Anda di halaman 1dari 33

UPAYA PENINGKATAN MENGHAFAL JUZ 30

SISWA KELAS 1 MELALUI PENERAPAN METODE KAISA


MIN MAROS

Diajukan Untuk Mengikuti Lomba Karya Tulis Ilmiyah


(PTK) pada ajang Porseni tingkat Kab.Maros
Yang Di Adakan Oleh PGMI Kab.Maros

Disusun Oleh:

F A U Z I A H, S.Pd.I

8c88a047902e9975

MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI MAROS BARU


TAHUN 2016
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Madrasah Ibtidaiyah merupakan lembaga formal pendidikan yang

mendasarkan proses pembelajarannya pada nilai-nilai agama Islam, terutama Al-

Qur’an dan Hadits. Mata pelajaran Al-Qur’an Hadits adalah bagian dari mata

pelajaran madrasah ibtidaiyah yang bertujuan untuk memberikan pemahaman agar

siswa sejak dini belajar beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, belajar untuk

memahami dan menghayati Al-Qur’an dan Hadits, menumbuh kembangkan

kemampuan siswa dalam membaca, menghafal dan menulis Al-Qur’an dan

Hadits, belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif apa yang

terkandung dalam Al-Qur’an dan Hadits, dan belajar untuk hidup bersama dan

berguna untuk orang lain sesuai tuntunan Al-Qur’an dan Hadits. Dengan demikian

siswa MI sejak dini harus dikenalkan dengan Al-Qur’an dan Hadits dan

ditanamkan ke dalam benaknya, serta membiasakan dalam kehidupan sehari-hari.

Oleh karena itu Seorang Pendidik adalah salah satu unsur terpenting selain

peserta didik itu sendiri. Madrasah perlu mengembangkan metode pembelajaran

agar memudahkan para peserta didik dalam meningkatkan kemampuan dalam

membaca, menghafal dan menulis Al-Qur’an dan Hadits.

Aspek menghafal Al-Qur`an ( Taḥfizhul Qur`an ) sudah menjadi bagian

pembelajaran yang penting bagi peserta didik di Madrasah MIN Maros Baru.

Sehingga peserta didik tidak hanya mampu membaca dan menulis Al-Qur’an,

namun juga mampu menghafalkannya dengan fasih.


Kemampuan menghafal surah-surah pilihan sangat berguna bagi Peserta

didik. Hafalan surah-surah pilihan tersebut sangat diperlukan pada saat

melaksanakan shalat wajib, berdoa kepada Allah, dan beberapa ibadah yang lain.

Selain itu, dengan menghafal beberapa surah Al-Qur’an, maka nilai-nilai yang

terkandung di dalamnya dapat diamalkan. Tindakan tersebut merupakan salah

satu bentuk pengamalan ajaran Al-Qur’an. Kemampuan menghafal surah-surah

pilihan tersebut ditingkatkan melalui pelajaran Al- Qur’an Hadits.

Adapun mengenai menghafal Al-Qur’an, Zawawie (2011:71) menulis bahwa

“menghafal Al-Qur’an bukanlah hal yang impossible alias mustahil dan

merupakan ibadah yang sangat dianjurkan.” Allah sendiri memberikan jaminan

bahwa Al-Qur’an mudah untuk dihafalkan, dalam al-Qur’an [Q.S.54:17].

Dan Sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Quran untuk pelajaran, Maka


Adakah orang yang mengambil pelajaran? (Depag RI, 2005:530).

Ayat tersebut mengindikasikan kemudahan menghafal Al-Qur’an.

Kemudahan tersebut ditegaskan dengan pasti. Melalui ayat ini, Allah

memerintahkan kita untuk mempelajari Al-Qur’an, menghafalkan dan mengambil

pelajaran darinya. Walaupun demikian, menghafal Al-Qur’an hukumnya fardhu

kifayah, yaitu tidak semua orang Islam diwajibkan menghafal Al-Qur’an.

Kewajiban tersebut telah terwakili dengan adanya beberapa orang yang mampu

meghafalkan Al-Qur’an (Zawawie, 2011:72).

Peserta Didik kelas VI MIN Maros Baru diarahkan untuk mampu

membaca Al-Qur’an dan menghafal surah-surah pilihan secara bertahap.

Kemampuan membaca Al-Qur’an dan menghafal surah-surah pilihan diajarkan


pada mata pelajaran Al-Qur’an Hadits di kelas VI MIN Maros Baru. Mata

pelajaran ini diberikan setiap hari Sabtu selama dua jam pelajaran. Siswa

diajarkan untuk menghafal surah surah pendek pada semester kedua.

Kemampuan menghafal surah-surah pendek bagi VI MIN Maros Baru

masih tergolong rendah. Hal tersebut diketahui dari kajian awal peneliti mengenai

kemampuan siswa menghafal surah-surah pendek di kelas VI.

Salah satu metode pembelajaran yang ada adalah metode ODOA (One

Day One Ayat). Metode ODOA (One Day One Ayat) merupakan teknik alternatif

yang lebih menyenangkan dalam menghafal Al-Qur,an dengan menggabungkan

kekuatan otak kiri dan kanan. Penulis tertarik untuk melakukan penelitian

tindakan kelas sebagai usaha untuk memecahkan permasalahan rendahnya

kemampuan menghafal surah-surah pendek pada siswa kelas VI MIN Maros

Baru. Tindakan perbaikan yang penulis rencanakan adalah dengan melakukan

pembelajaran menggunakan strategi peer lessons. Metode ini merupakan alternatif

tindakan terbaik untuk meningkatkan kemampuan menghafal pada diri siswa.

Pada akhirnya kemampuan menghafal siswa akan meningkat.

Berdasarkan beberapa hal tersebut, maka penulis akan melakukan penelitian


tindakan kelas dengan judul “PENERAPAN METODE ODOA (ONE DAY ONE
AYAT) DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN HAFALAN SURAH-
SURAH PENDEK MATA PELAJARAN AL-QUR’AN HADITS SISWA KELA VI MIN
MAROS BARU TAHUN PELAJARAN 2015-2016”.
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka peneliti

merumuskan masalah sebagai berikut: Apakah dengan menggunakan metode

ODOA (One Day One Ayat) dalam menghafal Qur‟an dapat meningkatkan

kemampuan menghafal peserta didik kelas VI MIN Maros Baru?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang telah ditentukan, maka tujuan yang

ingin dicapai penulis dalam penelitian ini yaitu untuk meningkatkan kemampuan

menghafal surah – surah pendek peserta didik kelas VI MIN Maros Baru.

D. Menfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan bisa memberikan kontribusi dalam

upaya meningkatkan kemampuan hafalan surah-surah pendek pada pembelajaran

mata pelajaran Al Qur’an hadits, khususnya pada kegiatan belajar mengajar

(KBM) di Kelas VI MIN Maros baru. Adapun secara detail manfaat yang

diharapkan dari penelitian ini diantaranya :

1. Bagi peserta didik

a. Proses belajar mengajar Al Qur’an Hadits lebih menyenangkan dan tidak

membosankan.

b. Dapat meningkatkan kemampuan menghafal surah-surah pendek pada

siswa kelas VI MIN Maros Baru

c. Dapat meningkatkan aktifitas peserta didik dalam pembelajaran


2. Bagi guru

a. Membantu guru dalam memperbaiki kualitas pembelajaran,

b. Menambah pengalaman guru dalam menggunakan strategi pembelajaran

yang tepat untuk meningkatkan hasil belajar siswa,

c. Meningkatkan profesionalitas guru dalam mengajar

d. Dapat di jadikan sebagai pedoman dan bahan acuan dalam mendidik,

membimbing dan mengajar serta memotifasi peserta didik dalam

menghafal al-Qur’an.

3. Bagi madrasah

a. Menjadi bahan evaluasi lanjut untuk meningkatkan prestasi peserta didik

b. Dapat dijadikan bahan acuan dalam upaya agar dalam proses pembelajaran

dalam menghafal al-Qur,an lebih bagus dan inovatif


BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR,


DAN HIPOTESIS TINDAKAN
A. Kajian Pustaka

1. Hakikat pembelajaran

Menurut Wina Sanjaya belajar adalah proses perubahan tingkah laku.

Sedangkan pembelajaran adalah proses interaksi baik antara manusia dengan

manusia ataupun antara manusia dengan lingkungan . Proses interaksi ini

diarahkan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan, misalkan yang

berhubungan dengan tujuan perkembangan kognitif, afektif atau psikomotor.

Belajar atau pembelajaran adalah merupakan sebuah kegiatan yang wajib

kita lakukan dan kita berikan kepada peserta didik kita. Karena ia merupakan

kunci sukses untuk menggapai masa depan yang cerah, mempersiapkan generasi

bangsa dengan wawasan ilmu pengetahuan yang tinggi. Yang pada akhirnya akan

berguna bagi bangsa, negara, dan agama. Melihat peran yang begitu vital, maka

menerapkan metode yang efektif dan penuh inovasi adalah sebuah keharusan.

Dengan harapan proses belajar mengajar akan berjalan menyenangkan dan tidak

membosankan.

2. Metode ODOA (One Day One Ayat)

ODOA (One Day One Ayat) mulai diterapkan di Pesantren Taḥfīż Sekolah

Daarul Qur‟an Internasional pada tahun 2008. Secara bahasa, One Day berarti

satu hari. Sedangkan One Ayat berarti satu ayat. Sehingga secara istilah dapat
dikatakan bahwa One Day One Ayat adalah suatu teknik menghafal Al-Qur‟an

dengan cara satu hari satu ayat.29

Dipilihnya metode One Day One Ayat karena setiap lembaga pendidikan

yang menjadikan program Taḥfīż sebagai salah satu program unggulan di lembaga

tersebut akan mencari dan menentukan sendiri baik metodologi maupun target-

target yang ditetapkan kepada para siswa. Oleh karena itu, pencapaian dari

masing-masing lembaga pendidikan untuk program hafalan Al-Qur‟an tidak

merata dan sangat beragam tergantung interprestasi masing-masing guru.

Ketika orang mengatakan bahwa mereka tidak mempunyai memori yang

baik, sebenarnya mereka berbicara tentang daya ingat. Mereka mempunyai

kesulitan mengingat informasi yang sudah tersimpan dalam memori mereka.

Memori manusia menyimpan apa pun dan hanya mengingat apa yang diperlukan

serta mempunyai arti dalam hidup.30 30

Metode ODOA (One Day One Ayat) adalah sebuah terobosan baru dalam

menghafal Al-Qur‟an dengan menggabungkan kekuatan otak kiri dan kanan

secara seimbang sehingga dapat merasakan kemampuan menghafal Al-Qur‟an

yang maha dahsyat.31 Metode ini dikembangkan berdasarkan multiple

intelligences (kecerdasan majemuk) pada diri manusia, antara lain cerdas visual

(cerdas rupa), cerdas auditori (cerdas pendengaran), kecerdasan verbal-linguistik

(kecerdasan bahasa), kecerdasan kinestetik (cerdas memahami tubuh), cerdas

interpersonal (cerdas sosial) dan cerdas logis-matematis.32


Sedangkan prosedur pelaksanaan metode ODOA (One day One Ayat)

dengan menggunakan salah satu model sebagai berikut:

a. Talaqqi atau musyafahah

Talaqqī atau Musyāfaḥah merupakan metode pertama yang digunakan

Rasul dalam mengajarkan Al-Qur‟an kepada sahabat. Rasul menerima Al-Qur‟an

dari malaikat Jibril dengan cara mendengar bacaan Jibril, sebagaimana Jibril

menerima pertama kali dari Allah SWT. Jibril mendengar ayat-ayat dari Allah

SWT kemudian menyampaikannya kepada Rasul SAW.

Sistem Talaqqī atau Musyāfaḥah mempunyai 2 bentuk:

1) Audio

Seseorang yang memiliki kecerdasan auditori (cerdas pendengaran) dalam

menghafal sebaiknya menghafal dengan cara mendengar. Siswa mendengar ayat-

ayat yang akan dihafal dari bacaan guru. Ini dapat dilakukan terutama bagi anak-

anak di sekolah dasar.

Dalam hal seperti ini, guru dituntut berperan aktif, sabar dan teliti dalam

membacakan dan membimbing siswa, karena guru akan membacakan perkata

ayat-ayat yang akan dihafal.

2) Murattal

Pengaruh media sangat membantu anak-anak dalam menghafal Al-Qur‟an.

Anak akan dapat mudah menghafal dengan sering mendengarkan dan melatih
lisan untuk mengucapkan huruf-huruf Al-Qur‟an sehingga lisan terbiasa dan

lentur karena sudah akrab di telinga mereka.

Di era sekarang, peran guru dapat digantikan dengan cara mendengar

murattal yang telah direkam dalam kaset, CD/DVD murattal, kemudian kaset

diputar sesuai dengan ayat yang akan dihafal untuk didengarkan sambil

mengikuti perlahan-lahan, setelah itu diulang lagi dan diulang lagi sampai ayat-

ayat tersebut betul-betul hafal diluar kepala. 33

b. Potret

Potret adalah suatu metode dengan mengubah teks panjang menjadi

symbol, gambar, dan tulisan ringkas. Persis memfotokopi apa yang dilihat dan

dibaca, baik yang menyangkut tulisan (khaṭ „uṣmānī), maupun tata letaknya.

Caranya adalah dengan pemetaan awal ayat (ra‟sul āyah) pada tiap-tiap

halaman, kiri ataukah kanan, letak nomor ayatnya, dan apa saja yang termaktub

pada setiap halaman muṣḥaf. Sama seperti memotret sesuatu, menghafal Al-

Qur‟an dengan memotret letak ayat perayat mulai dari pojok atas hingga pojok

bawah. Berikut tanda waqaf, letak kalimat terakhir tiap baris.

Metode ini dilakukan dengan menggunakan Al-Qur‟an pojok yaitu Al-

Qur‟an yang pojok terakhir tepat di ayat terakhir dan tidak bersambung. Persatu

juz berjumlah 10 halaman. Oleh sebab itu, disarankan untuk hanya menggunakan

satu model Al-Qur‟an secara tetap agar tidak beruabah-ubah strukturnya di dalam

peta mental.34
c. Titian ingatan

Titian ingatan atau “jembatan keledai” adalah metode mengelola ingatan

dengan menggunakan akronim yang memudahkan panggilan kembali data atau

informasi yang telah tersimpan sebelumnya. Titian ingatan dapat berupa lambang

atau huruf yang mempresentasikan sebuah kata atau kalimat dalam bentuk

asosiasi.

Metode ini sangat baik untuk meningkatkan ingatan terutama pada hal-hal

yang penting diingat berdasarkan urutan. Metode ini juga dapat diterapkan untuk

memudahkan mengingat ayat-ayat yang sama terutama yang berkali-kali disebut

dalam satu surah atau letaknya berdekatan.

Dengan titian ingatan membantu para penghafal untuk mengingat urutan-

urutan tanpa tertukar-tukar dengan materi yang sama atau serupa tapi tak sama.

Model-model seperti ini dapat dibuat sendiri tergantung mana yang mudah

memberi pengingatan pada masing-masing individu.35

d. Sistem cantol

Sistem Cantol adalah salah satu metode yang digunakan untuk

menunjukkan daya hafal dan daya ingat yang luar biasa. Cara menggunakan

sistem cantol adalah dengan membuat cantolan, mengasosiasikan dengan materi

yang dihafal, mengimajinasikan secara kreatif, dan mengulanginya bila

diperlukan.36
e. Gerakan

Menghafal sambil melakukan suatu gerakan sangat membantu

mengaktifkan memori. Otak kita memiliki satu pusat kecerdasan yang disebut

bodily-kinesthetyc-intellegence- kecerdasan gerak. Dengan melakukan gerakan

tertentu akan memicu pusat kecerdasan ini aktif.

Kita telah menerapkan teknik ini dalam kehidupan sehari-hari yaitu ketika

mengerjakan sholat. Ketika seseorang shalat ia akan membaca ayat-ayat Al-

Qur‟an seperti Al-Fatihah dan surah/ayat tertentu dengan tepat tanpa kesalahan

sedikitpun.37

f. Kisah

Kisah merupakan sarana kreativitas dalam menggunakan bahasa dan

mengubah daya imajinasi untuk mengoptimalkan penggunaan otak kanan dalam

proses mengingat, misalnya dengan cerita pendek.

Sebagaimana diketahui bahwa di dalam Al-Qur‟an terdapat banyak kisah-

kisah yang diuraikan secara panjang lebar, misalnya kisah Luqman, kisah orang-

orang yang memegang teguh imannya, kisah ashabul kahfi, kisah para nabi

dengan kaumnya dan lain sebagainya. Menghafal ayat-ayat dalam bentuk seperti

ini sebaiknya terlebih dahulu membaca dan memahami jalan ceritanya sehingga

mudah dihafalkan dan dicamkan ke dalam jiwa.38


3. Menghafal Al-Qur’an

Menghafal adalah aktivitas mencamkan dengan sengaja dan

dikehendaki dengan sadar dan sungguh-sungguh.39 Menghafal Al-Qur‟an pada

hakikatnya adalah suatu upaya untuk menambah kedekatan dengan Al-Qur‟an

karena antara tilawah dengan menghafal adalah dua hal yang berbeda. Dengan

menghafal, jiwa dan otak kita akan terus menyerap lantunan ayat-ayat Al-Qur‟an

yang diulang-ulang begitu banyak oleh lidah kita.40

4. Tinjauan tentang Mata Pelajaran Al Qur'an Hadits

Mata pelajaran Al Qur'an Hadits merupakan unsur mata pelajaran PAI di

Madrasah Ibtidaiyah yang diberikan kepada peserta didik untuk memahami Al

Qur'an Hadits sebagai sumber hukum ajaran agama Islam dan mengamalkan isi

kandungannya sebagai petunjuk dan landasan dalam kehidupan sehari-hari.

B. Karangka Pikir

kerangka pikir dapat digambarkan langkah-langkah pemecahannya sebagai

berikut :

1. Keadaan sekarang

a) Pembelajaran Al Qur’an Hadits monoton

b) Belum ditemukan strategi yang tepat

c) Metode pembelajaran konvensional

d) Rendahnya kemampuan hafalan surah-surah pendek

e) Rendahnya hasil pembelajaran Al Qur’an Hadits


2. Tindakan

a) Penjelasan pembelajaran

b) Pelatihan pembelajaran dengan menggunakan metode ODOA (One Day

One Ayat)

c) Simulasi pembelajaran dengan metode ODOA (One Day One Ayat)

3. Hasil

a) Guru mampu menerapkan pembelajaran dengan menerapkan metode

ODOA (One Day One Ayat)

b) Hafalan surah-surah pendek meningkat

c) Hasil pembelajaran Al Qur’an Hadits meningkat

C. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan dari uraian diatas maka penelitian ini direncanakan terbagi

dalam 2 siklus, setiap siklus dilaksanakan mengikuti prosedur perencanaan

(planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting).

Melalui kedua siklus tersebut dapat diamati peningkatan hasil belajar peserta

didik. Dengan demikian, dapat dirumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut :

1. Dengan diterapkannya metode pembelajaran ODOA (One Day One Ayat)dapat

mengurangi kebosanan serta kejenuhan peserta didik dalam menghafal surah-

surah Pendek Peserta didik Kelas VI dalam mata pelajaran Al-Qur,an Hadits.

2. Dengan diterapkannya model pembelajaran ODOA (One Day One Ayat)dapat

meningkatkan kemampuan menghafal surah-surah pendek peserta didik kelas

VI dalam mata pelajaran Al-Qur,an Hadits.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Setting Penelitian

1. Tempat penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di MIN Maros Baru untuk mata

pelajaran Al Qur’an Hadits. Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah kelas VI

tahun pelajaran 2015/2016 dengan jumlah peserta didik sebanyak 25 orang, terdiri

dari 12 peserta didik laki-laki dan 13 peserta didik perempuan. Tempat penelitian

ini saya pilih karena merupakan tempat saya bertugas sehari-hari. Selain itu

pemilihan Madrasah ini sebagai tempat penelitian juga bertujuan untuk

memperbaiki dan meningkatkan proses pembelajaran mata pelajaran Al Qur’an

Hadits yang hasil akhirnya berpengaruh pada meningkatnya hasil belajar peserta

didik.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini saya lakukan setelah melakukan ulangan ketuntasan

kompetensi 1 atau ulangan harian 1. Waktu pelaksanaan penelitian di mulai bulan

Agustus hingga September 2015. Penentuan waktu penelitian mengacu pada

kalender akademik sekolah karena penelitian tindakan kelas membutuhkan

beberapa siklus yang membutuhkan proses belajar mengajar yang efektif di kelas.

Persiapan awal dilakukan bulan Juli 2015.


3. Siklus Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan melalui 2 siklus untuk melihat

peningkatan kemampuan menghafal surah-surah pendek peserta didik dalam

mengikuti mata pelajaran Al Qur’an Hadits melalui metode pembelajaran ODOA

(One Day One Ayat)

B. Subjek Penelitian

Sebagai subyek penelitian tindakan kelas ini adalah peserta didik kelas VI

MIN Maros Baru yang terdiri dari 25 peserta didik dengan komposisi perempuan

13 peserta didik dan laki-laki 12 peserta didik.

C. Persiapan Penelitian

Sebelum dilakukannya penelitian tindakan kelas dibuat berbagai input

instrumental dan media pembelajaran pendukung yang akan digunakan untuk

pelaksanaan penelitian tindakan kelas, yaitu rencana pembelajaran yang akan

dijadikan penelitian tindakan kelas. Khususnya Standar Kompetensi (SK) :

Menghafalkan Surah pendek secara benar dan fasih (KD) : menghafal surah al-

Bayyinah dengan baik dan fasih.

Selain itu akan dibuat juga perangkat pembelajaran yang berupa : (1 )

Lembar Pengamatan Peserta didik; (2) Lembar Observasi; (3) Lembar

Wawancara; (4) Lembar Evaluasi.


D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

1. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah tes, observasi,

wawancara.

a. Tes : dipergunakan untuk mendapatkan data tentang hasil belajar peserta didik

b. Observasi : dipergunakan untuk mengumpulkan data tentang partisipasi

peserta didik dalam PBM dan implementasi metode One Day One Ayat

(ODOA).

c. Wawancara : untuk mendapatkan data tentang tingkat keberhasilan

implementasi pembelajaran inovatif metode One Day One Ayat (ODOA).

2. Alat Pengumpulan Data

Alat pengumpul data dalam Penelitian Tindakan Kelas ini meliputi :

a. Tes : menggunakan butir-butir soal/instrumen soal untuk mengukur hasil

belajar peserta didik

b. Observasi : menggunakan lembar observasi untuk mengukur tingkat

partisipasi peserta didik dalam proses belajar mengajar Al Qur’an Hadits.

c. Wawancara : menggunakan panduan wawancara untuk mengetahui pendapat

atau sikap peserta didik tentang pembelajaran Metode One Day One Ayat

(ODOA).
d. Kuesioner : untuk mengetahui pendapat atau sikap peserta didik tentang

pembelajaran Metode One Day One Ayat (ODOA).

E. Indikator Kinerja

Sebagai indikator kinerja yang dilihat dalam penelitian tindakan kelas ini

selain peserta didik adalah guru, karena guru merupakan fasilitator yang memiliki

pengaruh terhadap kinerja peserta didik.

1. Peserta didik

Indikator kinerja pada peserta didik yaitu :

 Tes , rata-rata nilai ulangan harian

 Observasi : keaktifan peserta didik dalam proses belajar mengajar Al

Qur’an Hadits

2. Guru

Indikator kinerja pada guru, yaitu :

 Dokumentasi, berupa daftar kehadiran peserta didik

 Observasi, hasil observasi.

F. Analisis Data

Dalam penelitian ini kegiatan observasi dianalisis secara deskriptif dan

komperatif. Hasil observasi yang telah dilakukan diolah dan dianalisis secara

deskriptif komperatif yaitu membandingkan nilai antar siklus maupun indikator

dalam penelitian. Observasi dengan analisis deskriptif berdasarkan hasil observasi

dan refleksi tiap siklus.


1. Aktivitas peserta didik dalam proses belajar mengajar Al Qur’an Hadits :

dengan menganalisis tingkat keaktifan peserta didik dalam proses belajar

mengajar Al Qur’an Hadits.

2. Hasil belajar : dengan menganalisis nilai rata-rata ulangan harian.

3. Implementasi pembelajaran Metode One Day One Ayat (ODOA).: dengan

menganalisis tingkat keberhasilan implementasi Metode One Day One Ayat

(ODOA).

G. Prosedur Penelitian

Siklus I

Siklus pertama dalam penelitian Tindakan Kelas ini terdiri dari perencanaan,

pelaksanaan, pengamatan dan refleksi sebagai berikut.

1. Perencanaan (Planing)

a. Peneliti menganalisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi dasar yang

akan disampaikan kepada peserta didik dengan menggunakan

pembelajaran metode One Day One Ayat (ODOA)..

b. Membuat rencana pembelajaran metode One Day One Ayat (ODOA).

c. Menyiapkan kartu evaluasi hafalan yang akan digunakan pada metode

One Day One Ayat (ODOA).

d. Membuat instrumen yang digunakan dalam siklus PTK

e. Menyusun alat evaluasi pembelajaran


2. Pelaksanaan (Acting)

a. Guru mempersiapkan peserta didik untuk memulai kegiatan pembelajaran

serta menjelaskan metode One Day One Ayat (ODOA).

b. Sebelum memulai aktifitas menghafal ayat Qur’an, peserta didik berdo,a

bersama;

c. Guru memberikan contoh bacaan ayat yang akan yang akan di hafalkan

dengan bantuan gerakan tangan pada bacaan yang panjang atau pendek;

d. Peserta didik di minta untuk menirukan dan mengulang-ulang (muraja’ah)

bacaan ayat hingga benar dan hafal;

e. Setelah peserta didik hafal ayat yang hendak di hafalkan, kemudian antri

untuk mensetorkan hafalan pada guru.

f. Jika sudah hafal ayat tersebut, peserta didik mendapatkan paraf dari guru

pada buku evaluasi masing-masing peserta didik dan lanjut pada ayat

berikutnya.

g. Selanjutnya, Guru memberi tugas murajaah hafalan melalui penugasan

dengan metode One Day One Ayat (ODOA).

h. Guru membagikan daftar hafalan 1ayat perhari,untuk memudahkan

impelemtasi metode one day one ayat .

i. Hari pertama guru memasuki ruang kelas pada saat jam pulang untuk

mengecek hafalan ayat pertama surah Al-Bayyinah.begitulah seterusnya

hingga memasuki pertemuan pekan kedua.


3. Pengamatan (Observation)

a. Situasi kegiatan belajar mengajar

b. Kemampuan peserta didik dalam mengikuti metode One Day One Ayat

(ODOA).

c. Keaktifan peserta didik

4. Refleksi (Reflecting)

Dari hasil pengamatan penelitian pada siklus ini maka dihasilkan :

a. Sebagain besar (85% dari peserta didik) belum memahami metode One

Day One Ayat (ODOA)..

b. Hanya sebagian kecil (15% dari peserta didik) yang memiliki kemampuan

untuk memahami dan menguasai materi yang dijelaskan guru.

c. Sebagian besar (70% dari peserta didik) belum berani dan mampu

bertanya tentang materi pelajaran pada hari itu.

d. Penyelesaian tugas masih belum sesuai dengan waktu yang disediakan

Siklus 2

Siklus kedua merupakan putaran kedua dari metode One Day One Ayat (ODOA).

dengan tahapan yang sama seperti pada siklus pertama

1. Perencanaan (Planning)

Peneliti membuat rencana pembelajaran berdasarkan hasil refleksi pada siklus

kedua.

2. Pelaksanaan (Acting)
Guru melaksanakan pembelajaran metode One Day One Ayat (ODOA

berdasarkan rencana pembelajaran hasil refleksi pada siklus kedua.

3. Pengamatan (Observation)

Peneliti melakukan pengamatan terhadap aktivitas pembelajaran metode One

Day One Ayat (ODOA

4. Refleksi (Reflecting)

Peneliti melakukan refleksi terhadap pembelajaran siklus kedua dan

menganalisis serta membuat kesimpulan atas pelaksanaan pembelajaran

metode One Day One Ayat (ODOA dalam peningkatan aktivitas dan hasil

belajar peserta didik dalam pembelajaran Al Qur’an Hadits di Madrasah

Ibtidaiyah.

Daftar jumlah siswa kelas VI MIN Maros Baru Kab.Maros

No Nama Peserta Didik Keterangan


1 Abdul muis
2 Andika
3 Fadel Muhammad
4 Fikri
5 Hamdini Ermasila
6 Hesti Nur Rahma
7 Iriani Saputri Nur
8 Muh.Fadli
9 Nur Wahid
10 Puti amdnidi maharani
11 Rama ade putra
12 Siti nurlailah nisa
3 Sir mulyati
14 Sri wahyuni
15 Sri wulandari
16 Syaiful
17 Ulfa ainul Qalbi
18 Yuliani
19 Yuni amelia putri
20 Akbar
21
22
23
24
25
26
BAB IV

HASIL PENELITIAN

Hasil penelitian diuraikan dalam tahapan yang berupa siklus-siklus

pembelajaran yang dilakukan dalam proses belajar mengajar di kelas. Dalam

penelitian ini dilakukan dalam dua siklus sebagaimana pemaparan berikut ini.

A. Siklus Pertama (dua pertemuan)

Siklus pertama terdiri dari empat tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan,

observasi dan refleksi, seperti berikut :

1. Perencanaan (Planning)

a. Peneliti melakukan pengamatan awal terhadap hasil belajar peserta didik

pada tahun pelajaran sebelumnya. Kemudian melakukan analisis standar

kompetensi dan kompetensi dasar yang akan disampaikan kepada peserta

didik.

b. Membuat rencana pembelajaran menggunakan metode One Day One Ayat

(ODOA).

c. Membuat lembar pengamatan kegiatan peserta didik

d. Membuat kartu evaluasi hafalan Peserta didik

e. Menyusun alat evaluasi pembelajaran

2. Pelaksanaan (Acting)

Pada saat awal siklus pertama pelaksanaan belum sesuai dengan rencana.

Hal ini disebabkan :


a. Sebagian peserta didik belum terbiasa dengan kondisi belajar Metode One

Day One Ayat (ODOA).

b. Sebagian peserta didik belum memahami langkah-langkah pembelajaran

One Day One Ayat (ODOA) secara utuh dan menyeluruh. Untuk

mengatasi masalah di atas dilakukan upaya sebagai berikut :

1) Guru dengan intensif memberi pengertian kepada peserta didik tentang

kondisi belajar mandiri, kerjasama, serta pengetahuan awal peserta

didik terhadap materi pelajaran.

c. Guru membantu peserta didik yang belum memahami langkah-langkah

pembelajaran One Day One Ayat (ODOA).

Pada akhir siklus pertama dari hasil pengamatan guru dapat disimpulkan:

a. Peserta didik belum terbiasa dengan metode pembelajaran yang disajikan.

b. Peserta didik tidak mampu memahami materi pembelajaran yang

disampaikan guru secara utuh dan menyeluruh.

c. Peserta didik tidak memiliki sumber belajar yang cukup untuk mendukung

proses pembelajaran.

3. Observasi dan Evaluasi (Observation and Evaluation)

a. Hasil observasi aktivitas peserta didik dalam PBM pada siklus pertama

dapat dilihat pada tabel berikut :


Tabel 1

Perolehan Skor Siklus 1

No Uraian Nilai Ulangan Harian

1 Nilai terendah 50

2 Nilai tertinggi 70

3 Nilai rata - rata 57,23

4 Rentang nilai 22

b. Hasil Observasi Siklus 1. Aktivitas Guru dalam PBM Hasil observasi

aktivitas guru dalam kegiatan belajar mengajar pada siklus pertama masih

tergolong rendah dengan perolehan skor terendah 50 dan tertinggi 70. Hal

ini terjadi karena lebih banyak berdiri di depan kelas dan kurang

memberikan pengarahan kepada peserta didik bagaiman melakukan

pembelajaran One Day One Ayat (ODOA).

c. Hasil Evaluasi Siklus I. Penguasaan peserta didik terhadap materi

pembelajaran. Selain aktivitas guru dalam PBM, penguasaan peserta didik

terhadap materi pembelajaran pun masih tergolong kurang. Dari skor ideal

100, skor perolehan rata-rata hanya mencapai 57,23.

4. Refleksi dan Perencanaan Ulang (Reflecting and Replanning)

Adapun kegagalan yang terjadi pada siklus pertama adalah sebagai berikut :

a. Guru belum terbiasa menciptakan suasana pembelajaran yang mengarah

kepada pendekatan pembelajaran One Day One Ayat (ODOA). Hal ini
diperoleh dari hasil observasi terhadap aktivitas guru dalam PBM hanya

mencapai 59,09%.

b. Sebagian peserta didik belum terbiasa dengan kondisi belajar dengan

menggunakan pembelajaran model One Day One Ayat (ODOA). Mereka

merasa senang dan antusias dalam belajar. Hal ini bisa dilihat dari hasil

observasi terhadap aktivitas peserta didik dalam PBM hanya mencapai

56,45%.

c. Hasil evaluasi pada siklus pertama mencapai rata-rata 57,23.

d. Masih ada peserta didik yang belum bisa menyelesaikan tugas dengan

waktu yang ditentukan. Hal ini karena peserta didik kurang mampu dalam

mempresentasikan kegiatan.

e. Untuk memperbaiki kelemahan dan mempertahankan keberhasilan yang

telah dicapai pada siklus pertama, maka pada pelaksanaan siklus kedua

dapat dibuat perencanaan sebagai berikut :

1) Memberikan motivasi kepada peserta didik agar lebih aktif lagi dalam

pembelajaran.

2) Lebih intensif membimbing peserta didik yang mengalami kesulitan.

3) Memberi pengakuan atau penghargaan (reward)


B. Siklus Kedua (satu pertemuan)

Pada siklus kedua ini, mulai dilakukan penerapan metode One Day One

Ayat (ODOA). Terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan,

observasi, dan reflecting serta replaning.

1. Perencanaan (Planing)

Planning pada siklus kedua ini berdasarkan hasil dari siklus pertama yaitu :

a. Melakukan analisis terhadap standar kompetensi dan kompetensi dasar

yang akan disampaikan pada peserta didik dengan menggunakan metode

One Day One Ayat (ODOA)..

b. Membuat rencana pembelajaran metode One Day One Ayat (ODOA)..

c. Membuat lembar observasi peserta didik

d. Membuat kartu dengan model yang lebih menarik dan tampilan yang

berbeda dari siklus pertama.

e. Membuat instrumen yang akan digunakan dalam siklus Make A Match

f. Menyusun alat evaluasi pembelajaran.

2. Pelaksanaan (Acting)

Pada saat awal siklus kedua pelaksanaan sudah sesuai dengan rencana. Hal ini

disebabkan :

a. Suasana pembelajaran yang telah menggunakan pembelajaran model One

Day One Ayat (ODOA). Tugas diberikan guru kepada peserta didik

dengan menggunakan metode One Day One Ayat (ODOA) agar mampu

menemukan/membuat pasangan yang sesuai. Peserta didik secara mandiri


menunjukkan penguasaan materi pelajaran yang telah disampaikan guru

melalui pencarian pasangan kartu yang sesuai.

b. Sebagian peserta didik merasa termotivasi menghafal.

c. Suasana pembelajaran yang efektif dan menyenangkan sudah mulai

tercipta.

3. Observasi dan Evaluasi (Observation and Evaluation)

a. Hasil observasi aktivitas peserta didik dalam PBM selama siklus kedua

dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 2

Perolehan Skor Siklus II

No Uraian Nilai Ulangan Harian

1 Nilai terendah 65

2 Nilai tertinggi 90

3 Nilai rata - rata 78,35

4 Rentang nilai 20

b. Hasil observasi aktivitas guru dalam PBM pada siklus kedua tergolong

sedang. Hal ini berarti mengalami perbaikan dari siklus pertama. Dengan

capaian skor terendah 65 dan tertinggi 90


c. Hasil evaluasi penguasaan peserta didik terhadap materi pembelajaran

pada siklus kedua juga tergolong sedang yakni dari nilai rata-rata skor

perolehan adalah 78,35

4. Refleksi (Reflecting)

Adapun keberhasilan yang diperoleh selama siklus kedua ini adalah sebagai

berikut :

a. Aktivitas peserta didik dalam PBM sudah lebih dengan metode One Day

One Ayat (ODOA).. Peserta didik mampu membangun pemahaman dan

kerjasama untuk menyelesaikan tugas yang diberikan guru. Peserta didik

mulai mampu berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran dan tepat waktu

dalam melaksanakannya. Peserta didik mulai mampu mempresentasikan

pemahaman dengan baik. Hasil ini dapat dilihat dari data observasi

terhadap aktivitas peserta didik meningkat dari 56,45% pada siklus

pertama menjadi 77,02% pada siklus kedua.

b. Meningkatnya aktivitas peserta didik dalam PBM didukung oleh

meningkatnya aktivitas guru dalam mempertahankan dan meningkatkan

suasana pembelajaran metode One Day One Ayat (ODOA)..

c. Meningkatnya aktivitas guru dalam melaksanakan evaluasi terhadap

kemampuan peserta didik menguasai materi pembelajaran. Hal ini

berdasarkan hasil evaluasi 62,73 pada siklus pertama meningkat menjadi

69,30 pada siklus kedua.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas dapat disimpulkan sebagai

berikut :

1. Penerapan metode One Day One Ayat (ODOA). dapat meningkatkan aktivitas

proses belajar mengajar.

2. Dari hasil observasi memperlihatkan bahwa terjadi peningkatan aktivitas

siswa yang pada siklus I hanya rata-rata 56,45 menjadi 77,02 pada siklus

kedua.

3. Aktivitas siswa dalam mencapai kesempurnaan setelah siklus II. Ini dapat

dilihat dari peningkatan aktivitas siswa mencapai 77,02.

4. Penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran menunjukkan peningkatan.

Hal ini dapat ditunjukkan dengan rata-rata hasil ulangan harian (rata-rata

ulangan harian I 62,73 menjadi 69,30 ulangan harian II) setelah menggunakan

pembelajaran model Make A Match).

5. Pembelajaran Make A Match relevan dengan pembelajaran konstekstual.

6. Melalui pembelajaran Make A Match , siswa membangun sendiri

pengetahuan, menemukan langkah-langkah dalam mencari penyelesaian dari

suatu materi yang harus dikuasai oleh siswa, baik secara individu maupun

kelompok.

7. Pembelalajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi lebih menyenangkan

dengan pembelajaran Make A Match.


B. SARAN

Setelah dapat dibuktikan bahwa pembelajaran Make A Match dapat

meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam mata Al Qur’an hadits,

maka disarankan hal-hal berikut :

1. Dalam kegiatan belajar mengajar guru diharapkan menjadikan metode One

Day One Ayat (ODOA). sebagai suatu alternatif dalam Al Qur’an Hadits

untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.

2. Karena kegiatan ini sangat bermanfaat khususnya bagi guru dan siswa, maka

diharapkan kegiatan ini dapat dilakukan secara kesinambungan dalam

pelajaran TIK maupun pelajaran lain.

Anda mungkin juga menyukai