Anggota Kelompok :
xxx@iainponorogo.ac.id.nurainikm23@gmail.com . shofiymaftahrozani@gmail.com .
cahyanr234@gmail.com . aridaarifatul@gmail.com
Abstrak:
Hafalan merupakan suatu cara untuk dapat membantu siswa dlam mengetahui sesuatu yang
dipelajari dan melatih kekuatan ingatan. Cara yang digunakan untuk menghafal juga berbagai
macam, sesuai dengan kemampuan yang dimiliki perorangnya. Menghafal yakni memasukkan
sesuatu kedalam pikiran dengan membaca dan mengulanginya hingga dapat mengulangi
tanpamelihat buku. Setiap metode memiliki kelemahan dan kelebihan. Seperti halnya
kelebihan yang diperoleh adalah untuk mengetahui sampai mana batas kemampuan yang
dimiliki siswa dan dapat meningkatkan kemampuan berfikir siswa. Untuk kekurangannya anak
hanya menghafal tapi tidak menelaah arti dan kandungan di dalamnya, jadi hanya tau artinya
tapi tidak tau maksud dan pelajaran di dalamnya. Dalam penelitian ini dianalisa secara
deskriptif kualitatif menggunakan metode induktif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
Penerapan metode dalam meningkatkan semangat belajar siswa pada mata pelajaran Al-Quran
Hadis di MA Darul Huda.
Abstract :
Memorization is a way to be able to help students in knowing something that is learned and to train the power of memory. The methods used
for memorizing also vary, according to the abilities possessed by each person. Memorizing is putting something into mind by reading and
repeating it until you can repeat it without looking at the book. Each method has advantages and disadvantages. As well as the advantages
obtained are to find out to what extent students have abilities and can improve students' thinking abilities. The drawback is that children
only memorize but don't study the meaning and content in it, so they only know the meaning but don't know the meaning and lessons in it. In
this study analyzed descriptively qualitatively using inductive methods. This study aims to determine the application of methods in
increasing student learning enthusiasm in the Al-Quran Hadith subject at MA Darul Huda.
1. Pendahuluan
Dalam rangka mewujudkan tujuan pembelajaran, hendaknya dalam proses belajar
mengajar minimal terdapat dua unsur yaitu metode dan system yang diberikan kepada
peserta didik dalam setiap mata pelajaran. Ketepatan dalam menentukan cara dan
strategi untuk diaplikasikan dalam kegiatan belajar mengajar yang dapat
mempengaruhi keberhasihan dalam pembelajaran tersebut. Rasul diberi tugas oleh
Allah SWT untuk mengajar manusia, dan dalam menjalankan tugasnya tersebut Allah
SWT juga memberikan petunjuk dan bimbingan tentang strategi dan metode yang
digunakan.1
Penggunaan metode menghafal pada mata pelajaran Al-Qur’an Hadits merupakan
suatu proses mengulang, karena apapun yang dilakukan diulang-ulang maka akan hafal
dan ingat. Dalam proses pengelolaan kelas, seorang guru juga harus professional supaya
terselenggara proses pembelajaran yang efektif. Selain itu penyampaian terkait materi-
materi yang ada juga mempengaruhi kesuksesan dalam pembelajaran. Untuk mencapai
tujuan pembelajaran juga diperlukan pengelolaan kelas yang baik. 2
Setelah diamati dari hasil observasi yang telah dilakukan di MA Darul Huda
Mayak, dalam pembelajaran Al-Qur’an Hadits seorang guru di MA Darul Huda Mayak
menerapkan metode hafalan, Adapun materi yang dihafal yakni ayat yang terdapat
dalam materi pada silabus.3 Tujuan dari menghafal tersebut yaitu akan bertambah kuat
1Sidik Abdul Malik, “Penerapan Metode Menghafal Dalam Pembelajaran Al-Qur’an Hadits Siswa Kelas VIII
Pondok Pesantren Manahil Al-Irfan MTs Nurul Kawakib Atuwalupang Kec, Buyasuri Kab, Lembata NTT,” 2019.
2 Baiq Devia Wardanianti, “Penerapan Metode Menghafal Pada Pembelajaran Al-Qur’an Hadits Kelas X MA
4 Wardanianti, “Penerapan Metode Menghafal Pada Pembelajaran Al-Qur’an Hadits Kelas X MA Putri Al
Ishlahuddiny.”
5 Slamet yahya,”pendidikan karakter presfektif Al-qur’an,” INSANIA : jurnal pemikiran Alternatif Kependidikan
6 Armai Arif, Pengantar Ilmu dan metodelogi pendidikan Islam Cet. I, (jakarta,Ciputra pers,2002) h. 40.
7 Ahmad Tafsir, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1995), hlm. 9.
8 Nur Dianti, Pengarhpenerapan metode hafalan dalam pembelajaran Al-Qur’an Hadis terhadap minat belajar
peserta didik kelas XI pada MAN wajo, (Parepare, IAIN Parepare), 2019, h. 27
وينبغى لطالب العلم ان يكرر سبق األمس مخس مرات وسبق اليوم الذى قبل األمس اربع
مرات والسبق الذى قبله ثالاث والذى قبله اثنني والذي قبله واحدا فهذا أدعى إىل احلفظ
Suatu cara yang efisien dan efektif untuk menghafalkan pelajaran yaitu:
pelajaran hari kemarin duilang 5 kali, hari lusa 4 kali, hari kemarin lusa 3 kali, hari
sebelum itu 2 kali, dan hari sebelumnya lagi satu kali.
،وينبغى أن اليعتاد املخافة ىف التكرار ألن الدرس والتكرار ينبغى أن يكون بقوة ونشاط
وحكي أن أاب. فخري األمور أوسطها،والجيهر جهرا جيهد نفسه كيال ينقطع عن التكرار
وكان صهره عنده يتعجب،يوسف رمحه هللا كان يذاكر الفقه مع الفقهاء بقوة ونشاط
ومع ذلك يناظر بقوة ونشاط، أان أعلم أنه جاءع منذ مخسة أايم:ىف أمره ويقول
Hendaknya dalam mengulangi pelajarannya itu jangan pelan-pelan. Belajar
lebih bagus bersuara kuat dengan penuh semangat. Namun, jangan terlalu keras,
dan jangan pula hingga menyusahkan dirinya yang menyebabkan tidak bisa belajar
lagi. Segala sesuatu yang terbaik adalah yang cukupan. Suatu hikayat
menceritakan, bahwa suatu saat Abu Yusuf sedang mengikuti mudzakarah fiqih
dengan suara kuat dan penuh semangat. Lalu dengan rasa heran, iparnya berkara:
“saya tahu Abu Yusuf sudah lima hari kelaparan, tapi ia tetap munadharah dengan
suara keras dan penuh semangat”.
Dalam kitab ta’lim mutaalim dijelaskan beberapa cara agar dapat menjaga
hafalannya yakni dengan cara; Niat yang bulat dan ketekunan dalam menghafal
dan disertai oleh keistiqomahan yakni berkelanjutan.
Menyedikitkan makan dan memperbanyak sholat dimalam hari. Hal ini
diperuntukkan agar tidak terfikirkan akan makanan saja, dengan banyak makan
akan menyebabkan timbulnya sifat malas dan ngantuk. Serta Sebagaimana pula
syair gubahan Imam Syafii yang didendangkan oleh Syaikh al-Imam al-Ajjal Ustaz
Sadiduddin, “Jadikan malam sebagai kendaraan untuk mendapatkan cita-
citamu.” “Kau ingin mendapatkan kemuliaan tetapi kau terlelap di malam hari,
padahal orang yang mencari mutiara, ia harus menyelami lautan.” 9
1. Membaca Al-qur’an, dengan membaca Al-qur’an fikiran, dan perasaan akan
tenang, jadi ketika menghafal akan lebih rileks;
2. Membaca do’a sebelum dan sesudah belajar;
3. Kita setiap hendak melakukan sesuatu kegiatan dan selesai melakukan kegiatan
itu harus diawali dan diakhiri dengan do’a untuk meminta kepada Allah agar
mendapatkan ilmu yang berkah barokah
4. Belajar dalam keadaan berwudhu’;
5. Makan makanan peningkat daya ingat.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh penulis dengan guru
mata pelajaran Al-qur’an Hadis di MA Darul Huda terkait metode hafalan ini ialah
untuk dapat menerapkan metode ini guru selaku mentor melakukan bimbingan
kepada seluruh siswa dengan cara mencontohkan cara membaca Al-qur’an yang
baik dan benar dan siswa diminta untuk mengikuti apa yang telah dicontohkan oleh
guru, kemudian guru menerangkan akan arti, kandungan ayat, asbabunnuzul, dan
arti per mufrodat, selanjutnya siswa diminta untuk mengulangi bacaan secara
mandiri menghafalkannya, setelah dihafal siswa maju secara perseorangan untuk
menyetorkan hafalannya.
Untuk dapat menghafal dengan baik setiap orangnya memiliki cara yang
berbeda-beda agar dapat cepat hafal, mudah difahami, dan melekat dalam ingatan.
Ada beberaa cara untuk menghafal, yakni dengan cara Thariqah wahdah, Thariah
kitabah, Thariqah Takriy al-Qiraati Al juz’i, Thariah a’ati al-kulli, Thariqatu al-
jumah, Thariqatu al-Tadrijiy, dan Thariqatu al-Tadabburi.
1. Metode Thariqul Wahdah merupakan cara menghafal dengan menghfal satu per
satu ayat Al-qur’an. Dengan dibawa sebanyak sepuluh kali pada tahapan awal,
lalu bertambah sampai mmpu membentuk pola bayangan akn ayat yang sedang
dihafalkan.
2. Metode Thariqah Kitabah
Metode ini merupakan metode yang cukup banyak diterapkan oleh para siswa
yakni dengan cara menulis kembali ayat yang akan dihafal lalu membacanya
terus menerus sampai hafal. Hal ini bertujuan untuk memahami dan
10 Leni Febriyana, Penggunaan metoe menghafal Al-qur’an pada santri putri tahfidz Al-qur’an di pndok
pesantren salafiyah syafi’iyah sukerejo situbondo ( Malang, UIN Malang), 2015, h. 43
11 Kompri, Motivasi Pembelajaran Perspektif Guru dan Peserta didik (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2015)
hlm. 231
12 Zamrat desi, Meningkatkan semangat belajar siswa dalam pembelajaran relasi dan fungsi melalui
14http://www.jejakpendidikan.com/2017/01/faktor-penghambat-
dalam-pelaksaan.html di akses pada tanggal 15 november, pukul 10.06.
15 Kadar M. Yusuf, TafsirTarbawi: Pesan-pesan Al-Qur’an Tentang Pendidikan, (Jakarta: Amzah, 2015), hlm.
79-81
16 Wardanianti, “Penerapan Metode Menghafal Pada Pembelajaran Al-Qur’an Hadits Kelas X MA Putri Al
Ishlahuddiny.”
1. Teknik untuk memahami ayat yang akan dihafal. Teknik ini dapat dilakukan
pertama kali yaitu memahami ayat-ayat yang akan dihafal dengan
menggunakan Al-Qur’an Terjemah. Kemudian setelah memahami ayat
tersebut cobalah membacanya berkali-kali sehingga mengingat ayat tersebut.
Selanjutnya setelah membacanya berulang kali tutup buku atau kitab yang
digunakan untuk menghafal, ulang beberapa kali sehingga mengingatnya
dengan mudah, kemudian setorkan kepada pembimbing.
2. Teknik mengulang-ulang sebelum menghafal. Cara tersebut lebih mudah
karena tidak diperlukan pemikiran yang ekstra. Sebelum memulai
menghafalkan ayat, membacanya secara berulang-ulang kemudian memulai
menghafalkan.17 Bagi peserta didik yang mempunyai daya ingat lemah sangat
cocok menggunakan Teknik tersebut. Dengan menggunakan Teknik ini dapat
merasakan kemudahan dalam menghafal. Namun, Teknik ini akan memakan
waktu yang sangat lama dan dibutuhkan kesabaran yang ekstra.
3. Teknik mendengarkan ayat sebelum menghafalkan. Dalam hal ini sangat
diperlukan keseriusan mendengar karena peserta didik hanya akan mendengar
saja kemudian langsung menghafalkannya. Untuk teknisnya dengan cara
mendengartkan murotal yang akan dihafal dengan menggunakan tape recorder,
kaset(CD), ataupun dengan mendengarkan orang yang membacanya.
Kemudian mengulang-ulang mendengarkan ayat tersebut hingga hampir hafal,
kemudian mulai menghafalkan.
4. Teknik menulis sebelum menghafal. Sebagian orang yang menghafalkan Al-
qur’an ada yang melakukan menulis terlebih dahulu ayat-ayat yang akan
dihafal. Para ulama’ terdahulu banyak yang menggunakan Teknik ini.
d. Kelebihan dan Kekurangan Metode Menghafal
Terdapat berbagai aspek yang ditimbulkan dari penggunaan satu metode, seperti
halnya kelebihan dan kekurangan yang diperoleh. Hal itu sangatlah wajar, kedua
aspek tersebut sejak awal sudah dipertimbangkan oleh guru. Melihat dari segi sifat
maupun bentuknya metode ini dikategorikan ke dalam pekerjaan rumah yang biasa
disebut dengan metode resitasi, hal tersebut berdasarkan dengan waktu
17 Abd Aziz, Abd Rauf, Kiat Sukses Menjadi Hafidz Al-Qur’an Da’iyah Cet IV, (Bandung: Syamil Cipta Media,
2004) hlm. 50
pelaksanaan menghafal yaitu peserta didik menghafal di luar materi pembelajaran
Al-Qur’an Hadits.
1. Kelebihan Dalam Menggunakan metode menghafal
a. Menumbuhkan minat baca peserta didik dan menambah semangat peserta
didik dalam proses belajar mengajar menjadi lebih giat.
b. Pengetahuan yang diperoleh oleh peserta didik tidak akan cepat mudah
hilang karena telah dihafalkan dengan sungguh-sungguh.
c. Siswa dapat mengembangkan minat, bakat, mental, dan tanggung jawab
serta kemandirian dalam dirinya.
2. Kekurangan Dalam Menggunakan Metode Menghafal
a. Mengganggu ketenangan mental karena merasa kesulitan dalam proses
menghafal.
b. Setia orang memiliki caranya masing-masing, karena itu untuk metode ini
kurang tepat karena tidak semua mampu dengan metode ini.
18M. MUKAROM,dkk, Buku Al-qur’an Hadis Kelas X, (Jakarta: Kementrian pendidikan Indonesia), 2014, h. 105-
107
Hadis berfungsi untuk menjelaskan ayat di dalam Al-qur’an. Menurut
Imam Ahmad seseorang tidak akan mungkin bsa memahami Al-qur’an secara
keseluruhan tanpa melalui hadis. Fubgsi hadis sebagai bayan memiliki beberapa
mcam, sepeeti bayan taqrir, bayan tafsir, tahsis al-am, bayan tabdil.
Bayan taqrir berfungsi untuk menetapkan, memantapkan dan
mengokohkan apa yangtelah ditetapka Al-qr’an. Sehingga maknanya tidak perlu
dipertanyakan lagi.
Bayan Tafsir bearti menjlaskan ayat-ayat yang masih global didalam Al-
qur’an. Menjelaskan yang samar, dan merinci yang global atau mengkhususkan
ayat yang maknanya umum. Sunnah yang berfungsi bayân tafsir tersebut terdiri
dari (1) tafshîl-al-mujmal, (2) tabyîn al-musytarak, (3) takhshish al-’âm.
Bayan Tabdila merupakan mengganti hukum yang telah berlalu atau lebih
dikenal dengan nama nash wa al-mansuh. Contohnya adalah dala m ayat Al-qur’an
tidak diterangkan batasan nisab zakat melainkan segala penghasilan wajib
dukeluarkan zakatnya, sedangkan dalam sunnah rosul dijelaskan bahwasanna tidak
ada kewajiban zakat dari hasil pertanian yang kurang dari lima wasak.
Imam Malik berpendirian bahwa fungsi sunnah terhadap alqur’an adalah
sebagai bayan taqrir, bayan tawdih bayan tafsil, bayan tabsith, bayan tuih, bayan
tafsir. 19
Al-qur’an dan Hadis merupakan salah satu materi pokok yang diajarkan di
MA Darul Huda. Di dalam pelajaran Al-qur’an dan Hadis adalah menghafal, agar
murid dapat belajar secara mandiri untuk mengembangkan pemikirannya dalam
memahami pembelajaran, melatih kemamuan daya pikir dan daya ingat, serta
konsentrasi dalam pelajaran.
Selain itu dengan menghafal murid dapat berkonsentrasi dari apa yang telah
ia dapatkan. Untuk memahami sesuatu dapat difahami salah satunya dengan cara
menghafal. Metode yang digunakan di MA Darul Huda mendukung utuk
keberlansungan pendidikan.
Dengan menghafal siswa menjadi lebih semangat untuk memahami
pembelajaran, karena selain dapat memahami maksud yang disampaikan dalam
suatu konteks ayat, dengan menghafal juga menjadikan siswa lebih maju dalam
proses belajar.
19 Hamdhani khoirul fikri, .Fungsi Hadis Terhadap Al-Qur’an, Jurnal volume 12, Tasamuh, no 2, h. 179
f. Peranan Guru dalam Pelaksanaan Metode Menghafal
Terdapat beberapa peranan seorang guru dalam melaksanakan metode
menghafal diantaranya:
1. Seorang guru memberikan contoh menghafal.
2. Seorang guru memperhatikan Langkah-langkah dalam pelaksanaan menghafal
3. Guru perlu memperhatikan tingkat Latihan yang akan dicapai agar,
pelaksanaan metode menghafal berjalan efektif dan tidak membosankan.
4. Guru memberi pelatihan dan mengamati terhadap perkembangan siswanya.
5. Guru harus menghindari kesalahan-kesalan yang mungkin dilakukan oleh
peserta didik
g. Peran Peserta Didik Di dalam Pelaksanaan Metode Menghafal
Sorang peserta didik diharapkan dalam metode menghafal, diantaranya:
1. Supaya Peserta didik dapat berusaha dengan maksimal, sehingga memiliki
gambaran dalam Latihan ini apa yang harus diperbuat
2. Peserta didik harus seteliti mungkin memperhatikan petunjuk-petunjuk yang
disampaikan pengajar terlebih kaitannya tentang kekurangan ataupun
kesalahan dalam pengerjaannya.
3. Murid melaksanakan Latihan dengan tenang, dan percaya pada dirinya
sendiri, agar tidak ada keraguan yang timbul dalam diri peserta didik.20
4. Kesimpulan
Menghafal merupakan proses mental untuk menyimpan kesan-kesan yang suatu
waktu daat diigat kembali kealam sadar. Dengan hafalan ini dapat melatih kemampuan
berpikir dan juga berusaha untuk mengelola otak. Untuk dapat menghafal dengan baik
setiap orangnya memiliki cara yang berbeda-beda agar dapat cepat hafal, mudah
difahami, dan melekat dalam ingatan.
Semangat belajar dengan metode menghafal bukan merupakan metode baru,
metode itu sudah menjadi metode salafiyyah dari zaman Rosulullah. Adapun tujuan
diterapkannya metode menghafal itu sendiri yaitu supaya peserta didik mampu
mengingat materi pelajaran, ayat-ayat Al-Qur’an yang dihafal, serta mengetahui makna
isi kandungan dari ayat tersebut, dan juga melatih daya kognisi dan imajinasi dari
peserta didik tersebut
20 Malik, “Penerapan Metode Menghafal Dalam Pembelajaran Al-Qur’an Hadits Siswa Kelas VIII Pondok
Pesantren Manahil Al-Irfan MTs Nurul Kawakib Atuwalupang Kec, Buyasuri Kab, Lembata NTT.”
DAFTAR PUSTAKA
Abd Aziz, Abd Rauf, Kiat Sukses Menjadi Hafidz Al-Qur’an Da’iyah Cet IV, (Bandung:
Syamil Cipta Media, 2004) hlm. 50
Ahmad izzan, hendri fajar, Metode 4M bagi disabilitas netra (Bandung: Uin Bandung), 2020,
h. 33
Ahmad Tafsir, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1995),
hlm. 9.
Armai Arif, Pengantar Ilmu dan metodelogi pendidikan Islam Cet. I, (jakarta,Ciputra
pers,2002) h. 40.
Baiq Devia Wardanianti, “Penerapan Metode Menghafal Pada Pembelajaran Al-Qur’an
Hadits Kelas X MA Putri Al Ishlahuddiny,” 2020.
Hamdhani khoirul fikri, .Fungsi Hadis Terhadap Al-Qur’an, Jurnal volume 12, Tasamuh, no
2, h. 179
Kadar M. Yusuf, TafsirTarbawi: Pesan-pesan Al-Qur’an Tentang Pendidikan, (Jakarta:
Amzah, 2015), hlm. 79-81
Kompri, Motivasi Pembelajaran Perspektif Guru dan Peserta didik (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2015) hlm. 231
Leni Febriyana, Penggunaan metoe menghafal Al-qur’an pada santri putri tahfidz Al-qur’an
di pndok pesantren salafiyah syafi’iyah sukerejo situbondo ( Malang, UIN Malang),
2015, h. 43
M. MUKAROM,dkk, Buku Al-qur’an Hadis Kelas X, (Jakarta: Kementrian pendidikan
Indonesia), 2014, h. 105-107
Nur Dianti, pengaruh metode hafalan dalam pembelajaran Al-Qur’an Hadis terhadap minat
belajar peserta didik kelas XI pada MAN wajo, (Parepare, IAIN Parepare), 2019, h.
27
Slamet yahya,”pendidikan karakter presfektif Al-qur’an,” INSANIA : jurnal pemikiran
Alternatif Kependidikan 18, no 3(2013): 405-22
Sidik Abdul Malik, “Penerapan Metode Menghafal Dalam Pembelajaran Al-Qur’an Hadits
Siswa Kelas VIII Pondok Pesantren Manahil Al-Irfan MTs Nurul Kawakib
Atuwalupang Kec, Buyasuri Kab, Lembata NTT,” 2019.
Wardanianti, “Penerapan Metode Menghafal Pada Pembelajaran Al-Qur’an Hadits Kelas X
MA Putri Al Ishlahuddiny.”
Zamrat desi, Meningkatkan semangat belajar siswa dalam pembelajaran relasi dan fungsi
melalui pendekatan scientific, volume 4 no 1, junal penddika tambusai, 2020, h. 812
http://www.jejakpendidikan.com/2017/01/faktor-penghambat-
dalam-pelaksaan.html di akses pada tanggal 15 november, pukul 10.06.