TEORI SIMPUL
1
Teori Simpul
2
Equilibrium state
HOST (PERSON)
AGENT Age, race, sex, habit,
Biological, chemical, physical, Genetic, personality,
Mechanical, Nutrient Defense mechanism
ENVIRONMENT
Biological, chemical, physical
Mechanical, nutrient, social, psychologic
An-equilibrium state
Host
Agent
Agent
Host
Agent Host
Environment Environment
Environment
Interaksi aktivitas manusia dengan Lingkungan fisik, kimia
dan biologi
SEHAT
13
FAKTOR YG MEMPENGARUHI
SEHAT-SAKIT
Menurut GORDON & LE RICH
A. PEJAMU (HOST)
Segala faktor yang terdapat pada diri manusia
yang mempengaruhi timbulnya penyakit
C. LINGKUNGAN (ENVIRONMENT)
Adalah agregat dari seluruh kondisi dan pengaruh-
pengaruh luar yang mempengaruhi kehidupan dan
perkembangan suatu organisme
14
HUBUNGAN PEJAMU, BIBIT PENYAKIT
DAN LINGKUNGAN
SEHAT
15
Menurut BLUM
LINGKUNGAN
KETURUNAN
16
MODEL RODA ( THE WHEEL)
A. INTI GENETIK
B. PEJAMU
C. LINGKUNGAN :
- SOSIAL
- BIOLOGIS
- FISIK
17
PEJAMU (1)
1. UMUR
2. JENIS KELAMIN
3. RAS
4. STATUS PERKAWINAN
5. KEBIASAAN HIDUP
6. PEKERJAAN
7. KETURUNAN
18
PEJAMU (2)
19
BIBIT PENYAKIT
1. GOLONGAN BIOTIS
- Mikroorganisme
- Non mikroorganisme
2. GOLONGAN ABIOTIS
- Nutrient agent
- Chemical agent
- Phisical agent
- Mechanical agent
20
Riwayat penyakit
21
CIRI PENYAKIT MENULAR
22
NAMA PENY. MASA INKUBASI
CAMPAK 10 HARI (8 –
KERACUNAN 14)
MAKANAN 2 – 4 JAM
DIARE
HEPATITIS A 48 JAM
HEPATITIS B 30 HARI
60 – 90 HARI
23
AGENT PENYAKIT
FAKTOR
BIOLOGIS
24
TAHAPAN PENYAKIT MENULAR
RANGSANG CACAT
PENYAKIT
PATOGENESIS AWAL 25
PERIODE PROSES PENYAKIT
INDIVIDU SAKIT
MASA INKUBASI
INFEKSI PATEN
INFEKSI LATEN
26
KONSEP PENULARAN PENYAKIT
1. LANGSUNG
2. TIDAK LANGSUNG
A. UDARA
B. AIR
C. VEKTOR
D. MAKANAN
27
UKURAN PENULARAN PENYAKIT
1. INSIDENS
2. PREVALENS
28
PENENTUAN PENULARAN
PENYAKIT
1. AGENT YG. MENYEBABKAN
HARUS SAMA CIRINYA
2. PENDERITA BARU TERBUKTI
PERNAH TERPAPAR DG.
PENDERITA YG. DICURIGAI
3. PENDERITA YANG TERTULAR
MULAI SAKIT SETELAH SATU
MASA INKUBASI
29
UPAYA PEMBUKTIKAN PENY.
MENULAR
1. STUDI TENTANG
PENGELOMPOKKAN PENDERITA
PENYAKIT
2. META ANALISIS
3. STUDI EKOLOGI
30
LINGKUNGAN
1. FISIK
2. NON FISIK
- Sosial
- Budaya
- Ekonomi
31
Kesehatan lingkungan pada hakekatnya adalah suatu
kondisi atau keadaan lingkungan yang optimum sehingga
berpengaruh positif terhadap terwujudnya status kesehatan
yang optimum pula. Ruang lingkup kesehatan lingkungan
tersebut antara lain mencakup perumahan, pembuangan
kotoran manusia (tinja), penyediaan air bersih, pembuangan
sampah, pembuangan air kotor (air limbah), rumah hewan
ternak (kandang) dan sebagainya.
32
Adapun yang dimaksud dengan usaha kesehatan lingkungan
adalah suatu usaha untuk memperbaiki atau mengoptimumkan
lingkungan hidup manusia agar merupakan media yang baik
untuk terwujudnya kesehatan optimum bagi manusia yang hidup
di dalamnya.
33
Dampak Pencemaran Lingkungan
Terhadap Kesehatan
Masalah kerusakan lingkungan disebabkan oleh tangan-tangan
manusia itu sendiri. Untuk menjaga kelestarian lingkungan, harus
ada penegakan hukum lingkungan. Selain itu, tak kalah penting
adalah menumbuhkan kesadaran yang tinggi pada masyarakat
dalam pemeliharaan lingkungan. Setidaknya wawasan mengenai
lingkungan, ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) akan
mengarah pada pemeliharaan dan pelestarian lingkungan hidup.
Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda,
daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan
perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan
dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain.
34
Dampak Pencemaran Lingkungan
Terhadap Kesehatan
Pada dasarnya, adanya perubahan kondisi lingkungan akibat kerusakan dan pencemaran lingkungan
akan mempengaruhi ekosistem di alam. Bentuk perusakan lingkungan - seperti pencemaran udara,
pencemaran air, dan menurunnya kualitas lingkungan akibat bencana alam, yakni banjir, longsor,
kebakaran hutan, krisis air bersih - bisa berdampak buruk pada lingkungan, khususnya bagi kesehatan
manusia. Menurut UU no. 23 tahun 1997 Pencemaran lingkungan hidup adalah masuknya atau
dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh
kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan
hidup tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukkannya. Saya mengambil contoh pencemaran udara
di Jakarta saja selain merugikan kesehatan juga merugikan secara ekonomi menurut hasil kajian dari
bank dunia (World Bank) kerugiannya bisa ditaksir mencapai Rp. 4,3 Triliyun pada tahun 2015 . Kemudian
tentang pencemaran air di Jakarta yang semakin buruk. Air yang biasa digunakan penduduk Ibu kota ini
mengalami pencemaran oleh mikrobiologi dan bahan-bahan kimia. Berdasarkan data di kantor Badan
Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Jakarta menyebutkan tingkat pencemaran air telah mencapai 50
persen. Bahkan di beberapa wilayah, pencemaran airnya sudah 90 persen . Kemudian terdapat empat
masalah penting yang dihadapi oleh Jakarta terkait lingkungan hidup ini yang apabila tidak dikelola dan
diselesaikan dengan baik dapat menimbulkan bencana bagi ibukota. Keempat masalah itu adalah
pencemaran udara, krisis air, masalah banjir dan masalah pengolahan sampa
35
Kesehatan lingkungan
37
Di Indonesia, ruang lingkup kesehatan lingkungan diterangkan dalam Pasal 22
ayat (3) UU No 23 tahun 1992 ruang lingkup kesling ada 8, yaitu :3
39
MASALAH-MASALAH KESEHATAN
LINGKUNGAN DI INDONESIA
Air Bersih
—-Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-
hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat
diminum apabila telah dimasak. Air minum adalah air yang
kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung
diminum.
—-Syarat-syarat Kualitas Air Bersih diantaranya adalah sebagai
berikut :
Syarat Fisik : Tidak berbau, tidak berasa, dan tidak berwarna
Syarat Kimia : Kadar Besi : maksimum yang diperbolehkan 0,3 mg/l,
Kesadahan (maks 500 mg/l)
Syarat Mikrobiologis : Koliform tinja/total koliform (maks 0 per 100 ml
air)
40
Pembuangan Kotoran/Tinja
—-Metode pembuangan tinja yang baik yaitu dengan jamban dengan syarat sebagai
berikut :2,5
Tanah permukaan tidak boleh terjadi kontaminasi
Tidak boleh terjadi kontaminasi pada air tanah yang mungkin memasuki mata air atau sumur
Tidak boleh terkontaminasi air permukaan
Tinja tidak boleh terjangkau oleh lalat dan hewan lain
Tidak boleh terjadi penanganan tinja segar ; atau, bila memang benar-benar diperlukan, harus
dibatasi seminimal mungkin
Jamban harus babas dari bau atau kondisi yang tidak sedap dipandang
Metode pembuatan dan pengoperasian harus sederhana dan tidak mahal.
41
Kesehatan Pemukiman
—-Secara umum rumah dapat dikatakan sehat apabila memenuhi kriteria sebagai berikut
:2,6
Memenuhi kebutuhan fisiologis, yaitu : pencahayaan, penghawaan dan ruang gerak yang cukup,
terhindar dari kebisingan yang mengganggu
Memenuhi kebutuhan psikologis, yaitu : privacy yang cukup, komunikasi yang sehat antar
anggota keluarga dan penghuni rumah
Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antarpenghuni rumah dengan
penyediaan air bersih, pengelolaan tinja dan limbah rumah tangga, bebas vektor penyakit dan
tikus, kepadatan hunian yang tidak berlebihan, cukup sinar matahari pagi, terlindungnya makanan
dan minuman dari pencemaran, disamping pencahayaan dan penghawaan yang cukup
Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik yang timbul karena keadaan luar
maupun dalam rumah antara lain persyaratan garis sempadan jalan, konstruksi yang tidak mudah
roboh, tidak mudah terbakar, dan tidak cenderung membuat penghuninya jatuh tergelincir.
4.
42
Pembuangan Sampah
—-Teknik pengelolaan sampah yang baik dan benar harus memperhatikan faktor-faktor
/unsur, berikut:6
Penimbulan sampah. Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi sampah adalah jumlah
penduduk dan kepadatanya, tingkat aktivitas, pola kehidupan/tk sosial ekonomi, letak geografis,
iklim, musim, dan kemajuan teknologi
Penyimpanan sampah
Pengumpulan, pengolahan dan pemanfaatan kembali
Pengangkutan
Pembuangan
—-Dengan mengetahui unsur-unsur pengelolaan sampah, kita dapat mengetahui
hubungan dan urgensinya masing-masing unsur tersebut agar kita dapat memecahkan
masalah-masalah ini secara efisien.
43
Serangga dan Binatang Pengganggu
—-Serangga sebagai reservoir (habitat dan suvival) bibit penyakit yang kemudian disebut
sebagai vektor misalnya : pinjal tikus untuk penyakit pes/sampar, Nyamuk Anopheles sp
untuk penyakit Malaria, Nyamuk Aedes sp untuk Demam Berdarah Dengue (DBD),
Nyamuk Culex sp untuk Penyakit Kaki Gajah/Filariasis. Penanggulangan/pencegahan dari
penyakit tersebut diantaranya dengan merancang rumah/tempat pengelolaan makanan
dengan rat proff (rapat tikus), Kelambu yang dicelupkan dengan pestisida untuk mencegah
gigitan Nyamuk Anopheles sp, Gerakan 3 M (menguras mengubur dan menutup) tempat
penampungan air untuk mencegah penyakit DBD, Penggunaan kasa pada lubang angin di
rumah atau dengan pestisida untuk mencegah penyakit kaki gajah dan usaha-usaha
sanitasi.
—-Binatang pengganggu yang dapat menularkan penyakit misalnya anjing dapat
menularkan penyakit rabies/anjing gila. Kecoa dan lalat dapat menjadi perantara
perpindahan bibit penyakit ke makanan sehingga menimbulakan diare. Tikus dapat
menyebabkan Leptospirosis dari kencing yang dikeluarkannya yang telah terinfeksi bakteri
penyebab.
44
Makanan dan Minuman
—-Sasaran higene sanitasi makanan dan minuman adalah restoran, rumah makan, jasa boga
dan makanan jajanan (diolah oleh pengrajin makanan di tempat penjualan dan atau disajikan
sebagai makanan siap santap untuk dijual bagi umum selain yang disajikan jasa boga, rumah
makan/restoran, dan hotel).
—-Persyaratan hygiene sanitasi makanan dan minuman tempat pengelolaan makanan meliputi
:6
Persyaratan lokasi dan bangunan
Persyaratan fasilitas sanitasi
Persyaratan dapur, ruang makan dan gudang makanan
Persyaratan bahan makanan dan makanan jadi
Persyaratan pengolahan makanan
Persyaratan penyimpanan bahan makanan dan makanan jadi
Persyaratan peralatan yang digunakan
— -
45
Pelayanan kesehatan sebagai
satu faktor penentu
sehat:Sistem kesehatan
46
Unsur sistem
LINGKUNGAN
UMPAN BALIK
LINGKUNGAN
47
Jenjang Sistem
1
2
1. Supra sistem
2. Sistem
3. Sub sistem
48
Bentuk Pokok Sistem
Kesehatan
PEMERINTAH
MASYARAKAT PENYEDIA
PELAYANAN
KESEHATAN
49
Bentuk Pokok Sistem Kesehatan:
ditinjau dari peran pemerintah
Keterlibatan Keterlibatan
pemerintah swasta
50
Bentuk Pokok Sistem Kesehatan: ditinjau
dari pemanfaatan perangkat administrasi
Tenaga
Dana Terbatas
Sarana
Ilmu
Metoda Berkembang dan
teknologi
51
Pemanfaatan Pemanfaatan metoda
iptek
Modern Tradisional
52
Unsur Pokok Sistem kesehatan
PELAYANAN PEMBIAYAAN
KESEHATAN KESEHATAN
SISTEM
Kendali KESEHATAN Kendali
mutu biaya
MUTU
53
SUBSISTEM PELAYANAN
KESEHATAN
Subsistem Upaya (Pelayanan) Kesehatan
adalah tatanan yg menghimpun berbagai upaya
(pelayanan) kesehatan masyarakat (UKM) dan
upaya (pelayanan) kesehatan perorangan
(UKP) secara terpadu dan saling mendukung
guna menjamin tercapainya derajat kesehatan
yg setinggi-tingginya (SKN, 2004)
54
PELAYANAN KESEHATAN
55
KARAKTERISTIK PELAYANAN
KESEHATAN
MASYARAKAT PARAMETER MEDIS
57
Pengelolaan risiko kesehatan
58
Bagaimana Kita Belajar Tentang
“ Risiko Kesehatan “ ?
59
MAN WORKPLACE
PRODUCTIVITY
60
PROSES PENILAIAN RISIKO PADA
KESEHATAN MANUSIA
ada 4 langkah proses Estimasi
“ berbasis risiko”
Step 1. Analisis kontaminan
Step 2. Estimasi pajanan
Step 3. Penilaian potensi bahaya
kesehatan
Step 4. Karakterisyik/ tingkat risiko
61
Step 1 : ANALISIS KONTAMINASI
62
Step 2 : estimasi pajanan
63
Step 3 : Penilaian Potensi Bahaya
Kesehatan
- Probabilitas pajanan
- Dampak Kesehatan :
- Racun/Toxicity
- Merugikan kesehatan
- Dose – Response :
- Iritasi
- Sesak nafas
- Keracunan
- efek patologi
- efek reproduksi
- Kematian
64
Step 4 : Karakteristik / Tingkat Risiko
- Kritis
65
ACCEPTABLE RISK PROFILE
6
5
4
3
1 2 3 4 5 6 7
CONSEQUENCY CATEGORIES
66
pendekatan :
Seberapa serius
masalah tersebut Pengukuran risiko
Bagaimana solusinya
Kontrol risiko
67
Manajemen Risiko
Penerapan yang sistematik dari:
* Kebijakan
* Praktisi
68
Prinsip Penilaian Risiko.
69
Formal Risk Assessment Process.
RISK ANALYSIS Hazard Identification
Probability Analysis
Risk Determination
Rank Alternatives
RISK EVALUATION
o Carcinogenic
o Teratogenic
o Mutagenic
o Combination of these.
71
HEALTH RISKS.
Illnesses ( Non-Cancer ) :
* Respiratory
* Neurological
* Reproductive effects
* Systemic / metabolic.
Cancer Cases.
72
Katagori kemungkinan peristiwa
terjadi
PROBABILITY KETERANGAN
CATEGORY
73
74
75
HUMAN VURNABILITY LEVELS
LEVELS OF EXPOSURE GENERAL DEFINITON
0 - None No injury
76
Qualitative Exposure Rating
Category Description
77
Qualitative Health-Effect Rating
Category Description
4 Very
High
3
High
2 Mode-
rate
1 Low
0 Trivial
0 1 2 3 4
79
MANAJEMEN RISIKO
80
MANAJEMEN RISIKO
MEMILIKI TUJUAN
• MEMBANTU MEMINIMALISASI MELUASNYA EFEK YANG
TIDAK DIINGINKAN TERJADI
• MEMAKSIMALKAN TUJUAN ORGANISASI DAN
MEMINIMALKAN KERUGIAN
• EFESIENSI PROGRAM
• MEMBERIKAN PERTIMBANGAN KEPUTUSAN DI SEMUA
LEVEL
• MENYUSUN PROGRAM YANG TEPAT
• MENCIPTAKAN MANAJEMEN PROAKTIF BUKAN REAKTIF
81
APAKAH KITA SUDAH MAMPU ?
82