C. Tujuan
1. Diharapkan mahasiswa mampu memahami apa itu hakikat strategi pembelajaran.
2. Diharapkan mahasiswa mampu mengetahui dan memahami konsep dari strategi
pembelajaran.
3. Diharapkan mahasiswa mampu mengetahui jenis-jenis strategi pembelajaran itu
seperti apa.
4. Diharapkan mahasiswa mampu mengetahui faktor-faktor apa sajakah yang
mempengaruhi pemilihan sebuah strategi pembelajaran.
5. Diharapkan mahasiswa mengetahui bagaimanakah pengembangan strategi
pembelajaran yang ada pada saat ini .
BAB II
KAJIAN TEORI
Pengertian Hakikat
Kata hakikat (Haqiqat) merupakan kata benda yang berasal dari bahasa Arab yaitu
dari kata “Al-Haqq”, dalam bahasa indonesia menjadi kata pokok yaitu kata “hak“ yang
berarti milik (ke¬punyaan), kebenaran, atau yang benar-¬benar ada, sedangkan secara
etimologi Hakikat berarti inti sesuatu, puncak atau sumber dari segala sesuatu.
Dapat disimpulkan bahwa Hakikat adalah kalimat atau ungkapan yang digunakan
untuk menunjukkan mak¬na yang yang sebenar¬nya atau makna yang paling dasar
dari sesuatu seperti benda, kondisi atau pemikiran, Akan tetapi ada beberapa yang
menjadi ung¬kapan yang sudah sering digunakan dalam kondisi tertentu, sehingga
menjadi semacam konvensi, hakikat seperti disebut sebagai haki¬kat secara adat
kebiasaan.
b. Pembelajaran
Pembelajaran adalah proses membuat orang belajar. Guru bertugas membantu
orang belajar dengan cara memanipulasi lingkungan sehngga siswa dapat belajar
dengan mudah, artinya guru harus mengadakan pemilihan terhadap berbagai
strategi pembelajaran yang ada, yang paling memungkinkan proses belajar siswa
berlangsung optimal.
Berikut beberapa teori tentang pembelajaran :
1. Warsita (2008:85) “Pembelajaran adalah suatu usaha untuk membuat peserta
didik belajar atau suatu kegiatan untuk membelajarkan peserta didik”.
2. UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas Pasal 1 Ayat 20 “Pembelajaran adalah
proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar”.
3. Sudjana (2004:28) “Pembelajaran dapat diartikan sebagai setiap upaya yang
sistematik dan sengaja untuk menciptakan agar terjadi kegiatan
interaksi edukatif antara dua pihak, yaitu antara peserta didik (warga belajar)
dan pendidik (sumber belajar) yang melakukan kegiatan membelajarkan”.
4. Corey (1986:195) “Pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan
seseorang secara disengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam
tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan respons
terhadap situasi tertentu, pembelajaran merupakan subset khusus dari
pendidikan”.
5. Dimyati dan Mudjiono (1999:297) “Pembelajaran adalah kegiatan guru secara
terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat siswa belajar aktif,
yang menekankan pada penyediaan sumber belajar”.
6. Trianto (2010:17) “Pembelajaran merupakan aspek kegiatan manusia yang
kompleks, yang tidak sepenuhnya dapat dijelaskan”. Pembelajaran secara
simpel dapat diartikan sebagai produk interaksi berkelanjutan antara
pengembangan dan pengalaman hidup. Pembelajaran dalam makna kompleks
adalah usaha sadar dari seorang guru untuk membelajarkan siswanya
(mengarhkan interaksi siswa dengan sumber belajar lainnya) dalam rangkan
mencapai tujuan yang diharapkan.
Istilah pembelajaran berhubungan erat dengan pengertan belajar dan
mengajar. Belajar, mengajar dan pembelajaran terjadi bersama-sama. Belajar
dapat terjadi tanpa guru atau tanpa kegiatan mengajar dan pembelajaran formal
lain. Mengajar meliputi segala hal yang guru lakukan di dalam kelas. Sementara
itu, pembelajaran adalah suatu usaha yang sengaja melibatkan dan
menggunakan pengetahuan profesional yang dimiliki guru untuk mencapai
tujuan kurikulum. Jadi, pembelajaran adalah suatu aktvtas yang dengan sengaja
untuk memodifikasi berbagai kondisi yang diarahkan untuk tercapainya suatu
tujuan yaitu tercapainya tujuan kurikulum.
BAB III
PEMBAHASAN
Strategi yang paling efesien tidak selalu merupakan strategi yang efektif. Jadi efisiensi
akan merupakan pemborosan bila tujuan akhir tidak tercapai. Bila tujuan tercapai, masih
harus dipertanyakan seberapa jauh efektifitasnya. Suatu cara untuk mengukur
efektivitasnya ialah dengan jalan menentukan trasferbilitas (kemampuan memindahkan)
prinsip-prinsip yang dipelajari. Kalau tujuan dapat dicapai dalam waktu yang lebih singkat
dengan suatu strategi tertentu dari pada strategi yang lain, maka strategi itu efesien. Kalau
kemampuan menstransfer informasi atau skill yang di pelajari lebih besar di capai melalui
suatu strategi tertentu dibandingkan strategi yang lain,maka strategi tersebut lebih efektif
untuk pencapaian tujuan.
Kriteria lain
Pertimbangan lain yang cukup penting dalam penentuan strategi maupun metode adalah
tingkat keterlibatan siswa. Strategi inquiry biasanya memberikan tantangan yang lebih
intensif dalam hal keterlibatan siswa. Pada strategi ekspository, siswa cenderung lebih
pasif. Biasanya guru tidak secara murni mengunakan ekspository maupun discovery,
melainkan campuran. Guru yang kreatif akan melihat tujuan yang akan di capai dan
kemampuan yang dimiliki siswa, kemudian memilih strategi yang lain efektif dan efesien
untuk mencapainya.
Dalam proses belajar mengajar guru dihadapkan untuk memilih metode- metode dari
sekian banyak metode yang telah ditemui oleh para ahli sebelum ia menyampaikan
materi pengajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran.
1. Integritas Bidang Studi/Pokok Bahasan
Mengajar merupakan usaha mengembangkan seluruh pribadi siswa.
Mengajar bukan hanya mengembangkan kemampuan kognitif saja, tetapi
juga meliputi pengembangan aspek afektif dan aspek psikomotor. Karena itu
strategi pembelajaran harus dapat mengembangkan seluruh aspek
kepribadian secara terintegritas. Pada sekolah lanjutan tingkat pertama dan
sekolah menengah, program studi diatur dalam tiga kelompok. Pertama,
program pendidikan umum. Kedua, program pendidikan akademik. Ketiga,
Program Pendidikan Agama, PKn, Penjas dan Kesenian dikelompokkan ke
dalam program pendidikan umum. Program pendidikan akademik bidang
studinya berkaitan dengan keterampilan. Karena itu metode yang
digunakan lebih berorientasi pada masing-masing ranah (kognitif, afektif,
dan psikomotorik) yang terdapat dalam pokok bahasan. Umpamanya ranah
psikomotorik lebih dominant dalam pokok bahasan tersebut, maka metode
demonstrasi yang dibutuhkan, siswa berkesempatan mendemostrasikan
materi secara bergiliran di dalam kelas atau di lapangan. Dengan demikian
metode yang kita pergunakan tidak terlepas dari bentuk dan muatan materi
dalam pokok bahasan yang disampaikan kepada siswa. Dalam pengelolaan
pembelajaran terdapat beberapa prinsip yang harus diketahui di antaranya:
a. Interaktif
Proses pembelajaran merupakan proses interaksi baik antara
guru dan siswa, siswa dengan siswa atau antara siswa dengan
lingkungannya. Melalui proses interaksi memungkinkan kemampuan
siswa akan berkembang baik mental maupun intelektual.
b. Inspiratif
Proses pembelajaran merupakan proses yang inspiratif, yang
memungkinkan siswa untuk mencoba dan melakukan sesuatu.
Biarkan siswa berbuat dan berpikir sesuai dengan inspirasinya sndiri,
sebab pengetahuan pada dasarnya bersifat subjektif yang bisa
dimaknai oleh setiap subjek belajar.
c. Menyenangkan
Proses pembelajaran merupakan proses yang menyenangkan.
Proses pembelajaran menyenangkan dapat dilakukan dengan
menata ruangan yang apik dan menarik dan pengelolaan
pembelajaran yang hidup dan bervariasi, yakni dengan
menggunakan pola dan model pembelajaran, media dan sumber-
sumber belajar yang relevan.
d. Menantang
Proses pembelajaran merupakan proses yang menantang
siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir, yakni
merangsang kerja otak secara maksimal. Kemampuan itu dapat
ditumbuhkan dengan cara mengembangkan rasa ingin tahu siswa
melalui kegiatan mencobaoba, berpikir intuitif atau bereksplorasi.
e. Motivasi
Motivasi merupakan aspek yang sangat penting untuk
membelajarkan siswa. Motivasi dapat diartikan sebagai dorongan
yang memungkinkan siswa untuk bertindak dan melakukan sesuatu.
Seorang guru harus dapat menunjukkan pentingnya pengalaman
dan materi belajar bagi kehidupan siswa, dengan demikian siswa
akan belajar bukan hanya sekadar untuk memperoleh nilai atau
pujian akan tetapi didorong oleh keinginan untuk memenuhi
kebutuhannya.
2. Alokasi Waktu dan Sarana Penunjang
Waktu yang tersedia dalam pemberian materi pelajaran satu jam
pelajaran 45 menit, maka metode yang dipergunakan telah dirancang
sebelumnya, termasuk di dalamnya perangkat penunjang pembelajaran,
perangkat pembelajaran itu dapat dipergunakan oleh guru secara berulang-
ulang, seperti transparan, chart, video pembelajaran, film, dan sebagainya.
Metode pembelajaran disesuaikan dengan materi, seperti Bidang Studi
Biologi, metode yang akan diterapkan adalah metode praktikum, bukan
berarti metode lain tidak kita pergunakan, metode ceramah sangat perlu
yang waktunya dialokasi sekian menit untuk memberi petunjuk, aba-aba,
dan arahan. Kemudian memungkinkan mempergunakan metode diskusi,
karena dari hasil praktikum siswa memerlukan diskusi kelompok untuk
memecah masalah/ problem yang mereka hadapi.
3. Jumlah Siswa
Idealnya metode yang kita terapkan di dalam kelas perlu
mempertimbangkan jumlah siswa yang hadir, rasio guru dan siswa agar
proses belajar mengajar efektif, ukuran kelas menentukan keberhasilan
terutama pengelolaan kelas dan penyampaian materi. Para ahli
pendidikan berpendapat bahwa mutu pengajaran akan tercapai
apabila mengurangi besarnya kelas, sebaliknya pengelola pendidikan
mengatakan bahwa kelas yang kecil-kecil cenderung tingginya biaya
pendidikan dan latihan. Kedua pendapat ini bertentangan, manakala kita
dihadapkan pada mutu, maka kita membutuhkan biaya yang sangat
besar, bila pendidikan mempertimbangkan biaya sering mutu
pendidikan terabaikan, apalagi saat ini kondisi masyarakat Indonesia
mengalami krisis ekonomi yang berkepanjangan. Pada sekolah dasar
umumnya mereka menerima siswa maksimal 40 orang, dan sekolah
lanjutan maksimal 30 orang. Kebanyakan ahli pendidikan berpendapat
idealnya satu kelas pada sekolah dasar dan sekolah lanjutan 24 orang
Ukuran kelas besar dan jumlah siswa yang banyak, metode ceramah lebih
efektif, akan tetapi yang perlu kita ingat metode ceramah memiliki banyak
kelemahan dibandingkan metode lainnya, terutama dalam pengukuran
keberhasilan siswa. Disamping metode ceramah guru dapat
melaksanakan Tanya jawab, dan diskusi. Kelas yang kecil dapat
diterapkan metode tutorial karena pemberian umpan balik dapat cepat
dilakukan, dan perhatian terhadap kebutuhan individual lebih dapat
dipenuhi.
4. Pengalaman dan Kewibawaan Pengajar
Guru yang baik adalah guru yang berpengalaman, pribahasa
mengatakan ”Pengalaman adalah guru yang baik”, hal ini diakui di lembaga
pendidikan, kriteria guru berpengalaman, dia telah mengajar selama lebih
kurang 10 tahun, maka sekarang bagi calon kepala sekolah boleh
mengajukan permohonan menjadi kepala sekolah bila telah mengajar
minimal 5 tahun. Dengan demikian guru harus memahami seluk-beluk
persekolahan. Strata pendidikan bukan menjadi jaminan utama dalam
keberhasilan belajar akan tetapi pengalaman yang menentukan,
umpamanya guru peka terhadap masalah, memecahkan masalah, memilih
metode yang tepat, merumuskan tujuan instruksional, memotivasi siswa,
mengelola siswa, mendapat umpan balik dalam proses belajar mengajar.
Jabatan guru adalah jabatan profesi, membutuhkan pengalaman yang
panjang sehingga kelak menjadi profesional, akan tetapi professional guru
belum terakui seperti profesional lainnya terutama dalam upah (payment),
pengakuan (recognize). Sementara guru diminta memiliki pengetahuan
menambah pengetahuan (knowledge esspecialy dan skill) pelayanan (service)
tanggung jawab (responsbility)dan persatuan (unity) (Glend Langford,1978).
Disamping berpengalaman, guru harus berwibawa. Kewibawaan
merupakan syarat mutlak yang bersifat abstrak bagi guru karena guru harus
berhadapan dan mengelola siswa yang berbeda latar belakang akademik
dan sosial, guru merupakan sosok tokoh yang disegani bukan ditakuti oleh
anak-anak didiknya. Kewibawaan ada pada orang dewasa, ia tumbuh
berkembang mengikuti kedewasaan, ia perlu dijaga dan dirawat,
kewibawaan mudah luntur oleh perbuatan-perbuatan yang tercela pada
diri sendiri masing-masing. Jabatan guru adalah jabatan profesi
terhomat, tempat orang-orang bertanya, berkonsultasi, meminta pendapat,
menjadi suri tauladan dan sebagainya, ia mengayomi semua lapisan
masyarakat.
A. Kesimpulan
Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi
tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu. Strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan)
termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau
kekuatan dalam pembelajaran yang disusun untuk mencapai tujuan tertenu.
Dalam hal ini adalah tujuan pembelajaran.
Konsep dasar strategi belajar mengajar ini meliputi hal-hal: (1) menetapkan
spesifikasi dan kualifikasi perubahan perilaku pebelajar; (2) menentukan pilihan
berkenaan dengan pendekatan terhadap masalah belajar mengajar, memilih
prosedur, metode dan teknik belajar mengajar; dan (3) norma dan kriteria
keberhasilan kegiatan belajar mengajar. Strategi dapat diartikan sebagai suatu
garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam rangka mencapai sasaran yang
telah ditentukan. Dikaitkan dengan belajar mengajar, strategi bisa diartikan
sebagai pola-pola umum kegiatan guru, murid dalam perwujudan kegiatan belajar
mengajar untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
B. Saran
Diharapkan dengan dibuatnya makalah tentang strategi pembelajaran ini
dapat membuat kita mahasiswa calon pendidik memahami bagaimana
strategi pembelajaran yang akan kita gunakan pada saat kita mengajar kelak,
agar peserta didik dapat lebih baik menyerap ilmu yang kita berikan.
DAFTAR PUSTAKA
Sagala, Syaiful. (2010). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta
Hardini, Israini. (2012). Strategi Pembelajaran Terpadu (Teori,Konsep dan
Implementasi. Jakarta: Familia
Sanjaya, Wina. (2011). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media
Jurnal Strategi Pembelajaran dan Pemilihannya Direktori UPI
Jurnal Pentingnya Strategi Dan Metode Pembelajaran
Dalam Kegiatan Belajar Mengajar direktori UNJ
Aunurrahman. (2010). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta
Djamarah, Saiful Bahri dan Zain Aswan. (2010). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
PT. Rineka Cipta
Ahmadi, Iif Khoiru. (2011). Strategi Pembelajaran Berorientasi KTSP. Jakarta: PT.
Prestasi Pustaka Raya
Unknown di 20.18
Berbagi
Posting Komentar
‹ Beranda ›
Lihat versi web
Mengenai Saya
Unknown
Lihat profil lengkapku