KAJIAN PUSTAKA
Al-Qur’an Santri
Secara harfiah, kata “strategi” dapat diartkan sebagai seni (art) melaksanakan
stratagem, yakni siasat atau rencana.12 Reber (1998) menyebutkan bahwa dalam
perspektif psikologi, kata “strategi” berasal dari bahasa Yunani yang berarti
masalah atau mencapai tujuan. Sedangkan menurut J.R David, strategi merupakan
sebuah cara atau sebuah metode, dalam dunia pendidikan. Strategi diartikan
educational goal” yang berarti strategi adalah sebuah rencana, metode, atau
Secara umum strategi mempunyai pengertian suatu garis besar haluan untuk
bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan, sedangkan belajar
adalah bentuk aktifitas manusia yang dilakukan sejak lahir sampai meninggal
pengusahaan atau tingkah laku yang baru berupa perubahan ketrampilan, sikap,
12
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2003), hlm. 214.
13
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,
(Jakarta: Kencana Prenada Media, 2006), hlm. 124.
31
32
yang tepat dan efektif serta efisien. Salah satunya adalah pemilihan strategi yang
lebih menekankan pada aktivitas belajar peserta didik dan bukan pada aktivitas
guru. Usaha guru dalam memotivasi peserta didik hendaknya ditingkatkan lagi
karena masih banyak metode dan teknik yang dapat digunakan demi tercapainya
Guru adalah semua orang yang berwenang dan bertanggung jawab terhadap
pendidikan murid, baik secara individu maupun klasikal, baik di sekolah maupun
di luar sekolah. Guru adalah salah satu komponen manusiawi dalam proses
manusia yang potensial di bidang pembangunan, oleh karena itu guru merupakan
salah satu unsur kepedidikan yang harus berperan secara aktif dan menempatkan
Guru menjadi faktor kunci untuk mengembangkan potesi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
dengan belajar mengajar, strategi bisa diartikan sebagai pola umum kegiatan guru
murid dalam perwujudan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah
digariskan.
33
adalah suatu rencana atau metode yang dilakukan oleh seorang pendidik yang
2) Siswa atau peserta didik melakukan kegiatan belajar, terdiri dari peserta
3) Materi pelajaran, yang bersumber dari ilmu atau bidang yang telah
Agar tujuan itu tercapai, semua komponen yang ada harus diorganisasikan
sehingga antar sesama terjadi kerjasama. Oleh kerena itu, seorang guru tidak
oleh peserta didik melalui berbagai aktivitas, sehingga tugas guru lebih
oleh guru agar peserta didik belajar secara mandiri. Kecepatan, kelambatan
yang mampu memacu kreativitas peserta didik untuk menguasai bahan pelajaran
14
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,
(Jakarta: Kencana, Cet. VII, 2010), hlm. 128
35
Untuk mencapai tingkat hafalan yang baik tidak cukup dengan sekali
proses menghafal saja. Salah besar apabila orang menganggap dan mengharap
dengan sekali menghafal saja kemudian ia menjadi seorang yang hafal Al-
Qur’an dengan baik. Persepsi ini adalah persepsi yang salah dan justru
maka perlu sistem pengulangan ganda. Umpamanya, jika pada waktu pagi hari
kemapanan hafalan yang mantap, perlu pada sore harinya diulang kembali
Posisi akhir tingkat kemapanan suatu hafalan itu terletak pada pelekatan
Semakin banyak pengulangan maka semakin kuat pelekatan hafalan itu dalam
Fatihah. Karena sudah terlalu seringnya ja membaca maka surat itu sudah
refleksif.
36
b. Tidak Beralih pada Ayat Berikutnya sebelum Ayat yang sedang dihafal
Benar-benar Hafal
proses menghafal itu sendiri menjadi tidak konstan, atau tidak stabil. Karena
kenyataannya antara ayat-ayat Al-Qur'an itu ada sebagian yang mudah dihafal
ada pula sebagian darinya yang sulit menghafalkannya. Sebagai akibat dari
terlewati.
terutama pada ayat-ayat panjang. Yang perlu diingat, bahwa banyaknya ayat-
ayat yang ditinggalkan akan mengganggu kelancaran, dan justru akan menjadi
penghafal tidak beralih kepada ayat lain sebelum dapat menyelesaikan ayat-
banyaknya, akan memiliki pelekatan hafalan yang baik dan kuat. Tentunya
disebut Our'an pojok akan sangat membantu. Jenis mushaf Al-gur'an ini
mempunyai ciri-ciri:
2) Pada setiap halaman diawali dengan awal ayat, dan diakhiri dengan
akhir ayat
Al-Qur'an ialah menggunakan satu jenis mushaf. Memang tidak ada keharusan
menggunakan satu jenis mushaf tertentu, mana saja mushaf yang disukai
boleh dipilih asal tidak berganti-ganti. Hal ini perlu diperhatikan, karena
membaca mushaf Al-Our'an yang tidak biasa dipakai pada waktu proses
ayat yang sedang dihafalnya merupakan unsur yang sangat mendukung dalam
memberi arti bila didukung dengan pemahaman terhadap makna kalimat, tata
38
bahasa dan struktur kalimat dalam suatu ayat. Dengan demikian, maka
penghafal yang menguasai bahasa arab dan memahami struktur bahasnya akan
seperti ini, maka pengetahuan tentang ulumul gur’an akan banyak sekali
Ditinjau dari aspek makna, lafal dan susunan atau struktur bahasanya
kemiripan antara satu dengan yang lainnya.Ada yang benar-benar sama, ada
penggal ayat yang lainnya, atau satu ayat panjang menyerupai ayat lainnya,
ayat yang serupa baik dalam bentuk maupun kandungan isinya, atau
atau keserupaan dalam kalimat berarti telah memberikan hasil ganda terhadap
ayat-ayat yang dihafalnya, karena dengan menghafal satu ayat berarti telah
memperoleh hasil dua, tiga, atau empat bahkan sampai lima ayat, atau lebih
pengampu akan lebih baik dibanding dengan menghafal sendiri dan juga akan
memberikan hasil yang berbeda. Dalam hal ini, ada dua sistem yang biasa
tambahan hafalan baru sebaiknya dilakukan setiap hari dengan target satu atau
mengendap akan membentuk pola hafalan yang salah dan akan sulit
diluruskan.
diperlukan adanya guru untuk menerapkan strategi tersebut kepada peserta didik.
Menjadi seorang guru diperlukan keahlian kusus, agar ilmu disampaikan bisa
dengan Al-Mu’alim atau Al-Ustad: dalam bahasa arab artinya yang bertugas
memberikan ilmu dalam majlis ta’lim. Guru disebut pendidik profesonal. Karena
guru itu telah menerima dan memikul beban orangtua untuk mendidik anak. 15
Menurut Ngainun Naim dalam bukunya Guru adalah sosok yang mencurahkan
dari sisi material, sangatlah jauh dari harapan. Gaji seorang guru rasanya terlalu
Itulah sababnya guru mendapat gelar sebagai pahlawan tanpa tanda jasa.Seorang
guru bukan hanya mengajar dan mendidik saja, tapi guru juga menerima amanat
orang tua untuk mendidik anaknya, melainkan juga dari setiap orang tua
jawab kepada siswanya, tidak saja pada proses pembelajaran berlangsung, tetapi
juga ketika proses pembelajaran berakhir, bahkan sampai di akhir nanti guru harus
15
Jamil Suprahatiningrum, Guru Profesional Pedoman Kinerja, Kualifikasi dan
Kompetensi, hal. 23
16
Ngainum Naim, Menjadi Guru Inspiratif, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), hal 1
41
ganda dalam waktu yang bersama, yaitu misi agama dan misi ilmu pengetahuan.
Misi agama menuntut guru untuk menyampaikan nilai-nilai ajaran agama kepada
berasal dari senior yang telah selesai menghafalkan Al-Qur'an 30 juz. Guru
Tahfidz adalah orang yang ditunjuk untuk menjadi pengajar dengan kriteria
dengan adanya guru sebagai pendamping dan penyema' hafalan santri dalam
yang namanya setoran hafalan yang dilakukan oleh scorang siswa atau santri
dalam proses pembelajaran Tahfidzul gur'an ada yang namanya setoran hafalan
yang dilakukan face to face oleh seorang guru siswa pada gurunya.
adalah seseorang yang sudah selesai mengahfal Al-Our'an 30 juz dan ditunjuk
untuk menjadi pengajar yang menerima setoran hafalan AlOur'an dari santri atau
siswa.
meliputi guru madrasah atau sekolah dan samapi dosen-dosen diperguruan tinggi,
42
kyai dipondok pesantren dan lain sebagainya. Dengan kata lain guru adalah
dimaksud guru harus menguasai dan ahli dalam bidang ilmu yang diajarkannya.
Begitu pula, dengan guru Tahfidz yang berada dipondok pesantren. Sebelum
menghafal Al-Quran:18
hafalan Al-Qur’an yang diperoleh dari seorang guru, dimana guru juga
hafalannya.
2) Agar ketika ada kesalahan yang tidak kita sadari dapat diperbaiki.
17
Indra Keswara,Pengelolaan Pembelajaran Tahfidzul Qur’an (Menghafal Al-Qur’an) di
Pondok Pesantren Al-Husein Magelang, Jurnal Hanata Widya, Vo. 6/No.2/2017, hal 11
18
Cece Abdulwaly, Like A Star: Jadi Jomblo Hafidz Qur’an, (Jakarta: Grasindo, 2017),
hal 13
43
3) Agar ada yang terus memotivasi dan menasihati, terlebih ketika semangat
Al-Qur’an itu biasanya karena tidak ada yang memotivasi untuk bangkit
ketika terjatuh.
Bahkan kritik dan saran dalam menghafal Al-Our'an itu sangat penting
peran guru itu belum dapat digantikan oleh teknologi apapun, banyak unsur-unsur
keteladanan yang diharapkan dan hasil proses pembelajaraan yang tidak dapat
guru dan tanggung jawabnya terutama dalam moral untuk digurui dan ditiru oleh
perserta didik. Di sekolah guru menjadi ukuran dan pedoman bagi murud-
bagi setiap warga masyarakat. Peran guru selalu berkembang seiring dengan
siswa belajar” sehingga menjadi “guru membelajarkan perserta didik” dan “siswa
sebagai objek didik” sehingga menjadi “subjek didik”. Hal tersebut jelas menuntut
44
Menurut Ramayulis yang di kutip oleh Kompri bahwa sebagai seorang guru ia
b. Sebagai penghubung, antara sekolah dan masyarakat dalam hal ini yang
harus diperhatikan adalah prinsip kerja sama dan bahu membahu dalam
administrasi pendidikan.
19
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, hlm. 123
45
i. Sebagai motivator, guru harus dapat memberikan dorongan dan niat yang
perserta didik.
yaitu siswa. Untuk itu tugas seorang guru tidaklah ringan, karena cakupannya
didik maka perkataan dan perlakuan seorang guru sebagai pendidik merupakan
wahana belajar anak didik yang patutu untuk dicontoh dan dijadikan suri tauladan.
Adapun berikut ini akan dijelaskan beberapa peran guru yang paling dominan
20
Kompri, Motivasi Pembelajaran Perspektif Guru dan Siswa, Cet. 2, hlm. 41-42
46
menjadi manusia yang taat pada sang maha pencipta, sopan, tunduk pada
hukum dan ada istiadat. Meskipun hal ini tampaknya kurang rasional,
yang utuh”.
perserta didik.
belajar atas dorongan diri sendiri dan mereka menjadi sadar bahwa belajar
g. Guru Sebagai Evaluator, yaitu guru mengevaluasi proses dan hasil belajar
kemampuannya dalam hal ilmu yang dimilikinya. Karena hal ini akan
Guru merupakan orang yang paling penting statusnya dan bertanggung jawab
atas semua proses pembelajaraan, terutama mengelola dan menguasai kelas, serta
membina siswa dengan baik sehingga suasana di kelas menjadi kondusif. Guru
dianggap memiliki peran srategis dalam memperoleh hasil belajar anak didik.
Melalui guru transformasi nilai ilmu pendidikan dan lainnya berlangsung optimal,
guru salah satu penggerak dan pelaksana dalam kegiatan pembelajaraan di sekolah.
pendidikan perserta didik, baik secara individu maupun secara klasikal, baik di
baik itu menghafal atau membacanya sehingga peserta didik bisa menghafal Al-
Qur’an dengan baik dan benar sesuai dengan kaidah-kaidah ilmu tajwid agar
perserta didik dapat mencapai keinginannya sesuai dengan tujuan, kehadiran guru
21
Moh Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2010), hlm. 9
48
dalam belajar.
Al-Qur’an Santri
Tahfidz (Hafalan) secara bahasa adalah lawan dari kata lupa, yaitu selalu ingat
dan sedikit lupa. Penghafal adalah orang yang menghafal dengan cermat dan
termasuk sederet kaum yang hafal. 22 Lafad hifzh merupakan masdar dari kata
agar selalu ingat.24 Dikuatkan dari jurnal Nurul Hidayah yang mengutip dari Farid
secara benar dengan cara-cara tertentu secara terus menerus. Orang yang
definisi tersebut mengandung dua hal pokok, yaitu: Pertama, seorang yang
22
Abdurrab Nawabuddin, Teknik Menghafal Al-Qur’an, (Bandung: Sinar Baru, 1991),
hal 23
23
Zaki Zamani Dan Muhammad Syukron Maksum, Menghafal Al-Qur’an Itu Gampang,
(Yogyakarta: Mutiara Meia, 2009), hal 20
24
Moenawar Chalil, Kembali Kepada Al-Qur’an Dan As-Sunnah, (Jakarta: Bulan
Bintang, 2007), hal 179
49
Senantiasa menjaga hafalannya secara terus menerus dari lupa, karena hafalan
Al-Qur’an sangat cepat hilangnya.25 Orang yang telah menghafal sekian juz Al-
Qur’an tetapi tidak menjaganya secara terus-menerus, maka tidak disebut sebagai
pula dengan seseorang yang hafal beberapa juz atau ayat Al-Qur’an , maka tidak
dengan urutan yang terdapat dalam mushaf usmani mulai dari suah AlFatihah
kalam Allah yang merupakan mukjizat yang diturunkan kepada nabi dan rosul
terakhir denga perantara malaikat jibril yang ditulis dalam beberapa mushaf yang
Menurut beberapa pengertian diatas dapat tarik garis merah bahwa yang
dihafalkan secara sempurna, baik lafadz maupun makna. Dalam tata praktisnya,
yaitu membaca dengan lisan sehingga menimbulkan ingatan dalam pikiran dan
25
Jurnal Nurul Hidayah (2016), “Strategi Pembelajaran Tahfidz Al-Qur’an Di Lembaga
Pendidikan” Journal Ta’alhum, Vol.04. No.01, pp 66
26
Munjahid Strategi Menghafal 10 Bulan Khotam: Kiat-Kiat Sukses Menghafal Al-
Qur’an, (Yogyakarta: Idea Press, 2007) hal 74
50
sudah tercukupi. Namun jika tidak ada sama sekali, maka seluruhnya berdosa.27
selainnya adalah fardhu ‘Ain. Hal ini mengingatkan bahwa tidaklah sah salat
seorang tanpa membaca Al-Fatihah. Rasulullah Saw telah bersabda “tidaklah sah
Dengan demikian, merupakan suatu prinsip hukum yang telah ditetapkan oleh
agama islam. Selain itu, kita sebagai umat nabi muhammad juga memiliki
kewajiban untuk menjaganya. Maka alangkah baiknya sebagai umat islam ikut
menghafalkan Al-Qur’an sebagai bentuk kecintaan kita pada firman allah yang
Al-Qur’an merupakan orang-orang pilihan yang memang yang ditunjuk oleh allah
sebagai berikut:
a. Menambah kecerdasan
27
Muhammad Fathu Lillah, Masail Qur’an Studi Kajian Al-Qur’an, (Kediri: Santri salaf
Press Lirboyo, 2017), hal. 107-171
28
Abdurrab Nawabuddin, Teknik Menghafal Al-Qur’an... ;hal. 19
29
Tanzil Khaerul Akbar dan Ardi Gunawan, Menghafal Al-Qur’an Dengan Otak Kanan,
(Jakarta: Gramedia, 2018), hal. 35-36
51
tafsi).
Pada hari kiamat nanti Al-Qur’an akan datang memberi syafa’at bagi
30
Nurul Qomariah Dan M. Irsyad, Agar Anak Zaman Now Bisa Hafal Al-Qur’an, (Klaten:
Semesta Hikmah Piblishing, 2019), hal. 2
52
“Siapa saya yang membaca huruf dar: Al-Qur'an, maka baginya akan
Aisyah yang tertulis dalam HR. Muslimin No. 798 dan HR. Bukhari
malaikat yang mulia dan terpuji. Adapun orang yang terbata-bata dan
faktor pendukung dalam menghafal Al-Qur’an seperti yang dijelaskan oleh Majdi
diantaranya yaitu:32
31
Tanzil Khaerul Akbar dan Ardi Gunawan, Menghafal Al-Qur’an dengan Otak Kanan...,
hal. 25
32
Majdi Ubaid, 9 Langkah Mudah Menghafal Al-Qur’an, (Solo: PT Aqwam Media
Profetika, 2015), hal. 169-183
53
Hal ini merupakan prinsip yang sangat penting, agar tetap konsisten
Ukuran mushaf yang paing baik adalah sebesar telapak tangan, sehingga
mereka.
jangan mulai menghafal ayat baru kecuali jika hafalan sudah benar-benar
Jain.
sudah lengkap dan lancar dari awal sampai akhir. Hal ini sangat penting
adalah harus teliti dengan ayat-ayat yang mirip-mirip. Allah swt telah
sempurna.
Dalam urusan ini terdapat perkara yang sangat penting. Dimana terdapat
waktu liburan musim panas dan musim dingin, serta musim-musim haji
baik yang bisa anda memanfaatkan untuk melipat gandakan hafalan harian.
dan lebih sulit lagi memantapkan hafalan Al-Quran” atau ada yang mengatakan
“aku ingin menghafalkan Al-Quran tapi aku tidak memiliki waktu”. Penyebabnya
dari anggapan tersebut adalah ada sesuatu yang disebut wahn (khayalan) yang
bercokol di dalam pikiran. Juga biasa dinamakan justifikasi diri yang berdampak
disebutkan:
33
Amjad Qasim, Sebulan Hafal Al-Qur’an, hal. 80
56
Yakni beralih memperhatikan hal lain seperti hadits, syair atau internet.
Upaya ini dilakukan seseorang untuk meraih sukses dalam satu bidang
hafal.
yang berisi sekitar 604 halaman yang banyak di antara kita merasa tidak sanggup
untuk menghafalnya. Namun segala hambatan tersebut dapat di atasi ketika kita
dapat meyakinkan kepada diri sendri bahwa tidak ada yang tidak mungkin jika
34
Ibid, hal. 81-82
57
pahala yang akan didapatkan, oleh karenanya semakin sulit hambatan yang harus
dilalui maka akan semakin besar pula pahala yang akan didapatkan, hal ini sesuai
dengan firman Allah dalam QS. Ar-Rahman: 60 yang artinya “tidak ada Balasan
yaitu:
Quran, setiap kali seorang hamba melakukan dosa Pasti berimbas pada
Al-Qur’an adalah cahaya ilmu, dan ilmu tidak akan Masuk kedalam
hati seorang hamba yang hatinya gelap dan penuh dengan dosa, maka
jalan terbaik adalah taubat kepada Allah SWT. Dengan taubat yang
sebenar-benarnya,
35
Ash-syeikh az-zarnuji, Terjemahan Ta’lim Muta’alim (Buku Panduan Bagi Kita Untuk
menuntut Ilmu yang benar), (Surabaya: MUTIARA ILMU, 2012), Hal. 100
58
hijrahnya kepada dunia yang ia cari atau wanita yang ingin ia nikahi
c. Kekenyangan
36
Abu Yahya Badru Salam, Niat Penentu Amal, (Nashirussunnah, 2012), hal. 99
37
Khalid Bin Abdul Karim Al-Lahim, Beginilah cara mengamalkan Al-Qur’an, (Jakarta:
Pusaka at-tazkia, 2010), hal. 167
59
menghafal merupakan pekerjaan yang mulia, melihat dari keutamaan yang akan
indikator seorang dalam menghafal Al-Qur’an yaitu, dapat dilihat dari tahfidz,
Ada meberapa metode yang bisa dilakukan diantaranya, metode wahdah, kitabi,
Al-Qur’an, yaitu ada factor pendukung menghafal Al-Qur’an dan ada pula faktor
menghafal diantaranya, usia yang ideal, manajemen waktu, memilih tempat yang
Hal yang menjadi point penting dalam menghambat hafalan itu sendiri
yaitu niat yang tidak ikhlas karena Allah, akibat perbuataan dosa dan juga
adalah pekerjaan yang mulia dan tidak mudah untuk dilakukan. Oleh karena itu
menjadi suatu ibadah yang benar-benar dapat mendekatkan diri kepada Allah
merupakan pekerjaan yang membutuhkan usaha dan kerja keras agar bisa
yang telah dipaparkan dalam bukunya Lisya dan Subandi diantaranya sebagai
berikut:38
38
Lisya Dan Subandi, Psikologi Santri Penghafal Al-Qur’an, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2010) hal 41
61
hingga hafal.
telah ditulis oleh Umar AI-Faruq dalam bukunya yang berjudul 10 Jurus Dahsyat
1) Muraja’ah sendiri
hafalan). Hafalan yang baru harus selalu diulangi minimal dua kali
62
setiap hari, dalam jangka waktu satu minggu, sementara hafalan yang
mengulang hafalan.
menambah semangat karena adanya variasi bacaan, cara ini juga akan
3) Muraja’ah bersama
halaman, dua halaman atau ayat per ayat. Ketika salah satunya
yang salah.
harus lebih banyak dari pada materi tahfizh, yaitu satu banding sepuluh.
juz).
sebaga berikut.39
Untuk mencapai tingkat hafalan yang baik tidak cukup jika dengan sekali
dalam haditsnya bahwa ayat-ayat Al-Qur’an itu lebih gesit dari pada unta,
dan lebih mudah dilepas dari pada unta yang lepas dari pada unta yang
pengulangan ganda.
2) Tidak Beralih pada Ayat Berikutnya Sebelum Ayat yang Sedang Dihafal
Benar-benar hafal
menyebabkan proses menghafal itu sendiri tidak konsen, atau tidak stabil.
mudah dihafal, dan ada pula sebagian darinya yang sulit menghafalkannya.
39
Ahsin Wijaya Al-Hafidz, Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur’an, (Jakarta: AMZAH
2008), hal 67-73
64
dihafalnya, terutama pada ayat yang panjang. Yang perlu diingat, bahwa
yang disebut dengan Qur’an Pojok. Adapun ciri dari mushaf ini yaitu:
menghafal Al-Qur’an.
ayatnya.
boleh. Hanya saja jika mushaf tidak berganti maka, pola hafalan tidak
akan berubah. Tetapi jika mushaf berganti-ganti maka pola hafalan akan
Al-Qur’an.
makna kalimat, tata bahasa dan struktur kalimat dalam satu ayat. Dengan
banyak sekali terserap oleh para penghafal ketika dalam proses menghafal
Al-Qur’an.
Ditinjau dari aspek makna, lafal dan susunan atau struktur bahasannya
kemiripan antara satu dengan lainnya. Ada yang benar-benar sama, ada
pula yang hanya berbeda dalam dua, atau tiga huruf saja, ada pula yang
penggal ayat yang lainnya. Atau satu ayat yang panjang menyerupai
sebaliknya.
dua, tipa atau empat bahkan sampai lima ayat atau lebih dari ayat-
baru, atau untuk takrir, yakni mengulang kembali ayat-ayat yang telah
Gan juga akan memberikan hasil yang berbeda. Dalam hal ini, ada dua
Al-Qur’an.
dengan target satu atau dua muka halaman baru. Setiap kali setoran
apabila waktu yang tersedia dari pihak pengampu, tersedia secara leluasa,
ini dimaksudkan:
68
mengendap akan membentuk pola hafalan yang salah dan akan sulit
diluruskan.