Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

KAJIAN ISLAM SISTEM SENSORI

DISUSUN OLEH :

AZIZ PRASETYO MUHAMMAD HILMI

CITRA AYU EKYWATI MUNAWAR HOLIL

DANI AGUS WAHYUDI RANI YUSTINA

EVA HERLITA Br. SIREGAR SUKARMI

ELA NURLELA TATANG SOPYAN

ISMI NURAJIZAH UMI SOLIHAT

LENI HUSYANTI USWATUN HASANAH

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

SEMESTER GANJIL 2020/2021


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas berkat dan rahmat-Nya sehingga kami

dapat menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan. Makalah ini disusun agar pembaca

dapat memperluas ilmu tentang “Kajian islam sistem neurosensori” yang penulis sajikan

berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Penulisan makalah ini merupakan salah satu

tugas yang diberikan dalam mata kuliah Keperawatan Neurovaskuler di Fakultas Ilmu

Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta.

Dalam penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis

penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik

dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah

ini. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.

Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak

yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada dosen kami yang telah

memberikan tugas dan petunjuk kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.

Wassalamu’alaikum wr.wb

Jakarta , Desember 2020

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang.........................................................................................................1
B. Tujuan......................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................
A. Sistem Persepsi Sensori (mata dan telinga) Dalam Perspektif Islam......................
B. Kebisingan Menurut Pandangan Islam ...................................................................
C. Pengaruh Bising Terhadap Kesehatan ….................................................................

BAB III TINJAUAN KASUS.............................................................................................


Telaah Jurnal..................................................................................................................
a. Judul.........................................................................................................................
b. Latar Belakang.........................................................................................................
c. Peneliti.....................................................................................................................
d. Metode Penelitian....................................................................................................
e. Tujuan......................................................................................................................
f. Hasil.........................................................................................................................
g. Kesimpulan..............................................................................................................

BAB IV PENUTUP.............................................................................................................
A. Kesimpulan..............................................................................................................
B. Saran........................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sistem sensori atau dalam bahasa inggris sensory system berarti yang berhubungan

dengan panca indra.sensori /reseptor adalah sel atau organ yang berfungsi menerima rangsang

atau stimulus .sistem sensori adalah sistem penghantaran rangsangan dari reseptor ke pusat

otak.rangsangan tersebut dihantarkan oleh sensory neuron (saraf sensory) dari berbagai organ

indra menuju otak untuk ditafsirkan. sistem ini merupakan bagian dari system syaraf yang

menerima rangsangan dari lingkungan internal maupun eksternal.impuls listrik yang

dihantarkan oleh syaraf akan diterjemahkan menjadi sensasi yang nantinya akan diolah

menjadi persepsi di syaraf pusat.

System sensori merupakan salah satu system yang penting bagi manusia,karena

dengan system ini kita dapat merasakan hal-hal yang ada didunia ini.misalkan saat kita makan

,kita dapat merasakan apakah makanan itu asin atau manis.hidup ini akan menjadi sepi karena

kita tidak dapat mendengarkan alunan nada atau music.semua rangsangan itu dapat kita

rasakan melalui bermacam-macam reseptor yang ada dalam tubuh kita,lalu dari reseptor akan

dikirim ke central nervous kita sebagai sinyal ataupun informasi.proses pengiriman inilah

yang termasuk ke dalam system sensori.

System sensoris adalah gabungan dari dari system nervous dan system penginderaan pada

manusia.pada tubuh manusia memiliki alat indra yang disebut juga dengan panca indra,yang

terdiri dari indra penglihatan (mata),indra pendengaran ( telinga),indra pembau (hudung),indra

pengecap (lidah) dan indra peraba (kulit).

3
Menurut Muhammad As-Sayyid Yusuf dan Ahmad Durrah system indra manusia

sudah terbentuk saat manusia berada dalam kandungan dan langsung berfungsi ketika

manusia itu dilahirkan.Allah berfirman dalam surat an-Nahl ayat 78:

‫هّٰللا‬
َ ‫ ۙا َّو َج َع َل لَ ُك ُم ال َّس ْم َع َوااْل َ ْب‬Q`ًٔ‫َو ُ اَ ْخ َر َج ُك ْم ِّم ۢ ْن بُطُوْ ِن اُ َّم ٰهتِ ُك ْم اَل تَ ْعلَ ُموْ نَ َش ْئـ‬
َ‫ َدةَ ۙ لَ َعلَّ ُك ْم تَ ْش ُكرُوْ ن‬QRِٕ‫صا َر َوااْل َ ْفٕـ‬

Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui

sesuatu pun, dan Dia memberimu pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, agar kamu

bersyukur.

Berdasarkan ayat tersebut Allah mengeluarkan diri kalian dari dalam perut ibu dalam

keadaan tidak mengenal sedikit pun yang ada di sekeliling kalian.kemudian Allah memberi

kalian pendengaran,penglihatan dan mata hati sebagai bekal mencari ilmu pengetahuan ,agar

kalian beriman kepada-Nya atas dasar keyakinn dan bersyukur atas segala karuniaNya.

Ilmu kedokteran modern membuktikan bahwa indra pendengaran mulai tumbuh pada

bayi pada usia relative dini,pada pekan-pekan pertama.sedangkan indra penglihatan mulai

dimiliki bayi pada bulan ketiga dan menjadi sempurna menginjak bulan keenam.sedangkan

kemampuan mata hati yang berfungsi membedakan yang baik dan buruk dating sesudah

itu.urutan penyebutan beberapa indera pada ayat diatas mencerminkan tahap perkembangan

fungsi indra tersebut.

Sebagaai seorang muslim ,segala yang dilakukan hendaknya selalu berpedoman

kepada Al-Quran seperti pembelajarn sistem indra.karena sangat banyak ayat-ayat yang

menjelaskan tentaang system indra bahkan sangat spesifik seperti ayat tentang indra

pendengaran ,pemglihatan,penciuman,peraba dan pengecap.

4
B. Tujuan

 untuk mengetahui serta memahami bagaimana Asuhan keperawatan yang baik

dilakukan pada klien dengan Stroke.

5
BAB 2

PEMBAHASAN

A. SISTEM PERSEPSI SENSORI (MATA DAN TELINGA) DALAM PERSPEKTIF

ISLAM

Manusia dilahirkan dan datang ke dunia ini dalam keadaan polos, telanjang, buta ilmu

pengetahuan, walaupun ia dibekali dengan kekuatan dan pancaindera yang dapat

menyiapkannya untuk mengetahui dan belajar. Adapun firman Allah Swt, yang artinya:

“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam Keadaan tidak mengetahui

sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu

bersyukur.” (An-Nahl : 78)

Dengan pendengaran dan penglihatan, seorang muslim dapat merasakan begitu

nikmatnya melihat ayat-ayat Alquran, mendengarkan lantunan Al-quran, dan sebagainya.

Kenikmatan memiliki pendengaran dan penglihatan wajib disyukuri setiap muslim. Sebab

jika mau menengok, banyak orang-orang yang harus menjalani hari-harinya dengan

keterbatasan akan indra penglihatan dan pendengaran. Ada juga sebagian orang yang harus

mengeluarkan uang ratusan juta untuk mengobati penyakit atau gangguan pada mata dan

telinganya. Dan tak sedikit orang-orang yang hilang pendengaran dan penglihatannya

memasuki masa tua.

Bentuk syukur terhadap nikmat indera pendengaran dan penglihatan adalah

dengan menggunakan kedua indera itu untuk mendekatkan pada perkara amal kebaikan dan

menghindarkan dua indera itu pada perkara keburukan yang melahirkan dosa. Seperti

6
menggunakan mata dan telinga untuk melihat dan membaca serta mendengarkan ayat

Alquran, mentafakuri alam semesta, mendengar kumandang adzan dan zikir, melihat

perilaku-perilaku orang alim dan shalih, mendengar petuah para ulama, menyaksikan

perbuatan-perbuatan baik sesama muslim. Atau memalingkan pandangan dari tontonan-

tontonan yang mengundang syahwat dan maksiat, menghindarkan pendengaran dari

pembicaraan-pembicaraan gibah, hasud, fitnah, manjauhkan pendengaran dari sifat

menguping dan mencari kesalahan dan keburukan orang lain.

Rasulullah pun mengajarkan umatnya sebuah doa agar pendengaran dan

penglihatannya selalu memberi manfaat kebaikan dan dapat berfungsi dengan baik hingga

akhir hayat. Berikut doanya.

‫ظلِ ُمنِي َو ُخ ْذ ِم ْنهُ بِثَأْ ِري‬


ْ َ‫ث ِمنِّي َوا ْنصُرْ نِي َعلَى َم ْن ي‬ ِ ‫ص ِري َواجْ َع ْلهُ َما ْال َو‬
َ ‫ار‬ َ َ‫اللَّهُ َّم َمتِّ ْعنِي ِب َس ْم ِعي َوب‬

"Allahumma mattini bi sami wa basari wa ijalhuma al-waritha minni wa unsurni ala man

thalamani wa khuth minhu bi tha'ri."

"Ya Allah, berilah aku manfaat dari pendengaranku dan penglihatanku, jadikanlah

keduanya sebagai waris dariku (tetap sehat sampai aku meninggal). Dan tolonglah aku atas

orang-orang yang mendzalimiku dan balaskanlah kepadanya."

Dalam Islam, panca indera merupakan pemberian dari Allah yang akan

dipertanggungjawabkan di hari akhir nanti. Sedangkan epistemologi Barat menganggap

panca indera adalah sekedar kemampuan natural manusia yang didapatnya. Tanggungjawab

manusia akan panca indera, hanya terbatas tanggungjawab hukum secara sosial maupun

individual.

7
Dalam QS: Al-Insān [76]: 2 disebutkan bahwa asal usul panca indera adalah

pemberian Allāh:“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang

bercampur yang Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena itu Kami

jadikan dia mendengar dan melihat”. Yang mana, menurut Az-Zuhaylī; bahwa manusia

diberi panca indera beserta potensi dan kemampuan untuk tanda-tanda kekuasaan Allāh,

baik dari hal berupa sebab musabab, juga mendengarkan seruan dari para Nabi dan Rasul.

Di ayat lain, dalam QS: Al-Isrā [17]: 36 Allah SWT memerintahkan manusia untuk

menggunakan panca indera secara bertanggungjawab: “Dan janganlah kamu mengikuti apa

yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran,

penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.”

B. KEBISINGAN MENURUT PANDANGAN ISLAM

Tidak diragukan lagi bahwa kebisingan merupakan salah satu sebab terjadinya

ketagangandan keguncangan jiwa dalam masyarakat modern. Tidak hanya melanda sampai

ke desa-desa dan ladang-ladang yang diakibatkan oleh munculnya media komunikasi

modern yang mudah berpindah-pindah seperti radio, mikrofon sampai mesin-mesin bajak

dan bolduser telah masuk ke pelosok desa pedalaman, tapi juga di beberapa kota industri

besar yang penuh dengan alat-alat industri berat yang canggih, pabrik-pabrik, dan mobil

transportasi umum. Karena bahayanya kebisingan dalam masyarakat modern maka PBB

telah menetapkan “seminggu” untuk memerangi kebisingan di seluruh dunia secara

menyeluruh. Syi‟ar dari satu minggu itu telah sedikit menciptakan ketenangan, rasa aman

dan untuk sementara waktu kebisingan tertutup dan terkesampingkan. Berkat ajaran dan

aturan semacam ini, Eropa dan Amerika mampu menyelamatkan diri, atau mampu

8
mengurangi kebisingan seminimal mungkin, tetapi sayang justru ke kota-kota kita, di Arab

dan dunia islam masih masih terlihat kebisingan di sana-sini, bahkan sebagian mereka masih

ada yang menganggap bahwa adanya kebisingan itu berhubungan dengan agama kita,

padahal islam bebas dari problematika seperti ini (Dr. Ahmad Syauqi Al Fanjari. 1996:

118).

Jika kebisingan dewasa ini diakibatkan oleh kendaraan, mikrofon, radio dan

televisi yang belum dikenal pada zaman Rasul, maka islam telah datang dengan ajaran dan

prinsip umum yang tetap sesuai untuk segala masa dan tempat, sebab sifatnya yang

fleksibel. Menurut ajaran Islam, orang yang menimbulkan kebisingan atau membuat

keonaran terhadap orang kain berarti ia telah kehilangan cinta kasih dan kasih sayang

sesama manusia. Banyak ayat-ayat Al Qur‟an yang memerintahkan kita untuk berlaku

sakinah (tenang) dan sopan, sebab jika kita melakukan hal-hal yang dapat menimbulkan

kebisingan, maka akan menganggu dan menyebabkan timbulnya gangguan pendengaran

kepada orang lain. Begitu pula jika kita bekerja di industri yang menimbulkan kebisingan

yang tinggi, seharusnya kita menghindarkan diri agar tidak terjadi gangguan pendengaran.

Sebagaimana dalam islam menyerupakan orang untuk menjaga mata, telinga, mulut dan

hati. Dan disebutkan dalam firman Allah SWT: (Q.S. Isra (17): 36) “Dan janganlah kamu

mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya

pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.

Telah disebutkan dalam Q,S. Al Isra‟ ayat 36 bahwa kita tidak boleh melakukan hal-hal

yang kita tidak ketahui penyebabnya. Sebab dapat menimbulkan berbagai kerusakan pada

kita misalnya pada pendengaran, penglihatan, dan hati baik itu kerusakan secara batiniyah

maupun lahiriyah.sebabsemuanya itu akan diminta pertanggung jawabannya.

9
Dari Qatadah, ia berkata: Ketika kami shalat bersama Rasulullah SAW, tiba-tiba

terdengar suara bising diluar masjid. Maka Rasulullah SAW. Bersabda: “janganlah kamu

lakukan demikian ini, apabila kamu mendatangi shalat, maka hendaklah semua tenang, apa

yang masih kamu dapat, maka shalatlah dan apa yang kamu tinggalkan, maka

sempurnakanlah.” Dari contoh-contoh seperti ini, maka kita dapat mengetahui bahwa Islam

mengharamkan kebisingan.Maka bagaimanakah pendapat Anda terhadap mereka yang

membuat kebisingan tanpa adanya tujuan kecuali semata-mata bersenang-senang,

sebagaimana sopir kendaraan dungu yang tangannya tak pernah lepas dari klakson.Atau

bapak-bapak yang membiarkan anak-anaknya di jalan-jalan, di rumah-rumah membuat

kegaduhan, berteriak-teriak tanpa aturan danmemperhatikan hak-hak tetangganya.

Sayangnya, justru mereka mempunyai persepsi bahwa hal demikian merupakan hak anak-

anak dan tak seorang pun yang berhak melanggarnya. Contoh-contoh kebisingan ini, tidak

saja ditentang oleh orang yang normal dan bertanggung jawab, tetapi juga bertentangan

dengan agama, norma, dan moralitas.

C. PENGARUH BISING TERHADAP KESEHATAN

Adapun pengaruh bising terhadap kesehatan (Buchari, 2007) :

a. Gangguan Fisiologis, pada umumnya bising bernada tinggi sangat mengganggu, apalagi

bila terputus-putus atau yang datangnya tiba-tiba.Gangguan dapat berupa peningkatan

tekanan darah (± 10 mmHg), peningkatan nadi, konstriksi pembuluh darah perifer

terutama pada tangan dan kaki, serta dapat menyebabkan pucat dan gangguan sensoris.

10
b. Gangguan Psikologis, dapat berupa rasa tidak nyaman, kurang konsentrasi, susah tidur,

cepat marah. Bila kebisingan diterima dalam waktu lama dapat menyebabkan penyakit

psikosomatik berupa gastritis, stress, kelelahan, dan lain-lain.

c. Gangguan Komunikasi, biasanya disebabkan masking effect (bunyi yang menutupi

pendengaran yang jelas) atau gangguan kejelasan suara. Komunikasi pembicaraan harus

dilakukan dengan cara berteriak. Gangguan ini bisa menyebabkan terganggunya

pekerjaan, sampai pada kemungkinan terjadinya kesalahan karena tidak mendengar

isyarat atau tanda bahaya gangguan komunikasi ini secara tidak langsung

membahayakan keselamatan seseorang.

d. Gangguan Keseimbangan. Bising yang sangat tinggi dapat menyebabkan

kesan berjalan di ruang angkasa atau melayang, yang dapat, yang dapat

menimbulkan gangguan fisiologis berupa kepala pusing (vertigo) atau mual-mual.

e. Efek pada Pendengaran, merupakan gangguan paling serius karena dapat menyebabkan

ketulian.Ketulian bersifat progresif. Pada awalnya bersifat sementara dan akan segera

pulih kembali bila menghindar dari sumber bising, namun bila terus menerus bekerja di

tempat bising, daya dengar akan hilang secara menetap dan tidak akan pulih kembali.

11
BAB III

TINJAUAN KASUS

A. Telaah Jurnal

a. Judul : Pengaruh Terapi Murotal Al–Qur’an Terhadap Penurunan Kecemasan Pada

Pasien Pre-Op Katarak

b. Latar Belakang :

Pre-operasi merupakan tahap pertama perawatan perioperatif yang dimulai sejak pasien

masuk di ruang terima pasien dan berakhir ketika pasien dipindahkan ke meja operasi

untuk dilakukan tindakan pembedahan. Pada fase pre-operasi dimulai ketika keputusan

untuk menjalani operasi dan berakhir ketika pasien dipindahkan kemeja operasi. Katarak

merupakan penyakit pada usia lanjut akibat proses penuaan, saat kelahiran (katarak

kongenital) dan dapat juga berhubungan dengan trauma mata tajam maupun tumpul,

penggunaan kortikosteroid dalam jangka panjang, adanya penyakit sistemik seperti

diabetes atau hipoparatiroidisme. Pembentukan katarak ditandai adanya sembab lensa,

perubahan protein, nekrosis, dan terganggunya keseimbangan normal serabut-serabut

lensa. Kekeruhan lensa ini juga mengakibatkan lensa transparan sehingga pupil akan

berwarna putih atau abu-abu, yang mana dapat ditemukan pada berbagai lokalisasi di lensa

seperti korteks dan nukleus. Katarak dapat mengakibatkan bermacam-macam komplikasi

pada penyakit mata seperti glaukoma ablasio, uveitis, retinitis pigmentosa, dan kebutaan

(Tamsuri, 2011). Hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada bulan februari 2019 di

ruang OK di peroleh data penderita katarak yang sudah di lakukan tindakan operasi

sebanyak 128 orang. Potter & Perry (2014 dalam Sulistyoningsih 2018) menyatakan bahwa

dalam menghadapi kecemasan pasien, peran perawat sangat diperlukan guna memberikan

12
dorongan dan memahami serta memberikan informasi yang bisa membantu menyingkirkan

kecemasan atau kekhawatiran tersebut. Sebagai tenaga kesehatan di rumah sakit perawat

memiliki peran yang sangat penting dalam membantu pasien mengatasi kecemasan, dalam

hal ini tugas dan fungsinya memiliki kewajiban memberikan pelayanan keperawatan serta

informasi kesehatan yang diperlukan pasien sebagai educator dan motivator. Hal ini sesuai

dengan hak yang semestinya diterima oleh setiap pasien mulai dari pemahaman tentang

penyakit, prosedur sebelum dilakukan tindakan operasi sampai pada persiapan pulang

pasien, Salah satu teknik distraksi yang digunakan untuk mengatasi kecemasan adalah

terapi murottal Al-Qur’an (mendengarkan bacaan ayat-ayat suci Al-Qur’an ) ( Wulandari

2015). Penlitian yang dilakuakan oleh faridah (2015) mengenai terapi murottal (al-qur’an)

mampu menurunkan tingkat kecemasan pada pasien pre op lapratomi, didapatkan hasil

sebelum diberikan terapi murottal al-qur’an mengalami kecemasan sedang sebesar 56,2%

dan kecemasan berat sebesar 43,8% setelah diberikan terapi murottal al-qur’an didapatkan

sebagian besar (65,6%) mengalami tingkat kecemasan ringan sedangkan penelitian yang

dilakukan oleh Andarini (2015) yaitu Terapi murottal al-qurán surat arrahman

meningkatkan kadar endorphin dan menurunkan intensitas nyeri pada ibu bersalin kala 1

fase laten, didapatkan hasil ada penurunan signifikan intensitas nyeri sebelum (6,80%)

dibandingkan sesudah (3,37%) setelah diberikan terapi murottal al-qur’an surah arrahman

selama 20 menit.

c. Peneliti:

Bayu Purnama Atmaja, Akhmad Fauzi Saputra,

13
d. Metode Penelitian:

Lokasi Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit dr.H.Andi Abdurahman Noor

Tanah Bumbu,Penelitiandilakukan pada tanggal 12 Februari – 21 September 2019

menggunakan metode kuantitatif dengan desain Quasi Eksperimental dengan rancangan

penelitian pre and post test control group design. Sampel dalam penelitian ini yaitu 30

pasien katarak diRumah Sakit dr.H.Andi Abdurahman Noor Tanah Bumbu. Teknik

sampling yang digunakan ialah non probability sampling yaitu (Accidentalsampling),

instrument yang digunakan adalah kuesioner HARS dan Terapi murottal al-qur’an

didapatkan hasil Validitas instrumen HARS ditunjukkandengan pada bagian Corrected

Item-Total Correlation seluruh soal memilikinilai positif dan lebih besar dari syarat 0.05

e. Tujuan :

Untuk mengetahui efek terapi murotal al qur’an dalam mengurangi kecemasan pada pasien

pre op katarak

f. Hasil :

Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan terapi murotal al qur’an dan

berkurangnya kecemasan pada pasien pre op katarak. Terapi murotal al qur’an didapatkan

lebih efektif dalam mengurangi kecemasan dibandingkan dengan metode lain sehingga

dapat di aplikasikan sebagai terapi komplementer untuk mengurangi kecemasan pada

pasien pre op katarak.

14
g. Kesimpulan :

Sebelum diberikan Terapi Murottal AlQur’an mengalami kecemasan sedang dan sesudah

diberikan Terapi Murottal AlQur’an terdapat penurunan kecemasan sedang menjadi ringan,

kecemasan sedang menjadi tidak mengalami kecemasan , dan sebagian setengahnya tidak

ada penurunan kecemasan. Ada perbedaan tingkat kecemasan sebelum dan sesudah

diberikan terapi murottal alqur’an pada pre-op. Ada perbedaan terapi murottal al-qur’an

dan education terhadap kecemasan pada pasien pre-op katarak.

15
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

sistem sensori adalah sistem penghantaran rangsangan dari reseptor ke pusat

otak.rangsangan tersebut dihantarkan oleh sensory neuron (saraf sensory) dari berbagai organ

indra menuju otak untuk ditafsirkan. System sensoris adalah gabungan dari dari system

nervous dan system penginderaan pada manusia.pada tubuh manusia memiliki alat indra

yang disebut juga dengan panca indra,yang terdiri dari indra penglihatan (mata),indra

pendengaran ( telinga),indra pembau (hudung),indra pengecap (lidah) dan indra peraba

(kulit).

Dalam Islam, panca indera merupakan pemberian dari Allah yang akan

dipertanggungjawabkan di hari akhir nanti. Sedangkan epistemologi Barat menganggap

panca indera adalah sekedar kemampuan natural manusia yang didapatnya. Tanggungjawab

manusia akan panca indera, hanya terbatas tanggungjawab hukum secara sosial maupun

individual. Ini dapat kita temukan dalam QS: Al-Insān [76]: 2.

Banyak hal yang mempengaruhi panca indera salah astunya adalah kebisingan yang

banyak berpengaruh yaitu : Gangguan psikologis, gangguan fisiologis, Gangguan

komunikasi, gangguan keseimbangan dan efek pada pendengaran

B. Saran

Dengan tersusunnya makalah ini semoga bisa bermanfaat bagi pembaca maupun

penulis. Kritik dan saran dari pembaca sangat kami butuhkan, karena penulis sadar bahwa

penyusunan makalah ini jauh dari kata sempurna.dan kami sangat mengharapkan kritik dan

saran itu dari pembaca.untuk penulisan makalah selanjutnya yang lebih baik

16
DAFTAR PUSTAKA

Aksurali, W. (2010). Studi tentang Faktor-faktor Penyebab Gangguan Pendengaran pada

Pekerja Bagian Produksi di PT. Sermani Steel Makassar (Doctoral dissertation, Universitas

Islam Negeri Alauddin Makassar).

Buchari. (2007). Kebisingan industri dan hearing conservation (Program Skripsi. Universitas

Sumatra Utara Repository).

17

Anda mungkin juga menyukai