Anda di halaman 1dari 6

STRATEGI PEMBEAJARAN

Strategi merupakan usaha untuk memperoleh kesuksesan dan keberhasilan


dalam mencapai tujuan. Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan
yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu. Strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian
kegiatan) termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai Strategi sumber
daya atau kekuatan dalam pembelajaran yang disusun untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
Pada awalanya istilah strategi banyak digunakan dalam dunia militer yang
diartikan sebagai cara penggunaan seluruh kekuatan militer untuk memenangkan
suatu peperangan. Sekarang, istilah strategi banyak digunakan dalam berbagai bidang
kegiatan yang bertujuan memperoleh kesuksesan atau keberhasilan dalam mencapai
tujuan. Misalnya seorang manajer atau pimpinan perusahaan yang menginginkan
keuntungan dan kesuksesan yang besar akan menerapkan suatu strategi dalam
mencapai tujuannya itu, seorang pelatih tim sepak bola akan menentukan strategi
yang dianggap tepat untuk dapat memenangkan suatu pertandingan. Begitu pula
seorang guru yang mengharapkan hasil baik dalam proses pembelajaran juga akan
menerapkan suatu strategi agar hasil belajar siswanya mendapat prestasi yang terbaik.
Strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus
dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan
efisien (Kemp, 1995). Di lain pihak Dick & Carey (1985) menyatakan bahwa strategi
pembelajaran adalah suatu set materi dan prosedur pembelajaran yang digunakan
secara bersama-sama untuk menimbulkan hasil belajar pada siswa. Strategi
pembelajaran merupakan hal yang perlu diperhatikan oleh seorang guru, instruktur,
widyaiswara dalam proses pembelajaran. Paling tidak ada 3 jenis strategi yang
berkaitan dengan pembelajaran, yakni: (a) strategi pengorganisasian pembelajaran,
(b) strategi penyampaian pembelajaran, dan (c) strategi pengelolaan pembelajaran.
strategi pembelajaran adalah serangkaian aktivitas yang terencana dalam
penyampaian materi pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan. Strategi ini tidak hanya dijalankan oleh siswa saja, tapi juga guru sebagai
tenaga pengajar.
Hal ini dilakukan agar tujuan pembelajaran yang efektif dan efisien bisa
tercapai. Selain itu, strategi pembelajaran juga tidak hanya sebatas serangkaian
aktivitas yang terencana saja, tapi juga pengaturan materi yang akan disampaikan
kepada siswa.
Tujuan dari menerapkan strategi pembelajaran dalam kegiatan belajar-mengajar
adalah sebagai berikut.
1. Untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.
2. Meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa.
3. Mewujudkan kegiatan belajar-mengajar yang efektif dan efisien.
4. Terciptanya kondisi pembelajaran dimana siswa merasa belajar merupakan suatu
kebutuhan.
5. Memperoleh hasil belajar siswa yang tinggi.

Jenis Jenis Strategi Pembelajaran :


1. Strategi Pembelajaran Ekspositori
Strategi pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran di mana guru
memiliki peranan yang dominan, sedangkan siswa cenderung menerima dan
mengikuti apa yang disajikan oleh guru. Dalam strategi ini, proses penyampaian
materi dilakukan oleh guru secara lisan kepada siswa agar dapat memahami dan
menguasai materi pelajaran secara optimal.
Oleh karena itu, penjelasan guru dalam strategi pembelajaran ekspositori ini
harus jelas sehingga bisa dipahami oleh siswa dengan mudah. Penjelasan yang
kurang jelas dapat membuat siswa kebingungan dan menghambat proses belajar
mereka.
Dalam strategi pembelajaran ekspositori ini, guru dapat menggunakan buku teks,
referensi atau pengalaman pribadi sebagai sumber informasinya. Media lain,
seperti video pendidikan dan alat bantu visual (diagram, contoh fisik, gambar,
dan peta) juga dapat digunakan untuk mendukung penjelasan materi agar lebih
mudah dipahami peserta didik.
2. Strategi Pembelajaran Inkuiri
Berbeda dengan strategi pembelajaran ekspositori, dalam strategi pembelajaran
inkuiri, siswa memiliki peranan yang lebih aktif dalam kegiatan belajar-
mengajar. Hal ini sesuai dengan definisi strategi pembelajaran inkuiri itu sendiri,
yaitu strategi pembelajaran yang memberikan ruang pada siswa untuk
menemukan sendiri inti dari materi pelajaran.
Itu artinya, siswa tidak hanya menerima penjelasan saja dari guru, tapi juga
berupaya untuk menemukan inti dari materi pelajaran secara mandiri. Adapun
tujuan dari strategi pembelajaran ini adalah mengembangkan kemampuan
berpikir secara sistematis, logis, dan kritis atau mengembangkan kemampuan
intelektual sebagai bagian dari proses mental.
Oleh karena itu, dalam strategi pembelajaran inkuiri ini siswa tidak hanya
dituntut agar dapat menguasai materi pelajaran saja, tapi juga dapat
menggunakan potensi yang dimilikinya secara maksimal.
3. Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (SPBM)
Selanjutnya ada strategi pembelajaran berbasis masalah yang juga bisa digunakan
guru saat mengajar di kelas.
Sesuai dengan namanya, strategi ini berfokus pada proses penyelesaian masalah
dengan menggunakan cara-cara ilmiah. Permasalahan ini bisa diambil dari buku
teks, peristiwa di lingkungan sekitar, maupun peristiwa yang terjadi di
masyarakat. Strategi pembelajaran berbasis masalah ini sangat cocok digunakan
bila guru ingin: Siswa tidak hanya mengingat materi pelajaran, tapi juga dapat
memahaminya dengan baik.
Mengembangkan kemampuan menganalisis situasi, menerapkan pengetahuan
yang dimiliki siswa dalam kondisi tertentu, dan mengetahui adanya perbedaan
antara fakta dan pendapat. Meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan
suatu permasalahan. Membuat tantangan intelektual untuk siswa. Mendidik siswa
agar lebih bertanggung jawab dalam belajarnya Membuat siswa lebih memahami
hubungan antara teori yang mereka pelajari di sekolah dengan kenyataan dalam
kehidupan sehari-hari.
4. Strategi Pembelajaran Kooperatif
Strategi pembelajaran kooperatif adalah strategi pembelajaran yang menempatkan
siswa dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 5 sampai 6 orang. Setiap
kelompok akan mendapatkan tugas masing-masing dari guru untuk dikerjakan
bersama-sama.
Apabila ada anggota kelompok yang tidak mengerti dengan tugas yang diberikan oleh
guru, maka anggota kelompok yang lain bertugas untuk menjelaskannya, sebelum
mengajukan bertanya kepada guru.
Adapun tujuan dari strategi pembelajaran kooperatif ini adalah menumbuhkan rasa
tanggung jawab pada siswa, memberikan peluang yang sama kepada setiap siswa
untuk sukses dalam belajar, dan mengembangkan keterampilan sosial siswa.

5. Strategi Pembelajaran Afektif


Jenis strategi pembelajaran berikutnya adalah strategi pembelajaran afektif. Strategi
ini menekankan pada pembentukan sikap yang positif kepada siswa dengan cara
menghadapkan mereka pada situasi yang mengandung konflik atau situasi yang
problematis.
Dengan menghadapkan siswa pada situasi tersebut, diharapkan mereka dapat
membuat keputusan berdasarkan nilai-nilai yang dianggapnya baik.
Strategi pembelajaran afektif ini sangat cocok diterapkan untuk menguatkan karakter
siswa, seperti tanggung jawab, kerjasama, disiplin, komitmen, percaya diri, jujur,
menghargai pendapat orang lain, dan kemampuan mengendalikan diri.
6. Strategi Pembelajaran Kontekstual
Strategi pembelajaran kontekstual atau contextual teaching and learning (CTL) adalah
suatu strategi pembelajaran yang menekankan pada proses keterlibatan siswa dalam
menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan peristiwa atau
permasalahan dalam kehidupan nyata. Dengan begitu, siswa dapat menerapkan materi
yang mereka pelajari di sekolah ke dalam kehidupan sehari-hari.
7. Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir
Strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir adalah strategi pembelajaran
yang berfokus pada perkembangan kemampuan berpikir siswa melalui analisis fakta-
fakta atau pengalaman siswa sebagai bahan untuk memecahkan masalah yang
diajukan
Dengan strategi pembelajaran ini, daya berpikir siswa akan lebih terlatih dalam
menyelesaikan permasalahan yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Tak
hanya itu saja, strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir juga
membantu siswa agar lebih siap dalam menghadapi setiap permasalahan yang
diajukan oleh guru.
Proses pembelajaran PAI yang bermutu merupakan harapan yang harus
terwujud secara optimal. Untuk meraih proses pembelajaran PAI yang bermutu dan
berkualitas tentu harus didukung oleh segala komponen pembelajaran PAI, seperti;
kompetensi guru PAI, lingkungan belajar PAI, media atau alat belajar PAI, dan
strategi pembelajaran PAI. Secara umum implementasi pembelajaran PAI di sekolah
saat ini masih belum diminati oleh semua siswa, pembelajaran PAI terkesan susah
dan membosankan bagi siswa. Ini tentu menjadi tantangan amat berat bagi guru PAI.
Dari itu, guru dituntut untuk melakukan langkah-langkah strategis pengelolaan
pembelajaran PAI agar menjadi mata pelajaran yang diminati oleh siswa di sekolah.
Adapun langkah strategis yang dapat dilakukan oleh guru PAI adalah dengan
menggunakan strategi pembelajaran PAI yang progresif, mencakupi; strategi
pembelajaran ekspositori, strategi pembelajaran inkuiri, strategi pembelajaran
konstektual, strategi pembelajaran kooperatif, strategi pembelajaran berbasis masalah,
strategi pembelajaran foxfire, dan strategi pembelajaran PAIKEM. Agar
implementasi strategi pembelajaran tersebut secara efektif dalam proses pembelajaran
PAI, tentu guru PAI harus memiliki keterampilan yang baik. Oleh karena demikian,
pengembangan kemampuan guru dalam menggunakan strategi pembelajaran tersebut
dapat dilakukan oleh guru masing-masing secara individual dengan membaca dan
melalui pelatihan-pelatihan baik di tingkat sekolah maupun yang dibuat dinas
pendidikan.
Menurut Abdul Azid Muttaqin, strategi pembelajaran berbasis masalah
merupakan pembelajaran yang menghadapkan siswa pada suatu masalah sebelum
memulai proses pembelajaran. Siswa dihadapkan pada suatu masalah nyata yang
memacunya untuk meneliti, menguraikan, dan mencari penyelesaian. Implementasi
strategi pembelajaran berbasis masalah pada pembelajaran PAI bertujuan untuk
mengembangkan kemampuan menganalisis siswa dan menerapkan pengetahuan yang
telah diketahui pada situasi yang baru, serta menginginkan siswa mampu
memecahkan masalah secara mandiri dan bertanggung jawab. Abdul Azid Muttaqin,
mengutip dari Jhon Dewey menjelaskan enam langkah sebagai satu metode untuk
proses pemecahan masalah, yaitu; (1) merumuskan masalah, (2) mengkaji masalah,
(3) merumuskan hipotesis, (4) mengumpulkan dan 150 | Conference Proceedings –
ARICIS I Sulaiman mengelompokkan data sebagai bahan pembuktian hipotesis, (5)
pembuktian hipotesis, dan (6) menentukan pilihan penyelesaian. Metode ini
berimplikasi terhadap kualitas aktivitas belajar dan kemampuan berpikir.
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam selain berorientasi pada masalah
kognitif, tetapi lebih mengedepankan aspek nilai, baik nilai ketuhanan maupun
kemanusiaan yang hendak ditumbuh kembangkan ke dalam diri peserta didik
sehingga dapat melekat ke dalam dirinya dan menjadi kepribadiannaya. Menurut
Noeng Muhajir seperti dikutip oleh Muhaimin ada beberapa strategi yang bisa
digunakan dalam pembelajaran nilai, yaitu:
a. Strategi Tradisional. Yaitu pembelajaran nilai dengan jalan memberikan
nasehat atau indoktrinasi. Strategi ini dilaksanakan dengan cara memberitahukan
secara langsung nilai-nilai mana yang baik dan yang kurang baik. Dengan strategi
tersebut guru memiliki peran yang menentukan, sedangkan siswa tinggal menerima
kebenaran dan kebaikan yang disampaikan oleh guru. Penerapan Strategi tersebut
akan menjadikan peserta didik hanya mengetahui atau Menghafal jenis-jenis nilai
tertentu dan belum tentu melaksanakannya. Karena itu tekanan strategi ini lebih
bersifat kognitif.
b. Strategi Bebas Pembelajaran nilai dengan Strategi Bebas yang merupakan
kebalikan dari strategi tradisional. Dalam penerapannya guru memberikan kebebasan
kepada peserta didik untuk memilih dan menentukan nilai-nilai mana yang akan
diambilnya. Dengan demikian peserta didik memiliki kesempatan yang seluas-
luasnya untuk memilih dan menentukan nilai pilihannya, dan peran peserta didik dan
guru sama-sama terlibat secara aktif.
c. Strategi Reflektif Pembelajaran nilai dengan Strategi Reflektif yaitu dengan
menggunakan pendekatan teoretik ke pendekatan empirik dengan mengaitkan teori
dengan pengalaman. Dalam penerapan strategi ini dituntut adanya konsistensi dalam
penerapan teori dengan 19 pengalaman peserta didik. Strategi ini lebih relevan
dengan tuntutan perkembangan berpikir peserta didik dan tujuan pembelajaran nilai
untuk menumbuhkan kesadaran rasional terhadap suatu nilai tertentu.
d. Strategi trasinternal Pembelajaran nilai dengan Strategi trasinternal yaitu
membelajarkan nilai dengan melakukan tranformasi nilai, transaksi nilai dan
trasinternalisasi. Dalam penerapan strategi ini guru berperan sebagai penyaji
informasi, pemberi contoh atau teladan, serta sumber nilai yang melekat dalam
pribadinya yang direspon oleh peserta didik dan mempolakan dalam kepribadiannya.

DAFTAR PUSTAKA
______(1984). Strategi Belajar Mengajar suatu Pengantar. \
Jakarta: PPLPTK.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1982). Konsep CBSA dan Berbagai Strategi
Belajar Mengajar. Program Akta VB Modul 11. Jakarta: Ditjen Pendidikan Tinggi
Frelberg, H.J. and Driscoll, A. (1992).

Universal Teaching Strategies. Boston: Allyn & Bacon. Gerlach, V.S. & Ely, D.P. (1980).
Teaching and Media a Systematic Approach. New Jersey: Prentice Hall

https://bakri.uma.ac.id/jenis-jenis-strategi-pembelajaran/
Abuddin Nata, Persepsi Islam Tentang Strategi Pembelajaran, Cet. II. Jakarta:
Kencana Prenada Group 2011.

Epo Ningrum, Pengembangan Strategi Pembelajaran. Cet. I. Bandung: CV. Putra


Setia, 2013. Ismail, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM.
Cet. I. (Semarang: Rasail Media Group, 2008

Abuddin Nata, Persepsi Islam Tentang Strategi Pembelajaran, Cet. II. Jakarta:
Kencana Prenada Group 2011

https://jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php/aricis/article/download/945/757

http://repo.iain-tulungagung.ac.id/10677/5/BAB%20II.pdf

Anda mungkin juga menyukai