Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

Etika Pergaulan Anak dalam Q.S Al-Isra’ Ayat 23-24 dan Q.S
Al-Luqman Ayat 14-16
Dosen Pengampu : Rifa Jamaluddin, SHI., MSI

Disusun Oleh :

1) Erina Febriyanti (33020200079)


2) Novivatur Rahmah (33020200098)
3) Lalak Hafni Prahesti ( 33020200108)

HUKUM EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS SYARIAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Assalamuallaikum wr.wb

Segala puji syukur kami panjatkan kepadaTuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas penulisan makalah mata kuliah Hadist tepat
waktu. Tidak lupa shalawat serta salam tercurah kepadaRasulullah SAW yang syafa’atnya
kita nantikan kelak.

Penulisan makalah yang berjudul “Etika Pergaulan dalam Q.S Al-Isra’ Ayat 23-24 dan
Q.S Al-Luqman Ayat 14-16 “dapat diselesaikan karena bantuan banyak pihak. Selain itu,
kami juga berharap agar pembaca mendapatkan sudut pandang baru setelah membaca
makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih memerlukan penyempurnaan, terutama pada


bagian isi. Kami menerima segala bentuk kritik dan saran pembaca demi penyempurnaan
makalah. Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini, kami memohon maaf.

Demikian yang dapat kami sampaikan. Akhir kata, semoga makalah Tafsir ini dapat
dipahami.

Wassalamu’alaikum wr wb

Salatiga, 21 April 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................2

DAFTAR ISI..............................................................................................................................3

BAB I........................................................................................................................................4

PENDAHULUAN......................................................................................................................4

A. Latar Belakang Masalah..................................................................................................4

B. Rumusan Masalah...........................................................................................................4

C. Tujuan Masalah...............................................................................................................4

BAB II........................................................................................................................................5

PEMBAHASAN........................................................................................................................5

A. Pendidikan Birrul Walidain.............................................................................................5

B. Adab-adab Anak Terhadap Orang Tua...........................................................................6

C. Adab Bergaul dengan orang tua......................................................................................6

D. Isi Kandungan Surat Al-Isra Ayat 23-24.........................................................................8

E. Isi Kandungan Surat Luqman Ayat 14-16.....................Error! Bookmark not defined.

BAB III.....................................................................................................................................13

PENUTUP................................................................................................................................13

A. Kesimpulan...................................................................................................................13

B. Saran..............................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................15
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Dalam kehidupan berumah tangga,orangtua memiliki peranan yang sangat
penting dalam perkembangan anak-anaknya,karena anak merupakan karunia dan
amanah dari Allah SWTyang harus dijaga. Hal terpenting dari salah satu sikap
orangtua diterapkan kepada anak-anaknya, baik dalam hal materi maupun non
materi, adalah menerapkan perilaku adil diantara anak-anak dalam pergaulan sehari-
hari.

Ketika orangtua mampu berlaku adil terhadap anak-anaknya, maka mereka


memiliki kecenderungan untuk bersikap patuh terhadap terhadap segala arahan dan
bimbingan dalam keluarga. Bahkan orangtua akan lebih mudah mengatur anak-anak
karena semua merasa mendapat perhatian dan kasih sayang yang sama dalam
interaksi di keluarga. Perilaku adil dalam pergaulan di lingkungan keluarga
merupakan salah satu sikap mulia yang perlu diterapkan oleh setiap orangtua
Muslim. Sebagai orangtua, penting untuk berprilaku adil terhadap seluruh anak-
anaknya agar tidak timbul kecemburuan yang menggangu keharmonisan keluarga.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Pendidikan Birrul Walidain?
2. Apa saja Adab-adab Anak Terhadap Orang Tua?
3. Bagaimana Adab Bergaul dengan orang tua?
4. Bagaimana Isi Kandungan dari Surat Al-Isra Ayat 23-24?
5. Bagaimana Isi Kandungan dari Surat Luqman Ayat 14-16?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk Mengetahui pengertian Pendidikan Birrul Walidain
2. Untuk Mengetahui Adab-adab Anak Terhadap Orang Tua
3. Untuk Mengetahui Adab Bergaul dengan orang tua
4. Untuk Mengetahui Isi Kandungan dari Surat Al-Isra Ayat 23-24
5. Untuk Mengetahui Isi Kandungan dari Surat Luqman Ayat 14-16
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pendidikan Birrul Walidain


Berbakti kepada orang tua memang sudah kewajiban anak yang perlu dilakukan.
Beberapa ahli berpendapat tentang pengertian berbakti, salah satunya menurut pendapat
Al-Atsari (2007) makna berbakti adalah menaati kedua orang tua dengan melakukan
semua apa yang mereka perintahkan selama hal tersebut tidak bermaksiat kapada Allah.
Berbakti terhadap orang tua terdorong oleh ungkapan wong tuo ala-ala malati, yang
berarti meskipun orang tua jelek tetapi bertuah. Anak akan berfikir bahwa akibat yang
dapat menimpa dari sikap dan tindakan tidak berbakti terhadap orang tua adalah
kuwalat.1

Sebenarnya kata Al - Walidain memiliki arti kedua orang tua kandung.


Sedangkan Al - Birr artinya kebaikan, berdasarkan hadits Rasulullah Shalallahu „Alaihi
Wasalam: “Al - Birr adalah baiknya akhlak”. Al - Birrmerupakan hak kedua orang tua
dan kerabat dekat, lawan dari Al-„Uquuq (durhaka), yaitu "kejelekan dan menyia-
nyiakan hak“.Al - Birradalah mentaati kedua orang tua di dalam semua apa yang mereka
perintahkan kepada engkau, selama tidak bermaksiat kepada Allah, dan Al -„Uquuqdan
menjauhi mereka dan tidak berbuat baik kepadanya.2

Sebagian masyarakat menganggap bahwa bahasa Arab dari berbakti kepada


orang tua adalah Birr Al - Walidain. Padahal, didalam Al-qur‟an berbakti kepada orang
tua tidak hanya ditunjukkan dengan kata birr, melainkan juga dengan kata ihsan dan
ma‟ruf. Secara umum kata birr, ihsan, dan ma‟ruf sama-sama bermakna kebaikan, suatu
perbuatan yang bersifat baik.3

1
Yuni Nur Dinasyari, “Makna Berbakti Kepada Orang Tua Dalam Perspektif Remaja MuslimJawa”,diakses
dari http://eprints.ums.ac.id/28218/12/NASKAH_PUBLIKASI.pdf, diakses pada tanggal 23 Desember 2017.
2
Wikipedia, “Birrul Walidain”, diakses dari https://id.wikipedia.org/wiki/Birrul_Walidain, pada tanggal 26
Desember 2017.
3
Fatkhur Rochman, “Berbakti Kepada Orang Tua Menurut Penafsiran Hamka Dalam Tafsir Al – Azhar Dan
Hasbi Asshidieqy Dalam Tafsir An-Nur” diakses dari http://library.walisongo.ac.id/digilib/download.php?
id=19574, diakses pada tanggal 28 Desember 2017.
Pada akhirnya ketiga kata tersebut memiliki arti yang sama. Oleh sebab itu dapat
disimpulkan dari definisi birrul walidaintersebut adalah, suatu bentuk keharusan yang
menjadi kewajiban bersifat Fardhu „Ain bagi anak untuk menunjukkan akhlak yang
mulia kepada kedua orang tua, menuruti perintahnya selama masih dalam ta‟at yang
baik (tidak menyimpang dari ajaran agama Islam),tidak menyia – nyiakan keberadaanya,
mendoakannya, dan tetap melakukan kebaikan kepadanya. Namun jika keduanya atau
salah satunya telah tiadahendaklah seorang anak selalu mendoakannya.Karena hadits
yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, Abu Dawud, At-Tirmidzi, Nasa‟I, dan Ahmad
berbunyi : “Jika anak Adam meninggal, maka amalannya terputus kecuali dari tiga
perkara, sedekah jariyah atau wakaf, ilmu yang bermanfaat, dan anak soleh yang berdo‟a
kepadanya”. (HR Muslim no 1631).4

Perlu kita sadari birrul walidain merupakan muamalah utama yang diperintahkan
oleh Allah Subhanahu Wata‟ala5. Sehingga dalam bertingkah laku kepada kedua orang
tua memiliki adab – adab yang khusus. Penulis kitab Majmu‟ Az –Zawa‟id telah
menulis kisah berikut ini : “ Abu Ghassan Adh-Dhabby bercerita, “Aku keluar dan
berjalan bersama Ayahku saat cuaca sedang panas. Lalu Abu Hurairah bertemu
denganku dan ia bertanya, „siapa orang ini?‟.„Ayahku,‟ jawabku.“Janganlah engkau
berjalan didepan ayahmu, tetapi berjalanlah dibelakang atau disampingnya.Janganlah
engkau membiarkan seseorang menghalangi jalan diantara kamu dan ayahmu.Janganlah
engkau berjalan diatas tempat ayahmu.Dan janganlah engkau memakan tulang berdaging
(yang sebagian dagingnya telah diambil), sedangkan ayahmu melihatnya, karena boleh
jadi ayahmu menginginkannya,” kata Abu Hurairah.8Dengan demikian penulis akan
memaparkan adab-adab kepada orang tua.6

B. Adab-adab Anak Terhadap Orang Tua


1. Mendengarkan perkataan mereka.
2. Berdiri menyambut keduanya ketika mereka berdiri menghormati dan memelihara
kehormatan mereka, meskipun kedudukan mereka berada dibawahnya.
3. Mematuhi perintahnya selama perintah itu bukan dalam mendurhakai Allah.

4
http://Media-islam.or.id/2012/01/25/3-amal-yang-pahalanya-tidak-terputus/diakses pada tanggal 26 desember
2017
5
Komarudin, “Birrul Walidain Jalan Menggapai Ridho Ilahi”,diakses dari
http://web.ipb.ac.id/~kajianislam/pdf/BIRRUL.pdf, pada tanggal 26 desember 2017.
6
Abdullah Nasih Ulwan, Ensiklopedia Pendidikan Akhlak Mulia Panduan Mendidik Anak menurut Metode
Islam, Jakarta: PT Lentera Abadi, 2006, hal.8.
4. Tidak berjalan di depan kedua orang tuanya, tetapi disamping atau dibelakangnya.
Jika ia berjalan didepan kedua orang Karena suatu hal, maka tidaklah mengapa
ketika itu
5. Tidak mengeraskan suaranya melebihi suara kedua orang tua demi sopan santun
terhadap mereka.
6. Menjawab panggilan mereka dengan jawaban yang lunak. Seperti “Labbaik”.
7. Berusahalah keras untuk mencari keridhaan kedua orang tua dengan perbuatan dan
perkataan.
8. Bersikaplah rendah hati dan lemah lembut kepada kedua orang tua seperti melayani
mereka. Menyuapi makan dengan tangannyabila keduanya tidak mampu dan
mengutamkan keduanya diatas diri dan anak-anaknya.
9. Tidak mengungkit-ungkit kebaikanmu yang kepada keduanya maupun pelaksanaan
perintah yang dilakukan olehnya. Seperti ia katakana : “Aku beri engkau sekiandan
sekian dan aku lakukan begini kepada kamu berdua.” Karena perbuatan itu bisa
mematahkan hati. Ada yang mengatakan, menyebut-nyebut kebaikan itu bisa
memutus hubungan.
10. Janganlah ia memandang kedua orang tua dengan pandangna sinis.
11. Janganlah bermuka cemberut kepada keduanya.
12. Janganlah berpergian, kecuali dengan izin keduanya, yaitu perjalanan untuk
berjihad, haji tawattu‟, menziarahi para nabi dan wali serta perjalanan yang bisa
mengancam keselamatan untuk berniaga. Maka perjalanan macam itu diharamkan,
bilamana tidak diizinkan oleh ayah dan ibu, meskipun diizinkan oleh yang lebih
dekat darinya. Kecuali perjalanan untuk belajar fardhu, walaupun kifayah, seperti
nahwu dan derajat pemberian fatwa. Maka tidaklah diharamkan atasnya, meskipun
tidak diizinkan oleh orang tuanya. Demikian disebutkan dalam Fathul Mu‟iin.
Adapun ayah dan ibu yang kafir, maka anaknya harus mempergaulinya dengan baik
dalam hal-hal yang tidak berkaitan dengan agama selama ia masih hidup7

C. Adab Bergaul dengan orang tua


1. Mencintai dan Sayang kepada Kedua Orang Tua
2. Mentaati Keduanya
3. Menanggung dan Menafkahi Orang Tua
4. Berbuat Baik Kepada

7
Nawawi Muhammad, Maroqil „Ubudiyah, cet. Pertama, Surabaya: Mutiara Ilmu Surabaya, hal. 289-290.
5. Menjaga Perasaan Keduanya dan Berusaha Membuat Ridha Orang Tuanya
6. Tidak Memanggil Orang Tua dengan namanya
7. Tidak Duduk Ketika Keduanya Berdiri dan Tidak Mendahuluinya Dalam Berjalan
8. Meminta Izin Kepada Kedua Orang Tua Ketika Hendak Keluar Berjihad
9. Tidak Mengutamakan Istri dan Anak daripada Kedua Orang Tua
10. Mendoakan Keduanya Baik Mereka Masih Hidup atau Sudah Wafat
11. Berbuat Baik Kepada Kawan-kawan Orang Tua Setelah Orang Tua Telah Wafat8

D. Isi Kandungan Surat Al-Isra Ayat 23-24


Al – Qur‟an telah menjelaskan agar kiranya umat muslim dapat menjaga adab
kepada orang tua. Salah satunya dengan cara menjaga perkataan yang baik kepadanya.
Tidak berkata kasar. Ini dipertegas dalam Qs. Al - Isra : 23-24 yang artinya :

“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain


Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. jika
salah seorang di antara keduanya atau Kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam
pemeliharaanmu, Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya
Perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka
Perkataan yang mulia. (24). Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan
penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya,
sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil".

Dalam ayat ini ( Qs. Al-Isra ayat 23-24 ), kedudukan berbuat baik kepada kedua
orang tua berada satu tingkat dibawah perintah menyembah Allah SWT. Seseorang di
perintahkan untuk tidak menujukan kemajuan kepada kedua orang tuanya. Inilah yang
dimaksud firman allah SWT“maka janganlah kamu sekali-kali mengatakan kepada
keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah
kepada mereka perkataan yang mulia.” Para mufasir sepakat bahwa kata uff atau ah
adalah bentuk ucapan durhaka kepada orang tua. Seandainya terdapat ucapan yang lebih
rendah darinya, tentu akan disebutkan dalam firman-Nya. Imam Abu Abdillah berkata
“Anak durhaka dapat melakukan kebajikan apapun yang di kehendakinya, tetapi tidak
mungkin masuk syurga.” Imam Abu Abdillah menyandarkan pernyataan pada hadits
nabi SAW, terutama yang berkaitan dengan berbuat durhaka kepada orang tua. Seperti
yang difirmankan Allah SWT : “Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua
8
diakses dari https://khotbahjumat.com/wp-content/uploads/wp-post-to-pdf-enhanced-cache/1/adabterhadap-
orang-tua.pdf pada tanggal 30 Desember 2017.
dengan penuh kesayangan.” Firman ini bermakna bahwa seorang anak harus
menunjukan kepatuhan kepada keduanya. Karena, kata dzull (merendah) dalam ayat
tersebut merupakan puncak ketundukan sang anak kepada kedua orang tua.9

Allah memerintahkan setiap muslim untuk memperlakukan kedua orang tuanya


dengan baik. Orang yang tidak berbakti kepada kedua orang tuanya akan masuk neraka
meskipun banyak melakukan amal kebajikan di dunia. Berikut kami angkat kisah dari
Rasulullah SAW mengenai berbakti kepada kedua orang tua merupakan salah satu jalan
terdekat menuju syurga.

Di dalam tafsir Ahmad Mustofa di jelaskan bahwa apabila Allah memerintahkan


berbuat baik terhadap orang tua, maka hal itu adalah karena seba-sebab sebagi berikut :

1. Karena kedua orang tua itulah yang belas kasih kepada anaknya, dan telah
berdusah payah dalam memberikan kebaikan kepada-Nya, dan
menghindarkan dari bahaya. Oleh karena itu, wajiblah hal itu di beri
imbalan dengan berbuat baik dan syukur pada keduanya
2. Bahwa anak adalah belahan jiwa dari orang tua, sebagaimana di beritakan
dalam sebuah kabar bahwa nabi SAW pernah bersabda yang artinya:
fatimah adalah belahan jiwaku
3. Bahwa kedua orang tua telah memberi kenikmatan kepada anak, jetika
anak itu sedang dalam keadaan lemah dan tidak berdaya sedikitpun. Oleh
karena itu, wajib hal itu di balas dengan rasa syukur, ketika ke dua orang
tua itu telah tua, sebagaimana di katakan oleh seorang penyair arab ketika
mnyebut nyebut kebikmatan orang tua atas anaknya namun telah
memeperlakukannya tidak senonoh.10

E. Isi Kandungan Surat Luqman Ayat 14-16


QS Al Luqman ayat 14-16 menjeleskan tentang Luqman, seorang hamba Allah yang
saleh, sehingga namanya di abadikan sebagai nama salah satu surat Al-Qur’an.
”Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-
bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-
tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua
orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu. Dan jika keduanya memaksamu

9
Ahmad Fawaid Syadzili,Tematis Ensiklopedi Al-quran, Indonesia : PT Kharisma Ilmu, hal..51-52
10
Ahmad Mustofa, Tafsir Al-Maraghi Jilid 15, Semarang : PT Karya Toha Putra Seamarang, 1988, hal. 59-
untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu,
maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan
baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah
kembalimu, maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. (Luqman
berkata): "Hai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi,
dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan
mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha
Mengetahui. (QS. Luqman: 14-16)
Dari rangkaian QS Al Luqman ayat 14-16 dapat kita ungkap kandunganya sebagai
berikut;
1. Bersyukur kepada Allah
Luqman dianugrahi Allah dengan nikmat yang besar berupa ilmu
pengetahuan, yaitu hikmat. Salah satu ajaran Lukman adalah bersyukur kepada
Allah. Syukur kepada Allah adalah menerima dan mensyukuri nikmat yang telah
diberikan Allah. Mensyukuri nikmat Allah pertama dengan ucapan, yaitu
membaca hamdalah, yang kedua dengan cara menggunakan nikmat itu sesuai
dengan fungsinya, misalnya nikmat diberi pendengaran dengan menggunakan
pendengaran itu untuk mendengarkan hal-hal yang baik, diberi nikmat akal
menggunakan akal sesuai dengan fungsinya, yaitu belajar dan menuntut ilmu.
Jika nikmat itu disyukuri, maka nikmat Allah akan bertambah, yaitu didapatinya
keuntungan dan tambahan nikmat, misalnya diberi nikmat akal yang disyukuri
dengan belajar, maka kita akan ditambah nikmat dengan memperoleh ilmu
pengetahuan. Inilah yang yang dimaksud dengan kalimat yang diatas, yaitu
“siapa yang bersyukur sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri”.
Selanjtunya apabila orang tidak bersyukur terhadap nikmat Allah, maka Allah
tetap Maha Kaya dan terpuji, artinya Allah tidak akan rugi, malah manusia itu
yang rugi, bahkan lebih dari itu, ia akan memperoleh siksa yang pedih, sebab
nikmat yang tidak disyukuri akan menyiksa dirinya, misalnya seseorang yang
tidak menggunakan nikmat Allah telinga, ia pakai untuk mendengarkan yang
maksiat, maka yang ia peroleh hanya siksa Allah. Hal ini sesuai dengan firman
Allah :
“sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat)
kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azabKu
sangat pedih”. (Q.S. Ibrahim,: 7)
2. Kewajiban Orang Tua Mendidik Anak, Terutama Didikan Aqidah
Dalam ayat kedua Allah menjelaskan ketika Lukman mengajar anaknya
dengan ajaran tentang Tauhid atau keesaan Allah. Ayat ini memberikan
bimbingan bagi kita bahwa kewajiban orang tua yang paling utama adalah
mengajarkan agama, tertama menanmkan keimanan kepada anaknya.
Mendidikan aqidah kepada anak-anak sebaiknya dilakukan orang tua dengan
sungguh-sungguh, karena syirik (menyukutukan Alla) merupakan dosa yang
tidak terampuni dan kezaliman yang nyata. Oleh karena itu mendidik anak agar
meghindarkan bahaya syirik merupakan kewajiban orang tua yang pertama dan
paling utama dalam keluarga.
3. Kewajiban berbuat baik kepada ibu bapak, sebagai ungkapan terimakasih anak
kepada orang tua disamping kepada Allah.
Dalam ayat ketiga Allah memerintahkan agar manusia berbuat baik kepada
orang tuanya, karena betapa besar pengorbanan keduanya sejak ibunya
mengandung, merawat, mengasuh, dan mendidiknya. Allah menggambarkan
dalam ayat diatas betapa berat pengorbanan seorang ibu yag mengandung
anaknya karena itu anak yang tidak berterimaksih kepada ibunya dipandang
sebagai dosa besar. Demikian pula kepada bapaknya, karena bapaknya yang
mengusahakan dan bertanggung jawab terhadap kelangsungan kehidupan istri
dan anaknya. Karena itu berbuat baik kepada ibu bapak merupakan kewajiban
utama dari anak-anak.
Berbuat baik kepada orang tua merupakan bentuk terimakasih kepada mereka
sekaligus bersyukur kepada Allah yang memberikan segala kenikmatan itu dan
satu-satunya tempat kembali setiap makhluk.
4. Anak tidak perlu mentaati perintah orang tua kepada hal yang tidak benar atau
mempersekutukan Allah.
Dalam hal berbuat baik kepada orang tua terdapat pula batasan tertentu, yaitu
taat kepada orang tua terbatas pada perintah yang tidak bertentangan dengan
perintah Allah. Jika orang tua menyuruh untuk berbuat dosa apalagi syirik
kepada Allah, maka sikap anak yang terbaik adalah tidak mentaati perintah
mereka, karena perintah Allah merupakan ukuran tertinggi. Mentaati perintah
orang tua harus dengan diukur dengan perintah Allah, jika bertentangan dengan
perintah Allah , maka tidak berdosa bagi anak untuk mengingkari perintah orang
tuanya.
5. Anak harus tetap menghormati, menyayangi dan bergaul dengan ibu bapaknya
dengan baik kendatipun beda agama.
Jika terjadi pertentangan antara perintah orang tua dengan perintah Allah dan
anak tidak taat kepada perintah orang tua, maka anak tetap wajib menghormati
dan menyayangi orang tuanya sera mempergaulinya dengan baik selama mereka
hidup. Perbedaan pendapat atau bahkan mungkin perbedaan agama dengan orang
tua tidak boleh menghalangi anak untuk tetap memelihara silaturahmi dengan
orang tuanya secara baik sebagai hubungan kemanusiaan sepanjang usia mereka.
Allah maha adil dan maha mengetahui tentang segala sesuatu yang dilakukan
yang tentu saja apabila terjadi kejadian seperti diatas, Allah maha tahu terhadap
sikap anak terhadap orang tuanya.11

11
Al Qur’an dan Terjemahannya QS Al Luqman ayat 14-16
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Birrul walidain merupakan tata cara dalam berbuat baik kepada orang, tata
cara tersebut dapat diartikan sebagai adab atau etika. Adapun beberapa poin adab
kepada kedua orang tua meliputi; mendengarkan perkataan mereka, mematuhi
perintahnya selama perintah itu bukan dalam mendurhakai Allah, tidak mengeraskan
suaranya melebihi suara kedua orang tua demi sopan santun terhadap mereka,
menjawab panggilan mereka dengan jawaban yang lunak, berusahalah keras untuk
mencari keridhaan kedua orang tua dengan perbuatan dan perkataan, mencintai dan
sayang kepada kedua orang tua, tidak memanggil orang tua dengan namanya,
mendoakan keduanya baik ketika masih hidup atau sesudah wafat.

Adapun kandungan surat Al Isra ayat 23-24, menjelaskan agar kiranya umat
muslim dapat menjaga adab kepada orang tua. Salah satunya dengan cara menjaga
perkataan yang baik kepadanya, tidak berkata kasar, dan janganlah engkau
mengucapkan kata-kata yang buruk, seperti kata ah sekalipun yang merupakan
tingkat ucapan buruk yang paling rendah atau ringan.

Dan didalam kandungan surat Al Luqman ayat 14-16, dapat kita ungkap
kandungan antara lain; perintah bersyukur, kewajiban orang tua mendidik anak,
terutama didikan aqidah, kewajiban berbuat baik kepada ibu bapak, sebagai
ungkapan terimakasih anak kepada orang tua disamping kepada Allah, anak tidak
perlu mentaati perintah orang tua kepada hal yang tidak benar atau
mempersekutukan Allah, anak harus tetap menghormati, menyayangi dan bergaul
dengan ibu bapaknya dengan baik kendatipun beda agama
B. Saran
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan
makalah ini, baik dari segi penulisan maupun cara penyampaiannya, karena itu
penulis sangat mengharapkan sekali kritik dan Saran yang bersifat membangun,
khususnya dari Dosen dan umumnya dari para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

Al Qur’an Dan Terjemahannya QS Al Luqman Ayat 14-16


Muhammad, Nawawi, Maroqil „Ubudiyah, cet. Pertama, Surabaya: Mutiara Ilmu
Surabaya.
Mustofa,Ahmad,Tafsir Al-Maraghi,Jilid 15, Semarang : PT Karya Toha Putra
Semarang.
Syadzili, Ahmad Fawaid, Tematis Ensiklopedi Al-quran, Indonesia : PT Kharisma
Ilmu.
Ulwan, Abdullah Nasih, Ensiklopedia Pendidikan Akhlak Mulia Panduan
Mendidik Anak menurut Metode Islam, Jakarta: PT Lentera Abadi, 2006.
http://eprints.ums.ac.id/28218/12/NASKAH_PUBLIKASI.pdf
https://id.wikipedia.org/wiki/Birrul_Walidain
http://library.walisongo.ac.id/digilib/download.php?id=19574
http://Media-islam.or.id/2012/01/25/3-amal-yang-pahalanya-tidak-terputus
http://web.ipb.ac.id/~kajianislam/pdf/BIRRUL.pdf
https://khotbahjumat.com/wp-content/uploads/wp-post-to-pdf-enhanced-cache/1/
adabterhadap-orang-tua.pdf

Anda mungkin juga menyukai