Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

ILMU PENGETAHUAN

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester ( UAS)

Pada Mata Kuliah " Ulumul Qur'an"

Dosen Pengampu: Muhammad Saeful Ulum S.Ag, M.SI

Disusun Oleh:
YANTI SEPTIANI
KELAS 1 G

FAKULTAS TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA
ISLAM ( PAI )
INSTITUT AGAMA ISLAM CIPASUNG
TAHUN 2022

1
KATA PENGANTAR
Asslamau'alaikumWr.Wb.

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan kita semua rahmat serta
hidayah Nya jadi kita masih diberikan sehat jasmani dan rohani. shalawat serta salam
juga tidak pernah lupa kami haturkan untuk junjungan seluruh umat, Nabi besar
Muhammad SAW. Tak lupa juga kami haturkan sejuta Terima kasih untuk Bapak Dosen
"Muhammad Syaeful Ulum S.Ag, M.SI" telah memberikan kami Ilmu yang atas izin
Allah, bermanfaat (aamiin) Kami untuk sebuah makalah tentang "ILMU
PENGETAHUAN", yang dengan penuh harap bahwa nanti akan bermanfaat.

Dengan segala upaya yang kami usahakan, makalah yang tidak sempurna ini berhasil
kami selesai. Tentu saja dengan kemampuan kami yang terbatas, dan atas izin Allah kami
mampu membagi sedikit ilmu kami untuk para pembaca.Tentu saja kami sangat
menunggu kritik dan saran untuk hasil tulisan kami ini. Agar,kami bisa membuat karya
tulisan yanglebih baik dari pada upaya kami kali ini.

Wassalamu'alaikum.wr.wb

Oktober, 2022

Penyusun,

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .............................................................................2

DAFTAR ISI .......................................................................................3

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang............................................................................4

1.2. Rumusan Masalah .....................................................................4

1.3. Tujuan....................................................................................5

BAB 2 PEMBAHASAN

A. Definisi Ilmu Pengetahuan .........................................................5

B. Kelahiran dan Perkembangan Ilmu Pengetahuan ......................10

C. Klasifikasi Ilmu Pengetahuan ........................................................12

BAB 3 PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................16

B. Saran............................................................................17

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................17

3
BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Ilmu merupakan suatu pengetahuan, sedangkan pengetahuan merupakan


informasi yang didapatkan dan segala sesuatu yang diketahui manusia. Itulah bedanya
dengan ilmu, karena ilmu itu sendiri merupakan pengetahuan yang berupa informasi yang
didalami sehingga menguasai pengetahuan tersebut yang menjadi suatu ilmu.

Di kalangan masyarakat saat ini, bahkan siswa, mahasiswa pun yang tiap harinya
ke sekolah, ke kampus, hilir mudik masuk gedung pendidikan untuk menuntut ilmu,
untuk menambah pengetahuan, yang mestinya mereka tahu akan perbedaan dua kata
tersebut, yang mestinya mereka tahu dengan jelas apa itu ilmu dan pengetahuan,
terkadang mereka masih bingung dengan perbedaan ilmu dan pengetahuan.

Tapi, suatu pendapat mengatakan, sebenarnya manusia tahu, siswa, mahasiswa,


masyarakat tahu, tapi tidak semua manusia dapat mendefinisikan suatu perkara, tidak
semua manusia bisa mengeluarkan isi dalam pikirannya. Karena terkadang manusia,
sebagian manusia hanya bisa mengeluarkan lewat menulis, bukan karena ia bisu, tapi
kemampuannya untuk berbicara tidak sama dengan manusia yang pada umumnya suka
berbicara.

1.2 Rumusan Masalah

1. Definisi ilmu pengetahuan

2. Perbedaan ilmu dan pengetahuan

3. Gejala mengetahui

4. Hakikat pengetahuan

5. Jenis dan sumber pengetahuan

1.3 Maksud dan Tujuan

1. Untuk mengetahui dan memahami definisi ilmu dan pengetahuan

2. Untuk mengetahui dan memahami perbedaan antara ilmu dan pengetahuan

3. Untuk mengetahui dan memahami gejala mengetahui

4. Untuk mengetahui dan memahami hakikat pengetahuan

4
5. Untuk mengetahui jenis dan sumber pengetahuan

BAB 2

PEMBAHASAN
A. Definisi Ilmu Pengetahuan

Kata Ilmu, sains, atau ilmu pengetahuan (dalam bahasa Inggris: science; dalam bahasa Arab:
‫)الع ْلـ ُم‬
ِ memiliki pengertian “usaha-usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan dan
meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia”. Ilmu
adalah pengetahuan, pengetahuan yang berasaskan kenyataan dan telah disusun dengan baik.
Ilmu bukan sekadar pengetahuan (knowledge), tetapi merangkumi sekumpulan pengetahuan
berdasarkan teori-teori yang disepakati dan dapat secara sistematik diuji dengan seperangkat
metode yang diakui dalam bidang ilmu tertentu. Pengertian secara ilmiah yang paling sering
digunakan, ilmu adalah kumpulan pengetahuan sistematis yang merupakan produk dari
aktivitas penelitian dengan metode ilmiah. Pengetahuan merupakan akuisisi terendah yang
diperoleh dari rangkaian pengalaman tanpa melalui kegiatan penelitian yang lebih intensif.
Namun, pada dasarnya ilmu dan pengetahuan itu berbeda. Perbedaan terlihat dari sifat
sistematisnya dan cara memperolehnya.

Dalam perkembangannya, pengetahuan dengan ilmu bersinonim arti, sedangkan dalam arti
material keduanya mempunyai perbedaan. Segi-segi ini dibatasi agar dihasilkan rumusan-
rumusan yang pasti. Ilmu memberikan kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya,
dan kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari keterbatasannya. Dengan kata lain “Ilmu” berbeda
dengan “ilmu pengetahuan”. Demikian juga “pengetahuan” yang berbeda dengan “ilmu
pengetahuan”. Istilah “pengetahuan” sangat luas maknanya. Oleh karena itu, tambahan kata
“ilmu” dapat mempersempitnya. Ilmu pengetahuan adalah produk dari epistemologi, dengan
kata lain ilmu terbentuk dari 3 cabang filsafat yakni ontologi, epistemologi dan aksiologi,
jika ketiga cabang tersebut terpenuhi berarti sah dan diakui sebagai sebuah ilmu.

Ilmu pengetahuan ialah suatu proses pembentukan pengetahuan yang terus-menerus


sampai menjelaskan fenomena yang bersumber dari wahyu, hati dan semesta sehingga dapat
diperiksa atau dikaji secara kritis dengan tujuan untuk memahami hakikat, landasan dasar
dan asal usulnya, sehingga dapat juga memperoleh hasil yang logis. Ilmu pengetahuan
merupakan usaha yang bersifat multidimensional, sehingga dapat didefinisikan dalam
berbagai cara dan tidak baku. Ilmu Pengetahuan dalam arti lainnya adalah suatu sistem dari
berbagai pengetahuan yang didapatkan dari hasil pemeriksaan-pemeriksaan yang dilakukan
secara teliti dengan menggunakan suatu metode tertentu. Jadi, ilmu adalah segala proses
kegiatan terhadap suatu keadaan dengan cara menggunakan alat, prosedur, cara, metode,
sehingga menghasilkan pengetahuan baru bagi manusia itu sendiri.

5
Firman Allah SWT, dalam surah An-Naml: 15-16.

١٥َ‫ير ِّم ْن ِعبَا ِد ِه ْٱل ُمْؤ ِمنِين‬ َّ َ‫َولَقَ ْد َءاتَ ْينَا دَا ُوۥ َد َو ُسلَ ْي ٰ َمنَ ِع ْل ًما ۖ َوقَااَل ْٱل َح ْم ُد هَّلِل ِ ٱلَّ ِذى ف‬
ٍ ِ‫ضلَنَا َعلَ ٰى َكث‬

Artinya: Dan sesungguhnya Kami telah memberi ilmu kepada Daud dan Sulaiman; dan
keduanya mengucapkan: "Segala puji bagi Allah yang melebihkan kami dari kebanyakan
hamba-hambanya yang beriman".

َ ‫ال ٰيََٓأيُّهَا ٱلنَّاسُ ُعلِّ ْمنَا َمن ِط‬


١٦ُ‫ق ٱلطَّي ِْر َوُأوتِينَا ِمن ُك ِّل َش ْى ۖ ٍء ِإ َّن ٰهَ َذا لَهُ َو ْٱلفَضْ ُل ْٱل ُمبِين‬ َ َ‫ث ُسلَ ْي ٰ َمنُ دَا ُوۥ ۖ َد َوق‬
َ ‫َو َو ِر‬

Artinya: Dan Sulaiman telah mewarisi Daud, dan dia berkata: "Hai Manusia, kami telah
diberi pengertian tentang suara burung dan kami diberi segala sesuatu. Sesungguhnya
(semua) ini benar-benar suatu kurnia yang nyata".

Prinsip Ilmu Pengetahuan juga dengan jelas tertera dalam Al-Qur’an. Adalah wahyu
pertama yang turun kepada Rasulullah. Surah al-‘Alaq ayat 1-5.

“Bacalah, dengan nama Tuhanmu yang menciptakan. Yang menciptakan manusia dari
segumpal darah. Yang mengajarkan dengan petunjuk. Yang mengajar kan manusia apa-
apa yang tidak di ketahuinya.”

Ayat tersebut merupakan dasar Ilmu sains dan teknologi dalam islam. Dalam ayat
tersebut dengan jelas Allah memerintahkan kepada kita untuk membaca, menulis,
meneliti, menghkaji, dan membahas dengan kemampuan intelektual. Kewajiban
membaca, menulis, dan meneliti menjadi inheren dalam Islam. Dan tentu saja,
penguasaan dan keberhasilan suatu penelitian atas restu dari Allah.

Dari wahyu pertama tersebut, ada dua cara perolehan dan pengembangan ilmu.
Antara lain; (dengan pena dan tanpa pena.)

Tentu saja bukan hanya wahyu pertama yang berkaitan erat dengan Ilmu
Pengetahuan. Beberapa ayat dalam Al-Qur’an juga membuktikan tentang keterkaitan
Ilmu Pengetahuan Modern dengan Al-Qur’an, yang turun jauh sebelum Ilmu
Pengetahuan Modern di temukan.

Selain pengertian ilmu pengetahuan secara umum, masih banyak pendapat dan
pandangan para ahli yang berbeda-beda dalam mendefinisikan apa itu ilmu pengetahuan.
Diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Mohammad Hatta

Ilmu pengetahuan adalah pengetahuan atau studi yang teratur tentang pekerjaan hukum
umum, sebab akibat dalam suatu kelompok masalah yang sifatnya sama baik dilihat dari
kedudukannya maupun hubungannya.

2. Dadang Ahmad S

Ilmu pengetahuan adalah suatu proses pembentukan pengetahuan yang terus menerus
hingga dapat menjelaskan fenomena dan keberadaan alam itu sendiri.

6
3. Minto Rahayu

Ilmu adalah pengetahuan yang telah disusun secara sistematis dan berlaku umum.

4. Syahruddin Kasim

Ilmu pengetahuan adalah pancaran hasil metabolisme ragawi sebagai hidayah sang
pencipta yang berasal dari proses interaksi fenomena fitrawi melalui dimensi hati, akal, nafsu
yang rasional empirik dan hakiki dalam menjelaskan hasanah alam semesta demi untuk
menyempurnakan tanggung jawab kekhalifahan

5. Helmy A. Kotto

Ilmu pengetahuan adalah suatu proses pembentukan pengetahuan yang terus menerus
sampai menjelaskan fenomena dan keberadaan alam itu sendiri.

6. Asle Montagu

Ilmu pengetahuan adalah sebagai pengetahuan yang disusun dalam satu sistem yang
berasal dari pengalaman, studi dan percobaan yang telah dilakukan dipakai untuk
menentukan hakikat prinsip tentang hak yang sedang dipelajari.

7. Afayanev

Ilmu pengetahuan adalah pengetahuan manusia tentang alam, masyarakat dan pikiran.

8. Mappadjantji Amien

Ilmu pengetahuan adalah sesuatu yang berawal dari pengetahuan, bersumber dari wahyu,
hati dan semesta yang memiliki paradigma, objek pengamatan, metode, dan media
komunikasi membentuk sains baru dengan tujuan untuk memahami semesta untuk
memanfaatkannya dan menemukan diri untuk menggali potensi fitrawi guna mengenal Allah.

9. Prof Sondang Siagian

Ilmu pengetahuan adalah suatu objek, ilmiah yang memiliki sekelompok prinsipol, dalil,
rumus, yang melalui percobaan yang sistematis dilakukan berulang kali telah teruji
kebenarannya, dalil-dalil, prinsip-prinsip dan rumus-rumus mana yang dapat diajarkan dan
dipelajari.

10. Drs. S. Abu Bakar

Ilmu pengetahuan adalah suatu pendapat atau buah pikiran, yang memenuhi persyaratan
dalam ilmu pengetahuan terhadap suatu bidang masalah tertentu.

Syarat-syarat Ilmu Pengetahuan

Menurut NS. Asmadi, syarat-syarat ilmu pengetahuan adalah sebagai berikut:

7
1. Logis atau Masuk Akal, sesuai dengan kaidah ilmu pengetahuan yang diakui
kebenarannya.
2. Objektif, sesuai berdasarkan objek yang dikaji dan didukung dari fakta empiris.
3. Metodik, diperoleh dari cara tertentu dan teratur yang dirancang, diamati dan
terkontrol.
4. Sistematik, disusun dalam satu sistem satu dengan saling berkaitan dan
menjelaskan sehingga satu kesatuan.
5. Berlaku umum atau universal, berlaku untuk siapapun dan dimanapun, dengan
tata cara dan variabel
6. eksperimentasi yang lama untuk hasil yang sama.
7. Kumulatif berkembang dan tentatif, ilmu pengetahuan selalu bertambah yang
hadir sebagai ilmu pengetahuan baru. Ilmu pengetahuan yang salah harus diganti
dengan yang benar disebut sifat tentatif.

Ciri-ciri Ilmu Pengetahuan

 Ciri-ciri ilmu pengetahuan adalah sebagai berikut:

1. Empiris ialah berdasarkan proses pengamatan dan percobaan untuk memperoleh


pengetahuan.
2. Sistematis adalah berbagai data pengetahuan yang tersusun utuh dan menyeluruh mampu
menjelaskan objek yang dikajinya.
3. Objektif ialah ilmu pengetahuan yang secara ideal dapat diterima oleh semua pihak dari
prasangka perseorangan dan kesukaan pribadinya.
4. Analitis adalah menguraikan persoalan menjadi bagian-bagian rinci sehingga dapat
berusaha membeda-bedakan pokok persoalan peranan dan bagiannya.
5. Verifikatif adalah ilmu pengetahuan yang dapat dikaji kebenarannya.

Sifat Ilmu
• Sistematik; ilmu harus tersusun dan terumuskan dalam hubungan yang teratur dan bersifat
logis dengan mengikuti pola-pola tertentu.
• Konsisten; antara teori satu dengan yang lain tidak bertentangan.
• Eksplisit; kebenaran yang dicapai adalah kebenaran universal yang bersifat umum dan tidak
bersifat tertentu.
• Ilmiah; pembuktian dengan metode ilmiah.

Dari penjelasan diatas, dapat saya simpulkan bahwa Ilmu adalah proses memperoleh
pengetahuan, atau pengetahuan terorganisasi yang diperoleh lewat proses tersebut, yang
terbentuk karena manusia berusaha berfikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang
dimilikinya.

Van Melsen (1985) mengemukakan ada delapan ciri yang menadai ilmu pengetahuan,
yaitu: 

8
1. Ilmu pengetahuan secara metodis harus mencapai suatu keseluruhan yang secara logis
koheren. Itu berarti adanya sistem dalam penelitian (metode) maupun harus (susunan
logis). 
2. Ilmu pengetahuan tanpa pamrih, karena hal itu erat kaitannya dengan tanggung jawab
ilmuwan. Universalitas ilmu pengetahuan. 
3. Objektivitas, artinya setiap ilmu terpimpin oleh objek dan tidak didistorsi oleh prasangka-
prasangka subjektif. 
4. Ilmu pengetahuan harus dapat diverifikasi oleh semua peneliti ilmiah yang bersangkutan,
karena itu ilmu pengetahuan harus dapat dikomunikasikan. 
5. Progresivitas artinya suatu jawaban ilmiah baru bersifat ilmiah sungguh-sungguh, bila
mengandung pertanyaan-pertanyaan baru dan menimbulkan problem-problem baru lagi. 
6. Kritis, artinya tidak ada teori yang definitif, setiap teori terbuka bagi suatu peninjauan
kritis yang memanfaatkan data-data baru. 
7. Ilmu pengetahuan harus dapat digunakan sebagai perwujudan kebertauan antara teori
dengan praktis. 

B. Kelahiran dan Perkembangan Ilmu Pengetahuan

Perkembangan ilmu pengetahuan tidaklah berlangsung secara mendadak, melainkan


terjadi secara bertahap. Oleh karena untuk memahami sejarah perkembangan ilmu mau tidak
mau harus melakukan pembagian atau klasifikasi 3 secara periodik, karena setiap periode
menampilkan ciri khas tertentu dalam perkembangan ilmu pengetahuan. 

Perkembangan pemikiran secara teoritis senantiasa mengacu kepada peradaban Yunani.


Oleh karena itu periodisasi perkembangan ilmu disini dimulai dari peradaban Yunani dan
diakhiri pada zaman kontemporer. 

Zaman Pra Yunani Kuno.

Pada zaman ini ditandai oleh kemampuan :

Know how dalam kehidupan sehari-hari yang didasarkan pada pengalaman.

 Pengetahuan yang berdasarkan pengalaman itu diterima sebagai fakta dengan

sikap receptive mind, keterangan masih dihubungkan dengan kekuatan magis. 

Kemampuan menemukan abjad dan sistem bilangan alam sudah menampakkan


perkembangan pemikiran manusia ke tingkat abstraksi. 

Kemampuan menulis, berhitung, menyusun kalender yang didasarkan atas sintesa terhadap
hasil abstraksi yang dilakukan. 

Kemampuan meramalkan suatu peristiwa atas dasar peristiwa-peristiwa sebelumnya yang


pernah terjadi. (Rizal Muntazir, 1996) 

Zaman Yunani Kuno. 

9
Zaman Yunani Kuno dipandang sebagai zaman keemasan filsafat, karena pada masa ini
orang memiliki kebebasan untuk mengungkapkan ide-ide atau pendapatnya. Yunani pada
masa itu dianggap sebagai gudang ilmu dan filsafat, karena bangsa Yunani pada masa itu
tidak lagi mempercayai mitologi-mitologi. Sikap inilah yang menjadi cikal bakal tumbuhnya
ilmu pengetahuan modern. Sikap kritis inilah menjadikan bangsa Yunani tampil sebagai ahli-
ahli pikir terkenal sepanjang masa. Beberapa filsuf pada masa itu antara lain Thales,
Phytagoras, Socrates, Plato, Aristoteles. 

Zaman Abad Pertengahan. 

Zaman Abad Pertengahan ditandai dengan tampilnya para teolog di lapangan ilmu
pengetahuan. Para ilmuwan pada masa ini hampir semua adalah para teolog, sehingga
aktivitas ilmiah terkait dengan aktivitas keagamaan. Semboyan yang berlaku bagi ilmu pada
masa ini adalah Ancilla Theologia atau abdi agama. 

Zaman Renaissance. 

Zaman Renaissance ditandai sebagai era kebangkitan kembali pemikiran yang bebas dari


dogma-dogma agama. Renaissance adalah zaman peralihan ketika kebudayaan Abad
Pertengahan mulai berubah menjadi suatu kebudayaan modern. Manusia ingin mencapai
kemajuan atas hasil usaha sendiri, tidak didasarkan atas campur tangan ilahi. Penemuan-
penemuan ilmu pengetahuan modern sudah mulai dirintis pada Zaman Renaissance. Ilmu
pengetahuan yang berkembang maju pada masa ini adalah bidang astronomi. Tokoh-tokoh
yang terkenal seperti Roger Bacon, Copernicus, Johannes Kepler, Galileo Galilei.

Zaman Modern ( 17 – 19 M) 

Zaman modern ditandai dengan berbagai penemuan dalam bidang ilmiah. Perkembangan
ilmu pengetahuan pada zaman modern sesungguhnya sudah dirintis sejak
Zaman Renaissance. Seperti Rene Descartes, tokoh yang terkenal sebagai bapak filsafat
modern. Rene Descartes juga seorang ahli ilmu pasti. Penemuannya dalam ilmu pasti adalah
sistem koordinat yang terdiri dari dua garis lurus X dan Y dalam bidang 4 datar. Isaac
Newton dengan temuannya teori gravitasi. Charles Darwin dengan teorinya struggle for
life (perjuangan untuk hidup). J.J Thompson dengan temuannya elektron. 

Zaman Kontemporer (abad 20 – dan seterusnya). 

Fisikawan termasyhur abad keduapuluh adalah Albert Einstein. Ia menyatakan bahwa


alam itu tak berhingga besarnya dan tak terbatas, tetapi juga tak berubah status totalitasnya
atau bersifat statis dari waktu ke waktu. Einstein percaya akan kekekalan materi. Ini berarti
bahwa alam semesta itu bersifat kekal, atau dengan kata lain tidak mengakui adanya
penciptaan alam. Disamping teori mengenai fisika, teori alam semesta, dan lain-lain maka
Zaman Kontemporer ini ditandai dengan penemuan berbagai teknologi canggih. 

Macam-macam Ilmu Pengetahuan,Ilmu Pengetahuan dapat digolongkan  3 golongan yaitu


sebagai berikut :

10
1. Ilmu alamiah (natural sciences) adalah ilmu yang mengkaji tentang keteraturan-
keteraturan dalam alam semesta dengan menggunakan metode ilmiah. Seperti : Ilmu
fisika, kimia, biologi, dan lain-lain.
2. Ilmu sosial (social science) ialah ilmu yang mengkaji tentang keteraturan-ketetaturan
dalam hubungan antar manusia satu dengan manusia yang lainnya. Seperti: Ilmu
sosiologi, ekonomi, antropologi, dll.
3. Ilmu budaya (Humanities) ialah ilmu yang mengkaji tentang masalah-masalah manusia
dan budaya yang bersifat manusiawi. Seperti: Ilmu bahasa, agama, kesenian, dan lain-
lain.

C. Klasifikasi Ilmu Pengetahuan

Klasifikasi atau penggolongan ilmu pengetahuan menurut para ahli diantaranya adalah
dari filsuf Auguste Comte, Karl Raimund Popper, Thomas S Kuhn dan Habermas berbeda-
beda.

Auguste Comte. 

Pada dasarnya penggolongan ilmu pengetahuan sejalan dengan sejarah ilmu pengetahuan
itu sendiri, yang menunjukkan bahwa gejala-gejala dalam ilmu pengetahuan yang paling
umum akan tampil terlebih dahulu. Kemudian disusul dengan gejala-gejala pengetahuan
yang semakin lama semakin rumit atau kompleks dan semakin konkret. Urutan dalam
penggolongan ilmu pengetahuan menurut Auguste Comte sebagai berikut : 

1. Ilmu pasti (matematika). 


2. Ilmu perbintangan (astronomi) 
3. Ilmu alam (fisika) 
4. Ilmu kimia
5. Ilmu hayat (fisiologi atau biologi) 
6. Fisika sosial (sosiologi). 

Karl Raimund Popper. 

Mengemukakan bahwa sistem ilmu pengetahuan manusia dapat dikelompokkan ke dalam


tiga dunia (world), yaitu dunia 1, 2, dan 3. Popper menyatakan bahwa dunia 1 merupakan
kenyataan fisis dunia, sedang dunia 2 adalah kejadian dan kenyataan psikis dalam diri
manusia, dan dunia 3 yaitu segala hipotesa, hukum, dan teori ciptaan manusia dan hasil
kerjasama antara dunia 1, dan dunia 2, serta seluruh bidang kebudayaan, seni, metafisik,
agama, dan lain sebagainya. Menurut Popper dunia 3 itu hanya ada selama dihayati, yaitu
dalam karya dan penelitian ilmiah, dalam studi yang sedang berlangsung, membaca buku,
dalam ilham yang sedang mengalir dalam diri para seniman, dan penggemar seni yang
mengandaikan adanya suatu kerangka. Sesudah penghayatan itu, semuanya langsung
‘mengendap’ dalam bentuk fisik alat-alat ilmiah, buku-buku, karya seni, dan lain sebagainya.
Semua itu merupakan bagian dari dunia 1. Dalam pergaulan manusia dengan sisa dunia 3
dalam dunia 1 itu, maka dunia 2 lah yang membuat manusia bisa membangkitkan kembali

11
dan mengembangkan dunia 3 tersebut. 5 Menurut Popper dunia 3 itu mempunyai
kedudukannya sendiri. Dunia 3 berdaulat, artinya tidak semata-mata begitu saja terikat pada
dunia 1, tetapi sekaligus tidak terikat juga pada subyek tertentu. Maksudnya dunia 3 tidak
terikat pada dunia 2, yaitu pada orang tertentu, pada suatu lingkungan masyarakat maupun
pada periode sejarah tertentu.

Thomas S. Kuhn. 

Berpendapat bahwa perkembangan atau kemajuan ilmiah bersifat revolusioner, bukan


kumulatif sebagaimana anggapan sebelumnya. Revolusi ilmiah itu pertama-tama menyentuh
wilayah paradigma, yaitu cara pandang terhadap dunia dan contoh-contoh prestasi atau
praktek ilmiah konkret.

Menurut Kuhn cara kerja paradigma dan terjadinya revolusi ilmiah dapat digambarkan ke
dalam tahap-tahap sebagai berikut : 

Tahap pertama, paradigma ini membimbing dan mengarahkan aktivitas ilmiah dalam
masa ilmu normal (normal science). Dalam tahap ini para ilmuwan tidak bersikap kritis
terhadap paradigma yang membimbing aktivitas ilmiahnya. Selama menjalankan aktivitas
ilmiah itu para ilmuwan menjumpai berbagai fenomena yang tidak dapat diterangkan dengan
paradigma yang dipergunakan sebagai bimbingan atau arahan aktivitas ilmiahnya itu, ini
dinamakan anomali. Anomali adalah suatu keadaan yang memperlihatkan adanya
ketidakcocokan antara kenyataan (fenomena) dengan paradigma yang dipakai. 

Tahap kedua, menumpuknya anomali menimbulkan krisis kepercayaan dari para ilmuwan
terhadap paradigma. Paradigma mulai diperiksa dan dipertanyakan. Para ilmuwan mulai
keluar dari jalur ilmu normal. Tahap ketiga, para ilmuwan bisa kembali lagi pada cara-cara
ilmiah yang sama dengan memperluas dan mengembangkan suatu paradigma tandingan yang
dipandang bisa memecahkan masalah dan membimbing aktivitas ilmiah berikutnya. Proses
peralihan dari paradigma lama ke paradigma baru inilah yang dinamakan revolusi ilmiah.

Jurgen Habermas. 

Pandangan Jurgen Habermas tentang klasifikasi ilmu pengetahuan sangat terkait dengan
sifat dan jenis ilmu, pengetahuan yang dihasilkan, akses kepada realitas, dan tujuan ilmu
pengetahuan itu sendiri. Ignas Kleden menunjukkan pandangan Habermas tentang ada tiga
kegiatan utama yang langsung mempengaruhi dan menentukan bentuk tindakan dan bentuk
pengetahuan manusia, yaitu:

1. Kerja. Kerja dibimbing oleh kepentingan yang bersifat teknis. 


2. Komunikasi. Interaksi dibimbing oleh kepentingan yang bersifat praktis.
3. Kekuasaan. Kekuasaan dibimbing oleh kepentingan yang bersifat emansipatoris. 
4. Ketiga kepentingan ini mempengaruhi pula proses terbentuknya ilmu pengetahuan, yaitu
ilmu-ilmu empiris-analitis, ilmu historis-hermeneutis, dan ilmu sosial kritis (ekonomi,
sosiologi, dan politik). 

12
Karakteristik ilmu:
Menurut Randall dan Buchker(1942) mengemukakan beberapa ciri umum dari ilmu,
diantaranya:
• Hasil ilmu bersifat akumulatif dan merupakan milik bersama.
• Hasil ilmu kebenarannya tidak mutlak dan bisa terjadi kekeliruan karena yang menyelidiki
adalah manusia.
• Ilmu bersifat obyektif, artinya prosedur kerja atau cara penggunaan metode ilmu tidak
tergantung kepada yang menggunakan, tidak tergantung pada pemahaman secara pribadi.
Menurut Ernest Van Den Haag(1977), mengemukakan ciri-ciri ilmu,yaitu:
• Bersifat rasional, karena hasil dari proses berpikir dengal menggunakan akal (rasio).
• Bersifat empiris, karena ilmu diperoleh dari sekitar pengalaman oleh panca indera.
• Bersifat umum, hasil ilmu dapat dipergunakan oleh manusia tanpa terkecuali.
• Bersifat akumulatif, hasil ilmu dapat dipergunakan untuk dijadikan objek penelitian
selanjutnya.
Jenis-jenis Ilmu:
Menurut Aristoteles, ilmu diklasifikasikan berdasarkan tujuan dan objeknya.
Berdasarkan tujuan, ilmu dapat dibedakan menjadi dua kelompok besar yaitu:
• Ilmu-ilmu teorotis yang penyelidikannya bertujuan memperoleh pengetahuan tentang
kenyataan.
• Ilmu-ilmu praktis atau produktif yang penyelidikannya bertujuan menjelaskan perbuatan
yang berdasarkan pada pengetahuan.

Tingkat pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2003:3), ada 6 tingkat pengetahuan yang dicapai dalam domain
kognitif yaitu:
1. Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.
Pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali terhadap suatu yang spesifik dari seluruh
bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, ini merupakan
tingkat pengetahuan yang paling rendah.
2. Memahami (Comprehention)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang
objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar, orang
yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh,
menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.
3. Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari
pada situasi atau kondisi sebenamya, aplikasi ini diartikan dapat sebagai aplikasi atau
penggunaan hukum-hukum, rumus metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau

13
situasi yang lain.
4. Analisis (Analysys)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam
komponen-komponen tetapi masih dalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada
kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisa ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja
dapat menggambarkan, membedakan, mengelompokkan dan seperti sebagainya. Analisis
merupakan kemampuan untuk mengidentifikasi, memisahkan dan sebagainya.
5. Sintesa (Syntesis)
Sintesa adalah suatu kemampuan untuk meletakkan atau menggabungkan bagian-bagian
didalam suatu bentuk keseluruhan yang, baru dengan kata lain sintesis adalah suatu
kemampuan untuk menyusun formasi baru dari informasi-informasi yang ada misalnya dapat
menyusun, dapat menggunakan, dapat meringkaskan, dapat menyesuaikan terhadap suatu
teori atau rumusan yang telah ada.
6. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi, ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian
terhadap suatu materi atau objek. Penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan
sendiri atau menggunakan kriteria yang telah ada. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan
dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari
subjek penelitian atau responder kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui dapat kita
lithat sesuai dengan tingkatan-tingkatan diatas.
Dari penjelaasan diatas, dapat saya simpulkan bahwa pengetahuan adalah informasi yang
diketahui atau disadari oleh seseorang.
Pengetahuan bisa didapatkan melalui proses pengamatan(observas) yang dilakukan secara
Empiris dan Rasional. Pengetahuan empiris didapatkan melalui pengalaman pribadi manusia
yang terjadi berulangkali, sedangkan Rasionalisme lebih menekankan pengetahuan yang
bersifat apriori; tidak menekankan pada pengalaman.
lmu pengetahuan ialah pengetahuan yang telah diolah kembali dan disusun secara metodis,
sistematis, konsisten dan koheren. Agar pengetahuan bisa diungkapkan kembali secara lebih
jelas, rinci dan setepat-tepatnya.
Fungsi Ilmu Pengetahuan :
• Untuk menerangkan gejala
• Untuk memahami hakekat gejala
• Untuk meramalkan kejadian yang akan datang
• Untuk mengendalikan gejala

BAB 3

PENUTUP

14
A. Kesimpulan

Ilmu pengetahuan tentu saja berhubungan sangat erat dengan ayat-ayat dalam
Kalamullah. Peranan ilmu pengetahuan bagi kehidupan manusia adalah sangat
penting sebab ILMU sendiri adalah CAHAYA bagi kehidupan manusia. Disebut
cahaya sebab ilmu pengetahuan inilah yang menyinari manusia dari kegelapan dan
menjadi petunjuk jalan benar yang baik untuk ditempuh.Perkembangan ilmu
sesungguhnya tidak bisa dilepaskan dari rasa keingintahuan yang besar diiringi
dengan usaha-usaha yang sungguh-sungguh melalui penalaran, percobaan,
penyempurnaan, dan berani mengambil resiko tinggi sehingga menghasilkan
penemuan-penemuan yang bermanfaat bagi suatu generasi dan menjadi acuan
pertimbangan bagi generasi selanjutnya untuk mengoreksi, menyempurnakan,
mengembangkan, dan menemukan penemuan selanjutnya. Faktor-faktor inilah yang
kemudian menjadi spirit dan motivasi bagi pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi. Hal penting yang perlu dicatat dalam hal ini adalah bahwa pesatnya
perkembangan ilmu pengetahuan harus diimbangi dengan pengembangan moralitas
spiritual, karena sebagaimana kita tahu bahwa Ilmu pengetahuan hakekatnya adalah
bebas nilai, tergantung bagaimana manusia mempergunakannya. Ilmu pengetahuan
bisa berdampak positif, tetapi ia juga dapat memiliki dampak negatif bagi kehidupan
manusia. Dampak positifnya adalah dapat semakin mempermudah dan memberikan
kenyamanan dalam kehidupan manusia, sementara dampak negatifnya adalah dapat
menghancurkan tatanan kehidupan manusia itu sendiri.

B. Saran

Setelah membaca susunan kalimat diatas yang kami buat, kami berharap susunan
itu tidak hanya sekedar menjadi susunan kalimat untuk pembaca, tetapi juga sebuah
sumber ilmu yang bermanfaat, yang juga tidak berhenti sampai disini begitu saja.
Agar manusia dapat mengingat Allah sebagai Maha Kuasa.

DAFTAR PUSTAKA
Sumber:

https://www.academia.edu/35377733/
Makalah_Ilmu_Pengetahuan_Modern_dalam_Presfektif_Islam.docx

https://media.neliti.com/media/publications/173605-ID-sejarah-klasifikasi-dan-strategi-
perkemb.pdf

https://www.kompasiana.com/ainulkholifah6461/5dba67ff097f360b5e376042/ilmu-
pengetahuan-definisi-ilmu-pengetahuan-macam-macam-ilmu-pengetahuan-ciri-ciri-ilmu-
pengetahuan-dan-skeptisisme-filsafat-ilmu

15

Anda mungkin juga menyukai