BELAJAR ONLINE
BAB I
PNDAHULUAN
COVID-19 atau Corona Virus Deaseases mulai mewabah di Wuhan China pada
Desember 2019. Penyebarannya semakin masif ke beberapa negara pada awal 2020 dan
masuk ke Indonesia pada Maret 2020. Pada tanggal 11 Maret 2020 WHO menetapkan wabah
ini sebagai pandemik global. Hingga saat ini, secara global korban meninggal telah mencapai
316.860 orang dan di Indonesia telah menembus hingga angka 1.192 orang (data per 18 Mei
2020). Untuk mengurangi resiko penularan virus corona, diantara langkah prefentif yang
telah diambil pemerintah adalah menghimbau agar bekerja dari rumah, work from home
(WFH), termasuk belajar dan beribadah di rumah bahkan belanja dari rumah. Langkah ini
bertujuan untuk mendukung kebijakan selanjutnya yakni social and fisical distancing. Cara
ini tentu memberi dampak langsung terhadap perekonomian bangsa, karena akan banyak
menurun. Sejumlah hotel di daerah-daerah wisata seperti Bali, Jakarta, dan Yogyakarta
Surabaya ditutup. Pemutusan hubungan kerja (PHK) menjadi langkah efektif bagi perusahaan
untuk mengurangi kerugian perusahaan yang semakin bertambah. Dinas Tenaga Kerja,
Transmigrasi, dan Energi Provinsi (Disnakertrans) DKI Jakarta mencatat ada 3.611 pekerja
atau buruh di Ibukota yang terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Selain itu, ada sekitar
21.797 pekerja yang dirumahkan tapi tidak menerima upah (unpaid leave) CNN Indonesia
2/4/20). Kondisi ini mengharuskan pemerintah untuk mengeluarkan berbagai kebijakan,
seperti subsidi listrik, pemotongan pajak hingga mengeluarkan karu prakerja yang sempat
pihak tertentu. Di sisi lain, pandemi COVID-19 menjadi berkah bagi bumi, seperti dilansir
Science Alert (17/3/2020) dalam Sumartiningtyas (2020) bahwa telah terjadi penurunan emisi
nitrogen dioksida, yakni emisi gas buang dari kendaraan bermotor dan asap industri, yang
turun secara drastis di langit Eropa. Para ilmuwan sangat menyakini jika hal itu merupakan
dampak penerapan lockdown yang diberlakukan di Italia. Dampak lain COVID-19 adalah
pendidikan. Di media sosial, telah beredar misalnya sejumlah lagu yang diciptakan oleh
komunitas tertentu di kalangan pelajar, yang temanya seputar ―Rindu Guru. Rupanya,
belajar di rumah dengan menggunakan fasilitas internet dengan berbagai fasilitas elektronik
lainnya tidak mampu mengganti peran guru –termasuk dosen-- sebagai pendidik,
pembimbing, dan pelatih. Hal ini tampak dari potongan lirik lagu berikut, “wahai bapak/ibu
guru, telah lama kita tak bertemu, aku ingin belajar bersama, kumerindukanmu. Walau tak
belajar di sekolah, namun kau tak merasa lelah membimbingku dan mengajariku….”.
Diantara kelemahan teknologi –guru mesin- adalah tidak memiliki rasa, bahasa dan karakter.
Namun, hanya berperan sebagai transfer of knowledge. Karena itu, peran ini harus menjadi
milik guru –sebagai pendidik—yang tidak hanya menjalankan fungsi transfer ilmu
pengetahuan (transfer of knowledge) tapi juga mampu membentuk sikap dan perilaku
(transfer of values) sebagai tugas utama guru, khususnya pada jenjang pendidikan dasar dan
menegah. Pada level implementatif hal ini tidaklah mudah. Awal pelaksanaan belajar online
di sekolah, khususnya di Banjarbaru yang asumsi penulis keadaan yang sama di berbagai
daerah, yakni pembelajaran identik dengan transfer pengetahuan an sich. Setiap hari guru
mengirim tugas baik yang ada di buku paket maupun LKS (Lembar Kerja Siswa). Pada
konteks ini maka orang tua menjadi tumpuan keberhasilan belajar online. Kebetulan pada
saat yang sama orang tua berada di rumah akibat kebijakan WFH. Informasi yang diperoleh
justru tingkat stress orang tua semakin tinggi karena setiap hari harus mendampingi putra-
putrinya belajar. Tidak selesai sampai disitu. Selanjutnya, orang tua harus mengirim hasil
belajar ‗tugas‘ dengan beberapa ketentuan yang sangat ‗berbau‘ teknologi yang tidak semua
orang tua mengerti. Di tingkat perguruan tinggi, perbincangan terkait belajar online menjadi
teknologi, bahkan ada dosen yang sempat melakukan pooling kepada mahasisiwa tentang
responsnya terhadap pembelajaran online atau daring. Hasilnya lebih dari 50% (60%-80%)
mengatakan bahwa belajar online sangat menyenangkan dan sangat membantu dalam belajar
di tengah pandemik COVID-19. Kelompok kedua berbeda lagi, menyatakan bahwa peran
guru –termasuk dosen—tidak dapat digantikan dengan teknologi, secanggih apapun itu plus
teknologi –guru mesin—tidak memiliki rasa, bahasa dan karakter. Tentu ini merupakan
perdebatan yang menarik ketika pada saat yang sama semua orang melaksanakan belajar
secara daring. Sikap kelompok ketiga cukup moderat, bahwa teknologi hanya membantu
proses pembelajaran agar lebih menarik dan efektif sehingga peserta didik tidak bosan.
Bukan mengganti peran guru dan dosen 100%. Berbeda dengan beberapa profesi lain, seperti
karyawan bank. Saat ini, transaksi baik setor maupun tarik serta transfer dapat dilakukan
melalui ATM bahkan dapat dilakukan di rumah bagi mereka yang telah memiliki aplikasi e-
banking. Pendapat ketiga mendukung model pembelajaran yang sedang dikembangkan saat
ini, yakni “Blended Learning Models”. Blended Learning Models adalah suatu cara dalam
pembelajaran tatap muka dengan sistem digital (Driscoll, 2002; Graham, 2005)1. Melek
(literasi) teknologi sudah seharusnya dimiliki tenaga pendidik setelah membaca, menulis dan
berhitung (Eggen dan Kauchak, 2012: 27)2 khususnya di abad 21 ini (Sari, 2014). Model ini
1
Discoll, M. 2002.Blended Learning: Let’s Get Beyond the Hype.
2
Eggen. Paul., dan Kauchak, Don. 2012. Strategi dan Model Pembelajaran: Mengajarkan Konten dan Keterampilan Berpikir.
Edisi 6. Jakarta: Indeks.
dalam praktiknya bisa dalam berbentuk tatap muka, live e-learning dan tugas mandiri
diperlukan tatap muka. Di tengah COVID-19 tentu tidak mungkin menerapkan Blended
Learning Models yang utuh, namun setidaknya live e-learning melalui berbagai platform
yang tersedia seperti zoom, google meet, google classroom adalah media yang dapat
dioptimalkan. Melalui media itu, dosen dapat mentransfer pengetahuan dan keterampilan.
Bagaimana dengan membangun karakter? Dapat melalui disiplin waktu dalam memulai dan
mengkahiri pertemuan kelas daring, disiplin waktu batas waktu upload tugas, kemandirian
melalui tugas individu, kerjasama melalui tugas kelompok dan etika dalam berbicara atau
menulis saat live elearning berlangsung. Peran guru sebagai pendidik tidak tergantikan oleh
mesin (teknologi). Kemampuan guru menyentuh pada aspek rasa, bahasa dan pembentuk
karakter menjadikan kehadirannya selalu ditunggu oleh peserta didik, kapan dan dimanapun.
Teknologi diciptakan untuk memudahkan pekerjaan manusia, termasuk dalam proses belajar.
Perpaduan kedua hal ini merupakan solusi yang tepat dalam belajar di era dan dan khususnya
pascaCOVID-19. Virus corona menjadi topik terhangat sejak dua pekan terakhir Januari
2020. Virus ini mendadak menjadi teror mengerikan bagi masyarakat dunia, terutama setelah
merenggut nyawa ratusan orang hanya dalam waktu dua pekan. Satu hal yang paling
mengkhawatirkan adalah virus ini terus mencari mangsa, sementara obatnya hingga saat ini
belum ditemukan. Virus corona jenis baru mulai menjadi perhatian masyarakat dunia setelah
pada 20 Januari 2020, otoritas kesehatan di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok,
mengatakan tiga orang tewas di Wuhan setelah menderita pneumonia yang disebabkan virus
tersebut.Kasus COVID-19 di Indonesia diawali dari sebuah pesta dansa di Klub Paloma &
Amigos, Jakarta. Peserta acara tersebut bukan hanya warga negara Indonesia saja, tetapi juga
multinasional, termasuk warga Jepang yang menetap di Malaysia. Berikut kronologi virus
corona yang muncul di Depok, Jawa Barat, Indonesia. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
wilayahnya. Hal itu dilakukan dengan menutup sejumlah tempat wisata, meniadakan kegiatan
belajar mengajar di sekolah, sampai akhirnya diterapkan pembatasan sosial berskala besar
(PSBB). Berikut kilas balik apa saja yang terjadi di Jakarta sejak diumumkannya kasus positif
Covid-19 di Indonesia awal Maret lalu hingga saat ini. 3Kementerian Pendidikan dan
bakatbakat terpendam di seluruh lapisan masyarakat. Selain itu, olimpiade juga mampu
menumbuhkan jiwa kompetisi dalam diri bangsa Indonesia untuk bersaing di dunia
internasional. Ajang ini bahkan menjadi sarana mengkomunikasikan Indonesia pada negara
lain.Pendidikan kita masih sekedar menghasilkan generasi yang bermerek “instant” saja
yaitu mengembangkan potensi manusia yang berdasarkan keimanan, akhlak mulia, dan
bertanggung jawab pun tampaknya bagi sapan jempol belaka.4 Dalam Undang-undang pasal
1 pendidikan adalah usaha sadar untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya kekuatan spiritual
3
Kompas.com - 17/03/2020. CNN Indonesia.
4
Bunga rampai pendidikan,
5
Visimedia, undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional dan undang-undang
nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen,(ciganjur-jagakarsa jakarta selatan,juni 2007, mei 2008) hlm,
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan dari latar belakang masalah diatas pengaruh guru untuk meningkatkan
Ideal:
1. Rajin
2. Jujur
3. Pintar
9. Kreatif
Fakta:
1. Malas
2. Tidak Jujur
3. Kurang cerdas
9. Tidak kreatif
C. Batasan Masalah
Dari latar belakang masalah dan identifikasi masalah yang telah diberikan penulis
maka peneliti membatasi masalah yang diteliti dengan tujuan yang diteliti.
D. Rumusan Masalah
Menyimak dari apa yang telah di paparkan dari latar belakang diatas, agar penelitian
E. Tujuan Penelitian
Lebih mengacu pada rumusan masalah di atas maka tujuan dari pada penelitian ini
F. Manfaat Penelitian
1. Akademik
terhadap Prestasi belajar siswa untuk dijadikan referensi bagi siapa saja yang
membacanya.
2. Praktis
refrensi atau rujukan tentang kesimpulan dari Pengaruh guru terhadap Prestasi
BAB II
LANDASAN TEORI, LANDASA TEOLOGI, KERANGKA BERPIKIR DAN
RUMUSAN HIPOTESIS
A. Landasan Teori
1. Prestasi belajar
dalam proses internal adalah yang meliputi unsur efektif berkaitan dengan
adalah sebuah kalimat yang terdiri dari dua kata, yakni: “prestasi” dan
makna. Makna diciptakan oleh siswa dari apa yang mereka lihat, dengar,
rasakan dan alami. Kedua, kontruksi makna adalah proses yang terus
pada apa yang telah diketahui, siswa belajar, tujuan dan motivasi yang
6
Dimyati dan mudjiono, belajar dan pembelajaran, jakarta: Rincka cipta 2002, hlm.18
7
Depertemen pendidikan dan kebudayaan, kamus besar bahasa indonesia, (balai pustaka,2006), cet ke-XIII,
787
8
Sardiman A.M, interaksi dan motivasi belajar mengajar, jakarta : rajawali pers, 2011, hlm.38
Menurut kamus besar bahasa indonesia (kbbi) prestasi belajar penguasaan
lazimnya ditujukkan dengan nilai tes atau nilai yang diberikan oleh guru.9
sesuatu.10
perubahan sikap dan tingkah laku setelah menerima pelajaran atau setelah
mempelajari sesuatu.11
Jadi prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh siswa yang selama
peserta didik yang meliputi faktor kognitif, afektif, dan psikomotorik setelah
tes atau instrumen yang relevan. Prestasi belajar adalah penilaian pendidikan
tentang kemajuan siswa dalam segala hal yang dipelajari di sekolah yang
9
https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/prestasi%20belajar
10
Winkel, ws 1987.bimbingan dan konseling di institusi pendidikan. Jakrata: gremedia.
11
Hamalik oemar. 2001 proses belajar mengajar. Bandung : bumi aksara.
12
Slameto, belajar dan faktor-faktornya, 2003, 18-19
menyangkut pengetahuan atau ketrampilan yang dinyatakan sesudah hasil
penelitian.13
intelektual saja, melainkan harus meliputi tiga aspek yang dimiliki siswa yaitu
Penelitia ini hanya fokus pada prestasi belajar siswa ranah kongnitif
saja.
13
Syaiful Bakhri Djamarah, Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru (Surabaya: Usaha Nasional, 1994), hlm. 24.
14
Oemar Hamalik, Psikologi Belajar Dan Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2009), hlm.78.
Slameto berpendapat bahwa, faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu faktor intern
dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang
sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar individu.15
dan iklim.
B. Landasan Teologis
Ulangan 6:4-9 menyerukan kepada Israel bahwa Tuhan itu Allah kita, Tuhan itu Esa.
Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan
15
Slameto, Belajar & Faktor-faktor…, hlm. 54.
Ibid
Ibid.
segenap kekuatanmu, serta perintah kepada orangtua dalam mengajar anak-anak mereka
kepada firman Tuhan. Dalam Ulangan 6:7 menjelaskan bahwa guru mengajarkan anak secara
dalam perjalanan, apabila engkau berbaring, dan apabila engkau bangun. Ini berarti, guru
diharapkan gigih dan tanpa mengenal lelah dalam mengajar anak, karena pengajaran PAK
tidak terbatas waktunya, kapan dan dimanapun berada. "Mengajarkan berulang-ulang" secara
sekuat tenaga, dan dengan memakai segala keahlian yang ada supaya penyataan kehendak
Allah dihayati oleh generasi mendatang. Artinya adalah guru sekreatif mungkin
menggunakan segala potensi atau talenta yang ada untuk mengajar peserta didik. Tujuannya
agar peserta didik memahami serta dapat menerapkan firman Tuhan dalam kehidupan
mereka.16
merupakan guru PAK bagi umat Israel. Tugasnya merupakan sebagai penjaga dan pemberita
firman Tuhan. Dalam ayat 7 dikatakan, "Aku menetapkan engkau menjadi penjaga bagi kaum
Israel. Bilamana engkau mendengar suara firman dari pada-Ku, peringatkanlah mereka demi
nama-Ku." Teks ini dengan jelas mengatakan bahwa guru PAK adalah seorang yang
ditetapkan Allah dengan kata lain dia dipilih Allah sebagai pengajar firman bagi umat-Nya.
Dengan demikian, membutuhkan kesungguhan kepada para pengajar Allah. 17 Supaya mampu
melaksanakan tugas yang berat dalam menjaga dan mengajar umat Tuhan. Di dalam ayat 8
dikatakan "Aku akan menuntut pertanggungan jawab atas nyawanya dari padamu." Jelas
bahwa Tuhan menuntut pertanggungan jawab terhadap perintah yang di lakukan kepada
16
I. J. Cains, Tafsiran Alkitab Kitan UIangan 1-11., (Jakarta: BPK Gunung Multa, 1997), 134-135.
17
4 Charles F. Pfeiffer and Everett F. Harisson, The Wycliffe Bible Commentary Old Testament. (Cichago: Moody
Press, 1981), 750 (setiap pendapat Pfeiffer dan Harisson yang dikutip dari skripsi ini adalah terjemahan penulis
dari bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia).
umat-Nya. Dengan demikian seorang guru PAK adalah seorang yang bertanggungjawab
Maleakhi 2:6 Guru PAK adalah pengajar kebenaran. Kebenaran yang dimaksud
adalah firman Tuhan. Dalam ayat 6 dikatakan: "Pengajaran yang benar ada dalam mulutnya
dan kecurangan tidak terdapat pada bibirnya, Dalam damai sejahtera dan kejujuran ia
mengikuti Aku dan banyak orang dibuatnya berbalik dari kesalahan." Dalam The Pickering
Bible Commentary for to Day dikatakan bahwa sikap seorang pengajar adalah:
Pertama, dia takut Tuhan, berdiri dan berpegang pada nama-Nya. Kedua,
pengajaran yang benar keluar dari mulutnya; mengajar firman dengan tepat dan benar
(Torat) NBD 'law’ ; DBT law’ . Ketiga, tidak terdapat kecurangan dalam
perkataannya. Keempat,''. dia berjalan bersama Allah dalam damai dan kejujuran yang
terus menerus, hubungan yang erat dengan Tuhan, menikmatinya, dan taat pad janji
Tuhan. Kelima, mengajar orang banyak berbalik dari kesalahan, membawa kepada
kebenaran, kepada iman dan pengetahuan akan panggilan Yesus Kristus sebagai
imam yang tinggi.18
Hal ini menunjukkan bahwa guru PAK adalah seorang pengajar kebenaran. Apa yang
diajarkan sesuai dengan firman Tuhan tanpa ada kecurangan dalam perkataannya. Karena itu
guru PAK merupakan pengajar kebenaran dan juga sebagai pelaku kebenaran itu. Guru PAK
merupakan seorang yang dipilih Allah. Oleh karena itu, dalam melaksanakan tugas sebagai
pengajar tidak bersungut-sungut. Dalam ayat 6b dikatakan: "Dalam damai sejahtera dan
kejujuran ia mengikuti Aku dan banyak orang dibuatnya berbalik dari pada kesalahan."
Artinya bahwa seorang guru PAK melaksanakan tugas dengan hati yang taat pada firman-
Nya, tanpa ada unsur paksaan dari pihak lain. Tetapi dengan pengabdian yang mengasihi
Tuhan.
18
W. Ward Casque, The Pickering Bible For to Day. General Editor G. C. D. Howley. (London-Glasgow: Pickering
dan Inglis, 1980), 1051 (setiap pendapat Ward yang dikutip dalam skripsi ini dalam terjemahan penutis dari
bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia).
Dalam Matius 7:28-29 dikatakan "Dan setelah Yesus mengakhiri perkataan ini,
takjublah orang banyak itu mendengar pengajaran-Nya, sebab la mengajar mereka sebagai
orang yang berkuasa tidak seperti ahli-ahli taurat mereka." Artinya adalah Yesus sebagai guru
pendengarNya yang mau mengikuti Dia. Guru PAK adalah pengajar Firman. Oleh karena itu,
seorang guru PAK mengajar dengan otoritas, agar firman yang disampaikan dapat mengubah
hati mereka yang mendengar melalui kuasa Roh Kudus. Guru PAK dapat mengajar dengan
otoritas Tuhan apabila dia taat kepada Tuhan sama seperti Yesus taat kepada Bapa-Nya.
Dengan demikian guru PAK adalah guru yang mengajar dengan otoritas Kristus.
Efesus 4:11 36 37 Ibid., 64. 38 Otoritas Kristus adalah kuasa Mesias yang Ilahi:
(a) sebagai pelayan manusia yang dalam Diri-Nya pada jabatan nabi, imam, dan raja (b)
sebagai anak Allah turut menciptakan segala sesuatu dan berperan dalam seturuh pekerjaan
bapak(Yoh. 19 Di dalam Efesus 4:11 dikatakan, "Dan Ialah yang memberikan baik rasul-
rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun guru-guru dan pengajar-
pengajar." Kalimat ini menjelaskan bahwa guru PAK merupakan pemberian Allah yang
dianugerahkan kepada setiap orang pilihan-Nya sebagai guru. Ini berarti seorang guru PAK
bukanlah seorang yang berambisi memiliki jabatan semata, melainkan karunia Allah kepada
setiap guru yang telah Dia tetapkan. Tuhan Yesus mengajar dengan Keahlian-Nya sebagai
seorang guru umumnya diperhatikan dan dipuji oleh rakyat Yahudi; mereka dengan
sendirinya menyebut Dia "Rabbi". Ini tentu suatu gelar kehormatan, yang menyatakan betapa
Ia disegani dan dikagumi oleh-orang sebangsanya sebagai seorang pengajar yang mahir
dalam segala soal ilmu keTuhanan. Sebab Ia mengajar mereka "sebagai orang yang berkuasa,
tidak seperti ahli-ahli Taurat yang biasa mengajar mereka" (Mat 7:29).Tuhan Yesus mengajar
19
Robert. R. Boehlke, Sejarah Perkembangan Pikiran dan Praktek Pendidikan Agama Kristen I. (Jakarta: BPK.
Gummg Mulia, 2005), hlm. 61-62.
di mana saja: di atas bukit, dari dalam perahu, di sisi orang sakit, di tepi sumur, di rumah
yang sederhana dan di rumah orang kaya, di depan pembesar-pembesar agama dan
pemerintah, bahkan sampai di kayu palang sekalipun. Tuhan Yesus tidak memerlukan
sekolah atau gedung tertentu. Tiap-tiap keadaan dan pertemuan dipergunakan-Nya untuk
memberitakan Firman Allah.Tuhan Yesus dalam pengajaran-Nya tidak terikat pula pada
waktu tertentu. Siang-malam, pada setiap saat Ia bersedia menerangkan jalan keselamatan
dan Kerajaan Sorga yang telah datang itu kepada siapa saja yang ingin belajar kepada-
Nya.Yang menjadi tujuan pengajaran Tuhan Yesus itu bukanlah untuk membahas berbagai
pokok agama dan susila secara ilmiah atau secara teori saja, melainkan untuk melayani tiap
manusia yang datang kepada-Nya. Setiap orang itu dikenal-Nya, dan dipahami-Nya masalah
yang dipergumulkan orang itu.Cara mengajar-Nya sangat istimewa pula. Biasa-Nya Tuhan
Yesus tidak membentangkan sesuatu ajaran dengan menyuruh orang mempercayai itu, tetapi
Ia mendorong mereka berpikir sendiri dan menarik kesimpulannya sendiri atas apa yang telah
dijelaskan-Nya kepada mereka. Ia tak selalu mencapai hasil-Nya, karena sering kali para
pendengar-Nya mengeraskan hati, tetapi tentu Ia senantiasa menyatakan Diri sebagai seorang
Guru yang tak ada taranya, karena Ia sendiri adalah Kebenaran. Kolrasinya dalam pendidikan
sebagai pembentuk sikap, karakter, dan iman orang kristen dalam keluarga dan lembaga
pendidikan oleh karana itu keluarga dan sekolah bersama-sama bertanggung jawab dalam
tugas mengajar dan mendidik anak-anak, remaja dan kaum muda untuk mengenal Allah dan
2. Kerangka berfikir
Dengan adanya hubungan atau tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih.
(variabel y). Semakin baik pengaruh guru kepada anak didik/ siswa semakin dengan
20
Alkitab
mudah mencapai prestasi belajar siswa, seperti percapaian nilai ulangan harian yang
3. Hipotesis penelitian
Berdasarkan kerangka berpikir yang telah disebutkan diatas, maka hipotesis penelitian
HO : jika tidak ada hubungan pengaruh guru Pak terhadap prestasi belajar siswa.
H1 : jika ada hubungan pengaruh guru Pak terhadap prestasi belajar siswa.