Anda di halaman 1dari 16

PENGARUH GURU PAK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DIDALAM

BELAJAR ONLINE

BAB I

PNDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

COVID-19 atau Corona Virus Deaseases mulai mewabah di Wuhan China pada

Desember 2019. Penyebarannya semakin masif ke beberapa negara pada awal 2020 dan

masuk ke Indonesia pada Maret 2020. Pada tanggal 11 Maret 2020 WHO menetapkan wabah

ini sebagai pandemik global. Hingga saat ini, secara global korban meninggal telah mencapai

316.860 orang dan di Indonesia telah menembus hingga angka 1.192 orang (data per 18 Mei

2020). Untuk mengurangi resiko penularan virus corona, diantara langkah prefentif yang

telah diambil pemerintah adalah menghimbau agar bekerja dari rumah, work from home

(WFH), termasuk belajar dan beribadah di rumah bahkan belanja dari rumah. Langkah ini

bertujuan untuk mendukung kebijakan selanjutnya yakni social and fisical distancing. Cara

ini tentu memberi dampak langsung terhadap perekonomian bangsa, karena akan banyak

pengurangan aktivitas bekerja di luar rumah. Misalnya, berbagai pusat perbelanjaan

memutuskan untuk menutup sementara operasionalnya, sehingga pendapatan otomatis

menurun. Sejumlah hotel di daerah-daerah wisata seperti Bali, Jakarta, dan Yogyakarta

Surabaya ditutup. Pemutusan hubungan kerja (PHK) menjadi langkah efektif bagi perusahaan

untuk mengurangi kerugian perusahaan yang semakin bertambah. Dinas Tenaga Kerja,

Transmigrasi, dan Energi Provinsi (Disnakertrans) DKI Jakarta mencatat ada 3.611 pekerja

atau buruh di Ibukota yang terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Selain itu, ada sekitar

21.797 pekerja yang dirumahkan tapi tidak menerima upah (unpaid leave) CNN Indonesia
2/4/20). Kondisi ini mengharuskan pemerintah untuk mengeluarkan berbagai kebijakan,

seperti subsidi listrik, pemotongan pajak hingga mengeluarkan karu prakerja yang sempat

menimbulkan kontroverisal karena dianggap ‗proyek‘ yang hanya akan menguntungkan

pihak tertentu. Di sisi lain, pandemi COVID-19 menjadi berkah bagi bumi, seperti dilansir

Science Alert (17/3/2020) dalam Sumartiningtyas (2020) bahwa telah terjadi penurunan emisi

nitrogen dioksida, yakni emisi gas buang dari kendaraan bermotor dan asap industri, yang

turun secara drastis di langit Eropa. Para ilmuwan sangat menyakini jika hal itu merupakan

dampak penerapan lockdown yang diberlakukan di Italia. Dampak lain COVID-19 adalah

pendidikan. Di media sosial, telah beredar misalnya sejumlah lagu yang diciptakan oleh

komunitas tertentu di kalangan pelajar, yang temanya seputar ―Rindu Guru. Rupanya,

belajar di rumah dengan menggunakan fasilitas internet dengan berbagai fasilitas elektronik

lainnya tidak mampu mengganti peran guru –termasuk dosen-- sebagai pendidik,

pembimbing, dan pelatih. Hal ini tampak dari potongan lirik lagu berikut, “wahai bapak/ibu

guru, telah lama kita tak bertemu, aku ingin belajar bersama, kumerindukanmu. Walau tak

belajar di sekolah, namun kau tak merasa lelah membimbingku dan mengajariku….”.

Diantara kelemahan teknologi –guru mesin- adalah tidak memiliki rasa, bahasa dan karakter.

Namun, hanya berperan sebagai transfer of knowledge. Karena itu, peran ini harus menjadi

milik guru –sebagai pendidik—yang tidak hanya menjalankan fungsi transfer ilmu

pengetahuan (transfer of knowledge) tapi juga mampu membentuk sikap dan perilaku

(transfer of values) sebagai tugas utama guru, khususnya pada jenjang pendidikan dasar dan

menegah. Pada level implementatif hal ini tidaklah mudah. Awal pelaksanaan belajar online

di sekolah, khususnya di Banjarbaru yang asumsi penulis keadaan yang sama di berbagai

daerah, yakni pembelajaran identik dengan transfer pengetahuan an sich. Setiap hari guru

mengirim tugas baik yang ada di buku paket maupun LKS (Lembar Kerja Siswa). Pada

konteks ini maka orang tua menjadi tumpuan keberhasilan belajar online. Kebetulan pada
saat yang sama orang tua berada di rumah akibat kebijakan WFH. Informasi yang diperoleh

justru tingkat stress orang tua semakin tinggi karena setiap hari harus mendampingi putra-

putrinya belajar. Tidak selesai sampai disitu. Selanjutnya, orang tua harus mengirim hasil

belajar ‗tugas‘ dengan beberapa ketentuan yang sangat ‗berbau‘ teknologi yang tidak semua

orang tua mengerti. Di tingkat perguruan tinggi, perbincangan terkait belajar online menjadi

hangat. Kelompok pertama mengatakan pentingnya pembelajaran dengan menggunakan

teknologi, bahkan ada dosen yang sempat melakukan pooling kepada mahasisiwa tentang

responsnya terhadap pembelajaran online atau daring. Hasilnya lebih dari 50% (60%-80%)

mengatakan bahwa belajar online sangat menyenangkan dan sangat membantu dalam belajar

di tengah pandemik COVID-19. Kelompok kedua berbeda lagi, menyatakan bahwa peran

guru –termasuk dosen—tidak dapat digantikan dengan teknologi, secanggih apapun itu plus

teknologi –guru mesin—tidak memiliki rasa, bahasa dan karakter. Tentu ini merupakan

perdebatan yang menarik ketika pada saat yang sama semua orang melaksanakan belajar

secara daring. Sikap kelompok ketiga cukup moderat, bahwa teknologi hanya membantu

proses pembelajaran agar lebih menarik dan efektif sehingga peserta didik tidak bosan.

Bukan mengganti peran guru dan dosen 100%. Berbeda dengan beberapa profesi lain, seperti

karyawan bank. Saat ini, transaksi baik setor maupun tarik serta transfer dapat dilakukan

melalui ATM bahkan dapat dilakukan di rumah bagi mereka yang telah memiliki aplikasi e-

banking. Pendapat ketiga mendukung model pembelajaran yang sedang dikembangkan saat

ini, yakni “Blended Learning Models”. Blended Learning Models adalah suatu cara dalam

proses belajar mengajar yang menggabungkan, mengkombinasikan dan memadukan sistem

pembelajaran tatap muka dengan sistem digital (Driscoll, 2002; Graham, 2005)1. Melek

(literasi) teknologi sudah seharusnya dimiliki tenaga pendidik setelah membaca, menulis dan

berhitung (Eggen dan Kauchak, 2012: 27)2 khususnya di abad 21 ini (Sari, 2014). Model ini
1
Discoll, M. 2002.Blended Learning: Let’s Get Beyond the Hype.
2
Eggen. Paul., dan Kauchak, Don. 2012. Strategi dan Model Pembelajaran: Mengajarkan Konten dan Keterampilan Berpikir.
Edisi 6. Jakarta: Indeks.
dalam praktiknya bisa dalam berbentuk tatap muka, live e-learning dan tugas mandiri

(Valiathan, 2002). Pembelajaran ini berbeda dengan E-Learning yang keseluruhannya

memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran melalui fasilitas internet sehingga tidak

diperlukan tatap muka. Di tengah COVID-19 tentu tidak mungkin menerapkan Blended

Learning Models yang utuh, namun setidaknya live e-learning melalui berbagai platform

yang tersedia seperti zoom, google meet, google classroom adalah media yang dapat

dioptimalkan. Melalui media itu, dosen dapat mentransfer pengetahuan dan keterampilan.

Bagaimana dengan membangun karakter? Dapat melalui disiplin waktu dalam memulai dan

mengkahiri pertemuan kelas daring, disiplin waktu batas waktu upload tugas, kemandirian

melalui tugas individu, kerjasama melalui tugas kelompok dan etika dalam berbicara atau

menulis saat live elearning berlangsung. Peran guru sebagai pendidik tidak tergantikan oleh

mesin (teknologi). Kemampuan guru menyentuh pada aspek rasa, bahasa dan pembentuk

karakter menjadikan kehadirannya selalu ditunggu oleh peserta didik, kapan dan dimanapun.

Teknologi diciptakan untuk memudahkan pekerjaan manusia, termasuk dalam proses belajar.

Perpaduan kedua hal ini merupakan solusi yang tepat dalam belajar di era dan dan khususnya

pascaCOVID-19. Virus corona menjadi topik terhangat sejak dua pekan terakhir Januari

2020. Virus ini mendadak menjadi teror mengerikan bagi masyarakat dunia, terutama setelah

merenggut nyawa ratusan orang hanya dalam waktu dua pekan. Satu hal yang paling

mengkhawatirkan adalah virus ini terus mencari mangsa, sementara obatnya hingga saat ini

belum ditemukan. Virus corona jenis baru mulai menjadi perhatian masyarakat dunia setelah

pada 20 Januari 2020, otoritas kesehatan di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok,

mengatakan tiga orang tewas di Wuhan setelah menderita pneumonia yang disebabkan virus

tersebut.Kasus COVID-19 di Indonesia diawali dari sebuah pesta dansa di Klub Paloma &

Amigos, Jakarta. Peserta acara tersebut bukan hanya warga negara Indonesia saja, tetapi juga

multinasional, termasuk warga Jepang yang menetap di Malaysia. Berikut kronologi virus
corona yang muncul di Depok, Jawa Barat, Indonesia. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

kemudian mulai menerapkan sejumlah kebijakan terkait penanganan virus corona di

wilayahnya. Hal itu dilakukan dengan menutup sejumlah tempat wisata, meniadakan kegiatan

belajar mengajar di sekolah, sampai akhirnya diterapkan pembatasan sosial berskala besar

(PSBB). Berikut kilas balik apa saja yang terjadi di Jakarta sejak diumumkannya kasus positif

Covid-19 di Indonesia awal Maret lalu hingga saat ini. 3Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan Nasional terus berkomitmen mengikutsertakan siswa-siswa terbaik bangsa untuk

mengikuti ajang Olimpiade Internasional.Kompetisi ini dinilai sangat strategis menemukan

bakatbakat terpendam di seluruh lapisan masyarakat. Selain itu, olimpiade juga mampu

menumbuhkan jiwa kompetisi dalam diri bangsa Indonesia untuk bersaing di dunia

internasional. Ajang ini bahkan menjadi sarana mengkomunikasikan Indonesia pada negara

lain.Pendidikan kita masih sekedar menghasilkan generasi yang bermerek “instant” saja

tujuan pendidikan sebagaimana termasuk dalam undang-undang (UUD dan UU sisdiknas),

yaitu mengembangkan potensi manusia yang berdasarkan keimanan, akhlak mulia, dan

bertanggung jawab pun tampaknya bagi sapan jempol belaka.4 Dalam Undang-undang pasal

1 pendidikan adalah usaha sadar untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya kekuatan spiritual

keagamaan, pengendali diri,kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

diperlukan dirinya, masyarakat, dan negara.5Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional dijelaskan bahwa:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana


belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

3
Kompas.com - 17/03/2020. CNN Indonesia.
4
Bunga rampai pendidikan,
5
Visimedia, undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional dan undang-undang
nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen,(ciganjur-jagakarsa jakarta selatan,juni 2007, mei 2008) hlm,
B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan dari latar belakang masalah diatas pengaruh guru untuk meningkatkan

prestasi siswa yaitu dengan ideal yang harus dilakukan siswa:

Ideal:

1. Rajin

2. Jujur

3. Pintar

4. Serius dalam belajar

5. Sopan terhadap guru dan sesama

6. Rapi dalam berpakainan Sekolah

7. Mengirim tugas tepat waktu

8. Masuk tepat waktu

9. Kreatif

Fakta:

1. Malas

2. Tidak Jujur

3. Kurang cerdas

4. Tidak Serius dalam belajar

5. Tidak rapi dalam berpakaian sekolah

6. Terlambat mengirim tugas/tidak tepat waktu

7. Sopan terhadap guru

8. Masuk terlambat/ tidak tepat waktu

9. Tidak kreatif

C. Batasan Masalah
Dari latar belakang masalah dan identifikasi masalah yang telah diberikan penulis

maka peneliti membatasi masalah yang diteliti dengan tujuan yang diteliti.

D. Rumusan Masalah

Menyimak dari apa yang telah di paparkan dari latar belakang diatas, agar penelitian

lebih terarah membuat penulis dalam membuat rumusan masalah

Apakah guru mampu membuat prestasi siswa lebih baik?

E. Tujuan Penelitian

Lebih mengacu pada rumusan masalah di atas maka tujuan dari pada penelitian ini

adalah untuk mengetahui prestasi siswa tersebut.

F. Manfaat Penelitian

1. Akademik

Diharapkan Hasil penelitian ini dapat menjadi kajian yang berguna

dalam memperkaya pemahaman serta pemikiran terkait dengan Pengaruh guru

terhadap Prestasi belajar siswa untuk dijadikan referensi bagi siapa saja yang

membacanya.

2. Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai

refrensi atau rujukan tentang kesimpulan dari Pengaruh guru terhadap Prestasi

belajar siswa bagi yang membacanya.

BAB II
LANDASAN TEORI, LANDASA TEOLOGI, KERANGKA BERPIKIR DAN

RUMUSAN HIPOTESIS

A. Landasan Teori

1. Prestasi belajar

a. Pengertian prestasi belajar

Belajar merupakan suatu proses internal yang kompleks, yang terlibat

dalam proses internal adalah yang meliputi unsur efektif berkaitan dengan

sikap, nilai-nilai, interes, apresiasi, dan penyesuaian sosial. 6 Prestasi belajar

adalah sebuah kalimat yang terdiri dari dua kata, yakni: “prestasi” dan

“belajar”, yang mempunyai arti berbeda. Prestasi adalah suatu kegiatan

yang telah dikerjakan, diciptakan baik secara individual atau kelompok. 7

Beberapa prinsip dalam belajar yaitu: pertama, belajar berarti mencari

makna. Makna diciptakan oleh siswa dari apa yang mereka lihat, dengar,

rasakan dan alami. Kedua, kontruksi makna adalah proses yang terus

menerus. Ketiga, belajar bukanlah kegiatan mengumpulkan fakta, tetapi

merupakan mengembangkan pikiran dengan memberi pengertian yang baru.

Belajar bukanlah hasil perkrmbangan tetapi pengembangan itu sendiri.

Keempat, hasil belajar di pengaruhi oleh pengalaman subjek belajar dengan

dunia fisik dan lingkungannya. Kelima, hasil belajar seseorang tergantung

pada apa yang telah diketahui, siswa belajar, tujuan dan motivasi yang

mempengaruhi proses interaksi dengan bahan yang sedang di pelajarin.8

6
Dimyati dan mudjiono, belajar dan pembelajaran, jakarta: Rincka cipta 2002, hlm.18
7
Depertemen pendidikan dan kebudayaan, kamus besar bahasa indonesia, (balai pustaka,2006), cet ke-XIII,
787
8
Sardiman A.M, interaksi dan motivasi belajar mengajar, jakarta : rajawali pers, 2011, hlm.38
Menurut kamus besar bahasa indonesia (kbbi) prestasi belajar penguasaan

pengetahuan atau keterampilan yang di kembangkan melalui mata pelajaran,

lazimnya ditujukkan dengan nilai tes atau nilai yang diberikan oleh guru.9

Menurut ws winkel prestasi belajar adalah keberhasilan usaha yang di

capai seseorang setelah memperoleh pengalaman belajar atau mempelajari

sesuatu.10

Menurut hamalik berpendapat bahwa prestasi belajar siswa adalah

perubahan sikap dan tingkah laku setelah menerima pelajaran atau setelah

mempelajari sesuatu.11

Sedangkan belajar menurut slameto, dalam bukunya belajar dan faktor-

faktor yang mempengaruhinya bahwa belajar ialah “suatu usaha yang

dilakukan seseorang untuk melakuakan suatu perubahan tingkah laku yang

baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam

interaksi dengan lingkungannya.12

Jadi prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh siswa yang selama

berlangsung proses belajar mengajar dalam jangka waktu terntentu

umumnya prestasi belajar dalam sekolah berbentuk pernilaian (angka) yang

diberi guru kepada siswa.

Prestasi belajar bidang pendidikan adalah hasil dari pengukuran terhadap

peserta didik yang meliputi faktor kognitif, afektif, dan psikomotorik setelah

mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan menggunakan instrumen

tes atau instrumen yang relevan. Prestasi belajar adalah penilaian pendidikan

tentang kemajuan siswa dalam segala hal yang dipelajari di sekolah yang

9
https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/prestasi%20belajar
10
Winkel, ws 1987.bimbingan dan konseling di institusi pendidikan. Jakrata: gremedia.
11
Hamalik oemar. 2001 proses belajar mengajar. Bandung : bumi aksara.
12
Slameto, belajar dan faktor-faktornya, 2003, 18-19
menyangkut pengetahuan atau ketrampilan yang dinyatakan sesudah hasil

penelitian.13

b. Macam-macam prestasi belajar

Pemaknaan menyeluruh prestasi belajar bukan hanya merupakan hasil

intelektual saja, melainkan harus meliputi tiga aspek yang dimiliki siswa yaitu

aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotorik.

Menurut Bloom dkk yang dikutip oleh Oemar Hamalik,

mengkategorikan prestasi belajar kedalam tiga ranah, yaitu:

1. Ranah kognitif, meliputi kemampuan pengetahuan, pemahaman,

penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi.

2. Ranah afektif, meliputi prilaku penerimaan, sambutan, penilaian,

organisasi dan karakterisasi.

3. Ranah psikomotorik meliputi kemampuan motorik berupa persepsi,

kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan kompleks,

penyesuaian pola gerakan dan kreativitas.14

Penelitia ini hanya fokus pada prestasi belajar siswa ranah kongnitif

saja.

c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

1. Prestasi belajar dapat dicapai peserta didik melalui usaha-usaha

sebagai perubahan tingkah laku yang meliputi ranah kognitif,

afektif dan psikomotorik, sehingga tujuan yang telah

ditetapkan tercapai secara optimal. Prestasi belajar yang

diperoleh peserta didik tidak sama karena ada beberapa faktor

yang mempengaruhi keberhasilannya dalam proses belajar.

13
Syaiful Bakhri Djamarah, Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru (Surabaya: Usaha Nasional, 1994), hlm. 24.
14
Oemar Hamalik, Psikologi Belajar Dan Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2009), hlm.78.
Slameto berpendapat bahwa, faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu faktor intern

dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang

sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar individu.15

1. Faktor yang tergolong internal, adalah:

a. Faktor jasmaniah (fisiologi) baik yang bersifat bawaan

maupun yang diperoleh. Yang termasuk faktor ini

misalnya penglihatan, pendengaran, struktur tubuh.

b. Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun

yang diperoleh dari faktor intelektif dan non-intelektif.

c. Faktor kematangan fisik maupun psikis.

2. Faktor yang tergolong eksternal, adalah:

a. Faktor sosial yang terdiri atas lingkungan keluarga,

sekolah, masyarakat dan kelompok.

b. Faktor budaya seperti adat-istiadat, ilmu pengetahuan,

teknologi, dan kesenian.

c. Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, belajar

dan iklim.

d. Faktor lingkungan spiritual atau keamanan.

B. Landasan Teologis

a. Pendidikan menurut Perjanjian Lama

Ulangan 6:4-9 menyerukan kepada Israel bahwa Tuhan itu Allah kita, Tuhan itu Esa.

Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan

15
Slameto, Belajar & Faktor-faktor…, hlm. 54.
Ibid
Ibid.
segenap kekuatanmu, serta perintah kepada orangtua dalam mengajar anak-anak mereka

kepada firman Tuhan. Dalam Ulangan 6:7 menjelaskan bahwa guru mengajarkan anak secara

berulang-ulang, membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang

dalam perjalanan, apabila engkau berbaring, dan apabila engkau bangun. Ini berarti, guru

diharapkan gigih dan tanpa mengenal lelah dalam mengajar anak, karena pengajaran PAK

tidak terbatas waktunya, kapan dan dimanapun berada. "Mengajarkan berulang-ulang" secara

harafiah berarti "meruncingkannya", "mempertajamnya" guru dianjurkan supaya berusaha

sekuat tenaga, dan dengan memakai segala keahlian yang ada supaya penyataan kehendak

Allah dihayati oleh generasi mendatang. Artinya adalah guru sekreatif mungkin

menggunakan segala potensi atau talenta yang ada untuk mengajar peserta didik. Tujuannya

agar peserta didik memahami serta dapat menerapkan firman Tuhan dalam kehidupan

mereka.16

Yehezkiel 33:7-8 menjelaskan tentang tugas Yehezkiel sebagai pengajar. Dia

merupakan guru PAK bagi umat Israel. Tugasnya merupakan sebagai penjaga dan pemberita

firman Tuhan. Dalam ayat 7 dikatakan, "Aku menetapkan engkau menjadi penjaga bagi kaum

Israel. Bilamana engkau mendengar suara firman dari pada-Ku, peringatkanlah mereka demi

nama-Ku." Teks ini dengan jelas mengatakan bahwa guru PAK adalah seorang yang

ditetapkan Allah dengan kata lain dia dipilih Allah sebagai pengajar firman bagi umat-Nya.

Dengan demikian, membutuhkan kesungguhan kepada para pengajar Allah. 17 Supaya mampu

melaksanakan tugas yang berat dalam menjaga dan mengajar umat Tuhan. Di dalam ayat 8

dikatakan "Aku akan menuntut pertanggungan jawab atas nyawanya dari padamu." Jelas

bahwa Tuhan menuntut pertanggungan jawab terhadap perintah yang di lakukan kepada

16
I. J. Cains, Tafsiran Alkitab Kitan UIangan 1-11., (Jakarta: BPK Gunung Multa, 1997), 134-135.
17
4 Charles F. Pfeiffer and Everett F. Harisson, The Wycliffe Bible Commentary Old Testament. (Cichago: Moody
Press, 1981), 750 (setiap pendapat Pfeiffer dan Harisson yang dikutip dari skripsi ini adalah terjemahan penulis
dari bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia).
umat-Nya. Dengan demikian seorang guru PAK adalah seorang yang bertanggungjawab

penuh dalam melaksanakan tugas panggilan ini.

Maleakhi 2:6 Guru PAK adalah pengajar kebenaran. Kebenaran yang dimaksud

adalah firman Tuhan. Dalam ayat 6 dikatakan: "Pengajaran yang benar ada dalam mulutnya

dan kecurangan tidak terdapat pada bibirnya, Dalam damai sejahtera dan kejujuran ia

mengikuti Aku dan banyak orang dibuatnya berbalik dari kesalahan." Dalam The Pickering

Bible Commentary for to Day dikatakan bahwa sikap seorang pengajar adalah:

Pertama, dia takut Tuhan, berdiri dan berpegang pada nama-Nya. Kedua,
pengajaran yang benar keluar dari mulutnya; mengajar firman dengan tepat dan benar
(Torat) NBD 'law’ ; DBT law’ . Ketiga, tidak terdapat kecurangan dalam
perkataannya. Keempat,''. dia berjalan bersama Allah dalam damai dan kejujuran yang
terus menerus, hubungan yang erat dengan Tuhan, menikmatinya, dan taat pad janji
Tuhan. Kelima, mengajar orang banyak berbalik dari kesalahan, membawa kepada
kebenaran, kepada iman dan pengetahuan akan panggilan Yesus Kristus sebagai
imam yang tinggi.18
Hal ini menunjukkan bahwa guru PAK adalah seorang pengajar kebenaran. Apa yang

diajarkan sesuai dengan firman Tuhan tanpa ada kecurangan dalam perkataannya. Karena itu

guru PAK merupakan pengajar kebenaran dan juga sebagai pelaku kebenaran itu. Guru PAK

merupakan seorang yang dipilih Allah. Oleh karena itu, dalam melaksanakan tugas sebagai

pengajar tidak bersungut-sungut. Dalam ayat 6b dikatakan: "Dalam damai sejahtera dan

kejujuran ia mengikuti Aku dan banyak orang dibuatnya berbalik dari pada kesalahan."

Artinya bahwa seorang guru PAK melaksanakan tugas dengan hati yang taat pada firman-

Nya, tanpa ada unsur paksaan dari pihak lain. Tetapi dengan pengabdian yang mengasihi

Tuhan.

b. Pendidikan Menurut Perjanjian Baru

18
W. Ward Casque, The Pickering Bible For to Day. General Editor G. C. D. Howley. (London-Glasgow: Pickering
dan Inglis, 1980), 1051 (setiap pendapat Ward yang dikutip dalam skripsi ini dalam terjemahan penutis dari
bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia).
Dalam Matius 7:28-29 dikatakan "Dan setelah Yesus mengakhiri perkataan ini,

takjublah orang banyak itu mendengar pengajaran-Nya, sebab la mengajar mereka sebagai

orang yang berkuasa tidak seperti ahli-ahli taurat mereka." Artinya adalah Yesus sebagai guru

mengajar, dengan otoritas-Nya.19 Otoritas Kristus menggugah dan mengubah hati

pendengarNya yang mau mengikuti Dia. Guru PAK adalah pengajar Firman. Oleh karena itu,

seorang guru PAK mengajar dengan otoritas, agar firman yang disampaikan dapat mengubah

hati mereka yang mendengar melalui kuasa Roh Kudus. Guru PAK dapat mengajar dengan

otoritas Tuhan apabila dia taat kepada Tuhan sama seperti Yesus taat kepada Bapa-Nya.

Dengan demikian guru PAK adalah guru yang mengajar dengan otoritas Kristus.

Efesus 4:11 36 37 Ibid., 64. 38 Otoritas Kristus adalah kuasa Mesias yang Ilahi:

Manusia-Allah, yang melakukan kehendak bapak-Nya dalam kedudukan-Nya yang rangkap

(a) sebagai pelayan manusia yang dalam Diri-Nya pada jabatan nabi, imam, dan raja (b)

sebagai anak Allah turut menciptakan segala sesuatu dan berperan dalam seturuh pekerjaan

bapak(Yoh. 19 Di dalam Efesus 4:11 dikatakan, "Dan Ialah yang memberikan baik rasul-

rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun guru-guru dan pengajar-

pengajar." Kalimat ini menjelaskan bahwa guru PAK merupakan pemberian Allah yang

dianugerahkan kepada setiap orang pilihan-Nya sebagai guru. Ini berarti seorang guru PAK

bukanlah seorang yang berambisi memiliki jabatan semata, melainkan karunia Allah kepada

setiap guru yang telah Dia tetapkan. Tuhan Yesus mengajar dengan  Keahlian-Nya sebagai

seorang guru umumnya diperhatikan dan dipuji oleh rakyat Yahudi; mereka dengan

sendirinya menyebut Dia "Rabbi". Ini tentu suatu gelar kehormatan, yang menyatakan betapa

Ia disegani dan dikagumi oleh-orang sebangsanya sebagai seorang pengajar yang mahir

dalam segala soal ilmu keTuhanan. Sebab Ia mengajar mereka "sebagai orang yang berkuasa,

tidak seperti ahli-ahli Taurat yang biasa mengajar mereka" (Mat 7:29).Tuhan Yesus mengajar
19
Robert. R. Boehlke, Sejarah Perkembangan Pikiran dan Praktek Pendidikan Agama Kristen I. (Jakarta: BPK.
Gummg Mulia, 2005), hlm. 61-62.
di mana saja: di atas bukit, dari dalam perahu, di sisi orang sakit, di tepi sumur, di rumah

yang sederhana dan di rumah orang kaya, di depan pembesar-pembesar agama dan

pemerintah, bahkan sampai di kayu palang sekalipun. Tuhan Yesus tidak memerlukan

sekolah atau gedung tertentu. Tiap-tiap keadaan dan pertemuan dipergunakan-Nya untuk

memberitakan Firman Allah.Tuhan Yesus dalam pengajaran-Nya tidak terikat pula pada

waktu tertentu. Siang-malam, pada setiap saat Ia bersedia menerangkan jalan keselamatan

dan Kerajaan Sorga yang telah datang itu kepada siapa saja yang ingin belajar kepada-

Nya.Yang menjadi tujuan pengajaran Tuhan Yesus itu bukanlah untuk membahas berbagai

pokok agama dan susila secara ilmiah atau secara teori saja, melainkan untuk melayani tiap

manusia yang datang kepada-Nya. Setiap orang itu dikenal-Nya, dan dipahami-Nya masalah

yang dipergumulkan orang itu.Cara mengajar-Nya sangat istimewa pula. Biasa-Nya Tuhan

Yesus tidak membentangkan sesuatu ajaran dengan menyuruh orang mempercayai itu, tetapi

Ia mendorong mereka berpikir sendiri dan menarik kesimpulannya sendiri atas apa yang telah

dijelaskan-Nya kepada mereka. Ia tak selalu mencapai hasil-Nya, karena sering kali para

pendengar-Nya mengeraskan hati, tetapi tentu Ia senantiasa menyatakan Diri sebagai seorang

Guru yang tak ada taranya, karena Ia sendiri adalah Kebenaran. Kolrasinya dalam pendidikan

sebagai pembentuk sikap, karakter, dan iman orang kristen dalam keluarga dan lembaga

pendidikan oleh karana itu keluarga dan sekolah bersama-sama bertanggung jawab dalam

tugas mengajar dan mendidik anak-anak, remaja dan kaum muda untuk mengenal Allah dan

mewujudkan ajaran itu dalam kehidupan sehari-hari.20

2. Kerangka berfikir

Dengan adanya hubungan atau tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih.

Pengaruh guru (variabel x) mempunyai peranan terhadap prestasi belajar siswa

(variabel y). Semakin baik pengaruh guru kepada anak didik/ siswa semakin dengan

20
Alkitab
mudah mencapai prestasi belajar siswa, seperti percapaian nilai ulangan harian yang

maksimal, yaitu diatas KKM.

PENGARUH GURU PAK PRESTASI BELAJAR SISWA

3. Hipotesis penelitian

Berdasarkan kerangka berpikir yang telah disebutkan diatas, maka hipotesis penelitian

ini dapat disusun sebagai berikut :

HO : jika tidak ada hubungan pengaruh guru Pak terhadap prestasi belajar siswa.

H1 : jika ada hubungan pengaruh guru Pak terhadap prestasi belajar siswa.

Anda mungkin juga menyukai