Anda di halaman 1dari 1

Perbedaan antara ibadat dan liturgi, adalah: 1.

Dari segi bahasa Dari sisi bahasa,


pengertian ibadat lebih luas daripada liturgi. Ibadat mencakup tindakan ungkapan iman (doa)
dan sekaligus perwujudannya dalam perbuatan kasih kepada sesama; sedangkan liturgi
memang hanya merupakan tindakan untuk mengungkapkan iman. Maka liturgi berhubungan
dengan doa ungkapan iman kita kepada Allah. 2. Dari segi teologis. Dari sisi ini, pengertian liturgi
justru lebih luas daripada ibadat. Liturgi merupakan komunikasi dua arah sekaligus yang
langsung terkait; yaitu Allah yang menguduskan dan menyelamatkan manusia (‘katabatis‘=
gerakan dari Allah ke manusia) dan sekaligus manusia yang menanggapi pengudusan Allah
dengan memuliakan Dia (‘anabatis‘= gerakan dari manusia ke Allah). Komunikasi ini
berlangsung melalui Kristus di dalam Roh Kudus. Kedua gerakan ini merupakan dua unsur yang
tidak terpisahkan yang terjadi di dalam liturgi. Sedangkan dalam ibadat, penekanan lebih terletak
kepada gerakan naik dari manusia ke Allah (‘anabatis‘) saja. 3. Dari segi liturgis. Liturgi selalu
merupakan tindakan komunal atau tindakan bersama, yakni perayaan seluruh Gereja, bukan
tindakan perayaan pribadi (lih. Sacrosanctum Concilium, 26). Liturgi merupakan perayaan yang
bersifat resmi karena di dalamnya Gereja mengungkapkan hakekat dirinya secara resmi (lih.
Sacrosanctum Concilium, 2). Sedangkan pengertian ibadat masih bisa mengacu kepada
tindakan pribadi, dan ibadat tidak selalu pada tingkatan resmi. Contoh liturgi adalah liturgi
sakraman-sakramen; sedangkan contoh ibadat adalah ibadat sakramentali seperti ibadat
pertunangan dan bermacam ibadat berkat. Dengan memahami pengertian ini maka dapat
diketahui bahwa Liturgi Sabda berbeda maknanya dengan Ibadat Sabda, sehingga
persyaratannya-pun berbeda. Liturgi Sabda yang merupakan ungkapan iman Gereja secara
resmi, mensyaratkan cara pengungkapannya yang sesuai dengan Tradisi Suci Gereja, yaitu
dengan membacakan bacaan Kitab Suci sesuai dengan kalender liturgis Gereja, yang disertai
dengan homili oleh para tertahbis (yaitu uskup, imam atau diakon tertahbis). Sedangkan Ibadat
Sabda tidak mensyaratkan ketentuan ini, sehingga dapat merupakan pembacaan perikop Kitab
Suci tertentu, yang tidak harus diambil dari bacaan liturgis pada hari itu; dan dapat disertai oleh
sharing iman ataupun pengajaran dari kaum awam (baik laki-laki maupuan perempuan) yang
memang berkompeten untuk itu. Diambil dari : katolisitas.

Anda mungkin juga menyukai