Anda di halaman 1dari 12

METODE PEMBELAJARAN AL-QURAN HADIST

Makalah
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah Pembelajaran
Al-Quran Hadist

Disusun Oleh :
Kelompok 5

Nama : M. Khairijal
Ulfa Munira
Cut Khairunnisa
Rhaisya Novira Azna
Unit : II (Dua)
Semester : VI (Enam)
Prodi : PAI
Mata Kuliah : Pembelajaran Al-Quran Hadist
Pembimbing : Siti Hawa, MA

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH


PERGURUAN TINGGI ISLAM AL-HILAL SIGLI
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan
hidayah-NYA sehingga makalah yang berjudul “Metode Pembelajaran Al-quran
hadist” ini dapat diselesaikan dengan baik. Makalah ini diajukan untuk
melengkapi tugas mata kuliah Pembelajaran Al-Quran Hadist pada program studi
Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah, PTI Al-hilal Sigli. Makalah ini
disusun agar dapat bermanfaat sebagai media sumber informasi dan pengetahuan
bagi para pembaca.
Ucapan terimakasih kepada Dosen pembimbing Mata Kuliah Pembelajaran
Al-Quran Hadist, teman-teman dan semua pihak yang telah terlibat dalam proses
penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kata
kesempurnaan. Oleh karena itu, diharapkan kepada para pembaca untuk
memberikan kritik dan saran yang bersifat konstruktif untuk membangun
kesempurnaan makalah ini.

Sigli, 19 April, 2023

Kelompok 5

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................ i


DAFTAR ISI........................................................................................................ ii
BAB I : PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................... 1
C. Tujuan dan Manfaat ...................................................................... 1
BAB II : PEMBAHASAN ............................................................................... 2
A. Pengertian Metode Pembelajaran Al-Quran Hadist..................... 2
B. Metode Pembelajaran Al-Quran Hadist....................................... 2
BAB III : PENUTUP ....................................................................................... 8
A. Kesimpulan .................................................................................. 8
B. Saran............................................................................................. 8
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 9

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Al-Qur’an dan hadits merupakan pedoman utama dalam
memberikan tuntunan berperilaku bagi umat Islam. Segala bentuk tata
pelaksanaan berkehidupan manusia di muka bumi ini harus berdasarkan
pada dua sumber utama ajaran Islam tersebut. Sehingga upaya untuk
menggali petunjuk yang ada di dalam Al-Qur’an dan hadits harus terus
menerus dilakukan. Proses penggalian makna yang terkandung dalam Al-
Qur’an dan hadits merupakan tugas setiap muslim, yang dilakukan tanpa
kenal lelah.
Belajar terus menerus untuk mendalami kandungan Al-Qur’an dan
hadits memang tidak mengenal batas umur. Meskipun demikian, jika
proses mempelajari Al-Qur’an dan Hadits telah dimulai sejak dini, niscaya
akan menghasilkan penguasaan yang lebih baik terhadap kandungan Al-
Qur’an dan hadits. Usia anak-anak sekolah MI menjadi usia ideal untuk
membelajarkan cara memahami kandungan Al-Qur’an dan hadits. Proses
pembelajaran memahami kandungan Al-Qur’an dan hadits sebagai
kelanjutan dari proses pembelajaran mengartikan Al-Qur’an dan hadits.
Akan tetapi masih ada kendala dalam mengajarkan Al-Qur an Hadits
ini, hal itu dikarenakan kebanyakan guru tidak mengerti bagaimana
mengaplikasikan metode serta media apa yang sesuai dengan materi ini.
Untuk mengertinya, kita haruslah terlebih dahulu memahami apa itu
pembelajaran Al-Qur an Hadits kemudian mencari tahu metode dan media
apa yang dapat digunakan dalam pembelajaran tersebut.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan metode pembelajaran Alquran Hadis?
2. Apa saja metode pembelajaran Alquran Hadis?
C. Tujuan dan Manfaat
1. Untuk mengetahui pengertian metode pembelajaran Alquran Hadis.

1
2. Untuk mengetahui metode pembelajaran Alquran Hadis.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Metode Pembelajaran Al-quran Hadis


Secara bahasa, metode berasal dari bahasa yunani yaitu metha dan
hodos. Metha berarti melalui atau melewati dan hodos berarti jalan atau
cara. Dengan demikian, metode berarti cara atau jalan yang harus dilalui
untuk mencapai tujuan.1 Adapun Pembelajaran Al-qur’an hadits
merupakan bagian dari pelajaran pendidikan agama Islam di Madrasah
yang dimaksudkan untuk memberikan motivasi, bimbingan, pemahaman,
kemampuan dan penghayatan terhadap isi yang terkandung dalam Al-
qur’an dan hadits, sehingga dapat diwujudkan dalam perilaku sehari-hari
sebagai perwujudan iman dan taqwa kepada Allah swt.
Metode pembelajaran Al-Qur’an Hadis merupakan salah satu
komponen dalam proses belajar mengajar, baik secara langsung
dilaksanakan didalam kelas maupun dilaksanakan diluar kelas, yaitu
sebagai jalan atau cara dalam mencapai tujuan pembelajaran Al-quran
hadis, tanpa adanya metode yang tepat dalam proses belajar mengajar
tidak mungkin proses tersebut dapat berhasil secara efektif dan efisien.2
Metode pembelajaran Al-Qur’an hadist sangat berperan penting
dalam proses belajar mengajar, karena keberhasilan yang diperoleh peserta
didik akan ditentukan oleh kerelevansian penggunaan satu metode yang
sesuai dan tepat dengan tujuan pembelajaran Al-Qur’an Hadis. Hal ini
akan berarti apabila pembelajaran Al-Qur’an Hadis dilaksanakan dengan
menggunakan metode yang tepat sehingga tercapailah tujuan yang
diharapkan.

1
Rusydi Ananda, Perencanaan Pembelajaran, (Medan: Lembaga Peduli Pengembangan
Pendidikan Indonesia (Lpppi) 2019), hal. 108.
2
Elfi Susilawati, Skripsi: Kreativitas Guru Dalam Penerapan Metode Pembelajaran Al-
Qur’an Hadits Di Mtsn 7 Aceh Besar, (Banda Aceh: UIN Ar-Raniry Darussalam, 2020), hal. 31.

2
B. Metode pembelajaran Al-quran Hadis
Adapun didalam pembelajaran Al-Qur’an Hadis, metode mengajar
yang sering digunakan adalah sebagai berikut:
1. Metode Baghdady
Metode Baghdad disebut dengan metode mengeja huruf-huruf hijayyah
seperti alif, baa taa dan seterusnya. Kemudian diajarkan pengenalan titik
hurufnya seperti barisnya (harkah), baris atas (fathah) baris bawah (kasrah) dan
baris depan (dhammah). Kemudian diajarkan cara mengucapkan huruf
bertasydid, tanwin dan seterusnya. Metode Baghdady atau yang dikenal dengan
istilah “turutan”, cara mengajarkannya adalah:
a. Mula-mula diajarkan nama-nama huruf hijaiyyah menurut tertib kaidah
Baghdady, yaitu dimulai dari huruf alif, baa sampai ya.
b. Kemudian diajarkan tanda-tanda baca (harakah) sekaligus bunyi
bacaannya, dalam hal ini anak dituntun bacaannya secara pelan-pelan dan
diurai atau di eja, seperti alif fathah a, alif kasrah I, alif dhammah u, a, I, u,
dan seterusnya.
c. Setelah anak-anak mempelajari huruf hijaiyyah dengan cara-cara
bacaannya itu, barulah diajarkan kepada mereka Al-Qur’an Juz Amma,
dan dimulai dari surat An-Nas, Al-Ikhlas, demikian seterusnya sampai
selesai satu Juz Amma. 3
Metode Baghdady umumnya masih sering diterapkan dilembaga-
lembaga pendidikan yang masih bersifat informal dan nonformal seperti di
rumah-rumah, Pesantren dsb. jelaslah metode ini lebih cendrung mengarah
pada metode menghafal. Selain itu metode ini sering diterapkan pada tingkat
anak-anak yang masih belajar huruf hijayyah sampai pada membaca. Pada
waktu dulu metode Baghdady inilah satu-satunya metode yang digunakan
Masyarakat Indonesia sehingga metode ini disebut metode yang paling tertua.
2. Metode Iqrak

3
Mukhlis, Skripsi: Pembelajaran Al-quran Hadist Di SDN 3 Pagar Air, (Banda Aceh: UIN
Ar-raniry, 2013), hal. 33.

3
Metode Iqra’ lebih mengarah kepada ingatan huruf, sehingga tidak perlu
menghafal. Metode Iqra’ disusun oleh Bapak As’ad Human dari Kota Gede
Yogyakarta dan dikembangkan oleh AMM (Angkatan Muda Mesjid dan
Mushalla). Metode ini hampir setiap pengajian Al-Qur’an sudah dilakukan.
Metode Iqra’ lebih menekankan kepada bacaan langsung pada latihan
membaca yang dimulai dari tingkat yang paling sedeharna, tahap demi tahap
sampai pada tingkat yang paling sempurna. Penggunaan metode ini sangat
terencana dan terarah dimulai dari tahap-tahap pertama seperti pengenalan
huruf-huruf hijayyah serta anak didik mengulanginya, anak didik bisa mahir
dan mengerti pada setiap huruf.
Metode Iqra’ terdiri dari 6 jilid yang memiliki 10 sifat buku Iqra’ yaitu:
Bacaan langsung, Cara Belajar Siswa Aktif, Modul, Asistensi, Praktis,
Sistematis, Variatif, Komunikatif, dan Fleksibel. Pengajar Iqra’ menggunakan
system pengajaran modern yang sudah di modifikasi semedikian rupa,
sehingga banyak dipakai disetiap tempat-tempat pengajian dan mempermudah
membaca Al-Qur’an.
3. Metode Qiraati
Metode qiraati merupakan metode praktis yang sekaligus memasukkan
tata cara baca bertajwid. Penemuan metode ini tidak ada persamaannya dengan
metode-metode yang ditemukan oleh orang lain. Metode pengajaran Qiraati
lebih mengutamakan kemudahan bagi setiap siswa yang belajar membaca Al-
qur’an, metode Qiraati lebih menekankan pada bacaan yang tepat dan cepat
sesuai dengan bacaan tartil (baik dan benar).
Metode baca Al-Qur’an Qiraati ini ditemukan oleh KH. Dachlan Salim
Zarkasyi dari Semarang Jawa Tengah. Metode yang disebut sejak awal 1970-
an, memungkinkan anak-anak mempelajari Al-Qur’an secara cepat dan mudah.
Kiyai Dachlan yang mulai mengajar Al-Qur’an pada 1963, merasa metode
baca Al-Qur’an yang ada belum memadai misalnya metode Baghdadyah dari
Baghdad Irak, yang dianggap metode tertua, terlalu mengandalkan hafalan dan
tidak mengenalkan cara baca tartil (jelas dan tetap). Metode Qiraati tidak
sembarangan orang boleh mengajarkan tetapi semua orang boleh diajarkan

4
dengan metode Qiraati. Dalam perkembangannya, sasaran metode Qiraati kian
diperluas, kini ada Qiraati untuk usia anak 4-6 tahun, untuk 6-12 tahun, dan
untuk mahasiswa.

4. Metode Hafalan (Tafizh)


Metode hafalan biasanya banyak digunakan pada saat murid sudah mulai
lancar membaca Iqra’ dari jilid 1-6, dan juz Amma (metode Baghdadyah).
Disamping dididik membaca, murid juga sangat penting dilatih menghafal
ayat-ayat Al-Qur’an, baik sebagian maupun seluruhnya untuk pedoman ibadah
seperti Shalat. Metode menghafal bisa dilakukan dengan cara guru membaca
dengan keras secara berulang-ulang, sedangkan anak mengikuti apa yang
dibacakan oleh guru dan mengulanginya sampai bisa menghafal. Setelah itu,
hafalan dilestarikan dengan mengulang-ulang secara rutin kapan dan dimana
saja. Metode ini dikenal dengan nama metode at-takrar atau al-mujahadah
(mengulang pelajaran atau hafalan).4
5. Metode ceramah
Metode ceramah adalah penuturan atau penerangan secara lisan oleh guru
terhadap peserta didiknya didalam kelas. Pada metode ceramah ini guru
berperan sebagai fasilitator yaitu memberikan pelayanan untuk memudahkan
siswa dalam kegiatan proses pembelajaran. Guru sebagai demonstrator yaitu
untuk menunjukkan kepada peserta didik segala sesuatu yang dapat membuat
peserta didik lebih mengerti dan memahami setiap pesan yang disampaikan dan
metode ini perlu digabungkan dengan metode lain supaya peserta didik tidak
merasa bosan. Metode ceramah lebih tepat digunakan apabila:
a. Guru ingin menyampaikan fakta atau kenyataan pada siswa bahan
tersebut menjadi bacaan yang merangkum fakta tersebut.
b. Guru akan menyimpulkan pokok yang penting
c. Guru akan memperkenalkan pokok-pokok yang penting
d. Kalau ada bahan-bahan tertulis, tetapi tidak sesuai tingkat kepandaian
murid

4
Mukhlis, Skripsi: Pembelajaran Al-quran Hadist Di SDN 3 Pagar Air,...hal. 36.

5
e. Memberikan masukan dan motivasi.5
6. Metode Tanya Jawab
Metode ini adalah metode mengajar yang memungkinkan terjadinya dialog
antara guru dan peserta didik, guru bertanya dan peserta didik menjawab atau
sebaliknya peserta didik bertanya dan guru yang menjawab. Metode tanya
jawab ini seringkali diterapkan oleh guru setelah guru menjelaskan materi
yang diajarkan oleh guru kepada peserta didik atau dengan kata lain guru
menerapkan metode tanya jawab ini setelah menggunakan metode ceramah.
Metode tanya jawab ini selain guru ingin melihat sebatas mana pemahaman
siswa terkait materi yang sudah diajarkan akan tetapi juga guru melatih
keberanian siswa untuk berbicara didepan kelas.6
7. Metode Pemberian Tugas (Resitasi)
Yang dimaksud dengan metode ini ialah suatu cara dalam proses belajar-
mengajar bilamana guru memberi tugas tertentu dan siswa mengerjakannya,
kemudian tugas tersebut dipertanggung jawabkan pada guru. Dengan cara
demikian diharapkan agar murid belajar secara bebas tapi bertanggung jawab
dan murid-murid akan berpengalaman mengetahui berbagai kesulitan
kemudian berusaha untuk ikut mengatasi kesulitan-kesulitan itu.
8. Metode Diskusi
Kata “diskusi” berasal dari bahasa latin, yaitu “discussus” yang berarti “ to
examine”. “discussus” terdiri dari akar kata “dis” dan “cuture”.“dis” artinya
terpisah, sementara “cuture” artinya menggoncang atau memukul. Secara
etimologi, “discuture” berarti suatu pukulan yang memisahkan sesuatu. Secara
umum, pengertian diskusi adalah suatu proses yang melibatkan dua individu
atau lebih, berintegrasi secara verbal dan saling berhadapan, saling tukar
informasi (information sharing), saling mempertahankan pendapat (self
maintenance) dalam memecahkan sebuah masalah tertentu (problem solving).
5
Sri Rezki Anggraini, Skripsi: Metode Pembelajaran Al-Qur’an Hadits Dan
Problematikanya (Studi Kasus Di Mts. Muhammadiyah Tongko Kecamatan Baroko Kabupaten
Enrekang), (Makassar: Universitas Muhammadiyah Makassar, 2017), hal. 14.
6
Mamkua Dkk, Analisis Metode Pembelajaran Al-Qur’an Hadits Di Madrasah Ibtidaiyah,
Jurnal Pendidikan Dasar Islam, Vol. 03, No. 01, Desember 2022, hal. 23.

6
Metode diskusi ini pada dasarnya bertujuan untuk memecahkan suatu
permasalahan, menjawab pertanyaan, menambah dan memahami pengetahuan
siswa, serta untuk membuat suatu topik yang sedang dibahas.
9. Metode Drill (Latihan)
Zuhairini mendefinisikan bahwa metode drill adalah suatu metode dalam
pengajaran dengan jalan melatih anak didik terhadap bahan pelajaran yang
sudah diberikan. Menurut Roestiyah N.K., metode drill adalah suatu teknik
yang dapat diartikan dengan suatu cara mengajar sehingga siswa
melaksanakan latihan-latihan agar memiliki ketangkasan atau keterampilan
yang lebih tinggi dari apa yang telah dipelajari.
Sedangkan menurut Darajat dkk. Mengatakan bahwa, penggunaan istilah
“latihan” sering disamakan dengan istilah “ulangan” padahal maksudnya
berbeda. Latihan bermaksud agar pengetahuan dan kecakapan tertentu dapat
menjadi milik anak didik dan dikuasai sepenuhnya, sedangkan ulangan
hanyalah untuk sekadar mengukur sejauh mana dia telah menyerap pengajaran
tersebut.7

BAB III

7
Sri Rezki Anggraini, Skripsi: Metode Pembelajaran Al-Qur’an Hadits Dan
Problematikanya (Studi Kasus Di Mts. Muhammadiyah Tongko Kecamatan Baroko Kabupaten
Enrekang),…hal. 26.

7
PENUTUP

A. Kesimpulan
Metode pembelajaran Al-quran hadist adalah upaya penyajian untuk
menyajikan bahan pelajaran Al-quran Hadist kepada siswa di dalam kelas agar
dapat diserap dan dipahami dengan baik oleh siswa. Metode-metode yang
digunakan guru Al-quran hadist haruslah bervariasi dan sesuai dengan materi.
Adapun metode yang sering digunakan yaitu metode ceramah, metode
diskusi, metode resitasi. Metode tanya jawab, metode drill/latihan, metode
hafalan, metode baghdady, metode qiraati dan lain sebagainya.
Masing-masing jenjang tentu memiliki perbedaannya tersendiri dalam
memilih metode yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Oleh karena itu,
guru harus selalu mengvariasikan dan mengetahui metode apa yang cocok untuk
diterapkan agar pembelajaran berjalan secara efektif dan efisien.

B. Saran
Dengan sangat menyadari bahwa makalah kami masih jauh dari
kesempurnaan, sebab tidak ada satu tulisan di muka bumi ini yang
terhindar dari kecacatan selain Al-Qur’an. Untuk itu kami menyarankan
kepada pembaca untuk memberikan sumbang saran serta kritikan yang
konstruktif demi kesempurnaan makalah kami untuk yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA

8
Elfi Susilawati. Skripsi: Kreativitas Guru Dalam Penerapan Metode
Pembelajaran Al-Qur’an Hadits Di Mtsn 7 Aceh Besar. Banda Aceh: UIN
Ar-Raniry Darussalam. 2020
Sri Rezki Anggraini. Skripsi: Metode Pembelajaran Al-Qur’an Hadits Dan
Problematikanya (Studi Kasus Di Mts. Muhammadiyah Tongko Kecamatan
Baroko Kabupaten Enrekang). Makassar: Universitas Muhammadiyah
Makassar. 2017.
Mamkua Dkk. Analisis Metode Pembelajaran Al-Qur’an Hadits Di Madrasah
Ibtidaiyah. Jurnal Pendidikan Dasar Islam. Vol. 03. No. 01. Desember
2022.
Rusydi Ananda. Perencanaan Pembelajaran. (Medan: Lembaga Peduli
Pengembangan Pendidikan Indonesia (LPPPI) 2019).
Mukhlis. Skripsi: Pembelajaran Al-quran Hadist Di SDN 3 Pagar Air. Banda
Aceh: UIN Ar-raniry. 2013.

Anda mungkin juga menyukai