Anda di halaman 1dari 6

PENGARUH COVID-19 TERHADAP BELAJAR

MENGAJAR

NAMA: MUHAMAD SAPUAN

KELAS: PVTMO Reg 2-D

NPM: 3219110053
virus Corona COVID-19  saat ini telah berdampak bagi seluruh masyarakat dan bagi
sektor pendidikan di Indonesia. hal ini telah diakui oleh (UNESCO) bahwa wabah Virus
Corona telah berdampak terhadap sektor pendidikan. Hampir 300 juta siswa terganggu
kegiatan sekolahnya diseluruh dunia dan mengancam hak-hak pendidikan mereka di masa
depan. Sejak Presiden Joko widodo  mengumumkan kasus pertama COVID-19 di Indonesia,
Jokowi mengimbau masyarakat untuk mengurangi aktivitas diluar rumah demi menekan
penyebaran virus corona COVID-19 di Indonesia. Jokowi meminta masyarakat Indonesia
untuk melakukan social distancing untuk mencegah penyebaran Virus Corona. Upaya untuk
mencegah, menahan, atau memperlambat penularan corona yaitu dengan social distancing.
Kebijakan social distancing kelihatannya belum sepenuhnya dipahami secara baik oleh
masyarakat sebagai strategi pencegahan penyebaran Covid-19.

Sejak diberlakukannya Social distancing memberi dampak bagi pendidikan. Menteri


Pendidikan dan Kebudayaan ( Mendikbud ) Nadiem Makarim mendukung kebijakan
pemerintah daerah untuk meliburkan sekolah karena penyebaran virus corona yang semakin
mengkhawatirkann. Social distancing menjadi pilihan berat suatu negara dalam menerapkan
kebijakan untuk menjadi pencegahan penyebaran covid-19 karena kebijakan ini berdampak
negaruf terhadap segala aspek kehidupan.

Pembatasan interaksi sosial masyarakat dengan menghambat laju pertumbuhan dan


kemajuan dalam berbagai bidang kehidupan. Kebijakan social distancing berakibat fatal
terhadap roda kehidupan manusia, masalah ekonomi yang paling terasa dampaknya. Tak
terkecuali bidang pendidikan ikut juga terdampak kebijakan ini. Keputusan pemerintah yang
mendadak dengan meliburkan atau memindagkan proses pembelajaran dari sekolah menjadi
rumah, membuat kelimpungan banyak pihak.

Ketidaksiapan stakeholder sekolah melaksanakan pembelajaran daring menjadi faktor


utama kekacauan ini, walaupun sebenarnya pemerintah memberikan alternatif solusi dalam
memberikan penilaian terhadap siswa sebagai syarat kenaikan atau kelulusan dari lembaga
pendidikan disaat situasi darurat seperti saat ini. Peralihan cara pembelajaran ini memaksa
berbagai pihak untuk mengikuti alur yang sekiranya bisa ditempuh agar pembelajaran dapat
berlangsung, dan yang menjadi pilihan adalah dengan pemanfaatan teknologi sebagai media
pembelajaran daring. Penggunaan teknologi ini juga sebenarnya bukan tanpa masalah,
banyak faktor yang menghambat terlaksananya efektivitas pembelajaran daring ini antara lain
:

1. Penguasaan teknologi yang masih rendah.

Harus diakui bahwa tidak semua guru melek teknologi terutama guru generasi X yang
pada masa mereka penggunaan teknologi belum begitu masif.

Sebenarnya mereka bukan tidak bisa kalau mau belajar, pasti mampu karena
prinsipnya guru adalah manusia pemelajar yang harus selalu siap menghadapi perubahan
zaman sekaligus mengikuti perkembangannya.

Keadaan hampir sama juga dialami oleh para siswa, tidak semua sedah terbiasa
menggunakan teknologi dalam kehidupan sehari – harinya. Di sekolah pun mereka harus
rebutan dalam menggunakan perangkat teknologi pendukung pembelajaran karena
keterbatasan sarana yang dimiliki oleh sekolag bahkan mungkin mereka tidak dikenalkan
teknologi dalam pembelajaran.

2. Keterbatasan sarana dan prasarana

Kepemilikan perangkat pendukung teknologi juga menjadi masalah tersendiri. Bukan


rahasia umum bahwa kesejahteraan guru masih rendah, jadi jangankan untuk memenuhi
hal – hal tersebut, untuk memenuhi kebutuhan pokok keluarganya saja masih banyak
guru yang kesulitan. Hal yang sama pun terjadi pada siswa, karena tidak semua orangtua
mereka mampu memberikan fasilitas teknologi kepada anak-anaknya. Bahkan kalaupun
mereka punya fasilitas namun tidak digunakan untuk media pendukung pembelajaran,
karena ketidaktahuan orang tua dalam membimbing anaknya untuk pemanfaatan
teknologi dalam pembelajaran.

3. Jaringan internet

Pembelajaran daring tidak bisa lepas dari penggunaan jaringan internet. Tidak semua
sekolah sudah terkoneksi ke intenet sehingga guru – gurunya pun dalam keseharian
belum terbiasa dalam memanfaatkannya. Kalaupun ada yang menggunakan jaringan
seluler terkadang jaringan yang tidak stabil karena letak geografis yang masih jauh dari
jangkauan sinyal seluler.
4. Biaya

Jaringan internet yang sangat dibutuhkan dalam pembelajaran daring menjadi masalah
tersendiri bagi guru dan siswa. Kuota yang dibeli untuk kebutuhan internet menjadi
melonjak dan banyak diantara guru juga orang tua siswa yang tak siap untuk menambah
anggaran dalam menyediakan jaringan internet.

Metode pembelajaran daring ini sebenarnya sudah bukan barang baru, sebab di
beberapa negara terutama di negara maju kegiatan ini sudah terbiasa. Proses
pembelajaran di perguruan tinggi apalagi tidak hanya diluar negeri namun di Indonesia
juga sudah terbiasa dilaksanakan, namun untuk pembelajaran pada tingkat satua
pendidikan dasar dan menengah belum begitu populer sehingga diperlukan persiapan
yang sungguh – sungguh agar bisa berjalan dengan baik.

Perkembangan zaman akan menuntut perubahan peradaban dan hal ini akan
berdampak pada cara atau metode pembelajaran yang sudah biasa dilakukan. Pada zaman
yang serba teknologi seperti saat ini, tidak menutup kemungkinan Proses Belajar
Mengajar ( PBM ) selanjutnya akan dilaksanakan secara daring, mengingat efektivitas
dalam kegiatan transfer ilmu pengetahuan yang sangat baik, cepat, mudah dan murah.

Perubahan peradaban dan metode ini menuntut stakeholder pendidikan untuk


mempersiapkan diri dalam mengikuti perkembangan zaman seperti saat ini. Tak ada seorang
pun yang dapat membantah ataupun menolak pesatnya perkembangan teknologi ini, bahkan
kalau ada yang menolaknya, maka siap – siap saja akan tertinggal, bahkan akan terlindas oleh
orang lain.

Teknologi memiliki peran yang sama besarnya yaitu sisi positif dan negatif yang
memberikan pengaruh terhadap perubahan peradaban manusia. Seluruh aspek kehidupan saat
ini tidak bisa terlepas dari teknologi, oleh karena itu literasi teknologi sangat penting bagi
masyarakat, agar penggunaan teknologi betul – betul bermanfaat tanpa merugikan dan juga
berdampak negatif terhadap tatanan kehidupan. Khusus dalam bidang pendidikan, terutama
dalam pemanfaatannya sebagai media pembelajaran daring yang saat ini sedang digunakan.

Beberapa kebijakan pemerintah diambil guna memutus mata rantai penyebaran dan
penularan virus Corona tersebut. Seperti social distancing hingga physical distancing.
Penutupan tempat-tempat wisata, tempat hiburan, dan tempat keramaian lain yang
dimungkinkan terjadi kerumunan atau media penularan.

Semua kejadian dan peristiwa di dunia ini tentu memiliki hikmah yang dapat kita petik.
Kita berfikir positif dalam menghadapi wabah virus Corona serta berikhtiar mencegahnya.
Hikmah positif pun dapat kita ketahui seperti disimak di beberapa media online atau pun
lewat media sosial.

Hikmah yang dapat diambil seperti para guru menjadi lebih mahir membuat dan
menyusun materi pembelajaran daring. Para siswa menjadi biasa memanfaatkan smartphone
dalam mengerjakan tugas daring.

Para siswa, peneliti dan inovator dari beberapa daerah di tanah air menciptakan hand
sanitizer dari berbagai bahan yang murah dan mudah didapatkan. Produk hand sanitizer pun
dapat dipasarkan, artinya membuka peluang usaha.

Selain itu, tingginya permintaan masker memunculkan produsen masker secara dadakan.
Baik dilakukan siswa SMK atau masyarakat semuanya mampu mengajarkan keterampilan
dan membuka lapangan pekerjaan.
https://www.kompasiana.com/rezzawidiautami3362/5e7ded93097f36393028cec2/dampak-
virus-corona-berimbas-bagi-pendidikan-saat-ini-di-indonesia

https://kabar-priangan.com/dampak-pandemi-covid-19-terhadap-dunia-pendidikan/

https://siedoo.com/berita-29769-hikmah-positif-di-balik-pandemi-covid-19/

Anda mungkin juga menyukai