Anda di halaman 1dari 20

IMPLEMENTASI METODE TILAWATI DALAM MENINGKATKAN

BACA AL QUR’AN SISWA MI MUHAMMADIYAH 5 SURABAYA

PROPOSAL TESIS

Dosen Pembimbing :
Dr.Bachtiar Hariyadi, M.Si

ALMETA HANIIFAH WIDIANA


NIM : 21.6.8.1827

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUNAN GIRI SURABAYA
2022
1
IMPLEMENTASI METODE TILAWATI DALAM MENINGKATKAN
BACA AL QUR’AN SISWA MI MUHAMMADIYAH 5 SURABAYA
A. Latar Belakang
Pembelajaran merupakan suatu proses perubahan, yaitu perubahan dalam perilaku
sebagai hasil interaksi antara dirinya dengan lingkungannya dalam memenuhi hidupnya.
Ketika pembelajaran dikaitkan dengan Al-Qur’an maka akan membentuk suatu
pengertian pembelajaran Al-Qur’an dimana sumber pembelajaran berasal dari Al-Qur’an.
Dalam mempelajari Al-Qur’an hal pertama yang perlu dilakukan adalah belajar tentang
cara membacanya dahulu.
Pembelajaran Al-Qur’an dan hadits adalah bagian dari upaya untuk
mempersiapkan siswa sejak dini agar siswa memahami, terampil melaksanakan dan
mengamalkan isi kandungan Al-Qur’an dan al-Hadits melalui kegiatan keguru . Banyak
faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan belajar siswa, tidak terkecuali dalam
mempelajari Al-Qur’an, diantaranya adalah pendekatan, strategi dan metode. Menurut
penulis pemilihan metode juga sangat mempengaruhi anak dalam belajar membaca Al-
Qur’an, diperlukan suatu metode yang tepat dalam belajar membaca Al-Qur’an agar
selama pembelajaran tercipta suasana belajar yang kondusif dan efesien.
Meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an dengan baik maupun benar
tidaklah mudah seperti halnya membalikkan telapak tangan. Selain harus mengenal
huruf-huruf hijaiyah terutama juga dibutuhkan keterampilan dapat membaca Al-Qur’an
secara tartil. Berdasarkan dalam buku petunjuk tahsin tartil metode Maisura dijelaskan
Tartil artinya membaca Al-Qur’an dengan perlahan-lahan dan tidak terburu-buru dengan
baik dan benar sesuai dengan makhraj dan sifat-sifatnya.1
Di masyarakat kita saat ini banyak lembaga guru al-Qur’an yang dapat diikuti
anak baik itu lembaga formal maupun nonformal. Setiap lembaga guru tersebut tentunya
memiliki target agar anak didiknya mampu memiliki kemampuan membaca al-Qur’an
dengan baik dan benar. Maka penelitian ini digunakan untuk memberikan gambaran yang
sesuai tentang metode pembelajaran al-Qur’an.

1
Ahmad Fathoni, Petunjuk Praktik Tahsin Tartil Al-Qur’an Metode Maisura, (Jakarta: Yayasan Bengkel
Metode Maisura, 2017),5

2
Pada hakikatnya orang tua merupakan guru utama bagi anak-anaknya. Dalam
keluarga orang tualah yang pertama bertanggung jawab untuk membekali anak-anaknya
dengan pengetahuan ajaran agama dan moral. Begitu halnya dengan memberikan guru al-
Qur’an pada anak.2 pada proses pengajaran al-Qur’an ini pula seorang anak akan
merasakan pengaruh besar. Di mana proses penanaman al-Qur’an berlangsung di dalam
jiwanya. Secara tidak langsung, pola guru anak dan indra lainnya terarahkan pada pola
yang terdapat dalam al-Qur’an dan secara perlahan-lahan pula anak akan mulai terikat
dengan segala apa yang tersirat dalam al-Qur’an.3
Pada dekade belakangan ini telah banyak metode pembelajaran baca tulis Alquran
dikembangkan, begitu juga buku-buku panduannya telah banyak disusun dan dicetak.
Para pengajar baca tulis Alquran tinggal memilih metode yang paling cocok baginya,
paling efektif dan murah. dalam dunia guru mengakui bahwa suatu metode pengajaran
senantiasa memiliki kekuatan dan kelemahan. Dalam pembelajaran baca tulis Alquran
harus menggunakan metode yang tepat akan menjamin tercapainya tingkat keberhasilan
yang lebih tinggi dan merata bagi siswa. Guru dapat diartikan sebagai sebuah proses
dengan metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan, pemahaman,
dan cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan.4
Sebaik apapun metode kalau tidak di barengi dengan penguasaan guru terhadap
metode dan materi yang diajarkan tersebut maka tidak berpengaruh sedikitpun terhadap
hasil pembelajarannya. program utama yang dilakukan adalah memberikan ajaran dan
pelatihan terhadap calon guru yang akan mengajarkan Alquran menggunakan metode
tilawati secara berjenjang dan berkesinambungan agar tetap terjaga kualitas
pembelajarannya. Begitu pula di sekolah MI Muhammadiyah 5 Surabaya juga mempuyai
program pengajaran membaca Alquran pada peserta didiknya. Sehingga kelancaran
membaca Alquran itu merupakan suatu keharusan dan menunjang pembelajaran PAI dan
yang lainnya.

2
Ahmad Syarifuddin, Mendidik Anak Membaca, Menuli dan Mencintai al-Qur’an, (Jakarta: Gema Inswani,
2004),67
3
Muhammad Nur Abdul Hafidz, Mendidik Anak Bersama Rasulullah SAW, (Bandung: Al-Bayan,
1997),138.
4
Muhibbin Syah, Psikologi Guru dengan Pendekatan Baru, Cetakan Keenam belas (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2010),10.

3
Dalam pelaksanaan pembelajaran Al-Qur’an Hadits banyak permasalahan yang
dihadapi peserta didik. Hal itu dikarenakan bahasa yang digunakan Al-Qur’an dan Hadits
adalah bahasa Arab yaitu bahasa asing bagi orang Indonesia. Permasalahan yang sering
ditemukan diantaranya problem membaca, permasalahan ini dikarenakan materi yang
dibaca adalah rangkaian kata-kata Arab yang berbeda sistem bunyi dan penulisannya
dengan bahasa Indonesia. Problem menulis, penulisan huruf latin dengan huruf arab jelas
berbeda, menulis arab dimulai dari sebelah kanan, menggabungkan satu huruf menjadi
kata, serta pemberian harakat. Problem menghafal dan menterjemahkan merupakan
masalah klasik dikarenakan perbedaan bahasa tersebut, masalah dalam perbendaharaan
kata, dalam Al-Qur’an dan Hadits banyak arti sehingga sulit menentukan konteks
kalimatnya.
Karena permasalahan itu, membuat para siswa kurang memahami baca alquran,
karena di dalam pembelajaran qurdis tidak mengajarkan secara detail pengajaran baca
alquran, terbatas waktu pembelajaran dan materi-materi yang diajarkan di pembelajaran
Qurdis yang banyak membuat para siswa kebingungan dan tidak bisa membaca alquran
dengan benar. Beberapa kelompok orang ada yang dalam membaca Al-Qur’an ia
membacanya dengan huruf latin, sehingga huruf arab yang harusnya dibaca langsung
mereka ubah ke huruf latin untuk memudahkan pelafalan ayat-ayat Al-Qur’an sehingga
akan memudahkan bagi mereka yang kesulitan dalam membaca huruf arabnya sehingga
dapat mengantisipasi kesulitan-kesulitan tersebut.
Lembaga-lembaga keguru Islam saat ini mulai berkembang di negara kita.
Lembaga keguru Islam ialah suatu bentuk organisasi yang diadakan untuk
mengembangkan lembaga-lembaga Islam yang baik, yang permanen, maupun yang
berubah-ubah dan mempunyai pola-pola tertentu dalam memerankan fungsinya, serta
mempunyai struktur tersendiri yang dapat mengikat individu yang berada dalam
naungannya.5 Berbagai macam bentuk lembaga keguru Islam seperti sekolah (madrasah),
pesantren dan perguru tinggi Islam. Bahkan keluarga juga merupakan wadah dalam
menyampaikan guru Islam. Karena guru anak yang pertama kali ialah guru dari orang
tuanya.

5
Imam As-Suyuthi, Apa Itu al-Qur’an (Jakarta : Gema Insani Press, 1996), 20.

4
MI Muhammadiyah 5 Surabaya merupakan lembaga pendidikan Islam dengan
akreditasi A yang salah satu sekolah unggulan yang ada di kota Surabaya. Hal ini
dikarenakan seluruh civitas akademika yang selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas
dan kuantitas sehingga kriteria dan kelayakan sekolah sesuai dengan standar akreditasi.
Pembelajarannya juga sesuai dengan kurikulum yang telah ditetapkan oleh Kemenag dan
seluruh kegiatan yang ada di MI Muhammadiyah 5 Surabaya seluruhnya sesuai dengan
tujuan dan cita-cita Muhammadiyah.
Sekolah MI Muhammadiyah 5 Surabaya, sekolah yang berbasis Islam (Madrasah
Ibtidaiyah) yang sangat memungkinkan bagi siswanya mampu memahami atau mengenal
huruf huruf arab (hijaiyyah), minimal dalam hal membaca al-Qur’an. Apalagi mata
pelajaran rumpun Guru Agama Islam (PAI) itu secara keseluruhannya dalam lingkup al-
Qur’an Hadits, Akidah Akhlak, Fiqh/Ibadah, dan Sejarah, yang di dalamnya mencakup
banyak hal tentang bacaan maupun tulisan arab yang terdapat dalam al-Qur’an.
Guru pelajaran Quran dan Hadis di MI Muhammadiyah 5 Surabaya juga
merangkap menjadi guru kelas. Akan tetapi tidak mempunyai sertifikasi khusus dalam
bidang pengajaran baca tulis Al-Qur’an menyebabkan dalam pembelajaran Qur’an dan
Hadis kurang maksimal, sehingga banyak peserta didik yang susah membaca Al-Qur’an
dengan benar. masalah itu muncul dalam pelafalan huruf-huruf hijaiyah yang tidak sama
dengan huruf latin, dalam hal ini makhrojnya, dan akan menimbulkan permasalahan baru,
sehingga diperlukan guru yang fasih dalam mengetahui perbedaan tersebut.6
Karena problem – problem yang telah dipaparkan diatas membuat MI
Muhammadiyah 5 Surabaya menambahkan program pembelajaran tambahan yaitu
mengaji pada tahun 2017. Pihak sekolah juga bekerja sama dengan lembaga mengaji
metode tilawati dan melakukan rekrutment guru-guru yang memiliki sertifikat mengajar
metode tilawati. agar kualitas mengaji siswa dan siswi lebih meningkat dan dapat
membaca alquran dengan baik dan benar. Dengan adanya pembelajaran BTQ masuk
dalam pembelajaran muatan lokal sehingga tujuan pembelajaran ini dapat tercapai. ini
akan membantu siswa dalam membaca dan menulis Al-Qur’an dengan benar baca tulis
Al-Qur’an.

6
Zulfison dan Muharram, Belajar Mudah Membaca Al-Quran dengan Metode Mandiri, Cet. I; Jakarta:
Ciputat Press, 2003, 1

5
Alasan memilih metode Tilawati adalah diilhami metode-metode membaca
Alquran yang lebih dahulu hadir dan sudah tersebar luas dimasyarakat, Cara mengaji
Tilawati dilengkapi dengan lantunan lagu rost dari jilid 1-6 dan menggunakan lagu
nahawan membuat metode tilawati menjadi ciri khas tersendiri, sehingga diharapkan
siswa memiliki semangat yang tinggi untuk belajar mengaji, dan Tilawati juga
menerapkan strategi belajar klasikal-individual secara seimbang dan proposional,
sehingga kegiatan belajar mengajar lebih efisien, dan pengelolaan siswa menjadi lebih
baik sehingga mampu mengantarkan siswa bisa membaca Alquran dengan baik dan benar
dan memiliki sertifikat resmi apabila lulus dalam mengikuti munaqosyah. Karena
kelebihan-kelebihan itulah MI Muhammadiyah 5 Surabaya memilih metode Tilawati
untuk pembelajaran baca tulis Alquran.
Tilawati merupakan salah satu metode yang digunakan dalam pembelajaran
Alquran. Adapun yang dimaksud dengan metode tilawati adalah suatu sistem atau cara
yang mengatur tentang pembacaan (ayat Alquran) dengan baik dan indah. Metode
Tilawati merupakan metode belajar membaca Alquran yang disampaikan secara
seimbang antara pembiasaan melalui pendekatan klasikal dan kebenaran membaca
melalui pendekatan individual dengan teknik baca simak.7
Pada dasarnya Alquran tidak hanya dibaca dengan baik dan benar sesuai kaidah ilmu
tajwid saja, namun penting juga adanya nada-nada tilawah yang menjadi daya tarik
tersendiri bagi peserta didik. para guru juga berharap peserta didik gemar membaca
Alquran. dalam membaca Al-Qur’an tentunya tidak boleh salah cara pengucapan
makhrojnya dan tajwidnya karena akan mempengaruhi arti dari Al-Qur’an itu. Untuk itu
diperlukan metode yang cocok agar peserta didik membaca Al-Qur’an dengan baik dan
benar sesuai dengan hukum bacaannya. Maka dari itu penulis tertarik untuk melakukan
penelitian yang terkait dengan judul “Implementasi Metode Tilawati Dalam
Meningkatkan Baca Al Qur’an Di Siswa Mi Muhammadiyah 5 Surabaya”.

B. Rumusan Masalah
7
Abdurrohim Hasan dkk, Strategi Pembelajaran Alquran Metode Tilawati, (Surabaya: Pesantren Alquran
Nurul Falah, 2010), 16

6
Setelah melakukan penjajakan awal, maka yang ditetapkan sebagai tempat penelitian
adalah MI Muhammadiyah 5 Surabaya. Maka fokus penelitian ini diarahkan pada
pembelajaran al-Qur’an dengan menggunakan metode tilawati di Madrasah MI
Muhammadiyah 5 Surabaya.

Dan Berpegang pada latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana Implementasi metode Tilawati dalam dalam pembelajaran Al-Qur’an di
MI Muhammadiyah 5 Surabaya?
2. Bagaimana Implikasi metode tilawati dalam pengajaran baca tulis AlQuram siswa
MI Muhammadiyah 5 Surabaya ?
3. Bagaimana Faktor pendukung dan penghambat dalam pengajaran baca Al-Qur’an
siswa di MI Muhammadiyah 5 Surabaya?
C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendiskripsikan dan menganalisis penelitian:

1. Implementasi metode Tilawati dalam pembelajaran Baca Tulis AlQur’an siswa di MI


Muhammadiyah 5 Surabaya
2. Implikasi metode tilawati pada peningkatan baca tulis AlQuram siswa di MI
Muhammadiyah 5 Surabaya
3. Faktor pendukung dan penghambat dalam pembelajaran di MI Muhammadiyah 5
Surabaya.
D. Manfaat Penlitian

Manfaat penelitian sekurang-kurangnya ada dua hal yang menjadi manfaat dari hasil
penelitian ini, yaitu :

1. Manfaat Secara Teoritis


a. Untuk memberikan gambaran tentang implementasi metode Tilawati dalam
mengajarkan ke siswa

7
b. Menambah keilmuan impilasi metode tilawati dalam mengajarkan Baca al
Qur’an Ke siswa
c. Memberikan masukan faktor pendukung dan penghambat dalam meningkatkan
baca tulis Alquran
d. Untuk panduan guru dalam mendidik peserta didik yang benar
2. Manfaat Secara praktik
a. Memberikan sumbangan dalam rangka penambahan variasi metode dalam model
pembelajaran Al Qur’an dan sebagai acuan penerapan metode Tilawati demi
tercapainya ketuntasan belajar siswa, sehingga dapat meningkatkan kualitas dan
mutu lembaga pendidikan khususnya Lembaga Pendidikan Al Qur’an.
b. Sebagai masukan bagi para praktisi dalam mengembangkan guru baca Al Qur’an.
c. Menambah wawasan kependidikan serta sebagai bekal pengetahuan mengenai
metode Tilawati sebagai salah satu model yang tepat dalam pembelajaran Al
Qur’an.
E. Kerangka Teoritik
1. Metode Tilawati
Metode tilawati merupakan metode belajar membaca Alquran yang
disampaikan menggunakan lagu rost dan secara seimbang antara pembiasaan melalui
pendekatan klasikal dan kebenaran membaca serta pendekatan individual dengan baca
simak8. Metode tilawati dapat diartikan sebagai cara yang digunakan oleh pendidik
dalam menyampaikan materi dengan menggunakan bentuk tertentu, seperti ceramah,
diskusi (halaqoh), penugasan dan lainnya.9
Beberapa prinsip pembelajaran Alquran dalam menggunakan metode tilawati
adalah diajarkan secara praktis; Menggunakan lagu rost; Diajarkan secara klasikal
menggunakan peraga; Diajarkan secara individual dengan teknik baca simak
menggunakan buku10. Keempat prinsip ini menjadi kunci utama dalam penerapan
metode tilawati karena antara satu dengan yang lain sangat berkaitan. Oleh karena itu,
prinsip-prinsip ini tidak dapat dipisahkan satu sama lain.11
8
Abdurrahim Hasan dan Muhammad Arif dkk, Strategi Pembelajaran Alquran Metode Tilawati,..,8.
9
Moh. Roqib, Ilmu Pendidikan Islam, (Yogyakarta: LKIS, 2009), 91.
10
Abdurrahim Hasan dan Muhammad Arif dkk, Strategi Pembelajaran Alquran Metode Tilawati,..., hal. 5
11
Abdurrahman Hasan, dkk, Strategi Pembelajaran Al-Qur’an Metode Tilawati (Surabaya: Pesantren Al-
Qur’an Nurul Falah Surabaya, 2015), 6.

8
2. Pembelajaran baca Tulis Qur’an
Pembelajaran adalah suatu unit atau kesatuan kegiatan maka program merupakan
sebuah sistem, yaitu rangkaian kegiatan yang dilakukan bukan hanya satu kali tetapi
berkesinambungan.12Sedangkan program Baca Tulis Qur’an (BTQ) adalah suatu
rangkaian kegiatan membimbing siswa untuk membaca dan menulis bacaan Al-
Qur’an dengan baik dan benar sesuai dengan tajwid yang dilakukan secara
berkesinambungan yang melibatkan lebih dari satu orang untuk melaksanakannya.
Kualitas suatu program dapat dilihat dari segi proses dan dari segi hasil. Dari segi
proses, pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas apabila siswa terlibat aktif,
baik fisik, mental maupun sosial dalam proses kegiatan program. Sedangkan dari segi
hasil, bisa dikatakan efektif apabila terjadi perubahan perilaku positif pada diri
siswa.13 Jadi program BTQ akan meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an
siswa.
3. Teori Behavior dan Teori Pembiasaan

Pendekatan pembelajaran dengan pembiasaan melalui sistem klasikal pada


metode tilawati ini, sejalan dengan teori pembiasaan dalam teori belajar behavioristic.
Teori ini menjelaskan bahwa belajar itu adalah perubahan perilaku yang dapat
diamati, diukur dan dinilai secara konkret. Perubahan bisa terjadi melalui ransanagan
(stimulant) berdasarkan hukum-hukum mekanistik. Stimulant tidak lain (respon)
adalah lingkungan belajar peserta didik baik yang internal maupun eksternal yang
menjadi penyebab belajar. Sedangkan respon adalah akibat atau dampak yang berupa
reaksi fisik terhadap stimulant tersebut.

R.E. Slavin dalam bukunya menjelaskan “Belajar berarti penguatan ikatan,


asosiasi, sifat dan kecenderungan perilaku S-R (stimulant-Respon).Belajar merupakan
akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon”. 14

Seseorang dianggap telah belajar sesuat jika dia dapat menunjukkan


perubahan perilakunya. Menurut teori ini dalam belajar yang penting adalah input
12
Suharsimi Arikunto dan Cepi Safruddin Abdul Jabar, Evaluasi Program Pendidikan Pedoman Teoritis
Praktis Bagi Praktisi Pendidikan, 2–3.
13
9Nur Hafidhotul Hasanah, “Efektifitas Pelaksanaan Program Ekstrakurikuler Baca Tulis Al-Qur’an Bagi
Siswa Kelas VII MTs N Sumberagung Jetis Bantul,” Pendidikan Agama Islam 10, no. 1 (2013): 60–61.
14
R.E. Slavin, Educational Psychology: Theory and Practice: Sixth Edition (Boston: Allyn 2000),143.

9
yang berupa stimulus dan output yang berupa respon. Stimulus adalah apa saja yang
diberikan guru kepada peserta didik. Sedangkan respon berupa reaksi atau tanggapan
peserta didik terhadap stimulus yang diberikan oleh guru tersebut. Yang dapat diamati
adalah stimulus dan respon oleh karena itu apa yang diberikan oleh guru (stimulus)
dan apa yang diterima peserta didik (respon) harus dapat diamati dan diukur. Teori ini
mengutamakan pengukuran sebab pengukuran merupakan suatu hal yang penting
untuk melihat terjadi atau tidaknya perubahan tingkah laku tersebut.

Teori pembiasaan yang sesuai degan pembelajaran tilawati adalah seperti yang
dipelopori oleh Ivan Petrovich Pavlov tentang pembelajaran yang dilakukan secara
kontinyu dan secara berulang-ulang sehingga memunculkan reaksi yang diinginkan.

Pengkondisian klasik adalah tipe pembelajaran dimana sustu organisme


belajar untuk mengaitkan atau mengasosiasikan stimulus. Dalam pengkondisian
klasik, stimulus netral (seperi melihat seseorang) diasosiasika dengan stimulus yang
bermakna (seperti makanan) dan menimbulkan kapasitas untuk mengeluarkan respon
yang sama. Ada dua tipe stimulus dan respon yaitu: unconditioned stimulus (UCS),
unditioned response (UCR), conditionstimulus (CS) dan conditioned response (CR).

F. Penelitian Terdahulu Penelitian


1. Siti Saodah dan Mustajab M Making di STAI Persatuan Islam Bandung pada tahun
2021 berjudul “Implementasi Metode Tilawati Dalam Pembelajaran Membaca Al-
Qur’an Untuk Meningkatkan Kualitas Membaca: di SD Salman Al-Farisi Full Day
School Bandung” Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah bagaimana cara
membaca Al-Qur’an dengan mudah dan bagaimana cara mentarjim bacaan Al-Qur’an
sehingga bacaan Al-Qur’an menjadi bacaan yang berkualitas di SD Salman Al-Farisi
Full Day School. Metodelogi yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan
observasi lapangan yang merupakan penelitian kualitatif deskrifti. yang berlandaskan
pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang
alamiah, dengan metode pengumpulan data dengan wawancara kepada pembimbing
tilawati di SD Salman Al-farisi. Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui bahwa
Implementasi Tahfidz Al-Qur’an dengan menggunakan Metode Tilawati sangat
penting bagi hafalan siswa yang akan meningkatkan hasil prestasi belajar siswa.

10
Dengan metode tilawati, SD Salman Alfarisi mencetak banyak lulusan yangfasih
dalam membaca Al-Qur’an serta paham terhadap bacaan Al-Qur’an karena
menguasai ilmu tajwid.15
2. Penilitian Andri Willy dan Esty Puri Utami di Universitas Islam Negeri Sunan
Gunung Djati fakultas Dakwah dan Komunikasi pada tahun 2021 dengan judul
“Penerapan Metode Tilawati pada Pembelajaran Membaca Al-Quran” dengan
masalah Kurangnya minat baca dan belajar Al-Quran oleh anak-anak di desa Cibeusi
Penerapan metode tilawati menjadi salah satu alternatif dalam meningkatkan motivasi
dan kemampuan anak dalam baca Al-Quran. Prinsip pengajaran Al-Quran
menggunakan metode tilawati yaitu diajarkan secara praktis dengan menggunakan
lagu rost, diajarkan secara klasikal menggunakan peraga, diajarkan secara individual
dengan tehnik baca simak menggunakan buku. Pelaksanaan pembelajaran AL-Qur’an
dengan menggunakan metode tilawati di TPA Al-Musyawarah memberikan pengaruh
perubahan kemampuan siswa dalam membaca Al-Qur’an. Faktor pendukung dan
faktor penghambat pembelajaran Al-Qur’an dengan metode tilawati dipengaruhi oleh
teknis dan kondisi dilapangan, maupun kondisi guru dan siswa. Dari hal tersebut
diharapkan minat dan kemampuan para siswa dapat meningkat sehingga hasil
pembelajaran lebih efektif dan berkualitas.16
3. Penilitian Selfi Yatul Aini, Rasidi di Institut Agama Islam Negeri Madura pada
yahun 2020 dengan judul “Penerapan Metode Tilawati dalam Pembelajaran Membaca
Al-Qur’an pada Anak Usia Dini di RA Darul Ulum Mani’an Majungan Pademawu
Pamekasan” dengan rumusan masalah sebagai berikut bagaimana penerapan metode
tilawati dalam pembelajaran membaca al-Qur’an anak usia dini bagaimana kelebihan
serta kekurangan, bagaiaman faktor penghambat dan pendukung di RA Darul Ulum
Mani’an Majungan Pademawu Pamekasan. Penelitian ini menggunakan pendekatan
kualitatif deskriptif berupa kata-kata tertulis. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa: Pertama, penerapan metode tilawati di RA Darul Ulum berjalan dengan baik,
walaupun masih terdapat faktor penghambat terhadap penerapan metode tilawati ini.
Kedua, kelebihannya yaitu menyeimbangkan pendekatan pembelajaran secara
15
Siti Saodah & Mustajab M Making, 2020 Implementasi Metode Tilawati Dalam Pembelajaran Membaca
Al-Qur’an Untuk Meningkatkan Kualitas Membaca: di SD Salman Al-Farisi Full Day School Bandung,12
16
Andri Willy , Esty Puri Utami, 2021 Penerapan Metode Tilawati pada Pembelajaran Membaca Al-
Qurani,34

11
klasikal dan individual.Adapun kekurangannya yaitu bagi yang tidak lancar lulusnya
juga akan lama karena metode ini lulusnya tidak ditentukan oleh bulan/tahun.Ketiga,
(a) faktor pendukung:metode yang mudah, sehingga tidak membuat anak tertekan (b)
faktor penghambat:kurangnya sarana sehingga menggunakan satu pendekatan saja.17
4. Penilitian Tria Marliani, Fitroh Hayati, Khambali di Universitas Islam Bandung Prodi
Guru Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Keguru pada tahun 2019 dengan judul
Efektivitas Penerapan Metode Tilawati terhadap Peningkatan Kemampuan Membaca
Al-Qur’an Siswa Sekolah Dasar Itqan Islamic School Bandung. Permasalahan yang
terjadi dalam Pembelajaran membaca Al-Quran di SD ItQan Islamic school Bandung
sebelumnya menggunakan metode Ummi, ketika pembelajaran membaca al-Quran
menggunakan metode Ummi masih dirasa belum bisa menjadi solusi dalam
mempelajari al-Qur’an secara mudah. Maka, sekolah mengganti program
pembelajaran membaca al-Quran dengan menerapkan suatu metode dengan
menggunakan metode Tilawati. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektivitas
penerapan metode Tilawati terhadap peningkatan kemampuan membaca al-Qur’an
siswa kelas 5A SD ItQan Islamic school Bandung. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan One Group Pretest
Posttest Design, yang mana fokus pada satu kelas saja untuk dijadikan bahan
penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Kemampuan membaca al-
Qur’an siswa sebelum menggunakan metode Tilawati dengan skor rata-rata 71,28
yang berada pada interval 56-75 dengan kategori cukup efektif. (2) Untuk hasil rata-
rata penerapan metode Tilawati adalah 81,6 dengan kategori sangat baik. (3) Terdapat
keefektivitasan penerapan metode Tilawati terhadap peningkatan kemampuan
membaca al-Qur’an siswa yang diukur melalui aplikasi SPSS 15.0. Berdasarkan hasil
perhitungan uji N-Gain skor menunjukkan bahwa nilai rata-rata skor untuk pretest-
posttest metode Tilawati adalah sebesar 78,6425 (79%) atau >76 termasuk dalam
kategori efektif. Maka diambil kesimpulan bahwa hipotesis1 diterima.18
5. Penilitian Hanif Maulaniam Sholah di IAI Al-Qolam pada tahun 2019. Judul
“Penerapan Metode Tilawati Dalam Pembelajaran AL-Qur’an Di TPQ Al Ishlah
17
Selfi Yatul Aini , Rasidi , 2020 Penerapan Metode Tilawati dalam Pembelajaran Membaca Al-Qur’an
pada Anak Usia Dini di RA Darul Ulum Mani’an Majungan Pademawu Pamekasan.22
18
Tria Marliani, Fitroh Hayati, Khambali,2019 Efektivitas Penerapan Metode Tilawati terhadap
Peningkatan Kemampuan Membaca Al-Qur’an Siswa Sekolah Dasar Itqan Islamic School Bandung.67

12
Majangtengah Dampit Malang”. Dengan rumusan masalah bagaimana perencanaan
metode tilawati dalam pembelajaran Al-Qur’an di TPQ Al Ishlah Majangtengah
Dampit Malang, bagaimana penerapan metode tilawati dalam pembelajaran Al-
Qur’an di TPQ Al Ishlah Majangtengah Dampit Malang, dan apa faktor penghambat
dan pendukung penerapan metode tilawati dalam pembelajaran Al-Qur’an di TPQ Al
Ishlah Majang tengah Dampit. penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif
deskriptif dengan pengumpulan data yang dilakukan menggunakan teknik observasi,
wawancara dan dokumentasi. Hasil dari penelitian ini mengungkapkan bahwa:
perencanaan dalam pembelajaran Al-Qur’an yaitu dengan memilih penerapan metode
tilawati, menguasai teori, materi dan mempersiapkan perlengkapan mengajar,
Penerapan metode tilawati dilakukan dengan menggunakan teknik klasikal secara
bersamaan antara guru dan peserta didik serta baca simak secara individual antara
guru dan peserta didik, penerapan posisi tempat duduk berbentuk “U” untuk
mempermudah mengontrol keadaan peserta didik saat pembelajaran berlangsung, dan
yang terakhir adalah evaluasi atau munaqosyah untuk mengetahui seberapa
kemampuan peserta didik dengan cara guru memberi penilaian saat kegiatan baca
simak individual, yang menjadi faktor penghambat dan pendukung metode tilawati
berasal dari peserta didik itu sendiri, pengajar atau guru dan juga lingkungan.19
G. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian dan Pendekatan Penelitian
Penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial
yang secara fundamental bergantung pada pengamatan pada manusia dalam
kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang orang tersebut dalam bahasannya
dan dalam peristilahannya.20 Penelitian kualitatif fokus mengumpulkan data dan
informasi dengan bantuan bermacam - macam materi yang terdapat dalam
kepustakaan (buku). atau jenis penelitian kualitatif, yaitu suatu penelitian yang
ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis dan menganalisis fenomena,
peristiwa, aktifitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara
individu maupun kelompok.21
19
Hanif Maulaniam Sholah, 2019 Penerapan Metode Tilawati Dalam Pembelajaran AL-Qur’an Di TPQ Al
Ishlah Majangtengah Dampit Malang.56
20
Ibid. Hlm. 3
21
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Guru , (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007) Hlm, 60

13
Pada penelitian ini menggunakan pendekatan fenomenologi yang mampu
menggambarkan arti dari pengalaman hidup untuk beberapa orang tentang sebuah
konsep atau fenomena. pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan
fenomenologi Maksudnya adalah pendekatan yang bertujuan untuk mencari atau
mengetahui bagaimana Implementasi Metode Tilawati dalam meningkatkan membaca
AL-Qur’an di siswa MI Muhammadiyah 5 Surabaya. Data yang dikumpulkan berasal
dari naskah wawancara, catatan lapangan, dokumen pribadi, catatan memo dan
dokumen resmi lainnya. Peneliti ini merupakan penelitian yang berusaha
mendeskripsikan dan menginterpretasikan data yang ada, Di samping itu penelitian
deskriptif terbatas pada usaha mengungkapkan suatu masalah atau suatu keadaan
peristiwa sebagaimana adanya sehingga bersifat sekedar menggunakan fakta.22
2. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di MI Muhammadiyah 5 Surabaya yang bertempat
pada Jalan Jojoran I No.77, Mojo, Kec.Gubeng, Kota Surabaya, Jawa Timur. Waktu
penelitiannya dilakukan pada bulan Desember 2022 hingga Februari 2023.
3. Subjek Penelitian

Penelitian ini tidak menggunakan populasi dan sampel, melainkan menggunakan


subjek penelitian, subjek penelitian disini bisa sebagai informan, narasumber serta
yang masih mempunyai hubungan dengan penelitian ini. Subjek dari penelitian ini
adalah : (1) Peserta didik, (2) Guru, (3) Koordinator Guru (4) Guru Metode Tilawati.
Peserta didik Objek yang diteliti dalam penelitian ini tidak lain adalah pembelajaran
btq dengan metode tilawati yang dilakukan di MI Muhammadiyah 5 Surabaya yang
menjadi 6 sesi pembelajaran. Peserta didik yang diteliti kelas 1-6 yang di bagi secara
berkelompok sesuai dengan kemampuan masing-masing peserta didik.

4. Teknik Pengumpulan Data

Data Dalam penelitian ini peneliti menggunakan studi lapangan (Field Research ),
dimana data yang diteliti diperoleh melalui penelitian di lokasi penelitian. Ada
beberapa teknik yang digunakan, yaitu sebagai berikut.

a. Observasi
22
Handari Nabawi, Metode Penelitian Bidang Sosial (Yogyakarta; Gajah Mada Pres. 2005), 31.

14
Dalam penelitian ini peneliti meninjau langsung terhadap subjek penelitian
serta berperan serta untuk mendekati subjek penelitian, yakni para guru dan siswa
dan mengambil data yang berhubungan dengan penelitian ini. Tujuan observasi
tersebut untuk mendapatkan data langsung tentang implementasi metode Tilawati
dalam meningkatakan membaca Alqur’an siswa di MI Muhammadiyah 5
Surabaya. Teknik ini digunakan untuk melihat situasi dan kondisi, proses
pembelajaran guru agama islam, interaksi dan pergaulan siswa, apa saja faktor
faktor yang mempengaruhi pembelajaran guru agama Islam dengan menggunakan
bahan ajar unit kegiatan belajar mandiri. Untuk mendapatkan data yang peneliti
inginkan di sini peneliti menggunakan observasi partisipatif yaitu peneliti terlibat
dengan kegiatan orang yang sedang diamati atau yang sedang digunakan sebagai
sumber data penelitian.
b. Wawancara
Metode ini identik dengan interview yang secara sederhana dapat diartikan
sebagai dialog yang dilakukan oleh pewawancara (interviewer) untuk
memperoleh informasi dari terwawancara. Wawancara adalah sebuah dialog yang
dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari responden yang di
wawancarai. Dalam penelitian ini, wawancara dilakukan terhadap seluruh sampel
yang telah ditentukan, dengan tujuan untuk mengungkap data atau informasi
tentang tanggapan guru dan siswa tentang Implementasi metode Tilawati dalam
meningkatakan membaca Alqur’an siswa di MI Muhammadiyah 5 Surabaya
Setelah semua terkumpul, maka data-data tersebut akan dianalisis dengan
menggunakan analisis data yang telah di tentukan. Dalam wawancara, peranan
pewawancara untuk memperoleh kerja sama dengan responden sangat penting.
c. Dokumentasi
Teknik ini peneliti gunakan untuk memperoleh data tentang bahan ajar
modul unit kegiatan belajar mandiri, struktur sekolah, organisasi sekolah.
Pengumpulan ini melalui peninggalan tertulis, seperti arsip-arsip dan termasuk
juga buku-buku tentang pendapat, teori dalil-dalil atau hukum-hukum dan yang
berhubungan dengan masalah penelitian.
5. Teknik Keabsahan Data

15
Uji trianggulasi yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data dengan cara
memanfaatkan sesuatu yang lain untuk keperluan untuk pengecekkan atau
pembanding terhadap data. Triangulasi bukan bertujuan mencari kebenaran, tetapi
meningkatkan pemahaman peneliti terhadap data dan fakta yang dimiliknya.
Triangulasi sebagai teknik pemeriksaan kabsahan data dengan cara memanfaatkan
sesuatu yang lain di luar data itu sendiri, untuk keperluan pengecekan data atau
sebagai pembanding terhadap data itu.23
Saat menguji keabsahan data yang diperoleh, peneliti akan menggunakan
triangulasi sumber dan triangulasi metode. Triangulasi sumber, berarti untuk
mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama. 24
Triangulasi metode atau triangulasi teknik berarti peneliti menggunakan teknik
pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang
sama.25
6. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data adalah proses pengumpulan data secara sistematis untuk
mempermudah peneliti dalam memperoleh kesimpulan.26 Analisis data kualitatif
bersifat induktif, yaitu analisis berdasarkan data yang diperoleh. Menurut Miles &
Huberman analisis terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu:
reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan/verifikasi. 27 Mengenai ketiga alur
tersebut secara lebih lengkapnya adalah sebagai berikut:

1. Reduksi Data
Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada
penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang muncul dari
catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi data berlangsung terus-menerus
selama proyek yang berorientasi penelitian kualitatif berlangsung. Antisipasi akan
adanya reduksi data sudah tampak waktu penelitiannya memutuskan (seringkal
tanpa disadari sepenuhnya) kerangka konseptual wilayah penelitian, permasalahan
penelitian, dan pendekatan pengumpulan data mana yang dipilihnya. Selama
23
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik...,219.
24
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D...,241.
25
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D...,241.
26
Sugiyono, Op. Cit.,334
27
Milles dan Huberman, Analisis Data Kualitatif, Jakarta: Universitas Indonesia Press, 1992,16.

16
pengumpulan data berlangsung, terjadilan tahapan reduksi selanjutnya (membuat
ringkasan, mengkode, menelusur tema, membuat gugusgugus, membuat partisi,
membuat memo).
2. Penyajian Data
Miles & Huberman membatasi suatu penyajian sebagai sekumpulan informasi
tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan
pengambilan tindakan. Mereka meyakini bahwa penyajian-penyajian yang lebih
baik merupakan suatu cara yang utama bagi analisis kualitatif yang valid, yang
meliputi: berbagai jenis matrik, grafik, jaringan dan bagan. Semuanya dirancang
guna menggabungkan informasi yang tersusun dalam suatu bentuk yang padu dan
mudah diraih. Dengan demikian seorang penganalisis dapat melihat apa yang
sedang terjadi, dan menentukan apakah menarik kesimpulan yang benar ataukah
terus melangkah melakukan analisis yang menurut saran yang dikisahkan oleh
penyajian sebagai sesuatu yang mungkin berguna.
3. Menarik Kesimpulan

Penarikan kesimpulan menurut Miles & Huberman hanyalah sebagian dari


satu kegiatan dari konfigurasi yang utuh. Kesimpulan-kesimpulan juga
diverifikasi selama penelitian berlangsung. Verifikasi itu mungkin sesingkat
pemikiran kembali yang melintas dalam pikiran penganalisis (peneliti) selama ia
menulis, suatu tinjauan ulang pada catatan-catatan lapangan, atau mungkin
menjadi begitu seksama dan menghabiskan tenaga dengan peninjauan kembali
serta tukar pikiran di antara teman sejawat untuk mengembangkan kesepakatan
intersubjektif atau juga upaya-upaya yang luas untuk menempatkan salinan suatu
temuan dalam seperangkat data yang lain.
I Sistematika Bahasan

Dalam sistematika ini berisi tentang gambaran keseluruhan pada penelitian ini, maka
peneliti akan sampaikan garis besarnya saja dalam sistematika pembahasan. Penelitian ini
terdiri atas V (lima) bab yang masing-masing bab terdiri dari sub-sub bab yang saling
berhubungan dan menjelaskan bab-bab itu sendiri. Adapun sistematika pembahasannya
adalah sebagai berikut:

17
Bab I (Pendahuluan). Dalam bab ini dijelaskan tentang latar belakang masalah,
rumusan masalah, batasan penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan
sistematika pembahasan.

Bab II (Kajian Pustaka). Dalam bab ini berisi tentang 4 pembahasan. Pertama,
implementasi, meliputi pengertian dan pegaruh implementasai kedua berisi tentang,
modul sebagai bahan ajar yang meliputi: Metode Tilawati, pembelajaran baca tulis al-
qur’an, Teori Behavior dan Teori Pembiasaan.

Bab III (Metode Penelitian). Bab ini berisi tentang pendekatan dan jenis penelitian,
lokasi penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, teknik analisis data
serta prosedur penelitian.

Bab IV (Hasil dan Pembahasan). Bab ini terdiri dari tiga sub bab. Pertama, membahas
tentang deskripsi objek penelitian: data umum MI Muhammadiyah 5 Surabaya. Kedua
pemaparan data tentang implementasi Metode tilawati dalam meningkatkan kemampuan
membaca Alquran pada siswa MI Muhammadiyah 5 Surabaya Ketiga, membahas tentang
analisis data penelitian.

Bab V (Penutup). Berisi impilkasi teoritik dan praktik, keterbatasan penelitian, dan
Saran, Kemudian dibagian akhir skripsi dicantumkan daftar pustaka dan lampiran-
lampiran

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrohim Hasan dkk, Strategi Pembelajaran Alquran Metode Tilawati,Surabaya Pesantren


Alquran Nurul Falah, 2010.
Ahmad Fathoni, Petunjuk Praktik Tahsin Tartil Al-Qur’an Metode Maisura, Jakarta: Yayasan
Bengkel Metode Maisura, 2017
Ahmad Fathoni, Petunjuk Praktik Tahsin Tartil Al-Qur’an Metode Maisura,Jakarta: Yayasan
Bengkel Metode Maisura, 2017.
Ahmad Syarifuddin,Mendidik Anak Membaca, Menuli dan Mencintai al-Qur’an, Jakarta: Gema
Inswani, 2004.
Ahmad Tafsir, Ilmu Guru Dalam Perspektif Islam Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2011.
Andri Willy , Esty Puri Utami, 2021 Penerapan Metode Tilawati pada Pembelajaran Membaca
Al-Qurani.
Departemen Agama Republik Indonesian Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam.
Kurikulum 2004 dan standar Kompetensi MTs. Jakarta: 2004.

18
Departemen Agama Republik Indonesian Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam.
Handari Nabawi, Metode Penelitian Bidang Sosial Yogyakarta; Gajah Mada Pres. 2005.
Hanif Maulaniam Sholah, 2019 Penerapan Metode Tilawati Dalam Pembelajaran AL-Qur’an
Di TPQ Al Ishlah Majangtengah Dampit Malang .
Jamaluddin Didin, Metode Guru Anak,Bandung: Pustaka Al-Fikriis,2010
Lexy. J Moleong,Metodologi Penelitian Kualitatif ,Bandung; Remaja Rosdakarya 1996.
Margono, Metodologi Penelitian Guru ,Jakarta: Rineka Cipta, 1997.
Muhammad Nur Abdul Hafidz, Mendidik Anak Bersama Rasulullah SAW, Bandung: Al-Bayan,
1997.
Muhibbin Syah, Psikologi Guru dengan Pendekatan Baru, Cetakan Keenam belas Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2010.
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Guru ,Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007
R.E. Slavin, Educational Psychology: Theory and Practice: Sixth Edition (Boston: Allyn 2000.
Rini Astuti, “Peningkatan Kemampuan Membaca Al-Qur‟an Pada Anak Attention Deficit
Disorder Melalui Metode Al-Barqy Berbasis Applied Behavior Analysis”, Jurnal Guru Usia
Dini,
Vol. 7.No. 2 November 2013.
Selfi Yatul Aini , Rasidi , 2020 Penerapan Metode Tilawati dalam Pembelajaran Membaca Al-
Qur’an pada Anak Usia Dini di RA Darul Ulum Mani’an Majungan Pademawu
Pamekasan.
Siti Saodah & Mustajab M Making, 2020 Implementasi Metode Tilawati Dalam Pembelajaran
Membaca Al-Qur’an Untuk Meningkatkan Kualitas Membaca: di SD Salman Al-Farisi
Full Day School Bandung.
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, Bandung: Alfabeta, 2006.
Tria Marliani, Fitroh Hayati, Khambali,2019 Efektivitas Penerapan Metode Tilawati terhadap
Peningkatan Kemampuan Membaca Al-Qur’an Siswa Sekolah Dasar Itqan Islamic School
Bandung.
Zulfison dan Muharram, Belajar Mudah Membaca Al-Quran dengan Metode Mandiri, Cet. I;
Jakarta: Ciputat Press, 2003.

19

Anda mungkin juga menyukai