Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

Ayat-Ayat Al-Qur’an Tentang Materi Pendidikan

Diajukan Sebagai Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memenuhi Tugas

Pada mata kuliah Tafsir 2

Dosen

Bapak Cecep Hilman, S.Pd.I,.M.Pd

Nama Kelompok :

1. Entin Solihat
2. Mutmainah
3. Zahara Fuadah

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM SUKABUMI

Jl. Lio Balandongan Sirnagalih No 74 Kel. Cikondang Kec. Citamiang Telp/fax


(0266)225464 Kota Sukabumi.
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
kami kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini, tanpa pertolongan
serta rahmat dan hidayah-Nya kami tidak akan sanggup menyelesaikan makalah ini
dengan baik. Shalawat dan salam semoga tercurah limpahkan kepada baginda tercinta
kita junjungan Nabi Besar Muhammad SAW yang telah mengajarkan ilmu Allah
kepada umatnya. Dan juga kami berterima kasih kepada Bapak Cecep Hilman,
S.Pd.I,.M.Pd selaku Dosen mata kuliah Tafsir 2 yang telah memberikan tugas ini
kepada Kami.

Kami berharap makalah ini dapat berguna untuk para pembacanya, bukan hanya
sekedar dibaca dan menambah wawasan melainkan dapat juga diapresiasikan dalam
bentuk tindakan. Makalah ini berisi tentang ayat-ayat Al-Qur’an yang berkaitan tentang
Materi Pendidikan.

Kami menyadari bahwa banyak sekali kekurangan di dalam makalah ini, dalam
segi penyusunan maupun dalam segi kata. Oleh karena itu, kami berharap adanya kritik
dan juga saran yang membangun dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini
maupun makalah yang akan datang , mengingat kritik dan saran akan sangat membantu
kami untuk menyusun makalah dengan lebih sempurna.

Sukabumi, Maret 2018

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... i

DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah .............................................................................. 1


2. Rumusan Masalah ....................................................................................... 1
3. Tujuan Penulisan ......................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN
1. Pengertian Materi Pendidikan ..................................................................... 3
2. Ayat-ayat tentang materi Pendidikan …………………………… ... ......... 4
3. Asbabun Nuzul Qs Lukman ayat 12-19 Tentang Materi Pendidikan..16

BAB III PENUTUP


1. Kesimpulan .............................................................................................. 18
2. Saran ........................................................................................................ 19

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan aktivitas yang sengaja dilakukan untuk


mengaktualisasikan segala potensi yang ada pada diri peserta didik, baik yang
menyangkut ranah afektif, kognitif maupun psikomotorik.

Pendidikan merupakan usaha sadar untuk mengembangkan individu


secara penuh yang syarat akan norma dan nilai- nilai. Bahkan apabila dikaji
secara teliti, Islam merupakan agama ilmu ( akal ) dan agama amal. Karena itu
Islam selalu mendorong umatnya untuk mempergunakan akalnya guna menuntut
ilmu pengetahuan agar dengan demikian mereka dapat mengetahui dan
membedakan mana yang benar dan mana yang salah.

Pendidikan merupakan hal yang sangat dibutuhkan untuk perkembangan


suatu negara. Untuk menghasilkan output yang berkualitas, tentunya sistem
pendidikan yang ada harus terkonsep dengan baik dan matang.

Pendidikan sebagai disiplin ilmu, memiliki lima komponen ilmu yang


membentuk pendidikan itu, yaitu kurikulum, konseling, administrasi,
pengajaran, dan penilaian.

Dengan kata lain bahwa pendidikan sendiri masih terdiri dari berbagai
komponen ilmu, yang juga masing-masing berasal dari cabang ilmu-ilmu yang
lain.

Sebagai sumber pedoman bagi umat Islam, Al-Qur’an mengandung nilai-


nilai yang membudayakan manusia, begitu pula dengan nilai yang berkaitan
dengan pendidikan banyak sekali ayat-ayat dalam Al-Qur’an mengandung
motivasi kependidikan bagi umat manusia. Dengan demikian, proses pendidikan
membutuhkan adanya konsep, berupa materi pembelajaran sebagai acuan dalam
proses pembelajaran. Untuk itu dalam makalah ini, kami akan membahas terkait
materi pembelajaran dengan menafsirkan ayat-ayat yang berkaitan dengan hal
tersebut.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, penyusun dapat membuat rumusan
masalah sebagai berikut
1. Apa yang dimaksud dengan Materi Pendidikan?
2. Sebutkan ayat-ayat Serta Isi Kandungan tentang Materi Pendidikan?
3. Bagaimana asbabun Nudzul Qs. Lukman 12-19 tentang materi pendidikan?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Materi Pendidikan
2. Untuk mengetahui ayat-ayat Serta Isi Kandungan tentang Materi Pendidikan
3. asbabun Nudzul Qs. Lukman 12-19 tentang materi pendidikan.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Materi Pendidikan


Dari segi etimologi atau bahasa, kata pendidikan berasal kata "didik"
yang mendapat awalan pe- dan akhiran -an sehingga pengertian pendidikan
adalah sistem cara mendidik atau memberikan pengajaran dan peranan yang baik
dalam akhlak dan kecerdasan berpikir.
Kemudian ditinjau dari segi terminologi, banyak batasan dan pandangan yang
dikemukakan para ahli untuk merumuskan pengertian pendidikan, namun belum
juga menemukan formulasi yang tepat dan mencakup semua aspek, walaupun
begitu pendidikan berjalan terus tanpa menantikan keseragaman dalam arti
pendidikan itu sendiri.
Pengertian pendidikan yang kami maksud sebagai berikut:
1. Sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003
tentang sistem pendidikan nasional pasal 1, Pendidikan adalah usaha sadar
dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara.
2. Dalam ”Basic Kompetensi guru”, Kata pendidikan dapat artikan yaitu:
a. Mengembangkan dan memberikan bantuan untuk berbagai tingkat
pertumbuhan atau mengembangkan pengetahuan, kebijaksanaan, kualitas
jiwa, kesehatan fisik dan kompetensi.
b. Memberikan pelatihan formal dan praktek yang di supervisi.
c. Menyediakan Informasi.
d. Meningkatkan dan memperbaiki.
Sedangkan kata materi yang berarti bahan semakna dengan isi kurikulum.
Dalam konteks pendidikan, Materi pendidikan adalah komponen penting yang
harus disesuaikan dalam pendidikan, karena akan menyebabkan kesalahan yang
sangat besar apabila sebuah materi pembelajaran tidak disusun sedemikaian
rupa.
Apabila dikaitkan dengan ”PP No. 19 tahun 2005 Bab 1 ayat 1 pasal 5)”
sebagaimana dikutip Dr. Wina Sanjaya, M. Pd, mengemukakan bahwa materi
atau bahan pendidikan disebut standar isi yaitu : ruang lingkup materi dan
tingkat komponen yang dituangkan dalam kriteria tentang kompetensi tamatan,
kompetensi bahan kajian, kompetensi mata pelajaran dan silabus pembelajaran
yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan
tertentu. Maka hakikat dari penggunaan dan penyesuaian materi adalah agar
peserta didik mampu terarah dengan baik, tidak hanya sekedar belajar tanpa
meteri yang dipersiapkan dengan matang dan disesuaikan dengan usia
perkembangan peserta didik.

B. Ayat-Ayat tentang Materi Pendidikan.


Guna mencapai tujuan pendidikan diperlukan usaha yang diarahkan
kepada pengembangan potensi yang dimiliki manusia secara total, serasi,
seimbang dan selaras sehingga terwujud manusia seutuhnya, yaitu potensi
materialnya dalam bentuk jasmani dan potensi immaterialnya dalam bentuk akal
dan jiwa.
Berkaitan dengan potensi-potensi yang disebutkan itu , Qs AL-
HIJR,15:29

‫اجذَِه‬
ِ ‫س‬َ ُِ‫وحٍِفَقَعُىاِنَه‬ ِ ‫س َّى َْتُه َُِووَفَ ْختُ ِفُِ ِه‬
ِْ ‫ِم‬
ِ ‫هِ ُس‬ َ ِ‫فَااِِرَا‬
“Bila ia telah ku bentuk dan kutiupkan “ roh-ku” ke dalamnya sujudlah

kamu kepada-nya”( Qs Al-hijr,15:29)


Sering dijadikan acuan untuk merumuskan kesimpulan bahwa manusia
memiliki potensi jiwa , yaitu kekuatan yang tidak terlihat dan tidak diketahui
materi dan cara kerjanya ; ia adalah alat untuk mengadakan kontak dengan
tuhan potensi-potensi ruhaniah tersebut antara lain pendengaran, pengiatan, dan
hati sanubari:

‫س ْم َع‬ َ َ‫ون أ ُ هم َهاتِ ُك ْم ََل ت َ ْعلَ ُمون‬


‫ش ْيئًا َو َج َع َل لَ ُك ُم ال ه‬ ِ ‫ط‬ ُ ُ‫اَّللُ أ َ ْخ َر َج ُك ْم ِم ْن ب‬
‫َو ه‬
َ‫ار َو ْاْل َ ْفئِدَة َ ۙ لَعَله ُك ْم ت َ ْش ُك ُرون‬
َ ‫ص‬َ ‫َو ْاْل َ ْب‬

“ Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak
mengetahui sesuatu pun dan dia memberi kamu pendengaran, penglihatan, dan
hati, agar kamu bersyukur (QS. An-Nahl, 16:78)

Potensi-potensi tersebut disamping sebagai alat yang menghubungkan


pengetahuan atau informasi dari luar ke dalam diri manusia, juga sekaligus
merupakan objek yang harus diisi dengan materi-materi pendidikan. Untuk itu
ada materi-materi pendidikan yang difokuskan kepada pembinaan rohani yang
antara lain penanaman nilai-nilai akhlak yang mulia, etika kesopanan, pergaulan
serta nilai-nilai keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan
Sehubungan dengan pengembangan jiwa manusia itu para filosof
pendidikan banyak sekali menaruh minat pada penyelidikan dan pengembangan
jiwa tersebut dengan tujuan agar terbentuk manusia yang dewasa rohaniyah nya
sehingga ia dapat memilih, memutuskan dan berbuat atas dasar tanggung
jawabnya sendiri. Untuk itu aspek-aspek yang dibina dalam pembinaan rohaniah
ini adalah pemikiran, minat, bakat, dan budi pekerti mulia. Usaha-usaha yang
bertujuan menahan hawa nafsu perasaan-perasaan negatif serta pengarahan
terhadap berpikir yang lurus adalah berkaitan dengan tercapainya pendidikan
rohani, yaitu tercapainya keheningan batin yang dapat mrenghubungkan dirinya
dengan Yang Maha Kuasa, sehingga dalam hidupnya senantiasa terhindar dari
perbuatan dan niat yang negatif.
Dalam pada itu para filosof Islam seperti al-Kindi (796-873), al-Razi
(863-925), al-Farabi ( 870-950 M ), dan ibn sina (980-1037 M) adalah termasuk
yang banyak berbicara tentang rohani manusia serta cara-cara
pembinaannya.Namun sayang pemikiran para filosof Islam dalam masalam
kerohanian ini atau jiwa ini belum banyak dikaji, sehingga dalam mempelajari
psikologi manusia , umat islam lebih banyak merujuk kepada pendapat para ahli
jiwa dari non islam . Padahal sebenarnya dalam pemikiran filosof Islam itu
sangat banyak dijumpai bahan-bahan yang berkaitan dengan kejiwaan. Ibnu sina
misalnya memiliki buku-buku tentang bahasan mengenai ilmu jiwa seperti
kitab al-Najat, al-Syifa dan al-Isyarat wa al-Tanbihat . Menurut ibnu sina
sebagai dikutip oleh Harun Nasution , bahwa jiwa manusia merupakan suatu
unit tersendiri dan mempunyai wujud yang terlepas dari badan. Jiwa manusia
timbul dan tercipta tiap kali ada badan, yang sesuai dan dapat menerima jiwa.
Jiwa manusia bertujuan kepada hal-hal yang abstrak, tidak akan memperoleh
balasan yang harus diterimanya didunia ini, tetapi kelak di hidup kedua di
akhirat . Jika jiwa manusia telah mencapai kesempurnaan sebelum ia berpisah
dengan badan, maka ia selamanya akan berada dalam kesenangan , dan jika ia
berpisah dengan badan dalam keadaan tidak sempurna, karena selama bersatu
dengan badan ia selalu dipengaruhi oleh nafsu badan, maka ia akan hidup dalam
keadaan menyesal dan terkutuk untuk selama-lamanya di akhirat. Hal yang
nampaknya penting digaris bawahi adalah tentang perlunya pembinaan rohani
manusia, karena dari rohani yang sehat itu akan muncul perbuatan yang sehat
pula. Hadits Nabi Muhammad SAW telah pula mengisyaratkan tentang
pentingnya jiwa yang sehat itu . Hadits tersebut selengkapnya :
“Sesungguhnya dalam diri manusia itu terdapat mudhgah ( segumpal darah), jika
segumpal darah itu sehat, maka sehatlah seluruh amal manusia, sebaliknya jika
segumpal darah itu cacat, maka cacatlah segenap amal manusia itu. Ingatlah
bahwa segumpal darah itu adalah hati”. ( HR.Bukhari dan Muslim )
Segumpal darah itu adalah hati dalam arti jiwa . Bukti-bukti yang terjadi
belakangan ini semakin banyak pembuktian kebenaran hadits tersebut, yakni
karena goncangan jiwa, timbullah stress yang gejalanya gelisah , cepat marah,
putus asa, hingga hilang gairah , tak tentu arah, yang selanjutnya meningkat
kepada penyakit tekanan darah tinggi atau darah rendah, bisu, lumpuh dan
seterusnya.
Berkaitan dengan pembinaan rohani tersebut, dalam al-qur’an banyak
dijumpai ayat-ayat yang menekankan pentingnya keimanan sebagai bagian yang
amat essensial bagi pangkal tolak ketakwaan dan timbulnya ketenangan batin,
informasi yang diberikan oleh Muhammad Abdal al-Baqi menyebutkan bahwa
di dalam al-qur’an terdapat kata-kata iman yang di ulang lebih dari 600 kali
dalam berbagai bntuknya , seperti ayat (Qs Al-An’am 6:82)

َ‫ظ ْل ٍم أُو َٰلَئِ َك لَ ُه ُم ْاْل َ ْم ُن َو ُه ْم ُم ْهتَدُون‬ ُ ِ‫الهذِينَ آ َمنُوا َولَ ْم يَ ْلب‬


ُ ِ‫سوا ِإي َمانَ ُه ْم ب‬
“ Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan keimanannya itu
dengan kedzaliman (syirik) , mereka itulah orang-orang yang mendapat
petunjuk” ( Qs al-An’am 6:82)

Ayat ini menunjukan kualitas iman yang harus dipilih oleh seseorang
serta sekaligus menununjukan pengaruh positif yang akan ditimbulkan dari
keimanan yang berkualitas itu.
Seperti yang telah kami sebutkan di atas bahwa banyak sekali ayat-ayat tentang
pendidikan, begitu juga tentang materi pendidikan, di antaranya yaitu:

1. Al Qur’an surat Luqman ayat 12-19 sebagai berikut:


‫ْمةَ أ َِن ا ْش ُك ْر ِهّلِلِ َوَم ْن يَ ْش ُك ْر فَِإهَّنَا يَ ْش ُك ُر لِنَ ْف ِس ِه َوَم ْن َك َفَر‬ ِْ ‫ولََق ْد آتَي نَا لُْقما َن‬
َ ‫اْلك‬ َ ْ َ
َِ ‫اّلِل َغ ِِن‬
)٢١( ‫َحي ٌد‬ ٌّ َ‫فَِإ هن ه‬
12. Dan Sesungguhnya Telah kami berikan hikmat kepada Luqman, yaitu:
"Bersyukurlah kepada Allah. dan barangsiapa yang bersyukur (kepada
Allah), Maka Sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan
barangsiapa yang tidak bersyukur, Maka Sesungguhnya Allah Maha Kaya
lagi Maha Terpuji".
‫الشْرَك لَظُلْ ٌم َع ِظ ٌيم‬ ِ
ِّ ‫ِن ال تُ ْش ِرْك ِِب هّلِل إِ هن‬ ِ ِِ َ َ‫َوإِ ْذ ق‬
‫ال لُْق َما ُن البْنه َوُه َو يَعظُهُ ََي بُ َه‬
)٢١(
13. Dan (Ingatlah) ketika Luqman Berkata kepada anaknya, di waktu ia
memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu
mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah
benar-benar kezaliman yang besar"
.
‫ْي أ َِن ا ْش ُك ْر ِِل‬ ِ ِ ِ
َ ‫صْي نَا اإلنْ َسا َن بَِوال َديْه ََحَلَْتهُ أ ُُّمهُ َوْهنًا َعلَى َوْه ٍن َوف‬
ِ ْ ‫صالُهُ ِِف َع َام‬ ‫َوَو ه‬
)٢١( ُ‫صري‬ ِ ‫ِل الْم‬ ِ َ ْ‫ولِوالِ َدي‬
َ ‫ك إ َه‬ ََ
14. Dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua
orang ibu- bapanya; ibunya Telah mengandungnya dalam keadaan lemah
yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun, bersyukurlah
kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, Hanya kepada-Kulah
kembalimu.
ِ ‫وص‬
‫احْب ُه َما ِِف‬ ََ ‫َوإِ ْن َج َاه َد َاك َعلى أَ ْن تُ ْش ِرَك ِِب َما لَْي َس لَ َك بِِه ِعْل ٌم فَال تُ ِط ْع ُه َما‬

‫ِل َم ْرِج ُع ُك ْم فَأُنَبِّئُ ُك ْم ِِبَا ُكْن تُ ْم‬


‫الدُّنْيَا َم ْعُروفًا َواتهبِ ْع َسبِ َيل َم ْن أ َََن َب إِ َهِل ُثُه إِ َه‬

)٢١( ‫تَ ْع َملُو َن‬


15. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku
sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, Maka janganlah kamu
mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan
ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, Kemudian Hanya kepada-
Kulah kembalimu, Maka Kuberitakan kepadamu apa yang Telah kamu
kerjakan.
ِ ‫ك ِمثْ َق َال حبه ٍة ِمن خرد ٍل فَتَ ُكن ِِف صخرةٍ أَو ِِف ال هسماو‬
‫ات أ َْو ِِف‬ ََ ْ َْ َ ْ ََْ ْ َ ُ َ‫ِن إِن َهها إِ ْن ت‬
‫ََي بُ َه‬

ٌ ‫اّلِلَ لَ ِط‬
)٢١( ٌ‫يف َخبِري‬ ‫ت ِِبَا ه‬
‫اّلِلُ إِ هن ه‬ ِ ْ‫ض َي‬
َ ِ ‫األر‬
ْ
16. (Luqman berkata): "Hai anakku, Sesungguhnya jika ada (sesuatu
perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di
dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya).
Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui.

ِ ِ ‫ِن أَقِِم ال ه‬
َ ‫ك إِ هن َذل‬
‫ك‬ َ ‫اصِ ِْب َعلَى َما أ‬
َ َ‫َصاب‬ ْ ‫صال َة َوأْ ُم ْر ِِبلْ َم ْع ُروف َوانْهَ َع ِن الْ ُمْن َك ِر َو‬ ‫ََي بُ َه‬
)٢١( ‫األموِر‬ ‫م‬ِ‫ِمن عز‬
ُ َْ ْ
17. Hai anakku, Dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan
yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan
Bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang
demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).
ُّ ‫اّلِلَ ال ُُِي‬
‫ب ُك هل ُمُْتَ ٍال‬ ‫ض َمَر ًحا إِ هن ه‬ ْ ‫ش ِِف‬
ِ ‫األر‬ ِ ‫هك لِلن‬
ِ َْ‫هاس َوال َت‬ َ ‫ص ّعِْر َخد‬
َ ُ‫َوال ت‬
)٢١(‫فَ ُخوٍر‬
18. Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena
sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi
membanggakan diri.

ِ
)٢١( ‫اْلَ ِم ِري‬
ْ ‫ت‬ ُ ‫ص ْو‬
َ َ‫األص َوات ل‬ َ ِ‫ص ْوت‬
ْ ‫ك إِ هن أَنْ َكَر‬
ِ ‫ك وا ْغض‬ ِ
ْ ُ َ َ ِ‫َواقْص ْد ِِف َم ْشي‬
َ ‫ض م ْن‬
19. Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu.
Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.

Merujuk pada ayat-ayat tentang materi pendidikan baik dari surat Luqman
ayat 12-19

1. Materi tauhid, terdapat dalam Al Qur’an :


a. Surat Luqman:
Pendidikan / Penanaman aqidah merupakan landasan pertama
dalam pembentukan karakteristik dan moral anak. Hal ini telah
dicontohkan Luqman al-Hakim dalam ayat 13: “Wahai anakku,
janganlah kamu berbuat syirk kepada Allah, karena sesungguhnya
perbuatan syirk itu adalah kezaliman yang besar”. Dalam ayat
tersebut, jelas-jelas Luqman menasehati anaknya untuk tidak
melakukan perbuatan syirk. Nasehat Luqman adalah ajaran tauhid
kepada Allah swt.

Pada ayat 12 dan 14 Allah telah menunjukkan dua kali tentang


pentingnya syukur, baik syukur kepada Allah maupun syukur kepada
kedua orang tua. Syukur kepada Allah sebagai manifestasi dari segala
nikmat dan anugerah yang telah diberikan oleh-Nya kepada manusia,
dan itu sebagai wujud aplikasi keimanan seseorang kepada Allah.
Dengan demikian, hakekat syukur adalah proporsionalisasi,
yaitu menempatkan nikmat yang diperoleh pada tempatnya sesuai
dengan tempatnya, dan internalisasi, yaitu peresapan dan penghayatan
yang sangat mendalam dalam rangka ma’rifat (mengenal) sang
pemberi, untuk apa dan bagaimana nikmat itu diberikan.
2. Materi Akhlak, terdapat dalam Al Qur’an, yaitu:
a. Surat Luqman.
Nilai-nilai pendidikan akhlak mulia juga ditunjukkan dalam surat
Luqman mulai dari ayat 12 sampai dengan ayat 19, dengan komposisi
bahwa ayat 12 dan 14 tentang bersyukur, ayat 14 dan 15 tentang
berbakti kepada kedua orang tua, ayat 17 tentang sabar, ayat 18 tentang
etika berkomunikasi, berjalan dan bersuara (bergaul dengan
masyarakat).
Pada ayat ke 14 Surat Luqman, materi akhlak menekankan
kepada anak agar senantiasa mengormati ibu terlebih dahulu, ini
disebabkan karena ibu telah melahirkannya dengan susah payah,
kemudian memeliharanya dengan kasih sayang yang tulus ikhlas,
sehingga ibu berpotensi untuk tidak dihiraukan oleh anak karena
kelemahan ibu yang berbeda dengan bapak. Di sisi lain peranan bapak
dalam konteks kelahiran anak lebih ringan di banding dengan peranan
ibu.
Dalam ayat 17, Luqman memerintahkan anaknya agar bersikap
sabar terutama dalam menjalankan perintah Allah, karena semua itu
membutuhkan tenaga dan usaha yang tidak sedikit serta keteguhan hati
yang tak berisiko tinggi. Dalam konteks inilah, idealnya sabar harus
dimiliki setiap anak, karena dengan kesabaran, anak akan dapat
mengahadapi segala persoalan yang arif dan dewasa serta tidak cepat
putus asa. Di sinilah pentingnya materi sabar dalam pendidikan untuk
anak-anak, dan ini telah dibuktikan Luqman al-Hakim kepada anaknya
Pendidikan Aklak lainnya dapat disaksikan dalam ayat 18-19
yang menyangkut masalah etika berkomunikasi, berjalan, bertutur kata,
dan bertutur sapa (bergaul dengan masyarakat). Ayat tersebut terdapat
dalam term sebagai berikut: ”wala tusha’ir khaddaka li al-nasi wala
tamsyi fi al-ardli maraha”. Al-Sha’r secara etimologis berarti
memalingkan leher dan muka ke arah lain dengan perasaan sombong.
3. Materi tentang ibadah dalam Al-Qur’an.
Ibadah adalah sutu kegiatan penghambaan seorang manusia kepada
Allah, ketaatan terhadap apa yang telah diperintahkannya. Oleh
karenanya ibadah digolongkan dalam dua kategori yaitu ibadah Mahdzoh
(seperti syahadat, shalat dan lain-lain) dan ibadah ghoiru mahdzoh
(beramal sholeh, yang didalamya termasuk berakhlakul karimah).
Di dalam Al Qur’an perintah ibadah sangat banyak sekali. Namun yang
secara langsung tersurat kontek pendidikan ibadah di dalam Al-Qur’an
diantaranya Surat Lukman adalah:
Pada ayat 12 dan 14 terdapat materi pendidikan ibadah yaitu perintah
bersyukur kepada Allah yang disampaikan oleh Luqman kepada
anakanya. Syukur atas nikmat dan karunia dari Allah merupakan bentuk
ungkapan terima kasih seorang hamba kepada Sang Khaliq.
Ungkapan syukur dapat diimplementasikan melalui:
1) Lisan atau ucapan disebut syukur bil qoul
2) Hati atau wajah dengan menampakkan gembira disebut syukur bil
qolbi
3) Penglihatan atau perbuatan disebut syukur bil fi’li
Sedangkan pada ayat 17 terdapat pendidikan ibadah dari Luqman
kepada anaknya dalam bentuk perintah sholat, amar ma’ruf-nahi munkar
dan perintah bersabar. Perintah ibadah dalam ayat ini saling berkaitan
satu sama lain, karena shalat membawa dampak terlindungi dari perilaku
mungkar . Sementara rintangan yang mempengaruhi kewajiban amar
ma’ruf dan nahi mungkar tidaklah ringan. Karenaya diperlukan sikap
sabar dalam menjalankan perintah Allah swt. Tersebut.

2. Surat Yusuf
ْ ‫ِم ْهِتَأ ْ ِوَ ِم‬
َ ‫ِاْل َ َحادَِث‬
ُِِِِِِ‫ِِوَُ ِت ُّمِ ِو ْع َمت َ ِه‬ ِ ‫ِوَُ َع ِهّ ُم َك‬
َ ‫ِست َُّك‬ َ ِ‫َو َك َٰزَ ِن َكِ ََ ْجتَث‬
َ ‫ُك‬
ِ ‫ىبِ َك َماِأَت َ َّم َهاِ َعهَ ًَِٰأَتَ َىَ َْك‬
ِْ ‫ِم‬
ِِِِِِِِِِِِِِِ‫ه‬ َ ُ‫ِو َعهَ ًَِٰآ ِلََِ ْعق‬
َ ‫َعهَُ َْك‬
َ ‫ِو ِإ ْس َحاقَ ِِۚ ِإ َّن‬
ِ‫ِست ََّكِ َع ِهُ ٌمِ َح ِكُ ٌم‬ َ ‫قَ ْثمُِ ِإت َْشا ِه‬
َ ‫ُم‬
(6)“ Dan demikianlah, Tuhan memilih engkau (untuk menjadi nabi) dan
mengajarkan kepadamu sebagian dari takwil mimpi dan menyempurnakan
(nikmat-Nya) kepadamu dan kepada keluarga Ya’kub, sebgaimana dia telah
menyempurnakan nikmat-Nya kepada kedua orang tua kakekmu sebelum itu,
(yaitu) Ibrahim dan Ishaq. Sungguh Tuhanmu Maha Mengetahui, Maha
Bijaksana.

Dalam ayat 6 terdapat materi akhlak dalam peristiwa upayaYa’kub


mengatasi kecemburuan saudara Yusuf yang lain atas perlakuannya
kepada Yusuf dan Bunyamin.

3. Surat Hud

ُِ ‫لِ َِووَاِ ِدَيِِوُ ِْى‬


ِْ ِِ‫حِاِْتىَ ِهُِ َِو َِكاِنَِِف‬
ٍِ ِِ ِ‫جثَِا‬ ِْ ‫ٍِ َِم ِْىجِِ َِك‬
ِِ ‫اِن‬ ِْ ِِ‫ٌِِِت ِِه ِْمِف‬ ِْ َ ‫ٍِِت‬
ِْ ‫ج ِِش‬ َِ ‫َِو ِِه‬
َِ‫هِ َِّم َِعِ ِْان َِكِِف ِِشَِْه‬
ِْ ‫لِت َ ُِك‬
ِ َ ‫اِو‬
َِ َ‫اسِ َِكةِِْ َِّم ِعَى‬
ِْ ٍِ
َِّ َ‫َِم ِْع ِِزلََِِِِّثُى‬
(42) “ Dan dia berkata : “Naiklah kamu semua ke dalamnya (kapal) dengan
(menyebut) nama Allah pada waktu berlayar dan berlabuhnya.
Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun, Maha penyayang.

Materi pendidikan aqidah yang terdapat dalam Surat Hud yang


mengkisahkan nabi Nuh dan anaknya, berisi ajakan Nabi Nuh kepada
keluarga dan masyarakat umumnya untuk tidak menyembah berhala dan
supaya meyakini kekuasaan dan kebesaran Allah.
Dalam surat Hud, materi akhlak ditunjukkan dalam nasehat dan
ajakan Nabi Nuh kepada kan’an supaya meninggalkan pergaulan dengan
masyarakat yang sudah terkontaminasi oleh tradisi kerajaan yang
menyimpang. Moralitas Kan’an yang telah terpengaruh pergaulan dengan
orang-orang kafir, menjadikan Kan,an menjadi anak yang durhaka kepada
ayahnya (Nuh) dan ini mengisyaratkan aklak madzmumah yang harus
dihindari menurut ajaran Islam.
Apa yang dilakukan Nuh merupakan realisasi tangung jawab pendidikan
kepada anaknya. Kasih sayang dan perhatian nabi Nuh dilakukan untuk
keberhasilan dan keselamatan anaknya, merupakan tanggung jawab moral
orang tua kepada anaknya.
Hal itu dilakukan karena pada saat itu masyarakat telah berpaling dari
agama tauhid yang dibawa oleh nabi Idris dan berganti menganut agama
raja dengan menyembah berhala.

4. Surat Maryam

‫ِو َج َع َهىٍِِوَ ِثًُّا‬ ْ ٍ


َ َ ‫ِان ِكت‬
َ ‫اب‬ َّ ‫قَا َلِ ِإ ِوٍِّ َع ْثذ‬
َ ِ‫ُِاَّللِِآتَاو‬
Berkata Isa: "Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia memberiku Al
Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang nabi,
Dalam surat Maryam ayat 30, menyatakan dengan jelas sekali bahwa
nabi Isa secara intuitif (dengan wahyu Allah) berbicara dalam rangka untuk
membebaskan ibunya dari tuduhan perzinahan dan yang terpenting adalah
menunjukkan kepada masyarakat tentang kekuasaan Allah.

Dari kisah peristiwa itu masyarakat yang telah menuduh Maryam


berbuat serong akhirnya tertepis dan sadar bahwa terdapat Dzat Yang
Maha Kuasa, yang dapat menghendaki sesuatu terjadi walaupun secara
akal sehat hal itu tidak mungkin terjadi. Inilah pokok materi tauhid dalam
surat Maryam.

5. Surat Al-Baqarah

‫اصطََفى لَ ُك ُم‬ ّ ‫ِن إِ َّن‬


َّ َِ‫وب ََي ب‬ ِ ِ ‫صى ِِبا إِب ر ِاه‬
ْ َ‫اّلل‬ ُ ‫يم بَنيه َويَ ْع ُق‬
ُ َ ْ َ َّ ‫َوَو‬
‫ين فَالَ ََتُوتُ َّن إَالَّ َوأَنتُم ُّم ْسلِ ُمون‬ ِ
َ ‫ال ّد‬
Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya,
demikian pula Yakub. (Ibrahim berkata): “Hai anak-anakku!
Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah
kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam”.(qs al-baqarah 132)

‫ال لِبَنِ ِيه َما تَ ْعبُ ُدو َن ِمن‬


َ َ‫ت إِ ْذ ق‬
ُ ‫وب ال َْم ْو‬ َ ‫أ َْم ُكنتُ ْم ُش َه َداء إِ ْذ َح‬
َ ‫ض َر يَ ْع ُق‬

ً‫يل َوإِ ْس َحا َق إِلَ ها‬ ِ ِ ‫ك إِب ر ِاه‬ ِ َ‫ك وإِلَ ه‬ ِ


َ ‫يم َوإ ْْسَاع‬ َ َ َ ‫بَ ْعدي قَالُواْ نَ ْعبُ ُد إِلَ َه‬
َ َ ْ َ ‫آَبئ‬
ِ‫و‬
‫احداً َوََْن ُن لَهُ ُم ْسلِ ُمو َن‬ َ

Adakah kamu hadir ketika Ya'qub kedatangan (tanda-tanda) maut,


ketika ia berkata kepada anak-anaknya: "Apa yang kamu sembah
sepeninggalku?" Mereka menjawab: "Kami akan menyembah Tuhanmu
dan Tuhan nenek moyangmu, Ibrahim, Ismail dan Ishaq, (yaitu) Tuhan
Yang Maha Esa dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya".(qs al-
baqarah 133).

Di dalam surat Al Baqarah ayat 132 dan 133 merupakan penegasan


bahwa Rasul-rasul Allah menekankan kepada anak-anaknya bahwa Allah
telah memilih agama Islam sebagai agamamu. Begitu Juga pertanyaan
Ya’kub kepada anak-anaknya tentang apa yang akan mereka sembah setelah
beliau meninggal ?
Anak-anak Ya’kub pun menjawab bahwa mereka menyembah Tuhan
Ya’kub dan nenek moyangnya, yaitu tuhan Yang Maha Esa . Inilah bukti
materi tauhid yang disampaikan oleh nabi Ibrahim dan Ya’kub kepada anak-
anaknya.

Dengan demikian tidak dapat dipungkiri bahwa Syirk dalam


persoalan aqidah merupakan suatu ancaman utama dalam sistem
kepercayaan dan keyakinan umat Islam. Tercatat setidaknya 169 kali
persoalan syirk diungkap dalam berbagai surat dalam al-Qur’an.

C. Asbabun Nuzul Qs Lukman ayat 12-19 Tentang Materi Pendidikan


Adapun sebab turunnya ayat 12-19 dari surat Luqman sejauh
penulusuran yang penulis lakukan tidak ditemukan adanya sebab yang
melatarbelakangi turunnya ayat tersebut, hanya saja dalam ayat 13 dalam tafsir
Al-Misbah, diriwayatkan bahwa Suwayd ibn ash-Shamit suatu ketika datang ke
mekah. Ia adalah seorang yang cukup terhormat di kalangan masyarakatnya.
Lalu Rasulullah mengajaknya untuk memeluk agama Islam. Suwayd berkata
kepada Rasulullah, “Mungkin apa yang ada padamu itu sama dengan yang ada
padaku.” Rasulullah berkata, “Apa yang ada padamu?” Ia menjawab,
“Kumpulan hikmah Lukman.” Kemudian Rasulullah berkata,
“Sungguh perkataan yang amat baik ! Tetapi apa yang ada padaku lebih baik
dari itu. Itulah al-Qur’an yang diturunkan Allah kepadaku untuk menjadi
petunjuk dan cahaya.” Rasulullah lalu membacakan al-Qur’an kepadanya dan
mengajaknya memeluk Islam.

Kemudian menurut Sayid Qutb bahwa ayat 13 yang menjelaskan tentang


tauhid, inilah hakikat yang ditawarkan oleh nabi Muhammad saw kepada
kaumnya. Namun, mereka menentangnya dalam perkara itu, dan meragukan
maksud baiknya di balik tawarannya. Mereka
takut dan khawatir bahwa di balik tawaran itu terdapat ambisi Muhammad saw
untuk merampas kekuasaan dan kepemimpinan atas mereka. Kemudian ayat 14
dan 15 penulis menemukan riwayat bahwa ayat ini menggambarkan nuansa
pengorbanan yang agung dan dahsyat. Seorang ibu yang dengan tabiatnya harus
menanggung beban yang lebih berat dan lebih kompleks. Namun, luar biasa, ia
tetap menanggungnya dengan senang hati dan cinta yang lebih dalam, lembut,
dan halus. Diriwayatkan oleh Hafidz Abu Bakar al-Bazzar dalam musnadnya
dengan sanadnya dari Buraid dari ayahnya bahwa seseorang sedang berada
dalam barisan tawaf menggendong ibunya untuk membawanya bertawaf.
Kemudian dia bertanya kepada Nabi
Muhammad saw, “Apakah aku telah menunaikan haknya? ”Rasulullah
menjawab, “Tidak, walaupun satu tarikan nafas.”

Diriwayatkan bahwa ayat 15 ini diturunkan berhubungan dengan Sa’ad


bin Abi Waqqas, ia berkata, “Tatkala aku masuk Islam, ibuku bersumpah bahwa
beliau tidak akan makan dan minum sebelum aku meninggalkan agama Islam
itu. Untuk itu pada hari pertama aku mohon agar beliau mau makan dan minum,
tetapi beliau menolaknya dan tetap bertahan pada pendiriannya. Pada hari kedua,
aku juga mohon agar beliau mau makan dan minum, tetapi beliau masih tetap
pada pendiriannya. Pada hari ketiga, aku mohon kepada beliau agar mau makan
dan minum, tetapi tetap menolaknya. Oleh karena itu, aku berkata kepadanya,
Demi Allah, seandainya ibu mempunyai seratus jiwa dan keluar satu persatu di
hadapan saya sampai ibu mati, aku tidak akan meninggalkan agama yang aku
peluk ini. Setelah ibuku melihat keyakinan dan kekuatan pendirianku, maka
beliaupun mau makan.”
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Dari segi etimologi atau bahasa, kata pendidikan berasal kata "didik" yang
mendapat awalan pe- dan akhiran -an sehingga pengertian pendidikan adalah
sistem cara mendidik atau memberikan pengajaran dan peranan yang baik
dalam akhlak dan kecerdasan berpikir.
Kemudian ditinjau dari segi terminology, banyak batasan dan pandangan
yang dikemukakan para ahli untuk merumuskan pengertian pendidikan,
namun belum juga menemukan formulasi yang tepat dan mencakup semua
aspek, walaupun begitu pendidikan berjalan terus tanpa menantikan
keseragaman dalam arti pendidikan itu sendiri.
Materi pendidikan adalah komponen penting yang harus disesuaikan
dalam pendidikan, karena akan menyebabkan kesalahan yang sangat besar
apabila sebuah materi pembelajaran tidak disusun sedemikaian rupa.
2. Banyak sekali ayat-ayat tentang pendidikan, begitu juga tentang materi
pendidikan, di antaranya yaitu:
a. Al Qur’an surat Luqman ayat 12-19
b. Yusuf: 6
c. Hud: 42-46,
d. Maryam: 27-33
e. Al Baqarah: 132-133
3. Adapun sebab turunnya ayat 12-19 dari surat Luqman sejauh penulusuran
yang penulis lakukan tidak ditemukan adanya sebab yang melatarbelakangi
turunnya ayat tersebut, hanya saja dalam ayat 13 dalam tafsir Al-Misbah,
diriwayatkan bahwa Suwayd ibn ash-Shamit suatu ketika datang ke mekah.
Ia adalah seorang yang cukup terhormat di kalangan masyarakatnya.
B. Saran
Makalah yang penulis buat ini jauh dari kesempurnaan baik dari segi
penulisan apalagi kata-kata yang tidak terurai dengan baik. penulis
mengharapkan kritik dan masukan dari pembaca untuk perbaikan makalah ini.
Daftar Pustaka

azra azzyumardi. 2008. kajian tematik al-qur’an tentang konstruksi sosial.


Bandung : percetakan angkasa

https://alquranmulia.wordpress.com/.../asbabun-nuzul-surah-yusuf

https://ismail106.wordpress.com/.../tafsir-ayat-ayat-tentang-materi-p

www.academia.edu/.../Tafsir_Ayat_Tentang_Materi_Pedidikan_Edi.

Anda mungkin juga menyukai