Anda di halaman 1dari 21

DEFINISI PEMBELAJARAN, TUJUAN PEMBELAJARAN DAN

RUANG LINGKUP PEMBELAJARAN PKN

KELOMPOK 1 :
Siska Yulia Dalimunthe
Nim : 0309192035

Nadila Wanti
Nim : 0309192037

Annisa Nurjannah
Nim : 0309192039

Dosen Pengampu : Toni Nosution, M.Pd


BAB I

PENDAHULUAN

1.2 Latar Belakang

Salah satu pembelajaran yang telah ditetapkan dan diajarkan sejak duduk di bangku
sekolah dasar yaitu PKN. Pembelajaran PKN mencakup beberapa aspek kehidupan kita
sehari hari. Didalam pembelajaran PKN membahas tentang nilai nilai sila Pancasila yang
didalamnya terdapat nilai nilai yang dapat diterapkan di kehidupan sehari hari baik pada
lingkungan keluarga,masyarakat,organisasi,pertemanan maupun lingkungan kerja. Dengan
pembekalan Pembelajaran PKN sejak dini maka akan meningkatkan nilai moral serta
pengetahuan lainnya dalam banyak aspek kehidupan.

Menurut Permendiknas RI Nomor 41 Tahun 2007. Pembelajaran PKN merupakan


salah satu muatan kurikulum Pendidikan dasar dan menengah yang diatur dalam Pasal 2,
Pasal 3, dan Pasal 37 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional dan Penjelasan Pasal 37 yang berbunyi dimaksudkan untuk membentuk peserta
didik menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air”. Dalam proses
pembelajaran, PKn hendaknya menjadi mata pelajaran yang bersubjek ubjek pembelajaran
yang kuat ditandai oleh pengalaman belajar kontekstual dengan ciriciri: berkesan ,
berintegritas , menjunjung tinggi nilai , mengasyikan , serta menantang

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan Definisi Pembelajaran PKN ?
2. Bagaimana Pembelajaran Dalam Pandangan Islam ?
3. Apa yang dimaksud Tujuan dari Pembelajaran pkn ?
4. Apa yang dimaksud Dengan Ruang Lingkup Pembelajaran Pkn ?

1.3. Tujuan

1. Untuk Mengetahui dan Memahami definisi Pembelajaran PKN


2. Untuk Mengetahui dan Memahami Pembelajaran Dalam Pandangan Islam
3. Untuk Mengetahui dan Memahami tujuan dari pembelajaran pkn
4. Untuk Mengetahui dan Memahami Ruang Lingkup Pembelajaran Pkn
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Defenisi Pembelajaran

A. Pengertian Pembelajaran

Di dalam Etimologis Pembelajaran berdasarkan dari sumber kamus bahasa Indonesia


pembelajaran berasal dari kata “ajar” dan “belajar”. Ajar Yang dapat di Artikan petunjuk
untuk diberikan terhadap orang lain agar diketahui. Sedangkan Menurut Terminologi Kata
belajar Merupakan Usaha untuk mendapatkan kecerdasann ilmu, Dengan Cara Membaca dan
Juga Berlatih, atau Merubah tingkah laku atau tanggapan yang diakibatkan pengalaman. Hal
ini tertulis dalam buku Pembelajaran pendidikan kewarganegaraan shafira, dkk dalam buku
cetakan pertama.
Menurut Trianto Berdasarkan buku pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
cetakan pertama trianto memberikan defenisi, pembelajaran sebagai aspek kegiatan yang
kompleks dan tidak dapat dijelaskan sepenuhnya. Secara sederhana, pembelajaran dapat
diartikan sebagai produk interaksi berkelanjutan antar pengembangan dan pengalaman hidup.
Pada hakikatnya, Trianto1
B. Beberapa Defenisi Pembelajaran

Menurut Para Ahli Di kutip Berdasarkan Buku Karya Toni, yang berjudul Pengantar dan
Konsep Pembelajaran Kewarnegaraan yaitu : 2

1. Azhar Mendefenisikan Pembelajaran merupakan segala sesuatu yang bisa membawa


informasi dan pengetahuan dalam interaksi yang berlangsung baik dari pendidik
maupun peserta didik. Pemakaian Alat juga digunakan untuk pembelajaran sesuai
dengan materi pelajaran yang akan diajarkan, hal ini dapat di lihat dengan
karakteristik peserta didik dan dipandang sangat pas dan sesuai untuk penyampaian
informasi, Hingga siswa dapat memahami dengan baik
1
shafira, agnis, dkk. Pembelajaran pendidikan kewarganegaraan. 2020. CV. Elaku Sukses
2
Toni, Pengantar dan Konsep Pembelajaran KEWARGANEGARAAN (Spesifikasi Guru PKn di SD/MI). K-
Media Yogyakarta, 2021. Hal. 22
2. Pembelajaran berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2013 Pembelajaran
merupakan proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar
di dalam suatu lingkungan belajar. Pendidik juga harus bisa memenuhi persyaratan
sesuai dengan tingkatan setiap peserta didik yang akan diajarkan, dan juga mata
pelajaran yang diajarkan, dan berbagai ketentuan yang intruksional lainnya. Dan di
lain itu pendidik harus mampu menguasai sumber belajar dan media pembelajaran
agar tercapai tujuan pembelajaran itu.
3. Sagala mendefenisikan Pembelajaran Merupakan Pembelajarkan siswa menggunakan
asas pendidikan maupun teori belajar yang menjadi penentu utama keberhasilan
pendidik.
4. Degeng mendefenisikan Pembelajaran merupakan upaya untuk membelajarkan siswa.
Baik Secara penerapan didalam pembelajaran yang juga terdapat kegiatan memilih,
dan juga memastikan, dan untuk meningkatkan cara untuk mencapai hasil
pembelajaran yang diinginkan.

2.2 Pembelajaran Dalam Pandangan islam3


A. Istilah Pembelajaran dalam Islam
Istilah belajar dan pembelajaran bisa diartikan sebagai konsep ta’lim dalam Islam. Taklim
yang merupakan berasal dari bahasa arab dan berasal dari kata “allama – yu'allimu – ta'līman.
Istilah taklim sendiri biasa atau umumnya berkonotasi dengan tarbiyyah, atau tadris dan
ta'dib, meskipun bila ditelaah secara rinci dan mendalam maka istilah tersebut akan
mengakibatkan terjadinya perbedaan makna. Suruan untuk taklim sudah sering di serukan
atau di bahas banyak dalil atau ayat ayat yang menerangkan, baik itu dari sumber Al Qur’an
maupun Hadis Rasulullah saw.
Berdasarkan ayat atau surah dalam Al-Qur'an yang berkaitan dengan instruksi Al-Qur'an
mengenai pentingnya akan belajar dan pembelajaran di antara bahan-bahan yang ada di
pembelajaran seperti:
1. QS. al-'Alaq: 1-5 Tentang perintingnya materi belajar dan pembelajaran Firman Allah
dalam QS. al-Alaq,

ۚ
َ ۚ َ‫ك الَّ ِذ ۡى خَ ل‬
(4) ‌‫ق‬ ۡ ِ‫)اِ ۡق َر ۡا ب‬1( ‌ۚ ‫ق‬
َ ِّ‫اس ِم َرب‬ ٍ َ‫ق ااۡل ِ ۡن َسانَ ِم ۡن َعل‬ َ ُّ‫) اِ ۡق َرا َو َرب‬3( ‫الَّ ِذيْ َعلَّ َم بِ ْالقَلَ ۙ ِم‬
َ َ‫ ) خَ ل‬2( . ۙ‫ك ااۡل َ ۡك َرم‬

3
Ahmad, “Petunjuk Al-Qur’an Tentang Belajar Dan Pembelajaran”, jurnal Education and Learning Journal.
Vol. 1, No. 1, Januari 2020, 83.
َ ‫َعلَّ َم ااۡل ِ ۡن َس‬
)5( ‫ان َما لَمۡ َي ۡعلَم‬

Terjemahnya:
1). Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan. 2) Dia sudah
menciptakan manusia dari segumpal darah. 3) Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha
pemurah. 4) Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam. 5) Dia telah mengajar
kepada manusia apa yang tidak diketahuinya
4
Surat al-Alaq ayat 1-5 surah ini merupakan surat yang pertama kali diturunkan
kepada Rasulullah di dalam gua hira dan merupakan ayat pertama di dalam al-Qur'an yang
turun pada awal Islam. Di Ayat 1-5 merupakan ayat yang pertama kali turun kepada Nabi
Muhammad saw. Ayat yang pertama berisikan perintah untuk membaca ‫ اقــرأ‬.Membaca
merupakan salah satu aktifitas dalam beelajar.
Sedangkan Menurut al-Raghib al-Ashfahani yang di kutip dalam jurnal mukhsin, kata
‫ قــرأ‬berarti menghimpun. Maka Dengan itu seseorang tidak dapat dikatakan membaca,
Terkecuali jika ia menghimpun kata demi kata dan mengucapkannya. Berdasarkan pengertian
Di atas disini Quraish Shihab dia lebih cenderung memberikan dan mengembalikan arti kata
tersebut kepada hakikat kata menghimpun, Menjadi menyampaikan, menelaah, membaca,
mendalami, meneliti, mengetahui ciri-cirinya dan sebagainya
Seperti yang sudah di jelaskan dalam jurnal penelitian pendidikan islam karya mukhsin
dan anggi di sini ia menuliskan Para ahli pendidikan Islam senantiasa memasukan ayat ini
sebagai ayat pendidikan. Seperti Hasan Langgulung, misalnya ia mendefenisikan surat al alaq
dan menyatakan seakan-akan permulaan ayat yang pertama kali turun untuk sebagai
pemberitahuan bahwa kitab ini mengarah atau bertujuan menuju kepada Ilmu, Ajaran yang
dibawanya tegak di atas dasar ilmu dan akan mengajar kepada manusia apa yang diketahui
seperti beberapa ahli seperti ubhiyati, utsman dan yunus mereka mendefenisikan bahwa surat
Al - Alaq yang berisikan perintah untuk kita membaca dan juga mereka memandang surat al
alaq berakitan erat dengan pendidikan dan tidak lepas dengan pendidikan.
2. QS. al-Nahl :78 5
Di dalam sursah al Nahl brerisi Proses tentang potensi atau keunggulan pada diri
manusia yang harus digunakan dalam kegiatan belajar dan pembelajaran;

4
Mukhsin, anggi “Konsep Pendidian Islam Dalam AL-QURAN Surat AL-ALAQ Ayat 1-5”, Penelitian IAIN
Ambon. (2016). 5
5
Ahmad, “Petunjuk Al-Qur’an Tentang Belajar Dan Pembelajaran”, jurnal Education and Learning Journal.
Vol. 1, No. 1, Januari 2020, 84-85
َ ‫ْص َر َوٱَأْل ْف ِٔـدَ َة ۙ لَ َعلَّ ُك ْم َت ْش ُكر‬
‫ُون‬ َ ٰ ‫ٱلس مْ َع َوٱَأْلب‬ َ ‫ون ُأ َّم ٰ َه ِت ُك ْم اَل َتعْ لَ ُم‬
َّ ‫ون َشي ًْٔـا َو َج َع َل لَ ُك ُم‬ ُ ‫َوٱهَّلل ُ َأ ْخ َر َج ُكم م ِّۢن ب‬
ِ ‫ُط‬
Terjemhahnya:
Dan Allah telah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam Keadaan tidak mengetahui
sesuat upun, dan Dia telah memberikan kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu
bisa bersyukur.
Ayat di atas memiliki makna dan menunjukkan bahwa sebenarnysa terdapat tiga potensi
yang juga terlibat di dalam proses saat pembelajaran seperti ; Al-Sam’u, Al-Bashar, dan juga
Fu’ad. Bahkan juga, kata al-sam’u memiliki arti yaitu telinga yang berguna untuk merekam
suara, dan juga untuk memahami dialog, dan Lain lainnya. Di dalam Penyebutan al-Sam’u di
dalam Al-Qur'an selalu berkaitkan dengan penglihatan visual dan juga emosional, di sini
menunjukkan adanya korelasi diantara berbagai alat dalam kegiatan belajar dan
pembelajaran. Hal ini dapat dilihat secara jelas dalam QS. al-Isrā :36; QS. al-Mu’minūn :78;
QS. al-Sajadah: 9 dan QS. al-Mulk: 23. 6
Mengenai kata ‫ االبصار‬al-bashar yang mempunyai arti mengetahui ataupun melihat
sesuatu. Dapat Di cirikan pemaknaannya dengan kata (‫ ) راى‬ra’ā yang artinya “melihat”.
Sebenarnya Banyak surah ataupun ayat Alquran yang menyerukan atau membahas tentang
manusia untuk melihat dan juga merenungkan/memahami apa yang dilihatnya. Hal ini juga
sesuai berdasarka di dalam surah dalam QS. al-A’rāf : 185; QS. Yūnus 101; QS. al-Sajdah :
27 dan selainnya. Sedangkan ‫ االفئدة‬fu’ād Yang merupakan nama lain dari kata qalbu. Al-fu’ād
atau al-qalb sendiri adalah pusat penalaran yang harus difungsikan di dalam proses kegiatan
belajar dan mengajar. Ayat-ayat yang menyebutkan kata tersebut adalah misalnya; QS. al-Haj
: 46; QS. al-Syuarā : 192-194; 3. QS al-Luqman
3. Proses tentang pemantapan aqidah dan akhlak dalam belajar dan pembelajaran Firman
Allah QS. al-Luqman (31):17
Terjemahnya:
" Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan
cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang
menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh
Allah). Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan
janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. Dan sederhanalah kamu dalam
berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguh-nya seburuk-buruk suara ialah suara
keledai."
6
Ibid. hal. 84-85
Pada QS. Luqmān : 12-19 ini merupakan salah satu ayat yang berisikan tentang
pendidikan. Di Dalam ayat 12-16 di sini ia mengisikan tentang mengajar dalam iman yang
dimulai dengan mengajarkan keunikan Tuhan, dan juga di dalam dalam ayat 17 di sini, ia
berisikan tentang mengenai atau membhas dengan ajaran doa yang juga disertai juga dengan
anjuran untuk menyuruh kepada yang makruf untuk mencegah kemungkaran. Dengan adanya
surah tersebut, Dapat dipahami bahwa usaha yang harus pertama kali dilakukan dan yang
akan diajarkan kepada peserta didik di dalam proses pendidikan setelah adanya masalah
aqidah yang meliputi ibadah, adalah masalah akhlak, yaitu sopan santun di dalam berinteraksi
dengan Antatar sesama manusia.
Luqman mengajar anaknya dengan bentuk nasihat. Ia berkata : wahai anakku,
janganlah engkau berkeras memalingkan pipimu yakni mukamu dari manusia siapun dia,
dan bila engkau melangkah janganlah engkau angkuh, tetapi berjalanlah dengan lembut dan
penuh wibawa. Bersikap sederhanalah dalam langkahmu, jangan tergesa-gesa. Lunakkanlah
suara-mu sehingga tidak terdengar kasar seperti keledai, sesungguhnya seburuk-buruk suara
ialah suara keledai karena awalnya siulan yang tidak menarik dan akhirnya terikan nafas
yang buruk.7

B . Petunjuk al-Qur’an Metode Belajar dan Pembalajaran


Metode atau bisa di sebut juga dengan ‫ المنهج‬al-manhaj atau ‫ الوصلة‬al-wasalah, yaitu,
sistem atau pendekatan dan juga merupakan sarana yang akan digunakan untuk mengantar
kepada suatu tujuan. Sebenarnya Tanpa metode, Di dalam proses pembelajaran, kurang
efektif atau tidak berjalan baik dan efesien menuju ke tujuan pendidikan. Di sini Metode
pendidikan yang kurang tepat atau pun tidak tepat guna bisa menjadi penghalang kelancaran
jalan proses pembelajaran sehingga akan banyak tenaga dan juga waktu yang terbuang sia-sia
begitu saja. Oleh itu, metode yang diterapkan oleh pendidik, akan berdaya guna dan berhasil
apabila guna menggunakan metode yang tepat sehingga tercapainya tujuan pendidikan yang
diharapkan. Kewajiban tentang belajar dan pembelajaran Firman Allah QS. al-Nahl (16):125
Yang artinya
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan
bantahlah mereka dengan cara yang baik”.

7
Ibid hal. 84-85
2.3 Tujuan Pembelajaran PPKn 8

A. Tujuan Pembelajaran

Tujuan Pembelajaran di sini merupakan suatu hal yang sangat penting dan harus bisa
tercapai di dalam proses pembelajaran, karena ketika sudah dapat menentukan apa
sebenarnya tujuan yang ingin dicapai di dalam proses pembelajaran memiliki artian tujuan
pembelajaran yang sudah ditentukan dengan jelas dan tegas, maka selanjutnya di sini
seorang guru/pendidik dapat dengan mudah dalam melaksanakan setiap proses pembelajaran
yang pada nantinya proses pembelajaran akan lebih terarah dan terseruktur. Tetapi, tidak
melupakan dasar tujuan yang telah ditentukan sebelumnya dan sesudah disesuaikan dengan
kondisi seperti pembagian waktu, dan saranan dan juga prasarana apa saja yang bisa
menunjang proses berlangsung pembelajaran agar efektif sehingga dapat mencapai tujuan
yang telah dirumuskan, terlepas dari itu juga, tujuan pembelajaran yang telah dirumuskaan
harus dapat mensesuaikan dengan kesiapan dari peserta didik yang akan diajarkan nantinya.9

Tujuan pembelajaran sendiri sangat penting. Mengapa?. Hal ini dikarenakan


pembelajaran PKN bertujuan untuk mendidik dan mengembangkan siswa agar menjadi warga
negara yang baik. Selain itu juga, Di dalam program PKN mengajarkan mereka untuk
memahami dan mampu secara jujur dan demokratis memenuhi hak dan kewajibannya dalam
kehidupan bagi setiap warga negara terpelajar, yang juga merupakan pelajaran yang sangat
mendasar di dalam masyarakat madani, mengajarkan akan toleransi, dan saling menghormati
satu sama lain.10

Perumusan tujuan pembelajaran bukan lah suatu perkara mudah untuk dicetuskan,
Karena banyak faktor yang akan menjadi pertimbangan dalam memberikan rumusan tujuan
pembelajaran. tujuan pembelajaran merupakan salah satu komponen dalam pembelajaran,
yang mana dalam mencetuskan tujuan pembelajaran nantinya akan mempengaruhi komponen
pembelajaran lainnya, karena dalam hal ini setiap komponen pembelajaran saling
berhubungan dan mempengaruhi. Salah satu komponen pembelajaran adalah kegiatan belajar
mengajar, pemilihan metode belajar, alat dan sumber, yang mana masing-masing komponen
tersebut saling keterhubungan dan mempengaruhi.

8
Sucahyono, “ Hakekat Pembelajaran PPKN”, Modul 2016
9
Adha Shafira, dkk, Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, (Jawa Tengah: CV. Elaku Sukses
Berkemajuan, 2020), hlm. 8.
10.
Heri Hidayat, dkk, Peranan Teknologi dan Media Pembelajaran Bagi Siswa Sekolah Dasar di
Dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, (Jurnal: Pendidikan Kewarganegaraan Undiksha), Vol. 8,
No. 2, Mei 2020.
Menurut Sapriya (2001), tujuan Pembelajran PKN searah dengan partisipasi yang bisa
masuk akal dan tanggung jawab di dalam berkehidupan politik warga, dan mematuhi nilai-
nilai dan juga prinsip-prinsip dasar demokrasi konstitusional Indonesia. Partisipasi warga
yang efektif dan bertanggung jawab di butuhkan kontrol atau pengawasan atas sejumlah
keterampilan dan intelektual untuk berpartisipasi. Partisipasi yang efektif dan bertanggung
jawab juga akan meningkat dengan pengembangan disposisi yang meningkatkan
keterampilan individu untuk berpartisipasi dalam proses politik dan untuk mendukung fungsi
sistem politik yang sehat serta perbaikan masyarakat.11

Tujuan akhir dari pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan adalah warga negara yang
cerdas dan baik, yakni warga negara yang bercirikan tumbuh-kembangnya kepekaan,
ketanggapan, kritisasi, dan kreativitas sosial dalam konteks kehidupan bermasyarakat secara
tertib, damai, dan kreatif. Para peserta didik dikondisikan untuk selalu bersikap kritis dan
berperilaku kreatif sebagai anggota keluarga, warga sekolah, anggota masyarakat, warga
negara, dan umat manusia di lingkungannya yang cerdas dan baik. Proses pembelajaran
diorganisasikan dalam bentuk belajar sambil berbuat (learning by doing), belajar
memecahkan masalah sosial (social problem solving learning), belajar melalui perlibatan
sosial (socio-participatory learning), dan belajar melalui interaksi sosial-kultural sesuai
dengan konteks kehidupan masyarakat.

Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan disusun di dalam Permendiknas No. 22 tahun


2006 Standar Isi kepada Satuan Pendidikan Dasar dan Menegah. Hal ini di harapkan agar
peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut ;
a. Berpikir secara kritis, sensibel, dan kreatif atau imajinatif dalam menanggapi isu
kewarganegaraan.
b. Ikut Berperan secara aktif dan bertanggungjawab, dapat bertindak secara cerdas
dalam kegiatan beraktivitas dalam bermasyarakat, dan juga berbangsa dan bernegara,
dan ikut anti-korupsi.
c. Hal ini juga membantu dalam mengembangkan mengararah positif dan juga bersikap
demokratis hal ini berguna untuk membentuk diri dengan dasar karakter-karakter
yang berada di dalam masyarakat Indonesia agar mampu hidup bersama dengan
bangsa-bangsa lain.

11.
Ina Magdalena, dkk, Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di Sekolah Dasar Negeri Bojong
3 Pinang, (Bintang: Jurnal Pendidikan dan Sains), Vol. 2, No. 3, Desember 2020, hlm. 423.
d. Dapat membantu Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain di dalam persatuan dunia
secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi.

Seorang Ahli memberikan pernyataan bahwan Tujuan pembelajaran PKN yaitu civic
education merupakan partisipasi yang bernilai dan bertanggung jawab pada kehidupan politik
dan juga masyarakat baik dari tingkat lokal, dari negara bagian, dan juga nasional. Sisdiknas
memberikan arti tujuan dari pembelajaran yaitu untuk mengembangkan potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan tanggung jawab.

Berdasarkan dari tujuan pembelajaran PKn di Sd/Mi sebagai pendidikan yang berkaitan
dengan konsep, nilai, moral dan norma. Hal ini juga Bertujuan dalam membentuk warga
negara yang baik sesuai dengan Pancasila. Dengan demikian, di sini para calon guru MI
hendaknya mempunyai kemampuan materi berdasarkan muatan yang terkandung di
dalamnya, meliputi nilai, moral dan norma.12
Dengan adanya tujuan dari pembelajaran PKN diharapakan nantinya dapat membantu
peserta didik untuk menjadi pribadi yang lebih baik, dengan mengamalkan isi dari
pembelajaran yang telah dilakukan. Dalam hal ini juga dapat kita katakan, bahwa
pembelajaran kewarganegaraan adalah pembelajaran yang sangat berguna bagi peserta didik
untuk membentuk, membina dan mewujudkan karakter yang sesuai dengan yang diharapkan,
selain itu juga diharapkan dengan adanya pembelajaran PKN dapat mengembangkan
kompetensi dan pola pikir peserta didik menjadi generasi muda yang memiliki pola pikir
maju cerdas, dan berkarakter yang sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung dalam
pancasila.13

B.Hubungan Pendidikan Agama dan kewarganegaraan 14

12
Shafira, dkk. Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan ( Studi Pendidikan Budi Pekerti) 2020. CV. Elaku
Sukses Berkemajuan. Hal. 45-46

13
Feri Tirtoni, Pembelajaran PKn di Sekolah Dasar, (Yogyakarta: CV. Buku Baik, 2016), hlm. 40.
14
Budiman, “Hubungan Pendidikan Agama Islam dan Pendidikan Kewarganeraan” keilmuan dan
pendidikan . vol, 5 No 2. 2018. Hal 6-10
Berdasarkan jurnal keilmuan dan pendidikan budiman memberi keterkaitan antara
ilmu pkn dan pendidikan agama yaitu Pendidikan Agama Islam dan Pendidikan
Kewarganegaraan di sini kedaunya memiliki sedikit kesamaan dalam hal tujuannya yakni
menanamkan nilai nilai kehidupan bermasyarakat dan juga bernegara serta berbudi pekerti
dan juga berakhlak yang luhur. Dan Di samping itu juga menanamkan sikap budi pekerti
yang luhur, Pendidikan Kewarganegaraan juga dapat membentuk anak didik agar dapat
memahami, mengamalkan dan melestarikan nilai nilai yang terkandung dalam Pancasila
sehingga menjadi kan warga negara yang baik serta bertanggung jawab mencakup pada
dimensi pengetahuan kewarganegaraan

Dan juga berdasarkan mengarah di dalam Undang Undang Dasar 1945 pasal 29 ayat 2
yang di kutip dalam jurnal budiman yang menyebutkan di sini bahwa “Negara menjamin
kemerdekaan tiap tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing masing dan beribadat
menurut agamanya dan kepercayaannya itu”. Di sini dapat di lihat bahwa penduduk
Indonesia dapat menganut agamanya masing masing, yang dapat diartikan penduduk
Indonesia bebas memilih agma dan beribadat.Dalam beragama dan berketuhanan Yang
Maha Esa. Secara umum Di dalam Pendidikan Agama Islam berisikan Ajaran ajaran
dasar yang terdapat dalam Agama Islam. Ajaran ajaran tersebut dapat kita lihat dalam Al
Quran dan Al Hadis yang tertuang dalam 3 (tiga) kerangka dasar ajaran Islam, yaikni
Akidah, Syariah dan juga Akhlak. Akidah adalah penjabaran dari konsep iman; syariah
sendiri merypakan penjabaran dari konsep Islam dan terakhir akhlak yang merupakan
penjabaran dari konsep ihsan.

Di sini juga budiman menjelaskan di dalam Pendidikan agama dan juga pendidikan
moral mereka mendapatkan tempat yang wajar dan leluasa di dalam sistem pendidikan
nasional Indonesia. berdasarkan Undang undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem
Pendidikan Nasional Bab IX pasal 39 butir 2 Misalnya mengatakan bahwa isi di dalam
kurikulum setiap jenis, jalur dan jenjang pendidikan wajib untuk memuat pendidikan
Pancasila, pendidikan agama dan pendidikan kewarganegaraan. Dengan tetap
memperhatikan dari visi dan juga misi Pendidikan Kewarganegaraan yaitu untuk
pembentukan menjadi warga negara yang baik, maka selain mencakup dimensi
pengetahuan, karakteristik pendidikan Kewarganegaraan ditandai dengan memberi
penekanan pada dimensi sikap dan ketrampilan civics.
Jadi di sini intinya budiman di dalam jurnalnya, ia mengartikan bahwa hubungan
pendidikan kewarganegaraan dengan pendidikan agama islam adalah pendidikan
kewarnegaraan yang disebut juga dengan pendidikan yang interdisipliner dimana
didalam pendidikan kewarganegaraan terdapat unsur unsur yang juga terkandung di dalam
pendidikan agama. Begitu pun sebaliknya dengan pendidikana gama islam juga ada nilai
nilai dan unsur unsur yang terkandung dalam pendidikan kewarganegaraan. Jadi
hubungannya keduanya sangat erat.15

2.4 Ruang Lingkup Pembelajaran Pkn

Menurut Nu‟man Somantri dalam Dikti (2014:7), Pembelajaran Pkn sangat penting
dan berguna untuk kalangan pendidikan Karena memuat pembelajaran karakter dan moral.
Untuk itu siswa-siswi Sekolah memiliki sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai
yang tercantum didalam Pancasila dan UUD 1945.

Kita sebagai calon guru haruslah memiliki karakter dan perilaku yang baik. Agar
nantinya akan ditiru dan diterapkan oleh siswa kita. sebagai calon guru haruslah mampu
mengajak siswa-siswi kita untuk menjadi Warga Negara Indonesia dengan baik.Contohnya
sebagai pelajar kita wajib untuk belajar dengan sungguh-sungguh. Dan sebagai guru kita
harus memberikan contoh menjadi warga Negara yang baik contohnya kebiasaan disiplin

Menurut kurikulum berbasis kompetensi, Pembelajaran pkn merupakan Pembelajaran


yang menargetkan pada proses pembentukan warga Negara dan generasi bangsa yang
memahami tugas dan kewajibannya dalam melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk
menjadi warga Negara Indonesia yang cerdas,terampil dan berkarakter pancasila Pancasila
dan UUD 1945 , serta mampu mengamalkannya di kehidupan sehari –hari dan menjadi
gambaran Negara di mata dunia .

Proses dalam membentuk warga Negara yang berkarakter pancasila memerlukan


kemampuan khusu dari pendidikan agar mampu mengajarkan pkn ini dengan menarik.
Menurut Branson , Pembelajaran pkn adalah Pembelajaran yang berpusat untuk mampu
memfokuskan untuk membentuk warga Negara yang memahami,mengerti, serta mampu
melaksanakan hak-hak sebagai warga Negara Indonesia yang mampu melaksanakan
kewajibannya sebagai warga Negara Indonesia.

15
Budiman, Ibid. Hal 6-10
Serta menjadi anak didik yang berpengetahuan tinggi , cekatan , terampil) dan
memiliki sikap, sifat, serta karakter yang berlandaskan dalam nilai-nilai Pancasila yaitu Nilai
Ketuhanan, Nilai Kemanusiaan, Nilai Persatuan, Nilai Kerakyatan dan Nilai Keadilan serta
Undang-undang Dasar 1945 sebagai Konstitusi Negara.

Dalam pembentukan kurikulum pada setiap mata pelajaran dan setiap satuan
pendidikan dimasukkan dalam kompetensi yang harus dikuasai peserta didik , sesuai dengan
kemampuan dan tuntutan pembelajar yang tercantum dalam struktur kurikulum. Kompetensi
yang dikatakan adalah yang terdiri atas standar kompetensi dan kompetensi dasar yang
dikembangkan berdasarkan standar kompetensi kelulusan yang bersumber dati tujuan
pembelajaran itu sendiri . kegiatan ekstrakulikuler/ kegiatan pengembangan diri merupakan
bagian penting daritatanan kurikulum pada jenjang pendidikan dasar dan menengah yang
dapat digubakan sebagai wadah media pembelajaran pkn yang menarik dan menyenangkan

Tujuan pendidikan kewarganegaraan diisyaratkan dalam Q.S. al-Nisâ’/4: 9, yang


memberikan pesan agar tidak meninggalkan warga yang lemah, artinya al-Qur’an
menghendaki setiap warga negara harus kuat dan baik. Sedangkan warga negara yang baik
menurut al-Qur’an adalah warga negara yang memiliki hubungan harmonis dengan Allah,
yaitu beriman dan selalu komitmen menjalankan apa saja yang Allah perintahkan-Nya dan
menghindari larangan Allah (Q.S. al-A‘râf/7: 96), menyuruh untuk berbuat baik dan
mencegah perbuatan buruk (Q.S. Âli ‘Imrân/3: 110), menjaga persatuan dengan cara saling
mengenal dan menghargai satu sama lain (Q.S. al-Hujurât/49: 13). Sedangkan materi
pendidikan kewarganegaraan yang diisyaratkan dalam al-Qur’an adalah nilai-nilai kebebasan
atau hak asasi manusia (Q.S. al-Isrâ’/17: 70), persaudaraan (Q.S. al-Hujurât/49: 13),
persamaan dan keadilan (Q.S. al-Mâ’idah/5 ayat 8), serta bela negara (Q.S. al-Taubah/9: 38).

Dengan begitu muatan pada kurikulum di setiap mata pelajaran pada setiap satuan
pendidikan dituangkan ke dalam kompetensi yang wajib dimengerti, dipahami serta dikuasai
oleh peserta didik sesuai dengan beban belajar dan kriteria yang sesuai dengan struktur
kurikulum dan tujuan pembelajaran . Kompetensi ini meliputi Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar yang dikembangkan berdasarkan tujuan pembelajaran yang dijadikan
kriteria dalam kelulusan16

Pasal 37 Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,


ruang lingkup pembelajaran Pkn itu untuk Sekolah umum beragama. Norma contohnya kita
16
Wahab, A. Azis dan Sapriya. 2011. Teori & Landasan Pendidikan Kewarganegaraan.
Alfabeta . Bandung
wajib mentaati norma apabila kita tidak mentaati maka kita akan kena denda atau hukuman
penjara. Hukum dan peraturan contohnya kita wajib mentaati peraturan

Hak Asasi Manusia contohnya kita wajib memperjuangkan Hak Asasi kita sebagai
manusia.Kebutuhan warga negara contohnya bermusyawarah apabila ada
persoalan.Konstitusi Negara

Ruang lingkup Pembelajaran PKN meliputi:

1. Dasar negara, ideologi, dan pandangan hidup bangsa Indonesia adalah pancasila
Pancasila sebuah idelogi Negara bermakna sebagai berikut:
a. Sebagai dasar negara atau pedoman untuk menata kehidupan Negara Indonesia.arti
menata negara adalah mewujudkan sikap aktif warga negara terhadap warga negara.
b. Sebagai dasar untuk melakukan aktivitas bernegara. Diartikan bahwa aktivitas dan
pembangunan yang dilaksanakan Negara berdasarkan peraturan-peraturan perundang-
undangan yang merupakan penjabaran dari dan sesuai dengan prinsip prinsip
yangterkandung dalam Pancasila dan UUD 1945. Sebagai dasar dalam cara/
kebiasaan berkomunikasi dan bersosial antara para warga negara yang satu dan yang
lain . Dimaknai bahwa sebenarnya penerimaan pancasila oleh masyarakat bernegara
serta berideologi menjamin kemudahan masyarakat yang berbeda-beda latar belakang
lehidupannya dapat menjalin interaksi dan berkerja sama dengan baik untuk
membentuk suatu kebiasaan nasional.
c. Proses perumusan pancasila sebagai dasar negara sidang BPUPKI yang pertama
diselenggarakan tanggal 29 Mei sampai 1 Juni 1945 yang mengemukakan gagasan
yaitu Mr. Moh Yamin, Dr. Soepomo, Ir. Soekarno. Kemudian yang diterima dalam
sidang tersebut yaitu pendapat dari Ir, Soekarno yang diberi nama Pancasila.
Kemudian dibentuklah panitia sembilan yang bertugas merumuskan dasar negara
tetapi warga negara indonesia tidak setuju pada sila kesatu kemudia sila pertama
diubah dengan Ketuhanan Yang Maha Esa.
d. Pengamalan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan sehari-hari
1. Nilai ketuhanan
2. Nilai kemanusiaan
3. Nilai persatuan
4. Nilai kerakyatan
2. UUD 1945 adalah hukum dasar tertulis dan merupakan landasan konstitusional
kehidupan warga Negara Indonesia dalam aspek bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara. Serta sebagai landasan hukum

Berarti Norma adalah segala bentuk peraturan yang wajib ditaati dan dilaksanakan
oleh semua orang jika dilanggar atau ditinggalkan maka akan dicemooh oleh masyarakat
bahkan dikenai hukuman berupa penjara sesuai dengan apa yang dilakukannya. Contoh
norma- norma agama, norma kesilaan, norma hukum, dll. Hukum adalah segala bentuk
peraturan yang terikat danwajib ditaati dan dilaksanakan apabila dilanggar akan dikenakan
hukuman penjara. Contoh hukum: perampok akan dipenjara oleh polisi. Peraturan adalah
segala bentuk peraturan yang wajib ditaati dan dipatuhi apabila dilanggar akan dikenai
sanksi. Contoh peraturan: sebagai siswa wajib memakai seragam sekolahdan atribut
sekolah.Norma, hukum, dan peraturan meliputi tertib dalam kehidupan keluarga, tata tertib
disekolah, norma yang berlaku masyarakat, peraturan-peraturan daerah, norma-norma dalam
kehidupan sosial lalu ada sistem hukum dan peradilan nasional, serta peradilan internasional
yang mengatur hokum internasional

3. Sebagai kesepakatan final bentuk Negara Republik Indonesia yaitu Negara Kesatuan
Republik Indonesia,,Berarti Konstitusi negara meliputi kegiatan proklamasi
kemerdekaan dan konstitusi yang pertama. Proklamasi kemerdekaan diselenggarakan
pada tanggal 17Agustus 1945.

Tepatnya di Penggangsaan Timur Jakarta nomor 56 pas pada pukul 10.00 WIB
dirumah bapak Ir. Soekarno konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan di Indonesiaantara
lain UUD 1945, UUD Sementara, dll. Hubungan dasar negara dan konstitusi(UU)itu
tercantum di dalam UUD 1945 alenia ke-4 yang memuat dasar negara kita yaituPancasila.

4. Bhinneka Tunggal Ika, adalah bentuk serta wujud filosofi kesatuan yang melandasi
dan mewarnai keberagaman kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara,
yang menjadi satu kesatuan yang membentuk Negara indonesia

Berarti memiliki sikap yang membantu sama lain tidak memandang dari segi agama,
suku bangsa, ras maupun golongan dan saling bekerjasama untuk membangun bangsa untuk
memajukan Negara Kesatuan Republik Indonesia, Persatuandan Kesatuan Bangsa meliputi
hidup rukun dalam perbedaan, Cinta lingkungan, Kebanggaan sebagai Bangsa Indonesia,
Sumpah Pemuda, Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, Partisipasi dalam
pembelaan negara, Sikap positif terhadap Negara Republik Indonesia, Keterbukaan dan
jaminan keadilan.

5. Kekuasaan Politik meliputi

a. Pemerintahan desa dan kecamatan

Pemerintahan desa yaitu segala sesuatu yang berhubungan untuk menjalankan


pemerintahan yang ada di desa meliputi struktur kelembagaan (Kepala desa, sekretaris desa,
seksi-seksi (pamong desa, BPD, dll), serta program pembangunan desa/ kegiatan yang akan
dijalankan di desa tersebut. Pemerintahan kecamatan yaitu segala yang berhubungan untuk
menjalankan roda pemerintahan yang ada di kecamatan meliputi struktur kelembangaan
(camat, sekretaris camat, bendahara kecamatan, seksi-seksi, dll), serta seluruh program kerja
yang akandijalankan oleh kecamatan tersebut.

b. Pemerintahan daerah dan otonomi-pemerintahan pusat

Pemerintahan daerah yaitu segala sesuatu yang berhubungan untuk menjalankan


pemerintahan yang ada di daerah tersebut meliputi bupati-wakil bupati/walikota-wakil
walikota, sekretaris daerah, bendahara daerah, DPRD, dll. Daerah otonomi merupakan daerah
yang diberi wewenang oleh pemerintahan pusat mengelola daerahnya sendiri tanpa campur
tangan pemerintahan pusat agar daerahnya makmur dan sejahtera. Pemerintahan pusat yaitu
semua badan-badan yang bertugas menjalankan pemerintahan dari yang tertinggi hingga yang
terendah meliputi presiden dan wakil presiden, para menteri, DPR, DPD, MA, KY, MK, dll).

6.Demokrasi dan Sistem Politik

Demokrasi berasal dari Bahasa Yunani yaitu Demos dan Kratos, Demos artinya
rakyat dan kratos artinya pemerintahan jadi demokrasi adalah rakyat merupakan pemegang
kekuasaan tertinggi pada roda pemerintahan.Sistem politik negara indonesia menganut sistem
politik demokrasi pancasila yang ajarannya menganut nilai kebutuhan nilai kemanusiaan,
nilai persatuan, nilai kerakyatan dan nilai keadilan.

7. Budaya Politik

Budaya politik adalah pola tingkah laku dalam upaya beradaptasi dengan
lingkungannya gunamemperoleh, menjalnkan dan mempertahankan kekuasaan pemerintahan
dalam suatu negara dalam rangka merumuskan dan melaksanakan tujuan-tujuan bersama
masyarakat. Artinya Budaya demokrasi dapat dipahami sebagai pola sikap dan perilaku serta
orientasi politik yang bersumber pada nilai-nilai kerja sama, saling menghargai, saling
mempercayai, toleransi, mengakui kesejahteraan, mengakui keanekaragaman dan bersedia
mengadakan musyawarah dalam mengelola pemerintahan negara guna mencapai tujuan
negara yang sudah ditetapkan bersama dalam UUD 1945 serta Pancasila.Masyarakat madani
(Civil Society) adalah wujud masyarakat yang memiliki keteraturan hidup dalam keadaan
perikemanusiaan yang berkarakter , bernasionalisme mandiri, berkeadilan sosial dan
sejahtera. Serta bertoleransi

8. Sistem Pemerintahan

Sistem pemerintahan indonesia yaitu presidensial dimana sistem pemerintahan


merupakan kekuasaan presiden. Ciri-cirinya:

a. Presiden adalah kepala negara serta juga menjabat sebagai kepala pemerintahan
b. Presiden dipilih oleh rakyat secara langsung
c. Kekuasaan eksekutif dipegang oleh presiden
d. Posisi presiden dapat diturunkan atas permintaan masyarakat

9. Pers dalam masyarakat demokrasi

Pers yaitu persurat kabaran, fungsi pers yaitu: Pemberi informasi pendidikan, hiburan,
memotivasi, kontrol sosial, pembentuk opini publik, pancasila.

10. Pancasila

Sebagai ideologi pancasila yaitu sebuah Ideologi terbuka menjadikan ideology


sebagai pandangan suatu bangsa. Sebagai ideologi terbuka, pancasila mampu menyelesaikan
problematika yang dihadapi oleh bangsa kita . Ciri umum ideologi terbuka adalah isi dari
ideology tersebut tidak langsung teknikal . itulah sebabnya setiap penerus bangsa selalu harus
mengali kembali nilai hidul serta falsafah negaranya dan mencari wadah untuk
mengabdikannya dan pebagi situasi bangsa saat itu.

11. Globalisasi

Adalah proses sosial dimana segala sesuatunya menjadi lebih mudah dikarenakan
bantuan teknologi, informasi, transportasi, kebudayaan, sampai makanan sudah mendunia
dan dapat . Jadi setiap manusia akan dengan mudah untuk memenuhi segala kebutuhan
hidupnya. Dan mengetahui keadaan dunia dengan lebih mudah karena kemudahan informasi
Sehingga pembelajaran Pkn( civil education ) berkedudukan dan berfungsi sebagai berikut
yang berdasarkan temuan DeVries dan Zan:

1. Pembelajaran pkn ini merupakan pendidikan norma/nilai, moral/karakter/sikap, dan


kewarganegaraan yang unik dari Indonesia dan berbeda dengan pembelajaran di
amerika dan Negara lain seperti civic education di Amerika serikat citizenship
education di UK, talimatul muwatanah di Negara Timur Tengah, education civicas di
Amerika Latin.dan Negara komunis lainnya
2. Pembelajaran pkn sebagai wahana dan wadah dalam membangun dan membentuk
pendidikan nilai, moral/karakter Pancasila siswa serta sebagai proses pengembangan
kapasitas psikososial kewarganegaraan Indonesia pada para generasi muda yang
sangat koheren (runut dan terpadu) dengan keyakinan tentang pengembangan
Pedoman Guru Kurikulum yang memiliki watak dan peradaban bangsa yang
bermartabat dan perwujudan warga negara yang demokratis dan serta mencerminkan
pancasila.

Ruang lingkup pembelajaran pkn pada hakikatnya merupakan seluruh kegiatan yang
ada baik di sekolah melalui kegiatan intra kurikuler, kegiatan ko kurikuler maupun ekstra
kurikuler yang dilakukan di dalam dan di luar kelas, serta melalui berbagai cara seperti
diskusi maupun kegiatan di dalam organisasi kesiswaan.sehingga pendidikan
kewarganegaraan di dalamnya termasuk pengalaman, minat, kepentingan pribadi, masyarakat
dan negara yang dinyatakan dalam kualitas diri dan nasionalisme seorang siswa

Dalam kaitan ini NCSS (National Council for Sosial Studies) menerangkan bahwa
pembelajran pkn (civic education) meliputi pengaruh positif dari :beberapa aspek seperti
pendidikan di sekolah, pendidikan di rumah; dan (pendidikan di lingkungan masyarakat.
Maknanya keselurahan kegiatan yang dilakukan siswa merupakan masukan yang
membangun bagi pendidikan kewarganegaraan dalam memahami dan mmenghargai serta
menjunjung tinggi tujuan dan cita-cita nasional dan mampu membuat keputusan yang cerdas
dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

DeVries dan Zan mengatakan bahwa pembelajaran pkn adalah program pendidikan
yang menitik beratkan pada demokrasi politik yang diperluas dengan sumber-sumber
pengetahuan lainnya, pegaruh-pengaruh positif dari pendidikan sekolah, masyarakat dan
orang yang lebih berpengalaman lalu kesemuanya itu diproses guna melatihcara siswa
berpikir agar lebih kritis, analitis, bertindakdan berkarakter demokratis dalam menghadapin
kehidupan berwarganegara yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, Materi Pendidikan
Kewarganegaraan dalam al-Qur’an, patut diketahui, bahwa karakteristik ajaran Islam adalah
universal, mencakup berbagai aspek kehidupan termasuk aturan hidup bermasyarakat dan
bernegara. Pokok ajaran islam adalah menata kehidupan agar aman, sejahtera, damai dan adil,
atau dengan kata lain Islam hadir sebagai pembawa rahmat bagi alam seperti diisyaratkan al-
Qur’an surat al-Anbiyâ’/21 ayat 107. Hal tersebut juga telah ajarkan oleh Nabi Muhammad
dalam membimbing, membina dan mendidik umatnya agar menjadi warga yang baik melalui
materi-materi tentang pentingnya menjaga hak asasi manusia, persaudaraan, persamaan dan
keadilan, serta menjaga pertahanan sesuai al-Qur’an.Berikut penjelasannya:

a. Hak Asasi Manusia


Dalam pandangan al-Qur’an, hak asasi bagi manusia didasari bahwa Allah
menciptakanmanusia dengan kedudukan yang mulia. Hal tersebut diisyaratkan Allah
dalam al-Qur’an surat al-Isrâ’/17: 70 yang memposisikan manusia sebagai makhluk
mulia dan beradab. Dengan label kemuliaan yang manusia miliki, maka melekatlah
hak asasi pada diri manusia.Dengan demikian, Islam menempatkan manusia pada
posisi derajat yang tinggi yang harus lindungi dan dijaga hak-haknya.
b. Persamaan dan Keadilan
Salah satu prinsip dasar bagi pengelolaan hidup bermasyarakat dan bernegara adalah
prinsip persamaan dan keadilan. Hal tersebut didukung oleh ayat-ayat al-Qur’an yang
menyatakan pentingnya persamaan (al-musâwah) dan keadilan di antara sesama
manusia(Q.S. al-Mâ’idah/5: 8).Bela Negara
c. Bela negara dalam Islam memiliki kedudukan yang sangat penting. Hal tersebut
didasari dari banyaknya ayat yang mengisyaratkan bela negara, salah satunya terdapat
dalam al-Qur’an surat al-Nisâ’ ayat 84.17

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

17
Winataputra,S Udin, dkk. 2009. Materi dan Pembelajaran PKn. Universitas Terbuka :
Jakarta
Pembelajaran Pkn adalah suatu muatan kurikulum yang mengajarkan kepada siswa
tentang nasionalisme dan menjadi warga Negara yang baik melalui sub tema-sub tema dalam
proses pembelajaranya. Pembelajaran Pkn mengusung konsep transfer nilai-nilai Pancasila
ke dalam struktur keilmuannya yang hendak diberikan kepada peserta didik. PPKn juga dapat
membentuk peserta didik yang percaya kepada Tuhan YME, disiplin, tanggung jawab,
toleransi, kerja keras, jujur, berpengetahuan dan berketrampilan sesuai dengan tuntutan SKL,
KI dan KD.

3.2 Saran

Sebagai warga negara Indonesia, kita memiliki kewajiban dalam mengenal,


mempelajari, memahami, mengamalkan nilai nilai yang terdapat pada pembelajaran pancasila
maupun kewarganegaraan. Dengan memperbanyak membaca, baik itu lewat buku, jurnal,
koran, maupun media lainnya dapat menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai
kewarganegaraan

DAFTAR ISI
Ahmad, “Petunjuk Al-Qur’an Tentang Belajar Dan Pembelajaran”, Jurnal Education and Learning
Journal. Vol. 1, No. 1, Januari 2020,

Association of Education Communication Technology (AECT). 1977. The Definition of Educational


Technology, Edisi Indonesia. Jakarta: CV RajawalidanPustekom.

Budiman, “Hubungan Pendidikan Agama Islam dan Pendidikan Kewarganeraan” keilmuan dan
pendidikan . vol, 5 No 2. 2018.

Mukhsin, anggi “Konsep Pendidian Islam Dalam AL-QURAN Surat AL-ALAQ Ayat 1-5”, Penelitian
IAIN Ambon. (2016).

Toni, Pengantar dan Konsep Pembelajaran KEWARGANEGARAAN (Spesifikasi Guru PKn di


SD/MI). K-Media Yogyakarta, 2021.

Shafira, agnis, dkk. Pembelajaran pendidikan kewarganegaraan. 2020. CV. Elaku Sukses.

Somantri, Nu’man. 2001. Menggagas Pembahruan Pendidikan IPS. Dedi Supriadi & Rohmat
Mulyana (ed). PPS-FPIPS UPI dan PT Rmaja Rosda Karya. Bandung

Sucahyono, “ Hakekat Pembelajaran PPKN”, Modul 2016

Wahab, A. Azis dan Sapriya. 2011. Teori & Landasan Pendidikan Kewarganegaraan. Alfabeta .
Bandung

Winataputra,S Udin, dkk. 2009. Materi dan Pembelajaran PKn. Universitas Terbuka : Jakarta

Anda mungkin juga menyukai