Disusun Oleh:
F A U Z I A H, S.Pd.I
8c88a047902e9975
PENDAHULUAN
Qur’an dan Hadits. Mata pelajaran Al-Qur’an Hadits adalah bagian dari mata
siswa sejak dini belajar beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, belajar untuk
Hadits, belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif apa yang
terkandung dalam Al-Qur’an dan Hadits, dan belajar untuk hidup bersama dan
berguna untuk orang lain sesuai tuntunan Al-Qur’an dan Hadits. Dengan demikian
siswa MI sejak dini harus dikenalkan dengan Al-Qur’an dan Hadits dan
Oleh karena itu Seorang Pendidik adalah salah satu unsur terpenting selain
pembelajaran yang penting bagi peserta didik di Madrasah MIN Maros Baru.
Sehingga peserta didik tidak hanya mampu membaca dan menulis Al-Qur’an,
melaksanakan shalat wajib, berdoa kepada Allah, dan beberapa ibadah yang lain.
Selain itu, dengan menghafal beberapa surah Al-Qur’an, maka nilai-nilai yang
Kewajiban tersebut telah terwakili dengan adanya beberapa orang yang mampu
pelajaran ini diberikan setiap hari Sabtu selama dua jam pelajaran. Siswa
masih tergolong rendah. Hal tersebut diketahui dari kajian awal peneliti mengenai
Salah satu metode pembelajaran yang ada adalah metode ODOA (One
Day One Ayat). Metode ODOA (One Day One Ayat) merupakan teknik alternatif
kekuatan otak kiri dan kanan. Penulis tertarik untuk melakukan penelitian
ODOA (One Day One Ayat) dalam menghafal Qur‟an dapat meningkatkan
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang telah ditentukan, maka tujuan yang
ingin dicapai penulis dalam penelitian ini yaitu untuk meningkatkan kemampuan
menghafal surah – surah pendek peserta didik kelas VI MIN Maros Baru.
D. Menfaat Penelitian
(KBM) di Kelas VI MIN Maros baru. Adapun secara detail manfaat yang
membosankan.
menghafal al-Qur’an.
3. Bagi madrasah
b. Dapat dijadikan bahan acuan dalam upaya agar dalam proses pembelajaran
1. Hakikat pembelajaran
kita lakukan dan kita berikan kepada peserta didik kita. Karena ia merupakan
kunci sukses untuk menggapai masa depan yang cerah, mempersiapkan generasi
bangsa dengan wawasan ilmu pengetahuan yang tinggi. Yang pada akhirnya akan
berguna bagi bangsa, negara, dan agama. Melihat peran yang begitu vital, maka
menerapkan metode yang efektif dan penuh inovasi adalah sebuah keharusan.
Dengan harapan proses belajar mengajar akan berjalan menyenangkan dan tidak
membosankan.
ODOA (One Day One Ayat) mulai diterapkan di Pesantren Taḥfīż Sekolah
Daarul Qur‟an Internasional pada tahun 2008. Secara bahasa, One Day berarti
satu hari. Sedangkan One Ayat berarti satu ayat. Sehingga secara istilah dapat
dikatakan bahwa One Day One Ayat adalah suatu teknik menghafal Al-Qur‟an
Dipilihnya metode One Day One Ayat karena setiap lembaga pendidikan
yang menjadikan program Taḥfīż sebagai salah satu program unggulan di lembaga
tersebut akan mencari dan menentukan sendiri baik metodologi maupun target-
target yang ditetapkan kepada para siswa. Oleh karena itu, pencapaian dari
Memori manusia menyimpan apa pun dan hanya mengingat apa yang diperlukan
Metode ODOA (One Day One Ayat) adalah sebuah terobosan baru dalam
intelligences (kecerdasan majemuk) pada diri manusia, antara lain cerdas visual
dari malaikat Jibril dengan cara mendengar bacaan Jibril, sebagaimana Jibril
menerima pertama kali dari Allah SWT. Jibril mendengar ayat-ayat dari Allah
1) Audio
ayat yang akan dihafal dari bacaan guru. Ini dapat dilakukan terutama bagi anak-
Dalam hal seperti ini, guru dituntut berperan aktif, sabar dan teliti dalam
2) Murattal
Anak akan dapat mudah menghafal dengan sering mendengarkan dan melatih
lisan untuk mengucapkan huruf-huruf Al-Qur‟an sehingga lisan terbiasa dan
murattal yang telah direkam dalam kaset, CD/DVD murattal, kemudian kaset
diputar sesuai dengan ayat yang akan dihafal untuk didengarkan sambil
mengikuti perlahan-lahan, setelah itu diulang lagi dan diulang lagi sampai ayat-
b. Potret
symbol, gambar, dan tulisan ringkas. Persis memfotokopi apa yang dilihat dan
dibaca, baik yang menyangkut tulisan (khaṭ „uṣmānī), maupun tata letaknya.
Caranya adalah dengan pemetaan awal ayat (ra‟sul āyah) pada tiap-tiap
halaman, kiri ataukah kanan, letak nomor ayatnya, dan apa saja yang termaktub
pada setiap halaman muṣḥaf. Sama seperti memotret sesuatu, menghafal Al-
Qur‟an dengan memotret letak ayat perayat mulai dari pojok atas hingga pojok
Qur‟an yang pojok terakhir tepat di ayat terakhir dan tidak bersambung. Persatu
juz berjumlah 10 halaman. Oleh sebab itu, disarankan untuk hanya menggunakan
satu model Al-Qur‟an secara tetap agar tidak beruabah-ubah strukturnya di dalam
peta mental.34
c. Titian ingatan
informasi yang telah tersimpan sebelumnya. Titian ingatan dapat berupa lambang
atau huruf yang mempresentasikan sebuah kata atau kalimat dalam bentuk
asosiasi.
Metode ini sangat baik untuk meningkatkan ingatan terutama pada hal-hal
yang penting diingat berdasarkan urutan. Metode ini juga dapat diterapkan untuk
urutan tanpa tertukar-tukar dengan materi yang sama atau serupa tapi tak sama.
Model-model seperti ini dapat dibuat sendiri tergantung mana yang mudah
d. Sistem cantol
menunjukkan daya hafal dan daya ingat yang luar biasa. Cara menggunakan
diperlukan.36
e. Gerakan
mengaktifkan memori. Otak kita memiliki satu pusat kecerdasan yang disebut
Kita telah menerapkan teknik ini dalam kehidupan sehari-hari yaitu ketika
Qur‟an seperti Al-Fatihah dan surah/ayat tertentu dengan tepat tanpa kesalahan
sedikitpun.37
f. Kisah
kisah yang diuraikan secara panjang lebar, misalnya kisah Luqman, kisah orang-
orang yang memegang teguh imannya, kisah ashabul kahfi, kisah para nabi
dengan kaumnya dan lain sebagainya. Menghafal ayat-ayat dalam bentuk seperti
ini sebaiknya terlebih dahulu membaca dan memahami jalan ceritanya sehingga
karena antara tilawah dengan menghafal adalah dua hal yang berbeda. Dengan
menghafal, jiwa dan otak kita akan terus menyerap lantunan ayat-ayat Al-Qur‟an
Qur'an Hadits sebagai sumber hukum ajaran agama Islam dan mengamalkan isi
B. Karangka Pikir
berikut :
1. Keadaan sekarang
a) Penjelasan pembelajaran
One Ayat)
3. Hasil
C. Hipotesis Tindakan
Melalui kedua siklus tersebut dapat diamati peningkatan hasil belajar peserta
surah Pendek Peserta didik Kelas VI dalam mata pelajaran Al-Qur,an Hadits.
METODE PENELITIAN
A. Setting Penelitian
1. Tempat penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di MIN Maros Baru untuk mata
pelajaran Al Qur’an Hadits. Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah kelas VI
tahun pelajaran 2015/2016 dengan jumlah peserta didik sebanyak 25 orang, terdiri
dari 12 peserta didik laki-laki dan 13 peserta didik perempuan. Tempat penelitian
ini saya pilih karena merupakan tempat saya bertugas sehari-hari. Selain itu
Hadits yang hasil akhirnya berpengaruh pada meningkatnya hasil belajar peserta
didik.
2. Waktu Penelitian
beberapa siklus yang membutuhkan proses belajar mengajar yang efektif di kelas.
B. Subjek Penelitian
Sebagai subyek penelitian tindakan kelas ini adalah peserta didik kelas VI
MIN Maros Baru yang terdiri dari 25 peserta didik dengan komposisi perempuan
C. Persiapan Penelitian
Menghafalkan Surah pendek secara benar dan fasih (KD) : menghafal surah al-
wawancara.
a. Tes : dipergunakan untuk mendapatkan data tentang hasil belajar peserta didik
peserta didik dalam PBM dan implementasi metode One Day One Ayat
(ODOA).
atau sikap peserta didik tentang pembelajaran Metode One Day One Ayat
(ODOA).
d. Kuesioner : untuk mengetahui pendapat atau sikap peserta didik tentang
E. Indikator Kinerja
Sebagai indikator kinerja yang dilihat dalam penelitian tindakan kelas ini
selain peserta didik adalah guru, karena guru merupakan fasilitator yang memiliki
1. Peserta didik
Qur’an Hadits
2. Guru
F. Analisis Data
komperatif. Hasil observasi yang telah dilakukan diolah dan dianalisis secara
(ODOA).
G. Prosedur Penelitian
Siklus I
Siklus pertama dalam penelitian Tindakan Kelas ini terdiri dari perencanaan,
1. Perencanaan (Planing)
bersama;
c. Guru memberikan contoh bacaan ayat yang akan yang akan di hafalkan
dengan bantuan gerakan tangan pada bacaan yang panjang atau pendek;
e. Setelah peserta didik hafal ayat yang hendak di hafalkan, kemudian antri
f. Jika sudah hafal ayat tersebut, peserta didik mendapatkan paraf dari guru
pada buku evaluasi masing-masing peserta didik dan lanjut pada ayat
berikutnya.
i. Hari pertama guru memasuki ruang kelas pada saat jam pulang untuk
b. Kemampuan peserta didik dalam mengikuti metode One Day One Ayat
(ODOA).
4. Refleksi (Reflecting)
a. Sebagain besar (85% dari peserta didik) belum memahami metode One
b. Hanya sebagian kecil (15% dari peserta didik) yang memiliki kemampuan
c. Sebagian besar (70% dari peserta didik) belum berani dan mampu
Siklus 2
Siklus kedua merupakan putaran kedua dari metode One Day One Ayat (ODOA).
1. Perencanaan (Planning)
kedua.
2. Pelaksanaan (Acting)
Guru melaksanakan pembelajaran metode One Day One Ayat (ODOA
3. Pengamatan (Observation)
4. Refleksi (Reflecting)
metode One Day One Ayat (ODOA dalam peningkatan aktivitas dan hasil
Ibtidaiyah.
HASIL PENELITIAN
penelitian ini dilakukan dalam dua siklus sebagaimana pemaparan berikut ini.
1. Perencanaan (Planning)
didik.
(ODOA).
2. Pelaksanaan (Acting)
Pada saat awal siklus pertama pelaksanaan belum sesuai dengan rencana.
One Day One Ayat (ODOA) secara utuh dan menyeluruh. Untuk
Pada akhir siklus pertama dari hasil pengamatan guru dapat disimpulkan:
c. Peserta didik tidak memiliki sumber belajar yang cukup untuk mendukung
proses pembelajaran.
a. Hasil observasi aktivitas peserta didik dalam PBM pada siklus pertama
1 Nilai terendah 50
2 Nilai tertinggi 70
4 Rentang nilai 22
aktivitas guru dalam kegiatan belajar mengajar pada siklus pertama masih
tergolong rendah dengan perolehan skor terendah 50 dan tertinggi 70. Hal
ini terjadi karena lebih banyak berdiri di depan kelas dan kurang
terhadap materi pembelajaran pun masih tergolong kurang. Dari skor ideal
Adapun kegagalan yang terjadi pada siklus pertama adalah sebagai berikut :
kepada pendekatan pembelajaran One Day One Ayat (ODOA). Hal ini
diperoleh dari hasil observasi terhadap aktivitas guru dalam PBM hanya
mencapai 59,09%.
merasa senang dan antusias dalam belajar. Hal ini bisa dilihat dari hasil
56,45%.
d. Masih ada peserta didik yang belum bisa menyelesaikan tugas dengan
waktu yang ditentukan. Hal ini karena peserta didik kurang mampu dalam
mempresentasikan kegiatan.
telah dicapai pada siklus pertama, maka pada pelaksanaan siklus kedua
1) Memberikan motivasi kepada peserta didik agar lebih aktif lagi dalam
pembelajaran.
Pada siklus kedua ini, mulai dilakukan penerapan metode One Day One
1. Perencanaan (Planing)
Planning pada siklus kedua ini berdasarkan hasil dari siklus pertama yaitu :
d. Membuat kartu dengan model yang lebih menarik dan tampilan yang
2. Pelaksanaan (Acting)
Pada saat awal siklus kedua pelaksanaan sudah sesuai dengan rencana. Hal ini
disebabkan :
Day One Ayat (ODOA). Tugas diberikan guru kepada peserta didik
dengan menggunakan metode One Day One Ayat (ODOA) agar mampu
tercipta.
a. Hasil observasi aktivitas peserta didik dalam PBM selama siklus kedua
Tabel 2
1 Nilai terendah 65
2 Nilai tertinggi 90
4 Rentang nilai 20
b. Hasil observasi aktivitas guru dalam PBM pada siklus kedua tergolong
sedang. Hal ini berarti mengalami perbaikan dari siklus pertama. Dengan
pada siklus kedua juga tergolong sedang yakni dari nilai rata-rata skor
4. Refleksi (Reflecting)
Adapun keberhasilan yang diperoleh selama siklus kedua ini adalah sebagai
berikut :
a. Aktivitas peserta didik dalam PBM sudah lebih dengan metode One Day
pemahaman dengan baik. Hasil ini dapat dilihat dari data observasi
A. Kesimpulan
berikut :
1. Penerapan metode One Day One Ayat (ODOA). dapat meningkatkan aktivitas
siswa yang pada siklus I hanya rata-rata 56,45 menjadi 77,02 pada siklus
kedua.
3. Aktivitas siswa dalam mencapai kesempurnaan setelah siklus II. Ini dapat
Hal ini dapat ditunjukkan dengan rata-rata hasil ulangan harian (rata-rata
ulangan harian I 62,73 menjadi 69,30 ulangan harian II) setelah menggunakan
suatu materi yang harus dikuasai oleh siswa, baik secara individu maupun
kelompok.
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam mata Al Qur’an hadits,
Day One Ayat (ODOA). sebagai suatu alternatif dalam Al Qur’an Hadits
2. Karena kegiatan ini sangat bermanfaat khususnya bagi guru dan siswa, maka