Anda di halaman 1dari 10

PEMBELAJARAN AL QUR’AN HADIS

DI MI 02 BUTUH GARUNG

Disusun untuk memenuhi tugas

BAHASA INDONESIA

Dosen Pengampu:

Shofa Aulia Kumala., M.Pd

Disusun oleh:
Ida Suryani (2022030073)

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS ILMU TARDIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS SAINS AL-QURAN


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada hakikatnya proses belajar mengajar adalah kegiatan interaktif antara guru
dengan siswa dalam sebuah pembelajaran. Pembelajaran merupakan aktivitas yang paling
utama dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah. Ini berarti upaya dalam mencapai
tujuan pendidikan dalam pembelajaran tidak lepas dari peran serta guru dan siswa.
Tindakan guru dalam pengajaran sesuai dengan pengetahuan, komponen materi,
metode dan tujuan pembelajaran1. Dalam sebuah komponen pembelajaran tersebut terdiri
dari pendekatan metode dan teknik dalam pembelajaran, komponen tersebut harus dimiliki
oleh guru. Guru dapat mewujudkan pembelajaran yang tepat sehingga pembelajaran efektif
diterapkan pada peserta didik2. Disamping itu guru dituntut menciptakan situasi belajar dan
mengajar yang kondusif. Dengan situasi yang kondusif serta pembelajaran yang efektif
diharapkan dapat mencapai keberhasilan dalam pembelajaran3.
Keberhasilan siswa dalam pembelajaran sangat ditentukan oleh besar kecilnya
semangat belajar siswa yang bersangkutan. Dalam hal ini pembelajaran Al-Qur’an Hadits
di MI 02 Butu Garung ditujukan agar siswa mampu membaca Al-Qur’an Hadits dengan
benar. Pembelajaran Al-Qur’an Hadits sebagai bagian yang integral yang bisa memotivasi
siswa, memberikan pemahaman serta menumbuh kembangkan kemampuan siswa dalam
membaca dan menulis Al-Qur’an sehingga keberhasilan tersebut bisa tercapai.
Al-Qur’an merupakan sumber hukum yang utama dalam Islam, karena umat Islam
dalam menjalankan ajaran agamanya berdasarkan aturan-aturan yang terkandung
didalamnya. Selain Al-Qur’an, Hadits juga merupakan sumber hukum Islam yang
menempati posisi kedua setelah Al-Qur’an. Hal ini sesuai dengan Sabda Rasulullah Saw
yang artinya “Aku memmberi tinggalan kepadamu dua perkara, kamu tidak akan tersesat

1
Roestiyah NK, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: Bhineka Cipta, 1999), hal. 23.
2
Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam. Cet. IX (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2004), hal. 18.
3
Martinis Yamin, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi (Jakarta: Gaung Persada Press,
2004), hal. 34.
sesudahnya, yaitu Kitab Allah dan Sunnatku, dan keduanya tidak akan berpisah sampai
keduanya datang ketelaga( di surga). (H.R. Hakim dari Abu Hurairah).”4
Agar keberhasilan pembelajaran dan proses pengajaran efektif, guru harus
mengetahui strategi pembelajaran yang bervariasi tidak bertumpu pada satu metode.
Metode yang bervariasi dapat merubah kejenuhan siswa sehingga siswa lebih senang dan
semangat dalam belajar. Penggunaan metode pembelajaran disesuaikan dengan tujuan
yang ingin dicapai, materi yang disampaikan sesuai dengan kemampuan siswa dan
kemampuan guru5.
Praktek pembelajaran Al-Qur’an Hadits sering kurang efektif karena pada dasarnya
siswa belum mampu membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar. Seperti halnya pada mata
pelajaran Al-Qur’an Hadits yang dituntut untuk bisa membaca, memahami tajwid dan
menguasai materi. Dalam Al- Qur’an sendiri disunahkan membaca Al-Qur’an dengan tartil
yaitu dengan bacaan yang tenang dan pelan-pelan6.
Fungsi utama pendidikan Al-Quran ialah melestraikan fitrah anak, yaitu fitrah
kebenaran, fitrah tauhid, fitrah berperilaku positif dan sebagainya. Pendidikan pada anak
juga berfungsi agar kehanifan anak (kelurusan dalam meniti kebenaran) tetap terjaga serta
keberagamaannya bagus. Untuk melestarikan fitrah dan kehanifan anak serta
meningkatkan mentalitas keimanannya, maka satu-satunya dasar Islam yang anggun
adalah melalui usaha menanamkan pada anak pendidikan yang berorientasi pada Al-
Quran sejak dini7.
Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mempelajari ilmu Al-
Quran diantaranya yaitu tajwid. Hal tersebut juga tertulis dalam ruang lingkup
pembelajaran Al-Quran Hadis di madrasah ibtidaiyah yang meliputi salah satunya
yaitu pengetahuan dasar membaca dan menulis Al- Quran yang sesuai dengan kaidah
ilmu tajwid8. Dalam adab membaca Al- Quran juga disampaikan penekanan penggunaan

4
Imam Jalaludin Abdurrahman As Suyut, Terjemah Al Jami’us Shaghier (Surabaya: Bina Ilmu,
1990), hal. 346.
5
Syaiful Bahri dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), hal. 44.
6
Ahmad Annuri, Panduan Tahsin Tilawah Al-Qur’an dan Ilmu Tajwid. Cet. I (Jakarta: Al-Kautsar,
2010), hal. 67.
7
Ahmad Syarifudin, Mendidik Anak Membaca, Menulis dan Mencintai Al-Qur’an (Jakarta:
Gema Insani, 2004), hal. 59
8
Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Kajian Kurikulum Al-Quran Hadis di Madrasah Ibtidaiyah
(Jakarta), hal. 20
ilmu tajwid saat membaca Al-Quran sangat dianjurkan. Oleh karena itu mempelajari dan
mengajarkan ilmu tajwid sebaiknya dilakukan sedini mungkin.
Tajwid merupakan memperbaiki bacaan Al-Quran dalam bentuk mengeluarkan
huruf-huruf dari tempatnya dengan memberikan sifat-sifat yang dimilikinya.
Sedangkan ilmu tajwid merupakan pelajaran untuk memperbaiki bacaan Al-Quran. Dalam
ilmu tajwid diajarkan bagaimana cara melafalkan huruf, melatih lidah mengeluarkan huruf
dari makhrojnya, belajar mengucap bunyi panjang dan pendek, cara menghilangkan
bunyi huruf dengan menggabungkannya pada huruf yang sesudahnya (idghom), berat
ringan, berdesis atau tidak, mempunyai tanda-tanda berhenti dalam bacaan, dan lain
sebagainya9.
Melihat pentingnya mempelajari ilmu tajwid sebagai salah satu komponen
kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik, maka penting bagi guru memberikan
pembelajaran yang maksimal mengenai ilmu tajwid kepada peserta didik. Namun pada
kenyataannya banyak peserta didik di tingkat madrasah ibtidaiyah yang kurang
memahami bagaimana membedakan serta memahami berbagai macam ilmu tajwid yang
ada di madrasah karena banyaknya macam ilmu tajwid yang harus dikuasai.
Berdasarkan pengamatan yang penulis lakukan pada peserta didik kelas II (Imam
maliki) MI 02 Butu Garung Kecamatan Kalikajar Kabupaten Wonosobo, terdapat beberapa
nilai peserta didik berada di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM <72)10. Menurut
wawancara yang telah penulis lakukan dengan Ibu Winarti selaku guru pengajar mata
pelajaran Al-Quran Hadis, masalah yang dihadapi peserta didik dalam materi tajwid yaitu
peserta didik sulit membedakan beberapa hukum bacaan tajwid, untuk lingkup itu saja
sudah banyak macamnya, jadi peserta didik mengalami kesulitan mengingat, membedakan
dan memahami11.
Berdasarkan uraian diatas maka perlu bagi guru memberikan metode pembelajaran
yang tepat dengan konsep yang sederhana namun bermakna bagi peserta didik
utamanya untuk memahami konsep dasar ilmu tajwid. Salah satu metode yang dapat
digunakan yaitu dengan metode mind mapping.

9
Op cit., hal. 56.

10
Observasi pada hari Kamis 23 November 2023
11
Wawancara dengan guru mata pelajaran Al-Quran Hadis Kamis, 23 November 2023
Metode mind mapping adalah cara mencatat yang kreatif, efektif dan secara harfiah
akan memetakan pikiran-pikiran. Selain itu mind map juga sangat sederhana12. Mind map
menggunakan kemampuan otak akan pengenalan visual untuk mendapat hasil yang
sebesar-besarnya. Dengan kombinasi warna, gambar, dan cabang-cabang melengkung,
mind map lebih merangsang secara visual dari pada metode pencatatan tradisional, yang
cenderung linear dan satu warna, ini akan sangat memudahkan peserta didik mengingat
informasi13.
Berdasarkan permasalahan tersebut di atas, perlu dikembangkan metode
pembelajaran yang efektif dalam pembelajaran Al-Qur’an Hadits yaitu dengan metode
mind mapping.
Pentingnya metode mind mapping dalam pembelajaran pada pelajaran Al-Qur’an
Hadits adalah membantu siswa memanfaatkan potensi kedua otak anak yaitu otak kanan
dan otak kiri. Karena interaksi dari otak tersebut dapat memicu kreativitas yang
memberikan kemudahan dan proses mengingat dan berfikir, untuk mengidentifikasikan
ide-ide dengan kata-kata kunci yang telah dibuat sehingga memberikan hubungan sebab
akibat dari materi pelajaran.
Mind mapping sebagai metode pembelajaran kreativitas yang memerlukan
konsentrasi daya ingat siswa dalam memetakan pelajaran yang dihadapinya akan
menghasilkan daya ingat yang lebih baik dari metode sebelumnya sehingga dapat
meningkatkan pemahaman yang lebih baik pula. Dengan mind mapping diharapkan
pemahaman tajwid dapat tercapai dengan maksimal sehingga siswa dapat membaca
Al-Qur’an dengan tartil di sekolah. Maka penulis mengambil judul “Upaya
Meningkatkan Pemahaman Tajwid Dalam Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits Dengan
Metode Mind Mapping Pada Siswa Kelas II (Imam Maliki) MI 02 Butu Garung Tahun
Pelajaran 2023/2024”. Pada penerapan metode ini peneliti membatasi pokok bahasan
melafalkan Kompetensi Dasar surat al-Qadr, al-Ma’un, al-Kafirun, al-Fiil dan surat al-Ashr
secara benar dan fasih dengan dibatasi membahas materi pembelajaran surat al-Qadr.
Diharapkan dengan menggunakan metode mind mapping dalam pembelajaran Al-Quran
Hadis bisa memberikan kemudahan bagi peserta didik untuk memahami tentang materi
surat al-Qadr.
12
Tony Buzan, Buku Pintar Mind Map (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2006), hal.4
13
Ibid,. hal. 9
B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang masalah banyak sekali permasalahan yang muncul antara lain :
1. Kegiatan belajar mengajar masih sebatas mentransfer ilmu pengetahuan saja
2. Guru dapat mewujudkan pembelajaran yang tepat sehingga pembelajaran efektif
diterapkan pada peserta didik
3. Keberhasilan siswa dalam pembelajaran sangat ditentukan oleh besar kecilnya
semangat belajar siswa yang bersangkutan
4. Hasil belajar siswa tidak hanya ditentukan oleh seorang guru saja
5. Masih minimnya usaha-usaha yang dilakukan guru Al-Qur’an Hadits dalam
meningkatkan motivasi belajar dan pemahaman ilmu tajwid siswa
6. Belum semua guru menerapkan metode dalam setiap pembelajaran

C. Penegasan Istilah
1. Tajwid
Tajwid secara bahasa berarti al-tahsin atau membaguskan. Dalam
pengertiannya tajwid merupakan memperbaiki bacaan Al- Quran dalam bentuk
mengeluarkan huruf-huruf dari tempatnya dengan memberikan sifat-sifat yang
dimilikinya. Sedangkan ilmu tajwid adalah ilmu yang digunakan untuk mengetahui
dan memahami bagaimana cara me-lafadz-kan atau mengucapkan huruf-huruf
pada Al-Quran dengan baik dan benar sesuai makhraj dan sifatnnya. Materi tajwid
yang digunakan dalam penelitian ini adalah materi Surat al-Qadr.
Ilmu tajwid adalah suatu ilmu pengetahuan cara membaca Al-Qur’an dengan
baik dan benar menurut makhrajnya, panjang pendeknya, tebal tipisnya, berdengung
atau tidaknya, irama dan nadanya, serta titik komanya yang sudah diajarkan oleh
Rasululloh SAW kepada para sahabatnya dan disebarluaskan oleh para tabi’in-
tabi’in hingga kaum muslimin dewasa ini14.
2. Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits

14
Jassin, H.B, Al-Qur’an Al Karim (Jakarta: Djambatan, 1991), hal. 46.
Al-Qur’an Hadits, sebagai salah satu mata pelajaran di Madrasah Ibtidaiyah
yang membahas tentang ayat-ayat Al-Qur’an dan hadits-hadits15.
Mata pelajaran Al-Quran Hadis adalah bagian dari mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam pada madrasah ibtidaiyah yang dimaksudkan untuk memberikan
motivasi, bimbingan, pemahaman, kemampuan dan penghayatan terhadap isi yang
terkandung dalam Al-Quran dan Hadis sehingga dapat mewujudkan dalam
perilaku sehari-hari sebagai perwujudan iman dan taqwa kepada Allah SWT16.
Materi yang dibahas dalam penelitian ini adalah:
3. Mind Mapping
Metode mind mapping adalah cara kerja otak untuk memasukkan informasi ke
dalam otak dan untuk mengambil informasi dari otak17.
Mind mapping merupakan sebuah metode mencatat kreatif yang dalam
penerapannya menggunakan teknik pemetaan pikiran yang berguna untuk dapat
membantu dalam membuka seluruh potensi dan kapasitas otak yang masih belum
terlihat secara utuh. Dengan metode ini anak akan diajak melibatkan kedua sisi
otak secara bersamaan, yaitu peran antara otak kanan (gambar, warna, ritme,
imajinasi, dan lainnya) dan otak kiri (kata, angka, logika, dan lain sebagainya)18.
Mind mapping dalam pembelajaran Al-Quran Hadis merupakan metode yang
dilakukan dengan memanfaatkan potensi yang ada di otak secara penuh dan
keseluruhan untuk memahami materi Surat al-Qadr dengan baik. Adapun langkah-
langkah yang ditempuh dalam menerapkan metode mind mapping adalah sebagai
berikut ini:
a. Menentukan central topic yang akan dibuat mind mapping, bisa dengan judul
buku atau judul bab yang dipelajari
b. Membuat basic ordering ideas, biasanya sub bab dari pelajaran yang
dipelajari

15
Data diambil dari hasil wawancara dengan Salah satu guru kelas II (Winarti) MI 02 Butuh Garung
(Ibu Winarti, S.Pd.I) pada Senin, 20 November 2023.
16
Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Kajian Kurikulum Al-Quran Hadis di Madrasah Ibtidaiyah
(Jakarta), hal. 3.
17
A. Tabrani Rusyan, Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar (Bandung: Remaja Rosdakarya,
1992), hal. 27.
18
Chaterine Shanaz, Memori Super Melatih Anak Agar Memiliki Daya Ingat Luar Biasa (Jogjakarta:
Starbooks, 2010), hal. 63
c. Melengkapi setiap basic ordering ideas dengan cabang-cabang yang berisi
data-data pendukung yang terkait.
d. Melengkapi setiap cabang dengan gambar, simbol, kode, daftar, grafik dan
garis penghubung bila ada basic ordering ideas yang saling terkait satu
dengan lainnya. Tujuan dari pemberian gambar adalah supaya mind mapping
menjadi lebih menarik sehingga mudah untuk dimengerti dan diingat19.
4. MIM 02 Butuh Garung
MI 02 Butu Garung adalah sebuah lembaga pendidikan setingkat sekolah dasar
yang berada di bawah naungan Kementerian Agama Kabupaten Wonosobo.
MI 02 Butu Garung salah satu lembaga pendidikan Muhammadiyah yang
terakreditasi B BNSP Tahun 2018, berada di dusun Butuh Garung Rt/Rw Kecamatan
Kalikajar Kabupaten Wonosobo20.

D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimana pembelajaran mata pelajaran Al-Quran Hadis dengan metode mind
mapping pada peserta didik kelas II (Imam Maliki) MI 02 Butu Garung tahun
pelajaran 2023/2024?
2. Bagaimana peningkatan pemahaman dalam mata pelajaran Al-Quran Hadis
melalui penerapan metode mind mapping pada peserta didik kelas II (Imam
Maliki) MI 02 Butu Garung tahun pelajaran 2023/2024?

E. Tujuan Masalah
Dari pokok permasalahan di atas, maka perlu dirumuskan tujuan yang ingin dicapai
yaitu:
1. Untuk pembelajaran mata pelajaran Al-Quran Hadis dengan pada peserta didik
kelas II (Imam Maliki) MI 02 Butu Garung tahun pelajaran 2023/2024

19
Djohan Yoga, Petunjuk Praktis untuk Menerapkan Kegiatan Belajar Mengajar Berbasis Mind Map
(Indomindmap : Learning Center ILC)
20
Data diambil dari hasil wawancara dengan Kepala Sekolah MI 02 Butuh Garung (Ibu Lailatul
Mufida, S.Pd.I), pada Selasa 21 November 2023.
2. Untuk mendeskripsikan peningkatan pemahaman dalam mata pelajaran Al-Quran
Hadis melalui penerapan metode mind mapping pada peserta didik kelas II (Imam
Maliki) MI 02 Butu Garung tahun pelajaran 2023/2024

F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat, baik manfaat secara teoritis
maupun praktis bagi dunia. Adapun manfaatnya antara lain sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran dan
sebagai bahan literatur serta dapat menambah wawasan pengetahuan mengenai
penggunaan metode mind mapping dalam pembelajaran Al-Quran Hadis di MI 02
Butu Garung Manfaat Praktis.
a. Bagi kepala MI 02 Butu Garung.
Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan mutu pendidikan di madrasah
dengan mengaplikasikan metode-metode pembelajaran pada pelaksanaan
belajar mengajar di kelas.
b. Siswa
Penelitian ini dapat berguna bagi siswa dalam meningkatkan pemahaman
tajwid pada belajar membaca Al-Qur’an.
c. Guru
Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam upaya
meningkatkan pemahaman tajwid pada belajar membaca Al-Qur’an.
d. MI 02 Butu Garung
Penelitian ini dijadikan pola pengembangan strategi pembelajaran di MI 02
Butu Garung khususnya kelas yang sedang dijadikan obyek penelitian.
e. Bagi peneliti yang akan datang
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu sumber informasi
tentang penerapan metode mind mapping untuk meningkatkan pemahaman
peserta didik dalam mata pelajaran Al-Quran Hadis.

G. Sistematika Penulisan Skripsi


Sistematika penulisan skripsi ini merupakan gambaran umum dari urutan
pembahasan skripsi. Untuk lebih memudahkan pembaca dalam memahami isi pembahasan
skripsi ini, maka penulis membuat urutan sistematika sebagai berikut :
1. Bagian awal
Cakupan bagian awal meliputi:
Halaman sampul, halaman judul, halaman nota pembimbing, halaman pengesahan,
halaman motto, halaman persembahan, halaman kata pengantar, halaman daftar isi,
halaman daftar tabel, halaman daftar lampiran, dan abstrak.
2. Bagian inti skripsi terdiri dari:
Bab I pendahuluan yang memuat latar belakang masalah, identifikasi masalah,
rumusan masalah atau pertanyaan penelitian, penegasan istilah, tujuan
penelitian dan manfaat penelitian, sistematika penulisan skripsi.

Anda mungkin juga menyukai