BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.
yang lain. Perkembangan teknologi digital menjadi sebuah ruang baru yang sangat di
minati semua kalangan. Tidak dapat di hindari bahwa perkembangan teknologi digital
Jika dilihat pada zaman dulu manusia atau seseorang yang ingin menceritakan
tersebut bergeser dengan hadirnya buku tempat menuliskan curahan hati atau perasaan
yang dikenal sebagai buku diary. Seiring dengan bertambahnya ilmu pengetahuan manusia
buku diary pun sekarang digantikan dengan makin berkembangnya teknologi digital yang
Dalam dunia pendidikian Murid dapat menjalin hubungan pada siapa saja serta
kapan saja mereka mau. Keadaan seperti tampa disadari telah banyak telah mengubah
pola interaksi pada masyarakat indonesia, terutama mereka yang menggunakan teknologi
Jika dilihat pada massa sekarang ini penggunaan teknologi sebagai sarana belajar
membuat anak dapat Dengan mudah belajar dan berinteraksi dengan orang lain sehingga
teknologi menjadi salah satu faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan kognitif
siswa. Ditambah lagi proses belajar yang sekarang ini yang menuntut murid harus
mengikuti kelas melalu Online sehingga sebagian orang tua mulai membelikan siswa
handphone dengan spesifikasi terbaik sebagai sarana belajar siswa sehingga tampa disadari
siswa dengan muda sekali masuk kedalam dunian teknologi informasi. Dengan
berkembangnya teknologi sekarang ini siswa dengan mudah mengikuti pelajaran sekolah
walaupun siswa itu berada dirumah. Selain membawa manfaat dalam belajar, teknologi
juga memiliki dampak negatif pada kognitif. Biasanya dampak negatif ini banyak
dipengaruhi oleh faktor dari lingkungan, baik lingkungan keluarga. dampak negatif yang
dialami misalnya siswa tidak terpacu untuk berusaha ataupun berpikir kreatif dikarenakan
pesat, seluruh serba canggih, instan, serta cepat. Perkembangan teknologi membuat kinerja
menjadi lebih cepat, tepat, akurat sehingga dapat meningkatkan produktivitas yang
dihasilkan. Adapun teknologi sangat penting dalam pelajaran, Salah satu pengguna
teknologi terbanyak adalah pengajar dan pelajar, karena dengan menggunakan teknologi
pelajar dapat dengan mudah bersosialisasi dengan jarak dekat maupun jarak jauh tanpa
Teknologi sudah banyak membuat pergantian pada diri seorang, baik pada
karakter, kreativitas, sosialisasi, kecerdasan serta yang lain. Tidak hanya itu, Teknologi
tidak lagi hanya buat penyampaian pesan pada orang yang jauh, namun saat ini sudah
menjelma jadi media hiburan, media sosial, media untuk memastikan style hidup, media
bisnis, sampai jadi media pembelajaran.1 Teknologi tidak hanya digunakan oleh para
kalangan pekerja, tetapi juga di berbagai kalangan dan berbagai usia. 2 Pandemi yang
1
Rulli Nasrullah. 2014. Komunikasi Antar Budaya: Di Era Budaya Siber. Jakarta: Kencana Prenadamedia
Group. Hal: 24.
2
Puji Asmaul Chusna. 2017. Pengaruh Media Gadget Pada Perkembangan Karakter Anak. Dinamika
Penelitian: Media Komunikasi Sosial Keagamaan. Vol. 17, No. 2, November 2017.
menuntut semua siswa saat ini harus belajar dari rumah sebagai upaya pemerintah untuk
Teknologi yang sekarang digunakan dalam proses Belajar menjadi salah satu faktor
Dengan kata lain, memahami sebuah informasi yang diperoleh dari hasil belajar atau dari
hasil pengalaman. ditambah lagi beberapa kasus anak adalah ketergantungan murid
terhadap teknologi itu sendiri sehingga jika tidak ada teknologi untuk digunakan murid
Sekarang ini banyak pelajar yang mencari dan berbagi informasi dengan menggunakan
teknologi yang ada. Sayangnya, tak sedikit yang salah menangkap informasi, dan kurang
bijak menggunakan TEKNOLOGI. Sebab sama seperti pada orang dewasa, TEKNOLOGI
ini. Akhir – akhir ini melalui berbagai macam alat komunikasi massa, baik melalu bacaan
pembahasan. Para ahli pendidikan menganggap bahwa melihat kejahatan pada layar
bioskop dapat merangsang pelajar untuk turut mencoba melakukan kejahatan dan
kenakalan.5
Jika TEKNOLOGI sendiri disalahgunakan dapat menjadi faktor negatif yang dapat
adalah misalnya ; saat pembelajaran berlangsung siswa mengikuti sambil menonton video
3
Hijriati. 2016. Tahapan Perkembangan Kognitif Pada Masa Early Childhood. Volume I. Nomor 2. Januari –
Juni 2016. Hal: 3
4
https://lifestyle.kompas.com/read/2020/11/16/102906520/5-dampak-negatif-media-sosial-terhadap-remaja-
orangtua-perlu-tahu?page=all#
5
Gunarsa, Singgih D. dan Ny. Singgih D. Gunarsa, Psikologi Remaja, (Jakarta: PT Gunung Mulia, 2000).
Hal 28
YouTube, Tik-tok, bermain Facebook, Instagram dan lain sebagainya sehingga murid tidak
lagi serius dan fokus mengikuti materi yang guru berikan sehingga murid berpikir materi
B. Identifikasi Masalah
Memadai persoalan sekarang adalah guru hanya memberikan tugas dan tidak
Orang tua memberikan sarana dan prasarana yang dibutuhkan anak selama
fasilitas berupa Hp, laptop agar anak dapat mengikuti pelajaran dengan baik.
Orang tua harus mampu memberikan motivasi kepada anak untuk bersemangat
orang tua.
anak itu sendiri dalam menguasai materi sendiri sehingga anak tidak terpacu untuk
berpikir. Banyak orang tua tidak memperhatikan anak dengan baik dalam hal
waktu belajar sehingga anak tidak serius dalam mengikuti pembelajaran sehingga
5. Motivasi siswa.
Anak yang tidak memiliki motivasi dari dalam dirinya sehingga anak tidak
6. Lingkungan
Lingkungan di mana anak tinggal kas ang menjadi faktor yang membuat anak
pembelajaran namun diajak bermain oleh teman – teman sebayanya sehingga anak
Kondisi jaringan internet yang tidak stabil juga membuat anak kesulitan
Kualitas laptop atau handphone yang kurang bagus juga membuat anak
kesulitan mengikuti pembelajaran yang dikarenakan faktor lelet atau lambat dari
9. Suasana belajar
dengan keterbatasan kuota, error aplikasi dan kurangnya bimbingan oleh guru,
tidak dapat bertemu teman, tidak dapat berdiskusi secara langsung, susah dalam
siswa. Media sosial telah menarik perhatian jutaan orang di seluruh dunia; hal yang
sama dapat digunakan untuk menarik perhatian siswa pada kesempatan belajar
yang disediakan oleh institusi akademiknya. Baik siswa dan guru dapat berbagi
sumber daya dan ide mereka di Facebook, Twitter, Instagram atau YouTube.
C. Batasan Masalah
Jika dilihat Dari latar belakang maslah dan identifikasi masalah di atas maka terdapat
banyak hal yang dapat mempengaruhi kognitif siswa. Namun karena keterbatasan waktu
D. Rumusan Masalah
Mengacu pada latar belakang, identifikasi masalah dan batasan masalah, maka
rumusan masalah adalah hal penting dalam melakukan penelitian, karena dengan adanya
perumusan masalah yang diteliti akan menjadi jelas dan tidak menyimpang dari tujuan
yang ditentukan.
1. Apakah dengan adanya pembelajaran melalui TEKNOLOGI dapat memotivasi
E. Tujuan Penelitian
F. Manfaat Penelitian
hasil dari dari penelitian ini diharapkan akan bermanfaat bagi berbagai pihak yang
G. Sistemattika Penulisan
BAB II
RUMUSAN HIPOTESIS
A. LANDASAN TEORI
Bentuk landasan teori berupa pernyataan yang disusun dengan terstruktur sehingga
peneliti dapat melakukan penelitiannya dengan sistematis. Adanya landasan teori ini
berfungsi sebagai penyusunan atau ringkasan wawasan dan sebagai pengembangan baru
dari apa yang sudah ada. Adapun yang dimaksud dalam landasan teori ini, sebagai berikut:
1. Perkembangan Kognitif
Dalam perkembangan kognitif terbagi dalam beberapa hal yang harus dibahas
sebagai berikut:
a. Pengertian kognitif
dan bahasa.8 Pada aspek pengembangan kognitif, kompetensi dan hasil belajar
yang diharapkan pada anak adalah anak mampu dan memiliki kemampuan
6
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru (Edisi Revisi), (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 1997), h. 66
7
Novan Ardy Wiyani, Psikologi Perkembangan Anak Usia Dini, (Yogyakarta: Gava Media, 2014), h. 61
8
https://id.wikipedia.org/wiki/Media_sosial#cite_ref-1
memecahkan masalah dan menemukan hubungan sebab akibat dalam
skema yang yang udah ada untuk disesuaikan dengan informasi baru), yang
menghasilkan keseimbangan.11
dan penalaran”.12 13
9
Martinis Yamin, Jamilah Sabri Sanan, Panduan PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini),(Jakarta: Referensi,
2013), h. 113
10
Ahmad Susanto, Perkembangan Anak Usia Dini (Pengantar dalam Berbagai Aspeknya), (Jakarta, Kencana,
2011), h. 56.
11
George S. Marisson, Dasar-Dasar Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) (Edisi Kelima), (Jakarta Barat: PT
Indeks, 2012), h. 194
12
Yuliani Nurani dan Sujiono, Metode Pengembangan Kognitif, Jakarta; Universitas Terbuka 2004, h. 23
13
didalam menyusun pengetahuannya mengenai realitas, anak tidak pasif
menerima informasi.14
yang padanan katanya knowing, yang berarti mengetahui. Dalam arti yang
salah satu domain atau wilayah/ranah psikologis manusia yang meliputi setiap
dimodifikasi oleh pengalamannya dengan dunia sekitar dia, namun anak juga
juga tentang kognitif menurut Chaplin yang di kutip oleh Winda Gunarti
menilai.16
pemecahan masalah17
14
Ibid, h. 24
15
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009),
hlm. 65
16
Winda Gunarti, Metode Pengembangan Perilaku dan Kemampuan Dasar Usia Dini, Jakarta; Universitas
Terbuka 2008, h. 10
17
Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta Didik, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2010), 96.
b. Karakteristik Kognitif
sebagai suatu proses pengenalan terhadap segala sesuatu yang berasal dari
untuk meraba;
pendek;
tidak sistematis, tidak konsisten, dan tidak logis. Hal ini ditandai
dengan ciri-ciri:
seperti dirinya
lainnya
18
Mohamad surya, Strategi Kognitif Dalam Proses Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2015), 2.
19
Fatimah Ibda, Perkembangan Kognitif : Teori Jean Piaget, Jurnal Intelektualita - Volume 3, Nomor 1,
Januari-Juni 2015, 33-34.
Tahap-tahap perkembangan kemampuan kognitif manusia terbagi
“decentration”. Artinya, pada usia ini bayi tidak bisa memisahkan diri
Pada tahap sensori ini, bayi bergerak dari tindakan reflex in stinktif pada
20
Kusdwiratri setiono, Psikologi Perkembangan, (Bandung: Widya Padjajaran, 2009), 20.
21
Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta Didik, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2010), 101.
22
Ahmad Syarifin, Percepatan Perkembangan Kognitif Anak: Analisis Terhadap Kemungkinan Dan
Persoalannya, Jurnal al-Bahtsu Vol. 2, No. 1, Juni 2017, 2.
teori ini hal tersebut lebih bersifat kebiasaan, belum memasuki tahapan
berfirkir.
usia 2-7 tahun. Pada tahap ini, anak mulai merepresentasikan dunia
dengan kata-kata dan gambar - gambar. Kata-kata dan gambar - gambar ini
Tahap operasi konkrit terjadi pada rentang usia 7-11 tahun. Pada tahap
ini akan dapat berpikir secara logis mengenai peristiwa - peristiwa yang
tindakan mental yang bisa dibalikkan yang berkaitan dengan objek konkret
nyata.
karakteristik, jadi bukan hanya fokus pada satu kualitas objek. Pada level
sebelumnya hanya mereka bisa lakukan secara fisik, dan mereka dapat.
pengklasifikasian atau membagi sesuatu menjadi sub yang berbeda - beda dan
memahami hubungannya.23
menyerakkannya di lantai, maka perhatian anak yang masih berada pada tahap
pra- opersional akan terpusat pada terseraknya kelereng tersebut dan akan
berada pada tahap opersional konkret akan segera tahu bahwa membalikkan
konkret adalah jumlah kelereng itu tetap 4. Anak pun akan tahu jika anda
volumenya tetap sama, kecuali jika jumlah susu yang dituangkan me- mang
sengaja dibedakan.
mengambil tanah liat yang berbentuk bola kemudian memencetnya jadi pipih
atau anda pecah- pecah menjadi sepuluh bola yang lebih kecil, dia pasti tahu
bahwa itu semua masih tanah liat yang sama. Bahkan kalau anda mengubah
kembali menjadi bola seperti semula, dia tetap tahu bahwa itu adalah tanah liat
ingatan mulai diasah, yakni ingatan tentang ruang. Jika anda meletakkan 4
Salah satu tugas itu disebut seriation, yakni operasi konkret yang melibatkan
apakah murid dapat mengurutkan, seorang guru bisa meletakkan 8 batang lidi
dengan panjang yang berbeda-beda secara acak di atas meja. Guru kemudian
Aspek lain dari penalaran tentang hubungan antar kelas adalah transtivity
Tahap operasi formal ada pada rentang usia 11 tahun dewasa. Pada fase
ini dikenal juga dengan masa remaja. Remaja berpikir dengan cara lebih
Tahap operasional formal, usia sebelas sampai lima belas tahun. Pada
memikirkannya secara lebih abstrak, idealis dan logis. Kualitas abstrak dari
pemikiran operasional
pemikir operasional formal dapat memecahkan persoalan itu walau problem ini
dalam diri mereka dan diri orang lain. Konsep operasional formal juga
faktor kognitif mempunyai peranan penting bagi keberhasilan anak dalam belajar
melangsungkan hidupnya.
2. Media Sosial
Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti
“tengah”, “perantara” atau “pengantar”. Media adalah pengantar pesan dari pengirim
24
Disarikan dari kuliah analisis psikologi perkembangan anak yang diampu oleh Dr. Esa Nurwahyuni, M.Pd
pada progam pascasarjana IAIN Jember Prodi PGMI hari Sabtu tanggal 23 November 2019.
25
Rusman, Deni Kurniawan dan Cepi Riyana, Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi,
(Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2013), h. 169.
26
Arief Sadiman, dkk, Media Pendidikan, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2012), h. 7.
Media adalah alat saluran komunikasi. Kata media berasal dari bahasa latin
yang merupakan bentuk jamak kata medium. Secara harfiah, media berarti perantara,
yaitu perantara antara sumber pesan (a source) dengan menerima pesan (a receiver).
Beberapa hal yang termasuk ke dalam media adalah film, televise, diagram, media
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, penggunaan memiliki arti proses, cara
Media adalah alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan
berkomunikasi adalah panca indra manusia, seperti mata dan telinga. Pesan-pesan
yang diterima panca indra selanjutnya diproses dalam pikiran manusia untuk
dalam tindakan.29
Bagi orang muda, media internet boleh dikatakan sudah menjadi bagian
budaya mereka. Karena internet selain bisa menyediakan informasi yang beragam,
mereka juga bisa menjadikan internet sebagai saluran ajang gaul untuk berkenalan
dengan siapa saja di atas bumi ini tanpa pernah bertatap muka, bahkan ia bisa
negara di mana universitas itu berdiri. Itulah kemajuan dunia komunikasi saat ini.30
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), sosial adalah halhal yang
kepentingan umum.31
27
Dian Indriana, Ragam Alat Bantu Pengajaran,cet pertama. (Jogjakarta: DIVA Press, 2011), hal 13
28
epdiknas RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 2002), hal. 852
29
Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011), 125.
30
Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011), 151
31
https://kbbi.web.id/sosial
Apa itu TEKNOLOGI.? Media sosial atau (sering di salah tuliskan sebagai
TEKNOLOGI) adalah sebuah media daring yang digunakan satu sama lain yang
menciptakan isi blog, jejaring sosial, wiki, forum dan dunia virtual tanpa dibatasi
oleh ruang dan waktu. Blog, jejaring sosial, dan wiki merupakan bentuk
menjadi dialog interaktif. Beberapa situs TEKNOLOGI yang populer sekarang ini
antara lain : Blog, Twitter, Facebook, Instagram, Whatsap, dll. Definisi lain dari
TEKNOLOGI juga di jelaskan oleh Van Dijk TEKNOLOGI adalah platform media
3. Pembelajaran
mempengaruhi emosi, intelektual, dan spiritual seseorang agar mau belajar dengan
moral keagamaan, aktivitas, dan kreativitas peserta didik melalui berbagai interaksi
sama lain saling berinteraksi dan berinterelasi, dimana guru harus memanfaatkan
komponen tersebut dalam proses kegiatan untuk mencapai tujuan yang ingin
direncanakan.36
proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar37
dua arah yaitu mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik dan belajar
Menurut Pribadi metode pembelajaran adalah suatu cara yang dilakukan oleh
pembelajarannya.39
yang mengacu pada minat belajar siswa dan perkembangan kemahiran siswa.40
35
Hamzah, Nina Lamatenggo, Op. Cit h. 70.
36
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan (Jakarta: Kencana,
2008), 59.
37
Achjar Chalil dan Hudaya Latuconsina, 2008, Pembelajaran Berbasis Fitrah, Jakarta: Balai Pustaka
38
Sagala, Syaiful. (2007). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: CV. ALFABETA. 9
39
A. Pribadi, Benny. (2009). Model Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: PT Dian Rakyat.
40
Budimansyah, Dasim, dkk, 2010. Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan.
Bandung : Genesindo.
dilakukan oleh pendidik yang digunakan dalam proses pembelajaran yang
Teori dan praktik Pendidikan Agama Kristen berkaitan erat dengan pengembangan
kreativitas dan kompetensi para guru PAK. Untuk mengajarkan agama kristen terutama
dalam lembaga sekolah dan jemaat (gereja) di era atau abad baru dewasa ini. Ada tiga
lembaga yang melaksanakan PAK yaitu keluarga, gereja dan sekolah. Dalam PAK,
tugas pendidik diserahkan kepada satu atau semua lembaga secara tersebar. Secara
Inggris yakni Education, yang sebenarnya dari bahasa Latin yaitu ducere yang berarti
membimbing (to lead) dan di awali dengan kata e berarti keluar. 41 Oleh karena itu,
pendidikan artinya suatu tindakan atau proses untuk membimbing keluar dari suatu
dengan waktu, adapula perspektif masa lampau yakni salah satu tugas penting
pendidikan adalah menjamin pengetahuan sebagai warisan masa lampau yang dapat
terpelihara dan dimungkinkan tersedia bagi kehidupan masa kini, sedangkan perspektif
masa kini adalah proses atau aktivitas yang sedang berlangsung pada masa sekarang
untuk mendapatkan dan atau menemukan sesuatu. Pada hakikatnya, masa kini
merupakan sumber pengetahuan pada dirinya sendiri. Pada akhirnya perspektif masa
depan adalah penunjuk arah ke mana usaha (pendidikan) akan di bawa atau di tuju.42
perspektif masa lampau, masa kini dan masa depan. Pada ketiga dimensi ini, saling
berkaitan satu dengan lainnya karena perspektif masa lampau menjadi bekal bagi
41
Sumiyatiningsih, Mengajar Dengan Kreatif dan Menarik, 2-4.
42
Ibid 6-7
perspektif masa kini dan perspektif masa kini bisa menjadi pedoman untuk menuju ke
waktu, pendidikan memiliki tujuan yang pasti, yaitu membimbing keluar untuk
arahkan ke masa depan, menuju horizon yang melampaui keterbatasan manusia masa
kini. Sehingga asumsi penting untuk dimensi waktu ini adalah kita ingin dan hendak
mencapai masa depan yang berguna. Oleh karena itu, proses pendidikan yang kita
lakukan merupakan hal yang vital dan perlu dilakukan dalam aktivitas pendidikan,
yakni transformasi atau pembaharuan dari masa lampau ke masa kini menuju masa
depan.43
adalah proses mendidik atau membimbing keluar dari masa lampau dan berproses pada
masa kini sehingga mampu menuju ke masa depan yang berguna dalam pembangunan
5. Belajar
belajar adalah usaha sadar yang dilakukan secara terencana, sistematis dan
interaksi dengan sumber belajar. Menurut (Edgar Dale, 1969). Sumber belajar dapat
43
iblid, 8.
44
Prof. Dr.B.P. Sitepu, M.A. “Pengembangan Sumber Belajar”,(Jakarta, PT Raja Grafindo Persada,2014)
Hal-18.
Menurut pengertian secara psikologis belajar merupakan suatu proses
perubahan, yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dan interaksi dengan
tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku. Belajar merupakan suatu
proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah
laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya. 45 Belajar tidak terjadi secara kebetulan. Hasil satu
tingkah laku tergantung dari kondisi sebelumnya pada diri pelajar. Proses belajar
Menurut Lindgren belajar sebagai proses perubahan tingkah laku yang relatif
dan penyampaian informasi dalam lingkungan yang sesuai dan melalui interaksi
45
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya (Jakarta: PT. Rineka Cipta,2010), hlm.2
46
Soeitoe Samuel, Psikologi Pendidikan, Jakarta; fakultas Ekonomi Universitas Ekonomi 1982, h.82
47
Henry Clay Lindgren, Educational Psychology in the Classroom, (Toronto : John Wiley & Sons, Inc.,
1976), p. 29.
48
Heinich, Robert, et al, Instructional Media and Technology for Learning, (New Jersey : Prentice Hall,
1999), p. 8.
yang sangat kuat dalam proses belajar, studi belajar bukanlah sekedar latihan
akademik, ia adalah aspek penting baik bagi individu maupun masyarakat. Belajar juga
bahwa: Hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang
pada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas atau proses yang
B. LANDASAN TEOLOGIS
1. Perjanjian Lama
Media sosial adalah saran penyampaian informasi dan dan sarana mencari
pesan,berita kepada orang lain.53 Media sosial juga bisa disebut dengan komunikasi
menerima. Kedua pihak ini ambil bagian dalam komunikasi dan saling bertukar
informasi.
Didalam Perjanjian Lama banyak sekali komunikasi masa yang terjadi salah
satunya adalah :
1) waktu Musa berbicara pada israel pada waktu Musa mendapati mereka
membuat patung dari lembu emas (Kel 32:25-34). Melalui contoh diatas
itu, yang mengubah tongkat Musa menjadi ular adalah TUHAN sendiri dan
bukan Musa, serta bukan juga karena "kesaktian" tongkat itu, sehingga
54
Onong Uchjana Effenddy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Remaja Rodaskarya:Bandung, 1994), 9.
perubahan tongkat Musa menjadi ular dan sebaliknya itu merupakan
mukjizat sejati
tedung dan taruhlah itu pada sebuah tiang; maka setiap orang yang terpagut,
Dalam perjanjian baru komunikasi massa terjadi salah ketika perempuan yang
kedapatan berzinah dibawa kepada Yesus, satunya saat Tuhan Yesus menggambar di
bukit Zaitun. Pagi-pagi benar Ia berada lagi di Bait Allah, dan seluruh rakyat
kepada Yesus: "Rabi, perempuan ini tertangkap basah ketika ia sedang berbuat
mereka mendengar perkataan itu, pergilah mereka seorang demi seorang, mulai
dari yang tertua. Akhirnya tinggallah Yesus seorang diri dengan perempuan itu
yang tetap di tempatnya. Lalu Yesus bangkit berdiri dan berkata kepadanya: "Hai
sekarang."55
Komunikasi massa yang terjadi di perjanjian baru bisa dilihat saat Tuhan
b) Perkawinan di Kana
Pada hari ketiga ada perkawinan di Kana yang di Galilea, dan ibu Yesus ada
Ku belum tiba." Tetapi ibu Yesus berkata kepada pelayan-pelayan: "Apa yang
dikatakan kepadamu, buatlah itu!" Di situ ada enam tempayan yang disediakan
penuh dengan air." Dan merekapun mengisinya sampai penuh. Lalu kata Yesus
merekapun membawanya. Setelah pemimpin pesta itu mengecap air, yang telah
sesudah orang puas minum , barulah yang kurang baik; akan tetapi engkau
menyimpan anggur yang baik sampai sekarang." Hal itu dibuat Yesus di Kana
55
Alkitab LAI
yang di Galilea, sebagai yang pertama dari tanda-tanda-Nya dan dengan itu Ia telah
2. Perkembangan Kognitif
yang internal. Salah satu bukti seseorang dikatakan belajar dapat dilihat dari
berpikir yang sistematis. Perkembangaan kognitif anak baik jika ia ajarkan oleh orang
keselamatan yang disediakan Allah bagi umat pilihanNya. Orang tua memberitahukan
secara berulang-ulang dan terus-menerus kepada anak-anak mereka segala perintah dan
ketetapan Allah dalam Taurat Musa. Anak-anak mengetahui cara hidup yang Allah
kepada Allah. Hanya Allah satu-satunya yang harus mereka sembah, tidak ada yang
lain. Anak-anak tahu akibat dari ketidaktaatan dalam melakukan segala perintah Allah
mendatangkan hukuman bagi mereka. Namun Allah yang telah memilih bangsa Israel
Mazmur 78:5-6, Injil Matius 19:14, Injil Markus 10:13-16, Injil Lukas 18:16, Surat
Efesus 6:1, Surat Kolose 3:20. Ayat-ayat tersebut kemudian digali dan diuraikan
Alkitab. Keluaran 12:24-27 Kitab Keluaran pasal 12:24-27 dituliskan tentang tanggung
56
ibid
57
Einar, Gereja Menyikapi Perubahan.Jakarta 2003.hal 53
jawab orangtua untuk mendidik anak-anak agar tetap menjaga tradisi ibadah Paskah.
Berikut teks Keluaran 12:24-27 dalam Alkitab Bahasa Indonesia, ayat tersebut
diterjemahkan demikian: Kamu harus memegang ini sebagai ketetapan sampai selama-
lamanya bagimu dan bagi anak-anakmu. Dan apabila kamu tiba di negeri yang akan
pelihara ibadah ini. Dan apabila anak-anakmu berkata kepadamu: Apakah artinya
ibadahmu ini? maka haruslah kamu berkata: Itulah korban Paskah bagi TUHAN yang
melewati rumah-rumah orang Israel di Mesir, ketika Ia menulahi orang Mesir, tetapi
menyelamatkan rumah-rumah kita.” Lalu berlututlah bangsa itu dan sujud menyembah.
Mazmur 78:5-6 Mazmur juga merupakan salah satu kitab dalam Perjanjian Lama yang
terdapat ayat tentang pendidikan anak Telah ditetapkan-Nya peringatan di Yakub dan
kemudian, supaya anak-anak, yang akan lahir kelak, bangun dan menceritakannya
kepada anak-anak mereka. Matthew Henry menjelaskan bahwa ayat ini merupakan
sebuah peringatan yang ditetapkan-Nya atau kovenan dan tidak dimaksudkan sebagai
suatu res unius ætatis – satu hal untuk satu angkatan, melainkan sebuah peringatan
yang harus dipelihara atau diteruskan secara terus-menerus dari satu angkatan ke
angkatan berikutnya.
Disitu dapat dilihat bahwa Musa dap berpikir cara untuk melaksanakan
perintah Tuhan.
hidup ini dan anakmulah yang mati. Yang lain berkata: Bukan! Anakmulah
yang mati dan anakkulah yang hidup.” 3:24 Sesudah itu raja berkata:
“Ambilkan aku pedang,” lalu dibawalah pedang ke depan raja. 3:25 Kata
raja: “Penggallah anak yang hidup itu menjadi dua dan berikanlah setengah
kepada yang satu dan yang setengah lagi kepada yang lain.” 3:26 Maka kata
perempuan yang empunya anak yang hidup itu kepada raja, sebab timbullah
kepadanya bayi yang hidup itu, jangan sekali-kali membunuh dia.” Tetapi
bayi yang hidup itu, jangan sekali-kali membunuh dia; dia itulah ibunya.”
seorang bayi.
a) Perjanjian Baru
1) Matius 16:13-20
saat mereka tiba di daerah Kaisarea. Dan di situ Yesus bercakap-cakap dengan
mengatahui siapa anak manusia itu. Karena dari jawaban mereka ada yang
mengatakan Yohanes pembaptis, ada yang mengatakan Musa dan ada juga
mengatakan Elia. Jawaban inilah yang muncul ketika Yesus bertanya kepada
tahapan yaitu yang pertama pola skema ialah membagun pemahaman mengenai
proses bahwa seseorang individu beralih dari satu tahap ke tahap berikutnya.
Menjadi hubungan teori kognitif dengan nas ini bahwa di mana dalam nas ini
banyak orang yang mempertanyakan tentang anak manusia itu siapa atau
kita perlu memiliki pemahaman yang benar yang akan mengarah kepada skema
kita oleh sebab itu skema kita harus berkembang terus dengan memberikan
juga akomodasi berperang untuk meluruskan skema kita, atau mengapdet untuk
menjadi lebih baik. Dan terakhir bahwa perlu ada kesinambungan bahwa ketika
kita mengenal Yesus dan mengalami Yesus dalam kehidupan kita. Kita perlu
terus mengenal dan mengalami Dia. Inilah di mana kita mengalami proses
mengajar umatNya sekalipun masih dalam bentuk yang sangat sederhana. Allah
selalu menggunakan alat peraga berupa media visual untuk berkomunikasi dengan
Namun dia sebenarnya melakukan lebih banyak lagi selain berbicara. Dia juga
ada beberapa media yang digunakan Allah sebagai alat peraga untuk
menyampaikan pesan-Nya.
hatinya kepada bangsa Israel. Dalam Yeremia 18, kata “bejana” dalam bahasa
Ibrani memakai kata tx;äv.nIw> (wünišHat) yang memiliki bentuk verb niphal
Timur Tengah bukanlah sesuatu yang baru, karena pembuatan bejana dari tanah liat
yang dikeraskan oleh api sudah dikenal sejak milenium ke 6 SM. Bahkan hasil
survey para arkeolog menunjukkan bahwa pada zaman Palestina kuno sudah
kala itu.58
Misalnya dalam Ezra 1:9 memakai kata (´ágar†ülê) yang diterjemahkan sebagai
bokor; dalam Zakharia 4:2 memakai (guläh) yang diterjemahkan sebagai kandil
(sejenis mangkuk bulat sebagai tempat minyak dalam lampu); dan dalam Kel 16:33
58
D.N. Freedman, The Anchor Bible Dictionary (New York: Doubleday, 1996), 428.
memakai kata (cinceºnet) yang diterjemahkan sebagai buli-buli (sebuah tabung
menunjukkan bahwa sebuah bejana merupakan sebuah benda yang sangat digemari
oleh masyarakat Israel untuk dipakai sebagai sebuah wadah / tempat. Hal ini dapat
dimengerti karena sebuah bejana pada umumnya memiliki daya tahan (durabilitas)
yang sangat tinggi, dimana setelah objek tanah liat dipanaskan pada suhu tingkat
tinggi dan mengeras serta membentuk sebuah bejana padat, maka meskipun bejana
itu akan pecah, namun pecahannya tidak akan pernah membusuk atau menghilang.
Oleh sebab itu tidak heran, dalam penggalian arkeologi di wilayah Palestina
masih bagus.60
bejana yang dibuat oleh tukang periuk hal ini untuk menjelaskan perbuatan Allah
kepada bangsa Israel, agar Yeremia memberi tahukan kejahatan dan dosa bangsa
Yehuda, Allah berharap melalui Nabi Yeremia mereka mau bertobat. 61 Tuhan
sedang mengajar atau mendidik bangsa Israel dengan memberi gambaran tentang
bejana di tangan tukang periuk. Dalam Yeremia 18:6 Tuhan berkata "Masakan
Aku tidak dapat bertindak kepada kamu seperti tukang periuk ini, hai kaum Israel,
demikianlah firman TUHAN. Sungguh, seperti tanah liat di tangan tukang periuk,
pengajarannya, salah satunya adalah Tuhan memakai benih. Dalam Matius 13:1-
23, kata “menabur benih” dalam bahasa Yunani memakai kata spei,rein(speirein)
59
D.R.W. Wood, New Bible Dictionary (Downers Grove: Inter Varsity Press, 1996), 1224.
60
D.N. Freedman, The Anchor Bible Dictionary (New York: Doubleday, 1996), 433.
61
Chris Marantika, Kepercayaan dan Kehidupan (Yogyakarta: Sekolah Tinggi Theologi Injili Indonesia, 1996)
218.
yang memiliki bentuk verb infinitive present active dan berasal dari kata benda
dimana paling sering muncul dalam Matius (17 kali) dan Mark (12 kali), dan 14
harafiah , seperti dalam perumpamaan tentang penabur (Mat 13:3, 4, 18, 19, 20, 22,
23; Mrk 4:3, 4, 14, 15, 16, 18, 20; Luk 8:5), lalang di antara gandum ( Mat 13:24,
27, 37, 39 ), biji sesawi (Mat 13:31; Mrk 4:31, 32), dan gambaran burung-burung
di udara yang tidak menabur benih (Mat 6:26; Luk 12:24). Sedangkan dalam
penafsiran tentang kata benih dari perumpamaan tentang penabur (Mat 13:1-23),
Kerajaan Surga dan, dimana menuntut respon dan perilaku orang percaya dalam
Sebuah benih pada dasarnya adalah sebuah investasi kecil dengan potensi
nilai yang besar, dan merupakan langkah yang penting dalam sebuah reproduksi.
Meskipun jumlah benih hanya satu, namun itu dapat menjadi berlipat banyaknya
melalui sebuah ‘kematian’ dari benih itu sendiri. Konsep inilah yang dibawa Yesus
lingkungannya tidak baik, maka benih tersebut akan mati dan tidak menghasilkan
62
H.R. Balz &G. Schneider, Exegetical Dictionary of the New Testament (Grand Rapids: Eerdmans, 1990),
263.
63
D.R.W. Wood, New Bible Dictionary (Downers Grove: Inter Varsity Press, 1996), 1073.
apa-apa.64 Konsep ini tentu sangatlah sesuai dengan perumpamaan Yesus tentang
Penabur dan biji adalah hal yang umum, sesuatu yang dimengerti oleh semua yang
mendengarkan-Nya.
Yesus saat Dia mengajar para murid-Nya telah mengunakan seluruh media
yang ada. Nilai nilai dari media pembelajaran yang Yesus lakukan adalah :
dasar dimana sesuatu yang verbal dapat menjadi lebih konkrit dan nyata, sehingga
media pembelajaran ini sendiri akan menumbuhkan perhatian yang lebih dari
orang-orang atau dari para muridnya, sehingga para murid lebih dapat
Ketiga, meletakan dasar dasar yang penting untuk perkembangan belajar dan
pembelajaran, tetapi Yesus memberikan suatu dasar yang penting agar murid dapat
belajar lebih lagi dan diajak untuk berpikir lagi ketika diberikan pembelajaran.
64
L. Ryken, J. Wilhoit, T. Longman, Dictionary of Biblical Imagery (Downers Grove: Inter Varsity Press,
2000), 770.
Keempat, memberikan pengalaman yang nyata yang dapat menumbuhkan
pengalaman yang nyata dalam pembelajarannya, seperti pada saat Dia memberikan
contoh pohon ara yang dikutuk, sebagai suatu kepercayaan yang penuh kepada
menumbuhkan pemikiran yang teratur dan terus menerus, tidak hanya menerima
pada saat itu dan hilang kemudian, tetapi terus menerus diingat dan di aplikasikan.
sendiri sebagai contoh yang sulit dilupakan dengan menjalani jalan salib yang
dalam kematian dan kebangkitan dan kenaikan ke surga dan memberikan Roh
Kudus sehingga sangat efektif mengajar para murid sehingga para murid mampu
bukan hanya menyerap pelajaran dari Yesus Guru Agung melainkan memampukan
Yesus yang penuh hikmat dan kuasa memberikan model pembelajaran yang
secara kreatif menggunakan segala hal yang ada di dalam kehidupan-Nya dan di
sekitar-Nya sebagai media pendidikan efektif. Proses pembelajaran agar kita kreatif
dan mampu menggunakan media yang ada di sekitar kita agar amanat-Nya
terlaksana maka kehadiran Roh Kudus dan proses belajar terus menerus yang
dan Yohanes, yang memohon agar mereka boleh menerima hak istimewa nantinya,
kata-Nya “Dapatkan kamu . . . dibaptis dengan baptisan yang harus kuterima” (Mrk
dirayakan pada malam sebelum Yesus disalibkan, dimana Dia diserahkan kepada
akan terjadi, dan yang kedua adalah ketika perjalanan bersama kedua muridnya
tealh disiapkan untuk menggenapi apa yang telah dijanjikan oleh Allah kepada
manusia.
dapat kita tiru, bukan saja harus kita memberikan materi tanpa media pembelajaran,
Yesus pun menggunakan media pembelajaran agar para muridnya mengertia apa
yang Dia sampaikan kepada mereka semua, maka dari itu dalam menggunakan
media pembelajaran ini kita dapat mengambil suatu kesimpulan dimana media
pembelajarn itu sangat penting dalam dunai pendidikan pada saat ini, dan tidak
C. Kerangka Berpikir
X Y
D. Hipotesis Penelitian