Anda di halaman 1dari 10

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoritas Tentang Media Audio Lingual


1. Pengertian Media Audio Lingual
Dari berbagai definisi metode menurut KBBI, Tarigan, Effendy dan
Matsumura Akira, dapat disimpulkan bahwa metode merupakan bagian
dari strategi kegiatan berupa suatu cara atau jalan yang ditempuh, biasanya
digunakan sebagai strategi pembelajaran yang dikaitkan dengan media dan
waktu yang tersedia untuk belajar serta dipergunakan untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.
Metode Audio Lingual adalah metode yang menggunakan latihan
meniru dan mengingat. Dalam metode ini anak didik dituntut menirukan
dan mengingat atau menghafal materi yang telah disampaikan. Materi
pembelajaran diberikan dari yang mudah, bertahap ke materi yang sulit.
Dari berbagai definisi metode audio lingual menurut Takamizawa dan
Tarigan dapat disimpulkan bahwa metode audio lingual merupakan
metode yang banyak melakukaan praktek-praktek dan latihan-latihan
dalam berbahasa baik dalam bentuk kemampuan mendengar dan berbicara
yang diharapkan para siswa bisa karena terbiasa.1
Metode audio lingual memiliki empat tujuan utama yang
mencakup pemahaman, kemampuan berbicara dan pelafatan, mengurangi
kesulitan peserta didik dalam memahami materi dan peserta didik mampu
dengan baik dalam pembelajaran.2
2. Manfaat Media Audio Lingual
Audio lingual diyakini bisa melibatkan seluruh peserta didik untuk
bisa aktif dalam pembelajaran. Pada intinya penerapan audio lingual bisa
membantu siswa agar dapat mendengar dan memahami ucapan orang lain
dalam kondisi dan situasi sehari-hari.

1
Evi Nur Fuadah “Efektivitas Metode Audio lingual Untuk Meningkatkan Penguasaan Bahasa
Jepang Di SMA Negeri 1 Ungaran”
2
Damai Yani, Metode Audio Lingual Dalam Pembelajaran Kaiwa, Vol. 10, No. 1, July 2016
Brooks membedakan antara tujuan jangka panjang dan jangka
pendek dari metode program audio lingual. Tujuan jangka pendek meliputi
pelatihan dalam mendengarkan, pelafalan yang akurat, membaca dan
memahami produksi benar kalimat dalam menulis.
3. Langkah-langkah Penggunaan Media Audio Lingual
Penerapan media audio lingual dapat dilakukan dalam beberapa
cara, antara lain:
a. Menggunakan audio
Pengajar dapat memutar audio, kaset atau CD morottal mengaji yang
sesuai dengan materi yang diajarkan kepada peserta didik.
b. Peran pengajar
Pengajar mengenalkan materi dan memberikan contoh seperti audio
yang didengarkan agar peserta didik lebih tepat dalam pelafatan
mahrojul huruf.3
4. Kelebihan Dan Kekurangan Media Audio Lingual
a. Kelebihan dari media ini adalah memudahkan peserta didik dalam
memahami materi yang diberikan dan meningkatkan kemampuan
peserta didik dengan baik dalam pembelajaran.
b. Kekurangan dari media ini adalah bagi peserta didik yang
intelektualnya kurang dalam pemahaman mendengar (menangkap apa
yang telah didengar). Maka dari itu metode ini tidak cocok bagi peserta
didik yang kurang mampu mendengarkan sesuatu dengan baik.4
B. Tinjauan Teoritas Tentang Kemampuan Membaca Al-Qur`an
1. Pengertian Kemampuan Membaca Al-Qur`an
Istilah kemampuan berarti “kecakapan, keahlian pada sesuatu”. 5
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia bahwa: Kemampuan berasal dari
kata mampu yang berarti bisa atau dapat, kemudian mendapat awalan ke-

3
Damai Yani, Metode Audio Lingual Dalam Pembelajaran Kaiwa, Vol. 10, No. 1, July 2016
4
Evi Nur Fuadah “Efektivitas Metode Audio lingual Untuk Meningkatkan Penguasaan Bahasa
Jepang Di SMA Negeri 1 Ungaran”
5
Wjs. Poerwadinata, Kamus Umum Bahasa Indonesia , (Jakarta: Balai Pustaka, 2002) Hal.797
dan akhiran -an, yang selanjutnya menjadikan kemampuan mempunyai
arti menguasai berasal dari nomina yang sifatnya mana suka.6
Kemampuan adalah kesanggupan untuk mengingat, artinya dengan
adanya kemampuan untuk mengingat pada siswa berarti ada suatu indikasi
bahwa siswa tersebut mampu untuk menyimpan dan menimbulkan
kembali dari sesuatu yang diamatinya. Al-Qur`an adalah sebuah kitab
yang harus dibaca, bahkan sangat diajukan untuk dijadikan sebagai bacaan
harian. Allah SWT menilainya sebagai ibadah bagi siapapun yang
membacanya. Berdasarkan pendapat tersebut maka dapat dipahami bahwa
kemampuan membaca Al-Qur’an adalah kesanggupan yang dimiliki siswa
dalam membaca dengan baik dan benar berdasarkan tajwid untuk
memperoleh pesan dari al-quran.7
2. Tujuan Dan Fungsi Membaca Al-Qur`an
Al-Qur’an sebagai kitab umat Islam memiliki fungsi yang sangat
komplek bagi umat manusia. Adapun fungsi dan tujuan Al-Qur’an dalam
kehidupan adalah:
a. Untuk membersihkan akal dan mensucikan jiwa dari segala bentuk
syirik dan memantapkan keyakinan tentang keesaan yang sempurna
bagi Tuhan semesta alam, keyakinan yang tidak semata-mata sebagai
konsep teologis tetapi falsafah hidup dan kehidupan umat manusia.
b. Untuk mengajarkan kemanusiaan yang adil dan beradab yakni bahwa
umat manusia merupakan suatu umat yang seharusnya dapat bekerja
sama dalam pengabdian kepada Allah SWT.
c. Untuk menciptakan persatuan dan kesatuan, bukan saja antar suku atau
bangsa tetapi kesatuan alam semesta dan kesatuan hidup dunia dan
akhirat.
d. Untuk mengajak manusia berpikir dan bekerja sama dalam bidang
kehidupan masyarakat dan bernegara melalui musyawarah dan
mufakat.
6
Amran Ys Chaniago, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Cet. V, (Bandung: Pustaka Setia, 2002)
Hal.145
7
Abdul Aziz Abdur Rauf, Al-Hafizh, LC, Pedoman dauriyah Al-Quran, (Markaz Al-Quran) Hal.7
e. Untuk membasmi kemiskinan material dan spiritual kebodohan,
penyakit dan penderitaan hidup manusia.
f. Untuk memadukan kebenaran dan keadilan dengan rahmat dan kasih
sayang dengan menjadikan keadilan sosial sebagai landasan pokok
kehidupan masyarakat.
g. Untuk menekankan peran ilmu dan teknologi guna menciptakan suatu
peradaban yang sejalan dengan jati diri manusia dengan panduan nur
ilahi.8

Itulah fungsi dan kegunaan Al-Qur’an bagi umat manusia. Maka


dari itu khususnya umat Islam adalah wajib mempelajari dan mendalami
Al-Qur’an. Karena kalau Al-Qur’an tidak dipelajari maka sulit bagi kita
untuk memahami isi dari kandungan Al-Qur’an itu sendiri. Pada hal kita
tahu bahwa Al-Qur’an adalah sebagai sumber ilmu pengetahuan dan
sekaligus sebagai pedoman dalam kehidupan, baik itu kehidupan di dunia
maupun kehidupan di akhirat.
Kemampuan membaca Al-Qur’an merupakan persoalan yang
mendasar yang sangat penting, sebab membaca Al-Qur’an itu adalah
ibadah kepada Allah SWT. Allah tidak menyukai hambanya yang tidak
mampu membaca Al-Qur’an, karena kemampuan membaca Al-Qur’an
merupakan kunci pembuka jalan kebahagian dunia dan akhirat.
Ayat yang pertama diturunkan Allah SWT kepada Nabi
Muhammad SAW yang tercantum dalam surat Al-Alaq ayat 1-5 yang
berisikan perintah membaca. Iqra’ adalah syarat pertama dan utama bagi
keberhasilan manusia, oleh karena itu tidaklah mengherankan bahwa
perintah membaca itu merupakan tuntunan pertama yang diberikan oleh
Allah SWT. Maka dari itu kita dituntut untuk harus belajar untuk membaca
Al-Qur’an.9

8
Prof. Dr. M. Quraish Shihab, Sejarah & ‘Ulum Al-Qur`an, (Pustaka Firdaus), Hal. 57-58
9
Iwandi, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kurangnya Kemampuan Siswa Dalam Membaca Al-
Qur’an Di Madrasah Aliyah Negeri 1 Pekanbaru, (2009)
3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kemampuan Membaca Al-Qur`an
Dalam proses belajar mengajar ada beberapa faktor yang
mempengaruhi kemampuan siswa. Demikian pula halnya dengan
kemampuan siswa dalam membaca Al-Qur’an. Hal tersebut sesuai dengan
pendapat Sadirman A.M bahwa faktor yang mempengaruhi kemampuan
peserta secara garis besar ada dua bagian yaitu faktor internal dan faktor
ekternal. Faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri siswa
sedangkan faktor ekternal adalah faktor dari luar diri individu.
Berdasarkan ungkapan di atas, tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi kemampuan siswa dalam belajar maka dapat dijabarkan
adalah sebagai berikut:
a. Faktor Internal adalah faktor yang ada dalam diri siswa.
Faktor internal yang mempengaruhi kemampuan siswa dalam
membaca AL-Qur’an adalah sebagai berikut :
1) Minat
Minat adalah perasaan suka dan rasa keterlibatan pada suatu
hal atau aktivitas tampa ada yang menyuruh. Minat juga berpengaruh
terhadap proses belajar mengajar dalam membaca Al-Qur’an, karena
apabila pelajaran membaca Al-Qur’an tersebut di minat siswa maka
siswa yang bersangkutan akan belajar dengan bersungguh sungguh.
Namun apabila pelajaran membaca Al-Qur’an tidak diminati siswa
maka siswa yang bersangkutan tidak akan belajar dengan sebaik-
baiknya. Karena minat menambah kegiatan belajar.
2) Bakat
Bakat adalah kemampuan manusia untuk melakukan suatu
kegiatan dan sudah ada sejak manusia itu ada. Bakat merupakan
kualitas yang dimiliki individu yang menunjukkan perbedaan tingkat
antara individu dengan individu yang lainnya dalam bidang tertentu.
Bakat merupakan kualitas yang dimiliki siwa yang menunjukkan
perbedaan tingkatan antara siswa yang satu dengan siswa yang lain
dalam kemampuan membaca Al-Qur’an. Maka dari itu faktor ini
juga menentukan kemampuan seseorang dalam belajar membaca Al-
Qur’an.
3) Latihan dan Pengulangan
Karena terlatuh atau sering mengulai sesuatu maka
kecakapan dan pengetahuan yang dimilikinya dapat menjadi
mungkin dikuasai dan mungkin mendalam, sebaiknya tanpa latihan
atau pengulangan pengalamanpengalaman yang dimiliki akan
menjadi hilang atau berkurang. Begitu juga halnya dalam
mempelajari Al-Qur’an, latihan dan pengulangan itu juga
menentukan keberhasilan dalam belajar mengajar membaca Al-
Qur’an.
4) Kesiapan
Kesiapan merupakan kesediaan untuk memberikan respon.
Kesediaan itu datang dari dalam diri siswa dan juga berhubungan
dengan kematangan. Kesiapan amat perlu diperhatikan dalam proses
belajar dan padanya sudah ada kesiapan, maka hasil belajarnya akan
lebih baik.
5) Sikap
Mengingat sikap siswa terhadap mata pelajaran tertentu
mempengaruhi hasil belajar, perlu diupayakan agar tidak timbul
sikap negatif siswa terhadap mata pelajaran tertentu. Guna
mengantisipasi munculnya sikap negatif siswa, guru dituntut untuk
selalu menunjukkan sikap positif terhadap dirinya sendiri dan
terhadap mata pelajaran yang menjadi kesukaannya.
b. Faktor Ekternal adalah factor yang ada di luar diri siswa.
Faktor ekternal yang mempengaruhi kemampuan siswa dalam
membaca AL-Qur’an adalah sebagai berikut:
1) Bimbingan Orang Tua
Bimbingan dari orang tua tidaklah mungkin ditiadakan dalam
kehidupan seseorang sejak kelahirannya. Orang tua memberikan
bantuan sebanyakbanyaknya kepada anak-anak mereka untuk
membawa mereka kearah pertumbuhan dan perkembangan baik
secara alamiyah maupun kulturil. Orang tua adalah pendidik dengan
demikian orang tua turut bertanggung jawab atas pencapaian tujuan
pendidikan. Dalam hal ini adalah pendidikan membaca Al-Qur’an.
2) Guru dan Metode Mengajar
Guru merupakan unsur manusiawi dalam pendidikan.
Kehadiran guru mutlak diperlukan didalamnya. Kalau ada hanya
anak didik tetapi tidak ada guru, maka tidak akan terjadi kegiatan
belajar mengajar di sekolah. Jangankan ketiadakan guru, kekurangan
guru saja sudah merupakan masalah. Kondisi kekurangan guru
seperti ini sering ditemukan di lembaga pendidikan yang ada di
daerah. Dalam belajar membaca Al-Qur’an faktor guru merupakan
faktor yang terpenting pula bagaiman sikap dan kepribadian guru,
tinggi rendahnya pengetahuan yang dimiliki guru dan cara
mengajarkan pengetahuan kepada anak didiknya, turut menentukan
bagaimana hasil belajar yang dapat di capai anak.
Ini faktor penting dalam mengajar, sebab metode pengajaran
adalah wasilah yang utama dalam menyampaikan ilmu, maka jika
kurang baik atau bahkan tidak ada hasilnya. Sebaiknya mempelajari
cara-cara pengajaran dan disesuaikan dengan keadaan murid-
muridnya, disamping itu perlu pula untuk mengetahui psikologi.10

10
Iwandi, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kurangnya Kemampuan Siswa Dalam Membaca
Al-Qur’an Di Madrasah Aliyah Negeri 1 Pekanbaru, (2009)
BAB III

METODE PENELITIAN

Metode merupakan upaya agar penelitian tidak diragukan bobot kualitasnya


dan dapat dipertanggung jawabkan validalitasnya secara ilmiyah. Untuk itu dalam
bagian ini dapat memberi tempat khusus tentang pendekatan dan jenis penelitian,
sumber data dan koleksi analisi data.

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian


Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif dan
menggunakan jenis eksperimen. Kuantitatif yaitu penelitian yang bersifat
statistik dan objektif dalam memahami permasalahan yang sedang diteliti.
Sedangkan eksperimen yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara
membangkitkan timbulnya suatu kejadian (keadaan) dengan melakukuan
perubahan terhadap variabel yang diteliti untuk dilihat akibatnya.
B. Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dapat diartikan sebagai cara-cara yang
digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data, maka untuk meneliti
masalah ini, peneliti menggunakan metode sebagai berikut:
1. Observasi
Observasi adalah pengamatan dan pencatatan yang dilakukan secara
sistematis terhadap suatu kenyataan (fakta), kondisi, atau kejadian yang
menjadi objek penelitian.11 Peneliti melakukan observasi untuk
mendapatkan data-data santriwati yang tergolong pada kelompok c serta
jumlahnya.
2. Tes
Tes adalah alat ukur mengukur kemampuan yang dimiliki sesorang.
Ada beberapa tes yang ditinjau dari sasaran atau objek yang akan
dievaluasi. Peneliti menggunakan pre-test dan post-test yang berbentuk tes

11
Muhtadi Abdul Mun`im, Metodelogi Penelitian Untuk Pemula, (Sumenep: Pusdilam 2014)
Hal.53
lisan untuk mencari data tentang variabel y (kemampuan membaca Al-
Qur’an).
C. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan dalam lingkungan pondok pesantren Al-Amien
Prenduan Sumenep Madura khususnya mushalla Asma` Lathifah yang
merupakan tempat untuk menggali ilmu pengetahuan dan ilmu agama. Pondok
yang terletak dipinggir jalan raya dan merupakan hubungan Kabupaten
Sumenep dan Pamekasan.
D. Sumber Data
Dalam Bahasa Indonesia, data diartikan sebagai keterangan atau bahan
yang dipakai untuk penalaran atau penyelidikan. Dapat disimpulkan bahwa
sumber data merupakan objek dari mana data dapat diperoleh. 12 Sumber data
penelitian ini menggunakan sampel. Sampel penelitian tersebut adalah
santriwati kelompok c kelas III Intensif TMI Putri Al-Amien Prenduan yang
berjumlah 5 subyek.

No Nama Kelas Asal


1. Ishlah Arofi`ah III Int D Kalimantan
2. Sarah Amanda Franu III Int E Palembang
3. Misrah Kurniati III Int E NTT
4. Silvia Lutfi Rahmawati III Int E Palembang
5. Fitriana Yunita III Int E Sampang

E. Teknik Analisa Data


Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dalam rangka
menguji hipotesis yang diajukan. Teknis analisis data yang peneliti gunakan
disini adalah teknis tes.
Md
t=

√ ∑ x2 d
N ( N−1 )

Keterangan:
12
Muhtadi Abdul Mun`im, Metodelogi Penelitian Untuk Pemula, (Sumenep: Pusdilam 2014)
Hal.51
Md = mean dari perbedaan pre test dengan pos test
Xd = devinisi masing-masing subjek (d-Md)
∑ x 2 d = jumlah kuadrat deviasi
N = subjek pada sampel
d.b. = ditentukan dengan N-1

Anda mungkin juga menyukai