Anda di halaman 1dari 6

Nama : M.

Hasrul
Nim : 1815041016
Kelas : Pendidikan Geografi A
Syarat utama transformasi pendidikan pada masa pandemi
Pandemi Covid-19 memaksa masyarakat dunia mendefinisikan makna hidup,
tujuan pembelajaran dan hakikat kemanusiaan. Jika selama ini manusia-manusia
dipaksa hidup dalam situasi serba cepat, pekerjaan tanpa henti, dan kejaran target
pertumbuhan ekonomi dalam sistem kompetisi. Namun, persebaran virus Corona
(Covid-19) yang menjadi krisis besar manusia modern, memaksa kita untuk sejenak
bernafas, berhenti dari pusaran sistem, serta melihat kembali kehidupan, keluarga, dan
lingkungan sosial dalam arti yang sebenarnya. Manusia dipaksa ‘berhenti’ dari
rutinitasnya, untuk memaknai apa yang sebenarnya dicari dari kehidupan. Pandemi
Covid-19 memaksa kebijakan social distancing, atau di Indonesia lebih dikenalkan
sebagai physical distancing (menjaga jarak fisik) untuk meminimalisir persebaran
Covid-19. Jadi, kebijakan ini diupayakan untuk memperlambat laju persebaran virus
Corona di tengah masyarakat. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud)
merespon dengan kebijakan belajar dari rumah, melalui pembelajaran daring dan
disusul peniadaan Ujian Nasional untuk tahun ini.
Tantangan Pembelajaran Persebaran virus Corona yang massif di berbagai
negara, memaksa kita untuk melihat kenyataan bahwa dunia sedang berubah. Kita bisa
melihat bagaimana perubahan-perubahan di bidang teknologi, ekonomi, politik hingga
pendidikan di tengah krisis akibat Covid-19. Perubahan itu mengharuskan kita untuk
bersiap diri, merespon dengan sikap dan tindakan sekaligus selalu belajar hal-hal baru.
Indonesia tidak sendiri dalam mencari solusi bagi peserta didik agar tetap belajar dan
terpenuhi hak pendidikannya. Sampai 1 April 2020, UNESCO mencatat setidaknya
1,5 milyar anak usia sekolah yang terdamapk Covid 19 di 188 negara termasuk 60
jutaan diantaranya ada di negara kita.
Semua negara terdampak telah berupaya membuat kebijakan terbaiknya dalam
menjaga kelanggengan layanan pendidkan. Indonesia juga menghadapi beberapa
tantangan nyata yang harus segera dicarikan solusinya: (1) ketimpangan teknologi
antara sekolah di kota besar dan daerah, (2) keterbatasan kompetensi guru dalam
pemanfaatan aplikasi pembelajaran, (3) keterbatasan sumberdaya untuk pemanfaatan
teknologi Pendidikan seperti internet dan kuota, (4) relasi guru-murid-orang tua dalam
pembelajaran daring yang belum integral.
Pemberlakuan kebijakan physical distancing yang kemudian menjadi dasar
pelaksanaan belajar dari rumah, dengan pemanfaatan teknologi informasi yang berlaku
secara tiba-tiba, tidak jarang membuat pendidik dan siswa kaget termasuk orang tua
bahkan semua orang yang berada dalam rumah. Pembelajaran teknologi informasi
memang sudah diberlakukan dalam beberapa tahun terakhir dalam sistem pendidikan di
Indonesia. Namun, pembelajaran daring yang berlangsung sebagai kejutan dari pandemi
Covid-19, membuat kaget hampir di semua lini, dari kabupaten/kota, provinsi, pusat
bahkan dunia internasional.
Dari tantangan-tantangan itu, kita harus berani melangkah untuk menjadikan
pembelajaran online sebagai kesempatan mentransformasi pendidikan kita. Ada
beberapa langkah yang dapat menjadi renungan bersama dalam perbaikan sistem
pendidikan kita khususnya terkait pembelajaran daring:
Pertama, semua guru harus bisa mengajar jarak jauh yang notabene
harus menggunakan teknologi. Peningkatan kompetensi pendidik di semua
jenjang untuk menggunakan aplikasi pembelajaran jarak jauh mutlak dilakukan.
Memang jumlahnya sangat banyak, untuk memastikan sekitar 3 jutaan guru di
Indonesia memiliki kompetensi yang memadai dalam memanfaatkan teknologi
tentu bukan perkara mudah. kompetensi minimal TIK guru level 2 harus segera
diwujudkan termasuk kemampuan melakukan vicon (video conference) dan
membuat bahan ajar online.
Kedua, pemakaian teknologipun juga tidak asal-asalan, ada ilmu khusus
agar pemanfaatan teknologi dapat menjadi alat mewujudkan tujuan Pendidikan
yakni teknologi Pendidikan (TP). Pembelajaran online tidak hanya memindah
proses tatap muka menggunakan aplikasi digital, dengan disertai tugas-tugas
yang menumpuk. Ilmu teknologi pendidikan mendesain sistem agar
pembelajaran online menjadi efektif, dengan mempertimbangkan tujuan
pendidikan secara khusus. Prinsip-prinsip pemanfaatan teknologi yang harus
menjadi acuan guru dalam meamanfaatkan teknologi yaitu mampu
menghadirkan fakta yang sulit dan langka ke dalam kelas, memberikan ilustrasi
fenomena alam dan ilmu pengetahuan, memberikan ruang gerak siswa untuk
bereksplorasi, memudahkan interaksi dan kolaborasi antara siswa-guru dan
siswa-siswa, serta menyediakan layanan secara individu tanpa henti
Ketiga, pola pembelajaran daring harus menjadi bagian dari semua
pembelajaran meskipun hanya sebagai komplemen. Intinya supaya guru
membiasakan mengajar online. Pemberlakuan sistem belajar online yang
mendadak membuat sebagian besar pendidik kaget. Ke depan, harus ada
kebijakan perubahan sistem untuk pemberlakuan pembelajaran online dalam
setiap mata pelajaran. Guru harus sudah menerapkan pembelajaran berbasis
teknologi sesuai kapasitas dan ketersediaan teknologi. Inisiatif kementerian
menyiapkan portal pembelajaran daring Rumah Belajar patut didukung
meskipun urusan daring saat covid 19 yang memaksa siswa dan guru
menjalankan aktifitas di rumah tetap perlu dukungan penyedia layanan daring
yang ada di Indoesia
Empat, guru harus punya perlengkapan pembelajaran online. Peralatan
TIK minimal yg harus dimiliki guru adalah laptop dan alat pendukung video
conference. Keberadaan pernagkat minimal yang harus dimiliki guru sangat
perlu dipikirkan Bersama baik pemerintah kab/kota, provinsi dan pusat
termasuk ortang tua untuk sekolah yang diselenggarakan oleh masyarakat.
Sudah banyak fintech yang bergerak dibidang pemberian bantuan pengadaan
perangkat teknologi baik untuk siswa, guru maupun sekolah.
lima, ketimpangan infrastruktur digital antara kota besar dan daerah
harus dijembatani dengan kebijakan teknologi afirmasi untuk daerah yang
kekurangan. Akses internet harus diperluas dan kapasitas bandwithnya juga
harus ditingkatkan. Pemerintah Indonesia sudah berhasil membangun
infrastruktur komunikasi Palapa Ring yang diresmikan Bapak Presiden Joko
Widodo di akhir tahun 2019 menjadi tulang punggung infrastruktur digital dari
Aceh hingga Papua. Tapi, jangkauan akses harus diperluas agar sebanyak
mungkin sekolah, pendidik dan siswa merasakan manfaatnya.
Pandemi Covid-19 memang menjadi efek kejut bagi kita semua. Dunia seolah
melambat dan bahkan terhenti sejenak. Negara-negara besar dan modern terpukul
dengan sebaran Virus Corona yang cepat, mengakibatkan ribuan korban meninggal
yang tersebar di berbagai negara. Indonesia mendapatkan banyak tantangan dari Covid-
19 ini, yang membuat kita semua harus bersama-sama saling menjaga. Kelima isu
penting diatas akan menjadi penentu seberapa cepat kita akan mampu meratakan kurva
kecemasan siswa, guru, kepala sekolah, orang tua, dan kita semua.
Peran teknologi informasi dan komunikasi (TIK) pada masa pandemi ini
meningkat tajam, seiring berbagai pembatasan yang dilakukan untuk menekan
penyebaran Covid-19. Karena itu sumber daya manusia (SDM) Indonesia, juga harus
mengusai hal ini agar tidak tertinggal dengan bangsa-bangsa lain.
Pada masa pandemi Covid-19, peran TIK menjadi semakin meningkat dan jauh
lebih penting. TIK bahkan sudah dieksploitasi secara maksimal baik di dunia kerja,
pendidikan, bisnis, hingga hiburan. Ketika berbagai pembatasan dilakukan, para
pegawai pemerintah dan banyak dari sektor lain, juga menerapkan work from home.
Dalam dunia hiburan, para artis banyak pula yang mempublikasikan karyanya secara
daring.
Dalam dunia pendidikan, TIK juga sangat berperan untuk mendukung proses
belajar mengajar. “Setelah pandemi ini berakhir pun, TIK akan terus dimanfaatkan
dalam pendidikan, terutama e-learning atau blended learning, dunia pendidikan di
Indonesia, harus beralih dari model pembelajaran tatap muka, menjadi pembelajaran
jarak jauh (PJJ). Karena itu pemanfaatan TIK dalam dunia pendidikan akan terus
disempurnakan. Berbagai strategi mulai dari penyediaan infrastruktur dengan dukungan
teknis yang memadai, penggunaan TIK dalam semua mata pelajaran atau kuliah,
pengaplikasian kurikulum berbasis TIK, serta penggunaan aplikasi dalam pembelajaran.
Indeks Daya Saing Global Indonesia berdasarkan data World Economic Forum
September 2020 menempati peringkat ke-50 dari 141 negara. Peringkat itu turun lima
posisi dari tahun sebelumnya dan mengindikasikan Indonesia masih lemah pada pilar
kesiapan teknologi dan efisiensi tenaga kerja.
Pengertian Tenologi Pendidikan Secara historis bidang teknologi pendidikan
lahir di Amerika Serikat yang pada saat itu sedang terlibat Perang Dunia II, sehingga
memerlukan personel militer yang terampil dalam mengoperasikan peralatan perang,
maka dari itu dibutuhkan pelatihan yang efektif. Pelatihan tersbut kemudia
dikembangakan dengan memanfaatkan berbagai media dan simulator untuk
meningkatkan kinerja personel militer, yang kemudian dikenal dengan istilah teknologi
kinerja (performance technology). Pada saat itu perkembangan teknologi berkaitan erat
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimanfaatkan untuk
mewujudkan kegiatan pembelajaran yang efektif dan efisien. Pada hakikatnya teknologi
pendidikan mencakup upaya-upaya yang dapat bermanfaat untuk menciptakan proses
pembelajran yang efektif dan efisien pada setiap individu. Hal ini sejalan dengan
definisi teknologi pendidikan terbaru yang dikemukakan oleh The Association of
Educational Communication and Technology – the AECT – yaitu: teknologi pendidikan
dapat didefinisikan sebagai. sebuah studi dan praktek etis yang digunakan untuk
memfasilitasi berlangsungnya proses belajar dan memperbaiki kinerja memalui
penciptaan, penggunaan, pengelolaan proyek, teknologi dan sumber daya yang tepat”.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), teknologi pendidikan adalah “metode
bersistem untuk merencanakan menggunakan, dan menilai seluruh kegiatan pengajaran
dan pembelajaran dengan memperhatikan, baik sumber teknis maupun manusia dan
interaksi antara keduanya, sehingga mendapatkan bentuk pendidikan yang lebih
efektif”. Sedangkan menurut Kandung (2014), teknologi pendidikan adalah suatu teori
dan praktik dengan maksud membantu jalannya pembelajaran serta meningkatkan
performa dengan menyusun, memanfaatkan, dan mengolah terkait proses serta sumber
teknologi yang memadai. Teknologi pendidikan menjadi perantara dalam membantu
jalannya proses pendidikan dengan maksud mencapai efektifitas, efisien, dan
keberhasilan. Sedangkan menurut Tahir (2016) teknologi pendidikan merupakan suatu
proses strategi terpadu dalam upaya memecahkan masalah pembelajaran.Pendapat
tersebut sependapat dengan Muffoletto dalam Selwyn (2011) yang berpendapat bahwa
teknologi pendidikan bukan mengenai alat melainkan mengenai proses serta sistem
yang mengarah pada hasil yang ingin dicapai. Selanjutnya Lestari (2018) berpendapat
bahwa teknologi pendidikan merupakan sistem yang digunakan sebagai penunjang
pembelajaran sehingga tercapai hasil yang diinginkan. Jadi dapat dikatakan bahwa
teknologi pendidikan merupakan segala upaya yang dimaksud untuk memecahkan
persoalan-persoalan terkait dengan pembelajaran
Disamping itu hambatan dalam pembelajaran daring datang dari peserta didik.
semangat belajar peserta didik selama proses pembelajaran daring menurun
dibandingkan ketika pembelajaran tatap muka langsung. Berdasarkan penelitian yang
sudah dilakukan sebelumya oleh Adhetya Cahyani, Iin Diah Listiani, & Sari Puteri Deta
Larasati (2020) menunjukkan bahwa motivasi belajar peserta didik yang mengikuti
pembelajaran daring selama pandemi menurun. Penurunan motivasi belajar peserta
didik dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya yaitu kondisi selama
pembelajaran daring yang mewajibkan peserta didik untuk belajar di rumahnya masing-
masing, sehingga memaksa mereka untuk mempelajari serta memahami materi
pelajaran secara mandiri, pendidik tidak dapat mendampingi dan mendidik peserta didik
secara langsung, sehingga pendidik tidak dapat melakukan tindakan seperti pemberian
reward-punishment, pemberian motivasi, menegur, dan lain sebagainya. Sedangkan
tindakan-tindakan pendidik tersebut yang dapat menguatkan motivasi peserta didik.
selain itu efektivitas waktu belajar juga mempengaruhi motivasi belajar peserta didik.
Peserta didik merasa sulit dalam menetukan waktu yang tepat untuk belajar di rumah.
Lingkungan sosial keluarga yang kurang kondusif menyebabkan peserta didik tidak
dapat fokus untuk belajar. Melihat hambatan tersebut menjadi tantangan tersendiri bagi
pendidik maupun peserta didik. pendidik diharuskan lebih berinovasi dalam
mennetukan cara atau metode dalam menyampaikan materi agar peseta didik mampu
menerima materi dengan mudah meski tidak disampaikan secara tatap muka langsung.
Sedangkan peserta didik dituntut agar bisa beradaptasi dengan kondisi dan situasi
seperti saat ini. Secara garis besar tantangan pendidikan selama pandemi Covid-19
menyangkut budaya akademik, yang meliputi nilai, sikap, pengetahuan, keterampilan,
serta kesiapan sarana dan prasarana yang berkaitan dengan literasi teknologi.
Isu-Isu Teknologi Pendidikan di Masa Pandemi Covid-19 Teknologi merupakan
suatu yang tercipta dari manusia, diciptakan untuk memenuhi kebutuhan manusia dan
meningkatkan kualitas manusia. Teknologi pendidikan hadir untuk mempermudah
perkembangan dalam pendidikan, beberapa hal yang masih menjadi suatu hal yang
rancu dalam keseharian kita. Terlebih pada masa pandemi saat ini, media yang
digunakan sebagian banyak pada akses internet dan penggunaan smartphone. Dalam
penggunaanya teknologi pendidikan menghadirkan beberapa pandangan. Pertama,
teknologi pendidikan dapat mempermudah dalam memperoleh inormasi dalam
menyampaikan materi sehingga aktitas pembelajaran yang dilaksnakan tidak ada
kendala khusus pada pembelajaran jarak jauh. Namun, dalam pemerataan pembelajaran
atau dalam penyampaian pembelajaran masih terdapat beberapa kendala yang terjadi di
beberapa sekolah, guru dan siswanya. Pada masa pandemi saat ini, media yang
digunakan ialah berbasis internet, sedangkan banyak yang mengeluh akan susahnya
jaringan internet untuk di jangkau, terbatasnya alat yang dimiliki para siswa sampai-
sampai ada yang keberatan akan pengeluaran yang digunakan untuk membeli paket
data. Jaelani, Fauzi, Aisha, dan Zaqiyah (2020), mengatakan bahwa, belum meratanya
diperkenalkan pemanfaatan teknologi sebagai media belajar, seperti laptop, gadget, dan
lain sebagainya. Kedua, teknologi pendidikan menciptakan cangkupan yang sangat luas
saat masa pandemi, hal ini memberikan kemudahan pada semua pihak, pada guru
maupun siswanya. Dengan menggunakan teknologi pendidikan kita dapat merangkul
banyak dan luasnya cakupan. Dari mulai penyampaian pembelajaran, materi pelajaran
yang disampaikan, kelancaran dalam penyampaian, hingga pada memudahkan siswa
dalam memahami, menerima, dan mengakses pembelajaran. Namun, ada saja pada
beberapa tempat yang masih terhalang untuk melacarkan pembelajarannya pada saat
pandemi. Permasalahan yang sering terjadi yaitu, kurangnya kreativitas guru ataupun
penguasaan penggunaan media yang akan digunakan pada saat pandemi. Ketiga,
teknologi pendidikan memberikan dampak yang bermanfaat bagi para pelaku
pendidikan khusunya pendidik. Teknologi pendidikan memberikan fasilitas kepada
pendidik dalam berinovasi sehingga membantu jalanya pembelajaran Keempat,
teknologi dapat menggantikan guru. Padahal teknologi pendidikan dapat menjadi
bernilai ketika seorang pendidik dapat menggunakannya dengan baik, kreatif, inovatif
serta dapat mempermudah siswanya dalam memahami pembelajaran yang disampaikan.
dikatakan teknologi dapat menggantikan guru yaitu dari penggunaan media
pembelajaran yang diperbolehkan, misal internet. Internet dapat memudahkan siswa
dalam mencari informasi, internet juga menyediakan berbagai macam informasi yang
dibutuhkan siswa dengan mudah di akses.
Dampak Teknologi Pendidikan dalam Pembelajaran di Masa Pandemi
Berkembangnya teknologi pendidikan sampai saat ini, memberikan warna- warni dalam
proses pembelajaran. Diantara dampak teknolohi pendidikan di masa pandemi yaitu,
pertama, terciptanya berbagai platform pembelajaran. Hal ini memberikan kemudahan
bagi guru dan peserta didik dalam menjalani proses pembelajaran jarak jauh. Hadirnya
platform yang dapat digunakan memberikan pengetahuan dan pengalaman baru pada
peserta didik mengenai perkembangan teknologi. Baik aplikasi, web/blog, video,
podcast ataupun yang lainnya. Adanya platform belajar seperti ruang guru, zenius, dll
dapat menjadi jembatan peserta didik dalam belajar. Memudahkan mereka dalam
memahami pembelajaran yang dilakukan dengan tidak tatap muka. Kedua, teknologi
pendidikan memudahkan peserta didik dalam mencari sumber belajar. Melihat dari
media pembelajaran yang digunakan saat pandemi ini, peserta didik lebih leluasa dalam
mencari sumber belajar. Menggunakan jaringan
internet dan media yang telah tersedia, peserta didik dapat mengakses sumber
belajar yang mereka butuhkan. Namun, apabila penggunaan internet tidak digunakan
dengan baik, kemungkinan terburuk ialah peserta didik dapat mengakses hal-hal yang
tidak dibutuhkan ataupun merusak moral. Ketiga, memberi kemudahan bagi guru dalam
menyampaikan materi pembelajaran kepada peserta. Dengan adanya teknologi
pendidikan, pembelajaran lebih lues dilakukan tanpa harus bertatap muka.
Teknologi Pendidikan adalah suatu proses yang kompleks untuk memecahkan
suatu masalah pendidikan yang terjadi dalam proses pembelajaran. Teknolgi pendidikan
lebih ke menilai teknik kegiatan pembelajaran ataupun teknis pembelajaran yang
dilakukan. Teknologi pendidikan juga dapat sebagai fasiliator dalam pembelajaran dan
dapat juga sebagai erbaikan sistem kinerja melalui penciptaan pengelolaan proyrk
teknologi pendidikan. Teknologi pendidikan dapat juga sebagai teknik pendukung
sistem pembelajaran yang ada dalam pembelajaran. Teknologi pendidikan dapat sebagai
penunjang mteri pembelajaran dalam pendidikan sehingga dapat mencapai tujuan yang
diinginkan. Teknologi pendidikan sendiri berpengaruh terhadap pembelajaran yang
berlangsung untuk menunjang sistem pembelajaran yang dilaksanakan. Peran teknologi
dalam pembelajaran di era pandemi sendiri mengharuskan pendidikan dilakukan
dirumah melalui online atau daring. Kegiatan pembelajaran dilakukan secara online atau
daring sendiri bertujuan untuk memutuskan tali penyebaran covid-19. Keberhasilan
pembelajaran daring tidak hanya dipengaruhi dari peran teknologi saja, tetapi juga
dipengaruhi dari kualitas Sumber Daya Manusia. Teknologi tidak akan memberikan
pengaruh yang signifikan apabila SDM sebagai operator atau pengguna tidak memiliki
pengetahuan serta keterampilan yang baik dalam penggunaan dan pengelolaan
teknologi.

Anda mungkin juga menyukai