Purwakarta
Skripsi ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana
Oleh:
ENI NURAENI
NIM:16130127
2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-Qur’an dilihat secara etimologi berasal dari Bahasa arab, yaitu bentuk jamak
dari kata benda (masdar) dari kata kerja qara’a - yaqra’u - qur’anan yang berarti
bacaan atau sesuatu yang dibaca berulang-ulang. Sedangkan menurut para ulama
yang lain dengan menyebutkan bahwa “al-Qur’an adalah kalam atau firman Allah
swt yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw yang membacanya suatu
Al-Qur’an itu sendiri diturunkan dalam Bahasa Arab, oleh sebab itu untuk
Bahasa Arab dengan baik dan benar agar dapat mengamalkannya dengan sempurna.
Terjemahnya:
Atau lebih dari seperdua itu. Dan bacalah al-Qur’an itu dengan perlahan-lahan.
Karena itu setiap mukmin dituntut untuk mampu membaca dan menulis kitab
suci al-Qur’an, bagi orang mukmin mempunyai kewajiban dan tanggung jawab
yang suci dan mulia, sebagaimana dijelaskan dalam sabda Nabi saw di bawah ini:
)علَّ َمهُ (رواه البخارى
َ َخي ُْر كُ ْم َم ْن تَعَلَّ َم ا ْلقُ ْرآنَ َو
Dari hadist diatas dapat dipahami bahwa mempelajari dan mengajarkan al-
Qur’an pada setiap umat Islam adalah kewajiban utama dalam kehidupan orang
mukmin. Belajar al-Qur’an bagi setiap mukmin sudah dianjurkan semenjak anak
umur tiga tahun dengan cara mengenalkan huruf-huruf hijaiyah yang menjadi ayat
di sini adalah cara atau jalan yang ditempuh sebagai penyajian bahan-bahan
pelajaran agar mudah diterima,diserap dan dikuasai oleh santri dengan baik dan
metode yang diterapkan dapat dengan mudah dipahami dan dicerna oleh santri.
Belajar membaca al-Qur’an dengan baik dan benar bukanlah hal yang mudah,
oleh karen itu dalam membaca al-Qur’an diperlukan metode yang tepat dan dapat
memudahkan proses pembelajaran tersebut. Penerapan metode yang tepat dan baik
digunakan terutama bagi santri-santri yang masih berusia muda sehingga mudah
untuk dikendalikan. Menurut Ali Hasan Asyafi’I ia menyatakan bahwa jika ditinjau
dari usia anak, Pendidikan al-Qur’an lazimnya dimulai sejak usia enam tahun
sampai usia dua belas tahun, sementara pada umur tujuh tahun anak sudah disuruh
Karena pada masa inilah perlu ditanamkan Pendidikan agama islam khususnya
al-Qur’an yang dimulai dari umur yang masih belia, bahkan sudah diajarkan pada
umur empat sampai lima tahun. Pada usia ini anak-anak telah dilatih membaca al-
Qur’an bahkan menghafal surat-surat pendek yang terdapat dalam Juz’amma. Hal
sekarang adalah metode iqro’. Sistem pengajaran al-Qur’an melalui metode iqro’
adalah suatu sistem pengajaran yang langsung pada latihan membaca, dimulai pada
dan seterusnya. Kemudian tahap demi tahap yaitu menyambung huruf hijaiyah
sampai pada tingkat yang paling sempurna yaitu memperkenalkan huruf tajwid
serta membacanya. Metode iqro’ mempunyai ciri-ciri yang khas berupa sistem
pengajaran baru yang sudah dimodifikasi dan lebih praktis. Dengan demikian,
penggunaan metode iqro’ adalah suatu cara yang mudah untuk meningkatkan
pembelajaran al-Qur’an yang lebih praktis dan mudah. Adapun panduan buku iqro’
terdiri dari enam jilid dimulai dari tingkatan yang sederhana,tahap demi tahap
sampai pada tingkat sempurna. Dalam buku iqro’ tersebut dibagi sesuai dengan
Berdasarkan observasi awal, realitas yang terlihat santri Banun Banat (usia SD)
mampu membaca al-Qur’an dengan baik dan benar sesuai dengan ilmu tajwid
Qur’an. Kesalahan yang banyak dalam bacaan adalah seputar bacaan Panjang dan
pendek,hukum nun mati dan idghom. Disamping itu ustadz/ustadzah belum bisa
Sehingga ketika ada huruf sama namun berbeda bentuknya mereka sulit memahami
masih kurang,Karena ada beberapa santri yang telah berumur lebih dari usia SD
Cipulus Purwakarta
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah di uraikan di atas maka dikemukakan rumusan
Purwakarta?
C. Pertanyaan Penelitian
baca Al Qur’an dengan benar sesuai makhroj dan tajwid pada santri
Purwakarta?
D. Tujuan Penelitian
mendeskripsikan
1. Penerapan Metode Iqro dalam Meningkatkan Pemahaman baca Al
E. Manfaat penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
pembelajaran.
Qur’an.
d. Bagi Peneliti Selanjutnya, sebagai acuan untuk penelitian selanjutnya
F. Sistematika penulisan
Sistematika penulisan tersebut terdiri dari lima bab yaitu:BAB I, BAB II, BAB III,
BAB II yang berisi tentang Kajian Teori terdiri dari: Kajian Teori, Kerangka
BAB III berisi tentang metode penelitian yang terdiri dari: Metode
KAJIAN TEORI
A. Metode Iqro’
Salah satu tugas penting yang memerlukan usaha yang keras dan menuntut
perhatian maksimal dari setiap pendidik adalah mencari metode terbaik dalam
mengajarkan Al-Qur’an kepada anak. Sebab, mengajarkan Al-Qur’an
merupakan salah satu fondasi islam. Dengannya, anak-anak akan tumbuh
berdasarkan fitrah dan cahaya-cahaya hikmah kan masuk kedalam hati mereka.
(Yudhi Haryono, 2002:16)
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, pengertian metode adalah cara yang
teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai
sesuai yang dikehendaki. Pengertian lainnya adalah, metode merupakan cara
kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna
mencapai tujuan yang telah ditentukan. (Jati Kusuma, 2007:1:12)
Secara Bahasa metode berasal dari kata metode itu sendiri, namun terdapat
beberapa penambahan kata seperti “logos” yang berarti perbedaan yang
signifikan dalam etimologi metodologi. “logos” memiliki pengertian ilmu atau
bersifat ilmiah. Maka, Ketika bersanding dengan kata “methodos” pengertian
metodologi mengarah pada sebuah spesifikasi cara ilmiah yang menuntun pada
penelitian dan kajian dalam bidang tertentu menjadi tersistem sesuai dengan
bidang-bidang tersebut. Maka, setiap bidang ilmu memiliki cara yang berbeda
dalam mengkaji suatu objek tertentu. (Nyoman Kuta Ratna, 2016:3:5)
Pengertian metode yang umum itu dapat digunakan pada berbagai objek
baik berhubungan dengan pemikiran atau penalaran akal, atau menyangkut
pekerjaan fisik. Jadi dapat dikatakan metode adalah salah satu sarana yang
sangat penting untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam hal ini
suatu pembelajaran tidak akan terjadi tanpa adanya metode “suatu cara yang
teratur dan terpikir secara baik-baik untuk mencapai pemahaman yang benar
tentang apa yang telah dimaksud. (Nashrudin Baidan, 2002:1:55)
Kata Iqro’ berasal dari kata qara’a dalam kamus-kamus, kata ini memiliki
arti yang macam-macam. Diantaranya adalah membaca, menganalisis,
mendalami, menyampaikan dan menelitinya dan masih banyak lagi. Dengan
demikian, perintah iqra’ atau “bacalah” ini tidak mengharuskan adanya suatu
tulisan yang bisa dibaca, juga tidak mengharuskan adanya suatu ucapan yang
bisa diperdengarkan. Pengertian ini sesuai dengan arti kata qara’a itu sendiri
yang pada awalnya memiliki arti menghimpun.
Didalamnya santri bisa belajar tentang baca tulis huruf hijaiyah, huruf
hijaiyah bersambung, mengenal harakat tanda baca dan ilmu Tajwid. Ada 10
sifat buku iqro’ diantaranya menggunakan sistem Bacaan Langsung, CBSA
(Cara Belajar Santri Aktif), privat, Modul, Asistensi, Praktis, Sistematis,
Variatif, Komunikatif, dan Fleksibel. (Ardika Riski Rahmawan, 2015:225).
Metode ini dapat dilakukan dalam kelompok atau individu, mengingat nama
dan arti metode ini dapat kita hubungkan dengan wahyu Allah SWT yang
pertama, surat al-‘Alaq ayat satu yang berbunyi:
َ اِ ْق َرأْ بِاس ِْم َربِكَ الَّ ِذى َخلَقIsi kandungan ayat tersebut adalah perintah membaca.
Jadi dari pengertian metode dan iqro’ tersebut dapat didefinisikan bahwa
metode iqro’ adalah salah satu metode membaca Al-Qur’an yang telah
terstruktur secara teratur di dalam buku iqro’ yang terdiri dari 6 jilid
menekankan langsung pada latihan membaca tanpa harus dieja guna
tercapainya suatu yang dikehendaki. Dengan adanya buku iqro’ beserta
petunjuk didalamnya bisa mempermudah peserta didik dan pendidik.
2. Penerapan
Penerapan adalah merupakan tindakan-tindakan yang dilakukan baik oleh
individu-individu atau kelompok-kelompok yang diarahkan pada tercapainya
tujuan yang telah digariskan dalam keputusan. Dalam hal ini, penerapan adalah
pelaksanaan sebuah hasil kerja yang diperoleh melalui sebuah cara agar dapat
dipraktekkan. Jadi, penerapan suatu tindakan dengan cara menerapkan suatu
metode, teori, dan hal lain untuk mencapai tujuan yang diinginkan. (Wahab,
2008:63)
3. Peningkatan
Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia peningkatan adalah selalu
meningkat (naik, bertambah, dan sebagainya). (Poerwadahminta, 2010:1281)
Jadi peningkatan adalah suatu peerbuatan yang dilakukan oleh seseorang atau
lebih dalam meningkatkan martabat, kedudukan, jabatan, dan peradaban.
Adapun peningkatan yang dimaksud dalam skripsi ini adalah perbuatan yang
dilakukan oleh para ustadz/ustadzah terhadap santri dalam meningkatkan
kemampuan baca al-Qur’an melalui Metode Iqro’ di Ponpes
Alhikamussalafiyah Cipulus Purwakarta.
4. Kemampuan Membaca Al-Qur’an
a. Pengertian kemampuan
Kemampuan adalah hal yang telah ada didalam diri kita sendiri sejak lahir.
Kemampuan ini juga bisa disebut dengan potensi. Potensi akan mendapatkan
hasil yang baik perlu kita asah sejak dini hingga dewasa maupun tua nanti.
Dalam Kamus Bahasa Indonesia kemampuan berasal dari kata mampu yang
berarti kuasa (bisa, sanggup) melakukan sesuatu, sedangkan kemampuan
berarti kesanggupan, kecakapan, kekuatan.
Dalam Kamus Bahasa Inggris bahwa kemampuan berarti Ability yang
memiliki arti kapasitas seseorang individu untuk melakukan beragam tugas
dalam suatu pekerjaan. Adapun secara umum kemampuan dianggap sebagai
kecakapan atau kesanggupan seseorang dalam menyelesaikan atau
menyanggupi suatu pekerjaan. (Indra Sakti, 2011:67)
b. Membaca
Membaca merupakan suatu kegiatan atau proses kognitif yang
berupaya untuk menentukan berbagai informasi yang terdapat dalam
tulisan. Hal ini berarti membaca merupakan proses berfikir untuk
memahami isi teks yang dibaca. Oleh sebab itu membaca bukan hanya
sekedar melihat kumpulan huruf yang telah membentuk kata, kalimat
paragraph, dan wacana saja. Tetapi lebih dari itu bahwa membaca yaitu
memahami lambang tanda tulisan yang memiliki makna sehingga pesan
yang disampaikan dalam tulisan itu dapat dipahami oleh pembaca.
(Dalman, 2014:5)
Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan
oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh
penulis melalui media kata-kata/Bahasa tulis. Dalam hal ini, membaca
adalah suatu usaha menelusuri makna yang ada didalam tulisan. Sejalan
dengan berbagai macam pendapat bahwa membaca mencakup:
✓ Membaca merupakan suatu proses. Maksudnya yaitu informasi
yang kita dapat dalam bacaan tersebut memiliki peranan dan
makna yang utama.
✓ Membaca adalah strategi pembaca yang efektif menggunakan
berbagai strategi pembaca yang sesuai denga nisi teks dan
konteks dalam rangka membangun makna Ketika kita membaca.
Berdasarkan definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa pengertian
membaca adalah suatu proses perubahan menyatukan tanda baca, lambang,
maupun tulisan menjadi suatu kata atau kalimat yang memiliki arti atau
makna. Oleh karena itu, membaca sangat ditentukan oleh kegiatan fisik dan
mental yang menuntut seseorang untuk berperan aktif dan kritis sebagai
pola komunikasi dengan diri sendiri, agar pembaca dapat menemukan
makna tulisan dan memperoleh informasi yang di butuhkan. ( Dalman,
2014:7)
Pada dasarnya tujuan membaca ini mencari dan memperoleh pesan
atau memahami makna melalui bacaan. Tujuan membaca akan
mempengaruhi kepada jenis bacaan yang dipilih, misalnya fiksi atau
nonfiksi.
c. Pengertian Al-Qur’an
METODOLOGI PENELITIAN
peneliti akan meneliti suatu aktifitas, perilaku atau kejadian yang bersifat alamiah.
Peneliti langsung terjun kelapangan untuk mengamati keadaan atau kejadian yang
dalam dalam sebuah penelitian yang akan mengarahkan peneliti pada hasil data
yang bersifat deskriptif atau kata-kata. Jika dilihat dari objek kajian yang ingin
oleh kata-kata berdasarkan teknik pengumpulan dan analisis data yang relevan yang
sistematis fakta dan karakteristik subjek yang diteliti secara tepat. Penelitian
menghasilkan data berupa kata-kata tertulis atau lisan dan tidak berupa angka-
belajar mengajar santri Banun dan Banat (Usia SD) Di Ponpes Alhikamussalafiyah
Cipulus Purwakarta.
B. Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian kualitatif ini sebagai penelitian yang bersifat etnografi yaitu suatu
(Koentjaraningrat, 2002:329).
Lebih lanjut Denzin dan Lincoln penelitian kualitatif juga sering dikenal
mendasar melalui sebuah pengalaman dari peneliti yang langsung berproses dan
melebur menjadi satu denga cara berbaur dan menjadi satu kesatuan yang tidak
terpisahkan dengan subjek dan latar yang akan diteliti berupa laporan yang sebenar-
2010:7).
Karena sifatnya yang merupakan first-hand, maka dalam penelitian
kualitatif harus terjun langsung dan harus mengenal secara langsung subjek yang
menjadi sumber data penelitian secara langsung (personal) dan tanpa perantara.
Pembatas antara peneliti dengan subjek yang menjadi objek penelitian sedapat
agar peneliti memahami sudut pandang dan perasaan subjek penelitian dengan
optimal. Dalam penelitian ini penulis langsung menuju pusat atau pelaku generasi
pertama.
fenomana tersebut.
2. Lebih menekankan bekerja dengan data tak terstruktur atau dengan kata
lain data yang belum dirumuskan dalam bentuk kode sebagai seperangkat
secara detail.
penelitian serta situasi yang dialami dan dihayati dengan berpegang pada
D. Informan penelitian
tanggapan pada yang diminta peneliti, tetapi ia dapat lebih memilih arah
dan selera dalam menyajikan informasi yang ia milik. Karena posisi inilah
benar tahu dan menguasai masalah, serta terlibat langsung dengan masalah
c. Arif Gunawan dan Hilma Marjan Janani sebagai Pengurus santri putra dan
Purwakarta
d. Muhammad Fahmi Assidiqi, Siti Maesaroh sebagai Santri putra dan Putri
a. Observasi
mengamati proses pembelajaran santri Banun dan Banat (Usia SD) ponpes
b. Wawancara
c. Dokumentasi
yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen
Purwakarta.
Purwakarta
Pedoman wawancara adalah salah satu jenis instrumen yang sering dipakai
Dengan adanya pedoman wawancara akan lebih mudah bagi peneliti untuk
2. Wawancara Terstruktur
terstruktur ini penting bagi peneliti agar mereka dapat menekankan pada
3. Wawancara Bebas
Wawancara bebas atau sering pula di sebut tak terstruktur, yaitu wawancara
4. Dokumentasi
informan.
G. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja
apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat
data berlangsung dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode terentu.
pertanyaan yang diajukan tidak sesuai dengan tujuan penelitian dan menurut
analisis peneliti, respon yang diberikan tidak menarik untuk diungkapkan , maka
diajukan pertanyaan dengan kalimat berbeda. Tetapi jika respon subjek menarik
untuk diungkap, meskipun tidak sesuai dengan tujuan penelitian, maka peneliti
mengajukan pertanyaan menggali. Data yang telah terkumpul dan masih dalam
Reduksi data yaitu kegiatan yang mengacu pada proses pemilihan dan
menarik kesimpulan dari data tersebut. Dengan penyajian data, maka akan
c. Conclusion Drawing/verification
akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada
tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang valid dan
Analisis data merupakan hal yang sangat penting, karena data yang salah
akan mengakibatkan hasil analisa yang salah. Analisa yang salah akan