Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PAI SD
TENTANG
MATERI DAN STRATEGI PEMBELAJRAN AL-QUR’AN DISEKOLAH
MIN TOLO BALI
DOSEN PENGAMPUN : UMAR,M.Pd

DI SUSUN OLEH KELOMPOK V :


1. MUH.GUSRUHIYAH
2. MULIYATI
3. FARID MUKRAMIN

INSTITUT AGAMA ISLAM MUHAMMADIYAH BIMA


TAHUN AJARAN 2021/2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan Agama Islam (PAI) salah satunya meliputi mata pelajaran Qur’an
Hadits. Dimana al-Qur’an dan hadits merupakan pedoman hidup bagi seluruh umat
Islam dan dua perkara yang ditinggalkan oleh Nabi Muhammad setelah beliau wafat.
Jadi sudah semestinya keberadaan mata pelajaran tersebut dalam pendidikan Islam.
Sehingga pendidikan Islam mampu mencetak generasi Islam yang berbasis nilai-nilai
yang terkandung dalam al-Qur’an dan hadits.
Dalam proses belajar mengajar Qur’an Hadis tidak hanya materi yang dibutuhkan
guru. Ia juga membutuhkan strategi untuk menyelenggarakan kegiatan belajar
mengajar, bahkan strategi ini harus dipilih sebelum pelaksanaan kegiatan belajar
mengajar, pemilihan tersebut tidak dapat dilakukan denga asal. Ada beberapa hal yang
menjadi pertimbangan, agar tujuan belajar mengajar dapat dicapai dengan optimal.
Strategi memiliki peran penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa Oleh
karena itu dalam makalah ini kami akan memaparkan tentang strategi belajar mengajar
Qur’an Hadis.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Strategi Pembelajaran Qur’an Hadis di MI?
2. Apa saja Jenis-jenis Strategi Pembelajaran Qur’an Hadis di MI?
3. Apa Pengertian Metode Pembelajaran Qur’an Hadis di MI?
4. Apa saja Jenis-jenis Metode Pembelajaran Qur’an Hadis di MI?
5. Apa Hubungan Strategi dan Metode Pembelajaran Qur’an Hadis di MI.

C. Tujuan
1. Mengetahui dan Memahami Pengertian Strategi Pembelajaran Qur’an Hadis di MI.
2. Mengetahui dan Memahami Jenis-jenis Strategi Pembelajaran Qur’an Hadis di MI.
3. Mengetahui dan Memahami Pengertian Metode Pembelajaran Qur’an Hadis di MI.
4. Mengetahui dan Memahami Jenis-jenis Metode Pembelajaran Qur’an Hadis di MI.
5. Mengetahui dan Memahami Hubungan Startegi dan Metode Pembelajaran MI/SD.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. STRATEGI PEMBELAJARAN QUR’AN HADIS DI MI

1. Pengertian Strategi Pembelajaran Qur’an Hadis MI/SD


Strategi adalah suatu pola yang direncanakan dan ditetapkan secara sengaja untuk
melakukan kegiatan atau tindakan. Strategi pembelajaran mencakup tujuan kegiatan ,
siapa yang teribat dlam kegiatan, isi kegiatan, proses kegiatan, dan sarana penunjang
kegiatan. Pembelajaran adalah suatu konsepsi dari dua dimensi kegiatan (belajar dan
mengajar) yang searah, yakni diarahkan pada pencapaian tujuan (penguasaan sejumlah
kompetensi). Kembali kepada Borich, persoalan yang perlu dicermati adalah bagaimana
agar siswa melakukan kegiatan belajar secara optimal sehingga tujuan yang diharapkan
dapat dicapai. Persoalan ini terkait erat dengan strategi pembelajaran, karena terjadinya
kegiatan belajar yang optimal membutuhkan upaya-upaya strategis dan sistematis. Andi
Hakim Nasution menyatakan bahwa suatu pengajaran yang berkaitan dengan suatu
materi kurikulum tertentu prinsip peterlaksanaan dipengaruhi oleh empat komponen
pokok yaitu pembawa materi, penyaji materi, pendekatan dan penerima materi.
Pengaturan materi kurikulum tersebut dinamakan strategi belajar mengajar.
Terdapat berbagai pendapat tentang strategi pembelajran sebagaimana dikemukakan
oleh para ahi pembelajran di antaranya akan dipaparkan sebagai berikiut:
a. Kozma dan Gafur secara umum menjelaskan bahwa strategi pembelajaran dapat
diartikan sebagai setiap kegiatan yang dipilih, yaitu yang dapat memberikan
fasilitas atau bantuan kepada peserta didik menuju tercapainya tujuan
pembelajaran tertentu.
b. Gerlach dan Ely menjelaskan bahwa strategi pembelajaran merupakan cita-cita
yang dipilih untuk menyampaikan materi pembelajaran dlam lingkungan
pembelajaran tertentu. Selanjutnya dijabarkan oleh mereka bahwa strategi
tersebut meliputi sifat, lingkup, dan urutan kegiatan pembelajaran yang dapat
memberikan pengalaman belajar kepada peserta didik.
c. Menurut Dimyati dan Mudjiono strategi pembelajaran dimaknai sebagai
‘kegiatan guru dalam memikirkan dan mengupayakan terjadinya konsistensi
antara aspek-aspek komponen pembentuk sistem instruksional, dimana untuk itu
guru perlu menggunakan siasat tertentu.[5]
d. Berdasarkan beberapa pandangan di atas, dapat disimpulkan bahwa strategi
pembelajaran Qur’an hadis merupakan cara-cara yang akan dipilih dan
digunakan oleh seorang pengajar untuk menyampaikan materi pembelajaran
Qur’an Hadis, sehinga akan memudahkan peserta didik mencapai tujuan yang
dikuasai di akhir kegiatan belajar.
2. Jenis-jenis Strategi Pembelajaran Qur’an Hadis di MI
a. Strategi Pembelajaran Langsung (Direct Instruction)
Strategi pembelajaran langsung merupakan strategi yang kadar berpusat pada gurunya
paling tinggi, dan paling sering digunakan. Pada strategi ini termasuk didalamya metode-
metode ceramah, pertanyaan didaktik, pengajaran eksplisit, praktek dan latihan, serta
demonstrasi. Strategi pembelajaran langsung efektif digunakan untuk memperluas
informasiatau mengembangkan ketrampilan langkah demi langkah. Kelebihan dari
stretegi ini adalah mudah direncanakan dan digunakan, sedangkan kelemahan strategi
ini utamanya adalah dalam mengembangkan kemampuan, proses, dan sikap yang
diperlukan untuk pemikiran kritis dan belajar kelompok. Sehingga, siswa akan pasif tidak
bisa mengembangkan kreatifitasnya, jika diterapkan materi menghafal al-qur’an tidak
sesuai.

b. Strategi Pembelajaran Tidak Langsung (Indirect Instruction)


Pembelajaran tidak langsung memperlihatkan bentuk keterlibatan siswa yang tinggi
dalam observasi, penyelidikan, penyelidikan, penggambaran inferensi berdasarkan data,
atau pembentukan hipotesis. Dalam pembelajaran tidak langsung peran guru beralih
dari penceramah menjadi fasilitator, pendukung, dan sumber personal (resourse
person). Guru merancang lingkungan belajar, memberikan kesempatan siswa untuk
terlibat untuk memungkinkan memberikan umpan balik pada siswa ketika mereka
melakukan inkuiri. Seperti membuat potongan-potongan kertas, sebanyak siswa dalam
kelas tersebut yang isinya potongan-potongan ayat al-qur’an, sehingga siswa akan
mudah menghafal ayat Al-qur’an.

c. Strategi Pembelajaran Interaktif (Interactive Intruction)


Strategi pembeljaran interaktif merujuk kepada bentuk diskusi dan saling berbagai
diantara peserta didik. Strategi interaktif dikembangkan dalam rentang pengelompokan
dan metode-metode interaktif. Didalamya terdapat bentuk-bentuk diskusi kelas, diskusi
kelompok kecil atau mengerjakan tugas kelompok, dan kerja sama siswa secara
berpasangan.[6] Dengan strategi ini siswa akan lebih kritis dalam berfikir, dalam peljaran
qur’an hadis ini siswa akan mudah memahami bahkan mengamalkan isi kandungan ayat
Al-qur’an, dan bisa menyelesaikan tugas bersama teman-temannya.

d. Strategi Pembelajaran melalui pengalaman (Experiential Learning)


Strategi pembelajaran melalui pengalaman menggunakan bentuk sekuensi induktif,
berpusat pada siswa dan berprientasi pada aktifitas. Penekanan dalam strategi belajar
melalui pengalaman adalah pada proses belajar bukan hasil belajar. Jadi, strategi ini guru
memberi motivasi belajar pada siswa, dan strategi ini dalam mata pelajaran qurdis pada
materi tajwid, guru menyuruh, siswa untuk mengamati ayat al-qur’an dan
menganalisisnya, juga melatih mereka untuk membaca al-qur’an sesuai tajwidnya,
sehingga siswa akan berfikir beginilah membaca al-qur’an yang benar. Tujuan dari
strategi ini adalah bukan hanya semata-mata berorientasi pada penguasaan materi
dengan menghafal, akan tetapi lebih dari itu yaitu untuk memberikan pengalamanuntuk
jangka panjang.

e. Strategi Pembelajaran Mandiri


Belajar mandiri merupakan strategi pembelajaran yang bertujuan untuk membangun
inisiatif individu, kemandirian, damn peningkatan mandiri. Fokusnya adalah pada
perencanaan belajar mandiri oleh peserta didikdengan bantuan guru. Belajar mandiri
juga bisa dilakukan dengan teman atau sebagian dari kelompok kecil.[7] jadi, dalam
mata pelajaran qurdis siswa rdiperuntukkan belajar sendiri dengan tetap didampingi
guru, misalnya membaca al-qur’an guru hanya membenarkan kesalahan bacaan, atau
seorang siswa membaca dan yang lain mendengarkan dan mengoreksi kesalahan secara
bergantian, dengan begitu siswa akan berfikir dengan sendirinya tentang materi
tersebut.

f. Strategi Pembelajaran Inkuiri Bermuatan karakter


Istilah “Inkuiri” berasal dari Bahasa Inggris yaitu inquiri yang berate pertanyaan atau
penyelidikan. Pembelajaran inkuiri adalah pembelajaran yang melibatkan seluruh
kemampuan peserta didik secara maksimal untuk mencari dan menyelidiki secara
sistematis, kritis, logis, dan analitis, sehingga pesrta didik dapat meneruskan sendiri
penemuannya dengan penuh percaya diri. Dengan strategi ini siswa disuruh
menganalisis pelajaran tersebut dan menceritaka didepan teman-temannya.

Dari berbagai strategi diatas guru bisa menggunakan strategi manapun sesuai pelajaran
yang dibawa dengan mudah, sehingga tercapai tujuan pembelajaran qur’an hadis.
Sehingga siswa dapat memahami dan mempraktekkan materi qurdis, seperti dapat
membaca al-qur’an dengan benar jg menghafalnya, dapat memehami dan mengamalkan
isi kandungan ayat al-qur’an.
B. METODE PEMBELAJARAN QUR’AN HADIS DI MI
1. Pengertian Metode Pembelajaran Qur’an Hadis di MI
Metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang
sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara
optimal. Ini berarti metode digunakan untuk merealisasikan proses belajar mengajar
yang telah ditetapkan.
Menurut Abdurrahman Ginting, metode pembelajaran dapat diartikan cara atau pola
yang khas dalam memanfaatkan berbagai prinsip dasar pendidikan serta berbagai teknik
dan sumberdaya terkait lainnya agar terjadi proses pemblajaran pada diri pembelajar.
Dengan kata lain metode pembelajaran adalah teknik penyajian yang dikuasai oleh
seorang guru untuk menyajikan materi pelajaran kepada murid di dalam kelas baik
secara individual atau secara kelompok agar materi pelajaran dapat diserap, dipahami
dan dimanfaatkan oleh murid dengan baik. Dalam kenyataannya, cara atau metode
pembelajaran yang digunakan untuk menyampaikan informasi berbeda dengan cara
yang ditempuh untuk memantapkan siswa dalam menguasai pengetahuan, ketrampilan
dan sikap. Khusus metode pembelajaran di kelas, efektifitas metode dipengaruhi oleh
faktor tujuan, faktor siswa, faktor situasi dan faktor guru itu sendiri. Dengan demikian
metode dalam rangkaian sistem pembelajaran memegang peran yang sangat penting,
karena keberhasilan pembelajaran sangat tergantung pada cara guru dalam
menggunakan metode pembelajaran. Dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran
merupakan suatu cara yang harus ditempuh oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar
dengan siswa agar dapat tercapai sesuai tujuan yang ditetapkan pada mata pelajaran Al-
Qur’an Hadits di MI
2. Jenis-jenis Metode Pembelajaran Qur’an Hadis Di MI
Saiful mengemukakan sejumlah metode mengajar yang mungkin dapat dilakukan oleh
guru antara lain sebagai berikut:
1. Metode ceramah
Metode ceramah adalah sebuah bentuk interaksi melalui penerangan dan penuturan
lisan dari guru kepada peserta didik. Dalam kegiatan ini, informasi yang diberikan sering
kabur dan samar-samar bagi pendengarnya. Bahkan,kemungkinan jika pendengarnya
ditanya kembali tidak tau apa-apa. Jadi,sebaiknya dalam metode ini guru menggunakan
alat-alat bantu seperti gambar dan audio visual lainnya.
2. Metode Tanya Jawab (Respons)
Metode tanya jawab ialah penyampaian pelajaran dengan cara guru mengajukan
pertanyaan dan muridnya menjawab. Dalam metode Tanya jawab terdapat kelemahan
da…

3. Metode Diskusi
Metode diskusi dapat diartikan sebagai metode untuk memecahkan suatu masalah
yang memerlukan beberapa jalan alternative yang dapat mendekati pembenaran dalam
proes pembelajaran.metode ini bila diterapkan dalam proses pembelajran akan
merangsang mrid untuk berpikir sistematis, logis, kritis, dan demokratis.

4. Metode Karyawisata (Field-Trip)


Metode Karyawisata adalah suatu cara pengajaran yang dilaksanakan dengan jalan
mengajak anak didik keluar kelas untuk dapat memperlihatkan hal-hal atau peristiwa
yang ada hubungannya dengan bahan pelajaran. Metode ini lebih menekankan pada
aspek psikomotorik karena dalam metode ini siswa lebih dituntut keaktifannya dalam
setiap kegiatan, sedangkan untuk pembinaan aspek yang lain (kognitif dan afektif)
merupakan pendorong untuk tercapainya elaborasi dari teori-teori yang didapatkan
anak didik.
5. Metode Problem Solving
Pembelajaran ini merupakan pembelajaran berbasis masalah yakni pembelajaran
yang berorientasi “learner centered” dan berpusat pada pemecahan masalah oleh siswa
melalui kerja kelompok. Metode problem solving sering disebut “metode ilmiah”
(scientific method) karena langkah-langkah yang digunakan adalah langkah ilmiah yang
dimulai dari; merumuskan masalah, merumuskan jawaban sementara (hipotesis),
mengumpulkan dan mencari data/ fakta, menarik kesimpulan atau melakukan
generalisasi, dan mengaplikasikan temuan kedalam situasi baru.

6. Metode Demonstrasi
Demonstrasi merupakan salah satu metode yang cukup efektif karena embantu siswa
untuk mencari jawaban dengan usaha sendiri berdasarkan fakta atau data yang benar.
Metode demonstrasi merupakan metode penyajian pelajaran dengan memperagakan
dan mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu,
baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan.
C. HUBUNGAN STRATEGI DAN METODE PEBELAJARAN QUR’AN HADIS DI
MI
Strategi mengajar dapat dikatakan sebagai perencanaan pengajaran yang
diaktualisasikan dalam proses belajar mengajar. Menurut Dadang Sulaiman bahwa
penentuan strategi dalam pengajaran didasarkan pada tujuan-tujuan yang akan
dirumuskan, metode-metode ada yang akan digunakan dalam menyampaikan bahan
ajaran, serta pendekatan yang paling efektif dan paling efisien dalam membantu siswa
mencapai tujuan. Hubungan metode dengan strategi pembelajaran digambarkan
sebagai suatu kesatuan sistem yang bertitik tolak dari penentuan tujuan pembelajaran,
pemilihan strategi pembelajaran, dan perumusan tujuan, yang kemudian
diimplementasikan ke dalam berbagai metode dan teknik yang relevan selama proses
pembelajaran berlangsung. Jadi, strategi itu merupakan sebuah perencanaan untuk
melaksanakan metode dan tahap-tahap pembelajaran.
BAB III
PEMBAHASAN

A. Hasil observasi
Alhamdulillah pada hari sabtu kemarin tanggal 30 oktober kami dari kelompok V
turun observasi disalah satu sekolah/madrasah ternama di kelurahan Tolo Bali yaitu
sekolah MIN Tolo Bali. Dan Alhamdulillah kami bertemu langsung dengan kepala
sekolah dan guru yang bersangkutan yaitu guru yang mengajar tentang Al-Qur’an.Kepala
sekolah Bernama EDY AMRIN Bapak guru nya bernama Pak HAKI mengajar dikelas IV.
Dan alhamdulillah guru guru dan kepala sekolah yang kami observasi memberikan
respon yang sangat baik terhadap kami.

B. Uraian pembahasan
Berikut hasil observasi yang dapat kami sampaikan:

1. Kendala ketika mengajar

Kendala selama proses belajar mengajar AL-qur’an. Terutama dalam mata pelajaran
yang bapak Hakim ajarkan yaitu pelajaran Al-qur’an kelas IV.
Beliau mengatakan bahwa pertama,adanya siswa yang kurang bisa membaca atau
menulis al qur’an sehingga metode yang beliau ajarkan kurang bisa di pahami dan
dimengerti .Namun tidak semua siswa seperti itu ada yg paham dan ada juga yang
kurang pah am. alhamdulillah 80% yang sudah paham dan 20% yang kurang paham
karena masih ada yang belum bisa baca tulis al-qur’an. Yang kedua,adalah karena
adanya siswa yang tidak hadir pada saat beliau ajarkan,sehingga materi yang diajarkan
perlu diulang ulang kembali.
2. Strategi/ model/metode yang diajarkan
a. strategi yang di pake sama pak HAKIM Ketika mengajar kan siswanya adalah belajar
sambil bermain . Kata pak HAKIM siswa lebih senang belajar sambil bermain dan siswa
cepat merespon , lebih aktif , daya tangkap nya cepat, dengan strategi ini juga siswa
cepat memahami pelajaran Al-qur’an. Contoh nya yaitu belajar menyambung ayat dll.
b. Metode yang di ajarkan pak HAKIM kepada siswa nya adalah lebih banyak metode
ceramah dan di padukan dengan strategi yang di terapkan karena yang di mana kata
pak HAKIM Ketika siswa di suruh menulis dan hanya mendengarkan siswa cepat jenuh
dan mereka cepat bosan sehingga ribut sendiri. Jadi guru harus kreatif dan bisa
memahami karakter siswa nya.
3. Kekurangan dalam strategi metode ini adalah hanya ada pada siswa yang belum bisa
atau belum lancar dalam membaca dan menulis al qur’an.
4. Kelebihan strategi ini atau metode ini yaitu siswa cepat memahami,mengerti apa
yang guru sampaikan dan mudah diingat kembali oleh para siswa selama proses belajar
mengajar berlangsung.
5. Responnya siswa terhadap metode yang disampaikan yakni. Yang pertama, siswa
senang dan gembira karena menurutnya mudah dipahami. Kedua,siswa dapat mengenal
kata yang disampaikan dengan jelas. ketiga,siswa mudah mengingat kembali kata kata
yang ditulisnya.
6. Langkah inovatif selanjutnya adalah guru masih mempertimbangkan pada kurikulum
yang berlaku sehingga bisa mengetahui metode yang seperti apa yang akan
disampaikan. supaya metode yang seperti apa yang mudah dan bisa dipahami oleh siswa
yang diajarakan oleh guru pembimbing.
BAB IV
PENUTUP

A.Kesimpulan

Strategi pembelajaran Qur’an hadis merupakan cara-cara yang akan dipilih dan
digunakan oleh seorang pengajar untuk menyampaikan materi pembelajaran Qur’an
Hadis, sehingga akan memudahkan peserta didik mencapai tujuan yang dikuasai di akhir
kegiatan belajar
Metode pembelajaran merupakan suatu cara yang harus ditempuh oleh guru dalam
kegiatan belajar mengajar dengan siswa agar dapat tercapai sesuai tujuan yang
ditetapkan pada mata pelajaran Al-Qur’an Hadits di MI.
Hubungan metode dengan strategi pembelajaran digambarkan sebagai suatu kesatuan
sistem yang bertitik tolak dari penentuan tujuan pembelajaran, pemilihan strategi
pembelajaran, dan perumusan tujuan, yang kemudian diimplementasikan ke dalam
berbagai metode dan teknik yang relevan selama proses pembelajaran berlangsung.

B.Saran
Kami sebagai penulis makalah menyadari bahwa makalah ini masih banyak sekali ke
salahan dan jauh dari kata sempurna.Olehkarena itu,kami berharap kepada dosen p
embimbing agar kiranya dapat meberikan kritikan atau saranya terhadap makalah yang
kami buat supaya bisa lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Efferi, Adri. Materi dan Pembelajaran Qur’an Hadits Mts-MA. Kudus: STAIN Kudus, 2009.
Khamsinah. “Metodologi dalam Pembelajaran Jurnal UIN Alauddin Makasar Vol. 11 No.
1,” Juni 2008, 110.
Majid, Abdul. Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013.
Ramayulis. Metodologi Pengajaran Islam. Jakarta: Kalam Mulia, 2008.
Silberman, Melvin.L. Active Learning (101 Cara Belajar Siswa Aktif). Bandung: Nuansa
Cendekia, 2013.
Supriadie, Didi, dan Deni Darmawan. Komunikasi Pembelajaran. Bandung: Rosdakarya,
2012.
Uno, Hamzah B, dan Nurdin Mohammad. Belajar dengan Pendekatan PAILKEM. Jakarta:
PT Bumi Aksara, 2013.

[1] Abdul Majid, Strategi Pembelajaran (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), 3–4.
[2] Didi Supriadie dan Deni Darmawan, Komunikasi Pembelajaran (Bandung: Rosdakarya,
2012), 127.
[3] Adri Efferi, Materi dan Pembelajaran Qur’an Hadits Mts-MA (Kudus: STAIN Kudus,
2009), 25.
[4] Hamzah B Uno dan Nurdin Mohammad, Belajar dengan Pendekatan PAILKEM
(Jakarta: PT Bumi Aksara, 2013), 4–5.
[5] Supriadie dan Darmawan, Komunikasi Pembelajaran, 127.
[6] Melvin.L Silberman, Active Learning (101 Cara Belajar Siswa Aktif) (Bandung: Nuansa
Cendekia, 2013), 109

DAFTAR PUSTAKA
Efferi, Adri. Materi dan Pembelajaran Qur’an Hadits Mts-MA. Kudus: STAIN Kudus, 2009.
Khamsinah. “Metodologi dalam Pembelajaran Jurnal UIN Alauddin Makasar Vol. 11 No.
1,” Juni 2008, 110.
Majid, Abdul. Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013.
Ramayulis. Metodologi Pengajaran Islam. Jakarta: Kalam Mulia, 2008.
Silberman, Melvin.L. Active Learning (101 Cara Belajar Siswa Aktif). Bandung: Nuansa
Cendekia, 2013.
Supriadie, Didi, dan Deni Darmawan. Komunikasi Pembelajaran. Bandung: Rosdakarya,
2012.
Uno, Hamzah B, dan Nurdin Mohammad. Belajar dengan Pendekatan PAILKEM. Jakarta:
PT Bumi Aksara, 2013.

[1] Abdul Majid, Strategi Pembelajaran (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), 3–4.
[2] Didi Supriadie dan Deni Darmawan, Komunikasi Pembelajaran (Bandung: Rosdakarya,
2012), 127.
[3] Adri Efferi, Materi dan Pembelajaran Qur’an Hadits Mts-MA (Kudus: STAIN Kudus,
2009), 25.
[4] Hamzah B Uno dan Nurdin Mohammad, Belajar dengan Pendekatan PAILKEM
(Jakarta: PT Bumi Aksara, 2013), 4–5.
[5] Supriadie dan Darmawan, Komunikasi Pembelajaran, 127.
[6] Melvin.L Silberman, Active Learning (101 Cara Belajar Siswa Aktif) (Bandung: Nuansa
Cendekia, 2013), 109

Anda mungkin juga menyukai