 16 53,3 14 46,7 17 58,6 12 41,4
minuman sehat
Kelas V Kelas VI
Tahu Tidak Tahu Tidak
No Pengetahuan Tahu Tahu
n % n % N % n %
8 Syarat jamban sehat 16 53,3 14 46,7 17 58,6 12 41,4
9 Yang dilakukan setelah 14 46,7 16 53,3 16 55,2 13 44,8
buang air besar di wc
10 Syarat tempat sampah 13 43,3 17 56,7 16 52,2 13 44,8
yang memenuhi syarat
kesehatan
11 Pengertian sampah 11 36,7 19 63,3 10 34,5 19 65,5
12 Dimana sebaiknya 16 53,3 14 46,7 17 58,6 12 41,4
membuang sampah
13 Tidak boleh membuang 15 50 15 50 17 58,6 12 41,4
sampah sembarangan
14 Pentingnya 7 23,3 23 76,7 7 24,1 22 75,9
membersihkan
lingkungan sekolah
15 Sebaiknya membuang 11 36,7 19 63,3 18 62,1 11 37,9
sampah setiap hari

Keterangan:
Tahu = Apabila siswa kelas V dan VI menjawab dengan benar dan tepat
Tidak tahu = Apabila siswa kelas V dan VI menjawab kurang tepat, salah
ataupun tidak tahu

Tabel 4.5 menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan siswa kelas V di

sekolah SD Negeri 101220 Bunga Bondar seluruh siswa kelas V mengetahui

pentingnya cuci tangan dengan air bersih dan jajanan sehat dan lebih sedikit siswa

Universitas Sumatera Utara


23,3% tahu tentang pentingnya membersihkan lingkungan sekolah dan tingkat

pengetahuan siswa kelas VI di sekolah SD Negeri 101220 seluruh siswa kelas VI

mengetahui pentingnya cuci tangan dengan air bersih dan jajanan sehat dan lebih

sedikit siswa 24,1% tahu tentang pentingnya membersihkan lingkungan sekolah.

Tabel 4.6 Pengetahuan Kelas V dan VI Tentang PHBS ) di Sekolah SD


Negeri 101220 Bunga Bondar Kecamatan Sipirok Kabupaten
Tapanuli Selatan Tahun 2017
Kelas V Kelas VI
No. Pengetahuan Responden
n % n %
1 Baik 20 66,7 27 91,1
2 Kurang Baik 10 33,3 2 6,9
Jumlah 30 100,0 29 100,0
Dari uraian diatas, secara keseluruhan dapat dikategorikan bahwa

responden kelas V dan VI yaitu 66,7% dan 91,1% memiliki pengetahuan baik.

Tabel 4.7 Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Siswa Kelas V dan


VI Tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di
Sekolah SD Negeri 101220 Bunga Bondar Kecamatan Sipirok
Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 2017
Kelas V Kelas VI

No Sikap Responden SS/S TS/STS SS/S TS/STS

n % n % n % n %

1 Mencuci tangan
dengan air bersih
dan mengalir dapat 30 100,0 - - 29 100,0 - -
menghindari sakit
perut/diare

2 Sebelum makan
tidak perlu mencuci
- - 30 100,0 1 3,4 28 96,4
tangan dengan air
bersih dan sabun (-)

Jajan makanan dan


minuman sehat di
3 30 100,0 - - 29 100 - -
sekolah

Universitas Sumatera Utara


4 Setelah buang air
besar di wc tidak 27 90,0 3 10,0 5 17,2 24 82,8
perlu menyiram (-)

5 Jajan di kantin
sekolah lebih bersih
dan sehat
disbanding jajan
luar sekolah 29 96,7 1 3,3 25 86,2 4 13,8

6 Tidak harus
membawa
bekal/bontot dan 8 26,7 22 73,3 4 13,8 25 86,2
minum dari rumah
kesekolah (-)

7 Sebaiknya Wc/
30 100,0 - - 29 100,0 - -
toilet di gunakan

Kelas V Kelas VI

No Sikap SS/S TS/STS SS/S TS/STS

n % n % n % n %

sebagai tempat
buang kotoran
manusia (air besar
dan air kecil)

8 Tidak mesti harus - - 30 100,0 - - 29 100


membuang sampah
di tong sampah
tertutup (-)

9 Sampah harus 24 80,0 6 20,0 6 20,0 24 80,0


dibuang setiap hari

10 Sampah yang 10 33,3 20 66,7 - - 29 100,0


bertumpuk tidak
menyebabkan
penyakit

Keterangan:

Universitas Sumatera Utara


SS = Sangat Setuju TS = Tidak Setuju
S = Setuju STS = Sangat Tidak Setuju

Tabel 4.7 menunjukkan bahwa sikap pada siswa kelas V SD Negeri

101220 Bunga Bondar seluruh siswa menyatakan sangat setuju dan setuju bila

mencuci tangan dengan air bersih dan mengalir dapat menghindari sakit

perut/diare, sebelum makan tidak perlu mencuci tangan pakai air bersih dan

sabun, jajan makanan dan minuman sehat disekolah, kamar mandi/WC digunakan

sebagai tempat buang air besar dan air kecil dan tidak setuju dan sangat tidak 10%

setelah buang air besar di kamar mandi/Wc tidak perlu menyiramnya sampai

bersih. Sikap pada siswa kelas VI SD Negeri 101220 Bunga Bondar seluruh

siswa menyatakan sangat setuju dan setuju mencuci tangan dengan air bersih dan

mengalir dapat menghindari sakit perut/mencret, kamar mandi sebaiknya

digunakan untuk buang air besar dan air kecil, tidak harus membuang sampah

pada tempat sampah yang bertutup dan sampah yang menumpuk tidak akan

menyebabkan penyakit dan tidak setuju dan sangat tidak setuju 3,4% menyatakan

sebelum mn tidak perlu mencuci tangan dengan air bersih dan sabun.

Tabel 4.8 Sikap Kelas V dan VI Tentang PHBS di Sekolah SD Negeri


101220 Bunga Bondar Kecamatan Sipirok Kabupaten
Tapanuli Selatan Tahun 2017
Kelas V Kelas VI
No. Sikap Responden
n % n %
1 Baik 19 63,3 21 72,4
2 Kurang Baik 11 36,7 8 27,6
Jumlah 30 100,0 29 100,0
Dari uraian diatas, secara keseluruhan dapat dikategorikan bahwa

responden kelas V dan VI yaitu 63,3% dan 72,4% memiliki sikap baik.

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.9 Distribusi Responden Berdasarkan Tindakan Siswa Kelas V dan VI Tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) di Sekolah SD Negeri 101220 Bunga Bondar
Kelas V Kelas VI
Pertanyaan
No
Tindakan SL S KK TP SL S KK TP
n % n % n % n % n % n % n % n %
1 Mencuci tangan
sebelum dan 2
70,0 7 23,3 2 6,7 - - 26 89,7 3 10,3 - - - -
sesudah makan 1
dengan air bersih
2 Mencuci tangan
dengan air dan 3
100,0 - - - - - - 29 100 - - - - - -
sabun setelah 0
buang air besar
3 Mencuci tangan
setiap habis
bermain di luar
1
rumah dan sekolah 46,7 10 33,3 2 6,7 4 13,3 14 48,8 10 34,5 5 17,2 - -
4
dengan
menggunakan air
bersih
4 Mencuci tangan
6 20,0 4 13,3 14 46,7 6 20,0 6 20,7 5 17,2 17 58,6 1 3,4
setelah belajar
5 Memilih jajanan
1
sehat ketika 36,7 12 40,0 7 23,3 - - 11 37,9 11 37,9 7 24,1 - -
1
istirahat
6 Membawa bekal
3 10,0 8 26,6 14 46,7 5 16,7 8 27,6 6 20,7 12 41,4 3 10,3
dari rumah
Kelas V Kelas VI
Tindakan

Universitas Sumatera Utara


No
SL S KK TP SL S KK TP
n % n % n % n % n % n % n % n %
7 Membawa air
9 30,0 11 36,7 6 20,0 4 13,3 9 31,0 10 34,5 7 20,0 3 10,3
minum dari rumah
8 Menggunakan
wc/toilet untuk 4 13,3 8 26,7 18 60,0 - - 4 13,8 8 27,6 17 58,6 - -
buang air besar
9 Menggunakan
1
wc/toilet untuk 56,7 11 36,7 2 6,7 - - 17 58,6 10 34,5 2 6,9 - -
7
buang air kecil
10 Menyiram kamar
2
Wc setelah selesai 66,7 7 23,3 3 10,0 - - 20 67,0 6 20,6 3 10,3 - -
0
menggunakannya
11 Membuang
sampah pada
2
tempat sampah 66,7 6 20 4 13,3 - - 19 65,5 6 20,7 4 13,8 - -
0
yang disediakan di
sekolah
12 Membuang sdi
tempat sampah
- - - - - - 30 100,0 - - - - - - 29 100,0
organik dan
anorganik
Kelas V Kelas VI

No Tindakan
SL S KK TP SL S KK TP
n % n % n % n % n % n % n % n %

Universitas Sumatera Utara


13 Membuang
sampah pada
- - - - - - 29 100,0
tempat yang - - - - - - 30 100,0
tertutup
14 Membersihkan
lingkungan 9 30,0 14 46,7 7 23,3 - - 28 96,6 1 3,4 - - - -
sekolah
15 Mengikuti jadwal
piket 3
100,0 - - - - - - 29 100,0 - - - - - -
membersihkan 0
kelas
Keterangan :
SL = Selalu KK = Kadang-kadang
S = Sering TP = Tidak Pernah

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.9 menunjukkan tindakan siswa kelas V seluruhnya selalu mencuci

tangan sebelum dan sesudah makan dengan air bersih, tidak pernah membuang

sampah dengan memilih tempat sampah organik dan anorganik, tidak pernah

membuang sampah pada tempat sampah yang memiliki tutup dan selalu

mengikuti jadwal piketmembersihkan kelas. Tindakan kelas VI menunjukkan

bahwa seluruhnya selalu mencuci tangan dengan air bersih dan sabun setelah

buang air besar, tidak pernah memilih tempat sampah organik dan anorganik,

tidak pernah membuang sampah pada tempat sampah yang memiliki tutup dan

selalu mengikuti jadwal piket kebersihan kelas.

Tabel 4.10 Tindakan Kelas V dan VI Tentang PHBS PHBS di Sekolah SD


Negeri 101220 Bunga Bondar Kecamatan Sipirok Kabupaten
Tapanuli Selatan Tahun 2017
Kelas V Kelas VI
No. Tindakan Responden
n % n %
1 Baik 9 30,0 19 65,5
2 Kurang Baik 21 70,0 10 34,5
Jumlah 30 100,0 29 100,0
Dari uraian diatas, secara keseluruhan dapat dikategorikan bahwa

responden kelas V yaitu 70% memiliki tindakan kurang baik dan responden kelas

VI yaitu 65,5% memiliki tindakan baik.

4.4.2 Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Guru Tentang Perilaku Hidup


Bersih dan Sehat (PHBS) PHBS di Sekolah SD Negeri 101220 Bunga
Bondar Kecamatan Sipirok Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 2017

Tabel 4.11 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Guru


tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) PHBS di
Sekolah SD Negeri 101220 Bunga Bondar Kecamatan Sipirok
Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 2017
Tahu Tidak Tahu
No Pengetahuan
N % n %
1 Pengertian PHBS 7 70,0 3 30,0
2 Indikator PHBS di tatanan sekolah 7 70,0 3 30,0
3 Sasaran PHBS pada sekolah 10 100,0 - -

Universitas Sumatera Utara


Tahu Tidak Tahu
No Pengetahuan
n % n %
4 Peraturan yang mengatur tentang PHBS 2 20,0 8 80,0
5 Perlunya PHBS disekolah 10 100,0 - -
6 Pembinaan PHBS di sekolah 1 10,0 9 90,0
7 Dukungan dan peran PHBS di sekolah 10 100,0 - -
8 Peran atau dukungan tim pelaksana UKS 3 30,0 7 70,0
9 Waktu mencuci tangan 10 100,0 - -
10 Cara mencuci tangan dengan benar 6 60,0 4 40,0
11 Pengertian jajanan sehat 10 100,0 - -
12 Syarat makanan dan minuman sehat 10 100,0 - -
13 Syarat jamban sehat 10 100,0 - -
14 Syarat tempat yang memnuhi syarat 10 100,0 - -
kesehatan
15 Fasilitas pendukung PHBS 10 100,0 - -

Tahu = Apabila guru menjawab dengan benar dan tepat


Tidak tahu = Apabila guru menjawab kurang tepat, salah ataupun tidak
tahu
Tabel 4.11 menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan guru di SD Negeri

101220 seluruh guru mengetahui sasaran PHBS, perlunya PHBS, dukungan

PHBS disekolah, waktu mencuci tangan, syarat makanan dan minuman sehat,

syarat jamban sehat dan fasilitas pendukung PHBS dan sedikit guru 20%

mengetahui Peraturan yang mengatur tentang PHBS. Seluruh guru memiliki

pengetahuan baik tentang PHBS

4.12 Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Guru tentang Perilaku


Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Sekolah Negeri 101220 Bunga
Bondar Kecamatan Sipirok Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 2017
SS/S TS/STS
No Sikap
n % n %
1 Mencuci tangan dengan air bersih dan 10 100,0 -
mengalir dapat menghindari penyakit
diare
2 Sebelum makan tidak perlu mencuci - - 10 100,0
tangan dengan air bersih dan sabun (-)
3 Sebaiknya menggunakan jamban 10 100,0 - -
untukmembuang air besar/air kecil
4 Tidak masalah jajan sembarangan di - - 10 -

Universitas Sumatera Utara


sekolah (-)
SS/S TS/STS
No Sikap
n % n %
5 Sampah yang bertumpuk akan 10 100,0 - -
menyebabkan masalah kesehatan
6 Sampah tidak harus dibuang setiap hari (-) - - 10 100,0
7 Membuang sampah sesuai dengan tempat 10 100,0 - -
sampah organik dan an organic
8 PHBS Tidak perlu mendapat informasi - - 10 100,0
tentang PHBS (-)
9 Sebaiknya setiap tatanan sekolah memiliki 10 100,0 - -
UKS untuk mendukung pelaksanaan
PHBS
10 Dalam pelaksanaan PHBS tidak harus - - 10 100,0
tersedia fasilitas pendukung PHBS (-)
Tabel 4.12 menunjukkan bahwa seluruh guru sangat setuju dan setuju

mencuci tangan dengan air bersih dan mengalir dapat menghindari penyakit diare,

menggunakan jamban untuk membuang air besar dan kecil, sampah yang

bertumpuk akan menimbulkan masalah kesehatan, memilih tempat pembuangan

sampah organik dan anorganik. Tidak setuju dan sangat tidak setuju jika sebelum

dan sesudah makan tidak perlu mencuci tangan dengan air bersih dan sabun, jajan

sembarangan disekolah, sampah tidak harus dibuang setiap hari, tidak perlu

mendapat informasi tentang PHBS dan dalam pelaksanaan PHBS tidak perlu

sanitasi dasarpendukung PHBS. Seluruh guru memiliki sikap baik tentang PHBS.

Tabel 4.13 Distribusi Responden Berdasarkan Tindakan Guru


Tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Sekolah
Negeri 101220 Bunga Bondar Kecamatan Sipirok Kabupaten
Tapanuli Selatan Tahun 2017
No Tindakan SL S KK TP

% n % n % n %
1 Mencuci tangan sebelum
dan sesudah makan
10 100,0 - - - - -
dengan air bersih dan
menggunakan sabun
2 Mencuci tangan dengan - - 10 100,0 - - - -

Universitas Sumatera Utara


air dan sabun setelah
buang air besar
3 Mengkonsumsi jajanan
- -
sehat di kantin sekolah 5 50,0 5 50,0 - -
4 Membawa bekal ke
- - 2 20,0 4 40,0 4 40,0
sekolah
5 Menggunakan toilet/wc
sekolah untuk buang air - - 10 100,0 - - - -
besar dan kecil
6 Menyiram toilet/wc
sampai bersih setelah - - 10 100,0 - - - -
menggunakannya
7 Membuang sampah pada
tempat yang tersedia di - - 10 100,0 - - - -
sekolah
8 Memilih tempat sampah
organik anorganik ketika - - - - - - 10 100,0
buang sampah
9 Mengikuti kegiatan
10 100,0 - - - - - -
sekolah mengenai PHBS
10 Memberi pelajaran
- - - - 10 100,0 - -
tentang PHBS
Tabel 4.13 menunjukkan bahwa tindakan guru di SD Negeri 101220

seluruhnya memiliki tindakan selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah makan

dengan air bersih dan menggunakan sabun, seluruhnya sering mencuci tangan

dengan air bersih dan sabun setelah buang air besar, seluruhnya sering

meggunakan toilet/wc sekolah untuk buang air besar dan kecil,seluruhnya sering

menyiram wc sampai bersih setelah menggunakannya, seluruhnya sering

membuang sampah pada tempat yang di sediakan, seluruhnya selalu selalu

mengikuti kegiatan sekolah tentang PHBS, seluruh guru selalu membuang sampah

pada tempat sampah yang tersedia di sekolah, seluruh guru tidak penah memilih

tempat sampah organik dan anorganik ketika membuang sampah dan seluruh guru

kadang-kadang memberikan pelajaran tentang PHBS kepada siswa ketika

mengajar. Seluruh guru memiliki sikap baik tentang PHBS.

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.14 Tindakan Guru Tentang PHBS di Sekolah Negeri 101220
Bunga Bondar Kecamatan Sipirok Kabupaten Tapanuli
Selatan Tahun 2017
No. Tindakan Jumlah (n) Persentase (%)

1 Baik 5 50%
2 Kurang Baik 5 50%
Jumlah 10 100%
Dari uraian diatas, secara keseluruhan dapat dikategorikan bahwa

responden yaitu 50 % memiliki tindakan baik dan 50% memiliki tindakan kurang

baik.

4.5 Kejadian Diare Pada Siswa Kelas V, VI dan Guru di SD Negeri


101220 Bunga Kecamatan Sipirok Selatan Tahun 2017

Tabel 4.15 Distribusi Responden Berdasarkan Kejadian Diare Kelas V,


VI dan Guru di SD Negeri 101220 Bunga Kecamatan Sipirok
Selatan Tahun 2017
No Responden Dalam tiga bulan terakhir pernah sakit
perut/mencret
Ada Tidak Ada
n % n %
1 Kelas V 30 100,0 - -
2 Kelas VI 25 82,6 4 13,8
3 Guru 4 40,0 6 60,0
Tabel 4.15 menunjukkan bahwa seluruh siswa kelas V pernah mengalami

diare/mencret dalam 3 bulan terakhir. Pada umumnya 25 siswa kelas VI 86,2%

pernah mengalami diare/mencret dalam 3 bulan terakhir dan lebih sedikit guru

40% pernah mengalami diare dalam waktu tiga bulan terakhi

Universitas Sumatera Utara


4.6 Kejadian Diare Berdasarkan Perilaku Siswa Kelas V, VI dan Guru di SD Negeri 101220 Bunga Bondar Kecamatan
Sipirok Selatan Tahun 2017

Kejadian Penyakit Kelas V Total Kelas VI Total


Diare
Pengetahuan

Diare Tidak Diare n % Diare Tidak Diare n %


n % n % n % n %
- Baik 20 100,0 - - 20 100,0 24 88,9 3 11,1 27 100,0
- Kurang 10 100,0 - - 10 100,0 1 50,0 1 50,0 2 100,0
Baik
Sikap
- Baik 19 100,0 - - 19 100,0 18 85,7 3 14,3 21 100,0

- Kurang 11 100,0 - - 11 100,0 7 87,5 1 12,5 8 100,0


Baik

Tindakan
- Baik 9 100,0 - - 9 100,0 17 89,5 2 10,5 19 100,0
- Kurang 21 100,0 - - 21 100,0 8 80,0 2 20,0 10 100,0
Baik

Universitas Sumatera Utara


Berdasarkan tabel diatas dapat diihat bahwa seluruh siswa kelas V yang

memiliki pengetahuan baik dan kurang baik mengalami diare dalam waktu tiga

bulan terakhir. Seluruh siswa kelas V yang memiliki sikap baik dan kurang baik

mengalami diare dalam waktu tiga bulan terakhir. Seluruh siswa kelas V yang

memiliki tindakan baik dan kurang baik mengalami diare dalam waktu tiga bulan

terakhir.

Lebih banyak kelas VI yang memiliki pengetahuan baik pernah mengalami

diare yaitu 88,9% dan lebih sedikit 11,1% responden yang berpengetahuan

kurang baik pernah mengalami diare tiga bulan terakhir. Lebih banyak kelas VI

yang memiliki sikap baik mengalami diare yaitu 85,7% dalam waktu tiga bulan

terakhir dan lebih sedikit 14,3% responden yang bersikap kurang baikpernah

mengalami diare dalam waktu tiga bulan terakhir.

Lebih banyak kelas VI yang memiliki tindakan baik 89,5% pernah

mengalami diare dalam wakti tiga bulan terakhir dan lebih sedikit 10,5%

responden yang memiliki tindakan kurang baik pernah mengalami diare dalam

waktu tiga bulan terakhir.

Tabel 4.17 Kejadian Penyakit Diare Berdasarkan Pengetahuan, Sikap dan


Tindakan Guru di SD Negeri 101220 Bunga Bondar
Kecamatan Sipirok Selatan Tahun 2017
Pengetahuan Kejadian Penyakit Diare Jumlah

Ada Tidak Ada


n % n % n %
- Baik 4 40,0 6 60,0 10 100,0

Sikap
- Baik 4 40,0 6 60,0 10 100,0

Tindakan

Universitas Sumatera Utara


- Baik 2 40,0 3 60,0 5 100,0

- Kurang 2 40,0 3 60,0 5 100,0


Baik

Berdasarkan tabel diatas dapat diihat bahwa lebih sedikit guru 40% yang

memiliki pengetahuan baik mengalami diare dalam waktu tiga bulan terakhir dan

lebih banyak guru 60% yang berpengetahuan baik pernah mengalami diare dalam

waktu tiga bulan terakhir. Lebih sedikit guru 40% yang memiliki sikap baik

mengalami diare dalam waktu tiga bulan terakhir dan lebih banyak guru 60%

yang memiliki sikap baik pernah mengalami diare dalam waktu tiga bulan

terakhir. Lebih sedikit guru 40 % memiliki tindakan baik mengalami diare dalam

waktu tiga bulan terakhir dan lebih banyak guru 60% tidak pernah mengalami

diare dalam waktu tiga bulan terakhir. Lebih sedikit guru 40 % memiliki tindaka

kurang baik pernah mengalami diare dalam waktu tiga bulan terakhir dan lebih

banyak guru 60% yang memiliki tindakan kurang baik tidak pernah mengalami

diare dalam waktu tiga bulan terakhir.

Universitas Sumatera Utara


BAB V
PEMBAHASAN

5.1 Gambaran Karakteristik Siswa Kelas V, VI dan Guru di SD Negeri


101220 Bunga Bondar

Responden berasal dari kelas V, kelas VI dan guru yangberjumlah 69

orang. Umur responden kelas V paling banyak berumur 11 tahun (63%), umur

kelas VI paling banyak umur 12 tahun dan guru paling banyak berumur diatas 40

tahun (60%). Pada jenis kelamin responden kelas V paling banyak berjenis

kelamin perempuan (66,7%), kelas VI paling banyak berjenis kelamin laki-laki

(62,1) dan guru paling banyak berjenis kelamin perempuan (80%) dan

berpendidikan S1 (90%).

Pada penelitian ini guru termasuk responden yang dipilih dikarenakan guru

adalah sumber informasi bagi peserta didik. Peran guru sebagai pengajar, pendidik

dan pelatih mempunyai kekuatan untuk menanamkan prinsip PHBS di lingkungan

sekolah melalui pesan-pesan guru sehingga siswa akan mempraktikkan PHBS di

sekolah, karena biasanya anak-anak patuh terhadap perintah gurunya

(Adirwiyono, 2010).

Anak sekolah merupakan generasi penerus bangsa yang perlu dijaga

ditingkatkan dan dilindungi kesehatannya. Jumlah usia yang cukup besar yaitu

30% dari jumlah penduduk Indonesia merupakan masa keemasan untuk

menanamkan perilaku hidup bersih dan sehat sehingga anak sekolah berpotensi

sebagai agen perubahan untuk mempromosikan perilaku sehat, baik dilingkungan

sekolah, keluarga maupun masyarakat (Proverawati, 2012).

Universitas Sumatera Utara


5.2 Fasilitas Dasar Pendukung Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
dan Kejadian Diare di SD Negeri 101220 Bunga Bondar

Hasil penelitian diketahui bahwa ketersediaan fasilitas sanitasi dasar yang

mendukung PHBS di SD Negeri 101220 Bunga Bondar dikategorikan buruk

(34,8)%.

5.2.1 Sarana Air Bersih

SD Negeri 101220 Bunga Bondar telah memenuhi semua penilaian air

bersih seperti air tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau. Sumber air

berasal dari air pegunungan yang dialirkan oleh pipa ke sekolah dan secara

kuantitas jumlahnya sudah memenuhi. Di sekolah tersebut tidak terdapat tempat

cuci tangan, sehingga siswa tidak tidak pernah cuci tangan pakai sabun setelah

buang air kecil, buang air besar, setelah bermain, berolahraga dan kerja bakti di

sekolah, sehingga hal tersebut dapat memungkinkan siswa disekolah untuk

terkena penyakit diare.

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan 1429/Menkes/SK/XII/2006

Fasilitas dasar sekolah, harus dilengkapi dengan air bersih sesuai dengan yaitu

tersedia air bersih 15 liter/orang/hari, kualitas air bersih memenuhi syarat

kesehatan yang sesuai dengan Kep.Men.Kes Nomor 416 tahun 1990, tentang

syarat-syarat dan kualitas air, jarak sumur/sarana air bersih dengan sumber

pencemaran (sarana pembuangan air limbah, septic tank, tempat pembuangan

sampah akhir) minimal 10 meter.

Universitas Sumatera Utara


5.2.2 Kantin Sekolah

Fasilitas kantin sehat pada sekolah SD Negeri 101220 Bunga Bondar tidak

memenuhi syarat kantin sehat, hal ini dapat dilihat berdasarkan rendahnya nilai

observasi mengenai kantin sehat disekolah tersebut. Lokasi kantin memiliki jarak

kurang dari 10 meter dengan sumber pencemaran seperti tempat penampungan

sampah dan kamar mandi. Kantin tidak memiliki fasilitas tempat cuci tangan dan

tidak memiliki tempat sampah yang tertutup. Kondisi bangunan kantin sekolah

tidak memenuhi syarat kesehatan, hal ini karena kantin hanya berdinding papan,

berlantai tanah, sebagian atap sudah banyak yang bocor dil dan sempit.an lebar

kantin juga sangat kecil dan sempit.

Petugas kantin mengumpulkan sampahnya dikantung plastik dan dibuang

langsung ketempat penampungan sampah sementara, namun petugas kantin tidak

menggunakan alat pengambil makanan seperti sendok atau penjepit saat

mengambil makanan. Hal ini disebabkan kurangnya pengetahuan pengelola

kantin tentang syarat kantin sehat dan kurangnya perhatian dari pihak sekolah

untuk memberikan pengetahuan tentang syarat kantin yang sehat.

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan 1429/Menkes/SK/XII/2006

Fasilitas sanitasi dasar sekolah, harus dilengkapi kantin/warung sekolah sesuai

dengan syarat bangunanan yaitu tersedia tempat cuci peralatan makan dan minum

dengan air yang mengalir, tersedia tempat cuci tangan bagi pengunjung

kantin/warung sekolah, tersedia tempat untuk penyimpanan bahan makanan,

tersedia tempat untuk penyimpanan makanan jadi/siap saji yang tertutup, tersedia

Universitas Sumatera Utara


tempat menyimpan peralatan makanan dan minuman, lokasi kantin minimal

berjarak 20 meter dengan tempat pengumpulan sampah sementara.

Syarat tata laksana kantin atau warung sekolah sekolah yaitu makanan

jajanan yang dijual harus dalam keadaan terbungkus atau tertutup (terlindung dari

lalat, binatang lain dan debu), makanan jajanan yang disajikan dalam kemasan

harus dalam keadaan baik dan tidak kadaluarsa, sempat penyimpanan makanan

yang dijual pada warung sekolah harus dalam keadaan selalu bersih, terlindungi

dari debu, terhindar dari bahan kimia berbahaya, serangga dan hewan lain, tempat

pengolahan makanan harus bersih, peralatan yang sudah dipakai dicuci dengan air

bersih dan mengalir atau dalam dua wadah yang berbeda dengan menggunakan

sabun, peralatan yang sudah bersih harus disimpan ditempat yang bebas

pencemaran, peralatan yang digunakan untuk mengolah dan menyajikan makanan

jajanan harus sesui dengan peruntukannya, dilarang menggunakan kembali

peralatan yang dirancang hanya untuk sekali pakai, penyaji makanan disekolah

harus selalu menjaga kebersihan dengan selalu mencuci tangan sebelum memasak

dan dari toilet.

5.2.3 Kamar Mandi/Toiet

Sekolah SD Negeri 101220, dari 7 kriteria penilaian jamban sehat hanya

dua yang memenuhi kriteria, toilet tidak terpisah antara laki-laki dan perempuan,

tidak tersedia tempat sampah, sabun, lap tangan ataupun tisu dan alat pembersih

kamar mandi/karbol. Toilet sekolah selalu dalam keadaan kotor dan bau, hal ini

dikarenakan tidak tersedianya alat pembersih kamar mandi dan tidak adanya

petugas kebersihan.

Universitas Sumatera Utara


Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor

1429/Menkes/SK/XII/2006 syarat kamar mandi/toilet yaitu letak toilet harus

terpisah dari ruang kelas, ruang UKS, ruang guru, perpustakaan, ruang bimbingan

dan konseling, tersedia toilet yang terpisah antara laki-laki dan perempuan.

Proporsi wc/urinoir untuk 40 siswa dan 1 wc untuk 25 siswi, toilet harus dalam

keadaan bersih, lantai toilet tidak ada genangan air, tersedia lubang penghawaan

yang langsung berhubungan dengan udara luar, bak penampung air harus tidak

menjadi tempat perindukan nyamuk.

5.2.4 Sarana Tempat Sampah

Sekolah SD Negeri 101220 Bunga Bondar sudah memiliki tempat sampah

sementara disetiap ruang kelas yang berupa keranjang sampah terbuka, namun

sampah tempat sampah tersebut tidak dipisah berdasarkan sampah organik dan

anorganik. Sampah yang sudah terkumpul dari tempat pembuangan sampah

sementara dibuang ke tempat akhir pembuangan sampah yang berada dibelakang

sekolah dan dibakar seminggu sekali sehingga dapat dikatakan bahwa sarana

tempat sampah di SD Negeri 101220 Bungan Bondar tidak memenuhi syarat

kesehatan.

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor

1429/Menkes/SK/XII/2006 bahwa syarat tempat sampah harus tersedia disetiap

ruangan yang dilengkapi dengan tutup, tersedia tempat pengumpulan sampah

sementara dari seluruh ruangan untuk memudahkan pengangkutan atau

pemusnahan sampah, peletakan tempat pembuangan/pengumpulan sampah

sementara dengan ruang kelas berjarak minimal 10 meter.

Universitas Sumatera Utara


5.3 Perilaku PHBS Siswa dan Guru di SD Negeri 101220 Bunga
Bondar Kecamatan Sipirok Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun
2017

Tingkat pengetahuan responden kelas V tentang PHBS lebih banyak yang

memiliki pengetahuan baik (66,7%), tingkat pengetahuan responden kelas VI

tentang PHBS pada umumnya memiliki pengetahuan baik (91,1%) dan tingkat

pengetahuan guru tentang PHBS seluruhnya memiliki pengetahuan baik.

Hal ini sesuai dengan teori Notoatmodjo (2010) pengetahuan atau kognitif

merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang

(over behavior). Apabila suatu tindakan didasari pengetahuan maka tindakan

tersebut langgeng dan sebaliknya. Dalam teori perilaku, pengetahuan merupakan

salah satu tahap dari tiga tahapan yang dapat terjadi pada seseorang untuk

menerima atau mengadopsi suatu perilaku baru.

Sikap responden kelas V lebih banyak memiliki sikap baik tentang PHBS

(63,3%), kelas VI lebih banyak memiliki sikap baik tentang PHBS (72,4%) dan

seluruh guru memiliki sikap baik tentang PHBS.

Sikap diturunkan dari pengetahuan responden dengan demikian untuk

menentukan sikap harus didasari dengan penegtahuan responden. Hal ini sesuai

dengan Teori L.Green dalam buku Notoatmodjo (2010), yang menyatakan bahwa

sikap adalah salah satu predisposisi untuk munculnya perilaku. Untuk

mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan yang nyata diperlukan faktor

pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan seperti fasilitas dan faktor

dukungan (Waryana, 2016).

Universitas Sumatera Utara


Tindakan responden kelas V lebih banyak memiliki tindakan kurang baik

(70%), kelas VI lebih banyak memiliki tindakan baik (65,5%) dan guru yang

memiliki tindakan kurang baik (50%). Rendahnya tindakan responden tersebut

karena rendahnya fasilitas sanitasi dasar pendukung PHBS sehingga responden

tidak bisa melakukan tindaka PHBS di sekolah.

Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan. Untuk

terwujudnya dalam suatu tindakan diperlukan faktor pendukung yaitu fasilitas

pendukung PHBS. Ketersediaan fasilitas merupakan pemicu terhadap perilaku

yang memungkinkan suatu motivasi atau tindakan terlaksana (enabling

factor/faktor pemungkin), (Notoatmodjo, 2007).

Fasilitas sanitasi dasar pendukung PHBS baik juga harus diimbangi

dengan pengetahuan, sikap, dan tindakan mengenai PHBS yang baik, bila tidak

maka kesehatan sekolah belum terwujud (Syafrudin, 2015).

5.4 Kejadian Diare Pada Siswa Kelas V, VI dan Guru di SD Negeri


101220 Bunga Bondar Kecamatan Sipirok Kabupaten Tapanuli
Selatan Tahun 2017

Kejadian penyakit diare pada responden kelas V menunjukkan bahwa

seluruh responden pernah mengalami penyakit diare, responden kelas VI pada

umumnya pernah mengalami diare (86,2%) dan guru lebih sedikit yang pernah

mengalami diare (40%) selama tiga bulan terakhir.

Tingginya angka kejadian diare di sekolah tersebut karena rendahnya

PHBS pada siswa dan guru. Hal ini disebabkan masih kurangnya fasilitas sanitasi

dasar yang mendukung PHBS, seperti tidak tersedianya tempat cuci tangan,

Universitas Sumatera Utara


tempat sampah yang tidak memenuhi syarat, kantin yang tidak memenuhi syarat

kesehatan dan kamar mandi yang tidak memenuhi syarat kesehatan.

Diare yang dialami siswa dan guru SD Negeri 101220 adalah diare yang

disebabkan oleh bakteri dan virus yang dapat bersumber dari makanan yang

kurang higienes, siswa banyak yang meminum air langsung dari kran kamar

mandi, siswa tidak pernah melakukan tindakan CTPS, baik setelah melakukan

buang air kecil atau buang air besar, dan ketika berjajan siswa sering berbagi

makanan dari tangan siswa ketangan siswa lain tanpa tempat makanan.

Jenis diare yang terjadi pada siswa kelas V,VI dan guru di SD Negeri

101220 Bunga Bondar adalah diare akut yaitu diare yang mendadak dan

berlangsung singkat dan paling lama 7 hari tidak masuk sekolah. Berdasarkan

pengetahuan responden tentang PHBS terhadap kejadian penyakit diare, seluruh

responden kelas V pernah mengalami diare dalam tiga bulan terakhir, dimana

yang berpengetahuan baik seluruhnya memiliki keluhan penyakit diare dan

berpengetahuan kurang baik seluruhnya memiliki keluhan penyakit diare.

Responden kelas VI pernah mengalami diare pada tiga bulan terakhir sebesar

86,2% dan tidak diare sebesar 13,8%, dimana yang berpengetahuan baik 88,9%

memiliki keluhan penyakit diare dan berpengetahuan kurang baik 50% memiliki

keluhan penyakit diare. Responden guru memiliki pengetahuan baik pernah

mengalami diare dalam waktu tiga bulan terakhir sebesar 40% dan yang tidak

diare sebesar 60%. Tindakan yang kurang baik juga dipengaruhi karena tidak

tersedianya atau rendahnya fasilitas dan dukungan PHBS.

Universitas Sumatera Utara


Secara teoritis penyakit diare adalah penyakit yang ditandai dengan

bertambahnya frekuensi defekasi lebih dari kali dalam sehari disertai dengan

konsistensi tinja lembek dan cair (Swasanti, 2013) dan penularan penyakit diare

melalui fecal oral terutama karena menelan makanan atau kontak dengan tangan

yang terkontaminasi, tidak memadainya penyediaan air bersih, kekurangan sarana

kebersihan dan pencemaran air, penyiapan dan penyimpanan makanan tidak

semestinya (Ummiati, 2010).

Pencegahan penyakit diare yang berasal dari makanan dapat dilakukan

dengan memperhatikan pola higiene perorangan yang bertujuan untuk memelihara

kebersihan diri, menciptakan keindahan dan juga meningkatkan kesehatan individu

agar dapat mencegah timbulnya penyakit pada diri sendiri maupun orang lain

sehingga faktor-faktor yang mempengaruhi hygiene perorangan harus diperhatikan

yang salah satunya adalah tingkat pengetahuan karena pengetahuan yang baik dapat

meningkatkan kesehatan, namun berbekal pengetahuan saja tidak cukup karena

kedewasaan seseorang akan memberi pengaruh tertentu pada kualitas orang tersebut

oleh karena itu pengetahuan penting dalam meningkatkan status kesehatan individu

(Wartonah, 2006).

Buku pedoman pemberantasan penyakit diare dalam Ditjen PPM dan PLP

Depkes RI (2008) menjelaskan masih tingginya angka kesakitan dan kematian

diare disebabkan beberapa faktor antara lain kesehatan lingkungan yang belum

memadai, keadaan gizi, pendidikan, keadaan sosial ekonomi, perilaku masyarakat

yang secara langsung ataupun tidak langsung mempengaruhi keadaan penyakit

diare.

Universitas Sumatera Utara


BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

1. Tingkat pengetahuan responden kelas V tentang PHBS yang terbanyak di


SD Negeri 101220 yaitu tingkat pengetahuan dengan kategori baik sebesar
66,7%. Tingkat pengetahuan responden kelas VI tentang PHBS yang
terbanyak yaitu tingkat pengetahuan dengan kategori baik sebesar 91,1%
dan seluruh responden guru memiliki tingkat pengetahuan mengenai
PHBS dengan kategori baik.
2. Sikap responden kelas V tentang PHBS terbanyak di SD Negeri 101220

yaitu sikap dengan kategori baik sebesar 63,3% . Sikap responden kelas VI

tentang PHBS terbanyak yaitu sikap dengan kategori baik sebesar 72,4%.

Seluruh responden guru memiliki sikap mengenai PHBS dalam kategori

baik.

3. Tindakan responden kelas V yang terbanyak tentang PHBS di SD Negeri

101220 yaitu tindakan dengan kategori baik sebesar 30%. Tindakan

responden kelas VI yang terbanyak tentang PHBS yaitu tindakan dengan

kategori baik sebesar 65,5%. Tindakan responden guru yang terbanyak

tentang PHBS yaitu tindakan dengan kategori baik sebesar 50% .

4. Seluruhnya responden kelas V pernah mengalami penyakit diare dalam

tiga bulan terakhir. Pada umumnya (86,2%) responden kelas VI pernah

mengalami diare pada tiga bulan terakhir. Lebih sedikit (40%) responden

guru pernah mengalami diare pada tiga bulan terakhir.

5. Fasilitas sanitasi dasar yang mendukung PHBS di SD Negeri 101220

Bunga Bondar masih berada pada kategori buruk (34,8%).

Universitas Sumatera Utara


6.2 Saran

Kepala Sekolah SD Negeri 101220 Bunga Bondar senantiasa menanamkan

nilai-nilai PHBS kepada siswa dan guru untuk mencegah datangnya penyakit

diare, menyediakan dan melengkapi fasilitas dasar pendukung PHBS di sekolah

SD Negeri 101220 Bunga Bondar yakni :

1. Menyediakan tempat cuci tangan dan sabun.

2. Membuat kantin sehat di sekolah.

3. Menyediakan tempat sampah yang memiliki tutup dan tempat sampah organik

dan anorganik.

4. Memisahkan antara kamar mandi laki-laki dan perempuan, dan mengganti

jamban cemplung menjadi jamban leher angsa.

5. Membuat jadwal piket bagi siswa untuk kebersihan kelas dan lingkungan

sekolah.

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai