PENDAHULUAN
Pengetahuan diperoleh dengan belajar dan membaca, karena dengan kita bisa
mendapatkan ilmu yang belum pernah kita dapatkan sebelumnya dan dengan belajar
juga kita bias mengatahui mana yang belum kita pahami, bisa bahkan mempelajarinya
sampai bias. Membaca Al-Quran tidaklah seperti mebaca buku, majalah, koran, novel
dan komik, karena dalam membaca Al-Quran ada tekniknya dan tidak sembarangan
dalam membaca karena salah sedikit dalam membaca mengakibatkan kacaunya bacaan
tajwidnya, harokatnya, panjang pendeknya serta artinya bisa berubah. Maka dari itu
dalam mempelajari dan membaca Al-Quran setiap individu harus bisa menguasai ilmu
Banyak sekali metode dalam membaca Al-Quran, seperti metode iqro, metode
tilawah, metode qiroati, dan metode tahsin, dll. Metode tahsin merupakan cara dalam
huruf) serta ilmu tajwid. Metode ini bisa digunakan untuk mempelajari Al-Quran melalui
yang asal atau sembarangan karena ada tekhnik dan ilmunya sendiri. Bahkan kalau bisa
guru yang mengajarkan metode tahsin dalam membaca Al-Quran harus sanadnya sampai
ke Rasulullah SAW karena sesuai dengan apa yang telah Rasulullah ajarkan dahulu
sehingga menghasilkan bacaan yang banar sesuai hokum tajwid, kelurnya huruf dan
lancar. Karena di zaman sekarang mudah sekali kita belajar ilmu agama tetapi harus
1
selektif dalam memilih guru dan medianya. Banyak sekali ajaran yang diubah sehingga
tahun yang paling kecil hingga yang paling besar berusia 15. Guru yang mengajar di
rumah tahfiz al fawazi poak kambut merupakan warga desa setempat yang dulunya
pernah merasakan belajar di pondok pesantren dan sekarang menularkan ilmunya kepada
anak-anak desa setempat. Dalam mengjarkan metode tahsin dalam membaca AL-Quran
tidaklah mudah karena setiap anak mempunyai daya tangkap yang berbeda. Banyak yang
mengaji di rumah tahfiz al fawazi di karenakan orang tuanya yang kurang pasih
membaca Al-Quran atau ilmunya, kurang paham akan agama, sibuknya waktu orang tua,
ilmu agama yang di ajarkan di sekolah berbeda dengan di rumah tahfiz al fawazi
sehingga bertambah dan mempercayai bahwa rumah tahfiz al fawazi ini mampu
Sebagai seorang muslim, hal utama yang harus dipelajari adalah tentang kitab
sucinya sendiri, yaitu al quran. di samping mengajarkan, setiap manusia juga harus
hal itu,maka harus bisa membaca al quran dengan baik dan benar. Sebagaimana yang di
jelaskan dalam al quran surah Al-‘Alaq Ayat 1-5: “Bacalah dengan menyebut nama
perantara kalam. Dia Mengajarkan kepada manusia apa yang tidak dikteahuinya.”1
Berbeda halnya jika bacaan al quran seseorang tidak baik dan tidak
menggunakan tajwid. Tentu saja, kalimat yang di baca dan di dengar tidak dapat
2
diresapi dengan baik. Padahal, di dalam ayat –ayat al quran, terkandung banyak
pelajaran yang bisa di jadikan pedoman dalam kehidupan kita. Tentang hal ini, Allah
SWT. Berfirman: Yang artinya, “ Ini adalah sebuah kitab yang kami turunkan kepadamu
Firman Allah SWT. Dengan menyatakan bahwa al quran itu penuh berkah dan
akan mendapatkan kandungan al quran tersebut dengan bacaan yang buruk. seseorang
yang membaca dengan buruk hampir di pastikan ia tidak dapat menghayati makna dan
mampu dan meresapi makna yang terdapat dalam setiap kata maupun kalimat al quran. 2
penelitian disini, karena tidak semua rumah tahfiz mengajarkan metode tahsin dalam
membaca Al-Quran dan guru yang menguasai pun tidak semua ada di desa. Maka judul
rumah tahfiz al fawazi paok kambut masbagik utara tahun ajaran 2022/2023”
B. Rumusan Masalah
Berdaarkan latar belakang masalah diatas, maka masalah yang di ungkap dalam
penelitian adalah:
2. Apa saja langkah yang dilakukan dalam menghadapi problem implementasi metode
tahsin dalam meningkatkat baca tulis Al-Quran di rumah tahfiz al fawazi paok kambut.
C. Tujuan Penelitian
2
Raisya Maula Ibnu Rusyd, Panduan Praktis Dan Lengkap Tahsin, Tajwid, Tahfizh Untuk Pemula
.pt. laksana cetakan -1 2019 , hlm.16-18.
3
Dari rumusan masalah yang telah diuraikan, maka tujuan dari penelitian ini
sebagai berikut :
2. runtuk mengetahui langkah apa saja yang dilakukan dalam menghadapi problem
implementasi metode tahsin dalam meningkatkan baca tulis al qur’an di rumah tahfiz
D. Manfaat Penelitian
Dalam suatu penelitiian, pasti terdapat manfaat yang diperoleh oleh berbagai pihak.
1. Manfaat Teoritis
keilmuan bagi peneliti dan menjadi bahan penelitian selanjutnya yang berkaitan
2. Manfaat praktis
a. Bagi Peneliti
b. Bagi Lembaga
4
Dari penelitian ini, maka dapat diambil manfaat adanya tambahan referensi
5
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Landasan Teoritis
memfokuskan atau menitik beratkan pada ilmu tajwid , atau atat cara pembacaan Al-
Qur’an yang sesuai dengan Makhorijul hurufnya. Baik secara lansung atau dengan
menggunakan sistem Talaqqi ( Berhadapan ) dengan guru atau tutor , maka dengan
adanya metode tahsin ini maka akan dapat mempermudah seseorang dalam mempelajari
1. Pengertian Metode
akan di acu dosen dalam pembelajaran yang di lakukan (Di dalam metode
Menurut armai arif, metode di artikan sebagai suatu jalan yang dilalui
untuk mencapai tujuan. Menurut purwadarminta, metode adalah cara yang teratur
dan terpikir baik-baik untuk mencapai suatu maksud.3 Menurut ngalimun, Metode
3
Sudjana S, Metode dan teknik pembelajaran partisipatif, Bandung: Falah prodution 2010,
Hlm. 7
4
Ngalimun, strategi dan model pembelajaran. Yogyakarta: Aswaja pressindo, 2014, hlm. 14
6
Jadi dapat disimpulkan bahwa metode tahsin adalah membaca Al-
Quran dengan cara membaguskan, menghiasi bacaan Al-Quran sesuai apa yang
tepat karena bisa sesuai kaidah tajwid, makhrojnya dan panjang pendek untuk bisa
menjaga keaslian atau kemurnian praktik tilawah yang sudah di anjurkan oleh
Rasulullah SAW.
dan fasilitas lain dalam pembelajaran saling tergantung satu dengan yang lain,
berlangsung seumur hidup, karena sejatinya pembelajaran itu bukan hanya bisa
Pembelajaran yang di maksud dalam hal ini adalah segala macam ilmu yang di
terima baik secara langsung (dalam proses pembelajaran), maupun secara tidak
langsung.
7
2) Faktor isi, sarana dan perasarana serta fasilitas fisik yang di gunakan,
visi-misi sekolah maka sangat perlu sangat perlu faktor pendukung seperti
faktor isi, fasilitas, keterampilan guru, hubungan sosial. Hubungan sosial yang
di maksud ini pihak sekolah menjalin hubungan yang baik dengan masyarakat
Secara prsarana juga sangat mendukung saat terjadi pembeljaran seperti papan
tulis yang layak, ruang belajar yang cukup luas yang di lengkapi dengan
bangku, meja, penerangan, dan fentilasi yang bisa membuat siswa dan guru
tidak gerah saat belajar, sehingga dari Kombinasi dari berbagai komponen
quran. Istilah ini telah mendapatkan tempat di hati masyarakat, terutama mereka
segala kemampuannya. Istilah ini muncul sebagai sinonim dari kata yang sudah
lebih dulu akrab di telinga kaum muslimin, yaitu”tajwid” yang sering kali di
pahami sebagai ilmu yang membahas tatacara membaca al-quran dengan baik dan
dengan tahsin ini memiliki arti yang sama, yaitu membaguskan. para ulama
8
memberikan batasan mengenai istilah in, yaitu mengelurkan huruf –huruf al-quran
sifat tambahan disebabkan misalnya terjadinya seperti, idgham, ihkfa, iqlab atau
tuntutannya5.
Al-Quran dengan tartil, demikianlah lebih kurang terjemahan ayat di atas. Para
ulama telah sepakat bahwa yang dimaksud dengan tartil adalah membaca
bahwa kesempurnaan tersebut dengan cara melatih lisan atau pengulangan dan
huruf yang tipis (taqiq) dan tebal (tafkhim), membedakan huruf yang pendek
lainnya yang terangkum dalam materi tahsin Al-Quran. Pengertian ini juga
yang di tegaskan oleh seorang pakar tafsir, M. Ali As-Shabuni dalam tafsir
5
H. Suwarno, Tuntunan tahsin Al-Quran, Cv Budi utama. Cet. 2016. Hlm. 1-2
9
(tadabbur) makna-maknanya. Inilah yang dimaksud definisi singkat tentang
tartil yang di simpulkan oleh seorang sahabat terkenal, Ali Ibn Thalib. Beliau
nilai ketuhanan sejak dini sekaligus sebagai bekal atau pedoman hidup. Metode
ahsin mempunyai tujuan yaitu agar dalam perngajarannya berjalan dengan baik
menggunakan metode tahsin berhasil, maka sangat perlu memahami target atau
10
kemungkinannya dalam melakukan kesalahan dalam saat membacaAl-Quran,
yang di gunakan untuk menghindari dari manipulasi terhadap sebuah karya ilmiyah dan
menguatkan bahwa penelitian yang penuis lakukan sama sekali belum pernah di teliti
oleh orang lain. Berikut ini akan di paparkan hasil penelitian terdahulu yang ada
saudari afika lakukan dengan yang peneliti lakukan adalah lokasi penelitian dan
pariabel penelitian serta peneli lebih terfukus membahan tentan kemampuan baca
tulis al-qur’an.
penelitiannya sodara agus dwi prasojo lebih fokus penelitianya pada kemampuan
membaca al-qur’an adapun perbedaan antara penelitian sodara agus dwi prasojo
lakukan dengan peneliti lakukan adalah lokasi penelitian dan pariabel penelitian
11
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
penelitian, dimana dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dan
pengumpulan data yang bersipat kualitatif (tidak berbentuk angka) dan menggukan
analisis kualitatif dalam pemaparan data, analisis data dan pengambilan kesimpulan.
1. Tempat penelitian
2. Waktu penelitian
Adapun waktu penelitian akan peneliti mulai pada tgl 15 juli 2023 di rumah
C. Jenis penelitian
Penelitian ini tergolong sebagai penelitian lapangan (Fiel Research). Oleh karena
itu, objek-objek penelitian adalah berupa objek di lapangan yang mampu memberikan
Penelitian yang di lakukan peneliti di rumah tahfiz al-fawazi paok kambut ini
12
data deskrifsi berupa kata-kata tertulis atau lisan, perilaku yang dapat di ambil dan di
1. Obyek penelitian
tempat, pelaku, dan aktivitas yang berinteraksi dengan cara sinergis. 7 Target obyek
penelitian ini implementasi metode tahsin dalam meningkatkan baca tulis al-qur’an
2. Subyek penelitian
6
Lexy J. Melong, metodologi penelitian kualitatif, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2018)
hlm.3
7
Sugiyono. Metode penelitian kualitatif, dan kuantitatif dan r&d, (bandung: alfabeta,2015)
hlm.229
13
Sutrisno Hadi mengemukakan bahwa observasi merupakan suatu proses yang
kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikhologis.
peninjauan secara cermat dan teliti lalu akan melakukan pencatatan tentang hal yang
akan diselidiki.
dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal yang lebih mendalam dan jumlah
respondenya sedikit/kecil.9
Jadi wawancara salah satu bagian terpenting dalam setiap suevei. Tanpa
wawancara penelitian akan kehilangan informasi yang yang hanya dapat di peroleh
dengan cara bertanya langsung kepada responden. Seperti yang kita lihat wawancara
merupakan tehnis yang sangat baik dalam menggali informasi sekaligus memberi
3. Dukumentasi
penelitian. Dalam hal ini dokumen yang di maksud adalah catatan-catatan suatu
8
Ibid, hlm. 203
9
Ibid, hlm 194
14
peristiwa yang telah lalu dan sengaja di simpan oleh suatu lembaga tertentu agar
suatu saat berguna jika sewaktu-waktu di butuhkan untuk keperluan tertentu. Metode
ini juga sangat penting dalam peroses penelitian karena seorang peneliti bisa
mendapatkan informasi lain yang tidak dia dapatkan saat itu, salah satunya tentang
sebagainya.
F. Analisis Data
Analisis data bertujuan untuk menguraikan informasi data yang di peroleh dari
penelitian, agar data tersebut dapat di pahami baik oleh peneliti sendiri ataupun oleh
orang lain.
1. Reduksi Data
pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang
telah di reduksi akan memberikan gambar yang jelas, dan mempermudah peneliti
Reduksi data dapat di bantu dengan peralatan elektronik seperci computer mini,
2. Pengujian Data
Dalam penelitian kualitatif, pennyajian data dapat dilakukan dalam bentuk uraian
singkat, bagan, hubungan antara ketegori, flowchart, dan sejeninnya. Dalam hal ini
miles dan huberman (1994) menyatakan “ the most frequent from of display datafor
quantitative research data in the past has been narrative text “ yang paling sering
10
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif dan kualitatif, Dan R&D, (Bandung :
Alfabeta, 2015), hlm.247
15
digunakan untuk menyjikan data salam penelitian kualitatif adalah dengan text yang
bersifat naratif.11
Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut miles dan hurberman
masih bersifat sementaram dan akan dirubah bila di temukan bukti-bukti yang kuat
G. Keabsahan Data
Adapun teknik pemeriksaan keabsahan data yang di gunakan dalam penelitian ini
sesuatu yang lahir diluar data untuk keperluan pengecekan data atau sebagai
perbandingan terhadap data yang ada. Triangulasi dilakukan dan diguakan dan di
gunakan untuk mengecek keabsahan data yang terdiri dari sumber, metode dan
waktu.
1. Tringulasi Sumber
dilakukan dengan mengecek cara mengecek data yang telah di peroleh beberapa
sumber.
2. Tringulasi Teknik
cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda.
Misalnya data yang di peroleh dengan wawancara, lalu dicek dengan observasi,
11
Ibid.hlm. 249.
12
Ibid.hlm. 252.
16
3. Tringulasi Waktu
obervasi atau teknik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda, bila hasil uji
teknik yang mana data yang di peroleh melalui wawancara dilakukan uji
keabsahan data dengan hasil pengamatan penelitian. Data tersebut nantinya akan
17
DAFTAR PUSTAKA
18