Anda di halaman 1dari 82

Hanny Rasni

TEORI SIMPUL

1
Teori Simpul

 Gambaran hubungan lingkungan global


dengan lokal terkait kesehatan
 Simpul 1: sumber penyakit
 Simpul 2: media transmisi
 Simpul 3: out come (hu interaktif antara
lingkungan dan manusia) yaitu keadaan
sehat-sakit

2
Equilibrium state

HOST (PERSON)
AGENT Age, race, sex, habit,
Biological, chemical, physical, Genetic, personality,
Mechanical, Nutrient Defense mechanism

ENVIRONMENT
Biological, chemical, physical
Mechanical, nutrient, social, psychologic
An-equilibrium state

Host
Agent
Agent

Host
Agent Host

Environment Environment
Environment
Interaksi aktivitas manusia dengan Lingkungan fisik, kimia
dan biologi

Tingkat dan kealamian aktifitas manusia

SEHAT

Lingkungan fisik dan kimia Lingkungan biologi

Our planet, our health, WHO 1992


?
What, When, Who, Where, Why, and
How impact happens?
Paradigma Kesehatan Lingkungan
Achmadi, 1987
MANAJEMEN

Wahana Transisi Penyakit MASYARAKAT/


KEPENDUDUKAN
Udara
SUMBER Air SEHAT
PENYAKIT Tanah Sex
ALAMIAH Makanan Budaya
MAN MADE Manusia Perilaku
binatang
Gizi SAKIT
Hb
AGEN PENYAKIT
FISIKA
KIMIA
BIOLOGI

Simpul 1 Simpul 2 Simpul 3 Simpul 4

Variabel berpengaruh lainnya


Simpul 1: Sumber Penyakit

 Sumber penyakit adalah titik yang secara


konstan mengeluarkan atauu men”emisikan”
agents penyakit
 Agents penyakit adalah komponen
lingkungan yang dapat menimbulkan
gangguan penyakit melalui kontak secara
langsung atau melalui media perantara (yang
juga komponen lingkungan)
Simpul 2: Media Transmisi
Penyakit
 Udara
 Air
 Tanah/Pangan
 Binatang/serangga
 Manusia/Langsung
Media transmisi tidak akan memiliki potensi
penyakit kalau didalamnya tidak
mengandung bibit penyakit atau agent
penyakit
Simpul 3: Perilaku Pemajanan
Behavioural Exposure)
 Perilaku pemajanan adalah jumlah kontak antara
manusia dnegan komponen lingkungan yang
mengandung potensi bahaya penyakit
 Agent penyakit dengan atau tanpa menumpang
komponen lingkungan lain, masuk ke dalam tubuh
melalui satu proses “hubungan interaktif”
 Hubungan interaktif antara komponen lingkungan
dengan penduduk berikut perilakunya, dapat diukur
dalam konsep yang disebut sebagai perilaku
pemajanan
Biomarker (Penanda biologis Suatu
Pajanan)
Substansi Biomarker
Carbon Monoksida COHb dalam darah
Cadmium Cadmium dalam urin
Timbal Timbal dalam darah
Methyl-mercury (dalam ikan) Mercuri dalam rambut
PCP PCP dalam Urin
Minuman beralkohol Ethanol dalam pernapasan
Larutan organik Metabolit dalam urin
VOCs VOCs dalam udara terhirup
Asap tembakau Continine dalam urin
Simpul 4: Penyakit

 Penyakit merupakan “out come” hubungan


interaktif antara penduduk dengan
lingkungan yang memiliki potensi bahaya
gangguan kesehatan
 Dapat terjadi kelainan bentuk, kelainan
fungsi, kelainan genetik, sebagai hasil
interaksi dengan lingkungan fisik dan sosial
PENGERTIAN & RUANG LINGKUP
KESEHATAN LINGKUNGAN

Masalah kesehatan adalah suatu masalah yang


sangat kompleks, yang saling berkaitan dengan
masalah-masalah lain di luar kesehatan itu sendiri.
Demikian pula pemecahan masalah kesehatan
masyarakat, tidak hanya dilihat dari segi
kesehatannya sendiri tetapi harus dilihat dari
seluruh segi yang ada pengaruhnya terhadap
masalah "sehat-sakit" atau kesehatan tersebut.

13
FAKTOR YG MEMPENGARUHI
SEHAT-SAKIT
Menurut GORDON & LE RICH

A. PEJAMU (HOST)
Segala faktor yang terdapat pada diri manusia
yang mempengaruhi timbulnya penyakit

B. BIBIT PENYAKIT (AGENT)


Substansi atau elemen yang kehadiran atau
ketidakhadirannya dapat menyebabkan atau
menggerakkan timbulnya penyakit

C. LINGKUNGAN (ENVIRONMENT)
Adalah agregat dari seluruh kondisi dan pengaruh-
pengaruh luar yang mempengaruhi kehidupan dan
perkembangan suatu organisme

14
HUBUNGAN PEJAMU, BIBIT PENYAKIT
DAN LINGKUNGAN

SEHAT

15
Menurut BLUM

LINGKUNGAN

PERILAKU SEHAT YANKES

KETURUNAN

16
MODEL RODA ( THE WHEEL)

A. INTI GENETIK
B. PEJAMU
C. LINGKUNGAN :
- SOSIAL
- BIOLOGIS
- FISIK

17
PEJAMU (1)

1. UMUR
2. JENIS KELAMIN
3. RAS
4. STATUS PERKAWINAN
5. KEBIASAAN HIDUP
6. PEKERJAAN
7. KETURUNAN

18
PEJAMU (2)

8. MEKANISME PERTAHANAN TUBUH


A. UMUM
- Lini pertama : kulit, mukosa, kuku,
rambut
- Lini kedua : tonsil, hepar, lien
B. KHUSUS
- Cellullar : antibodi, pagositosis
- Humoral
C. HERD IMMUNITY ; kekebalan karena
mayoritas penduduk kebal

19
BIBIT PENYAKIT

1. GOLONGAN BIOTIS
- Mikroorganisme
- Non mikroorganisme
2. GOLONGAN ABIOTIS
- Nutrient agent
- Chemical agent
- Phisical agent
- Mechanical agent

20
Riwayat penyakit

1. PENYAKIT YG. DIAKIBATKAN


OLEH AGENT INFEKSIUS
TERTENTU ATAU TOKSINNYA
2. SETELAH AGENT DIPINDAHKAN KE
INANG
3. SECARA LANGSUNG/PERANTARA
4. CONTOH : PES, RABIES,
PENYAKIT CACING PITA, DLL

21
CIRI PENYAKIT MENULAR

1. AGENT PENY.DPT. DIPINDAHKAN


DARI SUMBER PENULARAN KE ORG.
LAIN
2. AGENT YG. DIPINDAHKAN HANYA
AGENT BIOLOGIS
3. AGENT PENYAKIT BERSIFAT
SPESIFIK
4. MEMPUNYAI KEMAMPUAN
A. INFEKSI
B. VIRULENSI
C. PATOGENESIS --- MASA
INKUBASI

22
NAMA PENY. MASA INKUBASI

 CAMPAK  10 HARI (8 –
 KERACUNAN 14)
MAKANAN  2 – 4 JAM
 DIARE
 HEPATITIS A  48 JAM
 HEPATITIS B  30 HARI
 60 – 90 HARI

23
AGENT PENYAKIT

UNSUR FAKTOR FAKTOR


KIMIA PSIKIS FISIK

FAKTOR FAKTOR FAKTOR


KETURUNAN GIZI FISIOLOGIS

FAKTOR
BIOLOGIS

24
TAHAPAN PENYAKIT MENULAR

PERIODE PERIODE PATOGENESIS


PREPATOGENESIS
BELUM SAKIT PROSES PERJALANAN PENYAKIT PADA
MANUSIA
INANG ----- MATI
AGENT
HORIZON PENY. TH. PENY.TH. MASA
KRONIS
LINGKUNGAN KLINIK DINI LANJUT
PENYEMBUHAN

RANGSANG CACAT
PENYAKIT

PATOGENESIS AWAL 25
PERIODE PROSES PENYAKIT
INDIVIDU SAKIT

PENDERITA MAMPU MENGELUARKAN AGEN

PENDERITA MENGANDUNG AGEN DI TUBUHNYA

MASA INKUBASI

PERIODE LATEN PERIODE MENULAR

INFEKSI PATEN

INFEKSI LATEN

26
KONSEP PENULARAN PENYAKIT

1. LANGSUNG
2. TIDAK LANGSUNG
A. UDARA
B. AIR
C. VEKTOR
D. MAKANAN

27
UKURAN PENULARAN PENYAKIT

1. INSIDENS
2. PREVALENS

28
PENENTUAN PENULARAN
PENYAKIT
1. AGENT YG. MENYEBABKAN
HARUS SAMA CIRINYA
2. PENDERITA BARU TERBUKTI
PERNAH TERPAPAR DG.
PENDERITA YG. DICURIGAI
3. PENDERITA YANG TERTULAR
MULAI SAKIT SETELAH SATU
MASA INKUBASI

29
UPAYA PEMBUKTIKAN PENY.
MENULAR

1. STUDI TENTANG
PENGELOMPOKKAN PENDERITA
PENYAKIT
2. META ANALISIS
3. STUDI EKOLOGI

30
LINGKUNGAN

1. FISIK
2. NON FISIK
- Sosial
- Budaya
- Ekonomi

31
Kesehatan lingkungan pada hakekatnya adalah suatu
kondisi atau keadaan lingkungan yang optimum sehingga
berpengaruh positif terhadap terwujudnya status kesehatan
yang optimum pula. Ruang lingkup kesehatan lingkungan
tersebut antara lain mencakup perumahan, pembuangan
kotoran manusia (tinja), penyediaan air bersih, pembuangan
sampah, pembuangan air kotor (air limbah), rumah hewan
ternak (kandang) dan sebagainya.

32
Adapun yang dimaksud dengan usaha kesehatan lingkungan
adalah suatu usaha untuk memperbaiki atau mengoptimumkan
lingkungan hidup manusia agar merupakan media yang baik
untuk terwujudnya kesehatan optimum bagi manusia yang hidup
di dalamnya.

Usaha memperbaiki atau meningkatkan kondisi lingkungan ini


dari masa ke masa dan dari masyarakat satu ke masyarakat yang
lain bervariasi dan bertingkat-tingkat, dari yang paling sederhana
(primitif) sampai kepada yang paling mutakhir (modern).

Dengan perkataan lain bahwa teknologi di bidang kesehatan


lingkungan sangat bervariasi, dari teknologi primitif, teknologi
menengah (teknologi tepat guna) sampai dengan teknologi
mutakhir.

33
Dampak Pencemaran Lingkungan
Terhadap Kesehatan
Masalah kerusakan lingkungan disebabkan oleh tangan-tangan
manusia itu sendiri. Untuk menjaga kelestarian lingkungan, harus
ada penegakan hukum lingkungan. Selain itu, tak kalah penting
adalah menumbuhkan kesadaran yang tinggi pada masyarakat
dalam pemeliharaan lingkungan. Setidaknya wawasan mengenai
lingkungan, ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) akan
mengarah pada pemeliharaan dan pelestarian lingkungan hidup.
Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda,
daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan
perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan
dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain.

34
Dampak Pencemaran Lingkungan
Terhadap Kesehatan
Pada dasarnya, adanya perubahan kondisi lingkungan akibat kerusakan dan pencemaran lingkungan
akan mempengaruhi ekosistem di alam. Bentuk perusakan lingkungan - seperti pencemaran udara,
pencemaran air, dan menurunnya kualitas lingkungan akibat bencana alam, yakni banjir, longsor,
kebakaran hutan, krisis air bersih - bisa berdampak buruk pada lingkungan, khususnya bagi kesehatan
manusia. Menurut UU no. 23 tahun 1997 Pencemaran lingkungan hidup adalah masuknya atau
dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh
kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan
hidup tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukkannya. Saya mengambil contoh pencemaran udara
di Jakarta saja selain merugikan kesehatan juga merugikan secara ekonomi menurut hasil kajian dari
bank dunia (World Bank) kerugiannya bisa ditaksir mencapai Rp. 4,3 Triliyun pada tahun 2015 . Kemudian
tentang pencemaran air di Jakarta yang semakin buruk. Air yang biasa digunakan penduduk Ibu kota ini
mengalami pencemaran oleh mikrobiologi dan bahan-bahan kimia. Berdasarkan data di kantor Badan
Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Jakarta menyebutkan tingkat pencemaran air telah mencapai 50
persen. Bahkan di beberapa wilayah, pencemaran airnya sudah 90 persen . Kemudian terdapat empat
masalah penting yang dihadapi oleh Jakarta terkait lingkungan hidup ini yang apabila tidak dikelola dan
diselesaikan dengan baik dapat menimbulkan bencana bagi ibukota. Keempat masalah itu adalah
pencemaran udara, krisis air, masalah banjir dan masalah pengolahan sampa

35
Kesehatan lingkungan

Ada beberapa definisi dari kesehatan lingkungan :


Menurut WHO (World Health Organization), kesehatan
lingkungan adalah suatu keseimbangan ekologi yang harus ada
antara manusia dan lingkungan agar dapat menjamin keadaan
sehat dari manusia.1
Menurut HAKLI (Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan
Indonesia) kesehatan lingkungan adalah suatu kondisi lingkungan
yang mampu menopang keseimbangan ekologi yang dinamis
antara manusia dan lingkungannya untuk mendukung
tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat dan bahagia.2
—-
36
RUANG LINGKUP KESEHATAN
LINGKUNGAN
-Menurut World Health Organization (WHO) ada 17 ruang lingkup kesehatan lingkungan, yaitu :1
Penyediaan Air Minum
Pengelolaan air Buangan dan pengendalian pencemaran
Pembuangan Sampah Padat
Pengendalian Vektor
Pencegahan/pengendalian pencemaran tanah oleh ekskreta manusia
Higiene makanan, termasuk higiene susu
Pengendalian pencemaran udara
Pengendalian radiasi
Kesehatan kerja
Pengendalian kebisingan
Perumahan dan pemukiman
Aspek kesling dan transportasi udara
Perencanaan daerah dan perkotaan
Pencegahan kecelakaan
Rekreasi umum dan pariwisata
Tindakan-tindakan sanitasi yang berhubungan dengan keadaan epidemi/wabah, bencana alam dan perpindahan penduduk
Tindakan pencegahan yang diperlukan untuk menjamin lingkungan.

37
Di Indonesia, ruang lingkup kesehatan lingkungan diterangkan dalam Pasal 22
ayat (3) UU No 23 tahun 1992 ruang lingkup kesling ada 8, yaitu :3

Penyehatan Air dan Udara


Pengamanan Limbah padat/sampah
Pengamanan Limbah cair
Pengamanan limbah gas
Pengamanan radiasi
Pengamanan kebisingan
Pengamanan vektor penyakit
Penyehatan dan pengamanan lainnya, sepeti
keadaan pasca bencana
—-
38
SASARAN KESEHATAN LINGKUNGAN
—-Menurut Pasal 22 ayat (2) UU 23/1992, Sasaran dari pelaksanaan
kesehatan lingkungan adalah sebagai berikut :3

Tempat umum : hotel, terminal, pasar, pertokoan, dan usaha-


usaha yang sejenis
Lingkungan pemukiman : rumah tinggal, asrama/yang sejenis
Lingkungan kerja : perkantoran, kawasan industri/yang sejenis
Angkutan umum : kendaraan darat, laut dan udara yang
digunakan untuk umum
Lingkungan lainnya : misalnya yang bersifat khusus seperti
lingkungan yang berada dlm keadaan darurat, bencana
perpindahan penduduk secara besar2an, reaktor/tempat yang
bersifat khusus.

39
MASALAH-MASALAH KESEHATAN
LINGKUNGAN DI INDONESIA
Air Bersih
—-Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-
hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat
diminum apabila telah dimasak. Air minum adalah air yang
kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung
diminum.
—-Syarat-syarat Kualitas Air Bersih diantaranya adalah sebagai
berikut :
Syarat Fisik : Tidak berbau, tidak berasa, dan tidak berwarna
Syarat Kimia : Kadar Besi : maksimum yang diperbolehkan 0,3 mg/l,
Kesadahan (maks 500 mg/l)
Syarat Mikrobiologis : Koliform tinja/total koliform (maks 0 per 100 ml
air)

40
Pembuangan Kotoran/Tinja
—-Metode pembuangan tinja yang baik yaitu dengan jamban dengan syarat sebagai
berikut :2,5
Tanah permukaan tidak boleh terjadi kontaminasi
Tidak boleh terjadi kontaminasi pada air tanah yang mungkin memasuki mata air atau sumur
Tidak boleh terkontaminasi air permukaan
Tinja tidak boleh terjangkau oleh lalat dan hewan lain
Tidak boleh terjadi penanganan tinja segar ; atau, bila memang benar-benar diperlukan, harus
dibatasi seminimal mungkin
Jamban harus babas dari bau atau kondisi yang tidak sedap dipandang
Metode pembuatan dan pengoperasian harus sederhana dan tidak mahal.

41
Kesehatan Pemukiman
—-Secara umum rumah dapat dikatakan sehat apabila memenuhi kriteria sebagai berikut
:2,6
Memenuhi kebutuhan fisiologis, yaitu : pencahayaan, penghawaan dan ruang gerak yang cukup,
terhindar dari kebisingan yang mengganggu
Memenuhi kebutuhan psikologis, yaitu : privacy yang cukup, komunikasi yang sehat antar
anggota keluarga dan penghuni rumah
Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antarpenghuni rumah dengan
penyediaan air bersih, pengelolaan tinja dan limbah rumah tangga, bebas vektor penyakit dan
tikus, kepadatan hunian yang tidak berlebihan, cukup sinar matahari pagi, terlindungnya makanan
dan minuman dari pencemaran, disamping pencahayaan dan penghawaan yang cukup
Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik yang timbul karena keadaan luar
maupun dalam rumah antara lain persyaratan garis sempadan jalan, konstruksi yang tidak mudah
roboh, tidak mudah terbakar, dan tidak cenderung membuat penghuninya jatuh tergelincir.
4.

42
Pembuangan Sampah
—-Teknik pengelolaan sampah yang baik dan benar harus memperhatikan faktor-faktor
/unsur, berikut:6
Penimbulan sampah. Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi sampah adalah jumlah
penduduk dan kepadatanya, tingkat aktivitas, pola kehidupan/tk sosial ekonomi, letak geografis,
iklim, musim, dan kemajuan teknologi
Penyimpanan sampah
Pengumpulan, pengolahan dan pemanfaatan kembali
Pengangkutan
Pembuangan
—-Dengan mengetahui unsur-unsur pengelolaan sampah, kita dapat mengetahui
hubungan dan urgensinya masing-masing unsur tersebut agar kita dapat memecahkan
masalah-masalah ini secara efisien.

43
Serangga dan Binatang Pengganggu
—-Serangga sebagai reservoir (habitat dan suvival) bibit penyakit yang kemudian disebut
sebagai vektor misalnya : pinjal tikus untuk penyakit pes/sampar, Nyamuk Anopheles sp
untuk penyakit Malaria, Nyamuk Aedes sp untuk Demam Berdarah Dengue (DBD),
Nyamuk Culex sp untuk Penyakit Kaki Gajah/Filariasis. Penanggulangan/pencegahan dari
penyakit tersebut diantaranya dengan merancang rumah/tempat pengelolaan makanan
dengan rat proff (rapat tikus), Kelambu yang dicelupkan dengan pestisida untuk mencegah
gigitan Nyamuk Anopheles sp, Gerakan 3 M (menguras mengubur dan menutup) tempat
penampungan air untuk mencegah penyakit DBD, Penggunaan kasa pada lubang angin di
rumah atau dengan pestisida untuk mencegah penyakit kaki gajah dan usaha-usaha
sanitasi.
—-Binatang pengganggu yang dapat menularkan penyakit misalnya anjing dapat
menularkan penyakit rabies/anjing gila. Kecoa dan lalat dapat menjadi perantara
perpindahan bibit penyakit ke makanan sehingga menimbulakan diare. Tikus dapat
menyebabkan Leptospirosis dari kencing yang dikeluarkannya yang telah terinfeksi bakteri
penyebab.

44
Makanan dan Minuman
—-Sasaran higene sanitasi makanan dan minuman adalah restoran, rumah makan, jasa boga
dan makanan jajanan (diolah oleh pengrajin makanan di tempat penjualan dan atau disajikan
sebagai makanan siap santap untuk dijual bagi umum selain yang disajikan jasa boga, rumah
makan/restoran, dan hotel).
—-Persyaratan hygiene sanitasi makanan dan minuman tempat pengelolaan makanan meliputi
:6
Persyaratan lokasi dan bangunan
Persyaratan fasilitas sanitasi
Persyaratan dapur, ruang makan dan gudang makanan
Persyaratan bahan makanan dan makanan jadi
Persyaratan pengolahan makanan
Persyaratan penyimpanan bahan makanan dan makanan jadi
Persyaratan peralatan yang digunakan

— -

45
Pelayanan kesehatan sebagai
satu faktor penentu
sehat:Sistem kesehatan

 kumpulan pelbagai faktor yang komplek


dan saling berhubungan yang terdapat
dalam suatu negara, yang diperlukan
untuk memenuhi kebutuhan dan
tuntutan kesehatan perorangan,
kelompok, masyarakat pada setiap saat
yang dibutuhkan ( WHO 1984)

46
Unsur sistem

LINGKUNGAN

MASUKAN PROSES KELUARAN DAMPAK

UMPAN BALIK

LINGKUNGAN
47
Jenjang Sistem

1
2

1. Supra sistem
2. Sistem
3. Sub sistem
48
Bentuk Pokok Sistem
Kesehatan
PEMERINTAH

MASYARAKAT PENYEDIA
PELAYANAN
KESEHATAN

49
Bentuk Pokok Sistem Kesehatan:
ditinjau dari peran pemerintah

Keterlibatan Keterlibatan
pemerintah swasta

Monopoli Dominasi Dominasi


pemerintah pemerintah swasta

50
Bentuk Pokok Sistem Kesehatan: ditinjau
dari pemanfaatan perangkat administrasi

Tenaga

Dana Terbatas

Sarana
Ilmu
Metoda Berkembang dan
teknologi

51
Pemanfaatan Pemanfaatan metoda
iptek

Optimal Sebagian Belum

Negara Maju Negara Berkembang Negara


Terkebelakang

Modern Tradisional

52
Unsur Pokok Sistem kesehatan

PELAYANAN PEMBIAYAAN
KESEHATAN KESEHATAN

SISTEM
Kendali KESEHATAN Kendali
mutu biaya

MUTU

53
SUBSISTEM PELAYANAN
KESEHATAN
 Subsistem Upaya (Pelayanan) Kesehatan
adalah tatanan yg menghimpun berbagai upaya
(pelayanan) kesehatan masyarakat (UKM) dan
upaya (pelayanan) kesehatan perorangan
(UKP) secara terpadu dan saling mendukung
guna menjamin tercapainya derajat kesehatan
yg setinggi-tingginya (SKN, 2004)

54
PELAYANAN KESEHATAN

 Pelayanan Kesehatan secara umum


dibedakan atas dua macam
 Pelayanan Kesehatan Masyarakat (upaya
kesehatan masyarakat)
 Pelayanan medis (pelayanan pengobatan,
upaya kesehatan perorangan)
(Hodgetts & Cascio,1983 )

55
KARAKTERISTIK PELAYANAN
KESEHATAN
MASYARAKAT PARAMETER MEDIS

Ahli Kesmas Pelaksana Klinisi


Preventif Tujuan utama Kuratif
Masyarakat Sasaran utama Perorangan
Tinggi Aspek efisiensi Rendah
Boleh Kegiatan promosi Dilarang
Subjek Aspek Per-UU Objek
Gaji Pendapatan Imbal jasa
Masyarakat Pert’gungjawaban Pasien
Ada Asas Monopoli Tidak ada
Komplek Administrasi Sederhana
56
SYARAT PELAYANAN KESEHATAN
1. Tersedia ( available ) 7. Mudah dicapai
2. Menyeluruh (accesible )
(comprehensive ) 8. Mudah dijangkau
3. Terpadu (integrated) (affordable)
4. Berkesinambungan 9. Efektif ( effective )
(continue ) 10.Efisien ( efficient )
5. Dapat diterima 11. Merata ( equity)
(acceptable ) 12.Mandiri (sustainable )
6. Wajar (apropriate ) 13.Bermutu (quality)

57
Pengelolaan risiko kesehatan

58
Bagaimana Kita Belajar Tentang
“ Risiko Kesehatan “ ?

Mengenal Risiko dari berbagai Bahaya di semua tempat!

Kapan Risiko tsb Bermasalah scr serius ?

Bagaimana Mengestimasi risiko yang ada ?

•Bagaimana peraturan perundangan/standar yang ada ?

•Bagaimana informasi “ Risiko kesehatan “ ditindak lanjuti oleh


petugas?

59
MAN WORKPLACE

MEDICINE HYGIENE SAFETY

PREVENTION OF DESEASES PREVENTION OF INJURIES

PRODUCTIVITY
60
PROSES PENILAIAN RISIKO PADA
KESEHATAN MANUSIA
ada 4 langkah proses Estimasi
“ berbasis risiko”
Step 1. Analisis kontaminan
Step 2. Estimasi pajanan
Step 3. Penilaian potensi bahaya
kesehatan
Step 4. Karakterisyik/ tingkat risiko

Teruskan dengan managemen risiko

61
Step 1 : ANALISIS KONTAMINASI

- TENTUKAN AGENT DAN


KONSENTRASI DI LINGKUNGAN

- Fokuskan pada subtansi bahan kimia

- Fokus lain pada fisik,ergonomik

62
Step 2 : estimasi pajanan

- Tentukan Jenis bahan agent/ subtansi


pajanan pada manusia

- Berapa lama pajanan diterima oleh organ

- Berpa banyak orang terpajan oleh bahan


tersebut dan diterima melalui :
- Inhalation/Pernafasan
- Ingestion
- Contact/kontak langsung

63
Step 3 : Penilaian Potensi Bahaya
Kesehatan
- Probabilitas pajanan

- Dampak Kesehatan :
- Racun/Toxicity
- Merugikan kesehatan

- Dose – Response :
- Iritasi
- Sesak nafas
- Keracunan
- efek patologi
- efek reproduksi
- Kematian

64
Step 4 : Karakteristik / Tingkat Risiko

- Seberapa besar menyebabkan masalah


kesehatan pada manusia

- Kritis

- Tingkat dari 0 sampai 4

65
ACCEPTABLE RISK PROFILE

6
5
4
3

1 2 3 4 5 6 7
CONSEQUENCY CATEGORIES
66
pendekatan :

Apa masalahnya Identifikaasi risiko


dan
determinannya

Seberapa serius
masalah tersebut Pengukuran risiko

Bagaimana solusinya
Kontrol risiko

67
Manajemen Risiko
Penerapan yang sistematik dari:

* Kebijakan
* Praktisi

Sumber penilaian dan pengendalian risiko

Penerapan pada Kesehatan, Keselamatan dan


lingkungan

68
Prinsip Penilaian Risiko.

(Hazard) x (Exposure) = Risk

Safety Risk = Probability x Consequences

Health Risk = Exposure x Health Effect Rating

69
Formal Risk Assessment Process.
RISK ANALYSIS Hazard Identification

Consequence Analysis Causal Analysis

Probability Analysis

Risk Determination

Mitigation Measures Risk Screening Prevention Measures

Rank Alternatives
RISK EVALUATION

INPUT TO RISK MANAGEMENT 70


RISK OF OCCUPATIONAL
HEALTH SERVICES.

NIOSH Survey : 2,600 hospital.


(1974 – 1976)
68 injuries / year
6 illnesses / year
8,4 lost day per 100 workers.
1995 :
159 primary skin irritants.
135 Chemicals are potentially

o Carcinogenic
o Teratogenic
o Mutagenic
o Combination of these.

71
HEALTH RISKS.

Illnesses ( Non-Cancer ) :
* Respiratory
* Neurological
* Reproductive effects
* Systemic / metabolic.

Cancer Cases.

72
Katagori kemungkinan peristiwa
terjadi
PROBABILITY KETERANGAN
CATEGORY

A Kemungkinan Peristiwa terjadi

B Kemungkinan peristiwa terjadi terbatas

C Kemungkinan peristiwa terjadi


kadang kadang
D Kemungkinan tidak terjadi peristiwa

E Praktis tidak terjadi peristiwa

73
74
75
HUMAN VURNABILITY LEVELS
LEVELS OF EXPOSURE GENERAL DEFINITON

0 - None No injury

1 - Low exposure First aid – one person (primary some


related exposure).

2 - Moderate exposure Moderate burn injury potential, may


require hospital treatment – one person.

3 - High – exposure Severe burn potential requiring hospital


treatment one – two people.

4 - Very high exposure Potential for multiple injuries, single


person death.

5 - Extremely high exposure Potential for 2 – 10 fatalities.

6 - Catastrophic exposure Potential for greater than 10 fatalities.

76
Qualitative Exposure Rating
Category Description

0 No exposure No contact with agent

1 Low exposure Infrequent contact with agent at low


concentrations.

2 Moderate Frequent contact with agent at low


exposure concentrations or infrequent contact
with agent at high concentrations.

Frequent contact with agent at high


3 High exposure concentrations.

Frequent contact with agent at very


4 Very high exposure high concentrations.

77
Qualitative Health-Effect Rating
Category Description

0 Reversible effects of little concern or


no known or suspected adverse health
effects.

1 Reversible health effects of concerns

2 Severe, reversible health effects of


concern.

3 Irreversible health effects of concerns.

4 Life threatening or disabling injury or


illness.
78
Qualitative Risk Assessment.

4 Very
High

3
High

2 Mode-
rate

1 Low

0 Trivial

0 1 2 3 4

79
MANAJEMEN RISIKO

APLIKASI KEBIJAKAN DAN PROSEDUR


MANAJEMENT DENGAN TUJUAN MEMPERBESAR
KESEMPATAN, DAN MEMINIMALKAN KERUGIAN
MELALUI TAHAPAN IDENTIFIKASI, ANALISIS,
EVALUASI DAN MENGENDALIKAN RISIKO YANG
ADA DALAM SUATU KEGIATAN

80
MANAJEMEN RISIKO
MEMILIKI TUJUAN
• MEMBANTU MEMINIMALISASI MELUASNYA EFEK YANG
TIDAK DIINGINKAN TERJADI
• MEMAKSIMALKAN TUJUAN ORGANISASI DAN
MEMINIMALKAN KERUGIAN
• EFESIENSI PROGRAM
• MEMBERIKAN PERTIMBANGAN KEPUTUSAN DI SEMUA
LEVEL
• MENYUSUN PROGRAM YANG TEPAT
• MENCIPTAKAN MANAJEMEN PROAKTIF BUKAN REAKTIF

81
APAKAH KITA SUDAH MAMPU ?

82

Anda mungkin juga menyukai