Anda di halaman 1dari 4

“ AKU GENERASI UNGGUL KEBANGGAN BANGSA INDONESIA”

” Inovasi pembelajaran untuk meningkatkan mutu pendidikan indonesia”

Oleh: M. Hasrul

Indonesia adalah sebuah negara yang menjadi salah satu negara terkenal akan wilayah
luas geografisnya kaya akan kekayaan alamnya dan kaya akan perbedaannya. Negara
Multikultural dengan luas wilayah 5.193.250 km² (daratan dan lautan). Wilayah sebesar itu
tentu harus diimbangi dengan pertumbuhan sumberdaya manusia.
Sumber daya manusia yang berkualitas, tercipta dari pendidikan yang bermutu dan terstruktur
dengan baik. Karena dengan begitu, akan membangun pengetahuan, sikap tertib dan rasa
disiplin anak dalam menjadi individu-individu yang bermutu dan beretika. Dengan demikian,
akan terlahir pula anak bangsa yang dapat melanjutkan pembangunan dan perkembangan dari
negara ini.
Pendidikan sejatinya merupakan hak dasar bagi semua individu. Pendidikan adalah
sarana penumbuhan dan pengembangan dimensi-dimensi kemanusiaan menuju terwujudnya
kehidupan yang memposisikan manusia pada derajat kemanusiaannya yang hakiki. Pendidikan
bukanlah tempat untuk membentuk manusia yang hanya menentukan aspek kecerdasan
(kognitif), seperti yang selama ini tampak dalam realitas pendidikan di indonesia. Pendidikan
adalah upaya mencapai kemerdekaan, pembebasan, dan kesetaraan bagi setiap individu
maupun kelompok yang terlibat dalam pendidikan, terutama bagi peserta didik. Pendidikan
adalah bagian integral dan isu sentral untuk membangun bangsa dan mewarnai serta
menentukan arah peradaban bangsa di masa yang akan datang. Maka, Pendidikan tidak
mungkin di-isolasi dari berbagai masalah bangsa, karena disain Pendidikan adalah means and
ends yang menghadirkan the social agent of change guna memperbaiki paradaban.
Pendidikan tidak akan pernah lepas dari berbagai masalah sosial dan ekonomi, yaitu:

1. Kependudukan
2. Angkatan Kerja
3. Pengangguran
4. Kemiskinan
5. Tindak Pidana
Tidak satupun dari kelima indikator sosial dan ekonomi tersebut pendidikan tidak terlibat. Lima
indikator tersebut mempunyai relasi baik langsung maupun tidak langsung dan pendidikan
berkontribusi.
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Sehingga
dalam melaksanakan prinsip penyelenggaraan pendidikan harus sesuai dengan tujuan
pendidikan nasional yaitu; mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Proses pendidikan digunakan evaluasi, akreditasi dan sertifikasi untuk memantau
perkembangan pendidikan. Evaluasi dilakukan dalam rangka pengendalian mutu pendidikan
secara nasional sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggara pendidikan kepada pihak-pihak
yang berkepentingan. Salah satu bentuk evaluasi pendidikan adalah dengan diadakannya ujian
nasional baik di jenjang SD/MI, SMP/MTs dan SMA/MA. Ujian nasional memang tidak dapat
dijadikan satu-satunya tolak ukur kualitas pendidikan disekolah tersebut akan tetapi ujian
nasional merupakan indikator pertama dan paling terlihat di masyarakat untuk mengukur
kualitas pendidikan.
Pembelajaran merupakan jantung dari proses pendidikan dalam suatu institusi
pendidikan. Kualitas pembelajaran bersifat kompleks dan dinamis, dapat dipandang dari
berbagai persepsi dan sudut pandang melintasi garis waktu. Pada tingkat mikro, pencapaian
kualitas pembelajaran merupakan tanggung jawab profesional seorang guru, misalnya melalui
penciptaan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa dan fasilitas yang didapat siswa
untuk mencapai hasil belajar yang maksimal. Pada tingkat makro, melalui sistem pembelajaran
yang berkualitas, lembaga pendidikan bertanggungjawab terhadap pembentukan tenaga
pengajar yang berkualitas, yaitu yang dapat berkontribusi terhadap perkembangan intelektual,
sikap, dan moral dari setiap individu peserta didik sebagai anggota masyarakat.
Melihat Indonesia yang merupakan negara yang sangat kaya akan sumber daya alam,
beragamnya agama, suku, dan ras, letak geografisnya yang strategis, negara maritime dan lain
sebagainya. Untuk mengkaji semua itu, dibutuhkan kemampuan, pengetahuan dan ilmu
tertentu. Geografi yang merupakan ilmu yang mengkaji tentang biosfer, hidrosfer, atmosfer
dan antroposfer, sangatlah penting bagi masyarakat Indonesia untuk mengetahui lebih dalam
Indonesia itu sendiri. Disinilah peran sangat penting yang namanya pendidikan Geografi,
namun dilain sisi, tenaga pendidik Geografi sangatlah langka di Indonesia.
Kelangkaan tenaga pendidik terkhusus bidang Geografi di Indonesia, membuat saya
sangat termotivasi untuk ambil andil didalamnya. Oleh karena itu, saya sebagai mahasiswa dari
pendidikan Geografi sangat bersungguh-sungguh dalam menempuh pendidikan di bangku
perkuliahan yang dikemudian hari akan terjun ke masyarakat untuk memberikan bekal dari apa
yang saya dapatkan di bangku perkuliahan.
Jayalah indonesia, saya bernama lengkap M.Hasrul, lahir di Barru 19 September 1999.
Saya lahir dari keluarga yang sederhana, ayah saya bekerja sebagai nelayan dan ibu saya
bekerja sebagai Ibu Rumah Tangga. Pada saat umur 5 tahun saya di sekolahkan di SDN 8
JALANGE karena jauhnya jarak TK dengan rumah saya masuk SD pada umur 5 tahun dengan
catatan dalam masa percobaan. Di bangku sekolah dasar, saya tidak pernah keluar dari
peringkat 5 besar. Bukan hanya itu, pada saat Ujian Nasional saya mendapat nilai tertinggi
disekolah di mata pelajaran IPA, hal itu tidak membuat saya berbesar hati karena saya selalu
memegang prinsip belajar saya yaitu “inti dari belajar adalah tau konsepnya dan tau cara
mengaplikasikannya.
Setelah lulus di bangku sekolah dasar, saya melanjutkan pendidikan di bangku sekolah
menengah pertama yaitu, SMPN 2 MALLUSETASI yang merupakan salah satu sekolah
ternama di Barru Keaktifan saya dalam belajar tidak sampai bangku SD saja, di bangku SMP
saya tetap fokus belajar khususnya mata pelajaran geografi, di mana geografi itu adalah ilmu
yang mempelajari apa saja yang dilakukan geografer itu sendiri, jadi apapun yang saya lakukan
saat itu juga saya sedang belajar.
Ketertarikan saya terhadap mata pelajaran geografi tidak sampai Sekolah menengah
pertama saja. Pada saat Sekolah menengah atas (SMA), merupakan masa yang sangat
menantang buat saya pasalnya saya memilih jurusan yang salah karena berpikir kalau mata
pelajaran geografi itu masuk dalam jurusan IPA, namun saya tidak putus asa saya pun
melanjutkan pendidikan di SMA NEGERI 2 BARRU, yang merupakan sekolah asrama dan
salah satu sekolah unggulan di kabupaten barru yang terakreditasi A.
Pada saat kelas 10 SMA, seperti berkah dibalik musibah sekolah saya terpilih untuk
percobaan kurikulum baru yaitu kurikulum 2013. Kurikulum 2013 memiliki empat aspek
penilaian, yaitu aspek pengetahuan, aspek keterampilan, aspek sikap, dan perilaku. Di dalam
Kurikulum 2013, terutama di dalam materi pembelajaran terdapat materi yang dirampingkan
dan materi yang ditambahkan. Materi yang dirampingkan terlihat ada di materi Bahasa
Indonesia, IPS, PPKn, dsb.Dikurikulum 2013 inilah saya bertemu dengan mata pelajaran
favorit saya geografi. Namun setelah masuk semester 2 kurikukum 2013 dihentikan alasannya
karena sekolah belum siap menerima kurikulum 2013, Penghentian kurikulum ini dilandasi
antara lain karena masih ada masalah dalam kesiapan buku, sistem penilaian, penataran guru,
pendamping guru dan pelatihan kepala sekolah yang belum merata. Kurikulum kembali diganti
ke ktsp, hal itu tidak membuat saya berkecil hati sebab Naik ke kelas 11 SMA, para siswa bisa
memprogram pengembangan diri.
Saya memprogram pengembangan diri yaitu bimbingan belajar geografi dimana nantinya akan
diseleksi untuk ikut Olimpiade siswa nasional tingkat kabupaten.
Saya tekun belajar untuk meraih hal itu, saya pun terpilih mewakili sekolah untuk ikut seleksi
ke tingkat kabupaten. Berkat bimbingan, arahan, guru dan ketekunan, saya berhasil meraih
juara 2 tingkat kabupaten dan mewakili Kabupaten Barru ke OSN tingkat Provinsi. Karena
kurangnya tenaga pengajar saat karantina saya tidak meraih juara apapun, namun saya pikir
setidaknya saya punya pengalaman dimana salah satu tahap menjadi profesional adalah punya
pengalaman.
Kelas 12 SMA saya di bimbing untuk fokus ke Ujian nasional dengan tidak lagi terlalu
fokus ke extrakulikuler, namun saya tetap belajar mata pelajaran geografi dengan menjadi
tenaga pengajar untuk adik kelas saya yang akan ikut seleksi.
Setelah tamat di SMA, saya tidak langsung melanjutkan pendidikan kejenjang kuliah,
saya memilih untuk bekerja, untuk biaya kuliah nantinya. saya bekerja di PT.Suri Tani Pemuka,
cabang Makassar. sebuah perusahaan tempat budidaya benur. Saya ditempatkan di bagian
mekanik elektrik dan water treatment. Saya bekerja kurang dari satu tahun karena saya tau
kemana saya akan melangkah selanjutnya. Saya melanjutkan pendidikan S1 di Universitas
Negeri Makassar (UNM) Fakultas MIPA jurusan Geografi, prodi pendidikan Geografi masuk
dengan jalur SBMPTN. Diperkuliahan saya fokus mempelajari berbagai ilmu, inovasi,
kreativitas, yang saya perlukan demi indonesia yang sejahtera.

Anda mungkin juga menyukai