METODE PENELITIAN
survei untuk menggambarkan pengetahuan, sikap, tindakan guru dan siswa kelas
V dan VI tentang perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan kejadian diare di
Kecamatan Sipirok Kabupaten Tapanuli Selatan. Alasan memilih lokasi ini karena
tindakan guru dan siswa tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan
3.3.1 Populasi
Bunga Bondar yang berjumlah 10 orang, siswa kelas V 30 orang, dan kelas VI
berjumlah 29 orang.
1 Guru 10
2 Siswa kelas V 30
4 Siswa kelas VI 29
Total 69
3.3.2 Sampel
dalam jumlah sampel sama dengan populasi. Alasan mengambil total sampling
karena jumlah populasi kurang dari 100 seluruh populasi dijadikan sampel
penelitian semuanya (Sugiyono, 2007). Populasi penelitian ini adalah seluruh guru
orang.
variabel penelitian tentang gambaran pengetahuan, sikap tindakan guru dan siswa
kelas V dan VI tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan kejadian
Data sekunder diperoleh dari Profil singkat SD Negeri 101220 dan data
yang telah ada pada arsip sekolah dasar yaitu berupa data jumlah guru sekolah
dasar dan siswa, referensi buku-buku, hasil penelitian yang berhubungan serta
data lain yang dibutuhkan dalam penelitian mengenai SD Negeri 101220 Bunga
Bondar.
1. Pengetahuan (knowledge) adalah hasil dari tahu guru dan siswa tentang
2. Sikap (attitude) adalah reaksi atau respon dari guru dan siswa tentang
3. Tindakan adalah gerakan atau perbuatan guru dan siswa tentang PHBS dan
4. Cuci Tangan Pakai Sabun adalah mencuci tangan dengan air yang
mengalir dan memakai sabun sesuai dengan waktu dan cara mencuci
jajanan yang bergizi, higiene dan bervariasi dan bebas dari bahan
jamban bersih, sehat dan tidak berbau, supaya tidak mencemari sumber air
dilingkungan sekitar
tidak boleh membuang sampah sembarangan dan harus pada tempat yang
disediakan serta dapat memilih tempat sampah organik dan non organik
9. Diare adalah keadaan keadaan dimana sering buang air besar, berbentuk
lembek ataupun cair dengan frekuensi tiga kali atau lebih dalam sehari
Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah lembar observasi dan
kuesioner.
3.6.1 Perilaku
c. Memberikan nilai pada tiap kategori yaitu baik, sedang, buruk sesuai dengan
pengelompokan skor.
dalam kategori (baik, sedang dan kurang) yang berdasarkan pada jawaban yang
1. Nilai baik, apabila total skor yang diperoleh responden >75% dari total
2. Nilai sedang, apabila total skor yang diperoleh responden 40-75% dari
3. Nilai kurang, apabila total skor yang diperoleh responden <40% dari total
1. Pengetahuan
Pengetahuan guru dan siswa mengenai PHBS dapat diukur dengan memberikan
jawaban dari kuesioner yang telah diberi bobot. Jumlah pertanyaan sebanyak 15
dengan total skor tertinggi adalah 60. Untuk pertanyaan tingkat pengetahuan
memiliki nilai (skor) > (lebih dari) 45 atau jawaban yang memiliki nilai (skor)
> (lebih dari) 75% dari total nilai tertinggi dari seluruh pertanyaan
memiliki nilai (skor) 24-45 atau jawaban yang memiliki nilai (skor) = (sama
memiliki nilai (skor) < (kurang dari) 24 atau jawaban yang memiliki nilai
(skor) < (kurang dari) 40% dari total nilai tertinggi dari seluruh pertanyaan.
2. Sikap
pertanyaan dengan item jawaban sangat setuju, setuju, tidak setuju dan sangat
tidak setuju. Adapun kriteria pertanyaan tingkat sikap mempunyai empat pilihan
diperoleh adalah 40. Cara menentukan kategori tingkat sikap responden mengacu
a. Sikap baik, apabila nilai (skor) jawaban > 75% nilai keseluruhan (>30)
b. Sikap sedang, apabila nilai (skor) jawaban 40-75% nilai keseluruhan (16-30)
3. Tindakan
guru dan siswa kelas V dan VI yang berada di SD Negeri N 101220 Bunga
1. Baik, jika hasil penjumlahan skor jawaban responden memiliki nilai (skor)
> (lebih dari) 30 atau jawaban yang memiliki nilai (skor) > (lebih dari)
(skor) 16-30 atau jawaban yang memiliki nilai (skor) = (sama dengan)
(skor) < (kurang dari) 16 atau jawaban yang memiliki nilai (skor) <
1. Baik, jika hasil penjumlahan skor jawaban responden memiliki nilai (skor)
> (lebih dari) 45 atau jawaban yang memiliki nilai (skor) > (lebih dari)
(skor) 24-45 atau jawaban yang memiliki nilai (skor) = (sama dengan)
(skor) < (kurang dari) 24 atau jawaban yang memiliki nilai (skor) <
a. Ada, jika responden mengalami buang air besar yang berbentuk lembek
ataupun cair dengan frekuensi tiga kali atau lebih dalam sehari yang terjadi
b. Tidak ada, jika responden tidak mengalami buang air besar yang berbentuk
lembek ataupun cair dengan frekuensi tiga kali atau lebih dalam sehari
3.6.3 Sanitasi Dasar Pendukung Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
dengan tahapan :
Cleaning (pembersihan data) yang artinya semua data dari setiap sumber
data atau respon yang telah selesai dimasukkan, perlu diperiksa kembali
kembali.
Scoring atau pemberian skors ialah pemberian nilai yang dilakukan oleh
deskriptif dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi, tabel silang dan narasi yang
adalah Sawah dan Perkampungan, pekerjaan sebagian besar orang tua siswa
Batak dan Mayoritas beragama Islam. Pada tahun ajaran 2016/2017 sekolah ini
memiliki 180 siswa. Guru yang mengajar sekolah ini berjumlah 10 orang dan
Fasilitas sekolah terdiri dari 6 ruang belajar, ruang kepala sekolah yang di
dalamnya ruang guru dan ruang tata usaha. Kantin yang berada di belakang ruang
belajar dan halaman sekolah juga dipakai sebagai lapangan olahraga. Sarana
sanitasi dasar pendukung Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang tersedia
yakni air bersih, satu jamban untuk siswa laki-laki, satu jamban untuk perempuan
dan satu jamban khusus guru, tempat pembuangan sampah terdapat di depan
masing-masing kelas.
Karakteristik Responden n %
Umur
10 11 36,7
11 19 63,3
Jumlah 30 100,0
Jenis Kelamin
Laki-laki 10 33,3
Perempuan 20 66,7
Jumlah 30 100,0
Tabel 4.1 Menunjukkan bahwa jumlah responden kelas V lebih banyak
umur 11 tahun daripada umur 10 tahun dan lebih banyak berjenis kelamin
perempuan daripada laki-laki. Hal ini dikarenakan jumlah siswa yang duduk
kelamin perempuan.
umur 12 tahun daripada umur 11 tahun dan lebih banyak berjenis kelamin laki-
laki daripada perempuan. Hal ini dikarenakan jumlah siswa yang duduk dibangku
kelas VI lebih banyak disekolahkan berumur 7 tahun dan berjenis kelamin laki-
laki.
Karakteristik Responden n %
Umur
21-30 1 10
31-40 1 10
41-50 4 40
51-60 4 40
Jumlah 10 100,0
Jenis Kelamin
Laki-laki 2 20,0
Perempuan 8 80,0
Jumlah 10 100,0
Pendidikan
SI 9 90,0
UT 1 10,0
Jumlah 10 100,0
50 dan 53 tahun, lebih banyak berjenis kelamin perempuan dan lebih banyak
berpendidikan SI. Hal ini dikarenakan jumlah guru yang mengajar di SD Negeri
101220 lebih banyak pada usia pertengahan (middle age) berjenis kelamin
Negeri 101220 Bunga Bondar dalam kategori buruk. Hal ini dikarenakan tidak
tersedia tempat cuci tangan dan sabun cuci tangan, lokasi kantin berdekatan
dengan TPS dan kamar mandi atau kurang dari 10 m, tidak tersedia tempat
sampah yang memiliki tutup dan pembedaan tempat sampah antara organik dan
anorganik, tidak terpisah kamar mandi laki-laki dan perempuan begitu juga
dengan kantin sekolah masih menggunakan alat masak yang berkarat dan
makanan.
4.4 Perilaku Siswa dan Guru mengenai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) di SD Negeri 101220 Bunga Bondar Kecamatan Sipirok
Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 2017
Keterangan:
Tahu = Apabila siswa kelas V dan VI menjawab dengan benar dan tepat
Tidak tahu = Apabila siswa kelas V dan VI menjawab kurang tepat, salah
ataupun tidak tahu
pentingnya cuci tangan dengan air bersih dan jajanan sehat dan lebih sedikit siswa
mengetahui pentingnya cuci tangan dengan air bersih dan jajanan sehat dan lebih
responden kelas V dan VI yaitu 66,7% dan 91,1% memiliki pengetahuan baik.
n % n % n % n %
1 Mencuci tangan
dengan air bersih
dan mengalir dapat 30 100,0 - - 29 100,0 - -
menghindari sakit
perut/diare
2 Sebelum makan
tidak perlu mencuci
- - 30 100,0 1 3,4 28 96,4
tangan dengan air
bersih dan sabun (-)
5 Jajan di kantin
sekolah lebih bersih
dan sehat
disbanding jajan
luar sekolah 29 96,7 1 3,3 25 86,2 4 13,8
6 Tidak harus
membawa
bekal/bontot dan 8 26,7 22 73,3 4 13,8 25 86,2
minum dari rumah
kesekolah (-)
7 Sebaiknya Wc/
30 100,0 - - 29 100,0 - -
toilet di gunakan
Kelas V Kelas VI
n % n % n % n %
sebagai tempat
buang kotoran
manusia (air besar
dan air kecil)
Keterangan:
101220 Bunga Bondar seluruh siswa menyatakan sangat setuju dan setuju bila
mencuci tangan dengan air bersih dan mengalir dapat menghindari sakit
perut/diare, sebelum makan tidak perlu mencuci tangan pakai air bersih dan
sabun, jajan makanan dan minuman sehat disekolah, kamar mandi/WC digunakan
sebagai tempat buang air besar dan air kecil dan tidak setuju dan sangat tidak 10%
setelah buang air besar di kamar mandi/Wc tidak perlu menyiramnya sampai
bersih. Sikap pada siswa kelas VI SD Negeri 101220 Bunga Bondar seluruh
siswa menyatakan sangat setuju dan setuju mencuci tangan dengan air bersih dan
digunakan untuk buang air besar dan air kecil, tidak harus membuang sampah
pada tempat sampah yang bertutup dan sampah yang menumpuk tidak akan
menyebabkan penyakit dan tidak setuju dan sangat tidak setuju 3,4% menyatakan
sebelum mn tidak perlu mencuci tangan dengan air bersih dan sabun.
responden kelas V dan VI yaitu 63,3% dan 72,4% memiliki sikap baik.
No Tindakan
SL S KK TP SL S KK TP
n % n % n % n % n % n % n % n %
tangan sebelum dan sesudah makan dengan air bersih, tidak pernah membuang
sampah dengan memilih tempat sampah organik dan anorganik, tidak pernah
membuang sampah pada tempat sampah yang memiliki tutup dan selalu
bahwa seluruhnya selalu mencuci tangan dengan air bersih dan sabun setelah
buang air besar, tidak pernah memilih tempat sampah organik dan anorganik,
tidak pernah membuang sampah pada tempat sampah yang memiliki tutup dan
responden kelas V yaitu 70% memiliki tindakan kurang baik dan responden kelas
PHBS disekolah, waktu mencuci tangan, syarat makanan dan minuman sehat,
syarat jamban sehat dan fasilitas pendukung PHBS dan sedikit guru 20%
mencuci tangan dengan air bersih dan mengalir dapat menghindari penyakit diare,
menggunakan jamban untuk membuang air besar dan kecil, sampah yang
sampah organik dan anorganik. Tidak setuju dan sangat tidak setuju jika sebelum
dan sesudah makan tidak perlu mencuci tangan dengan air bersih dan sabun, jajan
sembarangan disekolah, sampah tidak harus dibuang setiap hari, tidak perlu
mendapat informasi tentang PHBS dan dalam pelaksanaan PHBS tidak perlu
sanitasi dasarpendukung PHBS. Seluruh guru memiliki sikap baik tentang PHBS.
% n % n % n %
1 Mencuci tangan sebelum
dan sesudah makan
10 100,0 - - - - -
dengan air bersih dan
menggunakan sabun
2 Mencuci tangan dengan - - 10 100,0 - - - -
seluruhnya memiliki tindakan selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah makan
dengan air bersih dan menggunakan sabun, seluruhnya sering mencuci tangan
dengan air bersih dan sabun setelah buang air besar, seluruhnya sering
meggunakan toilet/wc sekolah untuk buang air besar dan kecil,seluruhnya sering
mengikuti kegiatan sekolah tentang PHBS, seluruh guru selalu membuang sampah
pada tempat sampah yang tersedia di sekolah, seluruh guru tidak penah memilih
tempat sampah organik dan anorganik ketika membuang sampah dan seluruh guru
1 Baik 5 50%
2 Kurang Baik 5 50%
Jumlah 10 100%
Dari uraian diatas, secara keseluruhan dapat dikategorikan bahwa
responden yaitu 50 % memiliki tindakan baik dan 50% memiliki tindakan kurang
baik.
pernah mengalami diare/mencret dalam 3 bulan terakhir dan lebih sedikit guru
Tindakan
- Baik 9 100,0 - - 9 100,0 17 89,5 2 10,5 19 100,0
- Kurang 21 100,0 - - 21 100,0 8 80,0 2 20,0 10 100,0
Baik
memiliki pengetahuan baik dan kurang baik mengalami diare dalam waktu tiga
bulan terakhir. Seluruh siswa kelas V yang memiliki sikap baik dan kurang baik
mengalami diare dalam waktu tiga bulan terakhir. Seluruh siswa kelas V yang
memiliki tindakan baik dan kurang baik mengalami diare dalam waktu tiga bulan
terakhir.
diare yaitu 88,9% dan lebih sedikit 11,1% responden yang berpengetahuan
kurang baik pernah mengalami diare tiga bulan terakhir. Lebih banyak kelas VI
yang memiliki sikap baik mengalami diare yaitu 85,7% dalam waktu tiga bulan
terakhir dan lebih sedikit 14,3% responden yang bersikap kurang baikpernah
mengalami diare dalam wakti tiga bulan terakhir dan lebih sedikit 10,5%
responden yang memiliki tindakan kurang baik pernah mengalami diare dalam
Sikap
- Baik 4 40,0 6 60,0 10 100,0
Tindakan
Berdasarkan tabel diatas dapat diihat bahwa lebih sedikit guru 40% yang
memiliki pengetahuan baik mengalami diare dalam waktu tiga bulan terakhir dan
lebih banyak guru 60% yang berpengetahuan baik pernah mengalami diare dalam
waktu tiga bulan terakhir. Lebih sedikit guru 40% yang memiliki sikap baik
mengalami diare dalam waktu tiga bulan terakhir dan lebih banyak guru 60%
yang memiliki sikap baik pernah mengalami diare dalam waktu tiga bulan
terakhir. Lebih sedikit guru 40 % memiliki tindakan baik mengalami diare dalam
waktu tiga bulan terakhir dan lebih banyak guru 60% tidak pernah mengalami
diare dalam waktu tiga bulan terakhir. Lebih sedikit guru 40 % memiliki tindaka
kurang baik pernah mengalami diare dalam waktu tiga bulan terakhir dan lebih
banyak guru 60% yang memiliki tindakan kurang baik tidak pernah mengalami
orang. Umur responden kelas V paling banyak berumur 11 tahun (63%), umur
kelas VI paling banyak umur 12 tahun dan guru paling banyak berumur diatas 40
tahun (60%). Pada jenis kelamin responden kelas V paling banyak berjenis
(62,1) dan guru paling banyak berjenis kelamin perempuan (80%) dan
berpendidikan S1 (90%).
Pada penelitian ini guru termasuk responden yang dipilih dikarenakan guru
adalah sumber informasi bagi peserta didik. Peran guru sebagai pengajar, pendidik
(Adirwiyono, 2010).
ditingkatkan dan dilindungi kesehatannya. Jumlah usia yang cukup besar yaitu
menanamkan perilaku hidup bersih dan sehat sehingga anak sekolah berpotensi
(34,8)%.
bersih seperti air tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau. Sumber air
berasal dari air pegunungan yang dialirkan oleh pipa ke sekolah dan secara
cuci tangan, sehingga siswa tidak tidak pernah cuci tangan pakai sabun setelah
buang air kecil, buang air besar, setelah bermain, berolahraga dan kerja bakti di
Fasilitas dasar sekolah, harus dilengkapi dengan air bersih sesuai dengan yaitu
kesehatan yang sesuai dengan Kep.Men.Kes Nomor 416 tahun 1990, tentang
syarat-syarat dan kualitas air, jarak sumur/sarana air bersih dengan sumber
Fasilitas kantin sehat pada sekolah SD Negeri 101220 Bunga Bondar tidak
memenuhi syarat kantin sehat, hal ini dapat dilihat berdasarkan rendahnya nilai
observasi mengenai kantin sehat disekolah tersebut. Lokasi kantin memiliki jarak
sampah dan kamar mandi. Kantin tidak memiliki fasilitas tempat cuci tangan dan
tidak memiliki tempat sampah yang tertutup. Kondisi bangunan kantin sekolah
tidak memenuhi syarat kesehatan, hal ini karena kantin hanya berdinding papan,
berlantai tanah, sebagian atap sudah banyak yang bocor dil dan sempit.an lebar
kantin tentang syarat kantin sehat dan kurangnya perhatian dari pihak sekolah
dengan syarat bangunanan yaitu tersedia tempat cuci peralatan makan dan minum
dengan air yang mengalir, tersedia tempat cuci tangan bagi pengunjung
tersedia tempat untuk penyimpanan makanan jadi/siap saji yang tertutup, tersedia
Syarat tata laksana kantin atau warung sekolah sekolah yaitu makanan
jajanan yang dijual harus dalam keadaan terbungkus atau tertutup (terlindung dari
lalat, binatang lain dan debu), makanan jajanan yang disajikan dalam kemasan
harus dalam keadaan baik dan tidak kadaluarsa, sempat penyimpanan makanan
yang dijual pada warung sekolah harus dalam keadaan selalu bersih, terlindungi
dari debu, terhindar dari bahan kimia berbahaya, serangga dan hewan lain, tempat
pengolahan makanan harus bersih, peralatan yang sudah dipakai dicuci dengan air
bersih dan mengalir atau dalam dua wadah yang berbeda dengan menggunakan
sabun, peralatan yang sudah bersih harus disimpan ditempat yang bebas
peralatan yang dirancang hanya untuk sekali pakai, penyaji makanan disekolah
harus selalu menjaga kebersihan dengan selalu mencuci tangan sebelum memasak
dua yang memenuhi kriteria, toilet tidak terpisah antara laki-laki dan perempuan,
tidak tersedia tempat sampah, sabun, lap tangan ataupun tisu dan alat pembersih
kamar mandi/karbol. Toilet sekolah selalu dalam keadaan kotor dan bau, hal ini
dikarenakan tidak tersedianya alat pembersih kamar mandi dan tidak adanya
petugas kebersihan.
terpisah dari ruang kelas, ruang UKS, ruang guru, perpustakaan, ruang bimbingan
dan konseling, tersedia toilet yang terpisah antara laki-laki dan perempuan.
Proporsi wc/urinoir untuk 40 siswa dan 1 wc untuk 25 siswi, toilet harus dalam
keadaan bersih, lantai toilet tidak ada genangan air, tersedia lubang penghawaan
yang langsung berhubungan dengan udara luar, bak penampung air harus tidak
sementara disetiap ruang kelas yang berupa keranjang sampah terbuka, namun
sampah tempat sampah tersebut tidak dipisah berdasarkan sampah organik dan
sekolah dan dibakar seminggu sekali sehingga dapat dikatakan bahwa sarana
kesehatan.
tentang PHBS pada umumnya memiliki pengetahuan baik (91,1%) dan tingkat
Hal ini sesuai dengan teori Notoatmodjo (2010) pengetahuan atau kognitif
salah satu tahap dari tiga tahapan yang dapat terjadi pada seseorang untuk
Sikap responden kelas V lebih banyak memiliki sikap baik tentang PHBS
(63,3%), kelas VI lebih banyak memiliki sikap baik tentang PHBS (72,4%) dan
menentukan sikap harus didasari dengan penegtahuan responden. Hal ini sesuai
dengan Teori L.Green dalam buku Notoatmodjo (2010), yang menyatakan bahwa
pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan seperti fasilitas dan faktor
(70%), kelas VI lebih banyak memiliki tindakan baik (65,5%) dan guru yang
dengan pengetahuan, sikap, dan tindakan mengenai PHBS yang baik, bila tidak
umumnya pernah mengalami diare (86,2%) dan guru lebih sedikit yang pernah
PHBS pada siswa dan guru. Hal ini disebabkan masih kurangnya fasilitas sanitasi
dasar yang mendukung PHBS, seperti tidak tersedianya tempat cuci tangan,
Diare yang dialami siswa dan guru SD Negeri 101220 adalah diare yang
disebabkan oleh bakteri dan virus yang dapat bersumber dari makanan yang
kurang higienes, siswa banyak yang meminum air langsung dari kran kamar
mandi, siswa tidak pernah melakukan tindakan CTPS, baik setelah melakukan
buang air kecil atau buang air besar, dan ketika berjajan siswa sering berbagi
makanan dari tangan siswa ketangan siswa lain tanpa tempat makanan.
Jenis diare yang terjadi pada siswa kelas V,VI dan guru di SD Negeri
101220 Bunga Bondar adalah diare akut yaitu diare yang mendadak dan
berlangsung singkat dan paling lama 7 hari tidak masuk sekolah. Berdasarkan
responden kelas V pernah mengalami diare dalam tiga bulan terakhir, dimana
Responden kelas VI pernah mengalami diare pada tiga bulan terakhir sebesar
86,2% dan tidak diare sebesar 13,8%, dimana yang berpengetahuan baik 88,9%
memiliki keluhan penyakit diare dan berpengetahuan kurang baik 50% memiliki
mengalami diare dalam waktu tiga bulan terakhir sebesar 40% dan yang tidak
diare sebesar 60%. Tindakan yang kurang baik juga dipengaruhi karena tidak
bertambahnya frekuensi defekasi lebih dari kali dalam sehari disertai dengan
konsistensi tinja lembek dan cair (Swasanti, 2013) dan penularan penyakit diare
melalui fecal oral terutama karena menelan makanan atau kontak dengan tangan
agar dapat mencegah timbulnya penyakit pada diri sendiri maupun orang lain
yang salah satunya adalah tingkat pengetahuan karena pengetahuan yang baik dapat
kedewasaan seseorang akan memberi pengaruh tertentu pada kualitas orang tersebut
oleh karena itu pengetahuan penting dalam meningkatkan status kesehatan individu
(Wartonah, 2006).
Buku pedoman pemberantasan penyakit diare dalam Ditjen PPM dan PLP
diare disebabkan beberapa faktor antara lain kesehatan lingkungan yang belum
diare.
6.1 Kesimpulan
yaitu sikap dengan kategori baik sebesar 63,3% . Sikap responden kelas VI
tentang PHBS terbanyak yaitu sikap dengan kategori baik sebesar 72,4%.
baik.
mengalami diare pada tiga bulan terakhir. Lebih sedikit (40%) responden
nilai-nilai PHBS kepada siswa dan guru untuk mencegah datangnya penyakit
3. Menyediakan tempat sampah yang memiliki tutup dan tempat sampah organik
dan anorganik.
5. Membuat jadwal piket bagi siswa untuk kebersihan kelas dan lingkungan
sekolah.