Anda di halaman 1dari 15

AKHLAK KEPADA ORANG TUA, MANUSIA, DAN

LINGKUNGAN

Dosen Pengampu : Irwan M.Pd.i

DI SUSUN OLEH :

1. Muh. Ihsan
2. Novi Yanti
3. Nisa Hidayati

INSTITUT AGAMA ISLAM MUHAMADIYAH BIMA


FAKULTAS TARBIYAH PRODI PENDIDIKAN AGAMA
ISLAM
TAHUN AJARAN 2021/2022

1
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ......................................................................... 1

DAFTAR ISI ......................................................................................... 2

BAB I PENDAHULUAN ................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN ..................................................................... 4

A. Ahlak Terhadap Kedua Orang Tua ...................................... 4


B. Ahlak Terhadap Manusia ...................................................... 8
C. Ahlak Terhadap Lingkungan ................................................ 10

BAB III KESIMPULAN ................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................ 14

2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagai seorang muslim yang baik kita tentu tahu bahwa akhlak
terhadap orang tua merupakan suatu hal yang sangat penting. Karena orang
tua adalah orang yang mengenalkan kita pada dunia dari kecil hingga dewasa.
Dan setiap orang tau pun pasti mempunyai harapan terhadap anaknya agar
kelak menjadi anak yang sukses, berbakti kepada orang tua, serta menjadi
lebih baik lagi dan menjadi anak yang shaleh.
Maka dari itu, kita sebagi seorang muslim yang baik hendaknya kita
selalu berbakti kepada orang tua, melakukan apa yang telah diperintahkan
oleh orang tua, dan pantang untuk membangkang terhadap orang tua. Namun
dizaman sekarang banyak dari kita seakan lupa terhadap kewajiban kita
terhadap orang tua sebagai muslim yang baik, ya itu kita harus memiliki ahlak
yang sempurna terhadap orang tua kita. Kehadiran orang tua sangatlah
memberi ketenangan, cinta, serta kasih sayang tersendiri yang bersemi dihati
segenap insan yang berakal. Mereka biarkan kesedihan dan keletihan demi
senyuman buah hatinya. Mereka curahkan segenap pengorbanan demi
kebahagiaan sang buah hati. mereka adalah kebahagian di dunia dan di
akhirat. Mereka adalah sekotak permata yang paling berharga, sekeping emas
yang dapat menghantarkan kita kesyurganya alla swt.

B. Rumusan Masalah

 Pengertian Akhlak Kepada Kedua Orang Tua?


 Pengertian Akhlak Terhadap Manusia?
 Pengertian Akhlak Terhadap Lingkungan?

C. Tujuan

 Untuk Mengetahui Pengertian Akhlak Terhadap Kedua Orang Tua


 Untuk Mengetahui Pengertian Akhlak Terhadap Manusia

3
 Untuk Mengetahui Pengertian Akhlak Terhadap Lingkungan

BAB II
PEMBAHASAN

Kata akhlak berasal dari bahasa arab, jamak dari khuluqun yang menurut
Bahasa berarti budi pekerti , perangai, tingkah laku , dan tabiat.1 Tabiat atau
watak dilahirkan karena hasil perbuatan yang diulang-ulang sehingga menjadi
biasa. Adapun defenisi akhlak menurut istilah ialah kehendak jiwa manusia yang
menimbulkan perbuatan dengan mudah karena kebiasaan, tanpa memerlukan
pertimbangan pikiran terlebih dahulu .1

A. Akhlak Terhadap Kedua Orang Tua

Akhlak kepada kedua orang tua adalah jiwa manusia yang menimbulkan
perbuatan baik karena kebiasaan tanpa pemikiran dan pertimbangan sehingga
menjadi kepribadian yang kuat didalam jiwa seseorang untuk selalu berbuat baik
kepada orang yang telah mengasuhnya mulai dari dalam kandungan maupun
setelah dewasa.

Adapun akhlak terhadap orang tua adalah sebagai berikut :


Menyayanginya, mencintainya,menghormatinya, mematuhinya, dan merendahkan
diri padanya serta sopan kepadanya.Kita mengetahui dan menyadarinya dengan
sepenuh hati bahwa hidup Bersama orang tua merupakan nikmat yang luar biasa,
yang tidak dapat tergantikan dengan apapun didunia ini. Ketika orang tua kita
meninggal alangkah sedihnya hati kita karena tidak ada yang dapat dipandanginya
lagi.Pandanglah kedua orang tua dengan penuh kasih sayang , janganlah
memandangnya dengan pandangan marah dan bersuara keras kepadanya.Dalam
AL-Qur’an surat Alisra’ ayat 23-24 Allah mengatakan , “ Dan Tuhanmu telah
memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu
1
A. Mustafa, Akhlak tasawuf, 1999. Pustaka Setia : Jakarta, Cet. III, hal. 11.

4
berbuat aik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang diantara
keduanya atau kedua-dua sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka
selaki-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan
janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan
yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh
kesayangan dan ucapkanlah “Wahai Tuhanku , kasihanilah mereka keduanya
sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku di waktu kecil.”

Berbuat baik kepada kedua orang tua lebih dikenal dengan istilah Birrul
Walidain artinya menunaikan hak orang tua dan kewajiban terhadap mereka
berdua. Tetap mentaati keduanya , melakukan hal-hal yang membuat mereka
senang dan menjauhi berbuat buruk terhadap mereka. Berbakti kepada kedua
orang tua adalah menyampaikan setiap kebaikan kepada keduanya, mencintai dan
mengikuti perintahnya yang baik, dan menjauhi larangannya dan mencegah
gangguan yang akan menimpanya bila mampu.2

Seiring dengan pernyataan diatas Ibnu Taimiyah yang dikutipnya dari Abu
Bakar didalam kitab Zaadul Musafir yaitu barang siapa yang menyebabkan kedua
orang tuanya marah dan menangis, maka dia harus mengembalikan keduanya
kepada suasana yang semula agar mereka bisa tertawa dan senang kembali.
3
Intinya siapapun kita janganlah pernah membuat orang tua sedih dan sakit hati
akibat dari sikap dan perbuatan anaknya. Dan berusaha jangan sampai orang tua
hilang kesabaran dan mendoakan kejelekan terhadap anaknya. Seperti sebuah
kisah dalam Islam yang sangat menarik yang bisa diambil pelajaran akan
ampuhnya doa seorang ibu kepada anaknya yaitu pada kisah Jured. Jika tau
demikian sudah barang tentu seorang anak kudu akan memuliakan orang tuanya.
Jangan sampai ia membuat orang tuanya marah, sehingga membuat orang tuanya
marah dan mengeluarkan kata-kata yang akan mencelakakan dirinya.

2
Abu Luthfiyah, Wahai Anakku Berbaktilah Kepada Kedua Orang Tuamu, (Bogor : Pustaka Ibnu
Kastir, 2000), hal. 1.
3
Ibnu Taimiyah. Ghadzaul Al Baad, Jilid 1 hal. 382.

5
Dari Abu Hurairah ia berkata, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam
Bersabda: “Tidak ada bayi yang dapat berbicara dalam buaian kecuali Isa Bin
Maryam ( bayi di masa) Jured” Lalu ada yang bertanya, Wahai Rasulullah
siapakah Jured ? “ Beliau lalu Bersabda, Jured adalah seorang rahib yang berdiam
diri pada rumah peribadatannya (yang terletak pada daratan tinggi / gunung).
Terdapat seorang pengembala yang mengembalakan sapinya di lereng gunung
tempat peribadatannya dan seorang wanita dari suatu desa menemui pengembala
itu (untuk berbuat mesum dengannya).( Suatu ketika) .Datanglah ibu jured untuk
memanggil anaknya (Jured) Ketika ia sedang melaksanakan shalat, Wahai Jured.
“Jured lalu bertanya dalam hatinya, “Apakah aku harus memenuhi panggilan
ibuku atau meneruskan shalatku?. “ Rupanya dia mengutamakan shalatnya.
Ibunya lalu memanggil yang kedua kalinya. Jured kembali bertanya di dalam hati.
“Ibuku atau shalatku?.” Rupanya dia mengutamakan shalatnya.Ibunya memanggil
untuk yang ketiga kali.Jured bertanya lagi dalam hatinya.”Ibuku atau shalatku”.
Rupanya dia tetap mengutamakan shalatnya. Ketika sudah tidak menjawab
panggilan, Ibunya berkata, “ Semoga Allah tidak mewafatkanmu, wahai Jured
sampai wajahmu dipertontonkan di depan para pelacur”. Lalu ibunyapun pergi
meninggalkannya.Wanita yang menemui pengembala tadi dibawa menghadap raja
dalam keadaan telah melahirkan seorang anak. Raja itu bertanya kepada wanita
tersebut, hasil dari( hubungan dengan )siapa (anak ini)?. “ Dari Jured, Jawab
Wanita itu “, Raja lalu bertanya lagi.” Dia apakah yang tinggal di tempat
peribadatan itu?. “ Benar “ Jawab wanita itu. Raja berkata, hancurkan rumah
peribadatannya dan bawa dia kemari. Orang-orang lalu menghancurkan tempat
peribadatannya sama kapak sampai rata dan mengikatkan tangannya di lehernya
dengan tali lalu membawanya menghadap raja. Ditengah perjalanan Jured
dilewatkan di hadapan para pelacur, Ketika melihatnya Jured tersenyum dan para
pelacur melihat Jured berada diantara manusia. Raja lalu bertanya padanya, “
Siapa ini menurutmu”, Jured balik bertanya, Siapa yang engkau maksud? “Raja
berkata , Dia .(Wanita tadi) berkata bahwa anaknya adalah hasil hubungan

6
45
denganmu. Jured berkata, “Apakah engkau telah berkata begitu”?. “Benar “
Jawab wanita itu, Jured lalu bertanya, “ Dimana bayi itu “? Orang -oran lalu
menjawab, (Itu ) di pangkuan (Ibu)nya, Jured lalu menemuinya dan bertanya pada
bayi itu, “Siapa ayahmu?” Lalu bayi itu menjawab” .Ayahku sipengembala sapi.
Kontan sang raja berkata ,Apakah perlu kami bangun kembali rumah ibadahmu
dengan bahan dari emas,? Jured menjawab, “Tidak perlu” Apakah dari perak?
Lanjut sang raja, “Jangan” Jawab Jured, Lalu dari apa kami akan bangun rumah
ibadahmu? “Tanya sang raja. Jured menjawab, “ Bangunlah seperti sedia kala” .
Raja lalu bertanya, “ Mengapa engkau tersenyum?”. Jured menjawab “(Saya
tertawa) karena suatu perkara yang telah aku ketahui, yaitu terkabulnya doa ibuku
terhadap diriku”. Kemudian Juredpun memberitahukan hal itu kepada mereka”.

Maksud dari hadis tersebut diatas adalah seorang laki-laki ahli ibadah
namanya Jured, ceritanya pada suatu hari disaat ia sedang shalat ibunya
memanggil, “Wahai Jured”, Jured berkata , Ya Rabbi, apakah akan saya jawab
panggilan ibuku atau aku meneruskan shalatku? Jured meneruskan shalatnya.Lalu
ibunya pergi.

Keesokan harinya ibu Jured datang ketika ia sedang shalat lagi, sang ibu
memanggil, Wahai Jured, Jured memohon kepada Allah, Ya Rabbi, aku
memenuhi panggilan ibuku atau meneruskan shalatku? Ia meneruskan shalatnya.
Lalu ibunya pergi meninggalkan Jured. Untuk yang ketiga kalinya ibu Jured juga
datang memanggilnya dan Jured pun mengambil langkah yang sama, Lalu ibu
Jured bersumpah, Ya Allah janganlah Engkau matikan dia , sehingga dia melihat
pelacur.
Orang-orang Bani Israil pada waktu itu menyebut-nyebut ketekunan
ibadah Jured. Dan tersebutlah dari mereka seorang pelacur yang sangat cantik
berkata, jika kalian menghendaki, aku akan memberinya fitnah . Perempuan

4
Abu Hurairah
5
Dr. Rosihan Anwar, Akidah Akhlak, Pustaka Setia, Bandung, 2008

7
pelacur tersebut lalu mendatangi Jured dan menggodanya.Tetapi Jured tidak
memperdulikannya, karena Jured orang yang taat dalam ibadahnya. Karena Jured
tidak tergoda dengannya dan tidak terpengaruh dengan godaan si pelacur tersebut,
maka si perempuan pelacur ini mendatangi seorang pengembala yang sedang
berteduh di dekat tempat beribadah Jured.Akhirnya ia berzina dengannya sebagai
tujuan untuk memfitnah Jured.
B. Akhlak Terhadap Manusia
Akhlak kepada manusia disini adalah akhlak antar sesama manusia.34
Akhlak terhadap sesama manusia dapat dirinci sebagai berikut
diantaranya:

(1) Akhlak kepada diri sendiri


Akhlak kepada sesama yaitu sikap dan memperlakukan eksistensi diri ini
sebagaimana seharusnya dan sebenarnya.

Dikemukakan juga oleh Zainuddin Ali 6 dalam bukunya pendidikan


Agama Islam bahwa perilaku mansuia yang berhubungan dengan individu
manusia adalah seperangkat norma hukum yang dibuat oleh Allah (pencipta) yang
diperuntukkan kepada makhluk manusia (ciptaan), norma hukum yang dimaksud
bersifat mengatur hak perseorangan manusia dan kewajiban yang harus
dipikulnya. Hal ini tercermin dalam hukum-hukum Al-Qur’an yang bersifat
hubungan manusia dengan dirinya sendiri.

Adapun yang termasuk akhlak terhadap diri sendiri beberapa contohnya


adalah:

 Memelihara kesucian, kebersihan, kesehatan, kerapian dan kecantikan diri.37


 Berupaya untuk bersikap mandiri suatu sikap tidak selalu menggantungkan diri
kepada orang lain.
 Berhasabat dengan nuraninya sendiri, siapa saja yang berhasil bersahabat dengan
menyatu dengan nuraninya, maka Insya Allah kehidupannya akan terhindar dari
kerusakan tipu daya dari permainan dunia seisinya.38
6
oleh Zainuddin Ali

8
 Memelihara kerja akal pikiran. Allah memberi akal pada manusia agar dapat
berpikir, menganalisa, membanding dan mengambil hikmah dari apa saja yang
sedang dan akan dialaminya yang berupa peristiwa/kejadian yang
menyenangkan/menyakitkan.
 Memelihara kemuliaan dan kehormatan diri. Allah telah memilih manusia sebagai
penggantinya dalam mengurusi kerahmatan di bumi, yakni mengekplorasi,
mengolah dan memanfaatkan untuk kebutuhan hidup di dunia.

Secara singkat dapat di garis bawahi bahwasannya akhlak terhadap diri sendiri
adalah perilaku setiap manusia sebagai kewajibannya terhadap dirinya sendiri atau
sebagai kholifatu’ fil ard yang dibekali dengan akal pikiran dan hati nurani. Dan
dengan dianugerahinya kelebihan akal pikiran dan hati nurani tersebut, maka kita
sebagai manusia mengemban tugas untuk menjadi manusia yang mandiri dan
menjaga kehormatan kita. Dengan jalan mengolah dan memanfaat segala apa yang
dirahmatkan Allah dimuka bumi ini sebagai bekal dan kebutuhan hidup didunia.
Akan tetapi kita juga tidak boleh lalai dengan apa yang telah ada. Karena pada
dasarnya kita harus menyadari kita semua akan kembali kepada Allah begitu juga
dengan apa yang telah dianugerahkan Allah kepada kita semua.

(2) Akhlak dalam lingkungan keluarga


Akhlak dalam lingkungan keluarga adalah sikap dan perilaku terpuji yang
harus dipublikasikan dalam bergaul dengan berbagai individu yang ada dalam
lingkungan keluarga itu.

Perilaku yang berhubungan dengan keluarga, dapat diketahui dan dipahami


bahwa ikatan hubungan keluarga di dalam Islam diatur oleh Allah SWT dalam
bentuk sistem kekerabatan dan perkawinan dalam hukum Islam.

Untuk mewujudkan kebahagiaan keluarga, maka kita sebagai umat Islam


harus memperhatikan dan mengimplementasikan akhlak/perilaku terpuji dalam
keluarga. Demi terbentuknya suatu hubungan keluarga yang diharapkan, maka
kita semua harus menciptakan dan membina suatu hubungan keluarga yang sesuai
dengan norma-norma yang telah diatur Allah dalam Al-Qur’an.

9
Di antara contoh dari akhlak dalam keluarga dapat digambarkan dalam
perbuatan-perbuatan seperti Berbuat baik kepada kedua orang tua
Jasa yang terbesar yang kita terima dalam kehidupan ini adalah kedua orang tua
kita. Keduanya telah mencurahkan tenaga pikiran mental spiritual bahkan hampir
seluruh kehidupannya demi kelangsungan hidup putra-putrinya.

(3) Akhlak kepada masyarakat


Masyarakat dalam naungan Islam terjaga kehormatan dan kedudukannya.
Tiap individu wajib untuk menghormati dan memenuhi kewajiban mereka
terhadap masyarakat.48 Adapun bentuk dari akhlak antara anggota-anggota
masyarakat diantaranya:
a) Menghormati nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat
b) Saling menolong dalam melakukan kebajikan dan taqwa
c) Saling menganjurkan sesama anggota masyarakat untuk berbuat baik dan
mencegah dari perbuatan dosa.

(4) Akhlak kepada alam

Akhlak kepada alam mencakup hubungan manusia dengan lingkungan dan


hubungan manusia dengan hartanya. Seorang muslim hendaknya memiliki sikap
menjaga lingkungan dan tidak berbuat kerusakan, memanfaatkannya untuk
kebaikan dan tidak melakukan eksploitasi yang berlebihan ,

Dikemukakan juga7. bahwa akhlak terhadap lingkungan/alam adalah


bersumber dari fungsi manusia sebagai khalifah, kekhalifahan menuntut adanya
interaksi antara manusia dengan sesamanya dan manusia terhadap lingkungan.
Kekhalifahan juga mengandung arti pengayoman, pemeliharaan, serta bimbingan,
agar setiap makhluk mencapai tujuan penciptaannya.

7
oleh Abudin Nata

10
C. Akhlak Terhadap Lingkungan
Akhlak yang baik terhadap lingkungan adalah ditunjukkan kepada
penciptaan suasana yang baik, serta pemeliharaan lingkungan agar tetap
membawa kesegaran, kenyamanan hidup, tanpa membuat kerusakan dan polusi
sehingga pada akhirnya akan berpengaruh terhadap manusia itu sendiri yang
menciptanya.Agama islam adalah agama sempurna yang mengatur seluruh
dimensi hubungan manusia dengan alam lingkungan. Islam mengajarkan dan
menetapkan prinsip-prinsip atau konsep dasar akhlak bagi manusia tentang
bagaimana bersikap terhadap alam lingkungannya. Ini merupakan wujud
kesempurnaan Islam dan salah satu bentuk nikmat dan kasih sayang Allah yang
tidak terbatas. Allah berfirman:

“pada hari ini Aku sempurnakan untukmu agamamu,aku limpahkan atas


kamu nikmat-Ku,dan Aku ridlai Islam sebagai agamamu” .8

Prinsip Islam selalu menyeimbangkan semua hal dalam kehidupan


manusia.Islam tidak mengizinkan manusia untuk lebih atau hanya memperhatikan
satu sisi dengan menghabiskan sisi yang lain.Ini bisa terwujud dalam prinsip atau
nilai-nilai Islam karena ia terbebas dari kekangan hawa nafsu dan diciptakan oleh
sang pencipta manusia, Dzat yang membuat hidup mereka mulia, mendapatkan
rahmat, dan hidayah demi kebaikan mereka di dunia dan akhirat.

Sikap Islam dalam memperhatikan alam lingkungan bertujuan demi


kebaikan manusia baik di dunia maupun di akhirat, sesuai prinsip berikut
ini,Bahwa disisi Allah manusia adalah makhluk yang mulia.Allah telah
menundukkan semua yang ada dilangit dan dibumi untuk memudahkan manusia.

8
(Q.S Al-Maidah:3).

11
Cara memelihara kebersihan lingkungan:

Dimulai dari diri sendiri dengan cara memberi contoh kepada masyarakat
bagaimana menjaga kebersihan lingkungan, Selalu Libatkan tokoh masyarakat
yang berpengaruh untuk memberikan pengarahan kepada masyarakat akan
pentingnya menjaga kebersihan lingkungan, Sertakan para pemuda untuk ikut
aktif menjaga kebersihan lingkungan, Perbanyak tempat sampah di sekitar
lingkungan anda, Pekerjakan petugas kebersihan lingkungan dengan memberi
imbalan yang sesuai setiap bulannya, Sosialisakan kepada masyarakat untuk
terbiasa memilah sampah rumah tangga menjadi sampah organik dan non organic,
Pelajari teknologi pembuatan kompos dari sampah organik agar dapat
dimanfaatkan kembali untuk pupuk, Kreatif, Dengan membuat souvenir atau
kerajinan tangan dengan memanfaatkan sampah, Atur jadwal untuk kegiatan kerja
bakti membersihkan lingkungan. Kesehatan lingkungan adalah kesehatan yang
sangat penting bagi kelancaran kehidupan dibumi, karena lingkungan adalah
tempat dimana pribadi itu tinggal. Lingkungan yang sehat dapat dikatakan sehat
bila sudah memenuhi syarat-syarat lingkungan yang sehat. Kesehatan
lingkungnan yaitu bagian integral ilmu kesehatan masyarakat yang khusus
menangani dan mempelajari hubungan manusia dengan lingkungan dalam
keseimbangan ekologis. Jadi kesehatan lingkungan merupakan bagian dari ilmu
kesehatan mayarakat.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dapat kita simpulkan bahwa akhlak itu sangat penting dalam kehidupan
sehari-hari, yaitu dengan akhlak kita dapat membedakan mana hal yang baik di
yang harus dilakukan dan mana akhlak yang buruk yang harus ditinggalkan.
Komponen akhlak ada beberapa, yang kita bahas yaitu : akhlak kepada kedua
orang tua, akhlak kepada sesama manusia, dan akhlak kepada lingkungan.

B. Saran

Pembuatan isi makalah yang berjudul akhlak kepada kedua orang tua,
akhlak kepada sesama manusia, dan akhlak kepada lingkungan, masih jauh dari
kata sempurna, pemakalah mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca agar
dapat memperbaiki isi makalah ini.

13
DAFTAR PUSTAKA

Al-Quran dan Terjemah


Al-Hadda, Abdullah Ba’alawi, 1980, An-Nasâihu Ad-Dîniyah. Terjemah Abdai
Rathoni dengan judul Petuah-petuah Agama, Semarang : Toha Putra.
Dr. Rosihan Anwar, Akidah Akhlak, Pustaka Setia, Bandung, 2008
Drs. H. Ambo Asse, M.Ag. 2003. Al-Akhlak al-Karimah Dar al-Hikmah wa al-
Ulum.
Khuly, Bahyul, 1952, Tazkirât Al-Du’ât. Kairo: Dâr Al-Kitab Al arabi
Kementrian Lingkungan Hidup RI, “HImpunan Peraturan Perundang-Undangan
Lingkungan Hidup”. Jakarta, 2002.
Sasono, Adi, et. Al., 1998, Solusi Islam Atas Problematika Umat (Perekonomian,
Pendidikan, dan Dakwah), Jakarta: Gema

14
15

Anda mungkin juga menyukai