Anda di halaman 1dari 16

Penerapan Metode Hafalan dalam Meningkatkan Semangat Belajar Siswa pada Mata

Pelajaran Al-Quran Hadis di MA Darul Huda

Dosen Pembimbing Magang 1 :

Dr. KHARISUL WATHONI M.Pd.I

Anggota Kelompok :

Arida Arifatul Labibah_201200025_Cahya Nuraini_ 201200035_Nuraini Kartika


Mayeli_201200158_Shofiy Maftah Rozani_201200184

Institut Agama Islam Negeri Ponorogo

Email: kharisulwathoni73@gmail.com (DPM)

xxx@iainponorogo.ac.id.nurainikm23@gmail.com . shofiymaftahrozani@gmail.com .
cahyanr234@gmail.com . aridaarifatul@gmail.com

Abstrak:

Hafalan merupakan suatu cara untuk dapat membantu siswa dlam mengetahui sesuatu yang
dipelajari dan melatih kekuatan ingatan. Cara yang digunakan untuk menghafal juga berbagai
macam, sesuai dengan kemampuan yang dimiliki perorangnya. Menghafal yakni memasukkan
sesuatu kedalam pikiran dengan membaca dan mengulanginya hingga dapat mengulangi
tanpamelihat buku. Setiap metode memiliki kelemahan dan kelebihan. Seperti halnya
kelebihan yang diperoleh adalah untuk mengetahui sampai mana batas kemampuan yang
dimiliki siswa dan dapat meningkatkan kemampuan berfikir siswa. Untuk kekurangannya anak
hanya menghafal tapi tidak menelaah arti dan kandungan di dalamnya, jadi hanya tau artinya
tapi tidak tau maksud dan pelajaran di dalamnya. Dalam penelitian ini dianalisa secara
deskriptif kualitatif menggunakan metode induktif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
Penerapan metode dalam meningkatkan semangat belajar siswa pada mata pelajaran Al-Quran
Hadis di MA Darul Huda.

Kata Kunci : Metode hafalan, Semangat belajar, Pelajaran Al-qur’an Hadis

Abstract :
Memorization is a way to be able to help students in knowing something that is learned and to train the power of memory. The methods used

for memorizing also vary, according to the abilities possessed by each person. Memorizing is putting something into mind by reading and

repeating it until you can repeat it without looking at the book. Each method has advantages and disadvantages. As well as the advantages

obtained are to find out to what extent students have abilities and can improve students' thinking abilities. The drawback is that children

only memorize but don't study the meaning and content in it, so they only know the meaning but don't know the meaning and lessons in it. In

this study analyzed descriptively qualitatively using inductive methods. This study aims to determine the application of methods in

increasing student learning enthusiasm in the Al-Quran Hadith subject at MA Darul Huda.

Keywords : memorizing method, Enthusiasm for learning, Lesson of Al-Qur’an Hadit

1. Pendahuluan
Dalam rangka mewujudkan tujuan pembelajaran, hendaknya dalam proses belajar
mengajar minimal terdapat dua unsur yaitu metode dan system yang diberikan kepada
peserta didik dalam setiap mata pelajaran. Ketepatan dalam menentukan cara dan
strategi untuk diaplikasikan dalam kegiatan belajar mengajar yang dapat
mempengaruhi keberhasihan dalam pembelajaran tersebut. Rasul diberi tugas oleh
Allah SWT untuk mengajar manusia, dan dalam menjalankan tugasnya tersebut Allah
SWT juga memberikan petunjuk dan bimbingan tentang strategi dan metode yang
digunakan.1
Penggunaan metode menghafal pada mata pelajaran Al-Qur’an Hadits merupakan
suatu proses mengulang, karena apapun yang dilakukan diulang-ulang maka akan hafal
dan ingat. Dalam proses pengelolaan kelas, seorang guru juga harus professional supaya
terselenggara proses pembelajaran yang efektif. Selain itu penyampaian terkait materi-
materi yang ada juga mempengaruhi kesuksesan dalam pembelajaran. Untuk mencapai
tujuan pembelajaran juga diperlukan pengelolaan kelas yang baik. 2
Setelah diamati dari hasil observasi yang telah dilakukan di MA Darul Huda
Mayak, dalam pembelajaran Al-Qur’an Hadits seorang guru di MA Darul Huda Mayak
menerapkan metode hafalan, Adapun materi yang dihafal yakni ayat yang terdapat
dalam materi pada silabus.3 Tujuan dari menghafal tersebut yaitu akan bertambah kuat

1Sidik Abdul Malik, “Penerapan Metode Menghafal Dalam Pembelajaran Al-Qur’an Hadits Siswa Kelas VIII
Pondok Pesantren Manahil Al-Irfan MTs Nurul Kawakib Atuwalupang Kec, Buyasuri Kab, Lembata NTT,” 2019.
2 Baiq Devia Wardanianti, “Penerapan Metode Menghafal Pada Pembelajaran Al-Qur’an Hadits Kelas X MA

Putri Al Ishlahuddiny,” 2020.


3 Kegiatan Pembelajaran, Observasi, Ponorogo, Tanggal 27 Oktober 2022.
nya pemahaman peserta didik dan juga siswa dapat termotivasi dan bertambah
minatnya dalam belajar Al-Qur’an Hadits. Selain itu metode menghafal juga dapat
meningkatkan prestasi siswa dalam pembelajaran.4
2. Metode
Jenis metode yabg digunakan adalah metode deskritif, metode ini merupakan
suatu teknik penelitian yang melibatkan masalah manusia atau humaiora, mengenai
lingkup sosial maupun masyarakat dalam kajiannya.5
Penulis menggunakan metode tersebut untuk menjelaskan terkait suaana dan
keadaan yang ada di dalam kelas terkait kejadian tersebut. Metode yang dimaksud
untuk menggambarkan suatu masalah yang terjadi dan memahami terkait Penerapan
Metode Hafalan dalam Meningkatkan Semangat Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Al-
Quran Hadis di MA Darul Huda.
Kemudian penulis menggunakan metode observasi, yakni dengan mengamati
suatu objek dan mengumpulkan data yang telah didapatkan dari hasil pengamatan.
Pengamatan dilakukan secara langsung. Dengan cara ini penulis dapat mengetahui
bagaimaa aktivitas yang dilakukan murid di MA Darul Huda dalam menerapkan
metode menghafal.
Dalam pengumpulan data, pendekatan dalam metode kualitatif ini ada berbagai
macam, teknik pengumpulan data seperti, teknik survey, teknik partisipasi, teknik
observasi, teknik interview, teknik catatan lapangan dan memo analitik, teknik elisitasi
dokumen, teknik pengalaman personal, dan teknik partisipasi dalam kaji tindak.
Metode wawancara merupakan salah sattu metode yang diterapkan. Metode ini
bertujuan untuk dapat mengumpulkan informasi dengan bertanya pada narasumber.
Narasumber merupakan pacuan utama untuk mendapatkan informasi dengan
berinteraksi secara langsung.
Keunggulan dari metode ini adalah dapat mendapat informasi yang akurat, jelas
dari narasumber. Dalam penelitian ini penulis memperoleh sumber dari kepala sekolah
MA Darul Huda, waka kurikulum, dan guru wali kelas. Sedangkan untuk data
penunjang diperoleh melalui dokumentasi, penelitian perupustakaan dengan bantuan
media cetak dan media online secara tidak langsung.

4 Wardanianti, “Penerapan Metode Menghafal Pada Pembelajaran Al-Qur’an Hadits Kelas X MA Putri Al
Ishlahuddiny.”
5 Slamet yahya,”pendidikan karakter presfektif Al-qur’an,” INSANIA : jurnal pemikiran Alternatif Kependidikan

18, no 3(2013): 405-22


3. Analisis Dan Pembahasan
a. Metode Hafalan
Metode secara berasal dari bahasa Yunani “metodos” yakni “metha” dan
“hodos” yang berati cara untuk mencapai tujuan. Metode digunakan untuk dapat
memahami suatu pembelajaran dan akan dapat mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. 6 Metode juga berasal dari bahasa inggris yakni method yang berarti
cara. Yang dimaksud metode adalah cara cepat dan tepat dalan melakukan sesuatu. 7
Hafalan berartikan menjaga, melindungi agar tidak rusak. Menurut Kamus
besar bahasa Indonesia hafal mempunyai arti masuknya pelajaran kedalam ingatan
dan ketika menyampaikan kembali sudah diluar kepala apa yang telah tanpa
melihat buku ataupun catatan. Selain itu hafalan mendapat imbuhan me yang
mengartikan bahwa adanya usaha untuk meresapkan, untuk memasukkan sesuatu
kedalam pikiran agar dapat mengingat. Hafalan berasal dari kata memory yakni
berartikan ingatan, daa ingat, atau suatu ucapan yang diucapkan diluar kepala.
Menghafal merupakan proses mental untuk menyimpan kesan-kesan yang
suatu waktu daat diigat kembali kealam sadar. Dengan hafalan ini dapat melatih
kemampuan berpikir dan juga berusaha untuk mengelola otak. Hafalan adalah
salah satu cara guru untuk melatih kemampuan siseanya, hafalan merupakan
penanaman sesuatu yang baru kedalam ingatan dan akan diproduksi kembali sesuai
dengan materi yang telah dihafalkan. Metode ini ditunjukan agar peserta didik
mampu meningkatkn daya ingat dan imajinasi, kemudian untuk mengingat apa
yang telah dipelajari, dan mampu memahami pelajaran.
Menghafal meruoakan salah satu cara untuk melatih kemampuan ingatan
yang dimiliki oleh setiap orangnya dengan mengasahnya dan memadukan kedua
otaknya untuk ikut andil. Dengan begitu, kedua otak dapat mendokumentasikan
pelajaran dalam ingatan dan meningkatkan memori ingatan. 8 Pada kitab Ta’lim
Mutaalim karangan dari syeikh Az-zarnuji disebutkan cara untuk dapat mengafal,
yaitu ;

6 Armai Arif, Pengantar Ilmu dan metodelogi pendidikan Islam Cet. I, (jakarta,Ciputra pers,2002) h. 40.
7 Ahmad Tafsir, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1995), hlm. 9.
8 Nur Dianti, Pengarhpenerapan metode hafalan dalam pembelajaran Al-Qur’an Hadis terhadap minat belajar

peserta didik kelas XI pada MAN wajo, (Parepare, IAIN Parepare), 2019, h. 27
‫وينبغى لطالب العلم ان يكرر سبق األمس مخس مرات وسبق اليوم الذى قبل األمس اربع‬

‫مرات والسبق الذى قبله ثالاث والذى قبله اثنني والذي قبله واحدا فهذا أدعى إىل احلفظ‬
Suatu cara yang efisien dan efektif untuk menghafalkan pelajaran yaitu:
pelajaran hari kemarin duilang 5 kali, hari lusa 4 kali, hari kemarin lusa 3 kali, hari
sebelum itu 2 kali, dan hari sebelumnya lagi satu kali.

،‫وينبغى أن اليعتاد املخافة ىف التكرار ألن الدرس والتكرار ينبغى أن يكون بقوة ونشاط‬

‫ وحكي أن أاب‬.‫ فخري األمور أوسطها‬،‫والجيهر جهرا جيهد نفسه كيال ينقطع عن التكرار‬

‫ وكان صهره عنده يتعجب‬،‫يوسف رمحه هللا كان يذاكر الفقه مع الفقهاء بقوة ونشاط‬

‫ ومع ذلك يناظر بقوة ونشاط‬،‫ أان أعلم أنه جاءع منذ مخسة أايم‬:‫ىف أمره ويقول‬
Hendaknya dalam mengulangi pelajarannya itu jangan pelan-pelan. Belajar
lebih bagus bersuara kuat dengan penuh semangat. Namun, jangan terlalu keras,
dan jangan pula hingga menyusahkan dirinya yang menyebabkan tidak bisa belajar
lagi. Segala sesuatu yang terbaik adalah yang cukupan. Suatu hikayat
menceritakan, bahwa suatu saat Abu Yusuf sedang mengikuti mudzakarah fiqih
dengan suara kuat dan penuh semangat. Lalu dengan rasa heran, iparnya berkara:
“saya tahu Abu Yusuf sudah lima hari kelaparan, tapi ia tetap munadharah dengan
suara keras dan penuh semangat”.
Dalam kitab ta’lim mutaalim dijelaskan beberapa cara agar dapat menjaga
hafalannya yakni dengan cara; Niat yang bulat dan ketekunan dalam menghafal
dan disertai oleh keistiqomahan yakni berkelanjutan.
Menyedikitkan makan dan memperbanyak sholat dimalam hari. Hal ini
diperuntukkan agar tidak terfikirkan akan makanan saja, dengan banyak makan
akan menyebabkan timbulnya sifat malas dan ngantuk. Serta Sebagaimana pula
syair gubahan Imam Syafii yang didendangkan oleh Syaikh al-Imam al-Ajjal Ustaz
Sadiduddin, “Jadikan malam sebagai kendaraan untuk mendapatkan cita-
citamu.” “Kau ingin mendapatkan kemuliaan tetapi kau terlelap di malam hari,
padahal orang yang mencari mutiara, ia harus menyelami lautan.” 9
1. Membaca Al-qur’an, dengan membaca Al-qur’an fikiran, dan perasaan akan
tenang, jadi ketika menghafal akan lebih rileks;
2. Membaca do’a sebelum dan sesudah belajar;
3. Kita setiap hendak melakukan sesuatu kegiatan dan selesai melakukan kegiatan
itu harus diawali dan diakhiri dengan do’a untuk meminta kepada Allah agar
mendapatkan ilmu yang berkah barokah
4. Belajar dalam keadaan berwudhu’;
5. Makan makanan peningkat daya ingat.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh penulis dengan guru
mata pelajaran Al-qur’an Hadis di MA Darul Huda terkait metode hafalan ini ialah
untuk dapat menerapkan metode ini guru selaku mentor melakukan bimbingan
kepada seluruh siswa dengan cara mencontohkan cara membaca Al-qur’an yang
baik dan benar dan siswa diminta untuk mengikuti apa yang telah dicontohkan oleh
guru, kemudian guru menerangkan akan arti, kandungan ayat, asbabunnuzul, dan
arti per mufrodat, selanjutnya siswa diminta untuk mengulangi bacaan secara
mandiri menghafalkannya, setelah dihafal siswa maju secara perseorangan untuk
menyetorkan hafalannya.
Untuk dapat menghafal dengan baik setiap orangnya memiliki cara yang
berbeda-beda agar dapat cepat hafal, mudah difahami, dan melekat dalam ingatan.
Ada beberaa cara untuk menghafal, yakni dengan cara Thariqah wahdah, Thariah
kitabah, Thariqah Takriy al-Qiraati Al juz’i, Thariah a’ati al-kulli, Thariqatu al-
jumah, Thariqatu al-Tadrijiy, dan Thariqatu al-Tadabburi.
1. Metode Thariqul Wahdah merupakan cara menghafal dengan menghfal satu per
satu ayat Al-qur’an. Dengan dibawa sebanyak sepuluh kali pada tahapan awal,
lalu bertambah sampai mmpu membentuk pola bayangan akn ayat yang sedang
dihafalkan.
2. Metode Thariqah Kitabah
Metode ini merupakan metode yang cukup banyak diterapkan oleh para siswa
yakni dengan cara menulis kembali ayat yang akan dihafal lalu membacanya
terus menerus sampai hafal. Hal ini bertujuan untuk memahami dan

9 Syarah kitab ta’lim mutaalim


membayangkan dari apa yang telah ditulis kemudian dibaca berulang-ulang
sampai hafal
3. Metode Thariah Sima’i yakni dengan cara mendengar suatu bacaan, mendengar
dari cara guru membacakan, mendengar lantunan Al-qur’an, mengikuti simaan,
dan mendengarkan rekaman bacaannya sendiri. Hal ini sangat efektif bagi yang
memiliki daya ingat ekstra.
4. Metode Thariqah gabungan merupakan campuran dari beberapa cara yang telah
ada. Mulai dari membaca berulang-ulang kali, menulis kembali dan dibaca lagi,
sampai mendengarkan bacaan ayat Al-qur’an yang akan dihafalkan. Metode ini
sangat efektif untuk melatih tingkat sejauh mana hafalan seseorang dan juga
untuk pemantapan hafalan.
5. Metode Thariqah jama’ yakni melakukan hafalan dengan caa kolektif, yakni
ayat yang telah dihafalkan dibaca bersama-saa yang dipandu oleh seorang guru.
Pertma dengan cara guru membacakan ayat lalu diikuti oleh seluruh murid.
Kemudian gurumengulangi ayat tersebut dan murid mengikuti guru dengan
memulai untuk tidak melihat mushaf sampai ayat-ayat terhafalkan. Hal ini
sering diterapkan oleh para guru untuk menuntun muridnya dalam menghafal.
6. Thariqatul Takriry Al-Qira’ati Al-Juz’i merupakan suatu cara dengan membaca
ayat selama berulang-ulang mulai dari tujuh kali, sebelas kali, lima belas kali,
dua puluh satu kali, bahkan lebih. Setelah itu akan muncul bayangan ayat yang
telah dibaca lalu dihafalkan sampai semua ayat terhafalkan.
7. Thariqatu Takriry Al-Qura’ati Al-kulli merupakan cara dengan membaca Al-
qur’an dari awal hingga mengkhatamkan Al-qur’an berkali-kali dengan target
untuk dapat menghafalkan.
8. Thariqul Al-jumlah yakni dengan cara merangkai kalimat yang terdapat
Selepas dari setiap cara yang digunakan, dengan bermurojaah (membaca dengan
mengulang-ulang) itu menjadi cara yang paling efektif,akurat, dan mudah untuk
mendapatkan hasil yang maksimal.
9. Thariqatu Al-Tadrijiy merupakan cara menghafal dengan sedikit demi sedikit
untuk meresapi materi dan ayat yang akan dihafalkan.
Dalam menghafal kunci utamanya adalah istiqomah dibaca berulang-ulang
sampai dapat masuk kedalam ingatan. 10

b. Meningkatkan Semangat Belajar Dengan Menghafal


Semangat sering kali disamakan dengan motivasi, padahal motivasi itu
sendiri adalah suatu kondisi yang dapat menimbulkan sesuatu pada diri seseorang
itu sendiri. Dalam proses pembelajaran motivasi mempunyai peranan penting
untuk mencapai kesuksesan.11
Sedangkan semangat belajar merupakan suatu ungkapan bahwasannya
terdapat suatu keinginan yang menggebu dan adanya perjuangan untuk meraih
tujuan. Semangat adalah perasaan kuat yang tertanam dalam benak seseoramg
yang menimbulkan suatu potensi untuk dapat mencapai suatu tujuan yang telah
diinginkan. Belajar merupakan cara manusia untuk berpindah tingkah lakunya dan
pengetahuannya melalui pendidikan atau latihan. Semangat belajar adalah usaha
untuk memperoleh sejumlah ilmu pengetahuan yang akan mengubah tingkah laku
seseorang.12
Semangat belajar dengan metode menghafal bukan merupakan metode
baru, metode itu sudah menjadi metode salafiyyah dari zaman Rosulullah. Para
sahabat menghafalkan Al-Qur’an yang diturunkan kepada nabi Muhammad agar
Al-qur’an tidak hilang karena pada zaman itu Al-Qur’an belum dibukukan, dan
ketika mendapatkan pelajaran/hadis dari rosul maka para sahabat juga akan
menghafalkan. Mereka terus menghafalkan sampai akhirnya hadis boleh
dituliskan. Salah satu tujuannya itu untuk menjelaskan ayat Al-qur’an yang masih
global, mengikuti ajaran nabi, kecintaan pada Rosulullah.
Ada beberapa faktor untuk memperlancar hafalan, yakni dengan Niat
kepada Allah; Istiqomah untuk nderes ( membaca ) yang akan dihafalkan; konssten
utuk menghafal; menghindari maksiat; mencintai apa yang sedang dihafalkan. 13
Selain itu ada faktor penghambat dalam menghafal Al-qur’an, yakni :
kurang minat; tidak niat; kurang motivasi; banyak melakukan maksiat; kurangnya

10 Leni Febriyana, Penggunaan metoe menghafal Al-qur’an pada santri putri tahfidz Al-qur’an di pndok
pesantren salafiyah syafi’iyah sukerejo situbondo ( Malang, UIN Malang), 2015, h. 43
11 Kompri, Motivasi Pembelajaran Perspektif Guru dan Peserta didik (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2015)

hlm. 231
12 Zamrat desi, Meningkatkan semangat belajar siswa dalam pembelajaran relasi dan fungsi melalui

pendekatan scientific, volume 4 no 1, junal penddika tambusai, 2020, h. 812


13 Ahmad izzan, hendri fajar, Metode 4M bagi disabilitas netra (Bandung: Uin Bandung), 2020, h. 33
rasa keiginan utu menghafalkan; banyaj makan; banya tidur; banyak bicara.
Menurut Oemar Hamalik, ada beberapa cara untuk dapat mengatasi kesulitan
dalam menghfal pelajaran yakni: 14
1. Memahami apa yang akan dihafalkan
2. Memperhatikan bahan-bahan yang akan dihafalkan
3. Sering diulang-ulang kembali terkait materi yang telah diberikan
Menurut wawancra yang telah dilakukan dengan guru pengampu
bahwasannya metode hafalan ini dapat membatu siswa untuk memahami
kandungan ayat dan memahami pelajaran serta dapat mengaplikasikan dalam
kehidupan sehari-hari. Ketika ada murid yang keulitan untuk mengikuti pelajaran
dan menghafal maka dari guru akan memberikan tutor dan bimbingan untuk murid
tersebut, serta diberikan motivasi agar murid dapat semangat mengikuti
pembelajaran.
Tujuan merupakan harapan yang ingin dicapai oleh setiap orang setelah
melakukan proses tertentu. Adapun dalam tujuan Pendidikan Islam dapat tercapai
dikarenakan beberapa hal diantaranya paradigma mengenai ilmu pengetahuan,
proses, materi dan tujuan dari pembelajaran itu sendiri, hal tersebut merupakan ciri
khas dari tujuan Pendidikan, dalam membantu pencapaian tujuan Pendidikan
tersebut seorang pengajar menggunakan metode menghafal. 15
Adapun tujuan diterapkannya metode menghafal itu sendiri yaitu supaya
peserta didik mampu mengingat materi pelajaran, ayat-ayat Al-Qur’an yang
dihafal, serta mengetahui makna isi kandungan dari ayat tersebut, dan juga melatih
daya kognisi dan imajinasi dari peserta didik tersebut.16
Agar bisa terus bersemangat untuk menghafal terdapat beberapa cara,
seperti niat lillahi ta’ala untuk menghafalkan ayat, tekad dan taat dengan apa yang
sudah dilakukan, seperti tekat bulat untuk selalu beristiqomah dengan Al-qur’an,
murjaah setiap harinya, menargetkan hafalan, dan terus menerus dibaca agar
hafalan dapat melekat pada ingatan.
c. Teknik Untuk Menghafal

14http://www.jejakpendidikan.com/2017/01/faktor-penghambat-
dalam-pelaksaan.html di akses pada tanggal 15 november, pukul 10.06.
15 Kadar M. Yusuf, TafsirTarbawi: Pesan-pesan Al-Qur’an Tentang Pendidikan, (Jakarta: Amzah, 2015), hlm.

79-81
16 Wardanianti, “Penerapan Metode Menghafal Pada Pembelajaran Al-Qur’an Hadits Kelas X MA Putri Al

Ishlahuddiny.”
1. Teknik untuk memahami ayat yang akan dihafal. Teknik ini dapat dilakukan
pertama kali yaitu memahami ayat-ayat yang akan dihafal dengan
menggunakan Al-Qur’an Terjemah. Kemudian setelah memahami ayat
tersebut cobalah membacanya berkali-kali sehingga mengingat ayat tersebut.
Selanjutnya setelah membacanya berulang kali tutup buku atau kitab yang
digunakan untuk menghafal, ulang beberapa kali sehingga mengingatnya
dengan mudah, kemudian setorkan kepada pembimbing.
2. Teknik mengulang-ulang sebelum menghafal. Cara tersebut lebih mudah
karena tidak diperlukan pemikiran yang ekstra. Sebelum memulai
menghafalkan ayat, membacanya secara berulang-ulang kemudian memulai
menghafalkan.17 Bagi peserta didik yang mempunyai daya ingat lemah sangat
cocok menggunakan Teknik tersebut. Dengan menggunakan Teknik ini dapat
merasakan kemudahan dalam menghafal. Namun, Teknik ini akan memakan
waktu yang sangat lama dan dibutuhkan kesabaran yang ekstra.
3. Teknik mendengarkan ayat sebelum menghafalkan. Dalam hal ini sangat
diperlukan keseriusan mendengar karena peserta didik hanya akan mendengar
saja kemudian langsung menghafalkannya. Untuk teknisnya dengan cara
mendengartkan murotal yang akan dihafal dengan menggunakan tape recorder,
kaset(CD), ataupun dengan mendengarkan orang yang membacanya.
Kemudian mengulang-ulang mendengarkan ayat tersebut hingga hampir hafal,
kemudian mulai menghafalkan.
4. Teknik menulis sebelum menghafal. Sebagian orang yang menghafalkan Al-
qur’an ada yang melakukan menulis terlebih dahulu ayat-ayat yang akan
dihafal. Para ulama’ terdahulu banyak yang menggunakan Teknik ini.
d. Kelebihan dan Kekurangan Metode Menghafal
Terdapat berbagai aspek yang ditimbulkan dari penggunaan satu metode, seperti
halnya kelebihan dan kekurangan yang diperoleh. Hal itu sangatlah wajar, kedua
aspek tersebut sejak awal sudah dipertimbangkan oleh guru. Melihat dari segi sifat
maupun bentuknya metode ini dikategorikan ke dalam pekerjaan rumah yang biasa
disebut dengan metode resitasi, hal tersebut berdasarkan dengan waktu

17 Abd Aziz, Abd Rauf, Kiat Sukses Menjadi Hafidz Al-Qur’an Da’iyah Cet IV, (Bandung: Syamil Cipta Media,

2004) hlm. 50
pelaksanaan menghafal yaitu peserta didik menghafal di luar materi pembelajaran
Al-Qur’an Hadits.
1. Kelebihan Dalam Menggunakan metode menghafal
a. Menumbuhkan minat baca peserta didik dan menambah semangat peserta
didik dalam proses belajar mengajar menjadi lebih giat.
b. Pengetahuan yang diperoleh oleh peserta didik tidak akan cepat mudah
hilang karena telah dihafalkan dengan sungguh-sungguh.
c. Siswa dapat mengembangkan minat, bakat, mental, dan tanggung jawab
serta kemandirian dalam dirinya.
2. Kekurangan Dalam Menggunakan Metode Menghafal
a. Mengganggu ketenangan mental karena merasa kesulitan dalam proses
menghafal.
b. Setia orang memiliki caranya masing-masing, karena itu untuk metode ini
kurang tepat karena tidak semua mampu dengan metode ini.

e. Pelajaran Al-qur’an Hadis


Al-qur’an secara bahasa berasal dari lafadz Qara’a yang artinya
mengumpulkan atau menghimpun huruf-huruf dan kata-kta satu dengan yang
lainnya dalam satu ucaan yang tersususn rapih. Sedangkan secara istilah qur’an
berartikan kalam (ucapan) yang berasal dari Allah.
Menurut pendapat Ash-Shabuni bahwasannya Al-qur’an adalah firman
Allah, yang diturunkan kepada Rosulullah dengan perantara malaikat jibril.
Sedangkan pendapat yang kedua dari As-Salih Al-qur’an adalah kalamullah, yang
merupakan mu’jizat kepada rosulullah dengan ditulis dalam mushaf dan
diriwayatkan secara mustatir dan ketika membacanya bernilai ibadah. Jika menurut
syaikh Kudari Beik, Al-Qur’an merupakan firman Allah yang berbahasa Arab,
diturunkan kepada Rosulullah untuk dapat dipahami isinya dan disampaikan
kepada umatnya secara berangsur-angsur, ditulis dalam mushaf dengan awalan
surah al-fatihah dan berakhiran surah an-nas.
Al-qur’an memiliki beberapa nama. Didalam kitab Al-itqan Fi Ulum Al-
ur’an menyebutkan bahwa Al-qur’an memiliki lima puluh lima nama. Dalam
ensiklopedi dijelaskan nama-nama Al-qur’an memiliki 78 nama. Seperti
contohnya nama Al-qur’an, Al-kitab, Al-Furqon, Az-Zikr, At-tanzil.
Al-qur’an merupakan sumber ajaran Islam yangmenjadipedoman
hidupuntuk seluruh umat manusia dinbumi. Setiap muslim harus berpegang teguh
kepada hukum-hukum yang telah terdapat dalam Al-qur’an agar menjadi umatnya
yang taat, yaknidengan mematuhi aturan dan meninggalkan larangan yang telah
diberikan oleh Allah.
Hadis merupaan landasan hukum yang kedua setelah A-qur’an. Hadis
memiliki arti baru, dekat, berita. Hadis secara terminologi memiliki arti segala
ucapan Nabi SAW, segala perbuatan dan segalakeadaan atau perilaku beliau.
Hadis menurut Muhadditsin adalah segala apa yang disandarkan kepada
Nabi Muhammad SAW. Baik itu berupa hadis marfu’ (yang disandarkan kepada
Nabi), hadis mauquf (yang disandarkan kepada tabi’in). Menurut Ushuluyyin,
hadis adalah segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi SAW. Selain Al-qur’an
al-karim, baik berupa perkatan, perbuatan, maupun takrir atau ketetapan yang
berasal dari Nabi Muhammad SAW, yakni sesuatu yang bersangkutan dengan
hukum syara’. Pandangan Fuqoha, hadis adalah sesutu yabg disandarkan kepada
Nabi Muhammad SAW. Mulai dari masalah yang fardu atau diluar itu.
Ada pandangan yang menjelaskan hadis itu sama dengan sunnah yang
mana artinya itu suatu jalan yang dilewati yang berasal dari Nabi. Mulai dari
perkataannya, perbuatannya, ketetapannya, kebiasaannya. Sunnah dibagi menjadi
empat macam.
Sunnah qauliyah merupakan suatu ucapan maupun perkataan yang berasal
dari Nabi Muhammad SAW. Mulai dari petunjuk syara’, peristiwa, kisah-kisah
tentang akidah, syariah, ataupun akhlak.
Sunnah Fi’liyah ialah sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Muhammad
SAW Seperti perbuatan nabi mencontohkan cara ibadah. Seperti tata cara ibadah
sholat dan ibadah haji
Sunnah taqririyah merupakan suatu yang ditetapkan oleh nabi kepada
perilaku dan perbuatan yang dilakukan umatnya. Seperti contohnya penghukuman
daging dhab, tayamum. Sunnah Hammiyah merupakan suatu yang ditetapkan oleh
Nabi Muhammad SAW tapi belum dilaksanakan. Seperti suatu hasrat untuk
melakukan sesuatu. 18

18M. MUKAROM,dkk, Buku Al-qur’an Hadis Kelas X, (Jakarta: Kementrian pendidikan Indonesia), 2014, h. 105-
107
Hadis berfungsi untuk menjelaskan ayat di dalam Al-qur’an. Menurut
Imam Ahmad seseorang tidak akan mungkin bsa memahami Al-qur’an secara
keseluruhan tanpa melalui hadis. Fubgsi hadis sebagai bayan memiliki beberapa
mcam, sepeeti bayan taqrir, bayan tafsir, tahsis al-am, bayan tabdil.
Bayan taqrir berfungsi untuk menetapkan, memantapkan dan
mengokohkan apa yangtelah ditetapka Al-qr’an. Sehingga maknanya tidak perlu
dipertanyakan lagi.
Bayan Tafsir bearti menjlaskan ayat-ayat yang masih global didalam Al-
qur’an. Menjelaskan yang samar, dan merinci yang global atau mengkhususkan
ayat yang maknanya umum. Sunnah yang berfungsi bayân tafsir tersebut terdiri
dari (1) tafshîl-al-mujmal, (2) tabyîn al-musytarak, (3) takhshish al-’âm.
Bayan Tabdila merupakan mengganti hukum yang telah berlalu atau lebih
dikenal dengan nama nash wa al-mansuh. Contohnya adalah dala m ayat Al-qur’an
tidak diterangkan batasan nisab zakat melainkan segala penghasilan wajib
dukeluarkan zakatnya, sedangkan dalam sunnah rosul dijelaskan bahwasanna tidak
ada kewajiban zakat dari hasil pertanian yang kurang dari lima wasak.
Imam Malik berpendirian bahwa fungsi sunnah terhadap alqur’an adalah
sebagai bayan taqrir, bayan tawdih bayan tafsil, bayan tabsith, bayan tuih, bayan
tafsir. 19
Al-qur’an dan Hadis merupakan salah satu materi pokok yang diajarkan di
MA Darul Huda. Di dalam pelajaran Al-qur’an dan Hadis adalah menghafal, agar
murid dapat belajar secara mandiri untuk mengembangkan pemikirannya dalam
memahami pembelajaran, melatih kemamuan daya pikir dan daya ingat, serta
konsentrasi dalam pelajaran.
Selain itu dengan menghafal murid dapat berkonsentrasi dari apa yang telah
ia dapatkan. Untuk memahami sesuatu dapat difahami salah satunya dengan cara
menghafal. Metode yang digunakan di MA Darul Huda mendukung utuk
keberlansungan pendidikan.
Dengan menghafal siswa menjadi lebih semangat untuk memahami
pembelajaran, karena selain dapat memahami maksud yang disampaikan dalam
suatu konteks ayat, dengan menghafal juga menjadikan siswa lebih maju dalam
proses belajar.

19 Hamdhani khoirul fikri, .Fungsi Hadis Terhadap Al-Qur’an, Jurnal volume 12, Tasamuh, no 2, h. 179
f. Peranan Guru dalam Pelaksanaan Metode Menghafal
Terdapat beberapa peranan seorang guru dalam melaksanakan metode
menghafal diantaranya:
1. Seorang guru memberikan contoh menghafal.
2. Seorang guru memperhatikan Langkah-langkah dalam pelaksanaan menghafal
3. Guru perlu memperhatikan tingkat Latihan yang akan dicapai agar,
pelaksanaan metode menghafal berjalan efektif dan tidak membosankan.
4. Guru memberi pelatihan dan mengamati terhadap perkembangan siswanya.
5. Guru harus menghindari kesalahan-kesalan yang mungkin dilakukan oleh
peserta didik
g. Peran Peserta Didik Di dalam Pelaksanaan Metode Menghafal
Sorang peserta didik diharapkan dalam metode menghafal, diantaranya:
1. Supaya Peserta didik dapat berusaha dengan maksimal, sehingga memiliki
gambaran dalam Latihan ini apa yang harus diperbuat
2. Peserta didik harus seteliti mungkin memperhatikan petunjuk-petunjuk yang
disampaikan pengajar terlebih kaitannya tentang kekurangan ataupun
kesalahan dalam pengerjaannya.
3. Murid melaksanakan Latihan dengan tenang, dan percaya pada dirinya
sendiri, agar tidak ada keraguan yang timbul dalam diri peserta didik.20
4. Kesimpulan
Menghafal merupakan proses mental untuk menyimpan kesan-kesan yang suatu
waktu daat diigat kembali kealam sadar. Dengan hafalan ini dapat melatih kemampuan
berpikir dan juga berusaha untuk mengelola otak. Untuk dapat menghafal dengan baik
setiap orangnya memiliki cara yang berbeda-beda agar dapat cepat hafal, mudah
difahami, dan melekat dalam ingatan.
Semangat belajar dengan metode menghafal bukan merupakan metode baru,
metode itu sudah menjadi metode salafiyyah dari zaman Rosulullah. Adapun tujuan
diterapkannya metode menghafal itu sendiri yaitu supaya peserta didik mampu
mengingat materi pelajaran, ayat-ayat Al-Qur’an yang dihafal, serta mengetahui makna
isi kandungan dari ayat tersebut, dan juga melatih daya kognisi dan imajinasi dari
peserta didik tersebut

20 Malik, “Penerapan Metode Menghafal Dalam Pembelajaran Al-Qur’an Hadits Siswa Kelas VIII Pondok

Pesantren Manahil Al-Irfan MTs Nurul Kawakib Atuwalupang Kec, Buyasuri Kab, Lembata NTT.”
DAFTAR PUSTAKA

Abd Aziz, Abd Rauf, Kiat Sukses Menjadi Hafidz Al-Qur’an Da’iyah Cet IV, (Bandung:
Syamil Cipta Media, 2004) hlm. 50
Ahmad izzan, hendri fajar, Metode 4M bagi disabilitas netra (Bandung: Uin Bandung), 2020,
h. 33
Ahmad Tafsir, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1995),
hlm. 9.
Armai Arif, Pengantar Ilmu dan metodelogi pendidikan Islam Cet. I, (jakarta,Ciputra
pers,2002) h. 40.
Baiq Devia Wardanianti, “Penerapan Metode Menghafal Pada Pembelajaran Al-Qur’an
Hadits Kelas X MA Putri Al Ishlahuddiny,” 2020.
Hamdhani khoirul fikri, .Fungsi Hadis Terhadap Al-Qur’an, Jurnal volume 12, Tasamuh, no
2, h. 179
Kadar M. Yusuf, TafsirTarbawi: Pesan-pesan Al-Qur’an Tentang Pendidikan, (Jakarta:
Amzah, 2015), hlm. 79-81
Kompri, Motivasi Pembelajaran Perspektif Guru dan Peserta didik (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2015) hlm. 231
Leni Febriyana, Penggunaan metoe menghafal Al-qur’an pada santri putri tahfidz Al-qur’an
di pndok pesantren salafiyah syafi’iyah sukerejo situbondo ( Malang, UIN Malang),
2015, h. 43
M. MUKAROM,dkk, Buku Al-qur’an Hadis Kelas X, (Jakarta: Kementrian pendidikan
Indonesia), 2014, h. 105-107
Nur Dianti, pengaruh metode hafalan dalam pembelajaran Al-Qur’an Hadis terhadap minat
belajar peserta didik kelas XI pada MAN wajo, (Parepare, IAIN Parepare), 2019, h.
27
Slamet yahya,”pendidikan karakter presfektif Al-qur’an,” INSANIA : jurnal pemikiran
Alternatif Kependidikan 18, no 3(2013): 405-22
Sidik Abdul Malik, “Penerapan Metode Menghafal Dalam Pembelajaran Al-Qur’an Hadits
Siswa Kelas VIII Pondok Pesantren Manahil Al-Irfan MTs Nurul Kawakib
Atuwalupang Kec, Buyasuri Kab, Lembata NTT,” 2019.
Wardanianti, “Penerapan Metode Menghafal Pada Pembelajaran Al-Qur’an Hadits Kelas X
MA Putri Al Ishlahuddiny.”
Zamrat desi, Meningkatkan semangat belajar siswa dalam pembelajaran relasi dan fungsi
melalui pendekatan scientific, volume 4 no 1, junal penddika tambusai, 2020, h. 812
http://www.jejakpendidikan.com/2017/01/faktor-penghambat-
dalam-pelaksaan.html di akses pada tanggal 15 november, pukul 10.06.

Anda mungkin juga menyukai