Anda di halaman 1dari 10

Tugas 2

Nama : Ria Kartika Sari


NIM : 530055465
Mata Kuliah : Metode Penelitian Pendidikan
Pokjar : Citeureup

PROGRAM PASCA SARJANA


UNIVERSITAS TERBUKA
2020
1. Menurut pendapat saya dengan merebaknya virus covid-19 atau Corona Virus Desease

merupakan suatu bencana luar biasa yang bagi masyarakat dan pendidikan Indonesia

namun ternyata diikuti juga oleh dampak positif di dalamnya. Hal tersebut terlihat dari

beberapa aspek antara lain:

a. Aspek kemasyarakatan

Dengan adanya penyakit mematikan yang bernama corona, sangat berpengaruh

terhadap kehidupan sosial dalam masyarakat.

Musibah merebaknya virus corona antara lain:

1. Berdasarkan informasi dari media, bahwa lebih kurang 50 juta orang terancam

kehilangan pekerjaan akibat dampak dari pendemi virus corona. Sulit

dibayangkan jika terjadi pengangguran maka masalah sosial akan terus

bermunculan.

2. Selain itu, dampak pengaruh virus corona dalam kehidupan sosial masyarakat

diantaranya adalah timbulnya rasa curiga dan hilangnya kepercayaan terhadap

orang-orang yang ada di seputaran kita atau yang baru kita kenal. Sebagai

contoh pada saat kita membeli makanan, baik kita beli di warung yang berlabel

maupun kaki lima kita pasti akan mencari tahu apakah bersih atau tidak. Apakah

pelayan ada besentuhan dengan orang-orang yang terjangkit virus atau tidak,

adakah petugas atau pelayan yang mencuci tangan pada saat mengolah atau

memproses makanan yang kita pesan atau tidak, sehingga timbul keraguan

3. Dengan adanya corona telah mengakibatkan perubahan dalam berinteraksi dan

bersosialisasi. Pembatasan interaksi sosial masyarakat yang terjadi contohnya

pada saat kita berbincang atau berjumpa baik di lingkungan kantor maupun di

lingkungan rumah dan dengan masyarakat setempat, kita menjadi enggan


berjabat tangan, meskipun mereka adalah orang tua, sebagaimana yang kita

ajarkan kepada anak-anak kita untuk selalu menghormati yang lebih tua.

Namun, situasi saat ini mengharuskan kita untuk menghindari berjabat tangan

dan harus menjaga jarak 1 meter bila ingin berbicara dengan orang lain, apalagi

kepada orang yang tidak kita kenal. Hal ini jelas di luar kebiasaan masyarakat

dalam bersosialisasai dan menjalin keakraban.

Selain itu, untuk mematuhi imbauan dalam pertemuan atau rapat, aturan

mengharuskan kita memakai masker, tapi disisi lain ada juga yang tidak

menggunakan masker, bahkan batuk sembarangan, hal ini tentu menimbulkan

kecurigaan, kita pun terkadang cepat menghindar. Masalah ini tentu akan

membuat yang bersangkutan merasa tersinggung, apalagi kalua ada yang

mengatakan bahwa itu corona, rekan kerja tentu langsung meninggalkan atau

menjauhinya.

Sedangkan dampak positif di lingkungan masyarakat yakni:

1. Masyarakat menjadi lebih sadar akan kesehatan, jumlah kasus gangguan

pernapasan anak di rumah sakit cukup menurun yang disebabkan karena adanya

karantina mandiri yang berarti anak-anak tetap berada dirumah dan tidak berada

di sekolah maupun daycare

2. Semenjak pemerintah mengharuskan adanya aturan physical distancing dan

karantina mandiri kepada seluruh masyarakat telah menurunkan resiko

terinfeksi gangguan pernapasan. Selain itu, usaha pencegahan yang baik seperti

rajin mencuci tangan, menjaga kebersihan, selalu memakai masker, menjauhi

kerumunan serta keramaian dan menerapkan hidup sehat juga berpengaruh pada

penurunan resiko infeksi dan penyakit menular lainnya


3. Usaha pencegahan merebaknya virus corona selain meliputi karantina mandiri,

social-distancing dan physical distancing, pemerintah juga menerapkan social-

lockdown yang diterapkan oleh masing-masing daerah atau negara

4. Pandemi Corona juga telah mengubah lingkungan sosial masyarakat bekerja

sama mengatasi virus corona. Di Indonesia sendiri telah ada bantuan atau donasi

yang banyak digalakkan mulai dari kalangan selebriti, pengusaha, hingga

masyarakat umum.

b. Aspek pendidikan

Dampak corona bagi dunia pendidikan seperti adanya keputusan pemerintah yang

mendadak dengan meliburkan atau memindahkan proses pembelajaran dari

sekolah/madrasah menjadi di rumah, membuat kelimpungan banyak pihak.

Ketidaksiapan stakeholder sekolah/madrasah melaksanakan pembelajaran daring

menjadi faktor utama kekacauan ini, walaupun sebenarnya pemerintah memberikan

alternatif solusi dalam memberikan penilaian terhadap siswa sebagai syarat

kenaikan atau kelulusan dari lembaga pendidikan disaat situasi darurat seperti ini.

Terdapat banyak faktor yang menghambat terlaksananya efektivitas pembelajaran

daring ini antara lain:

1. Penguasaan teknologi yang masih rendah baik yang dialami oleh para guru,

siswa maupun orang tua siswa yang mendampingi anak belajar di rumah

menyebabkan mereka kebingungan dalam menjalani pembelajaran daring

selama ini

2. Keterbatasan sarana dan prasarana

Tidak semua orang tua siswa mampu memberikan fasilitas teknologi kepada

anak-anaknya. Bahkan kalaupun mereka punya fasilitas namun tidak digunakan


untuk media pendukung pembelajaran karena ketidaktahuan orangtua dalam

membimbing anaknya untuk pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran

3. Jaringan internet

Pembelajaran daring tidak bisa lepas dari penggunaan jaringan internet. Tidak

semua sekolah dan tempat tinggal siswa sudah terkoneksi dengan internet.

Kalaupun ada terkadang jaringan yang tidak stabil karena letak geografis yang

masih jauh dari jangkauan sinyal

4. Biaya

Pembelajaran daring membutuhkan kuota yang harus dibeli untuk kebutuhan

internet. Banyak diantara guru dan orangtua siswa yang tidak siap untuk

menambah anggaran dalam menyediakan jaringan internet.

5. Kesiapan orang tua dalam mendampingi anak pembelajaran daring

Pembelajaran dari rumah atau daring memungkinkan sebagian orang tua stres

dalam mendampingi anak apabila kurang memahami karakter anak. Selain

menghadapi perilaku anak dalam mendampingi belajar di rumah, orang tua juga

dituntut dapat menjelaskan banyak hal terkait dengan materi pelajaran,

sementara tidak smua orang tua siap untuk itu. Belum lagi jika anaknya banyak

dan orang tua harus bekerja untuk mencari nafkah, orang tua menjadi lebih

pusing.

Sedangkan dampak positif dalam dunia pendidikan antara lain yakni:

1. Pembelajaran daring memberikan kesadaran kepada orang tua bahwa mendidik

anak itu ternyata tidak mudah, diperlukan ilmu dan kesabaran yang sangat besar

sehingga dengan adanya pembelajaran daring ini orang tua diharapkan mau

belajar bagaimana cara mendidik dan memberikan ilmu pengetahuan kepada


anak-anak mereka di rumah sebab fungsi guru di sekolah hanya sebagai

fasilitator

2. Pembelajaran daring membuat masyarakat melek teknologi. Perubahan

peradaban dan metode pembelajaran daring menuntut stakeholder Pendidikan

untuk mempersiapkan diri dalam mengikuti perkembangan zaman seperti saat

ini. Seluruh aspek kehidupan saat ini tidak bisa lepas dari teknologi, jika kita

membantah atau menolak pesatnya perkembangan teknologi, maka siap-siap

akan tertinggal bahkan akan terlindas oleh bangsa lain

3. Bergesernya perilaku manusia dari manual ke digital seperti yang terjadi saat ini

mempermudah menyelesaikan urusan manusia. Pekerjaan bisa dilakukan tanpa

memerlukan waktu lama, biaya yang bisa ditekan dan tempat yang tidak terbatas

termasuk pendidikan yang dapat mereka akses kapanpun waktu yang mereka

inginkan, tidak terbatas seperti ketika ada di sekolah.

2. Sudah 75 tahun yang lalu Indonesia merdeka, akan tetapi saat ini Indonesia masih

mengalami masalah pembelajaran daring tidak seperti di negara maju yang kegiatan

belajar daringnya sudah terbiasa. Mungkin di tingkat perguruan tinggi pembelajaran

daring sudah lazim dilaksanakan namun pada tingkat sekolah dasar dan menengah

belum begitu terkenal sehingga diperlukan persiapan yang sungguh-sungguh agar bisa

berjalan dengan baik. Ketidaksiapan stakeholder sekolah melaksanakan pembelajaran

daring menjadi faktor utama kekacauan ini walaupun sebenarnya pemerintah

memberikan alternatif solusi dalam memberikan penilaian terhadap siswa sebagai

syarat kenaikan atau kelulusan dari lembaga pendidikan disaat situasi darurat seperti

ini. Khusus dalam bidang pendidikan, literasi teknologi sangat perlu dipelajari oleh

seluruh stakeholder pendidikan, terutama dalam pemanfaatannya sebagai media


pembelajaran daring yang saat ini sedang dilakukan. Adapun hal-hal yang perlu

dipahami dan disadari oleh stakeholder pendidikan antara lain:

1. Orang tua

Rumah merupakan tempat pertama dan utama dalam mendidik anak, oleh

karena itu dengan dilaksanakannya pembelajaran daring ini waktu anak-anak

akan lebih banyak di rumah dan mereka perlu bimbingan dari para orang tuanya.

Fungsi rumah saat ini menjadi bertambah yaitu sebagai sekolah, orang tua harus

belajar bagaimana mendidik dan memberikan ilmu pengetahuan kepada anak,

sebab fungsi guru dan sekolah hanya sebagai fasilitator.

2. Guru

Pembelajaran daring harus menjadi penyadaran bagi guru bahwa peran mereka

saat ini sebagai guru yang hanya mentransfer pengetahuan suatu saat akan

tergantikan oleh guru yang lebih canggih yaitu guru mesin. Guru mesin disini

bisa diartikan sebagai teknologi melalui media internet.

3. Sekolah

Sejalan dengan perkembangan zaman, sekolah mau tidak mau harus mengikuti

perubahan dalam berbagai hal seperti pada memikirkan sarana dan prasarana

penunjang untuk pembelajaran daring, melatih para guru agar menguasai

teknologi pendukung pembelajaran daring serta sosialisasi kepada siswa dan

orang tua tentang perubahan metode pembelajaran yang akan dilaksanakan,

mengubah manajemen pengelolaan pendidikan juga sangat diperlukan untuk

mengimbangi perubahan yang sangat cepat.

4. Pemerintah

Dalam situasi darurat seperti ini karena pandemic, pemerintah dengan cepat

mengeluarkan kebijakan mengenai pelaksanaan pembelajaran daring yang harus


dilakukan oleh setiap lembaga pendidikan walaupun aturannya belum mengikat.

Setelah menetapkan kebijakan ini, pemerintah juga seharusnya memperhatikan

perangkat pendukung atau sarana prasarana yang menunjang pembelajaran agar

masyarakat bisa mengikuti kebijakan ini dengan baik tanpa diikuti dampak

negatif dan membuat permasalahan baru disebabkan keberagaman kemampuan

ekonomi, sosial, geografi dan lain sebagainya yang ada di Indonesia. Pemerintah

harus mulai dan kontinyu melatih guru untuk menguasai teknologi sehingga

kelak banyak bermunculan inovasi-inovasi dalam pembelajaran yang dilakukan

oleh guru.

3. Pengalaman saya sebagai pendidik di sekolah dalam memperkenalkan dan

memanfaatkan platform pendidikan seperti Rumah Belajar yang dikembangkan oleh

Kemendikbud adalah:

1. Memperkenalkan melalui medsos seperti WA (Whats App) tentang adanya

berbagai macam platform pendidikan yang diluncurkan oleh pemerintah sebagai

salah satu alternatif media pembelajaran daring seperti Rumah Belajar sekaligus

membagikan linknya kepada para orang tua murid.

2. Setelah para orang tua murid memasuki link tersebut bersama-sama, saya

adakan sesi tanya jawab dan memandu mereka apabila mereka ada kesulitan

3. Bagi yang sudah berhasil masuk ke link tersebut, mereka dapat membuka

berbagai macam soal sesuai dengan tingkatan kelas anak mereka secara gratis

atau tidak mengeluarkan biaya apapun kecuali penggunaan kuota saja

4. Sampai saat ini, saya selaku guru dan para orang tua murid masih menggunakan

platform Rumah Belajar sebagai salah satu inovasi dalam pembelajaran daring

selain rutin memberikan tugas kepada anak-anak dirumah malalui referensi


buku tema yang dicetak oleh pemerintah dan buku-buku referensi lain maupun

konten pendidikan yang saya unduh dari youtube sesuai jadwal pelajaran

melalui aplikasi WA.

4. Menurut saya, saya juga mengalami berbagai masalah pendidikan seperti dalam artikel

tersebut seperti; materi apa yang bisa diajarkan di rumah tanpa membebani orangtua

yang seharusnya kewajiban guru mengajarkan di kelas? jam berapa mereka belajar

sementara ada yang kedua orangtuanya bekerja? bagaimana dengan kuotanya? siapa

yang menanggung? proses belajar tidak efektif karena orang tua tidak memiliki

peralatan belajar online yang memadai seperti laptop, HP dan jaringan internet,

sejumlah siswa dan orang tua murid menganggap langkah belajar melalui daring tidak

efisien lantaran tidak adanya fasilitas yang memadai di tiap rumah, sistem pembelajaran

daring yang dilaksanakan secara "mendadak" juga menimbulkan banyak pertanyaan,

terutama di kalangan pengajar sekolah dasar yang belum terbiasa dengan metode ini.

5. Dalam artikel tersebut didalamnya berkaitan dengan prinsip dasar filosofis, sosiologis,

anthropologis, psikologis dan pedagogis yang tercermin dalam implikasi bagi

keberhasilan belajar baik di SD dan di SMP yang dilihat dari salah satu contoh dari

lima prinsip pendidikan yaitu pendidikan hendaknya diselenggarakan melalui kerja

sama antara keluarga, sekolah, dan masyarakat (tri pusat pendidikan). Implikasi

prinsip pendidikan ini sangat jelas, bahwa keluarga, sekolah, dan masyarakat harus

menunjukkan partisipasinya dalam penyelenggaraan pendidikan SD. Jika terjadi

masalah seperti; fasilitas baik sarana prasarana yang mendukung pembalajaran daring

kurang memadai, kesulitan belajar daring di masa pandemic, anak-anak tidak mau

mengerjakan tugas yang diberikan guru saat dirumah, orang tua yang harus membantu
mengirimkan tugas anak via daring di sela-sela jam istirahatnya serta harus lebih ekstra

sabar dan lapang dada dalam kegiatan BDR (Belajar Dari Rumah). Keluarga, sekolah,

dan masyarakat harus duduk bersama untuk menganalisis masalah tersebut dan

mengembangkan alternatif solusi. Mestinya ketiga pusat pendidikan ini yakni keluarga,

sekolah dan masyarakat saling bekerja sama untuk mencari solusi dari masalah tersebut,

bukan saling menyalahkan.

Anda mungkin juga menyukai