Anda di halaman 1dari 65

MOTTO

     


     
‫ (التوبة‬     
)١٠٥:

Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, Maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-
orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan
kepada (Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu
diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan. (Q.S. At-Taubah:
105)1

1
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, Jakarta: Al-Fatah, 2014, hal. 203
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Agama Islam sangat memperhatikan masalah pendidikan, dan

apabila diperhatikan ayat yang pertama kali diturunkan oleh Allah kepada

Nabi Muhammad, maka dapat dipahami bahwa Allah memerintahkan

hambanya untuk belajar membaca dan menuulis dan belajar ilmu

pengetahuan, sebagaimana Firman Allah dalam Surat Al-‘Alaq ayat 1-5 :

       


       
      

) ٥-١ :‫( العلق‬

Bacalah dengan nama Tuhanmu yang telah menciptakan. Dia telah


menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah Tuhanmu yang Maha
Pemurah. Yang mengajar manusia dengan perantaraan kalam. Dia
mengajarkan kepada apa yang tidak ketahui. (Q.S. Al-‘Alaq [96]: 1-5).2

Dari ayat di atas dapat dipahami bahwa ayat yang pertama kali

diturunkan, adalah perintah menuntut ilmu/masalah pendidikan. Secara

sederhana, pendidikan Islam dapat diartikan sebagai sistem yang

memungkinkan seseorang (peserta didik) dapat mengarahkan kehidupannya

sesuai dengan ideologi Islam.3

Salah satu tujuan pembangunan nasional di bidang pendidikan adalah

untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia

2
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, Semarang: Asy Syifa, 2014,
hal. 597
3
Ali Rasyidin, dkk, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Ciputat Press, 2005, hal. 32
Indonesia dalam mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur. Hal

ini sejalan dengan rumusan tujuan pendidikan nasional yang tercantum

dalam Undang-Undang Republik Indonesia No.20 tahun 2003 tentang

sistem pendidikan nasional pada pasal 3 yang menyebutkan bahwa:

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan


membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab.4

Pendidikan merupakan salah satu komponen yang sangat strategis

sebagai upaya pembentukan manusia yang berkualitas, yaitu manusia yang

mampu menghadapi berbagai perubahan dan kemajuan beserta dan berbagai

dampak yang timbul dari perubahan tersebut. Pendidikan juga proses

mendidik yang melibatkan penerapan nilai-nilai.5

Dalam pendidikan terdapat proses pemahaman, penghayatan dan

penjiwaan serta pengamalan. Ilmu yang telah diperoleh akan dipahami

dalam hati kemudian diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan

pendidkan dapat membentuka karakter seseorang, karena tidak hanya

dihayati dalam hati, tetapi juga dilakukan dengan perbuatan.

Pendidikan dapat dijadikan sebagai sarana dalam meningkatkan

kualitas bangsa. Oleh karena itu, kemajuan suatu bangsa dan kemajuan

pendidikan adalah suatu keharusan, karena kemajuan beberapa negara di

4
Undang-Undang SISDIKNAS RI No.20 Tahun 2003
5
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, Depok: Rajawali Pers, 2017, hal. 63
dunia ini merupakan akibat perhatian mereka yang besar dalam mengelola

sektor pendidikan.6

Dewasa ini, lembaga pendidikan Islam dewasa ini menghadapi

berbagai tantangan dari perkembangan zaman era modern. Salah satu

tantangan globalisasi dengan pembaruan teknologinya yang menjangkau

setiap lembaga Islam. Selain itu lembaga pendidikan Islam juga menghadapi

permasalahan pendidikan, yaitu masih lemahnya mutu pendidikan pada

setiap jenjang dan satuan pendidikan, khususnya pendidikan dasar dan

menengah.

Sekolah/madrasah merupakan lembaga pendidikan yang mempunyai

tugas untuk menjadikan peserta didik/siswa untuk mengembangkan segala

potensi yang dimilikinya. Sekolah juga dipercaya sebagai satu-satunya cara

agar manusia pada zaman sekarang dapat hidup mantap di masa yang akan

datang. Keberhasilan pendidikan di sekolah/madrasah sangat tergantung

pada proses belajar-mengajar di kelas.

Dalam pembelajaran di sekolah, terdapat banyak unsur yang saling

berkaitan dan menentukan keberhasilan dalam proses belajar mengajar.

Unsur-unsur tersebut adalah: pendidik (guru), peserta didik (siswa),

kurikulum, pengajaran, tes, dan lingkungan. Siswa sebagai subjek dalam

proses tersebut juga sangat berperan dalam keberhasilan kegiatan belajar

mengajar.7

6
Abdurrahman Wahid, Menggerakkan Tradisi Esai-Esai Pesantren, Yogyakarta: LKIS,
2011, hal. 55
7
Sudjana, Metode & Teknik Pembelajaran Partisipatif, Bandung: Falah Production,
2001, hal. 2
Prinsip pengajaran yang baik adalah jika proses belajar mengajar

mampu mengembangkan konsep generalisasi dari bahan abstrak menjadi hal

yang jelas dan nyata. Maksudnya, proses belajar mengajar dapat membawa

perubahan pada diri siswa dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari

pemahaman yang bersifat umum menjadi khusus. Media pembelajaran dapat

mermbantu menjelaskan bahan yang abstrak menjadi realistik.8

Pembelajaran dan kurikulum bagaikan dua sisi dari satu

mata uang. Keduanya sangat penting dan saling membutuhkan. Apa yang

dideskripsikan dalam kurikulum harus memberikan petunjuk dalam proses

pembelajaran di dalam kelas, dan apa yang terjadi di dalam kelas

merupakan masukan yang dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam

penyempurna pembelajaran. Oleh karena itulah proses pembelajaran dan

penyempurnaan pembelajaran berada dalam satu lingkaran besar yang

bergerak secara terus menerus dan tanpa ujung.

Pada kenyataannya, proses pembelajaranpun bukan persoalan yang

mudah. Perkembangan baru dalam bidang psikologi tingkah laku, serta

kehebatan penemu-penemu dalam bidang teknologi informasi, ternyata

berdampak terhadap perubahan peran dan tanggung jawab guru.

Setiap guru dituntut untuk menguasai sejumlah kompetensi untuk dapat

mengaplikasikannya dalam proses pembelajaran.9

Guru perlu memiliki pengetahuan mengenai peserta didik,

karakteristik siswa yang mempunyai latar belakang yang berbeda, maka


8
Kasmadi, Pengembangan Pembelajaran dengan Pendekatan. Model-Model
Pengajaran Sejarah, Semarang : PT Prima Nugraha, 2001, hal. 213
9
Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Kencana, 2010, hal. 2
tugas guru adalah mengakomodasi keberagaman antar peserta didik tersebut

sehingga semua peserta didik dapat mencapai tujuan pengajaran

yang diharapkan. Pembelajaran harus diselaraskan dengan potensi peserta

didik.10

Suatu kegiatan belajar dapat dikatakan berhasil jika prestasi yang

diinginkan tercapai dengan hasil yang memuaskan dan efisien (hemat

waktu, biaya dan tenaga). Adapun salah satu cara untuk mengetahui hasil

proses belajar tersebut adalah dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) nilai

yang diberikan oleh pendidik ke peserta didik.

Apabila dilihat di Madrasah Tsanawiyah Negeri I Merangin, yang

merupakan lembaga pendidikan yang dipercayai masyarakat karena selain

berbasis agama juga oleh kualitas pembelajarannya, yang mampu

menghasilkan lulusan yang berkualitas, namun dari observasi awal yang

penulis lakukan masih terdapat beberapa orang siswa yang nilai mata

pelajaran Fiqhnya dibawah KKM yaitu 70.11

Sehubungan dengan hal itu, timbul permasalahan tentang peran

guru fiqh pihak lembaga Madrasah Tsanawiyah Negeri I Merangin

dalam meningkatkan prestasi siswa dalam mata pelajaran? Dengan

demikian, penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut dalam bentuk

skripsi dengan judul: Peran Guru Fiqh Dalam Meningkatkan Prestasi

10
Hamzah B. Uno dan Masri Kuadrat, Mengelola kecerdasan dalam pembelajaran,
Jakarta: Bumi Aksara, 2009, hal. 3
11
Observasi awal penulis di Madrasah Tsanawiyah Negeri I Meranginb, tanggal 10
April 2023
Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqh di Madrasah Tsanawiyah Negeri I

Merangin.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, serta demi terwujudnya

pembahasan yang sesuai dengan harapan, maka yang menjadi rumusan

masalahnya adalah sebagai berikut:

1. Bagaiman peran Guru Fiqh dalam meningkatkan prestasi belajar siswa di

Madrasah Tsanawiyah Negeri I Merangin?

2. Apa faktor penghambat Guru Fiqh dalam membantu meningkatkan

prestasi siswa di Madrasah Tsnawiyah Negeri I Merangin?

3. Apa Solusi Guru Fiqh untuk mengatasi penghambat dalam meningkatkan

prestasi siswa di Madrasah Tsnawiyah Negeri I Merangin?

C. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas tentang penelitian ini

yaitu Peran Guru Fiqh Dalam Meningkatkan Prestasi Siswa di Madrasah

Tsanawiyah Negeri I Merangin, maka dalam hal ini peneliti hanya meneliti

siswa kelas VII.

D. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan

dalam penelitian ini adalah


a) Untuk mengetahui peran Guru Fiqh dalam meningkatkan prestasi

belajar siswa di Madrasah Tsanawiyah Negeri I Merangin.

b) Untuk mengetahuia faktor penghambat Guru Fiqh dalam

meningkatkan prestasi siswa di Madrasah Tsnawiyah Negeri I

Merangin.

c) Untuk mengetahui Solusi Guru Fiqh untuk mengatasi penghambat

dalam meningkatkan prestasi siswa di Madrasah Tsnawiyah Negeri I

Merangin.

2. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini, diharapkan berguna untuk berbagai kalangan,

yaitu:

a. Akademik, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai

bahan referensi dalam rangka memperkaya khasanah intelektual

khususnya dalam bidang Pendidikan Agama Islam.

b. Manfaat Praktis, diharapkan hasil penelitian ini, dapat memberikan

masukan kepada pihak lembaga pendidikan umunya dan lembaga

pendidikan Islam khususnya, agar dapat membuat program yang bagus

dalam meningkatkan prestasi siswa, terutama pada mata pelajaran Fiqh,

karena mata pelajaran tersebut sangat berguna untuk diterapkan dalam

kehidupan sehari-hari.

c. Untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana strata

satu (S1) pada prodi Pendidikan Agama Islam (PAI) pada Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan Insitut Agama Islam Syekh Maulana Qari ( IAI

SMQ) Bangko.

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Deskripsi Teori

1. Peran
a. Pengertian Peran

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, “peran diartikan

sebagai bagian yang dimainkan dalam suatu kegiatan dengan berusaha

bermain baik dan secara aktif. Selain peran ada peranan, yaitu tingkah

seorang pemain, memiliki sifat yang mampu menghasilkan dan

menggerakkan sesuatu hal yang baik ke dalam sebuah peristiwa”.12

Para ahli berbeda pendapat dalam mendefenisikan peran, antara

lain menurut Sarlito, menyatakan bahwa:

Peran merupakan perpaduan antara berbagai teori, orientasi


maupun disiplin ilmu yang digunakan dalam dunia sosiologi,
peran merupakan istilah yang biasanya digunakan dalam dunia
teater yang mana seorang aktor harus bermain sebagai tokoh
tertentu dan membawakan sebuah perilaku tertentu, dalam hal
ini posisi seorang aktor tersebut disamakan dengan posisi
seorang masyarakat dan keduanya memiliki posisi yang sama.13

Merton Raho menyatakan bahwa “peran adalah pola tingkah

laku yang diharapkan oleh masyarakat dari seseorang yang menduduki

status tertentu, dalam hal ini juga berkaitan dengan hubungan

berdasarkan peran yang dimiliki seseorang yang menduduki status

sosial tertentu”.14

Sedangkan Cahyono menyatakan bahwa:

Peran merupakan sebuah gambaran interaksi sosial dalam


terminilogi aktor-aktor yang bermain sesuai yang telah
ditetapkan, berdasarkan dengan teori ini harapan dari peran
menjadi pemahaman bersama yang menuntun individu untuk
berperilaku dalam kesehariannya, seseorang yang mempunyai
peran tertentu misalnya sebagai dokter, guru, mahasiswa, orang

12
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai
Pustaka, 2012, hal. 52
13
Sarlito, Psikologi Sosial, Jakarta: Salemba Humanika, 2015, hal. 215
14
Merton Raho, Teori Sosiologi Modern, Jakarta: Prestasi Pustaka Publiser. 2017, hal. 67
tua, suami maupun istri. diharapkan seseorang yang mempunyai
peran tersebut berperilaku sesuai dengan perannya.15

Menurut Soekanto menyebutkan:

Arti peran adalah suatu pekerjaan yang dilakukan seseorang


berdasarkan status yang disandang. Meskipun setiap tindakan
untuk menunjukkan peran berdasarkan status yang disandang
tapi tetap dalam koridor keteraturan yang berbeda yang
menyebabkan hasil peran dari setiap orang berbeda.16

Dari paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa peran adalah

aktivitas yang dilakukan oleh seseorang atau sekumpulan orang untuk

menghasilkan suatu perubahan yang diinginkan oleh masyarakat

berdasarkan kedudukan atau jabatan yang dimiliki seseorang atau

sekumpulan orang tersebut, dan dalam skripsi ini meneliti tentang peran

guru fiqh dalam meningkatkan prestasi belajar siswa di Madrasah

Tsanawiyah Negeri I Merangin.

2. Guru

a) Pengertian Guru

Guru disebut juga pendidik dan pengajar, tetapi tidak semua

pendidik adalah guru, sebab guru adalah suatu jabatan professional

yang pada hakekatnya memerlukan persyaratan keterampilan tekhnis

dan sikap kepribadian tertentu yang semuanya itu dapat diperoleh

melalui proses belajar mengajar dan latihan.

15
Cahyono, Perubahan Gaya hidup dan Penyakit Kronis Modern. Gaya Hidup &
Penyakit Modern Yogyakarta:Kanisius, 2018, hal. 194
16
Soejono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: PT Raja Grafindo, 2012, hal.
212
Ada beberapa pendapat ahli tentang definisi guru antara lain:

1) Menurut Syaiful Bahri Djamarah, guru adalah orang yang

memberikan ilmu pengetahuan kepada peserta didik. “Guru dalam

pandangan masyarakat adalah orang yang melakukan pendidikan di

tempat-tempat tertentu, tidak mesti di lembaga pendidikan formal,

tetapi bisa dimasjid, disurau atau mushola, dirumah dan

sebagainya.17

2) N. A. Amatembun, sebagaimana yang dikutip oleh Syaiful bahri

Djamarah dalam bukunya Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan

Guru menyatakan bahwa, “Guru adalah semua orang yang

berwenang dan bertanggung jawab terhadap pendidikan murid-

murid baik secara individual maupun klasikal, baik di sekolah

maupun di luar sekolah.”18

3) Menurut Isjoni, guru adalah pendidik yang menjadi tokoh dan

panutan bagi siswa -siswanya dan lingkungannya. Oleh karena itu

guru harus memiliki kualitas pribadi yang mencakup tanggung

jawab, wibawa, disiplin dan mandiri.19

4) Roestiyah NK, sebagaimana dikutip oleh Syafruddin Nurdin, dalam

bukunya Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum

menyatakan, “Guru menurut pandangan tradisional adalah seorang

17
Syaiful Bahri Djamarah, Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, Jakarta: PT
Rineka Cipta, 2005, hal. 31
18
Syaiful Bahri Djamarah, Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, 2005, hal. 32
19
Isjoni, Guru Sebagai Monitor Perubahan, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2009, hal. 23
yang berdiri di depan kelas untuk menyampaikan ilmu

pengetahuan.”20

5) Saefullah dalam bukunya Psikologi Perkembangan Pendidikan:

mengatakan, guru adalah tokoh yang paling utama dalam

membimbing anak dalam sekolah dan memperkembangkan anak

didik agar mencapai kedewasaan. Oleh sebab itu, hal pertama yang

diperhatikan guru agar menarik minat anak didik adalah menjadi

seseorang yang berkesan dan berwibawa.21

Dari paparan di atas, dapat dipahami bahwa guru adalah

figur manusia yang menempatkan posisi dalam memegang peranan

penting dalam pendidikan untuk mengabdi, mendidik dan

mencerdaskan peserta didik, yang mempunyai tanggung jawab

serta pemegang amanat dalam membimbing dan membina peserta

didik dalam mencapai tujuan. Guru adalah suatu profesi yang

bertanggung jawab terhadap pendidikan siswa, dan mampu

melaksanakan tindakan pendidikan dalam suatu situasi pendidikan

untuk mencapai tujuan pendidikan.

b) Tugas dan Tanggung Jawab Guru

Tugas dan tanggung jawab utama seorang guru/pengajar adalah

mengelola pengajaran secara lebih efektif, dinamis, efisien, dan positif

yang ditandai dengan adanya kesadaran dan keterlibatan aktif antara

20
Roestiyah NK, Masalah-Masalah Ilmu Keguruan, Jakarta: Bina Aksara, 2014, hal.
175
21
Syaefullah, Pikologi Perkembangan Pendidikan,Bandung: Pustaka Setia, 2012, hal
152.
dua subyek pengajaran, guru sebagai penginisiatif awal dan pengarah

serta pembimbing.

Untuk lebih jelasnya tentang tugas dan tanggung jawab guru

dapat dilihat sebagai berikut:

1) Berinteraksi dengan siswa dengan cara menciptakan kondisi


dan menyususn bahan, dengan memanipulasi situasi yang
memungkinkan siswa mengubah tingkah laku sesuai dengan
keinginan yang diharapkan;
2) Menyayangi siswa dan memperlakukan mereka seperti
perlakuan terhadap anak sendiri;
3) Melaksanakan mengajar dengan ikhlas tanpa mengharap
balasan jasa;
4) Memberikan nasihat kepada anak didik tentang prilaku yang
baik dan mencegah dari akhlak yang tidak baik;
5) Berbicara dengan siswa sesuai dengan bahasa dan
kemampuan mereka.22

Berdasarkan pendapat diatas, jelaslah betapa pentingnya

peranan guru dan beratnya tugas serta tanggung jawabnya terutama

dalam pengembangan potensi manusia ( anak didik ). Pekerjaan

guru adalah suatu jenis pekerjaan yang tidak bisa dilihat hasilnya,

seorang guru akan merasa bangga, puas dan merasa berhasil dalam

tugasnya mendidik dan mengajar apabila diantara siswanya dapat

menjadi seorang pelopor atau berguna bagi bangsanya.

3. Fiqih

a. Pengertian Fiqh

Kata fiqih (‫ )الفقه‬secara etimologis berarti “paham yang

mendalam”. Bila “paham” dapat digunakan untuk hal-hal yang

bersifat lahiriyah, maka fiqih berarti paham yang menyampaikan

22
Zakiyah Darajat, Kepribadian Guru, Jakarta: Bulan Bintang, 2005, hal. 10
ilmu zhahir kepada ilmu batin, karena itu ada yang meyebutkan,

“Fiqih tentang sesuatu” berarti mengetahui batinnya sampai

kepada yang kedalamannya.23

Secara termilnologis Fiqh (‫ه‬Q‫ الفق‬berarti “Ilmu tentang

hukum-hukum syar’i yang bersifat amaliah yang digali dan

ditentukan dari dalil-dalil yang tafshili”.24 Dalam definisi ini, fiqih

diibaratkan dengan ilmu karena fiqih itu semacam ilmu

pengetahuan. Memang fiqih itu tidak sama dengan ilmu seperti

disebutkan di atas, fiqih itu bersifat zhanni.

Fiqh adalah apa yang dapat dicapai oleh mujtahid dengan

zhannya, sedangkan ilmu tidak bersifat zhanni seperti fiqh.

Namun karena zhan dalam fiqh ini kuat, maka ia mendekati pada

ilmu; karenanya dalam definisi ini ilmu digunakan juga untuk

fiqih.

Menurut Syaikh Zakariya Al-Ansori fiqh adalah: “Ilmu

Hukum Syariat yang bersifat amaliyah yang diambil dari dalil

yang terperinci”.25 Maksud dari ilmu di sini adalah paham, dan

termasuk bagian dari Syariat Islam adalah semua arahan Allah

yang mengandung perintah wajib kepada seorang mukallaf agar

dia melaksanakannya atau sesuatu yang haram agar dia

menjahuinya, atau anjuran, makruh, mubah, atau arahan yang

23
Amir Syarifudin, Ushul Fiqh, Jakarta, Logos Wacana Ilmu, 1997, hal. 2.
24
Amir Syarifudin, Ushul Fiqh, 1997, hal 2
25
A. Qodri A.Azizy, Transformasi Fiqh dalam Hukum Nasional, Semarang, PPHIM
Jawa Tengah, 2001, hal. 34
mengandung sesuatu yang berkaitan dengan sesuatu yang lain

sehingga ia menjadi sebab, syarat atau penghalang.26

Dari paparan dia atas, dapat dipahami bahwa fiqih secara

istilah mengandung dua arti:

1) Pengetahuan tentang hukum-hukum syari’at yang berkaitan

dengan perbuatan dan perkataan mukallaf (mereka yang sudah

terbebani menjalankan syari’at agama), yang diambil dari dalil-

dalilnya yang bersifat terperinci, berupa nash-nash al Qur’an dan

As sunnah serta yang bercabang darinya yang berupa ijma’ dan

ijtihad;

2) Hukum-hukum syari’at itu sendiri. Jadi perbedaan antara kedua

definisi tersebut bahwa yang pertama digunakan untuk

mengetahui hukum-hukum (Seperti seseorang ingin mengetahui

apakah suatu perbuatan itu wajib atau sunnah, haram atau

makruh, ataukah mubah, ditinjau dari dalil-dalil yang ada),

sedangkan yang kedua adalah untuk hukum-hukum syari’at itu

sendiri (yaitu hukum apa saja yang terkandung dalam shalat,

zakat, puasa, haji, dan lainnya berupa syarat-syarat, rukun-rukun,

kewajiban-kewajiban, atau sunnah-sunnahnya).

b. Tujuan mempeljari Fiqh

26
Abi Yahya Zakariya Al-Ansori, Ghoyatul Wusul Syarh Lubbul Ushul, Semarang,
Maktabah Al-Alawiyah, 2005 hal. 5
Fiqih adalah salah satu bagian mata pelajaran Pendidikan

Agama Islam yang diarahkan untuk menyiapkan peserta

didik/santri, mengenal, memahami,menghayati dan mengamalkan

hukum Islam yang kemudian menjadi dasar pandangan hidupnya

(way of life) melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan

penggunaan, pengamalan dan pembiasaan.

Kajian/pembelajaran fiqih. bertujuan untuk membekali

peserta didik agar dapat:

1) Mengetahui dan memahami pokok-pokok hukum Islam


dalam mengatur ketentuan dan tata cara menjalankan
hubungan manusia dengan Allah yang diatur dalam fiqih
ibadah dan hubungan manusia dengan sesama yang diatur
dalam fiqih muamalah;
2) Melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum Islam
dengan benar dalam melaksanakan ibadah kepada Allah dan
ibadah sosial. Pengalaman tersebut diharapkan menumbuhkan
ketaatan menjalankan hukum Islam, disiplin dan tanggung
jawab sosial yang tinggi dalam kehidupan pribadi maupun
sosial.27

4. Meningkatkan Prestasi Belajar

a. Pengertian meningkatkan

Meningkatkan berasal dari kata tingkat. Yang berarti lapis

atau lapisan dari sesuatu yang kemudian membentuk susunan.

Tingkat juga dapat berarti pangkat, taraf, dan kelas. Sedangkan

peningkatan berarti kemajuan. Secara umum, meningkatkan

27
Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2005, hal. 26
merupakan upaya untuk menambah derajat, tingkat, dan kualitas

maupun kuantitas.28

Meningkatan juga dapat berarti penambahan keterampilan

dan kemampuan agar menjadi lebih baik. Selain itu, peningkatan

juga berarti pencapaian dalam proses, ukuran, sifat, hubungan dan

sebagainya. Contoh penggunaan katanya adalah meningkatan mutu

pendidikan, meningkatan kesehatan masyarakat. Meningkatkan

dalam contoh di atas memiliki arti yaitu usaha untuk membuat

sesuatu menjadi lebih baik dari sebelumnya, dalam hal ini

maksudnya adalah bagaiamana pihak sekolah membuat nilai siswa

yang sebelumnya rendah menjadi lebih tinggi dari sebelumnya.

b. Prestasi Belajar

1) Peengertian Prestasi belajar

Secara bahasa, prestasi belajar terdiri atas dua kata yaitu

prestasi dan belajar. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,

Prestasi Belajar adalah: “Hasil yang telah dicapai dari yang telah

dilakukan, dikerjakan dan sebagainya”.29 Dengan demikian

prestasi belajar berarti penguasaan pengetahuan dan keterampilan

yang dikembangkan mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan

nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru.

Pengerrtian prestasai belajar secara istilah, terdapat

beberapa pendapat ahli, antara lain sebagai berikut:

28
Adi S, Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka, 2003, hal. 67
29
Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 2002 hal. 895
a) Menurut Sumadi Suryabrata, “prestasi belajar merupakan hasil

evaluasi pendidikan yang dicapai oleh siswa setelah menjalani

proses pendidikan secara formal dalam jangka waktu tertentu

dan hasil belajar tersebut berupa angka-angka”.30

b) Hadari Nawawi, “Prestasi belajar adalah tingkatan

keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pembelajaran di

sekolah dalam bentuk skor yang diperoleh dari test mengenai

sejumlah materi tertentu”.31

c) Bloom sebagaimana yang dikutip oleh Saefuddin Azwar

bahwa prestasi belajar adalah “Hasil perubahan yang meliputi

tiga aspek yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik”.32

d) Menurut Muhibbin Syah, prestasi belajar adalah:

Tingkat keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan yang


telah ditetapkan dalam sebuah program atau proses
penilaian untuk menggambarkan prestasi yang dicapai
seorang siswa sesuai dengan kriteria yang telah
ditetapkan.33

e) Menurut Sardiman A.M. prestasi belajar adalah “kemampuan

nyata yang merupakan hasil interaksi berbagai faktor

yangmempengaruhi baik dari dalam maupun dari luar individu

dalam belajar”.34

30
Sumadi Suryabrata, Hasil Belajar Dan Faktor Yang Mempengaruhinya, Jakarta:
Gramedia. Dameria, 2006, hal. 6
31
Hadari Nawawi, Administrasi dan Organisasi Bimbingan dan Penyuluhan, Jakarta :
Ghalia Indonesia, 2006, hal. 58
32
Saefuddin Azwar, Validitas dan Reliabilitas, Jakarta: Rineka Cipta, 2007, hal.58
33
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, 2017, hal.213
34
Sardiman A.M. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2004, hal. 46
Berdasarkan definisi yang dikemukakan para ahli di atas,

dapat dipahami bahwa mereka hanya berbeda redaksi dalam

mengemukakan definisi, namun hakikat dan tujuannya sama,

dengan demikian dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah

hasil yang diraih oleh siswa setelah menjalani proses pendidikan

secara formal setelah dievaluasi dalam jangka waktu tertentu dan

hasil belajar tersebut berupa angka-angka.

Adapun standar yang digunakan dalam penilaian prestasi

belajar (PP RI No.19 tahun 2005), tiga diantaranya adalah:

1) Penilaian hasil belajar oleh pendidik;

2) Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan;

3) Penilaian hasil belajar oleh pemerintah.

Sedangkan bentuk dari penilaian hasil belajar oleh

pendidik diantaranya: ulangan harian, ulangan tengah semester,

ulangan akhir semester dan ulangan kenaikan kelas.

2. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Prestasi Belajar

Terdapat beberapa hal atau faktor-faktor yang mempengaruhi

pencapaian prestasi belajar. Menurut Slameto, faktor-faktor yang

mempengaruhi prestasi belajar dapat digolongkan menjadi dua, yaitu

faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada

dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern


adalah faktor yang ada di luar individu.35 Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat dalam uraian berikut:

a) Faktor Intern. Dalam faktor intern ada 3 hal, yaitu:


1) Faktor jasmaniah dibagi menjadi dua, yaitu:
(a) Kesehatan, sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan
beserta bagian-bagiannya/ bebas dari penyakit;
(b) Cacat tubuh, sesuatu yang menyebabkan kurang baik/kurang
sempurna mengenai tubuh/ badan.
2) Faktor psikologis. Faktor psikologis yang dapat mempengaruhi
prestasi belajar antara lain adalah inteligensi, perhatian, minat,
bakat, kematangan, kecakapan, sikap, kebiasaan, motivasi, disiplin
dan partisipasi.
3) Faktor kelelahan. Kelelahan bisa berupa kelelahan jasmani
maupun kelelahan rohani. Agar siswa dapat belajar dengan baik
sehingga hasil atau prestasinya memuaskan, harus dihindari jangan
sampai terjadi kelelahan dalam belajarnya.
b) Faktor Ekstern, juga dibagi menjadi tiga faktor, yaitu:
a) Faktor keluarga siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari
keluarga berupa cara orang tua mendidik, relasi antar anggota
keluarga, suasana rumah tangga dan keadaan ekonomi keluarga;
b) Faktor sekolah faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini
mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa,
relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu
sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar dan
tugas rumah;
c) Faktor masyarakat, pengaruh ini terjadi karena keberadaan siswa
dalam masyarakat. Kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media,
teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat, yang semuanya
mempengaruhi belajar.36
Menurut Muhibbin Syah, secara global faktor-faktor yang

mempengaruhi prestasi belajar siswa dapat dibedakan menjadi:

a) Faktor internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan atau


kondisi jasmani dan rohani siswa meliputi:
1) Aspek psikologis antara lain: tingkat kecerdasan siswa, sikap
siswa, bakat siswa, minat siswa dan motivasi siswa;
2) Aspek fisiologis antara lain: kondisi fisik, kesehatan jasmani,
dan kondisi panca indera.
b) Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni lingkungan disekitar

35
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta,
2003, hal.54
36
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya, 2003, hal. 55
siswa meliputi :
1) Lingkungan sosial antara lain: guru, keluarga, staf administrasi, dan
teman sekelas;
2) Lingkungan non sosial antara lain: kondisi gedung sekolah, rumah
tempat tinggal keluarga siswa, alat-alat belajar, kedaan cuaca dan
waktu belajar yang digunakan;
c) Faktor pendekatan belajar, yakni jenis upaya belajar siswa yang
meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk
melakukan kegiaan pembelajaran materi-materi pelajaran.37

Dari uraian diatas, dapat dilihat bahwa pada kenyataannya

prestasi belajar merupakan sesuatu hal yang kompleks, hal ini

disebabkan karena faktor-faktor yang mempengaruhinya juga sangat

kompleks dan dari berbagai aspek.

3) Fungsi Prestasi Belajar

Sepanjang rentang kehidupannya, manusia pasti mengejar

suatu prestasi atau hasil dari usaha yang telah dilakukannya. sesuai

dengan tingkat kemampuan masing-masing. Mengejar sesuatu yang

akan memberikan kepuasan tertentu pada diri manusia. Baik prestasi

dalam pekerjaan, maupun prestasi dalam bidang akademik, khususnya

yang berada di lingkungan sekolah. Prestasi tersebut tentunya mampu

memberi

manfaat bagi yang meraihnya.

Adapun fungsi dari prestasi belajar yaitu:

a) Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas


pengetahuan yang telah dikuasai anak didik;
b) Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin
tahu;
c) Prestasi belajar sebagai informasi dalam inovasi
pendidikan;

37
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, 2017, hal.214
d) Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari
suatu institusi pendidikan;
e) Prestasi belajar sebagai indikator terhadap daya serap
siswa.38

Mengingat betapa pentingnya fungsi dan kegunaan dari

prestasi belajar, maka siswa diharapkan untuk selalu berusaha

mencapai prestasi belajar yang seoptimal mungkin agar dapat

berhasil sesuai yang diharapkan

4. Siswa

a. Pengertian dan Hakikat Siswa

Secara etimologi, siswa berarti “orang yang menghendaki”.

Sedangkan secara terminologi, siswa adalah pencari hakikat dibawah

bimbingan seorang pembimbing spiritual (mursyid). Penyebutan

siswa/murid dipakai peserta didik pada sekolah tingkat dasar dan

menengah, sementara untuk perguruan tinggi lazimnyadisebut

dengan mahasiswa (thalib).39

Menurut pasal 1 ayat 4 UU RI No. 20 tahun 2013. Mengenai

sistem pendidikan nasional, siswa adalah anggota masyarakat yang

berusaha mengembangkan diri mereka melalui proses pendidikan

pada jalur dan jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Peserta didik

adalah makhluk yang sedang berada dalam proses perkembangan

dan pertumbuhan menurut fitrahnya masing-masing. 40

38
Zainal Arifin, Evaluasi Instruksional, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2009, hal. 3
39
Eka Prihatin, Manajemen Peserta didik, Bandung: Alfabeta, 2011, hal. 4
40
Depdiknas RI., UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS dan PP RI Tahun 2003,
Tentang Standar Nasional Pendidikan Serta Wajib Belajar, hal. 5
Menurut peraturan Menteri Agama RI Bab IV pasal 16

menyatakan bahwa:

1) Siwa kelas 7 (tujuh) MTs wajib: 1) lulus dan memiliki


ijazah MI/sekolah dasar (SD)/ Sekolah Dasar Luar Biasa
(SDLB)/program paket A atau bentuk lain yang sederajat;
2) Memiliki surat keterangan hasil ujian nasional (SKHUN)
MI/SD/SDLB/program paket A atau bentuk lain yang
sederajat;
3) Berusia paling tinggi 18 (delapan belas) tahun pada awal
tahun pelajaran baru;2. MTs wajib menerima warga
Negara berusia 13 (tiga belas) tahun sampai dengan 15
(lima belas) tahun sebagai peserta didik sesuai dengan
jumlah daya tampungnya.41

Berdasarkan paparan di atas, dapat dipahami bahwa siswa

adalah individu yang memiliki kepribadian, tujuan, cita-cita hidup

dan potensi diri, oleh karena itu tidak boleht diperlakukan semena-

mena, karena ia memilki pilihan untuk menuntut ilmu sesuai dengan

cita-cita dan harapan masa depannya.

Adapn hakikat peserta didik adalah sebagai beikut:

a) Siswa sebagai manusia.

Dalam kegiatan pendidikan, pendidik harus

memperlakukan peserta didik sebagai manusia berderajat paling

tinggi dan paling mulia di antara makhluk-makhluklainnya

meskipun individu yang satu berbeda dari individu yang lainnya.42

Ada beberapa pandangan mengenai hakikat manusia

yaitu;

41
Departemen Agama, Wawasan Tugas Guru dan Tenaga Kependidikan, Jakarta:
Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, 2005, hal. 47
42
Prayitno, Dasar Teori dan Praksis Pendidikan, Jakarta : Grasindo, 2009, hal. 63
1) Pandangan Psikoanalitik, beranggapan bahwa manusia pada
hakikatnya digerakkan oleh dorongan-dorongan dari dalam
dirinya yang bersifat instingtif. Tingkah laku individu
ditentukan dan dikontrol oleh kekuatan psikologis yang
memang sejak semula sudah ada pada setiap diri individu.
Dalam hal ini individu tidak memegang kendali atau tidak
menentukan atas nasibnya sendiri meskipun kita berpendapat
bahwa kita mengontrol kehidupan kita sendiri namun dalam
kenyataannya kita kurang mengontrol kekuatan yang
membentuk kepribadian kita.
2) Pandangan Humanistik, yang branggapan bahwa manusia
selalu berkembang dan berubah untuk menjadi pribadi yang
lebih maju dan sempurna. Manusia adalah individu dan
menjadi anggota masyarakat yang dapat bertingkah laku secara
memuaskan. Manusia digerakkan dalam hidupnya sebagian
oleh rasa tanggung jawab sosial dan sebagian lagi oleh
kebutuhan untuk mencapai sesuatu. Dalam pandangan
humanistik, perilaku manusia tidak sepenuhnya ditentukan
oleh lingkungan, manusia memiliki
kehendak bebas dan oleh karenanya memiliki kemampuan
untuk berbuat lebih banyak bagi dirinya lebih dari yang
diprediksikan oleh psikoanalisis maupun behavioris.
3) Pandangan Behavioristik, yang pada dasarnya menganggap
bahwa manusia sepenuhnya adalah makhluk reaktif yang tigkah
lakunya dikontrol oleh faktor-faktor yang datang dari luar. Faktor
lingkungan inilah yang merupakan penentu tunggal dari tingkah
laku manusia. Dengan demikian kepribadian individu dapat
dikembalikan kepada hubungan antara individu dengan
lingkungannya. Hubungan diatur oleh hukum-hukum belajar
seperti adanya teori pembiasaan (conditioning) dan peniruan.43

b) Siswa Sebagai Subjek Belajar

Siswa adalah salah satu komponen manusiawi yang

menempati posisi sentral dalam proses belajar mengajar. Relevan

dengan uraian diatas bahwa siswa atau peserta didik menjadi pokok

persoalan dan sebagai tumpunan perhatian. Didalam proses belajar

43
Semiun Yustinus, Teori Kepribadian dan Terapi Psikoanalitik, Yogyakarta: Kansius,
2006, hal.115
mengajar peserta didik sebagai pihak yang ingin meraih cita-cita

memiliki tujuan dan kemudian ingin mencapainya secara optimal.44

Dengan demikian, siswa menjadi faktor penentu sehingga

menuntut dan dapat memengaruhi segala sesuatu yang diperlukan

untuk mencapai tujuan belajarnya. Jadi dalam proses belajar

mengajar yang diperhatikan pertama kali adalah peserta didik,

bagaimana keadaan dan kemampuannya, baru setelah itu

menentukan komponen-komponen lain meliputi bahan apa yang

diperlukan, bagaimana cara yang tepat untuk bertindak, alat dan

fasilitas apa yang cocok dan mendukung, semua itu harus

disesuaikan dengan keadaan dankarakteristik siswa.

Sebagai manusia yang memiliki berpotensi, maka di dalam

diri peserta didik ada suatu daya yang dapat tumbuh dan

berkembang di sepanjang usianya. Potensi siswa sebagai daya yang

tersedia, sedang pendidikan sebagai alat yang ampuh untuk

mengembangkan daya itu. Apabila siswa dijadikan komponen inti

dalam kegiatan pendidikan, maka merekalah sebagai pokok

persoalan dalam interaksi edukatif. Oleh karena itu untuk

mengembangkan berbagai potensi tersebut seorang pendidik

terlebih dahulu harus memahami karakteristik peserta didiknya

dengan baik. Diantara karakteristik yang harus dipahami tersebut

adalah:

44
Semiun Yustinus, Teori Kepribadian dan Terapi Psikoanalitik, 2006, hal. 116
1) Siswa adalah individu yang memiliki potensi fisik dan
psikis yang khas sehingga ia merupakan insan yang unik.
Potensi khas yang dimilikinya ini perlu dikembangkan
dan diaktualisasikan sehingga mampu mencapai taraf
perkembangan yang optimal;
2) Siswa adalah yang sedang berkembang. Artinya, siswa
tengah mengalami perubahan – perubahan dalam dirinya
secara wajar, baik yang ditunjukkan kepada diri sendiri
maupun diarahkan pada penyesuaian dengan
lingkungannya;
3) Siswa adalah individu yang membutuhkan bimbingan
dan perlakuan manusiawi. Sebagai individu yang sedang
berkembang maka proses pemberian bantuan dan
bimbingan perlu mengacu pada tingkat
perkembangannya;
4) Siswa adalah individu yang memiliki kemampuan untuk
mandiri. Dalam perkembangannya peserta didik
memiliki kemampuan untuk berkembang kearah
kedewasaan.45

Selain itu dalam diri siswa juga terdapat kecendrungan

untuk melepaskan diri dari ketergantungan pada pihak lain. Karena

itu, setahap demi setahap orang tua atau pendidik perlu

memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mandiri dan

bertanggung jawab sesuai dengan kepribadiannya sendiri.

B. Penelitian Yang Relevan

Dari penelusuran penulis sementara, terdapat beberapa penelitian yang

hampir sama dengan penelitian penulis, antra lain:

1. Nurul Arifiati, NPM: 1399211 jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI),

Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri

(IAIN) METRO tahun 2018. Judul skripsi: Peran Guru PAI Dalam

Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Di Smp Negeri 2 Pekalongan

45
Syaiful Bahri Djamarah, Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, 2010, hal.52
Lampung Timur Tahun Pelajaran 2017/2018. Penelitian Nurul Afrianti,

satu sisi memiliki kesamaan dengan penelitian penulis yaitu sama-sama

meneliti tentang Peran Guru dan objeknya sama-sama siswa. Tetapi di

sisi lain penelitian kami terdapat beberapa perbedaan, antara lain: Nurul

Afrianti meneliti tentang Peran Guru PAI dalam Meningkatkan Motivasai

Belajar Siswa, dengan demikian jelas bahwa yang ditelitinya adalah

motivasi dan guru yang ditelitinya adalah guru PAI, sedangkan penulis

meneliti tentang Peran Guru Fiqh Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar

Siswa di Madrasah Tsanawiyah Negeri I Merangin. Adapun yang penulis

teliti adalah peran guru fiqh, dan prtestasi siswa kemudian lokasi

penelitian kami juga berbeda.46

2. Riadil Jannah, NIM/NIRM: T.MPI.I.2017.008/13005-1117-22056,

Jurusan Tarbiyah Program Studi Manajemen Pendidikan Islam Institut

Agama Islam Syekh Maulana Qori Bangko tahun 2022, judul skripsi:

Strategi Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Peserta Didik Pesantren

Modern Terpadu Unggulan Rahmatan Lil’alamin Desa Kungkai

Kecamatan Bangko. Penelitian Riadil Jannah, satu sisi memiliki kesamaan

dengan penelitian penulis, yaitu sama-sama meneliti tentang meningkat

prestasi siswa, tetapi dilihat dari sisi lain, penelitian Riadil Jannah berbeda

dengan penelitian penulis, karena Riadil Jannah lebih memfokuskan pada

strategi kepala sekolah, sementara penulis, meneliti peran guru fiqh, Riadil

46
Nurul Arifiati, Peran Guru PAI Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Di Smp
Negeri 2 Pekalongan Lampung Timur Tahun Pelajaran 2017/2018 jurusan Pendidikan Agama
Islam Fakultas : Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Metro, 2021
Jannah prestasi siswanya bersifat umum, sedangkan penulis terfokus pada

prestasi belajar. Selain itu lokasi penelitian kami juga berbeda.47

3. Iftitah NIM/NIRM : T.MPI.I. 2018.084/13005-1318-24490. Jurusan

Tarbiyah Program Studi Manajemen Pendidikan Islam Institut Agama

Islam Syekh Maulana Qori Bangko tahun 2022. Judul Skripsi: Strategi

Guru Dalam Menumbuhkan Semangat Wirausaha Siswa Kelas X Jurusan

Tata Busana Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) I Merangin.

Penelitian Iftitah memiliki kesamaan dengan penelitian penulis, yaitu

sama-sama meneliti tentang guru dan siswa. Tetapi lIftitah terfokus pada

strategi guru dalam menumbuhkan semangat wirausaha, sementara penulis

meneliti tentang peran guru fiqh dalam meningkatkan prestasi belajar

siswa. Selain itu lokasi penelitian kami juga berberda, karena Iftitah

meneliti di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) I Merangin,

sedangkan penulis, meneliti di Madrasah Tsanawiyah Negeri I

Merangin..48

47
Riadil Jannah, Strategi Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Peserta Didik Pesantren
Modern Terpadu Unggulan Rahmatan Lil’alamin Desa Kungkai Kecamatan Bangko, Jurusan
Tarbiyah Program Studi Manajemen Pendidikan Islam Institut Agama Islam Syekh Maulana
Qori Bangko, 2022
48
Iftitah, Strategi Guru Dalam Menumbuhkan Semangat Wirausaha Siswa Kelas X
Jurusan Tata Busana Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) I Merangin, Jurusan
Tarbiyah Program Studi Manajemen Pendidikan Islam Institut Agama Islam Syekh Maulana
Qori Bangko, 2022
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan peneliti adalah mengunakan

penelitian kualitatif sebagai suatu prosedur yang menghasilkan data berupa

kata-kata tertulis atau lisan dari Pihak Madrasah Tsanawiyah Negeri I

Merangin, yang terdiri dari kepala sekolah, majlis guru terutama guru fiqh

dan siswa Madrasah Tsanawiyah Negeri I Merangin, untuk mengetahui

tentang perang guru fiqh dalam meningkatkan prestasi siswa di Madrasah

Tsanawiyah Negeri I Merangi.49

Kata lain dari pendekatan kualitatif adalah suatu mekanisme kerja

penelitian yang mengandalkan uraian deskriptif kata atau kalimat yang

49
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Renika
Cipta 2006 , hal. 11
disusun secara cermat dan sistematis mulai dari pengumpulan data,

kemudian setelah itu dilakukan seleksi data, sampai dilakukan penafsiran

dan melaporkan hasil penelitian.

B. Jenis Dan Sumber Data

1. Jenis Data

a. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari

sumbernya, diamati dan dicatat untuk pertama kalinya. Data tersebut

menjadi data sekunder kalau dipergunakan orang yang tidak

berhubungan langsung dengan penelitian yang bersangkutan.50 Data

primer yang penulis maksudkan dalam penelitian ini adalah data

tentang Peran Guru Fiqh Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa

di Madrasah Tsanawiyah Negeri I Merangin.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang tidak terkait langsung dengan

persoalan yang akan diteliti, tetapi berupa data pendukung dalam

penelitian ini, dan data tersebut juga bukan diusahakan sendiri

pengumpulannya oleh peneliti, misalnya dari biro statistik, majalah,

koran keterangan-keterangan atau publikasi lainnya dalam hal ini bisa

dilihat dari brosur Madrasah Tsanawiyah Negeri I Merangin tersebut.

Data sekunder dalam penelitian ini adalah data yang diambil di

gambaran Lokasi Penelitian, dalam hal ini Madrasah Tsanawiyah

50
Mukhtar, Bimbingan Skripsi, Tesis dan Artikel Ilmiah, Jambi: Sulthan Thaha Press,
2007, hal. 87
Negeri I Merangin, seperti tentang monografi, sejarah, keadaan majlis

guru dan siswa, sarana dan prasarana dan lain-lain.

2. Sumber Data

Sumber data adalah dimana data diperoleh. 51Sedangkan sumber

data dalam penelitian ini orang yang meliputi:

a. Kepala Sekolah;

b. Majlis Guru;

c. Siswa;

d. Karyawan/ti Madrasah Tsanawiyah Negeri I Merangin.

C. Setting Dan Subjek Penelitian

1. Setting Penelitian

Setting penelitian adalah dimana penelitian dilakukan yang meliputi

situasi dan kondisi ketika penelitian,52 dilakukan sesuai dengan judul yang

membahas tentang Peran Guru Fiqh Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar

Siswa di Madrasah Tsanawiyah Negeri I Merangin, maka setting penelitian

ini adalah di MadrasahTsanawiyah Negeri I Merangin.

2. Subjek Penelitian

Subjek Penelitian dalam penelitian ini seluruh yang berhubungan

dengan Peran Guru Fiqh Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa di

Madrasah Tsanawiyah Negeri I Merangin. Hal ini dilakukan untuk

penyesuaian informasi atau data yang diperoleh melalui wawancara dengan

51
Haryono. Metodologi Penelitian Pendidikan, Bandung, Pustaka Setia, 2008, hal. 122
52
Saifuddin Azwar, Metodologi Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset, 2008,
hal. 11
data yang diperoleh melalui observasi, melalui teknik Purposive Sampling

atau dikenal juga dengan sampling.53

Orang menjadi subjek penelitian adalah mereka yang dianggap paling

memahami permasalahan informasi sampai pada titik jenuh, sesuai dengan

tujuan penelitian, maka yang menjadi pusat informasi dalam hal ini adalah

Kepala Sekolah, Majlis Guru, siwa/siswi dan karyawan/ti Madrasah

Tsanawiyah Negeri I Merangin.

D. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama

dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan

data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan

mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan. 54 Dalam

penelitian ini untuk memperoleh data, maka teknik pengumpulan data yang

digunakan sebagai berikut:

1. Observasi

Obsevasi merupakan pengamatan terhadap pola perilaku manusia

dalam situasi tertentu, untuk mendapatkan informasi tentang fenomena

yang diinginkan. Observasi merupakan cara yang penting untuk

mendapatkan informasi yang pasti tentang orang, karena apa yang

dikatakan belum tentu sama dengan apa yang dikerjakan.55

53
Sugiono. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta, 2010, hal 340
54
Sugiono. Metode Penelitian Pendidikan, 2010, hal 341
55
K. Kartono. Pengantar Metodologi Riset Sosial, Bandung: Mandar Maju 2009, hal. 42
Winarno Surahmad, Pengantar Penelitian Ilmiah, Bandung: Tarsito, 2005, hal.134
Metode ini digunakan peneliti untuk melihat secara langsung lokasi

penelitian yang berhubungan dengan masalah penelitian agar sesuai

dengan tujuan penelitian, sehingga peneliti mendapat informasi yang

lengkap tentang peran guru fiqh dalam meningkatkan prestasi belajar

siswa di Madrasah Tsanawiyah Negeri I Merangin. Penulis akan

mengamati secara langsung ke Madrasah Tsanawiyah Negeri I Merangin.

2. Wawancara

Wawancara adalah sebuah percakapan dengan maksud tertentu.

Percakapan ini dilakukan oleh dua pihak yaitu Pewawancara ( interviewer)

yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai ( Interviewee ) yang

memberikan jawaban atas pertanyaan itu.56

Dalam penelitian ini jenis wawancara yang akan digunakan peneliti

adalah wawancara terbuka dan terstruktur. Wawancara terbuka subjek

yang diwawancara tahu bahwa mereka sedang diwawancarai dan

mengetahui apa maksud dari wawancara itu, hal ini dikatakan sebelum

melakukan wawancara peneliti meminta izin.57

Wawancara terstruktur yang dilakukan pewawancara menentukan

sendiri masalah dan pertanyaan yang akan diajukan. Semua subjek

mendapat kesempatan yang sama untuk menjawab pertanyaan yang di

ajukan, peneliti membuat dan menetapkan masalah pertanyaan-pertanyaan

yang akan diajukan sebelum melakukan wawancara.

56
Saifuddin Azwar, Metodologi Penelitian, 2008, hal. 12
57
Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Yogyakarta, Fak. Psikologi UGM. 2005, hal. 36
Pelaksanaan metode wawancara terbuka dan terstruktur dilakukan

selama penelitian berlangsung dengan tujuan untuk mendapatakan data

dan mempermudah peneliti mewawancarai narasumber atau informan

terkait dengan mengunakan panduan wawancara.

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah

berlalu.Dokumen bisa berupa tulisan misalnya data, Monografi dan

sebagainya. Dokumentasi dapat berupa surat-surat, gambar, atau photo,

dan catatan harian yang berhubungan dengan penelitian.

Dokumen dalam penelitian dapat digunakan sebagai sumber data

dan dapat dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan bahkan untuk

meramalkan.Teknik dokumentasi merupakan teknik pengumpul data yang

diperoleh melalui dokumen-dokumen yang ada dan pelengkap dari metode

hasil wawancara dan observasi.58

Dokumentasi yang digunakan peneliti dalam penelitian ini

bertujuan untuk memperoleh data tertulis dan nyata meliputi: letak

monografi, dan keadaan sekolah, sarana dan prasarana, keadaan guru di

Madrasah Tsnawiyah Negeri I Merangin. Data tersebut dapat diperoleh

melalui observasi dan wawancara, dan data-data tentang peran guru fiqh

dalam meningkatkan prestasi belajar siswa di Madrasah Tsanawiyah

Negeri I Merangin.

58
Sutrisno Hadi, Metodologi Research, 2005, hal. 37
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini dikelompokkan

menjadi dua: yaitu data utama dan data pendukung. Data utama diperoleh

dari para informan yaitu kepala sekolah, guru fiqh dan majlis guru yang

mengajar untuk mengetahui peran yang dilakukan guru fiqh dalam

meningkatkan prestasi belajar siswa di Madrasah Tsanawiyah Negeri I

Merangin.

Sedangkan data pendukung bersumber dari dokumen-dokumen

seperti gambar/photo kegiatan hasil observasi, hasil wawancara, dan

bahan-bahan referensi lainya yang dapat mendukung dalam penelitian ini.

Agar dokumentasi yang dilihat sesuai dengan hasil yang diharapkan maka

peneliti menyusun panduan dokumentasi.

E. Analisis Data

Setelah selesai penelitian ini, maka data yang di peroleh terlebih

dahulu diseleksi menurut kelompok variabel-variabel tertentu dan dianalisis

melalui segi kualitatif, data ini dianalisis dengan teknik sebagai berikut:

1. Reduksi data

Reduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting, di cari tema dan polanya.

Dengan demikian data yang telah diredukasi akan memberikan gambaran

yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan

pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya bila diperlukan.59

2. Penyajian Data atau Display Data

59
K. Kartono. Pengantar Metodologi Riset Sosial, 2009, hal. 44
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah

mendisplay data. Penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian

singkat, bagan, hubungan antara kategori, Flowchart dan sejenisnya.

Dalam hal ini Miles dan Huberman menyatakan bahwa yang paling sering

digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah

dengan teks yang bersifat naratif. Dengan adanya mendisplaykan data,

maka akan memudahakan untuk memahami apa yang terjadi,

merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami.60

3. Mengambil Kesimpulan /Verifikasi

Penarikan kesimpulan dan verifikasi (conclusion drawing

/verifying). “Penarikan kesimpulan merupakan hasil penelitian yang

menjawab fokus penelitian yang berdasarkan hasil analisis data. 61

Kesimpulan disajikan dalam bentuk deskriftptif objek penelitian dengan

pedoman pada kajian penelitian. Berdasarkan analisis Interactive model

kegiatan pengumpulan data, reduksi data, paparan data, dan

kesimpulan/verifikasi merupakan proses siklus dan inter.

Model analisis interaktif ini diawali dengan proses pengumpulan

data yang berhubungan dengan pengembangan kompetensi sikap sosial

siswa sesuai dengan metode yang telah ditentukan seperti interview atau

wawancara, observasi dan dokumentasi

60
Sugiono. Metode Penelitian Pendidikan, 2010, hal 342
61
Sugiono. Metode Penelitian Pendidikan, 2010, hal 343
Setelah data penelitian terkumpul, maka proses selanjutnya

dengan memilih data yang sesuai dengan fokus reduksi data, sehingga

akan didapat sekelompok data sesuai dengan fokus penelitian. Data-data

hasil reduksi dilihat secara keseluruhan. Dari tampilan data ini maka

peneliti mengambil kesimpulan tentang peneliannya.apabila pada

penarikan kesimpulan ini masih terdapat kejanggalan, maka proses

analisa data kembali pada proses awal yakni proses pengumpulan data.

Proses ini akan terus berjalan sampai didapat satu kesimpulan yang

menjawab rumusan masalah yang disampaikan. Pengumpulan data

penyanjian data penarikan kesimpulan dari data yang diperoleh.62

F. Jadwal Penelitian

Penelitian dilakukan selama enam bulan mulai dari pembuatan

proposal sampai dengan penggandaan laporan. Penelitian dilakukan dengan

pembuatan proposal, kemudian dilanjutnya dengan perbaikan hasil seminar

proposal skripsi.Setelah pengesahan judul dan izin riset, maka penulis

mengadakan pengumpulan data, verifikasi dan analisis data dalam waktu

yang berurutan. Hasilnya penulis melakukan konsultasi dengan pembimbing

sebelum diajukan kepada sidang munaqasah. Adapun jadwal kegiatan dapat

dilihat pada tabel berikut ini:

62
Winarno Surahmad, Pengantar Penelitian Ilmiah, 2005, hal.135
TABEL 3. I

Jadwal Penelitian

Bulan
N
Kegiatan April Mei Juni Juli Agustusi
O

Tahap I
1.Pengajuan Judul ٧ ٧ ٧
1 2.Penyusunan Proposal ٧ ٧ ٧ ٧ ٧ ٧
3.Seminar Proposal
4.Perbaikan Proposal
5.Izin Riset
Tahap II ٧
1. Pengumpulan Data ٧
2 2. Analisis Data ٧
3. Penulisan Skripsi ٧
4. Bimbingan dan ٧ ٧ ٧ ٧
Konsultasi
Tahap III
1. Sidang Munaqasyah
5 2. Perbaikan Skripsi
3. Penggandaan Skripsi

BAB IV

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Historis Dan Geografis

1. Historis

Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 1 Merangin yang beralamat

di Jalan MAN Pasar Atas Kecamatan Bangko Kabupaten Merangin

merupakan salah satu madrasah / sekolah lanjutan tingkat pertama yang

ada di Kecamatan Bangko. Sebelum menjadi MTs Negeri 1 Merangin.

Sekolah ini bernama MTsN Bangko yang beralamat di Jln. MAN Pasar

Atas Kec. Bangko Kab. Merangin.63

Tujuan didirikannya Madrasah Tsanawiyah ini adalah untuk

memenuhi kebutuhan masyarakat yang berminat melanjutkan pendidikan

bagi putra-putrinya setelah lulus dari Sekolah Dasar (SD) / Madrasah

Ibtidaiyah (MI). Secara resmi Madrasah Tsanawiyah ini membuka


63
Dokumentasi MTsN I Merangin tahun 2023
pendaftaran Penerimaan Siswa Baru (PSB) dan memulai kegiatan belajar

mengajar pada Tahun Pelajaran 1968 sampai sekarang. Sejak itulah

Madrasah Tsanawiyah ini eksis ditengah-tengah masyarakat.

Pada tahun 1968 pengelola madrasah dan pihak-pihak terkait

mengajukan kepada pemerintah untuk meningkatkan status madrasah dari

madrasah fillial menjadi madrasah negeri.

Adapun beberapa kepala yang memimpin MTsN I Merangin dapat

dilihat dalam tabel berikut ini:

Tabel 4.1
Nama dan Periode Kepemimpinan Kepala MTsN I Merangin64

No Nama Kepala Periode Kepemimpinan

1. Drs. H. Burhanuddin 1977 s.d 1979

2. M. Sugu 1979 s/d 1982

3 Mohd. Hatta 1982/sd 1989

4 M. Sidiq, BA 1989 s/d 1995

5. Drs. Armia Kadir 1995 s/d 2000

6. Alipiah, S.Ag 2000 s/d 2004

7. Drs. Darmawi 2004 s/d 2007

8. M. Kusam, M.Pd.I 2007 s/d 2009

9 Anwar, S.Ag 2009 s/d 2014

10 Armain, S.Ag 2014 s/d 2022

11 Tri Sulistiyo, S.Pd., MA 2022 s/d Sekarang

64
Data MTsN I Merangin tahun 2023
Dari tabel tersebut dapat dipahami bahwa Madarasah Tsanawiyah

Negeri I Merangin sejak tahun 1977 sampai dengan sekarang, dipimpin

oleh 10 orang selama sepuluh periode, yaitu Drs. H. Burhanuddin, M.

Sugu, Mohd. Hatta, M. Sidiq, BA, Drs. Armia Kadir, Alipiah, S. Ag, Drs.

Dramawi, M. Kusam, M. Pd.I, Anwar, S. Ag., dan yang menjabat dari

tahun 2022 adalah Armain, S.Ag, dan sejak tahun 2022 sampai sekarang

dijabat oleh Tri Sulistiyo, S.Pd., MA.

2. Geografis

Madrasah Tsanawiyah Negeri I Merangin terletak disampaing

MAN I Merangin, Yang memiliki jarak tempuh dari jalan lintas Raya

Bangko Kerinci 500 meter. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari tebel

berikut ini:

TABEL 4.2
Identitas Madrasah Tsanawiyah Negeri I Merangin65

Nama Sekolah Madrasah Tsanawiyah I Merangin.

10508223
NPSN
121115020001
NSS
Akreditasi A
Akreditasi
Alamat Jl. Bangko Sei Manau Km. 2

Kecamatan Bangko

Provinsi Jambi

Kode pos 37312


65
Dokumentasi MTsN I Merangin, tahun 2023
mtsnegeribangko@gmail.com
Email
Jenjang SMP

Status Negeri

-2.085434998630784
Lintang
102.26371675729752
Bujur
Ketinggian 303

3. Visi dan Misi Madrasah Tsanawiyah Negeri I Merangin

Mengenai visi dan misi MTsN I Merangin adalah sebagai berikut:

a. Visi MTsN I Merangin

Terwujudnya MTs Negeri 1 Merangin Sebagai Pusat Keunggulan

Yang Mampu Menyiapkan Dan Mengembangkan Sumber Daya Insani

Yang Berkualitas Dibidang Imtaq Dan Iptek Menuju Masyarakat

Madani

b. Misi

Misi MTs Negeri 1 Merangin dalam mewujudkan Visi tersebut

adalah sebagai berikut :

a. Menanamkan keyakinan kepada Allah SWT


b. Menyiapkan generasi unggulan yang memiliki kemampuan dibidang
imtaq dan imtek
c. Meningkatkan kesadaran peserta didik sebagai makhluk social dalam
tatanan kemasyarakatan atau aktif memelihara dan melestarikan
lingkungan
d. Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan melalui pengalaman
langsung sesuai dengan minat bakat peserta didik.
e. Menggerakkan pendidikan dan pengajaran yang bermutu baik secara
keilmuan, moral dan sosial.66

66
Dokumentasi MTsN I Merangin, tahun 2023
B. Struktur Organisasi

Struktur Organisasi merupakan tolak ukur dalam organisasi yang baik,

dapat menunjukkan kegiatan yang baik dan juga merupakan pendukung

dalam pelaksanaan program organisasi. Sebagai organisasi kegiatan kerja,

maka untuk mencapai tujuan organisasi itu harus di susun tata laksana yang

tepat sehingga dapat melaksanakan tugas masing- masing dan dapat

dipertanggung jawabkan.

Terorganisasinya suatu lembaga merupakan salah satu faktor

berjalannya dengan baik serta berhasilnya suatu lembaga dan kepemimpinan

sebagaimana yang diharapkan. Selain merupakan suatu peraturan bahwa

suatu organisasi harus ada susunan pengurus secara sistematis, hal ini juga

merupakan gambaran aktivitas kerja objektif. Organisasi yang baik dan

teratur merupakan ujung tombak dari keberhasilan suatu lembaga.

Menurut Prof. Dr prajudi Atmosudirdjob menuturkan organisasi

adalah struktur tata pembagian kerja dan struktur tata hubungan kerja antara

sekelompok orng-orang pemegang posisi yang bekerja sama secara tertentu

untuk sama-sama mencapai suatu tujuan tertentu.67

Suatu wilayah lembaga biasanya mempunyai tiga persyaratan unsur

penting yaitu ada pimpinan, Tenaga Pengajar, dan Peserta Didik/Siswai.

Demikian juga halnya dengan MTsN I merangin Untuk lebih jelasnya

struktur Organisasi MTsN I Merangin, dapat dilihat dari bagan berikut ini:

67
Khirul Umam, Manajemen Organisasi, Bandung: Pustaka Setia, 2015, hal.19
Bagan/Tabel 4.3
Struktur Organisasi MTs N I Merangin68

Kepala Sekolah Komite


Tri Sulistiyo, S.Pd., MA Abu Bakar

Kepala Tata Usaha


Muhammad Irwan, S.Ag

Waka Kesiswaan Waka Humas


Waka Kurikulum Waka Sarpras
Yurlita, S.Pd.I Baidawi, S.Ag
Dra.Gusti Rahayu Dra.Joni
ukriyeni, S.Pd

Majlis Guru
Karyawan

Siswa

C. Keadaan Tenaga Pendidik dan Peserta Didik MTs N I Merangin

Mengenai keadaan atau kondisi Madarasah Aliyah Negeri I

Merangin, dapat dilihat dari berbagai aspek, seperti tenaga pendidik dan

68
Data MTsN. Merangin tahun 2023
kependidikan, kondisi siswa, Untuk lebih jelasnya akan penulis kemukakan

secara rinci sebagai berikut:

1. Keadaan Guru/Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Guru adalah orang yang terlibat langsung dalam proses

pembelajaran untuk mentransfer ilmu pengetahuan kepada siswa, yang

bisa disebut sebagai pemberi informasi, juga di tuntut untuk berakhlakul

karimah, karna guru adalah sebagai panutan bagi peserta didiknya dan juga

ikut berperan dalam melaksanakan sumber daya manusia yang potensi

dibidang pembangunan, karena itu maju mundurnya suatu lembaga

pendidikan terletak ditangan pendidik.

Demikian juga mengenai kualitas hasil belajar dan mengajar di

Madrasah Tsanawiyah Negeri I Merangin, sangat ditentukan oleh

tersedianya pengajar yang berkualitas, trampil, kemauan keras dan ikhlas

dalam menjalankan tugas serta disiplin yang tinggi. Adapun keadaan guru/

tenaga pendidik di MTsN I Merangin dapat dilihat dalam tabel berikut

ini:

Tabel.4.4
Tenaga Pendidik di MTsN I Merangin69

No Nama Jabatan
1 2 3
1 Tri Sulistiyo, S.Pd., MA Kepala Madrasah
2 Dra. Gusti Rahayu Waka Kurikulum
3 Drs. Joni Waka Sarana
4 Yurlita, S.Pd Waka Kesiswaan
5 Baidawi, S.Ag Waka Humas
69
Data MTsN I Merangin, tahun 2023
6 Drs. Azrul, M.Pd.I Guru Mata Pelajaran
7 Suhati, S.Pd Guru Mata Pelajaran
8 Repelitas, S.Pd Guru Mata Pelajaran
F Asni, A.Md Kepala Laboratorium
10 Rohama, S.Ag Guru Mata Pelajaran
11 Drs. Ridwan Guru Mata Pelajaran
12 Iftitah, S.Ag Guru Mata Pelajaran
13 Afni Musra, S.Ag Pembina Kerohisan
14 Nurhidayati, S.Pd Pembina UKS
15 Siti Maimunah, S.Ag Guru Mapel SKI
16 Hidayatul Fadliah, S.Pd I Pembina Pramuka
17 Hellinawati, S.Pd Pembina Osim
2 3
1
18 Syofidawenti, S.Pd Guru BK
19 Okt.Osi, S.Pd Guru Bahasa Inggris
20 Samingan, S.Pd Guru IPS Terpadu
21 Naurah, S.Pd I Guru QH
22 Suhartarto, S.Pd Guru Bahasa Indonesia
23 Yuhani, S.Ag Guru Fikih
24 Raudah, S.Pd Guru PKN
25 Erma Sopyati, S.Ag Guru SKI
26 Igus Susanti, S.HI Guru Akidah Akhlak
27 Silvia Magdalena, S.Pd I Guru IPA
28 Saprina Agriani, S.Pd Guru Bahasa Inggris
29 Zikra roma Fitria, S.Pd Guru IPS
30 Dewi Susanti, S.Pd Guru Bahasa Indonesia
31 Sunarti, S.Pd Guru Matematika
32 Elka Mena Nurfa, S.Pd I Guru Bahasa Arab
33 Dona Laurarika Rahim, S.Pd Guru Bahasa Indonesia
34 Yen Farida, S.Pd Guru Seni Budaya
35 Lisdalita, S.P Guru PKN
36 Nur Aini, S.Pd Guru Matematika
37 Nurhidayati, S.Pd Guru BK
38 A. Masyhudi Barra, S.Pd Guru Penjas
39 Meci Handayani, S.Pd Guru BK
40 Karmila Sari, S.Pd Guru PKN
41 Lupiana, S.Pd Guru Bahasa Indonesia
42 Cane Ppefilenti, S.Pd Guru Bahasa Indonesia
43 Rizki Fitriana, S.Kom.I Guru BK
44 Adrian Fitrah, S.Pd Guru Penjas

Dari tabel di atas, dapat dipahami bahwa tenaga pendidik di MTsN

berjumlah 44 orang, termasuk kepala sekolah dan wakilnya, dengan bidang

disiplin ilmu yang berbeda, karena latar belakang pendidikan yang berbeda.

Selain tenaga pendidik, juga ada tenaga kepndidikan. Untuk lebih jelasnya

mengenai tenaga kependidikan di MTsN I Merangin dapat dilihat dari tabel

berikut ini:

Tabel 4.5
Tenaga Kependidikan di MTsN I Merangin70
No Nama Jabatan
1 Muhammad Irwan, S.Ag Kaur Tata Usaha
2 Hambali, S.Pd.I Staf Tata Usaha
3 Zainul Staf Tata Usaha
4 Emi Setiawati Staf Tata Usaha
5 Rubiman, S.Pd Satpam
6 Putri Rimba, S.E Pramubhakti
7 Yuser Afdes, S.Kom Staf Tata Usaha
8 Yedi Marthafia, S.Pd Staf Tata Usaha
9 Novia Andrika, S.Pd.I Staf Tata Usaha
10 Maulana, S.Sos Satpam

2. Keadaan Siswa MTs N I Merangin

Untuk mengetahui tentang kondisi siswa Madrasah Tsanawiyah

Negeri I Merangin, dapat dilihat dari tabel berikut ini:

Tabel 4.6
Keadaan Siswa MTs N I Merangin71
70
Dokumentasi MTsN I Merangin, tahun 2023
71
Dokumentasi MTsN I Merangin, tahun 2023
Jumlah Siswa

No. Tahun Pelajaran Kelas VII Kelas VIII Kelas IX Jumlah Ket.

LK PR LK PR LK PR

1. 2017/2018 70 81 75 83 77 72 458

2. 2018/2019 82 91 85 95 87 91 531

3. 2020/2021 85 96 86 96 88 90 541

4. 2021/2022 87 106 73 128 85 121 600

5 2022/2023 88 104 87 105 72 128

Dari tabel tersebu dapat dipahami bahwa siswa Madrasah

Tsanawiyah Negeri I selama 5 tahun terakhir sebanyak lebih kurang 500

orang, dan selalu mengalami peningkatan setiap tahunnya. Dari tabel

tersebut juga dipahami bahwa siswa perempuan selalu lebih banyak dari

siswa laki-laki.

D. Sarana dan Prasaranan MTs.N I Merangin

Maderasah Tsnawaiyah Negeri I Merangin, memiliki beberapa

prasarana untuk menunjang proses pembelajaran, yang terdiri dari beberapa

jenis bangunan Sebagaimanaberikut ini:

Tabel 4.5
Prasarana MTs N I Merangin72
Kondisi

No Jenis Prasarana Jumlah Baik Rusak

Ringan Sedang Berat

72
Data Kantor MTs.N I Merangin
1. Ruangan Kepala Sekolah 1 √

2. Ruangan Kepala TU 1 √

3. Tempat PKS 1 √

4. Ruangan BP/BK 1 √

5. Ruangan Majlis Guru 1 √

6. Ruangan OSIM/PMR 1 √

7. Ruangan UKM 1 √

8. Ruangan Kelas 19 √ 1

1 2 3 4 5 6 7

9. Labor Fisika/IPA 1 √

10. Ruangan Perpustakaan 1 √

11. Ruangan Komputer 1 √

12 WC 6 √ 1

13. Rumah Penjaga Madrasah 1 √

14 Mushalla 1 √

15 Mushalla 1 √

15 Gudang 1 √

Dari tabel tersebut, dapat dipahami bahwa MTs.N I Merangin,

memiliki beberapa ruangan, yang menunjang proses pembelajaran, seperti

ruangan kelas sebanyak 19 lokal, hal ini bisa menampung siswa yang

berjumlah lebih kurang 500 orang. Disamping itu MTs.N I Merangin, juga

memiliki ruang bimbingan konseling secara khusus. Ruangan tersebut sangat


penting, untuk tempat konsultasi siswa yang mempunyai masalah, agar

mereka bisa menyampaikan masalah pribadinya tanpa diketahui siswa lain.

Untuk mengetahui tentang sarana Pendidikan di MTsN I Merangin,

dapat dilihat dalam tabel berikut ini:

Tabel 4. 6
Kondisi Sarana MTs.N I Merangin73

No Jenis Sarana Jumlah Keterangan

1. LCD/Infocus 2

2. Layar Infocus 1

3 Boneka Mandi Jenazah 1

4 Komputer 30

5 Labor IPA - Tidak ada jumlah

6 Sarana Olahraga - Tidak ada jumlah

7 Perpustakaan 1 Tidak ada ket. Jumlah buku

Dari tabel tersebut, dapat dipahami bahwa MTs.N I Merangin

memiliki beberapa sarana dalam menunjang proses pembelajaran, seperti

infocus, walaupun hal itu masih kurang memadai, karena baru 2 buah, padahal

73
Dokumentasi MTsN I Merangin, tahun 2022
lokalnya banyak, tetapi hal itu sudah cukup untuk membantu dalam proses

pembelajaran siswa. Boneka alat peraga praktek Mandi Jenazah baru 1. Alat

tersebut sangat penting, karena dalam proses pembelajaran, teori harus diiringi

dengan praktek, karena meskipun matang dalam teori bila tidak diiringi dengan

praktek, apalagi praktek memandikan jenazah, maka akan mengalami kesulitan

ketika berada di tengah masyarakat. MTs.N I Merangin juga memiliki 30 buah

komputer, labor IPA dan perpustakaan, hal ini sangat menunjang proses

pembelajaran.

BAB V

PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

A. Peran Guru Fiqh dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa di


Madrasah Tsanawiyah Negeri I Merangin

Untuk mengetahui tentang peran guru Fiqh dalam meningkatkan

prestasi belajar siswa di Madrasah Tsanawiyah Negeri I Merangin, dapat

dilihat dari hasil wawancara penulis dengan pihak MTsN I Merangin, antara

lain dengan bapak kepala sekolah MTsN I Merangin yang menyatakan

sebagai berikut:

Dalam proses belajar mengajar, guru Fiqih berharap agar anak


didiknya mendapatkan hasil atau prestasi yang baik. Apabila guru
fiqih merasa belum mencapai apa yang diharapkan dari anak didiknya,
maka guru fiqih berusaha semaksimal mungkin agar apa yang
diharapkan dapat berhasil. Oleh karena kemampuan siswanya yang
berbeda-beda satu dengan lainnya, maka prestasi belajar siswa-siswi
tersebut dalam mata pelajaran fiqih berbeda yakni ada yang baik,
cukup, dan kurang. Dalam meningkatkan prestasi belajar peserta didik
di Madrasah Tsnawiyah I Merangin, maka peran guru Fiqih antara
lain adalah 1) memberikan motivasi pada peserta didik, 2)
menggunakan metode pembelajaran yang variatif, 3) Menggunakan
media pembelajaran yang menarik sesuai dengan materi
pembelajaran.74

Berdasarkan hasil wawancara dengan bapak kepala sekolah tersebut

dapat dipahami bahwa ada beberapa peran guru fiqih dalam meningkatkan

prestasi belajar di Madarah Tsnawiyah Negeri I Merangin, antara lain adalah

memberikan motivasi pada peserta didik dan menggunakan media

pembelajaran serta menggunakan metode pembelajaran yang variatif. Hal

senada juga dinyatakan oleh ibuk Yuhani selaku guru fiqh di Madarash

Tsanawiyah Negeri I Merangin berikut ini:

Kami menyusun program mengajar sesuai dengan GBPP, menyusun


model pembelajaran beserta pembagian waktunya, menyusun dan
merencanakan program evaluasi, memberikan bimbingan belajar kepada
peserta didik, dan mengusahakan buku pegangan untuk siswa, ikut
menjaga dan mempertahankan nama baik sekolah. Singkat kata ada 3
peran utama yang kami lakukan yaitu: sebagai pendidik, sebagai pembina
dan sebagai pengawas. Sebagai pendidik, saya sebagai guru fiqh, saya
memberi nilai mana yang baik dan mana yang buruk, memberi informasi
perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi kepada siswa/peserta
didik, memberi motivasi kepada siswa.peserta didik agar semangat
belajar, melakukan evaluasi terhadap siswa/peserta didik.75

Berdasarkan pernyataan ibuk Yuhani di atas, dapat dipahami bahwa

secara garis besar ada tiga peran utama yang dilakukan guru Fiqh dalam

meningkatkan prestasi belajar siswa, yaitu: sebagai pendidik, sebagai pembina

dan sebagai pengawas. Hal senada juga disampaikan oleh ibuk Afni Musra

berikut ini:

Guru, dalam hal ini termasuk guru Fiqh, perannya tidak hanya mengajar,
tetapi juga malakukan tugas bimbingan dan motivasi secara maksimal.
Peran ini dilakukan adalah dalam rangka meningkatkan prestasi belajar

74
Tri Sulistiyo, S.Pd., MA, Kepala Sekolah Madrasah Tsanawiyah Negeri I Merangin,
wawncara tanggal, 01 Juli 2023
75
Yuhani, S.Ag , Guru Fiqh Madrasah Tsanawiyah Negeri I Merangin, wawancara
tanggal ,11 Juli 2023
peserta didik. Untuk mewujudkan hal tersebut, maka guru fiqh dan guru
yang lainnya, maka peran guru sebagai pendidik, ikut memberikan
bantuan dan dorongan (support), serta pengawasan, agar siswa memiliki
minat dan motivasi siswa untuk belajar dan mendalami pelajaran agama
(fiqih) serta mengamalkannya dalam kehidupan mereka sehari-hari.76

Bapak Drs Ridwan, juga menyatakan sebagai berikut:

Dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa di Madrasah


Tsanawiyah Negeri I Merangin ini, baik mata pelajaran Fiqh maupun
yang lainnya, maka para guru termasuk guru Fiqh, harus mendesain
pengajaran sebaik mungkin,dengan melihat ketepatan materi yang akan
disajikan, berbagai inovasi guru dalam mendesain pembelajaran juga
melihat ketersediaan media pembelajaran yang ada, sehingga proses
pembelajaran menjadi efektif dan efisien. Metode pembelajaran yang
banyak dilakukan adalah metode demonstarasi, metode ini sangatlah
efektif. Karena selain siswa dapat langsung melaksanakannya dengan
benar karena dituntun langsung oleh guru, juga mempunyai kesan yang
baik bagi lingkungan masyarakat sekitarnya, seperti praktek ibadah yang
dilaksanakan yakni pembacaan ayat suci Al Qur’an selama 10 (sepuluh)
menit setiap hari pada tiap-tiap kelas yang disimak dan diluruskan
pembacaannya oleh gurunya didalam kelas tersebut. Dengan cara ini
siswa-siswi merasakan perlunya kefasihan membaca Al Qur’an, sehingga
keaktifan mereka mengikuti dan mempelajari Al Qur’an semakin
meningkat, karena selain sebagai salah satu bentuk ibadah, juga bagian
dari materi pelajaran fiqih dan Al Qur’an.77

Bapak Baidawi, S.Ag, juga menyatakan sebagai berikut:

Banyak sekali peran guru Fiqh dalam meningkatkan prestasi belajar


siswa di Madrasah Tsanawiyah Negeri I Merangin ini, antara lain sebagi
inspirator, sebagai informator, sebagai inisiator, sebagai pembimbing dan
sebagai supervisor. Dengan memaksimalkan peran guru dalam kegiatan
belajar mengajar sebagai seorang pendidik dan pembina, demikian juga
yang dilakukan dan diterapkan oleh guru Fiqh yang ada pada Madrasah
Tsanawiyah Negeri I Merangin, Kami melakukan pengawasan terhadap
kegiatan belajar mengajar peserta didik terutama dalam mata pelajaran
Fiqh, mengingat mata pelajaran Fiqh merupakan salah satu bagian dari
mata pelajaran yang mengatur kehidupan manusia baik yang
berhubungan dengan Allah, hubungan manusia dengan manusia dan
hubungan manusia dengan alam sekitar.78

76
Afni Musra, S. Ag, Pembana Rohis (guru Fiqh) wawancara tanggal ,11 Juli 2023

77
Drs. Ridwan, guru Mata Pelajaran di Madarash Tsnawiyah Negeri I Merangin,
wawancara tanggal 12 Juli 2023
Selain melakukan wawancara dengan para guru, penulis juga melakukan

wawncara dengan salah seorang siswa yang bernama Faiq menyatakan sebagai

berikut:

Guru Fiqh, selain mengajar, juga memberi motivasi kami agar belajar
dengan semangat, karena kami diharapkan mampu mempraktekkan ilmu
kami di tengah masyarakat, kami tidak hanya diajarkan tentang teori
tetapi juga tentang praktek, seperti bagaimana membaca al-fatihah yang
benar, begitu juga tentang tata cara melakukan sholat yang benar. Selain
itu guru fiqh juga memberi penilaian terhadap kami agar kami terpacu
untuk belajar sehingga bisa berprestasi.79

Raisa salah seorang siswi juga menyatakan sebagai berikut:

Guru Fiqh kami, tidak hanya mengajar kami tentang materi pelajaran,
tetapi juga mengajar membimbing kami tentang prakteknya, seperti tata
cara melakukan ibadah yang benar seperti sholat dari whudu’ sampai
tentang praktek sholat, tidak itu saja. Guru Fiqh juga selalu memberi
motivasi kepada kami agar belajar yang rajin dan sungguh, agar kami
mampu bersaing dengan sekolah lain.80

Berdasarkan hasil wawancara baik dengan para guru maupun siswa

sebagaimana tersebut di atas, dapat dipahami bahwa guru Fiqh dalam

meningkatkan prestasi belajar siswa melakukan banyak peran, secara ringkas

dapat disimpulkan menjadi 3 peran besar, yaitu sebagai pendidik,

pembimbing/pembina dan pengawas, dengan tiga peran ini diharapkan prestasi

belajar siswa dapat meningkat, dan siswa bisa berkiprah di tengah masyarakat.

B. Faktor Penghambat Guru Fiqh dalam Meningkatkan Prestasi Siswa di


Madrasah Tsnawiyah Negeri I Merangin.

78
Baidawi, S.Ag, Waka Humas Madrasah Tsanawiyah Negeri I Merangin, wawancara
tanggal 12 Juli 2023
79
Faiq, Siswa Kelas 2 Madrasah Tsanawiyah Negeri I Merangin, wawncara tanggal 12
Juli 2023
80
Raisa, siswi kelas 3 Madrasah Tsanawiyah Negeri I Merangin, wawancara tanggal 13
Juli 2023
Untuk mengetahui faktor penghambat guru Fiqh dalam meningkatkan

prestasi siswa di Madrasah Tsanawiyah Negeri I Merangin, dapat dilihat dari

hasil wawancara penulis, antara lain dengan Bapak Kepala Sekolah Madrasah

Tsanawiyah Negeri I Merangin berikut ini:

Saya kira hambatanya selalu ada dalam setiap penyelenggaraan


sekolah, seperti Input dari sekolah umum yang beragam dan latar
belakang pendidikan orang tua yang beragam bisa mempengaruhi pola
belajar peserta didik di luar sekolah, serta kurangnya motivasi dan
kontrol belajar.81

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak kepala sekolah

beliau menjelaskan, bahwa masalah hambatan disetiap penyelenggaraan

sekolah-sekolah itu pasti ada, antara lain seperti yang terdata di Madarasah

Tsanawiyah Negeri I Merangin, hambatan tersebut adalah input dari sekolah

umum yang beragam, latar belakang belakang pendidikan orang tua yang bisa

mempengaruhi pola belajar di luar sekolah, dan kurangnya motivasi juga

kontrol belajar pada peserta didik.

Ibuk Yuhani, S.Ag, juga menyatakan sebagai berikut:

Ada beberapa faktor penghambat dalam meningkatkan prestasi siswa,


antara lain: Mata pelajaran fiqh itu hanya diajarkan 2 jam, mereka
lebih banyak di rumah, sehingga ini ada hubunganya dengan motivasi
orang tua dalam memperhatikan anaknya dalam belajar. Selain itu
juga, ada beberapa siswa yang malas dan kurang memiliki motivasi
untuk maju, dan masih ada juga memang daya nalarnya rendah.82

Ibuk Afni Musra, S.Ag juga menyatakan sebagai berikut:

Pelaksanaan proses pembelajaran tentu saja guru tidak mulus dalam


menyampaikan pengetahuan kepada siswa, didalamnya pasti ada
faktor penghambat guru dalam meningkatkan prestasi siswa. Dalam
81
Tri Sulistiyo, S.Pd., MA, Kepala Sekolah Madrasah Tsanawiyah Negeri I Merangin,
wawncara tanggal, 01 Juli 2023
82
Yuhani, S.Ag, Guru Fiqh Madrasah Tsanawiyah Negeri I Merangin, wawancara
tanggal ,11 Juli 2023
Penyampaian materi ada saja hambatan yang saya alami, seperti ada
beberapa siswa yang tidak memperhatikan, ada siswa yang asyik
mengobrol sendiri, ada yang mengantuk dan sebagainya.83

Berdasarkan hasil wawancara di atas, dapat dipahami bahwa terdapat

beberapa faktor penghambat guru Fiqh dalam meningkatkan prestasi siswa,

antara lain: Jam pelajaran Fiqh yang masih kurang, masih ada peserta didik

yang kurang memiliki motivasi dan untuk maju, kurangnya dukungan dari

orang tua, ada juga peserta didik yang berkemampuan rendah dari sebagian

yang lain. Hal ini juga dinyatakan oleh Bapak Drs. Ridwan berikut ini:

Dalam meningkatkan prestasi siswa, ada beberapa hambatan yang


dihadapi, antara lain: masih ada siswa yang kurang memiliki semangat
untuk maju, masih ada siswa yang memiliki kemampuan rendah dari
yang lain dan terbatasnya pengawasan dari pihak guru untuk
mengawasi siswa, karena apabila dirumah sudah menjadi tanggung
jawab orang tua serta masih ada siswa yang kurang kesadaran tentang
pentingnya belajar.

Berdasarkan hasil wawancara tentang faktor penghambat guru fiqh

dalam meningkatkan prestasi siswa di Madrasah Tsanawiyah Negeri I

Merangin, dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Jam pelajaran Fiqh yang masih kurang;

2. Masih ada peserta didik yang kurang memiliki motivasi dan untuk maju;

3. Kurangnya dukungan dari orang tua;

4. Masih ada peserta didik yang berkemampuan rendah dari sebagian yang

lain;

5. Terbatasnya pengawasan dari pihak guru untuk mengawasi siswa, karena

apabila dirumah sudah menjadi tanggung jawab orang tua.

83
Afni Musra, S. Ag, Pembana Rohis (guru Fiqh) wawancara tanggal ,11 Juli 2023
C. Solusi Guru Fiqh Untuk Mengatasi Penghambat dalam Meningkatkan
Prestasi Siswa di Madrasah Tsnawiyah Negeri I Merangin

Solusi yang telah dilakukan oleh guru fiqih dalam mengatasi faktor

penghambat dalam meningkatkan prestasi belajar siswa di Madrasah

Tsanawiyah Negeri I Merangin sebagaimana yang telah penulis lihat di

lapangan dan yang dikemukakan oleh ibuk Yuhani S.Ag berikut ini:

Ada beberapa hal yang kami lakukan dalam rangka mengatasi hambatan
dalam meningkatkan prestasi siswa, antara lain: memanfaatkan media
sebagai strategi pembelajaran, menghubungkan materi pelajaran sekarang
dengan materi yang lampau, bahan pelajaran disusun dan disesuaikan
dengan kemampuan individu. Agar siswa tidak jenuh, maka digunakan
metode pembelajaran yang variatif seperti diskusi, membaca,
demonstrasi dan sebagainya.84

Berdasarkan hasil wawancara tersebut, dapat dipahami bahwa ada

bebrapa solusi yang dilakukan oleh guru fiqh mengatasi hambatan dalam

meningkatkan prestasi siswa, memanfaatkan media sebagai strategi

pembelajaran, menghubungkan materi pelajaran sekarang dengan materi yang

lampau, bahan pelajaran disusun dan disesuaikan dengan kemampuan individu

dan menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi. Hal senada juga

disampaikan oleh ibuk Dra. Gusti Rahayu berikut ini:

Ada beberapa hal yang kami lakukan untuk meningkatkan prestasi siswa
antara lain: menggunakan media pembelajaran sebelum proses belajar
mengajar, memberi motivasi, memberikan penghargaan. Setiap awal
pembelajaran guru Fiqih mengawali dengan kata-kata pendahuluan yang
menggugah pikiran peserta didik terhadap materi yang telah dipelajari
sebelumnya, dilanjutkan dengan memberikan pre-test atau pertanyaan
awal. Mengadakan pertemuan dengan wali murid agar memperhatikan

84
Yuhani, S.Ag, Guru Fiqh Madrasah Tsanawiyah Negeri I Merangin, wawancara
tanggal ,11 Juli 2023
siswa ketika di rumah untuk mengulang pelajarannya dan mengerja tugas
yang diberikan guru.85

Berdasarkan pernyataan ibuk Gusti Rahayu. Dapat dipahami bahwa ada

beberapa solusi yang dilakukan guru fiqh, antara lain; menggunakan media

pembelajaran sebelum proses belajar mengajar, memberi motivasi,

memberikan penghargaan. Setiap awal pembelajaran guru Fiqh mengawali

dengan kata-kata pendahuluan yang menggugah pikiran peserta didik terhadap

materi yang telah dipelajari sebelumnya, dilanjutkan dengan memberikan pre-

test atau pertanyaan awal. Mengadakan pertemuan dengan wali murid agar

memperhatikan siswa ketika di rumah. Hal ini juga diperkuat dengan

pernyataan Bapak Kepala Sekolah berikut ini:

Dalam proses belajar mengajar, guru Fiqih berharap agar anak didiknya
mendapatkan hasil atau prestasi yang baik. Apabila guru fiqih merasa
belum mencapai apa yang diharapkan dari anak didiknya, maka guru
fiqih berusaha semaksimal mungkin agar apa yang diharapkan dapat
berhasil. Strategi yang dilakukan guru termasuk guru fiqh antara lain
adalah memberikan motivasi pada peserta didik, menggunakan metode
pembelajaran yang bervariasi, Menggunakan media pembelajaran yang
menarik sesuai dengan materi pembelajaran, dan memberi reward/hadiah
kepada peserta didik yang berprestasi.86

Ibuk Afni Musra, S.Ag, juga menyatakan sebagai berikut:

Kami selalu berupaya agar prestasi belajar siswa kami selalu meningkat
dengan melakukan berbagai hal seperti selalu memberi motivasi,
mengadakan kerja sama dengan orang tua dalam memperhatikan kegitan
belajar siswa, menggunakan sistem pembelajaran yang bervariasi agar
siswa tidak merasa jenuh dan bosan. Pada waktu pelajaran diawali
dengan berdo’a membaca Asma’ul Husna, secara bersama-sama lalu
memasuki pada materi pelajaran yang mau diberikan terhadap peserta
didik, kalau tentang metode yang saya pakai metode yang relevan dengan

85
Ibuk Gusti Rahayu. Waka Kurikulum Madrasah Tsanawiyah Negeri I Merangin,
wawancara tanggal
86
Tri Sulistiyo, S.Pd., MA, Kepala Sekolah Madrasah Tsanawiyah Negeri I Merangin,
wawncara tanggal, 01 Juli 2023
materi yang akan disampaikan misalnya menggunakan metode diskusi,
demonstrasi dan ceramah yang bersifat mengevaluasi materi yang sudah
disampaikan.87
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru fiqh dan Bapak Kepala

Sekolah di atas dan juga dari observasi penulis di lapangan, dapat

disimpulkan bahwa banyak hal yang dilakukan guru fiqh Madrasah

Tsanawiyah Negeri I Merangin, dalam meningkatkan prestasi siswa antara

lain sebagai berikut:

1. Memanfaatkan media pembelajaran;


2. Memberi motivasi;
3. Menggunakan metode pembelajaran tang bervariasi;
4. Mengadakan kerja sama dengan orang tua;
5. Memberi hadiah kepada yang berprestasi.

87
Afni Musra, S. Ag, Pembana Rohis (guru Fiqh) wawancara tanggal ,11 Juli 2023
BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan rumusan masalah dan hasil penelitian pada bab

pembahasan pemaparan terdahulu, maka dapat dismpulkan sebagai berikut:

1. Ada tiga peran guru fiqh dalam meningkatkan prestasi siswa di

Madarasah Tsanawiyah Negeri I Merangin, yaitu sebagai pendidik,

pembimbing/pembina dan pengawas, dengan tiga peran ini diharapkan

prestasi belajar siswa dapat meningkat, dan siswa bisa berkiprah di tengah

masyarakat;

2. Terdapat beberapa faktor penghambat guru fiqh dalam meningkatkan


prestasi siswa di Madrasah Tsanawiyah Negeri I Merangin, antara lain:
Jam pelajaran Fiqh yang masih kurang, masih ada peserta didik yang
kurang memiliki motivasi dan untuk maju, kurangnya dukungan dari
orang tua, masih ada peserta didik yang berkemampuan rendah dari
sebagian yang lain dan terbatasnya pengawasan dari pihak guru untuk
mengawasi siswa;
3. Solusi yang dilakukan guru fiqh Madrasah Tsanawiyah Negeri I
Merangin, dalam meningkatkan prestasi siswa antara lain dengan
memanfaatkan media pembelajaran, memberi motivasi, menggunakan
metode pembelajaran tang bervariasi, mengadakan kerja sama dengan
orang tua dan memberi hadiah kepada yang berprestasi
B. Saran-Saran

Berdasarkan temuan penelitian dan kesimpulan penelitian ini, maka

penulis akan mengemukakan saran-saran kepada pihak-pihak terkait. Antara

lain sebagai berikut:

1. Bagi pihak sekolah sebagai penyelenggara pendidikan formal untuk dapat

membantu guru Fiqih dalam meningkatkan prestasi siswa dengan

menambah media pembelajaran seperti alat peraga penyelenggaraan

jenazah, agar prestasi siswa selaku meningkat, tidak hanya materi tetapi

juga praktek;

2. Bagi orang tua hendaknya selalu ikut berpartisipasi dalam membantu

mencapai tujuan pembelajaran siswa, dengan demikian diharapkan prestasi

belajar siswa bisa meningkat;

3. Bagi siswa sebaiknya lebih meningkatkan rasa semangat dalam belajarnya

yang nantinya mampu memahami dan meningkatkan hasil belajar guna

menyongsong kemajuan pendidikan.


DAFTAR PUSTAKA

Kementerian Agama RI, 2014, Al-Qur’an dan Terjemahannya, Semarang: Asy


Syifa,
Arifiati, Nurul, 2021,Peran Guru PAI Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar
Siswa Di Smp Negeri 2 Pekalongan Lampung Timur Tahun Pelajaran
2017/2018 jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas : Tarbiyah Dan
Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Metro,
Al-Ansori, Abi Yahya Zakariya, 2005, Ghoyatul Wusul Syarh Lubbul Ushul,
Semarang, Maktabah Al-Alawiyah,
A.M. Sardiman, 2004, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Raja
Grafindo Persada,
Arifin, Zainal, 2009, Evaluasi Instruksional, Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya,
Arikunto,Suharsimi, dkk, 2004, Evaluasi Program Pendidikan, Jakarta: PT
Bumi Aksara,
Arikunto, Suharsimi, 2006, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Renika Cipta
Azizy, A. Qodri A., 2001, Transformasi Fiqh dalam Hukum Nasional,
Semarang, PPHIM Jawa Tengah,
Azwar, Saifuddin, 2008, Metodologi Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Offset,
Azwar, Saefuddin, 2007, Validitas dan Reliabilitas, Jakarta: Rineka Cipta,
Djamarah, Syaiful Bahri, 2010. Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif,
Jakarta:Rineka Cipta
Departemen Agama, 2005, Wawasan Tugas Guru dan Tenaga Kependidikan,
Jakarta: Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam,
Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka,
Depdiknas RI., 2003, UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS dan PP RI
Tahun 2003, Tentang Standar Nasional Pendidikan Serta Wajib Belajar,
Hadi, Sutrisno, 2005, Metodologi Research, Yogyakarta, Fak. Psikologi UGM
Hamzah, Nina Lamatenggo, 2013, Landasan Pendidikan, Gorontalo: Ideas
Publishing,
Haryono, 2008, Metodologi Penelitian Pendidikan, Bandung, Pustaka Setia,
Hayati, Mardia, 2012, Desain Pembelajaran Berbasis Karakter, Pekanbaru: Al-
Mujtahadah Press,
Hoetomo, 2005, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Surabaya, Mitra Pelajar,
Iftitah, 2022, Strategi Guru Dalam Menumbuhkan Semangat Wirausaha Siswa
Kelas X Jurusan Tata Busana Sekolah Menengah Kejuruan Negeri
(SMKN) I Merangin, Jurusan Tarbiyah Program Studi Manajemen
Pendidikan Islam Institut Agama Islam Syekh Maulana Qori Bangko,
Jannah, Riadil, 2022, Strategi Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Peserta
Didik Pesantren Modern Terpadu Unggulan Rahmatan Lil’alamin Desa
Kungkai Kecamatan Bangko, Jurusan Tarbiyah Program Studi
Manajemen Pendidikan Islam Institut Agama Islam Syekh Maulana Qori
Bangko,
Kartono, K., 2009, Pengantar Metodologi Riset Sosial, Bandung: Mandar Maju
Kasmadi, 2001, Pengembangan Pembelajaran dengan Pendekatan. Model-
Model Pengajaran Sejarah, Semarang : PT Prima Nugraha,
Linda Neneng dan Sarbini, 2011 Perencanaan Pendidikan, Bandung : Pustaka
Setia,
Mufasirah, Refa, 2021, Strategi Kepala Sekolah Dalam Peningkatan Prestasi
Non Akademik Peserta Didik Di Sman 8 Banda Aceh, Fakultas Tarbiyah
dan Keguruan, Program Studi Manajemen Pendidikan Islam, Fakultas
Tarbiyah Dan Keguruan Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Darussalam
Banda Aceh
Muhaimin, 2005, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam,
Jakarta: Raja Grafindo Persada,
Mukhtar, 2007. Bimbingan Skripsi, Tesis dan Artikel Ilmiah, Jambi: Sulthan
Thaha Press,
Nawawi, Hadari, 2006, Administrasi dan Organisasi Bimbingan dan
Penyuluhan, Jakarta : Ghalia Indonesia,
NK, Roestiyah, 2014, Masalah-Masalah Ilmu Keguruan, Jakarta: Bina Aksara,
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional. 2015, Nomor 39 Tahun 2008 tentang
Materi Pembinaan Kesiswaan, LPMPP Universitas Negeri Yogyakarta,
Prabowo, Sugeng Listyo, Muhaimin, dan Suti’ah, 2009, Manajemen
Pendidikan, Jakarta: Inu Kencana,
Prayitno, 2009, Dasar Teori dan Praksis Pendidikan, Jakarta : Grasindo,
Prihatin, Eka, 2011, Manajemen Peserta didik, Bandung: Alfabeta,
Poerwadarminta, W.J.S., 2002, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai
Pustaka,
Rasyidin, Ali, dkk, 2005, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Ciputat Press,
S, Adi, 2003, Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka,
Slameto, 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta,
Sudjana, 2001, Metode & Teknik Pembelajaran Partisipatif, Bandung: Falah
Production,
Sugiono. 2010, Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta,
Surahmad, Winarno, 2005, Surahmad, Pengantar Penelitian Ilmiah, Bandung:
Tarsito,
Suryabrata, Sumadi, 2006, Hasil Belajar Dan Faktor Yang Mempengaruhinya,
Jakarta: Gramedia. Dameria,
Syafaruddin, 2002, Manajemen Mutu Terpadu Dalam Pendidikan, Jakarta:
Grasindo,
Syah, Muhibbin, 2017, Psikologi Belajar, Depok: Rajawali Pers
Syarifudin, Amir, 1997, Ushul Fiqh jilid 1, Jakarta, Logos Wacana Ilmu,
Triwiyanto. 2015, Pelaksanaan Monitoring, Evaluasi, Dan Pelaporan Untuk
Penilaian Kinerja Manajerial Kepala Sekolah. Jogyakarta: LPMPP
Universitas Negeri Yogyakarta
Undang-Undang SISDIKNAS RI No.20 Tahun 2003
Wahid, Abdurrahman, 2011, Menggerakkan Tradisi Esai-Esai
Pesantren, Yogyakarta: LKIS,
Yustinus, Semiun, 2006, Teori Kepribadian dan Terapi Psikoanalitik,
Yogyakarta: Kansius

Anda mungkin juga menyukai