Anda di halaman 1dari 17

PROPOSAL PENELITIAN

Tugas Proposal Ini Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mandiri Mata Kuliah
MetodePenelitian

Dosen Pengampu:
Siti Djumaeda, S.S,M. pd.I.

Disusun Oleh:
Nama : Linda Wally
Nim : 160301001
Kelas:PAI(A)

Jurusan Pendidikan Agama Islam


Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan
Institut Agama Islam Negri
Ambon
2017
A. Latar Belakang

TPQ ( Taman pendidikan Al-Qur’an) merupakan lembaga atau sekelompok


masyarakat yang menyelenggarakan pendidikannon formal jenis keagamaan islam
yang bertujuan untuk memberikan pengajaran membaca Al-Qur’an sejak usia dini.
Ilmu Tajwid adalah ilmu untuk memperbaiki bacaan Al-Qur’an. Untuk mengenal
bacaan Al-Qur’an secara sempurna dan benar, serta cara melafazkan huruf-huruf
secara fasir dan benar dan melatih lidah mengeluarkan huruf-huruf dari
makhrajnya,
TPQ memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan pemahaman
membaca Al-Qur’an, bukan hanya dapat membaca Al-Qur’an saja, akan tetapi
harus disertai pemahaman ilmu tajwid sehingga anak-anak, dapat membaca Al-
Qur’an dengan baik dan benar. Akan tetapi masih banyak TPQ yang dapat
dikatakan belum berhasil sepenuhnya, karena anak-anak yang diajarkan masih
banyak yang belum memahami bacaan Al-Qur’an, khusnya penerapan ilmu tajwid.
Dalam hal membaca Al-Qur’an dapat dikatakan bahwa mereka sudah dapat
membacanya, akan tetapi tidak disertai hukum-hukum bacaan yang jelas.
Masalah seperti ini perlu untuk diteliti, apakah tingakat pemaham anak yang
membaca Al-Qur’an itu memang tidak mampuuntuk menguasai, atau bahkan
dikarenakan pengajarnya yang tidak menerpkan ataupun cara penyampain
penjelasannya kurang tepat. Sehingga mengakibatkan ketidak pahaman anak dalam
mempelajari Al-Qur’an.Maka dari itu penulis termotivasi untuk meneliti tentang
“Peran TPQ Dalam Meningkatkan Pemahaman Ilmu Tajwid Mwmbaca Al-Qur’an
Pada masyarakat Desa Tantui Rt 04, Rw 002.”
Dalam membaca Al-Qur’an dengan disertai ilmu tajwid atau huum-hukum
bacaan yang benar sangatlah penting dan bahkan diwajibkan.oleh karena itu
mengenai masalah yang seperti ini yang seharusnya TPQ lakukan yaitu
memberikan motivasi terhadap anak agar mau mempelajari ilmu tajwid dengan
sungguh-sungguh.dan dijeaskan dengan cara yang lembut dan perlahan Sehingga
anak-anak dapt memahaminya, dan menyuruh mereka melakukan tes, atau
menyuruh mereka untuk mempraktikan langsung ilmu tajwidnya. Hal ini harus
dilakukan terus menerus hingga mereka memahami dan tidak melupakannya.

B. Fokus penelitian
Masalah yang akan diteliti yaitu bagaimana peran TPQ dalam meningkatkan
pemahaman ilmu tajwid membaca Al-Qur’an didesa Tantui. Di desa ada beberapa
taman pengajian Al-Qur’an (TPQ) akan tetapi penulis akan membatasi masalah.
Dalam pengkajian ini peneliti lebih memfokuskan penelitian di TPQ Al-Ikhlas. Dan
masalah yang akan ditelii berupa peran dari TPQ al-ikhlas terhadap anak-anak
khususnya dalam memahami ilmu tajiwid membaca Al-Qur’an. Apakah peran TPQ
aAl-ikhlas ini dapat meningkatkan pemahaman ilmu tajwid dalam membaca Al-
Qur’an atau malah sebaliknya.

C. Rumusan Masalah
Berdasarkan urai latar belakang diatas, maka yang menjadi letak permasalahan
dalam proposal ini adalah :
1. jelaskan pengertian TPQ, dan landasan kenapa TPQ ini harus ada?
2. Alasan mengapa anak harus mengikuti TPQ ?
3. Jelaskan pengertian ilmu Tajwid ?4
4. seperti apakah ilmutajwid itu?

D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka yang menjadi tujuan dalam proposal ini
yaitu :
1. Mengetahui pengertian TPQ dan landasan berdirinya TPQ
2. Mengetahui alasan mengapa anak harus mengikuti TPQ
3. Mengetahui pengertian ilmu tajwid
4. Dan mengetahui seperti apa ilmu tajwid itu.

E. Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian terbagi menjadi dua yaitu, kegunaan teoritis dan kegunaan
praktis.
1. Kegunaan teoritis
a. Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan rujukan khususnya untuk para
TPQ dalam mengetahui peranannya dilingkunan masyarakat.
b. Penelitian diharapkan dapat menjadi salah satu referensi untuk memudahkan
memahami ilmu tajwid
2. Kegunaan praktis
a. Penelitian diharapkan dapat dijadikan bahan acuan bagi penelititian-penelitian
yang relevan yang akan datang
b. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat terhadap pada guru
Pendidikan Agama Islam.

D. Kajian Pustaka
1. Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ)
a. Pengertian Taman pendidikan Al-Qur’an(TPQ)
Taman pendidikan Al-Qur’an (TPQ) adalah pendidikan untuk baca dan
menulis Al-Qur’an dikalangan anak-anak.TPQ ( Taman pendidikan Al-Qur’an)
merupakan lembaga atau sekelompok masyarakat yang menyelenggarakan
pendidikannon formal jenis keagamaan islam yang bertujuan untuk memberikan
pengajaran membaca Al-Qur’an sejak usia dini.
Secara umum taman pendidika Al-Qur’an(TPQ) bertujuan dalam rangka
untuk menyiapkan anak-anak didiknya menjadi generasi Qurani. Al-Qur’an sebagai
pandangan hidup sehari-hari. Untuk mencapai tujuan tersebut taman pendidikan Al-
Qur’an perlu merumuskan target yang dijadikannya sebagai tujuan dalam waktu
lebih kurang selama satu tahun. Hal ini sesuai dengan buku petunjuk pedoman TPQ
yaitu;dapat membaca Al-Qur’an dengan benar sesuai tajwid, serta dapat menulis
huruf-huruf Al-Qur’an . maka dari itu TPQ harus memberikan peran terbaiknya
untuk para santrinya. Karena dalam TPQ inilah akan diajarkan bagaimana cara
menulis dan membaca huruf Al-Qur’an, dengan melihat bakat anak jika anak
mempunyai daya hafal yang kuat, maka gurunya dapatmenuntunnya dengan
menghapal surah yang pendek-pendek, begitu pula doa-doa yang akan dipakai
sehari-hari.1

1Kementrian Agama RI, Pendidikan luar sekolah( Jakarta, 2003, hlm 37) Cet ke I
Untuk mencapai tujuannya pengelola TPQ harus menjaga keseimabanga
diantara tujuan pengelola yang mungkin berbeda atau saling bertentangan, agar
terjaga evesiensi dan aktifitas kerja sehingga setiap individu yang terlibatdapat
terpuaskan secara materiil dan immaterial.adapun yang harus dilakukan oleh
pengelola TPQ untuk menjadikan TPQ menjdi yang terbaik adalah menjadikan
pengelolanya memiliki motivasi untuk menjadi yang terbaik dan berkualitas
sehingga ia dapat menjadi subjek yang bermanfaat bagi orang lain. Motivasi untuk
maju seperti ini harus dibangun dan diikuti dengan kerja keras semberi terus belajar
sekaligus mentradisikan kerja sama sehingga menjadi bagian dari kehidupan
personal lembaga untuk menuju inshan kamil yang diridoi Allah.2

b. Landasan keberadaan Taman Pendidikan al-Qur’an (TPQ)

Keberadaan Taman Pendidikan al-Qur’an di indonesia menempati dasar yang

kokoh, hal itu merupakan realisasi dari keputusan Kementrian Agama RI, dan

Taman Pendidikan al-Qur’an merupakan program pemerintah.

Dasar keberadaan Taman Pendidikan al-Qur’an berdasarkan al-Qur’an, Hadits,

berdsarkan perundang-undangan yang berlaku adalah :

1) Berdasarkan al-Qur’an

Al-Qur’an merupakan sumber kebenaran yang hakiki bagi seluruh ummat islam.

Seperti yang digunakan sebagai dasar terbentuknya Taman Pendidikan al-

Qur’an oleh KH.As’ad Humam. Allah swt., berfirman dalam QS. al-Tahrim

/ 66:6.

⧫⧫❑⧫◆
❑➔→
◆⧫❑➔◆
◆⧫◆◼
⧫⬧◼⧫⧫

2Moh. Raqib, Ilmu Pendidikan Islam, (PT lkis peinting cemerlang,Jakarta, 2009,Hlm133-134) Cet ke 1
❑➔⧫⧫➔⧫⧫⧫
❑➔➔⧫◆⧫⧫⬧⬧
Terjemahnya:
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka
yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat
yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang
diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang
diperintahkan.3
2) Berdasarkan hadits dari Rasulullah saw.

Ada banyak cara yang dapat dilakukan untuk dapat menanmkan keimanan,

keislaman dan ketaqwaan sejak dini. Salah satu cara yang ditawarkan oleh

Rsulullah saw., adalah dengan memberikan pengajaran membaca al-Qur’an,

hal tersebut tercantum dalam salah satu hadits beliau yang diriwayatkan oleh

Utsman bahwa Rasulullah saw., bersabda.

‫اَُ َعلَْي ِه‬


َ ‫صلَى‬ ِ ُ ‫ال رس‬ َ ‫َع ْن عُثْ َما َن ب ِن َع َفان َر ِض َي‬
َ ‫ول ه‬ ُ َ َ َ‫ ق‬:‫ال‬
َ َ‫اَُ َعْهُ ق‬
4
)‫البخاري‬: ‫خْي ُرُك ْم َم ْن تَ َعلَ َم الْ ُقْرآ َن َو َعلَ َمهُ (روا‬:
َ ‫َو َسلَ َم‬
Artinya :
Dari Utsman bin 'Affan Radhiyallahu ‘anhu berkata: bersabda Rasulullah
Shalallahu ‘alaihi wassalam: “Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari
AlQur’an dan mengajarkannya”. (Dikeluarkan oleh Imam Bukhari
Rahimahullahu Ta’ala).

c. Fungsi dan keberadaan Taman pendidikan A-lQuran (TPQ)


Taman pendidikan Al-Qur’an (TPQ) berfungsi sebagai lembaga non-formal
agartidak terjadi kemerosotan agama dan generasi Qurani. Kemampuan membaca

3Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya (Bandung: CV Penerbit Diponegoro, 2007),
h. 560
4Abu Rayyan, Arba’una Hadits fii Tarbiyah wal Manhaj.( Hadits 29.

http://alkarawanjy.blogspot.com/2009/11/40hadits-dalam-tarbiyyah-dan-manhaj.html) 8
Mei 2014.
dan menulis Al-Qur’an merupakan indicator kualitas kehidupan beragama seorang
muslim. Oleh karena itu gerakan baca dan tulis Alquran merupakan langkar
strategis dalam rangka mmeningkatkan kualitas umat, khususnya umat islamdan
keberhasilan pembangunan dibidang agama.Karena Al-Qur’an merupakan wahyu
yang diturunkan oleh Allah kepada nabi Muhamad untuk disampaikan kepada
ummatnya sebagai petunjuk manusia padajalan yang benar dan lurus sehingga bisa
mencapai kesempurnaan manusiawi yang merealisasikan kebahagiaan hidup dunia
dan akhirat.

d. Faktor yang mempengaruhi anak mengikuti TPQ


Keikutsertaan anak di taman pendidikan Al-Qur’an(TPQ) ada dua faktor
yakni factor intern dan ekstern. Factor intern adalah kepribadian dan factor
pembawaan. Anak yang lahir dalam lingkungan keluarga agamis dan telah
didukung oleh lingkungan masyarakat juga, maka dalam diri anak itu akan
cenderung agamis juga, misalnya sengan seperti teman-temannya yang belajar di
taman pendidikan Al-Qur’an. Pada dasarnya semua manusia itu lahir suda
membawa ketauhidan, karena dalam kandungan manusia suda mengadakan
perjanjian dengan Allah, sihingga wajar kalau factor pembawaan dapat
mempengaruhi keikutsetaan TPQ
Faktor ekstern yaitu terdiri atas keluarga, sekolah dan masyarakat. Para santri
yang mengikuti TPQ akan mendapat pengaruh dari cara orang tua mendidik, relasi
antara anggota keluarga, dan suasana rumah tangga. Cara orang tua mendidik anak
sangat besar pengaruhnya trerhadap keikutsertaan anak mengikuti TPQ.karena
keluarga merupakan lembaga pertama dan utama. Keluarga yang agamis sangat
besar dapat memengaruhi anak untuk bisa membaca dan menulis Al-
Qur’an.Keluarga harus selalu mensosialisasikan aspek ketauhidannya dalam
hidupnya. Apabila semuadidikan orang tua iyu berdasarkan nilai-nilai Illahiyah,
maka akan terwujud anak-anak islami juga. Selanjutnya agar anak dapat mengikuti
belajar di TPQ dengan baik, selanjutnya agar anak dapat mengikuti belajar di
TPQNdengan baik, perlu diciptakan suasan rumah yang aman dan tentram, di dalam
suasana rumah yang agamis tenang dan tentram anak akan betah di rumah , anak
juga akan terpengaruh dengan tingkah laku agamis juga, sehingga ia termotivasi
untuk mengikuti TPQ. Factor sekolah juga sangat mempengaruhi keikut sertaan
anak untuk mengikuti TPQ adalah kurikulum, keadaan guru agama,relasi guru
agama dengan siswa, dan relasi siswa dengan siswa. Kurikulum diartikan sebagai
sejumlah kegiatan yamg diberikan kepada siswa, kegiatan itu sebagian besar adalah
menyampaikan bahan pengajaran yang akan diterima oleh siswa. Jelaslah bahwa
bahan pelajaran agama akan mempengaruhi siswa untuk mengikuti belajar TPQ.5

B. ILMU TAJWID
1. Pengertian Ilmu Tajwid
Ilmu Tajwid adalah ilmu untuk memperbaiki bacaab Al-Qur’an untuk
mengenal bacaan Al-Qur’an secara sempurna dan benar, maka diperlukan ilmu
tajwid. Dalam ilmu tajwid ini diajarkan tentang bagaimana cara melafazkan huruf-
huruf secara fasih dan benar, serta bagaiman amelatih lidah mengeluarkan huruf-
huruf dari makhrajnya. Sebagian besar ulama mengatakan, bahwa seseorang yang
ingin mempelajari ilmu qiraat Al-Qur’an, sebelumnya diharuskan untuk
mempelajari ilmu tajwid tersebut.6
Tajwid secara bahasa artinya membaguskan, sedangkan ilmu tajwid secara
istilah adalah ilmu yang berfungsi untuk mengetahui bagaimana cara memberikan
hak setiap huruf mustahaqnya,baik yang berkaitan dengan sifat, mad, dan lain-lain.
Seperti bacaan tarqiq(tipis) dan bacaan tafkhim(tebal) dan selain keduanya,7
2. Macam-macam ilmu tajwid
a. Makhraj Huruf
Makhraj adalah tempat keluar huruf tertentu dan sebagai pembeda antar satu
huruf tertentu dengan huruf lainnya.Jadi, istilah makhraaijul huruf ialah tempat-
tempat keluarnya huruf itu dilafalkan.Kesalahan dalam melafazkan hurufnya dapat
membuat makna atau arti sebuah kata menjadi berubah.Cara mengetahui makhraj

5 Mansur,Pendigdikan anak usia dini dalam islam, (Pustaka Pelajar, Yogyakarta,2007,Hlm 136-139)
Cet ke II
6Ismail Tekan,Tajwid Al-Qur’an al-karim,( PT Pustaka Al-Husna baru,Jakarta, 2003, Hlm 185)
7 Megah Tinabunotodidak cepat pintar belajar tajwid,(Cechklist,Jawa barat,2016, Hlm12-13) cet ke

II.
suatu huruf, hendaklah huruf tersebut disukunkan atau ditasyyidkan, kemudian
tambahkan satu huruf hidup dibelakangnya, lalu bacalah.Tatkalah suara tertahan,
maka tampakannlah makhraj huruf dan huruf yang bersangkutan.8
b. Tempat-tempat keluarnya huruf
1) Al-Jauf( Rongga Mulut)
Al-Jauf artinya rongga mulut.Maksutnya, tempat keluarnya huruf yang terletak
pada rongga mulut. Dari ronngga mulut, muncul satu makhraj yang dikenal dengan
nama makhraj al-jauf. Dan dari makhraj al-jauf ada tiga huruf madd. Yaitu:( allif,
wau, dan ya.)
2) Al-Halq( tenggorokan)
Al-Halq artinya tenggorokan.Maksutnya tempat keluarnya huruf yang terletak pada
tenggorokan. Dari al-halq muncul 3 makhraj, yaitu:
a) Aqshal halq: adalah pangkal tenggorokan, atau tenggorokan bagian dalam.
Dari makhraj ini keluar huruf (hamzah dan HHa)
b) Wasthul halq: adalah tenggorokan bagian tengah. Dari makhraj ini keluar
huruf (Ain dan ha)
c) Adnal-halq: adalah tenggorokan bagian luar, atau ujung tenggorokan. Dari
makhraj ini keluar huruf ( khha, dan ghoin)
3) Al-Lisan (Lidah)
al-lisan artinya lida. Makstnya, tempat keluarnya huruf yang terletak pada
lidah.Jumlaj huruf hija-iyyah yang keluar dari makhraj ini ada 18 huruf dan terbagi
atas 10 makhraj. 10 makhraj al-lisan tersebut ialah:
a) Pangkal lidah bertemu dengan langit-langit bagian atas.dalam istilah lain
makhraj ini disebut juga Aqshal lisan fauqa Dari makhraj ini keluar huruf
(Qof)
b) Pangkal lidah, tepatnya sebelah bawah ( ke depan) sedikit dari makhraj qof.
Bertemu dengan lanit-langit bagian atas. Dari makhraj ini keluar hurih (Khaf)

8Acep lim Abdurohim, pedoman Ilmu tajwid lengkapI,( cvpenerbit diponegoro,


Bandung,2003,Hlm21) cet ke I.
c) Pertengahan lidah bertemu dengan langit-langit atas. Pertengahan lidah
tersebut dimantapkan tidak menempel pada langit-langit atas. Dari makhraj
ini keluar huruf ( Jim, Syin dan Ya)
d) Tepi lidah bersentuhan dengan geraham kanan atau kiri. Ada juga yang
mengatakan tepi pangkal lodah dengan geraham kanan atau kiri
memanjangsampai kedepan. Dari makhraj ini keluar huruf (dhad)
e) Ujung lidah bertemu dengan langit-langit yang berhadapan denganny. Dari
makhraj ini keluar huruf (Lam)
f) Ujung lidah, bergeser kebawah, sedikit dari makhraj lam. Bertemu dengan
langit-langit yang berhadapan dengannya. Dari makhraj ini keluar huruf
(Mim). Bisa pula dikatakan makhraj ini hanya menggeser ujung lidah
sedikitkedepan dari posisi makhraj lam. Dari makhraj ini keluar huruf (Nun).
g) Berdekatan dengan makhraj nun, dan masuk pada punggung lidah tetapi lidah
menyentuh langit-langit. Dari makhraj ini keluar huruf( Ra)
h) Ujung lidah bertemu dengan pangkal gigi atas. Dari makhraj ini keluar tiga
huruf hijja-iyah yaitu. (Ta,Tho,Dal)
i) Ujung lidah bertemu dengan gigi seri atas. Dari makhraj ini keluar tiga huruf
hijja-iyyah yaitu ( Dzal, Zho, Tsa)
j) Ujung lidah berteemu dengan ujung gigi seri bawah. Dari makhraj ini keluar
tiga huruf hijja-iyyah. Yaitu ( Shod, Za, dan Sin)

G. Metode Penelitian
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Pada umumnya pendekatan penekitian terbagi menjadi dua, yaitu pendekatan
kualitatif dan pendekatan kuantitatif.Dan pada proposal ini penulis menggunakan
pendekatan kualitatif.
Dimana pendekatan kualitatif adalah pendekatan penelitian yang
berlandaskan penelitian fenomenologis dan paradigm konstruktivisme dalam
mengembangkan ilmu pengetahuan. Moleong (2004. 10-13) menjabarkan sebelas
karakteristikpendekatan kualitatif, yaitu menggunakan latar alamiah, menggunakan
manusia sebagai sumber utama, menggunakan metode kualitatif ( pengamatan,
wawancara,atau study dokumen) untuk menjaring data, menganalisis data secara
induktif,menyusun teori dari bawah keatas, menganalisis data secara
deskriptif, lebih mementingkan proses dari pada hasil, membatasi masalah
penelitian berdasarkan focus, menggunakan kriteria tersendiri,( seperti triangulasi,
pengecekan sejawat, urain rinci,dan sebagainya) untuk memvalidasi
data,menggunakan desain sementara,dan hasil penelitian dirundingkan dan
disepakati bersama oleh manusia yang dijadiakan sebagai sumber data.9
Penelitian ini adalah jenis penelitian kepustakaan atau study pustaka (library
research) yaitu penelitian yang menggunakan bahan-bahan. Nanang Murtono
mengatakan bahwa, studi pustaka merupakan proses mencari berbagai literature,
hasil kajian, atau studi yang berhubungan dengan penelitian yang akan dilakukan.
Pada dasarnya, semua sumber tertulis dapat dimanfaatkan sebagai sumber pustaka,
baik buku teks, surat kabar, majalah, brosur, tabloid, dan sebagainya.

2. Kehadiran Peneliti
Dalam penelitian kualitatif, kehadiran peneliti sangat diperlukan.Karena
dalam penelitian ini peneliti menjadi instrument utama.Dalam artian bahwa yang
menjadi penunjang dalam penelitian tersebut adalah peneliti itu sendiri.tanpa
kehadiran peneliti, maka informasi yang dihasilkan tidak akan valid. Atau bahkan
dikatakan penelitian itu tidakakan terjadi. Oleh karena itu dalam penelitian
kualitatif ini, kehadiran peneliti sangat diperlukan. Karena dengan adanya peneliti
dalam lokasi penelitian maka akan adanya hubungan timbal balik antara peneliti
dengan yang akan diteliti. Peneliti akan dapat lansung melihat dan melakukan
pengamatan, serta wawancara dengan narasumber yang telah dipilih. Oleh karena
itulah kehadiran peneliti sangat penting.

3. Lokasi penelitian
Terdapat banyak sekali tempat-tempat taman pengajian Al-Qur’an (TPQ),
dan tentunya lokasinya juga sangat banyak dan berbeda-beda. Akan tetapi pada
penelitian ini peneliti hanya memilih satu lokasi untuk dilakukan penelitian.yaitu

9
Jakni,metodologi penelitian eksperimen bidang pendidikan,( Alfabeta,Bandung,2016,hlm
58) cet I.
peneliti memilih lokasi di Kota Ambon Provinsi Maluku Kecamatan Sirimau Desa
Tantui Rt 04 Rw 002 khususnya di TPQ al-Ikhlas.

4. Sumber Data
Menurut Suharsimi Arikunto, “Yang dimaksud dengan sumber data dalam
penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh. Sumber data dalam penelitian
ini menggunakan dokumentasi”10
Yang menjadi sumber-sumber data dalam penelitian ini adalah:
a. Mansur, (Pendidikan Anak Usia Dini)
b. Moh. Roqib, ( Ilmu pendidikan islam: Pengempangan pendidikan integrative
di sekolah, keluarga, dan masyarakat)
c. Kementrian agama RI, ( Pendidikan Luar Sekolah )
d. Acep Abdurohim, (Pedoman Ilmu Tajwid Lengkap )
e. Ismail Tekan, ( Tajwid A-Qura’nul Karim: Pembahasan secara praktis,
popular, dan sistematis)
f. Megah Tinambun, ( Otodidak cepat pintar belajar tajwid: Jua’ama Terjemah
per kata)
g. Jakni, (metodologi penelitian eksperimen bidang pendidikan)
h. Departemen Agama RI, ( Al-Qur’an dan Terjemahannya )
i. Abu Rayyan,(Arba’una Hadits fii Tarbiyah wal Manhaj).
j. Sugiyono, ( Memahami penelitian Kualitatif)
k. A. Kadir Ahmad, (Dasar-dasar penelitian kualitatif)
l. Umadi suryabrata, (metodologi penelitian)
m. V. Wiratna Sujarweni, (Metodologi penelitian)

5. Prosedur pengumpulan data


Prosedur pengumpulan data, merupakan langkah yang harus diperhatikan
dalam penelitian.Karena tujuan penelitian adalah mengumpulkan data. Tanpa
mengetahui prosedur pengumpulan data, maka dalam penelitian tersebut tidak akan
mendapatkan informasi yang valid.

10umadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta; PT RajaGrafindo Persada, 2003), hlm. 18-19.
Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, sumber, dan
berbagai cara. Bila dilihat dari settingnya, data dapat dikumpulkan pada setting
alamiah ( Natural Setting). Bila dilihat dari sumber datanya, maka pengumpulan
data dapat menggunakan sumber primer, dan sumber sekunder. Selanjutnya bila
dilihat dari segi cara atau metode pengumpulan data dapat dilakukan dengan
observasi (pengamatan), interview (wawancara), kuesioner (angket), dokumentasi
dan gabungan keempatnya.11. dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data
dengan mencari data mengenai hal-hal yang berupa catatan, satuan
pengajaran,kurikulum, buku-buku, arsip, atau daftar tabel statistik, atau hal-hal
yang terkait dengan penelitian.12
Pada penelitian ini, peneliti mengumpulkan data dengan melalui
dokumentasi.Yaitu penelitian yang menggunakan bahan-bahan tertulis. Yang dicari
dari berbagai literature, hasil atau kajian yang berhubungan dengan peneliti yang
akan dilakukan.

6. Analisis Data
Pada dasarnya analisis data adalah sebuah proses mengatur urutan data dan
mengorganisasikannya kedalam suatu pola, kategori dan satuan urain dasar
sehingga dapat ditemukan tema dan rumusan kerja seperti yang di sarankan oleh
data. Pekerjaan analisis data dalam hal ini mengatur,
mengurutkan,mengelompokan,memberi kode, dan mengkategorikan data yang
terkumpu menegnai penilitian-penilitian yangtelah dilakukan. Baik melalui catatan
lapangan, gambar foto, dokumen atau laporan.13.
Untuk melakukan analisis data kualitatif ada beberapa tahapan yaitu
a. Reduksi data
Pada tahap ini penulis harus menelaah secarakeseluruhan dari datayang telah
terkumpul baik dari lapangan, maupun melalui berbagai daftar referensi seperti
dokumen ataupun buku-buku yang saling terkait dan berhubungan denagan masalah
yang akan diteliti

11Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif ( Bandung: Alfabeta, 2008.hlm. 181) Cet ke IV


12A. Kadir Ahmad,Dasar-dasar metode penelitian kuantitatif ( Makassar: Indobis Media Centre, 2003,
h. 106) Cet ke I.
13Ibid., h. 103.
b. Penyajian data
Penyajian data dalam hal ini adalah penyampain informasi yang diperoleh
sesuai dengan focus penelitian yang disusun secara baik, runrut sehingga mudah
dilihat, dibaca, dan dipahami, tentang suatu kejadian atau tindakan yang terkait
dengan peran tpq dalam meningkat pemahaman ilmu tajwid dalam membaca Al-
Qur’an. Pada tahap ini dilakukan rangkuman terhadap penelitian dalam susunan
yang sistematis untuk mengetahui peran tpq dalam meningkatkan peamahan ilmu
tajwid membaca Al-Qur’an.
c. Penarikan kesimpulan atau verivikasi
Pada tahap ini dilakukan pengkajian tentang kesimpulan yang telah diambil
dengan data pembanding teori tertentu, melakukan proses member check
ataumelakukan proses pengecekan ulang, mulai dari pelaksanaan pra survey
(orientasi),wawancara, observasi dan dokumentasi, kemudian membuat
kesimpulan umumuntuk dilaporkan sebagai hasil dari penelitian yang telah
dilakukan.

7. Pengecekan Keabsahan Temuan


Untuk mengecek keabsahan data, guna mengukur validitas hasil penelitian ini
dilakukan dengan cara Trianggulasi. Trianggulasi adalah tekhnik pengumpulan data
yang bersifat menggabungkan data dari berbagai sumber data yang diperoleh.
Derajat kepercayaankeabsahan data (kreadibilitas) dapat diadakan pengecekan
dengan tekhnik pengamatan yang tekun. Ketekunan pengamatan yang dimaksud
adalah menemukan ciri-ciri atau unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan
dengan persoalan atau isu yang sedang dicari.
Kesadaran rangkain tahapan-tahapan penelitian ini, tetap berada dalam
sistematika prosedur penelitiansecarasistematis dan saling berkaitan satu sama lain
serta saling mendukung sehingga hasil penelitian dapat dipertanggung jawabkan.

8. Tahap- tahap Penelitian


Dalam penelitian kualitatif terdapat tahap-tahap penelitian yaitu;
a. Pra-lapangan.
1) Menyusun rancangan
2) Memilih lapangan
3) Mengurus perijinan
4) Memilih dan memanfatkan informan
5) Menyiapkan instrument
6) Persoalan etika dalam lapangan
b. Lapangan
1) Memahami dan memasuki lapangan
2) Mengumpul data
c. Pengolahan data
1) Reduksi data
2) Display data
3) Mengambil kesimpulan dan verifikasi
4) Kesimpulan akhir14

14 wiratna Sujarweni.Metodologi penelitian.(Yogyakart;,PustakaBaruPress,2014, Hlm 30-31) Cet ke I


DAFTAR PUSTAKA
Abdurohim, Lim Acep. Pedoman Ilmu Tajwid Lengkap. Bandung; CV Penerbit
Diponegoro, 2003.

Abu Rayyan, Arba’una Hadits fii Tarbiyah wal Manhaj.(Hadits 29.


http://alkarawanjy.blogspot.com/2009/11/40hadits-dalam-tarbiyyah-dan-
manhaj.html) 8 Mei 2014.

Ahmad, A Kadir. Dasar-dasar Penelitian Kuantitatif.Makasar;Indobis Media


Centre,2003.

Depertemen Agama RI. Al-Qur’an dan terjemahan.Bandung; CV Penerbit


Diponegoro,2007

Jakni. Metodologi Penelitian Eksperimen Bidang Pendidikan. Bandung; Alfabeta,


2016.

Mansur. Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Islam. Yogyakarta; Pustaka Pelajar.
2007.

Pendidikan luar sekolah

Raqib, Muhamad. Ilmu Pendidikan Islam.Jakarta; PT Iklis Peinting Cemerlang,


2009.

Sugiyono, memahami Penelitian Kualitatif.Bandung; Alfabeta; 2008.

Suryabrata,Umadi. Metodologo Penelitian. Jakarta; PT Raja Grafindo Persada,


2003.

Tekan, Ismail. Tajwid Al-Qur’anul Karim; Pembahasan secara, praktis, popular


dan sistematis.Jakarta; PT pustaka Al-Husna Baru, 2003.

Tinabun, Megah. Otodidak Cepat Pintar Belajar Tajwid. Jawa barat; Cechklist,
20016.

Anda mungkin juga menyukai