Anda di halaman 1dari 5

Amsal al-Qur’an:

Sebuah Kajian Dalam Psikologi Pendidikan Islam

Oleh: Fitriah M. Suud


Dosen Universitas Serambi Mekkah, Aceh,

Nilai Pendidikan dalam Amtsal Al-Qur’an


Amtsal al-Qur’an mengandung banyak makna pendidikan di dalamnya,
Sebagaimana yang diterbangkan di dalam surah az-Zumar ayat 27:

Dengan banyak merenungi isi kandungan ayat di atas maka akan banyak sekali
pelajaran yang bisa diambil dari perumpamaan-perumpamaan di dalam al-Qur’an
khususnya di bidang pendidikan.1

1) Mempermudah mengingat dan memahami sesuatu


Manusia mudah mengingat perumpamaan-perumpamaan yang ada di
dalam al-Qur’an karena perumpamaan yang ditampilkan di dalam al-
Qur’an merupakan hal yang sering ditemukan di dalam kehidupan sehari-
hari, karena sesuatu yang lebih dikenal akan mudah diingat dibandingkan
sesuatu yang asing seperti di dalam surah Ibrahim ayat 24 dan 25 yang
menggunakan perumpamaan pohon yang baik, Sedangkan di dalam
kehidupan sehari-hari sering ditemukan pohon yang baik.
2) Melatih untuk berfikir
Perumpamaan dan perbandingan menjadikan pikiran manusia lebih terlatih
untuk beranalogi sehingga terbiasa untuk membuat kesimpulan yang
benar. Guru tidak hanya bertugas memberikan informasi terhadap anak
didik, namun juga harus mampu mendorong anak untuk mengeksplorasi
dunia mereka, menemukan pengetahuan baru, merenungi lingkungan dan
alam semesta serta berfikir kritis. Bahkan semangat Islam dalam

1
Fitriah M. Suud, Amtsal al-Qur’an: Sebuah Kajian Dalam Psikologis Islam, (Aceh: Universitas
Serambi Mekkah), hal 12-13.
menumbuhkan pemikiran kritis pada anak didik jauh lebih dahulu
dibandingkan para ahli barat mengemukakan teori-teori mereka.
3) Memahami persoalan abstrak
Dengan amtsal suatu konsep yang abstrak bisa dipahami melalui konsep yang
konkret yang dapat diindrai. Jadi amtsal bermanfaat mempermudah akal
memahami sesuatu. Misalnya seperti perumpamaan yang dibuat Allah tentang
orang yang menafkahkan hartanya karena riya’ seperti debu di atas batu licin,
kemudian batu licin itu ditimpa air hujan lebat sehingga semua debu di atas batu
tersebut hanyut dibawa air hujan. Oleh sebab itu amtsal akan mengetuk jiwa
manusia dan membuka pikirannya sehingga mampu meresapi pesan-pesan dari
ayat al-Qur’an. Tersentuhnya hati dan terbukanya pikiran merupakan kunci untuk
mendapatkan hidayah dari Allah.
4) Memberikan motivasi melaksanakan kebaikan dan menjauhi larangan
Pemberian amtsal akan mendorong seseorang untuk melakukan kebaikan.
Contohnya seperti perumpamaan orang-orang yang menafkahkan hartanya
karena Allah akan Allah berikan balasan yang berlipat ganda. Seperti dalam
surah al-Baqarah ayat 261:
Begitu pula sebaliknya, amtsal akan mendorong seseorang menjauhi suatu
larangan, seperti larangan menggunjing yang diumpamakan seperti orang
yang memakan bangkai sesama manusia. (surah al-Hujurat:12)
5) Pemberian pujian
Terkadang amtsal ditujukan sebagai pujian untuk orang yang diberikan tamsil
tersebut seperti firman Allah dalam memuji para sahabat yang pada awalnya
hanya minoritas namun pada akhirnya menjadi golongan yang kuat dan
mengagumkan karena keteguhan dan kesabaran hati mereka. Dalam dunia
pendidikan pemberian pujian dimaksudkan sebagai reward.
6) Efektif atau efisien
Amtsal lebih berbekas pada jiwa dan lebih kuat efeknya dalam
menyampaikan nasihat dan peringatan. Di dalam al-Qur’an Allah banyak
menyampaikan amtsal sebagai peringatan dan pelajaran bagi manusia.
Bahasa yang digunakan merupakan bahasa yang indah dan singkat
sehingga ini dapat menjadi bahan pertimbangan bagi kita dalam agar
dalam proses mendidik hendaknya menyampaikan nasihat dengan bahasa
yang indah dan singkat serta dapat diterima oleh akal.
Dengan demikian, apabila pendidikan dilihat sebagai suatu komponen
lengkap yang terdiri atas tujuan, metode, materi dan media yang
digunakan, maka amtsal al-Qur’an dapat dijadikan sebagai rujukan.
Misalnya dalam hal tujuan, amtsal bertujuan untuk menjadikan manusia
menggunakan akalnya untuk berfikir.
Peran amtsal al-Qur’an dalam psikologis pendidikan Islam
Aspek psikologis amtsal al-Qur’an adalah sebagai berikut2, yaitu:
1. Meneguhkan hati
Perumpamaan-perumpamaan yang ada di dalam al-Qur’an akan
menguatkan hati orang-orang yang sedang bersedih hati dan juga
mengokokkan hati agar terus berada di jalan kebaikan dan kebenaran.
2. Menumbuhkan suasana positif di dalam jiwa
Jiwa akan mudah menerima suatu pesan apabila pesan tersebut
disampaikan dalam bahasa yang indah. Sama halnya seperti
menumbuhkan kecintaan pada suatu pelajaran sehingga dengan
kecintaan tersebut mempermudah seseorang untuk memahami
pelajaran. Maka hendaknya pendidik selalu menggunakan kata-kata
yang indah dan positif dalam pembelajaran seperti amtsal ini.
3. Memberikan motivasi
Anak yang cerdas apabila tidak memiliki motivasi yang kuat maka
tidak hasil belajarnya tidak akan maksimal dan juga anak-anak dengan
kecerdasan rata-rata dapat ditingkatkan minat belajar dan
kesuksesannya apabila selalu diberikan motivasi.
Pemberian motivasi merupakan hal yang sangat penting di dalam
pendidikan. Kata-kata yang indah dan positif dorongan semangat bagi
seseorang untuk melakukan sesuatu. Hal ini dikarenakan kata-kata

2
Fitriah M. Suud, Amtsal al-Qur’an: Sebuah Kajian Dalam Psikologis Islam, (Aceh: Universitas
Serambi Mekkah), hal 13-16
yang baik akan menstimulasi hormon enchapalin dan hormone
endorphin (hormon bahagia) sehingga anak didik akan lebih siap
dalam belajar apabila fisiknya dipenuhi hormon ini.
Dalam tiga ranah pendidikan yaitu, kognitif, afektif, dan psikomotor,
al-Qur’an mampu memberikan stimulus yang sangat baik dalam aspek
psikologis pendidikan. Hal ini karena al-Qur’an mampu memunculkan
perasaan ketuhanan dan mampu mengarahkan perilaku ke arah yang
lebih baik.
Psikologis Islam menjelaskan bahwa al-Qur’an adalah rujukan pertama dan utama
dalam pengembangan psikologis Islam. Aspek psikologis yang dimaksud di atas
hanya sebagian besar dan masih bersifat umum, maka jika ingin mengkaji lebih
lanjut maka bisa melihat ayat-ayat amtsal di dalam al-Qur’an.3
Piaget menyebutkan bahwa dalam psikologis perkembangan, bahwa anak-anak di
usia sekolah (7-11 tahun) telah memasuki pemikiran operasional konkret. 4 Masa
ini anak mulai dapat menangkap hal-hal yang logis dan konkret yang dilihat di
alam nyata. Sehingga hal ini sejalan dengan tujuan amtsal yaitu menyampaikan
hal yang abstrak dengan perumpamaan dari benda alam sekitar yang bersifat
konkret.
Pada masa ini anak telah mampu berfikir secara logis mengenai benda-benda
konkret dan mengelompokkannya ke dalam bentuk yang berbeda. Pada usia ini
mereka mampu berpikir logis, dan mampu memahami sejumlah konsep hitung-
hitungan sederhana. Pada usia ini anak tidak mengandalkan informasi dari panca
indra untuk memahami alam sekitar, mereka sudah mampu membedakan apa yang
mereka lihat dengan kenyataan yang sebenarnya serta apa yang bersifat sementara
dan yang bersifat tetap. Seperti mereka akan mengetahui bahwa air dari gelas
yang pendek jika dipindahkan ke dalam gelas yang lebih tinggi maka jumlah
airnya tetap akan sama. Hal ini dikarenakan mereka tidak lagi mengandalkan
persepsi penglihatan namun juga sudah mampu menggunakan logika.

3
Fuad Nashori, Agenda Psikologis Islam, (Yogyakarta, 2010), hal 64.
4
John W. Santrock, Psikologi Pendidikan, terj. Triwibowo B.S, (Jakarta: Kencana Prenada Media
Grup, 2008), hal 48.
Suatu hal yang nyata atau konkret lebih mudah untuk dipahami, namun sebagian
orang tidak mengerti kenapa hal tersebut terjadi. Padahal semua itu telah
dijelaskan dalam ilmu psikologis faal yaitu salah satu cabang ilmu psikologis
yang membahas perilaku manusia dan kaitannya dengan fungsi serta kerja alat-
alat tubuh.
Sehingga bisa disimpulkan bahwa alat-alat tubuh manusia memiliki fungsi yang
meliputi kemampuan kognisi, afeksi dan konasi. Salah satu hal yang dipelajari di
dalam psikologis adalah sistem syaraf, cara kerja otak, serta emosi manusia dan
lain sebagainya.5

Anda mungkin juga menyukai