Anda di halaman 1dari 3

Nama : Erni Yuliani

NIM : 2008000328

Prodi : PIAUD (1B)

Judul Esai : Pembelajaran Daring: PAUD haruskah ?

Tatap Muka sudah dirindukan oleh semua pihak; Peserta Didik, Pendidik,
Tenaga Kependidikan, Orang Tua, Ibu Kantin, bahkan semua orang yang
berhubungan dengan sekolah. Padahal semua orang juga tidak tahu seberapa
pentingnya kata Tatap Muka tersebut. Semua hanya beranggapan bahwa dulu
“belajar itu harus di sekolah” antara Siwa dengan gurunya harus saling ber-Tatap
Muka. Sejak Pandemi Covid 19 pembelajaran di seluruh dunia ini mengalami
perubahan yang total. Cara belajar yang tatap muka langsung di ruangan kelas,
diubah menjadi tatap muka secara virtual dalam jaringan (daring). Hal ini
merupakan kemajuan teknologi masa kini. Pembelajaran menggunakan aplikasi
internet lah yang sangat dibutuhkan dalam hal ini. Perubahan cara belajar yang
baru ini menyebabkan banyak pihak kalangkabut, terutama orang-orang yang
tidak mau belajar teknologi, orang-orang yang tidak mau keluar dari zona
nyaman. Sehingga merindukan pembelajaran yang seperti dulu yang disebut Tatap
Muka. Padahal Corona telah mengarahkan kita ke sistem pendidikan yang lebih
maju lagi. belajar bisa di mana saja dan belajar bisa kapan saja. Tatap Muka
bukan hanya dalam kelas, tapi bisa secara virtual. Mendidik siwa bukan saja
kewajiban Guru di Sekolah (Tatap muka), tapi yang utama adalah tanggung jawab
Orang Tua di Rumah.
Pembelajaran daring bukanlah sebuah sistem baru dalam dunia
pendidikan, melainkan suatu sistem yang telah ada dengan beriringnya
perkembangan dunia teknologi. Dunia boleh saja berbicara bahwa semua lini
kehidupan telah diwarnai dan harus beradaptasi dengan teknologi. Akan tetapi,
fakta di lapangan berbicara lain. Salah satunya adalah sistem pembelajaran yang
dianjurkan dan diharapkan dengan media digital atau daring masih sangat
minimalis di Indonesia. Pembelajaran daring tidak hanya memvirtualkan bahan
pengajaran, tetapi juga soal fasilitas dan jaringan internet. Selain itu, kemampuan
para guru dalam memberikan materinya dan daya tangkap siswa lewat daring.
Terlebih anak usia dini yang memang polos belum tahu apa-apa dipaksa untuk
tunduk kepada tekhnik pembelajaran yang semacam ini. Pembelajaran online
atau daring menjadi alternatif yang kian membias di tengah merebaknya virus
corona. Pandemic ini menuntut semua lembaga, tanpa pengecualian untuk
menggunakan sarana media digital dalam kegiatan belajarnya semaksimal
mungkin. Perkembangan teknologi yang kian canggih mengakomodasi dan
memobilisasi sistem sekolah. Akan tetapi, ada saja kerentanan dalam penerapan
sistem sekolah darurat yang ada. Tersedianya jaringan internet yang belum
merata ke semua daerah. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik tahun 2019,
tingkat ketrsediaan jaringan internet di pedesaan rata-rata 51,91 persen, di
perkotaan pun rata 78,08 persen.1 Hal ini menunjukkan kualitas jaringan yang
rendah dan berdampak pada proses belajar mengajar yang “lola” (loading lambat).
Kepemilikan media sosial yang standar dengan penerapan daring. Kepemilikan
media pembelajaran jarak jauh juga masih sangat kurang. Tentunya media atau
sarana menjadi penentu. Jika masih sangat kurang, bahkan tidak ada akan tidak
tercapainya sistem daring. 2 “Saat Industri Telekomunikasi Memasuki Era
Normal Baru”, Tempo, Edisi 15-21 Juni 2020.
Pendidikan anak usia dini merupakan sistem pendidikan yang merentang
dari anak usia 3 sampai 6 tahun (wikipedia) dan merupakan masa keemasan atau
golden age maka dari itu pada masa ini orang orang terdekat dengan anak baik
orang tua, maupun guru harus mampu memberikan stimulasi terhadap
perkembangan mereka disamping itu pengawasanpun harus lebih di tingkatkan.
Dari fenomena yang terlihat, intensitas ketertarikan peserta didik dalam mengikuti
sekolah online sangat kecil. Bahkan, kebanyakan menciptakan kejenuhan dalam
proses belajar. Seiring berjalannya waktu beberapa orang tua siswa merasa
kehilangan momen mengantarkan anak pergi kesekolah dan perjumpaan langsung
dengan guru. Seperti tak ada yang dipelajari selama semester ini. Ini reaksi-reaksi
spontan yang disampaikan orang tua siswa terkait sistem belajar virtual-online.
Hemat penulis, sistem Pembelajaran daring di tengah pandemi Anak usia dini
Haruskah ? Dapat dikatakan harus apabila fasilitas sekolah dan orang tua sebagai
pendamping anak untuk melaksanakan pembelajaran daring memadai, fasilitas ini
bukan hanya tentang keberadaan alat / sarana saja tapi skill dari guru atau
pendidik dan juga orang tua dalam medampingi anak belajar daring harus
menjadi fokus perhatian yang selanjutnya. Daftar Pustaka
https://www.Kompasiana.com/tatap-muka-apa-perlu, Tempo, Edisi 15-21 Juni
2020. Kompas, Edisi Senin, 13 April 2020. Indraswara, Angga., Opini Kompas,
Jumat, 15 Mei 2020, 7..

Anda mungkin juga menyukai