Disusun Oleh :
Kelompok 9 :
1. Misdayanti (2030207077)
2. Erice Dwi Lestari (2030207078)
3. Yemi Yunita (2030207097)
Kelas : Pendidikan Biologi 2
Dosen Pengampu :
NOVIA BALLIANIE,M.Pd.I
Segala puji kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini, dan kami buat dengan waktu yang telah di tentukan.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan dengan adanya
penyusunan makalah seperti ini, pembaca dapat belajar dengan baik dan benar
mengenai TelaahTerhadap Ayat Dan Hadits Tentang Sistem Indera.
Penulis
DAFTAR ISI
a. Hadist
صلَّىالل ُه َعلَ ْي ِه َو ّسلَّ َميَقُ ْو ُل
َ ع ْن َع ْبدِالل ِه ْبنِ َم ْسعُ ْو ِدقَالَ َسمِ ْعت ُ َرس ُْو َُللل ِهَ :
ٍ نَض ََّرالل ُهإِ ْم َراَ ًء َسمِ َعمِ نَّا َشيْأًفَ َبلَغَ ُه َك َما َسمِ َعف َُربَّ ُم َب ِلّغُأ َ ْوعَىمِ ْن َسامِ ع,
ِ ِالرحْ منِبِ ْنعَ ْب ِد
للا َّ ع ْبد َ ٌقَ َاألَب ُْو ِع ْي َسى َهذَا َح ِد ْيث ٌ َح َسن
َ صحِ ْيح ٌَوقَد َْر َواهُعَ ْب ِداْل َما ِلكُبِ ْنعُ َمي ِْر
b. Tarjemahan
“Dari Abdullah bin Mas’ud ra dia berkata : Aku mendengar
Rasulullah SAW bersabda : “Semoga Allah memuliakan seseorang
yang mendengar sesuatu dari kami,lalu dia menyampaikannya
(kepada yang lain) sebagaimana yang dia dengar,maka kadang-
kadang orang yang disampaikan ilmu lebih memahami dari pada
orang yang mendengarnya”. (HR.At-Tirmidzi).
c. Biografi Rawi
1. Abdullah Ibn Mas’ud.
2. Imam TirmidzirahimahullahuTa’ala.
Imam TirmidzirahimahullahuTa’alaadalah Abu Isa
Muhammad bin Isa bin At-Tirmidzi. Lahir pada tahun 200 H dan
wafat di Turmudz pada malam Senin tanggal 13 Rajab 279 H. Beliau
adalah salah seorang ulama hafizh yang telah bertemu dengan para
Syaikh generasi awal, seperti Qutaibah bin Sa’id, Muhammad bin
Basysyar, Ali bin Hajar dan para imam hadits lainnya.
Banyak sekali yang telah meriwayatkan hadits dari Imam
Tirmidzi.Beliau sendiri juga memiliki banyak karya tulis seputar
ilmu hadits.Kitabnya yang paling baik adalah yang berjudul As-
Shahih. Selain itu, kitab ini juga banyak sekali mengandung faidah
dan tidak banyak mengalami proses pengulangan riwayat.
Imam TirmidzirahimahullahuTa’alaberkata, “Aku telah
menyodorkan kitab ini kepada para ulama di kawasan Hijaz, Irak,
Khurasan.Ternyata mereka bisa menerima kitab ini dan
menganggapnya sebagai kitab yang baik.Barang siapa menyimpan
kitab ini di dalam rumahnya, maka seakan-akan ada Nabi bersabda
di dalam rumahnya tersebut.”
At-tirmidziadalah ulama hadits yang pertama sekali
mempopulerkan predikat hadits Hasan.Yaitu, hadits yang kurang
pantas dinilai shahih, tetapi tidak layak juga bila dinilai dha’if.
Sementara, para ulama pendahulunya membagi hadits ahad hanya
menjadi shahih dan dha’if. Artinya, hadits yang menurut at-Tirmidzi
itu hasan, dimasukkan kedalam kelompok dho’if. Maka, kalau para
ulama sebelum at-Tirmidzi (seperti ulama Fiqh pendiri madzhab
empat) berkata bahwa hadits dha’if untuk kepentingan tertentu dapat
dijadikan hujjah, dimaksudkan adalah hadits hasan menurut
kerangka at-Tirmidzi. Jadi, bukan sembarang hadits dha’if. Teori
para ulama Fiqh tadi mengacaukan pikiran kita karena mereka
membagi hadits kepada dua, sementara, kita sudah mengenal tiga
jenis nilai hadits.
3. Keterangan Hadist
Do’a yang ditujukan kepada orang yang dimaksud dalam
hadits, yaitu: semoga Allah SWT mempereloknya dengan
keagungan dan keindahan, bagi orang yang mendengar sesuatu dari
kami yaitu perkara Agama berupa suatu ayat dari Al-Qur’an atau
suatu Hadits, lalu ia menyampaikannya persis seperti apa yang ia
dengar tanpa mengurangi atau menambahinya, baik ia lelaki
maupun wanita.
Banyak orang yang mendengar hadits tidak secara langsung
tetapi melalui perantara sehingga lebih hafal, lebih menguasai dan
lebih memahami dari pada orang yang mendengar secara langsung.
Hadits tersebut menggambarkan pentingnya kedudukan ilmu
dalam pandangan islam, karena ‘mendengar’ sendiri merupakan
salah satu proses mangetahui sebuah ilmu. Sehingga Rasulullah
meninggikan derajat seseorang yang mau mendengarkan sesuatu
dari beliau, yang kemudian menyampaikan sebagai mana yang telah
ia dengar, sehingga akan banyak orang yang mengetahui dari apa
yang ia dengar dan ia sampaikan. Hal ini berarti adanya anjuran
untuk memanfaatkan panca indera dalam mencari ilmu.
Semakin banyak kita mendengar, melihat, dan berfikir
dengan menggunakan panca indera, maka semakin banyak ilmu
yang akan kita peroleh. Dan Allah memberikan pendengaran dan
penglihatan agar manusia dapat berfikir dan bersyukur.
d. Aspek Tarbawi
Dari uraian di atas dapat di ambil beberapa aspek tarbawi sebagai
berikut :
1. Panca indera sangat penting dalam mencari ilmu terutama
pada alat pendengaran.
2. Sebelum kita menyampaikan kabar kepada orang lain
hendaklah kita memperhatikan, memeriksa dan menghafal
kemudian berhati-hati saat menyampaikan kabar tersebut
kepada orang lain.
3. Kejujuran dan kebenaran adalah sesuatu yang akan
membawa pada kemuliaan dan kebahagiaan.
4. Orang yang berilmu dituntut untuk mengamalkan ilmu
yang telah ia dapatkan.
2.3 Hadits Tentang Dorongan untuk Memanfaatkan Panca Indera
a. Hadits
َصلىَّالل ُهعَلَ ْي ِه َو َسلَّ َم )يُعَ ِلّ ُمنَا َك ِل َمات ٍَولَ ْميَكُ ْنيَعَ ِلّ ُمنَاهُنَّ َك َمايُعَ ِلّ ُمنَاالتَّ َش ُّهد َ : ع ْنعَ ْبدِالل ِهقَا َل
َ ِّ﴿وكَانَ (النَّبِي َ
:
ْ ور َو َجنِّ ْبن
َ َاالف ََواحِ َش َما
ظ ُّ سب َُالل َّسلَمِ َونَ َّجنَامِ ْنال
ِ ُّظلُ َماتِإِلَىالن ْ ََاوأ
َ صلِحْ ذَاتِبَ ْينَن
ُ َاوا ْه ِدنَا َ اللَّ ُه َّمأَلَّ ْفبَ ْينَقُلُو ِبن
ََّاوذُ ِ ّر َياتِن ََاوت ُ ْب َعلَ ْينَا ِإنَّ َكأ َ ْنتَالت ِ َاوأَ ْز َو
َ اجن َ َاوقُلُو ِبن
َ ارن َ َاوأَ ْب
ِ ص َ ار ْكلَنَافِيأ َ ْس َما ِعن َ او َما َب
ِ طن ََو َب َ ه ََرمِ ْن َه
علَ ْينَا﴾(رواهابوداودفىالسنن َ ُالرحِ ْي ُم َواجْ َع ْلنَاشَاك ِِر ْينَ ِل ِن ْع َم ِت َك ُم ْش ِن ْينَ ِب َهاقَا ِب ِل ْي َه
َ اوأَ ِت َّم َها َّ َّواب,
بابالتشهد, )كتابالصالة
b. Terjamah
Dari Abdullah berkata : Beliau (Rasulullah SAW) biasa
mengajarkan kami beberapa kalimat, dan beliau tidak
mengajarkannya kepada kami sebagaimana beliau mengajarkan
tasyahhud :“ Wahai Allah, rukunkanlah hati-hati kami, damaikanlah
diantara kami, tunjukilah kami kepada jalan kesejahteraan,
selamatkanlah kami dari kegelapan menuju kebenaran, jauhkanlah
kami dari perbuatan-perbuatan keji yang terang dan yang samar,
limpahkanlah berkah kepada kami, pada pendengaran, penglihatan,
hati, isteri dan cucu kami, terimalah taubat kami, sesungguhnya
Engkaulah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang dan
jadikanlah kami orang-orang yang mensyukuri nikmat Engkau
berterimakasih lagi menerimanya, dan sempurnakanlah nikmat itu
atas kami”.(HR. Abu Daud).
c. Biografi Rawi
1. Abdullah Ibn Mas’ud.
Abdullah Ibn Mas’udadalah Abdullah IbnuMas’ud Ibn
Ghafil Ibn Habib Al-Mudzaly, seorang sahabat Nabi yang dahulu
pernah bersumpah setia kepada Bani Zuhra.
Ibu beliau bernama Ummu Abdillah bin Abu Daud Ibn Sau-ah yang
juga memeluk Islam dipermulaan Islam.
Beliau meriwayatkan sejumlah 848 hadits. Bukhari dan Muslim
menyepakati sejumlah 64 hadits 21 diantaranya diriwayatkan oleh
Bukhary sendiri dan 35 diantaranya oleh Muslim.Beliau wafat di
Madinah pada tahun 32 H dan dikembumikan di Baqi’.
d. Keterangan Hadist
Hadits di atas merupakan do’a yang diajarkan Rosulullah
untuk mempererat persaudaraan sesame muslim untuk meminta
perdamaian, persatuan dan makna lain seperti meminta
kesejahteraan, keselamatan, dll.
Doa tersebut juga berkaitan tentang penggunaan
pancaindera. Kita harus berdoa kepada Allah agar dimaksimalkan
fungsi panca indera. Hendaklah kita memanfaatkan panca indera
dengan sebaik – baiknya. Karena Allah akan menunjukkan kepada
hambaNya jalan kesejahteraan. Allah akan membuat panca indera
kita peka, sehingga kita akan terselamatkan dari hal – hal buruk yang
akan menghalangi kita menuju jalan kebenaran.
Inti dari keterangan hadits diatas ialah bahwa kita dianjurkan
untuk memanfaatkan seluruh panca indera kita semaksimal mungkin
tetapi masih dalam lingkup yang baik artinya apa yang kita kerjakan,
misalnya dalam hal mencari ilmu dan sholat tidak menyimpang dari
apa yang semestinya kita lakukan. Supaya dari apa yang kita
kerjakan akan mendapat nikmat, manfaat dan berkah.
Talib Madlul menambahkan bahwa manusia memiliki 2 alat
(memperoleh) ilmu pengetahuan:
a. Alat yang bersifat zahir yaitu panca indra.
b. Alat yang bersifat batin, yaitu akal dan hati.
Dengan demikian, dalam merumuskan ilmu pendidikan
Islam, seseorang dituntut untuk melibatkan panca indra, akal, dan
hati secara integratif; sehingga bobot kebenaran lebih tinggi,
objeknya lebih luas dan hasilnya lebih dapat diterima dalam
pendidikan Islam.
e. Aspek Tarbawi
Dari uraian di atas dapat di ambil beberapa aspek tarbawi sebagai
berikut :
1. Sebagai sumber ilmu pengetahuan, panca indera yang terdapat
pada manusia mempunyai banyak kegunaan sebagai sarana
mendukung dan melengkapi manusia untuk mencari ilmu, baik
ilmu agama maupun ilmu umum.
2. Panca indera harus dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk hal – hal
yang senantiasa di ridhoi Allah sebagai wujud rasa syukur
kepada Allah.
3. Bukti bahwa Islam tidak hanya menyuruh umatnya untuk
mencari ilmu agama tetapi juga untuk mencari ilmu yang
bersifat umum, serta bukti bahwa segala yang telah diberikan
oleh Allah Swt. Kepada manusia selalu ada manfaatnya.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Panca Indera berperan sangat penting bagi seseorang terutama
dalam mencari ilmu. Melalui hadits-hadits di atas kita dituntut untuk dapat
menggunakan alat inderawi semaksimal mungkin dalam mencari dan
menggali ilmu pengetahuan,untuk kemudian ilmu tersebu tdapat
digunakan untuk menambah keyakinan dan keimanan kita kepada Allah
Swt. Serta dapat menuntut kita untuk lebih mendekatkan diri kepada-Nya.
Telah kita ketahui bahwa Allah Swt memberikan kebebasan kepada kita
untuk menggunakan panca indera sebaik mungkin untuk hal – hal yang
senantiasa di ridhoi Allah Swt sebagai wujud rasa syukur kepada Allah
Swt.
Indera jasmani adalah alat yang memiliki kegunaan sangat penting
bagi manusia. Indra jasmani pada manusia meliputi, pendengaran
(telinga), penglihatan (mata), penciuman (hidung), pengecap (lidah),
perasa (kulit), kemudian alat gerak (tangan dan kaki) dan bagian tubuh
manusia lainnya.Tujuan Allah menciptakan manusia hanyalah untuk
mengabdi kepada-Nya, maka dari itu artinya manusia wajib menjadikan
fungsi seluruh indra jasmaninya hanya untuk menjadi alat dalam
melakukan ibadah kepadaNya. Menjadikan indra jasmani sebagai alat
untuk mengabdi kepada Allah dilakukan dengan cara beribadah kepada-
Nya, memelihara kesehatan jasmani dengan cara menjaga kebersihannya
(memelihara wudhu) dan memakan makanan yang halal dan bergizi.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Aziz bin Muhammad Alu Abd., Pelajaran Tauhid untuk Tingkat Lanjutan.
Medan: IAIN “Sumatera Utara” Medan, 1998.
Ahmad Zainudindkk. AqidahAkhlak. Klaten : SinarMandiri, 2010.
Al-Qu’an Al Karim
Hadis Purba. Tauhid Ilmu, Syahadat dan Amal. Medan: IAIN Press, 2014.
Ira Suryani. Ilmu Tauhid/Ilmu Kalam. Medan : Diktat FakultasTarbiyah IAIN
Sumatera Utara, 2000
YadiPurwanto, Pendidikan Kepribadian Integrasi Nafsiyah dan
‘AqliyahPerspektifPsikologiIslami, Bandung: PT RefikaAditama, 2007.
Ash-Shidieqy, Teungku Muhammad Hasbi.1999. Sejarah dan PengantarIlmuHadits.
Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra.
http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2251385-sumber-ilmu-pengetahuan-
panca-indra/, diaksestanggal 10 Februari 2013.
Http://www.nasehatislam.com, diaksestanggal 10 Februari 2013.
Nashif, SyekhMansyur Ali. 1993. Mahkotapokok-pokokhadisRasulullah SAW. Jilid I.
Bandung: SinarBaru.
Soffandi, WawanDjunaedi. 2003.Syarah HaditsQudsi. Jakarta: Pustaka Azzam.
Zuhri, Muh. 1997.Hadits Nabi (Sejarah dan Metodologinya). Yogyakarta: PT. Tiara
WacanaYogya.