Disusun Oleh :
KOKO KOLIFAH
Prodi : PAI
Puji syukur Kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya Kami dapat menyelesaikan makalah
tentang Kesadaran Pendidikan Peserta Didik.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di
dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab
itu, Kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang
telah Kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi Kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya Kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan. Terimakasih.
Artinya :
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah
sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati
melainkan dalam keadaan beragama Islam. (QS. 3:102). Dan
berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan
1
4
5
Artinya:
Bacalah dengan (menyebut) nama rabbmu, yang menciptakan(1)
Yang Mengajarkan (manusia) dengan perantara kalam, Dia
mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya3[3]
3[3]Erwati Aziz, Prinsip prinsip Pendidikan Islam, Solo: PT Tiga Serangkai Pustaka
Mandiri, 2003, hlm 30
Sehingga dapat di tarik kesimpulan bahwa guru merupakan
seseorang yang diutus oleh Allah SWT untuk mendelegasikan tugas
mengajarkan ilmu ilmu pengetahuan yang diberikan oleh Allah
SWT.
2.1.2 Tugas seorang guru / pendidik
Seorang guru memiliki peranan dan tugas yang sangat penting di
dalam suatu proses pendidikan, selain harus mengajar dan mendidik
peserta didik guru juga harus menunjukkan kewibawaannya kepada
peserta didiknya karena guru tidak hanya dijadikan contoh ketika
berada didalam ruang, tetapi segala yang dilakukan guru diluar itu
merupakan gambaran dari kewibawaan dan ilmu yang di miliki
seorang guru. Sehingga, menjadi seorang guru harus memiliki
kesadaran terhadap posisi di dalam lingkup pendidikan maupun
masyarakat karena pada umumnya guru selalu dijadikan sorotan
dalam lingkup manapun4[4].
4[4]S. Nasution, Sosiologi Pendidikan. Cetakan II, Jakarta: Bumi Aksara, 1999, hlm. 91
5[5] Bukhari Umar, Hadits Tarbawi Pendidikan dalam Perspektif Islam, Jakarta: Amzah,
2012
Menjadi seorang pendidik bukan berarti ia harus merasa paling mampu
menguasai ilmu ilmu yang ia ajarkan kepada peserta didiknya. Maka
menjadi seorang pendidik harus rendah hati mengingat ia hanyalah
perantara dan bukan pemilik ilmu yang tengah ia ajarkan.
3. Memperhatikan keadaan peserta didik
Seorang peserta didik harus mampu memahami bagaimana kondisi
peserta didik baik secara psikis maupun secara fisik. Seorang peserta
didik tidak di perkenankan memberikan pendidikan melebihi batas
kemampuan peserta didik.
4. Berlaku dan berkata jujur
Menjadi seorang pendidik harusnya memiliki sifat jujur. Ketika seorang
pendidik itu tidak boleh mengada ada ketika ia tidak mengetahui
mengenai suatu hal hanya untuk menjaga gengsi keilmuan sehingga hal
itu akan menyesatkan peserta didik. Menjadi seorang pendidik haruslah
mau mengakui dan mengatakan ketika ia tidak mengetahui tentang
suatu hal.
5. Pendidik harus adil
Seorang pendidik harus mampu bersikap adil kepada para peserta
didiknya dengan cara mampu memahami keadaan individu peserta
didik sesuai dengan bagaimana kemampuannya. Sehingga kegiatan
pembelajaran dapat berjalan dengan baik. Selain itu, seorang pendidik
yang adil akan lebih disukai oleh peserta didik.
6. Pendidik harus berniat ikhlas
Seorang pendidik seharusnya menyampaikan ilmu dengan hanya
mengharapkan keridhaan Allah SWT. Tidak menjadikan imbalan
seperti gaji sebagai tujuan utama dalam mengajar. Menanamkan pada
diri masing masing pendidik untuk mengerti bahwa menjadi seorang
pendidik bukanlah sekedar profesi tetapi merupakan suatu tanggung
jawab untuk menyebarkan ilmu ilmu Allah SWT sehingga ilmu yang
disalurkan kepada.
2.3 Kompetensi yang harus di miliki seorang guru
Ada beberapa kompetensi yang harus di miliki oleh seorang guru dalam
mendidik, yaitu sesuai dengan UU pasal 8 No. 14 th 2005 tentang pendidikan
nasional bahwa seorang pendidik / guru harus memiliki kompetensi sosial,
kepribadian, profesional dan pedagogik guna meningkatkan kualitas dan
martabat pendidikan nasional6[6]. Dari ke empat kompetensi tersebut dapat di
diskripsikan sebagai berikut:
1. Sosial
Dalam kompetensi ini seorang guru diharapkan dapat menjadi pemicu
semangat peserta didik dengan memberikan pengajaran tentang
berbahasa dan tetap memegang norma norma dalam bergaul baik di
ligkungan sekolah maupun di luar lingkungan sekolah.
2. Kepribadian
Seorang guru harus memiliki kepribadian yang berwibawa dan mampu
membawa diri, karena guru merupakan sorotan dan panutan dari peserta
didiknya.
3. Profesional
Dalam kompetensi ini seorang guru harus mampu menguasai situasi
ketika mengajar dan tidak, selain itu guru juga harus menguasai materi
dan juga memiliki intepretasi yang tinggi sehingga kegiatan belajar
mangejar dapat berlangsung dengan baik.
4. Pedagogik
Guru harus memberikan pemahaman kepada peserta didiknya dengan
cara mengaktualisasikan wawasan yang ia miliki kedalam pengajaran
yang dialogis. Mampu memanfaatkan teknologi, mengembangkan
kurikulum dan juga mengevaluasi pembelajaran.
(yang telah Al-Quran (kepada Yang telah Allah yang Maha
menciptakan) siapa saja yang mengajarkan Penyayang
dikehendaki)
kemampuan Dia Manusia
menjelaskan (Al- mengajarkannya
Quran) (Manusia itu)
7[7]Arif Fakhirudin,Siti Iramah,Al-Quran Tafsir Per Kata Tajwid Kode Angka Al-Hidayah,
Banten: PT.Kalim
Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dan Abusy Syaikh di dalam
Kitab al-Azhamah, yang bersumber dari Atha. Diriwayatkan pula oleh
Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari Ibnu Syaudzab, dan diterangkan
bahwa ayat ini (ar-Rahman: 46) turun berkenaan degan Abu Bakar ash-
Shidiq. Bahwa suatu hari Abu Bakr ash-Shidiq menerangkan hal kiamat,
timbangan, syurga, dan neraka. Kemudian dia menambahkan bahwa
dirinya ingin menjadi rerumputan yang dimakan binatang, dan tidak
diciptakan Allah (sebagai manusia). Ayat ini (ar-Rahman: 46) turun
sebagai kabar gembira bagi orang yang takut menghadapi peradilan
Allah, dan karenanya mempersiapkan diri dengan melaksanakan segala
perintah-Nya8[8].
Dalam Ayat dari surah Ar Rahman tersebut Arti kata Al
bayyan tersebut adalah bicara karena siyaq dalam pengajaran Al
Quran oleh Allah Taala adalah membacanya.Dan hal itu berjalan
dengan pengucapan artikulasi, serta memudahkan keluarnya huruf secara
jelas melalui jalan jalannya masing masing dari kerongkongan, lidah
maupun kedua bibir sesuai dengan keragaman artikulasi dan jenis
hurufnya9[9].
Seperti yang sudah di jelaskan dalam surah Ar Rahman tersebut
bahwa Allah SWT telah memberikan isyarat agar manusia itu mau
mengajarkan sesuatu kepada sesamanya.Seperti yang ditunjukkan pada
ayat ke 4 tersebut bahwa Allah mengajarkan manusia itu pandai
berbicara.Sehingga dapat dikatakan bahwa Allah memberikan tanggung
jawab kepada manusia untuk melakukan tugas khalifah yaitu menjaga,
dan menyebarkan ilmu Allah Taala.
6 ,
5
Artinya: Yang diajarkan kepadanya oleh (Jibril) yang sangat kuat. Yang
mempunyai akal yang cerdas; dan (Jibril itu) Menampakkan diri dengan
rupa yang asli.
Arti Perkata.
maka (Jibril) keteguhan Yang Kuat (Jibril) Mengajarkan
menampakkan mempu (perkasa) yang kepadanya
dalam rupa nyai sangat
asli
Tafsir dari ayat tersebut yaitu sebagai berikut; Dalam ayat ini,
selanjutnya Allah SWT menerangkan bahwa Nabi Nabi Muhammad Saw
(kawan mereka itu ) diajari oleh Jibril As. Jibril itu sangatlah kuatnya, baik
ilmunya maupun amalnya.
Dalam firman Allah SWT SWT dijelaskan :
10[10]Fakhrudin arif. Iramah Siti,Al-Quran Tafsir Per Kata Tajwid Kode Angka Al-
Hidayah, Banten: PT.Kalim
19,
20,
21
3.2 Saran
Adapun saran yang dapat kami sampaikan, setelah kami mengkaji tentang
perkembangan nilai moral dan sikap pada masa remaja adalah:
1. orang tua di dalam rumah harus bertanggung jawab untuk mendidika
moral anaknya
2. guru di sekolah juga bertanggungjawab untuk mendidik moral anak
didiknya, tidak hanya sekedar pintar dalam keilmuan tetapi harius pentar
dalam bertindak dan bersikap (berakhlak).
3. masyarakat harus ikut serta mencegah anak yang amoral dan mendukung
anak yang bermoral.
Upaya pengembangan nilai, moral dan sikap diharapkan dapat menjadikan
seseorang menjadi individu yang diharapkan yakni melalui penciptaan
komunikasi serta penciptaan iklim lingkungan yang serasi.
DAFTAR PUSTAKA
Aziz Erwati. 2003. Prinsip - prinsip Pendidikan Islam. (Solo: PT Tiga Serangkai
Pustaka Mandiri)
Fakhrudin arif. Iramah Siti.Al-Quran Tafsir Per Kata Tajwid Kode Angka Al-
Hidayah.(Banten: PT.Kalim)
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).2008 (ebook)
Nasution S. 1999. Sosiologi Pendidikan cetakan III.(Jakarta: Bumi Aksara)
Pemerhati Guru.2013.Kompetensi Yang Harus Dimiliki
Guru.(http://panduanguru.com/kompetensi-yang-harus-dimiliki-guru/). Diakses
Pada Tanggal 4 Oktober 2014
Shaleh dkk.2013.Asbabun Nuzul Surah Ar
Rahman.(https://alquranmulia.wordpress.com/2013/01/15/asbabun-nuzul-surah-
ar-rahman/), Diakses pada tanggal 5 Oktober 2014
Syaiful Bahri Djamarah. 2002. Psikologi Belajar. (Jakarta: Rineka Cipta)
Tafsir Ibnu Katsir (ebook)
Umar, Bukhari. Hadis Tarbawi Pendidikan dalam Prespektif Hadis. Jakarta.
Amzah.2012