Anda di halaman 1dari 44

PENGARUH METODE HALAQOH TERHADAP BACAAN

DAN HAFALAN AL-QURAN SISWA KELAS III SD TAHFIZ


AL-FATIH

Proposal

Oleh

MAHBIBUDDIN SYAH
NIM. 2286122004

Ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mendapatkan gelar


Magister Pendidikan

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PAHLAWAN TUANKU TAMBUSAI
2024
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah.................................................................................1
B. Identifikasi Masalah.......................................................................................6
C. Pembatasan Masalah.......................................................................................6
D. Perumusan Masalah........................................................................................7
E. Tujuan Penelitian............................................................................................7
F. Manfaat Penelitian..........................................................................................7
BAB II KAJIAN PUSTAKA...............................................................................10
A. Landasan Teori.............................................................................................10
B. Kajian Penelitian yang Relevan....................................................................29
C. Kerangka Berpikir........................................................................................31
D. Hipotesis.......................................................................................................31
BAB III METODOLOGI PENELITIAN..........................................................33
A. Jenis Penelitian.............................................................................................33
B. Populasi dan Sampel.....................................................................................33
C. Variabel dan Data.........................................................................................34
D. Pengembangan Instrumen.............................................................................34
E. Prosedur Penelitian.......................................................................................35
F. Teknik Pengumpulan Data...........................................................................36
G. Teknik Analisis Data....................................................................................37
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................40

i
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Al-Qur'an, adalah kitab suci dalam agama Islam yang diyakini sebagai

wahyu yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dari Allah SWT

melalui perantara Malaikat Jibril (Indriani, 2021). Kitab suci ini dianggap

sebagai sumber utama ajaran dan hukum dalam Islam serta menjadi pedoman

bagi umat Muslim dalam kehidupan mereka. Para ulama Islam meyakini

bahwa Al-Qur'an adalah kalam Allah yang tertinggi dan tidak tergantikan.

Mereka memandangnya sebagai petunjuk bagi seluruh umat manusia dan

sumber kebenaran mutlak (Rahman, 2020). Al-Qur'an juga dipahami sebagai

mu'jizat (mukjizat) Nabi Muhammad yang paling agung. Untuk menguasai

alquran ini harus bisa u membaca dan menghafal al-quran. Membaca Al-Qur'an

merupakan langkah awal dalam memahami teksnya. Dengan membaca,

seseorang dapat mengakses isi Al-Qur'an secara langsung, memahami makna

kata per kata, dan menangkap pesan-pesan yang terkandung di dalamnya.

Kemampuan membaca Al-Qur'an tidak hanya meliputi kemahiran membaca

huruf Arab, tetapi juga pemahaman tajwid (aturan bacaan yang benar),

sehingga pembacaan dilakukan dengan baik dan sesuai dengan norma-norma

yang berlaku (Abdurrohman, 2017).

Bacaan Al-Qur'an merupakan praktik penting dalam kehidupan umat

Muslim yang melibatkan pengucapan dan pemahaman teks suci Islam (Palufi

& Syahid, 2020). Dalam Islam, membaca Al-Qur'an tidak hanya merupakan

aktivitas literer biasa, tetapi juga merupakan sebuah ibadah yang penuh makna.

1
Bacaan Al-Qur'an dilakukan dengan penuh khushu' (khusyuk) dan tuma'ninah

(ketenangan) sebagai bentuk penghormatan dan ketaatan kepada Allah. Selain

itu, bacaan Al-Qur'an juga merupakan cara untuk memperdalam pemahaman

akan ajaran-ajaran Islam, serta memperkukuh keimanan dan ketakwaan

seseorang. Dalam praktiknya, bacaan Al-Qur'an mencakup aspek pengucapan

yang baik dan benar sesuai dengan aturan tajwid, sehingga pesan-pesan yang

terkandung di dalamnya dapat disampaikan dengan jelas dan sesuai dengan

maksud yang diinginkan (Zaeni, 2023). Dengan membaca Al-Qur'an secara

rutin dan penuh keikhlasan, umat Muslim diharapkan dapat mengambil

pelajaran dan petunjuk yang terkandung di dalamnya, serta menerapkannya

dalam kehidupan sehari-hari untuk mencapai kehidupan yang lebih baik dan

lebih bermakna secara spiritual.

Setelah bacaan itu ada hafalan Al-quran, hafalan Al-quran merupakan

salah satu aspek penting dalam pendidikan Islam (Alwi & Badaruddin, 2023).

Melalui hafalan Al-quran, siswa dapat mempelajari ajaran agama dan

menginternalisasikannya dalam kehidupan sehari-hari (Aliyah & Nikmah,

2022). Namun, dalam prakteknya, tidak semua siswa dapat menghafal Al-

quran dengan mudah dan efektif. Beberapa siswa mengalami kesulitan dalam

mengingat dan memahami ayat-ayat Al-quran. Oleh karena itu, diperlukannya

metode pembelajaran yang dapat membantu siswa dalam meningkatkan

kemampuan hafalan Al-quran.

Latar belakang penelitian ini menyorot pentingnya hafalan Al-quran

dalam konteks pendidikan Islam, khususnya di tingkat Sekolah Dasar (SD).

2
Hafalan Al-quran bukan sekadar aspek akademis, melainkan merupakan

pondasi spiritual dan moral bagi siswa. Dalam kelas III SD Tahfiz Alfatih, di

mana para siswa mulai terlibat secara intensif dengan materi hafalan Al-quran,

perhatian terhadap efektivitas metode pembelajaran menjadi krusial. Dalam

upaya mencapai tujuan ini, penelitian ini mengeksplorasi secara mendalam

metode halaqoh sebagai pendekatan terstruktur yang dapat meningkatkan

efisiensi dan keberhasilan hafalan Al-quran di kalangan siswa kelas III. Metode

halaqoh adalah salah satu metode yang menekankan pada pengulangan dan

ketepatan hafalan (Zainal, 2019).

Pentingnya bacaan dan hafalan Al-quran dalam pendidikan Islam

tidak dapat dipandang sebelah mata. Proses ini tidak hanya mengajarkan siswa

tentang ajaran agama, tetapi juga membentuk karakter dan moralitas yang kuat.

Meskipun begitu, kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa tidak semua

siswa dapat membaca dan menghafal Al-quran dengan mudah dan efektif. Oleh

karena itu, diperlukan pendekatan pembelajaran yang dapat memberikan

bimbingan dan dukungan maksimal kepada siswa. Melalui penelitian ini, kita

akan menyelami secara mendalam pengaruh metode halaqoh dan relevansinya

dalam mencapai tujuan bacaan dan hafalan Al-Quran di kelas III SD Tahfiz

Alfatih.

Kelas III di SD Tahfiz Alfatih menandai tahapan awal siswa dalam

penghafalan Al-quran yang lebih intensif. Di tengah tantangan yang dihadapi

oleh beberapa siswa dalam mengingat dan memahami ayat-ayat suci Al-quran,

metode halaqoh muncul sebagai alternatif yang menjanjikan. Metode ini bukan

3
hanya memfokuskan pada kuantitas bacaan dan hafalan semata, tetapi juga

pada pemahaman mendalam terhadap bacaan. Perlu dipahami bahwa setiap

metode pembelajaran memiliki keunikan dan efektivitasnya sendiri. Metode

halaqoh mungkin memberikan solusi yang efektif untuk mengatasi kendala

bacaan dan hafalan yang dihadapi oleh siswa kelas III SD Tahfiz Alfatih.

Metode halaqah adalah pendekatan dalam pengajaran Islam yang melibatkan

diskusi dan interaksi antara seorang pengajar (ustadz) dengan sekelompok

peserta dengan pendekatannya yang terstruktur (Firdaus & Nasoha, 2024).

Penelitian ini juga mencerminkan keprihatinan terhadap gap dalam

pemahaman efektivitas metode halaqoh di lingkungan pendidikan khusus ini.

Dalam menerapkan metode ini, peneliti berupaya untuk mendapatkan

pemahaman yang lebih dalam tentang dampaknya terhadap proses hafalan Al-

Quran siswa kelas III. Oleh karena itu, penelitian ini bukan hanya sekadar

evaluasi efektivitas, tetapi juga suatu upaya pemahaman menyeluruh terhadap

proses pembelajaran hafalan Al-quran di SD Tahfiz Alfatih.

Selain itu, pemilihan fokus penelitian pada siswa kelas III memiliki

alasan khusus. Pada tahap ini, siswa masih dalam fase pembelajaran awal

hafalan Al-quran yang lebih intensif. Dengan demikian, melibatkan mereka

dalam penelitian ini akan memberikan wawasan yang berharga tentang

bagaimana metode halaqoh dapat berkontribusi pada pembentukan dasar

hafalan Al-quran yang kuat. Kesuksesan di tingkat ini tidak hanya menciptakan

landasan untuk perjalanan siswa dalam memahami dan menghafal Al-quran,

tetapi juga membangun motivasi dan kepercayaan diri yang diperlukan untuk

4
perjalanan selanjutnya. Oleh karena itu, melalui penelitian ini, kita berharap

dapat menggali pemahaman lebih lanjut tentang efektivitas metode halaqoh

sebagai alat yang berharga dalam meningkatkan hafalan Al-Quran di kalangan

siswa kelas III SD Tahfiz Alfatih.

Penelitian in dilakukan untuk memperbaharui penelitian relevan yang

pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya, seperti penelitian yang telah

dialakukan oleh Srimardiat (2021), dengan judul “Efektifitas Metode Halaqah

Terhadap Kualitas Hafalan Al-quran Siswa/I SDIT almunadikel. Tanah

Enamratus, Kec. Medanmarelan, Medan” dengan hasil penelitian Penelitian ini

menyimpulkan bahwa terdapat empat level wajib yang harus diselesaikan

selama menempuh pendidikan di sekolah tersebut, dan setiap kelompok

halaqah akan dikelompokkan sesuai dengan level surah siswa. Pembimbing

halaqah menggunakan berbagai cara, seperti muraja'ah, motivasi, penulisan,

dan talaqqi, untuk mendukung kemajuan dan perkembangan hafalan anggota

halaqah. Secara keseluruhan, hasil hafalan Al-quran siswa mengalami

peningkatan kualitas, meskipun tidak dalam waktu yang singkat, setidaknya

dalam satu semester. Harapannya, program halaqah ini akan terus menjadi

wadah untuk menghafal dan meningkatkan kualitas hafalan Al-quran siswa,

sehingga dapat melahirkan generasi yang mencintai Al-quran dan

menjadikannya sebagai pedoman dalam kehidupan.

Pendapat dari penelitian tersebut menyatakan bahwa terdapat

kemajuan terhadap hafalan siswa meskipun tidak dalam jangka waktu yang

cepat. Peneliti akan melakukan penelitian dengan metode yang sama karena

5
masih banyak kendala pada sekolah SD Tahfiz Al-fatih. Peneliti akan

melakukan penelitian pada kelas III, peneliti ingin mengetahui apakah ada

kemajuan setelah dilakukan penelitian ini. Maka, oleh karna itu peneliti akan

melakukan penelitian secara lanjut dengan judul “ Pengaruh Metode Halaqoh

Terhadap Bacaan dan Hafalan Al-quran Siswa Kelas III SD Tahfiz Al-

fatih”

B. Identifikasi Masalah

Berikut adalah beberapa identifikasi masalah dari penelitian yang

berjudul “Pengaruh Metode Halaqoh Terhadap Bacaan dan Hafalan Al-quran

Siswa Kelas III SD Tahfiz Al-fatih”:

a. Tidak mudah bagi siswa untuk membaca dan menghafal Al-quran

b. Keterbatasan Metode Pengajaran Konvensional

c. Kurangnya Inovasi dalam penerapan bacaan dan penghafalan al-

quran

C. Pembatasan Masalah

Penelitian ini difokuskan pada siswa kelas III SD Tahfiz Al-Fatih.

Pembatasan ini bertujuan agar hasil penelitian lebih spesifik dan dapat

memberikan wawasan yang lebih mendalam tentang efektivitas metode

halaqoh pada tahap pendidikan dan usia tertentu. Penelitian ini memandang

metode halaqoh sebagai suatu intervensi pembelajaran. Pembatasan ini

memungkinkan peneliti untuk lebih fokus pada dampak metode Halaqoh

sebagai upaya khusus dalam meningkatkan bacaan dan hafalan Al-quran siswa,

tanpa terlalu banyak terpengaruh oleh faktor-faktor lainnya. Serta penelitian

6
akan membatasi diri pada bacaan dan hafalan Al-quran sebagai variabel utama.

Hal ini akan membantu menilai sejauh mana metode halaqoh dapat

memberikan kontribusi terhadap peningkatan pemahaman dan kualitas hafalan

siswa

D. Perumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah " Apakah terdapat

perbedaan yang signifikan sebelum dan setelah penggunaan metode halaqoh

terhadap bacaan dan hafalan al-quran siswa kelas III SD Tahfiz Al-Fatih?".

E. Tujuan Penelitian

Berikut adalah tujuan dari penelitian ini:

1. Untuk menguji pengaruh metode halaqoh dalam meningkatkan bacaan

dan hafalan Al-quran pada siswa kelas III DS Tahfiz Alhafiz.

2. Untuk mengetahui perbedaan signifikan antara kemampuan bacaan dan

hafalan Al-quran siswa sebelum dan sesudah menggunakan metode

halaqoh.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian mengenai "pengaruh metode halaqoh terhadap bacaan dan

hafalan al-quran siswa kelas III SD Tahfiz Al-Fatih" diharapkan memberikan

berbagai manfaat, baik bagi lembaga pendidikan, pembimbing, siswa, maupun

pengembangan pengetahuan di bidang pendidikan dan keislaman. Berikut

adalah beberapa manfaat yang mungkin diperoleh dari penelitian ini:

7
1. Peningkatan Efektivitas Pembelajaran

Menyediakan pemahaman yang lebih mendalam tentang sejauh

mana metode Halaqoh dapat meningkatkan efektivitas proses bacaan

dan hafalan Al-quran di tingkat SD Tahfiz Al-Fatih. Hasil penelitian

dapat memberikan kontribusi kepada lembaga pendidikan untuk

mengembangkan strategi pembelajaran yang lebih efektif.

2. Optimalisasi Peran Pembimbing Halaqah

Memberikan wawasan yang lebih baik tentang peran pembimbing

halaqah dalam mendukung siswa melalui metode halaqoh. Informasi

ini dapat digunakan untuk mengoptimalkan peran pembimbing dalam

mendukung proses bacaan dan hafalan dan pemahaman siswa

terhadap Al-quran.

3. Perkembangan Hafalan dan Pemahaman Siswa

Memberikan gambaran yang lebih jelas tentang peningkatan kualitas

hafalan dan pemahaman siswa kelas III setelah menerapkan metode

halaqoh. Ini dapat menjadi panduan bagi guru dan pembimbing untuk

menyesuaikan pendekatan mereka agar lebih efektif

4. Pengembangan Program Halaqah

Memberikan masukan yang berharga untuk pengembangan program

halaqah di sekolah-sekolah tahfiz, khususnya pada tingkat SD.

Rekomendasi dari penelitian ini dapat digunakan untuk memperbaiki

dan mengembangkan program-program serupa di masa depan.

5. Kontribusi terhadap Literatur Pendidikan Islam

8
Menyumbangkan pengetahuan baru terkait pengaruh metode

pembelajaran Al-quran, khususnya metode halaqoh, yang dapat

menjadi kontribusi penting terhadap literatur pendidikan Islam. Hal

ini dapat bermanfaat bagi peneliti, pengajar, dan praktisi pendidikan

Islam.

6. Peningkatan Kualitas Bacaan dan Hafalan Al-Quran

Membantu siswa meningkatkan kualitas bacaan dan hafalan Al-

quran, sehingga mendorong mereka untuk menjadi generasi yang

memiliki kedekatan dan penghayatan tinggi terhadap ajaran agama

Islam.

7. Pembentukan Generasi Cinta Al-Quran

Dengan memberikan metode pembelajaran yang efektif, penelitian ini

diharapkan dapat membantu membentuk generasi yang mencintai Al-

quran dan menjadikannya sebagai pedoman hidup dalam kehidupan

sehari-hari.

8. Pengembangan Model Pembelajaran Berbasis Al-Quran

Hasil penelitian ini dapat memberikan dasar untuk pengembangan

model pembelajaran berbasis Al-quran yang dapat diadopsi oleh

lembaga pendidikan Islam, sehingga memberikan dampak positif

pada pendidikan agama di sekolah-sekolah sejenis.

9
BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Metode Halaqoh

a. Pengertian Metode

Oemar Hamalik menjelaskan bahwa metode merujuk pada

cara untuk menghantarkan materi pembelajaran sebagai bagian dari

usaha mencapai tujuan kurikulum. Definisi tersebut menekankan

bahwa metode pembelajaran melibatkan empat elemen penting, yaitu

cara, penyampaian, materi pembelajaran, dan merupakan bagian dari

usaha mencapai tujuan kurikulum. Dalam pandangannya, metode juga

melibatkan prosedur tertentu (Fanani, 2014).

Metodologi berasal dari dua kata yaitu "method" dan "logos",

yang dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai metode, yakni cara

yang teratur dan dipikirkan secara baik untuk mencapai tujuan atau

maksud tertentu, khususnya dalam ilmu pengetahuan dan sebagainya.

Metode ini melibatkan suatu cara kerja yang terstruktur untuk

memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang

telah ditetapkan. Sementara itu, "logos" diterjemahkan sebagai

pengetahuan (Nadirah et al., 2022).

Asal kata "metode" berasal dari bahasa Yunani, yaitu

"methodos," yang memiliki arti cara atau jalur yang diikuti. Dalam

konteks upaya ilmiah, metode berkaitan dengan pendekatan kerja yang

digunakan untuk memahami objek yang menjadi fokus penelitian.

10
Fungsi metode adalah sebagai alat untuk mencapai tujuan atau

mengenai bagaimana cara melakukan suatu tindakan atau menciptakan

suatu hal (Anggara, 2015).

Dari pernyataan tersebut, dapat disimpulkan bahwa metode,

sebagai bagian dari metodologi, merujuk pada cara sistematis untuk

menyampaikan materi pembelajaran dengan melibatkan elemen

penting, seperti cara, penyampaian, dan materi pembelajaran. Metode

ini dianggap sebagai upaya yang terstruktur dalam mencapai tujuan

kurikulum, melibatkan prosedur tertentu. Metodologi sendiri berasal

dari kata "method" dan "logos," menggambarkan cara teratur yang

dipikirkan secara baik dalam mencapai tujuan, terutama di bidang ilmu

pengetahuan. Asal kata "metode" dari bahasa Yunani, yaitu

"methodos," menunjukkan arti cara atau jalur yang diikuti, khususnya

dalam konteks upaya ilmiah, dengan fungsi sebagai alat untuk

mencapai tujuan atau menjelaskan cara melakukan suatu tindakan atau

menciptakan sesuatu.

b. Pengertian Halaqoh

Secara bahasa, "Halaqah" diartikan sebagai liqo', yang berarti

pertemuan. Sedangkan, secara istilah, halaqah adalah suatu pengajian

yang melibatkan 8-10 orang peserta dan dilakukan dalam posisi duduk

melingkar. Dalam kegiatan ini, para murid biasanya duduk melingkari

guru yang menjadi pengajar, dan pertemuan ini umumnya dilakukan

11
dengan duduk bersila di atas lantai (Afni, 2020). Kata "Halaqoh"

berasal dari bahasa Arab yang artinya “lingkaran” (Ningsih, 2020).

Halaqah diartikan sebagai lingkaran kecil yang sering

digunakan untuk menggambarkan sekelompok orang yang secara rutin

melakukan kajian dan mendalami ajaran Islam (Rosmanah, 2013).

Halaqah juga dikenal dengan istilah Wetonan atau

bandongan. Menurut Hasbullah, Halaqah adalah suatu metode di mana

seorang kiai menjelaskan isi suatu kitab kepada para santrinya yang

duduk melingkar di sekitarnya, sementara para santri mendengarkan

dan menyimak penjelasan serta bacaan dari kiai tersebut (Sodakoh,

2019).

Sedangkan disisi lain Bahri (2016) menyatakan bahwa

halaqah adalah kelompok individu yang memiliki keinginan dan tekad

kuat untuk membentuk kepribadian Muslim yang kokoh, dengan

mengacu pada Kitabullah dan Sunnah Rasul-Nya. Sistem halaqah ini

bersifat berkelanjutan, tidak hanya dilakukan sekali atau dua kali saja,

tetapi dalam jangka panjang dengan tujuan membentuk pribadi Muslim

yang kuat, teguh, matang dalam pemikiran, aqidah, dan perilaku, yang

sebelumnya masih perlu pengembangan.

Sehingg dapat disimpulkan bahwa Halaqah adalah suatu

kelompok atau pertemuan kecil yang terdiri dari sejumlah individu

yang berkumpul secara rutin di sekitar seorang pengajar, seperti

seorang kiai atau guru agama. Dalam konteks keislaman, halaqah

12
digunakan untuk kegiatan pengajian, diskusi, dan kajian Islam. Peserta

halaqah duduk bersila dalam lingkaran, di mana pengajar memberikan

penjelasan, pembelajaran, atau diskusi terkait dengan ajaran Islam.

Tujuan utama dari halaqah adalah meningkatkan pemahaman dan

kecintaan terhadap nilai-nilai agama serta membentuk karakter muslim

yang kuat dan berlandaskan pada ajaran Al-quran dan Sunnah.

c. Pengertian Metode Halaqoh

Metode halaqoh merupakan pendekatan pembelajaran Islam

yang berfokus pada pembentukan kepribadian dan pemahaman agama

melalui kelompok kecil yang terstruktur (Oktania, 2023). Dalam

konteks metode pembelajaran islam, halaqoh dapat diartikan sebagai

kelompok kecil yang berkumpul secara teratur untuk melakukan

pembelajaran agama (Siti, 2018). Metode ini tidak hanya melibatkan

pengajaran oleh seorang guru atau ustadz, tetapi juga interaksi antara

anggota kelompok untuk saling belajar dan saling mendukung.

Metode Halaqah adalah suatu proses pembelajaran yang

dilakukan oleh seorang ustadz atau kiai dengan cara duduk di depan

santrinya sambil membacakan materi dari kitab. Para santri yang

mengikuti kegiatan pembelajaran ini duduk membentuk setengah

lingkaran dan rapi. Ustadz selalu berusaha membacakan isi kitab

dengan menyampaikan kata per kata atau kalimat per kalimat, dan

kemudian menjelaskan maknanya dengan menggunakan bahasa Arab,

Indonesia, atau bahasa lain yang sesuai (Ilham & Sukrin, 2020).

13
Pada dasarnya, metode Holaqoh menekankan pentingnya

interaksi sosial dalam proses pembelajaran agama. Kelompok kecil ini

menjadi wadah bagi anggotanya untuk mendalami ajaran Islam,

memperkuat ikatan antaranggota, dan membangun komunitas yang

saling mendukung dalam peningkatan keimanan. Selain itu, metode ini

menawarkan pendekatan yang lebih personal dan berfokus pada

keberhasilan setiap individu dalam memahami dan mengamalkan

ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari.

d. Keistimewaan dan Kelemahan metode Halaqoh

Metode halaqah, sebagai suatu cara pembelajaran yang

bersifat tradisional, menghadapi berbagai tantangan dan hambatan

seiring berkembangnya zaman yang membawa perubahan dalam

masyarakat. Perubahan ini mencakup berbagai aspek kehidupan

masyarakat, sehingga dunia pendidikan dan pengajaran Al-qur’an

perlu disesuaikan dengan cara yang mampu menarik perhatian dan

tentu saja menjaga kualitas yang tinggi. Metode halaqah menerapkan

metode pengajaran melalui ceramah, hafalan, diskusi, panduan,

resitasi, dan contoh-contoh nyata, yang memiliki keunggulan dan

kelemahan tertentu.

Berikut keunggulan dan kelemahan metode halaqoh

berdasarkan dari penelitian terdahulu oleh Srimardiat (2021) sebagai

berikut:

14
1) Keunggulan metode halaqoh:

a) Siswa diminta untuk melakukan pembelajaran

mandiri terlebih dahulu tentang konten yang akan

disampaikan oleh guru pembimbing halaqahnya.

Hal ini bertujuan agar siswa dapat mengkaji

pemahamannya secara mandiri dan sejalan dengan

maksud serta tujuan yang ada dalam kitab yang

akan dipelajari.

b) Metode ini mengajarkan siswa untuk dapat

mandiri, sehingga pencapaian yang diperoleh akan

memiliki ketahanan jangka panjang dan

meninggalkan kesan yang mendalam dalam

ingatan. Pemahaman yang mendalam yang dimiliki

oleh siswa akan mempermudah penerapan dalam

praktiknya di dalam halaqah.

c) Materi dapat disajikan seefisien mungkin dengan

durasi waktu yang tidak terlalu panjang.

d) Struktur kelas dapat disederhanakan untuk

memudahkan, karena hal tersebut tidak hanya

menghemat tenaga dan biaya, tetapi juga

membuatnya lebih mudah diorganisir.

e) Penerapan metode halaqah dapat memicu

terbentuknya hubungan emosional yang

15
berkelanjutan antara pengajar atau pemimpin kelas

dengan siswa yang ingin mendalami kegiatan yang

ada dalam metode halaqah.

2) Kelemahan metode halaqoh

a) Proses pengajaran lebih cenderung bersifat

monolog.

b) Mengukur kemampuan siswa terhadap penguasaan

materi yang diberikan menjadi lebih sulit dengan

penerapan metode ini.

c) Siswa yang mengikuti halaqah dengan sikap

kurang serius.

2. Bacaan Al-quran

a. Definisi Bacaan Al-quran

Bacaan Al-Qur'an merujuk pada aktivitas membaca teks suci

dalam agama Islam yang disebut Al-Qur'an. Al-Qur'an adalah kitab

suci dalam Islam yang diyakini sebagai wahyu Allah yang diturunkan

kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantara Malaikat Jibril.

Bacaan Al-Qur'an tidak hanya merupakan kegiatan literer biasa, tetapi

juga sebuah ibadah yang dianggap penuh keutamaan dan keberkahan.

Membaca Al-Qur'an dianggap sebagai cara untuk mendekatkan diri

kepada Allah, memperdalam pemahaman akan ajaran-ajaran Islam,

dan memperkuat keimanan serta ketakwaan. Bacaan Al-Qur'an juga

melibatkan penerapan aturan tajwid untuk memastikan pengucapan

16
yang benar dan jelas. Para Muslim dianjurkan untuk membaca Al-

Qur'an secara rutin dengan khushu' dan tuma'ninah, yaitu dengan

kesadaran dan ketenangan dalam hati. Bacaan Al-Qur'an juga dapat

dijadikan sebagai sumber inspirasi, petunjuk, dan pedoman dalam

menjalani kehidupan sehari-hari sesuai dengan ajaran Islam. Dengan

demikian, bacaan Al-Qur'an memiliki peran penting dalam kehidupan

spiritual dan praktik keagamaan umat Muslim.

b. Kaidah – Kaidah dalam Bacaan Al-quran

Kaidah dalam bacaan Al-Qur'an merujuk pada aturan-aturan

atau prinsip-prinsip yang digunakan untuk membaca teks suci Al-

Qur'an dengan benar sesuai dengan tata cara yang ditetapkan. Kaidah-

kaidah ini membantu dalam memastikan bahwa bacaan Al-Qur'an

dilakukan dengan tepat dan sesuai dengan aturan tajwid (aturan-aturan

bacaan yang benar) sehingga pesan-pesan yang terkandung di

dalamnya dapat disampaikan dengan jelas dan baik. Contoh kaidah-

kaidah dalam bacaan Al-Qur'an meliputi pengucapan huruf-huruf arab

dengan makhraj yang tepat, pemberian panjang pendeknya huruf

(madd), penggunaan tanda-tanda baca (waqaf dan ibtida), serta

pengucapan nun mati dan tanwin. Memahami dan mengaplikasikan

kaidah-kaidah ini penting bagi pembaca Al-Qur'an agar bacaannya

tidak hanya memiliki makna yang benar, tetapi juga disampaikan

dengan keindahan yang merupakan ciri khas dari bacaan Al-Qur'an

yang sahih.

17
c. Indikator Bacaan Al-quran

Berikut beberapa indikator dari bacaan Al-quran berdasarkan

dari (Oktarina, 2020) sebagai berikut :

1) Kelancaran bacaan Al-quran

Kelancaran bacaan Al-Qur'an merupakan kemampuan

membaca teks suci tersebut dengan lancar, jelas, dan tepat

sesuai dengan aturan-aturan tajwid. Hal ini meliputi

pengucapan huruf-huruf Arab dengan makhraj yang

benar, pemberian panjang pendeknya huruf (madd),

penggunaan tanda-tanda baca (waqaf dan ibtida), serta

pengucapan nun mati dan tanwin. Kelancaran bacaan Al-

Qur'an sangat penting dalam upaya memahami dan

menyampaikan pesan-pesan yang terkandung di

dalamnya dengan baik. Dengan melatih kelancaran

bacaan Al-Qur'an, seorang pembaca dapat meningkatkan

kualitas bacaannya dan mendapatkan keberkahan serta

keutamaan dalam memperdalam hubungannya dengan

teks suci Islam.

2) Ketepatan bacaan sesuai dengan kaidah tajwid

Ketepatan bacaan sesuai dengan kaidah tajwid merupakan

aspek penting dalam membaca Al-Qur'an dengan benar

dan memastikan bahwa pesan-pesan yang terkandung di

dalamnya disampaikan dengan jelas dan tepat. Kaidah

18
tajwid adalah aturan-aturan yang mengatur cara membaca

huruf-huruf Arab dan memastikan bahwa bacaan

dilakukan dengan baik dan sesuai dengan norma yang

berlaku. Ini meliputi pengucapan huruf dengan makhraj

yang benar, penggunaan panjang-pendeknya huruf

(madd), pemberian tekanan, serta penghindaran dari

kesalahan-kesalahan dalam pengucapan. Dengan

memperhatikan ketepatan bacaan sesuai dengan kaidah

tajwid, seorang pembaca dapat meningkatkan kualitas

bacaannya dan memperoleh keberkahan serta keutamaan

dalam memahami dan menghayati Al-Qur'an.

3) Kesesuaian bacaan dengan makhrijul huruf

Kesesuaian bacaan dengan makhrajul huruf mengacu

pada kemampuan pembaca Al-Qur'an untuk

mengucapkan huruf-huruf Arab dari tempat keluarnya

(makhraj) yang benar. Setiap huruf dalam bahasa Arab

memiliki titik keluarnya yang spesifik di dalam rongga

mulut atau tenggorokan. Dalam membaca Al-Qur'an,

penting bagi pembaca untuk menghasilkan suara yang

benar-benar sesuai dengan makhraj masing-masing huruf

agar bacaan menjadi jelas dan mudah dipahami.

Misalnya, huruf "ba" keluar dari bibir yang disentuhkan

dengan bibir atas dan bawah, sementara "tha" berasal dari

19
ujung lidah yang menyentuh bagian belakang gigi seri

atas. Kesesuaian bacaan dengan makhrajul huruf

memastikan bahwa pembaca dapat membaca Al-Qur'an

dengan akurat dan sesuai dengan aturan tajwid, sehingga

pesan-pesan Allah yang terkandung di dalamnya dapat

tersampaikan dengan baik dan benar.

3. Konsep Menghafal Al-quran

a. Definisi Menghafal Al-quran

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), menghafal

diartikan sebagai mengingat atau menyimpan dalam ingatan; hapal

(Maarif & Muhid, 2022). Jadi, secara umum, menghafal merujuk pada

kegiatan atau proses mengingat atau menyimpan sesuatu dalam

ingatan, termasuk dalam konteks mengingat dan menyimpan teks suci

seperti Al-Qur'an.

Menghafal Al-qur’an adalah suatu proses di mana individu

secara tekun dan berulang-ulang mempelajari, memahami, dan

menyimpan dalam ingatan setiap ayat dan surah yang terkandung

dalam Al-qur’an, kitab suci umat Islam. Aktivitas ini memiliki

signifikansi mendalam dalam tradisi Islam dan dianggap sebagai

bentuk ibadah yang tinggi (Kamal, 2016). Definisi tentang menghafal

Al-qur’an melibatkan proses pembelajaran, penghayatan, dan

pelestarian teks suci tersebut dalam memori seseorang.

20
Menghafal Al-qur’an bukan hanya sekadar mengingat kata-

kata dan susunan ayat, melainkan juga melibatkan pemahaman makna

ayat serta aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari. Proses menghafal

tidak hanya menuntut kedisiplinan dalam mengulang-ulang bacaan,

tetapi juga memerlukan refleksi mendalam terhadap pesan dan ajaran

yang terkandung dalam setiap ayat Al-qur’an. Oleh karena itu,

menghafal Al-qur’an tidak hanya bersifat mekanis, tetapi juga

spiritual, membutuhkan penghayatan yang mendalam terhadap ajaran-

ajaran suci yang terkandung di dalamnya.

Menghafal Al-qur’an memiliki nilai ibadah yang tinggi

dalam Islam (Hamdan, 2017). Menjadi hafiz atau hafizah (orang yang

hafal Al-qur’an ) dianggap sebagai prestasi spiritual yang luar biasa.

Rasulullah Muhammad SAW menyatakan dalam hadisnya bahwa

orang yang hafal Al-qur’an akan mendapatkan kehormatan di dunia

dan pahala yang besar di akhirat. Aktivitas menghafal Al-qur’an juga

dianggap sebagai bentuk pengabdian yang mendalam kepada Allah

SWT, karena melalui usaha ini, seseorang menunjukkan komitmen dan

cinta yang tinggi terhadap firman-Nya.

Selain itu, menghafal Al-qur’an juga memiliki dampak

positif pada perkembangan kepribadian dan moral seseorang. Proses

mengulang-ulang ayat-ayat suci dapat membentuk karakter yang kuat,

penuh kesabaran, dan disiplin. Para hafidz/hafidzah biasanya memiliki

ketekunan dan daya ingat yang baik, yang dapat membantu mereka

21
tidak hanya dalam memahami ajaran Islam, tetapi juga dalam

menghadapi berbagai tantangan dalam kehidupan sehari-hari.

Penting untuk diingat bahwa menghafal Al-qur’an bukanlah

tujuan akhir, melainkan sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah

dan memperkuat iman. Oleh karena itu, proses menghafal harus

diiringi dengan pemahaman yang baik terhadap makna dan aplikasi

ayat-ayat tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, menghafal

Al-qur’an bukan hanya kewajiban bagi kalangan ulama atau santri,

tetapi merupakan tanggung jawab setiap individu Muslim yang mampu

melakukan aktivitas ini.

Secara keseluruhan, menghafal Al-qur’an adalah suatu

perjalanan spiritual yang mendalam dalam Islam. Proses ini tidak

hanya melibatkan kecerdasan intelektual, tetapi juga melibatkan hati

dan jiwa. Seiring dengan menghafal, individu mengalami transformasi

spiritual yang memperkaya pengalaman iman dan menguatkan koneksi

mereka dengan Allah SWT.

b. Kaidah – Kaidah Pokok dalam Menghafal al-quran

Ada beberapa kaidah dalam menghafal Al-qur’an, berikut

adalah kaidah-kaidahnya berdasarkan dari penelitian yang ditulis oleh

(Wahid, 2015):

1) Ikhlas

2) Tekat yang kuat dan bulat

3) Mengetahui nilai amalan yang dilakukan

22
4) Menjalankan kewajiban dan meninggalkan larangannya

5) Berdo’a

6) Menguasai ilmu tajwid

7) Memahami makna ayat dengan benar

8) Mengamalkan hafalan

c. Keutamaan Menghafal al-quran

Menghafal Al-Qur'an memiliki berbagai keutamaan dalam

ajaran Islam, dan keutamaan-keutamaan tersebut mencakup dimensi

spiritual, moral, dan sosial. Berikut adalah beberapa keutamaan

menghafal Al-qur'an (Syarbini & Jamhari, 2012):

1) Pahala yang Besar

Rasulullah Muhammad SAW menyampaikan bahwa orang

yang menghafal Al-Qur'an dan mengajarkannya kepada

orang lain akan diberikan kedudukan yang tinggi di surga.

Sebagaimana hadis yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari

dan Muslim, "Pada hari kiamat, orang yang hafal Al-

Qur'an akan datang bersama malaikat yang penuh

kemuliaan. Kemudian, orang-orang yang hafal Al-Qur'an

akan diberi mahkota dan pakaian dari Nur yang lebih baik

daripada dunia. Mereka akan diberi kelebihan yang tidak

diberikan kepada orang lain yang hidup di dunia ini."

2) Pemuliaan di Dunia dan Akhira

23
Menjadi seorang hafidz atau hafidzah Al-Qur'an

memberikan kehormatan dan pemuliaan di dunia dan di

akhirat. Masyarakat Muslim umumnya menghargai dan

menghormati orang yang telah menghafal Al-Qur'an.

3) Interaksi Langsung dengan Firman Allah

Menghafal Al-Qur'an memungkinkan seseorang

berinteraksi langsung dengan firman Allah. Ini tidak hanya

meningkatkan pengetahuan dan pemahaman terhadap

ajaran Islam, tetapi juga mendekatkan diri kepada Allah.

4) Pengembangan Karakter dan Disiplin

Proses menghafal Al-Qur'an membutuhkan disiplin,

ketekunan, dan kesabaran yang tinggi. Oleh karena itu,

keutamaan menghafal Al-Qur'an melibatkan

pengembangan karakter yang baik dan peningkatan

kualitas diri.

5) Penyelamat di Akhirat

Al-Qur'an akan menjadi penolong dan penyelamat bagi

orang yang menghafalnya di akhirat. Al-Qur'an akan

memberikan syafaat kepada hafidz/hafidzah dan

keluarganya di hari kiamat.

6) Pemahaman yang Mendalam

Menghafal Al-Qur'an tidak hanya melibatkan mengingat

kata-kata, tetapi juga memahami makna-makna yang

24
terkandung di dalamnya. Ini membantu seseorang

mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam terhadap

ajaran Allah.

7) Kemudahan dalam Hafalan

Allah menjanjikan kemudahan bagi orang yang tekun

dalam menghafal Al-Qur'an. Dalam Surah Al-Qamar

(54:17), Allah berfirman, "Dan sungguh, Kami mudahkan

Al-Qur'an untuk pelajaran. Maka ada yang dapat

menerima pelajaran."

8) Peningkatan Kualitas Ibadah

Menghafal Al-Qur'an dapat meningkatkan kualitas ibadah,

seperti shalat dan dzikir, karena seseorang dapat meresapi

makna ayat-ayat yang dibaca.

Keutamaan menghafal Al-Qur'an menunjukkan pentingnya

aktivitas ini dalam Islam dan bagaimana hal itu tidak hanya

memberikan manfaat di dunia, tetapi juga menjadi investasi untuk

kehidupan akhirat.

d. Indikator Kualitas Menghafal Al-quran

1) Tajwid

Tajwid adalah ilmu atau disiplin ilmu dalam bahasa Arab yang

berkaitan dengan cara membaca Al-Qur'an dengan benar dan

sesuai dengan aturan-aturan yang telah ditetapkan (Madjid, 2021).

Ilmu tajwid membahas tentang kaidah-kaidah melafalkan huruf-

25
huruf Arab serta cara-cara membentuk kata-kata dan ayat-ayat Al-

Qur'an. Tujuan utama tajwid adalah untuk menjaga keaslian bacaan

Al-Qur'an dan memastikan bahwa pesan-pesan Allah yang

terkandung di dalamnya dapat disampaikan dengan baik dan benar

kepada umat Islam.

2) Mutqin

Mutqin memiliki arti yang kuat melekat serta benar. Seseorang

dianggap memiliki hafalan Al-Qur'an yang mutqin ketika dapat

melanjutkan bacaan ayat setelahnya dengan benar sesuai dengan

kaidah tajwid (Rahmatullah, 2022). Tingkat pencapaian mutqin

sangat bergantung pada niat yang kuat dan metode yang

digunakan. Upaya mencapai tingkat mutqin mencakup

memantapkan dan memperbaiki bacaan saat menghafal serta

melakukan muraja'ah (pengulangan) dengan penuh ketelatenan.

4. Langkah- Langkah Penggunaan Metode Halaqoh dalam Membaca

dan Menghafal Al-quran

Metode halaqoh merupakan salah satu metode pembelajaran

yang sering digunakan dalam pengajaran Al-qur’an , khususnya dalam

proses menghafal. Berikut adalah langkah-langkah pembelajaran

menggunakan metode halaqoh dalam menghafal Al-qur’an :

a. Pembentukan Kelompok Halaqoh.

Bentuk kelompok kecil yang terdiri dari beberapa siswa yang

memiliki tingkat kemampuan yang sejajar atau serupa dalam

26
menghafal Al-qur’an dan pilih seorang guru atau mentor

yang akan memimpin kelompok halaqoh.

b. Penetapan Waktu dan Tempat

Tentukan waktu dan tempat yang tetap untuk kegiatan

halaqoh. Konsistensi dalam waktu dan tempat akan

membantu menjaga rutinitas pembelajaran.

c. Penetapan Target Hafalan

Tentukan target hafalan yang realistis untuk setiap anggota

kelompok. Target ini harus disesuaikan dengan tingkat

kemampuan dan waktu yang tersedia.

d. Penentuan Materi Pembelajaran

Tentukan ayat atau surah yang akan dihafal oleh setiap

anggota kelompok. Pastikan materi yang dipilih sesuai

dengan tingkat kemampuan masing-masing individu.

e. Pembacaan Bersama-sama

Mulailah sesi dengan membaca bersama-sama ayat atau surah

yang akan dihafal. Mentor atau guru dapat membimbing

dalam pengucapan yang benar dan tajwid.

e. Pembagian Tugas

Bagilah tugas dalam kelompok, misalnya, setiap anggota

kelompok bertanggung jawab untuk memimpin bacaan,

memperbaiki pengucapan, atau membantu dalam memahami

makna ayat.

27
f. Pengulangan dan Repetisi

Lakukan pengulangan secara berkala terhadap hafalan yang

sudah dipelajari. Repetisi adalah kunci dalam menguatkan

hafalan.

g. Diskusi dan Tanya Jawab

Selenggarakan sesi diskusi dan tanya jawab untuk

memastikan pemahaman setiap anggota kelompok terhadap

makna dan tajwid ayat yang dihafal.

h. Evaluasi dan Umpan Balik

Lakukan evaluasi secara berkala terhadap kemajuan hafalan

setiap anggota kelompok. Berikan umpan balik positif dan

konstruktif untuk memotivasi mereka.

i. Pencapaian Bersama

Rayakan pencapaian bersama setiap anggota kelompok. Ini

dapat mencakup pemberian penghargaan kecil atau pengakuan

atas usaha dan kemajuan yang telah dicapai.

j. Pemantauan dan Pembinaan

Mentor atau guru harus terus memantau perkembangan setiap

anggota kelompok dan memberikan bimbingan jika

diperlukan.

k. Doa Bersama

28
Selesaikan sesi dengan berdoa bersama, memohon

pertolongan dan keberkahan dalam proses pembelajaran

menghafal Al-qur’an .

Dengan mengikuti langkah-langkah di atas, metode halaqoh

dapat menjadi pendekatan yang efektif untuk memotivasi dan membantu

siswa dalam menghafal Al-qur’an secara bersama-sama.

B. Kajian Penelitian yang Relevan

1. Mardiati (2021) dengan Judul Penelitian “Efektifitas Metode Halaqah

Terhadap Kualitas Hafalan Al-quran Siswa/I SDIT almunadikel. Tanah

Enamratus, Kec. Medanmarelan, Medan”. Tujuan dari penelitian ini

adalah untuk mengetahui metode halaqah yang diterapkan di SDIT Al-

Munadi dan kualitas hafalan Al-Qur'an siswa/i di SDIT Al-Munadi dengan

menggunakan metode halaqah. Selain itu, penelitian ini bertujuan untuk

mengevaluasi keistimewaan dan kelemahan metode halaqah yang

digunakan di SDIT Al-Munadi Medan. Subjek penelitian ini melibatkan

beberapa pembimbing halaqah, koordinator Tahfizh, wakil kepala sekolah,

dan beberapa siswa yang mewakili kelas IV, V, dan VI.

2. Rasyid et al (2016), dengan judul penelitian “Efektifitas Metode Tahfizh

Al-Qur`An Di Pondok Pesantren Rafah Rancabungur Bogor”. Penelitian

ini akan dilakukan oleh peneliti yang secara langsung berinteraksi dengan

obyek penelitian, terutama dalam mengumpulkan data dan informasi yang

dibutuhkan. Dengan kata lain, peneliti akan berada di lingkungan yang

sedang diteliti. Dalam pelaksanaan program tahfizh Al-Qur'an di Pondok

29
Pesantren Rafah, metode talaqqi dan musyafahah talaqqi diterapkan,

dimana murid langsung berhadapan dengan gurunya, sesuai dengan

pendekatan thariqah Nabawiyah. Sistem pengajaran tahfizh Al-Qur'an di

Pondok Pesantren Rafah masih mengadopsi metode tradisional, khususnya

metode talaqqi. Setiap santri dalam kelompoknya, yang terdiri dari 20

kelompok, menyampaikan hafalan Al-Qur'an secara langsung kepada

ustadznya satu per satu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode

talaqqi yang diterapkan di Pondok Pesantren Rafah terbukti sangat efektif

dalam proses menghafal Al-Qur'an. Meskipun terdapat beberapa kendala

dalam pelaksanaannya, santri mampu mengatasi hambatan tersebut dengan

baik, sehingga mereka dapat mencapai target hafalan yang telah ditetapkan

sesuai dengan kurikulum Pondok Pesantren Rafah, yakni 15 juz selama 6

tahun dan 4 tahun untuk kelas intensif.

3. Tania (2018), dengan judul penelitian “Efektivitas Penerapan Metode

Tahfidz Dan Takrir Dalam Meningkatkan Hafalan Al-Qur’an Mahasantri

Putri”. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan bagaimana metode

tahfidz dan takrir diterapkan dalam proses menghafal Al-Qur'an oleh

mahasantri di Ma'had al-Jami'ah UIN Raden Intan Lampung. Jenis

penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif lapangan dan dilaksanakan di

Ma'had al-Jami'ah UIN Raden Intan Lampung. Data dan sumber data

diperoleh melalui purposive sampling dan snowball sampling. Metode

pengumpulan data mencakup observasi, wawancara, dokumentasi, dan tes.

Data yang terkumpul kemudian dianalisis menggunakan teknik analisis

30
data model Milles dan Huberman, yang melibatkan reduksi data, display

data, dan verifikasi. Pendekatan kualitatif dalam penelitian ini mengikuti

pendekatan fenomenologi.

C. Kerangka Berpikir

Berikut adalah kerangka berpikir dari penelitian yang sedang dilakukan:

Bacaan dan Hafalan Al-


quran Siswa

Tindakan

Metode
Halaqoh

Hasil

Kesimpulan

Gambar 1. Kerangka Berpikir Penelitian

D. Hipotesis

Hipotesis Nol (H0):

"Tidak ada perbedaan yang signifikan dalam pengaruh bacaan dan

hafalan Al-Quran antara siswa kelas III SD Tahfiz Alfatih yang menggunakan

metode halaqoh dengan siswa yang tidak menggunakan metode halaqoh."

31
Hipotesis Alternatif (H1):

"Terdapat perbedaan yang signifikan dalam pengaruh bacaan dan

hafalan Al-Quran antara siswa kelas III SD Tahfiz Alfatih yang menggunakan

metode halaqoh dengan siswa yang tidak menggunakan metode halaqoh."

32
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan penelitian

eksperimental kuantitatif, yang melibatkan kombinasi antara penelitian

deduktif dan induktif dengan rancangan RCT (Randomized Controlled Trial).

Pada rancangan ini terdapat kelompok kontrol yang digunakan untuk

mengontrol variabel-variabel yang mempengaruhi eksperimen (Sugiyono,

2010). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan efektivitas antar

dua kelompok intervensi. Oleh karena itu, dalam penelitian ini dilakukan tes

sebelum perlakuan sebagai dasar mengetahui tingkat homogenitas sampel,

serta tes sesudah perlakuan yang dijadikan sebagai data untuk

membandingkan keefektivan intervensi diantara dua kelompok yang diuji.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan obyek yang diteliti, baik berupa

orang, benda, kejadian, nilai maupun hal-hal yang terjadi, Sedangkan

sampel adalah sebagian dari populasi yang akan diteliti. Dalam penelitian

ini populasinya adalah seluruh siswa kelas III SD Tahfiz Alhafiz.

2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini dipilih secara acak dari populasi

tersebut. Adapun Cara menentukan sampel ini dengan menggunakan

teknik pengambilan sampel acak (random sampling). Teknik random

sampling adalah teknik pengambilan sampel di mana semua individu

33
dalam populasi baik secara sendiri-sendiri atau bersama-sama diberi

kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel.

Peneliti memilih dua kelas dari kelas III SD sebagai sampel, di

mana satu kelas akan menerapkan metode halaqah dan kelas lainnya

tidak. Setelah itu, peneliti mengukur dan membandingkan kemampuan

hafalan Al-Quran antara kedua kelompok untuk mengevaluasi efektivitas

metode halaqah.

C. Variabel dan Data

Variabel adalah obyek penelitian, atau apa yang menjadi titik

perhatian suatu penelitian (Arikunto, 2014). Penelitian ini terdiri dari dua

variabel, yaitu satu variabel independen (bebas) dan satu variabel dependen

(terikat). Variabel independen (bebas) adalah variabel yang mempengaruhi

atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen

(terikat). Sedangkan variabel dependen (terikat) adalah variabel yang

dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.

Peneliti memiliki dua kelompok, yaitu kelompok yang menggunakan

metode halaqah (kelompok eksperimen) dan kelompok yang tidak

menggunakan metode halaqah (kelompok kontrol). Data yang terkait dengan

bacaan dan hafalan Al-Qur'an dari kedua kelompok tersebut dapat berupa

data primer dan data sekunder.

D. Pengembangan Instrumen

Instrumen yang peneliti gunakan yaitu tes hafalan Al-Qur'an, dan

observasi. Berikut pengembangan instrumen penelitian yaitu :

34
1. Tes

Tes bacaan dan hafalan Al-Qur'an dapat digunakan untuk

mengukur kemampuan hafalan siswa. Tes ini dapat berupa tes kelas, tes

individu, atau wawancara dengan guru. Dalam penelitian ini, tes bacaan

dan hafalan Al-Qur'an dapat digunakan untuk mengevaluasi perbedaan

kemampuan hafalan antara kelompok yang menggunakan metode

halaqah dan kelompok yang tidak.

2. Observasi

Observasi adalah pengumpulan data yang dilakukan melalui

pengamatan langsung dengan mata teliti pada subjek penelitian. Dalam

konteks penelitian ini, observasi dapat melibatkan pengamatan langsung

dalam proses pembelajaran bacaan dan hafalan Al-Qur'an, seperti

perilaku siswa, interaksi antara siswa dan guru, dan keterlibatan siswa

dalam proses pembelajaran.

E. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian pengaruh metode halaqah terhadap bacaan da

hafalan Al-Qur'an kelas III SD dapat dirancang sebagai berikut:

1. Pendahuluan

Jelaskan latar belakang penelitian dan tujuan penelitian. Tinjau literatur

terkait mengenai pengaruh metode halaqah dalam konteks bacaan dan

hafalan Al-Qur'an.

35
2. Metode Penelitian

Menentukan jenis penelitian yaitu penelitian kuantitatif. Populasi adalah

siswa kelas 3 SD, dengan sampel yang dipilih secara acak. Variabel

independen adalah penggunaan metode halaqah, sedangkan variabel

dependennya adalah kemampuan bacaan dan hafalan Al-Qur'an.

Gunakan tes hafalan Al-Qur'an, dan observasi. Lakukan pengamatan

langsung, dan pengumpulan data dokumentasi. Gunakan analisis statistik

untuk membandingkan kemampuan hafalan Al-Qur'an antara kelompok

yang menggunakan metode halaqah dan kelompok yang tidak.

3. Pelaksanaan Penelitian

Lakukan pengumpulan data sesuai dengan instrumen yang telah

dirancang. Terapkan metode halaqah pada kelompok yang ditunjuk

sebagai kelompok intervensi. Lakukan analisis data untuk mengevaluasi

perbedaan kemampuan hafalan Al-Qur'an antara kedua kelompok.

Sajikan hasil analisis data dan tariklah kesimpulan mengenai efektivitas

metode halaqah terhadap hafalan Al-Qur'an kelas 3 SD.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan dalam penelitian ini

berupa observasi, tes, dan dokumentasi. Berikut teknik pengumpulan data

diantaranya :

1. Observasi

Observasi adalah cara menganalisis atau mengamati objek penelitian,

seperti empat khusus suatu organisasi, sekelompok orang, atau beberapa

36
aktivitas suatu sekolah (Salim,2016). Teknik pengumpulan data dengan

Observasi digunakan bila penelitian berkenaan dengan perilaku manusia,

proses kerja, gejala- gejala alam dan bila responden yang diamati tidak

terlalu besar (Sugiyono, 2018).

Observasi ini peneliti gunakan untuk melakukan pengamatan langsung

terhadap siswa yang menggunakan metode halaqah dan siswa yang tidak

menggunakan metode halaqah selama proses pembelajaran bacaan dan

hafalan Al-Qur'an di SD Tahfiz Alhafiz.

2. Tes

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini yaitu tes, tes awal dan tes

akhir. Mengumpulkan data melalui tes awal sebelum penerapan metode

halaqoh dan tes akhir setelah penerapan metode halaqoh untuk mengukur

perubahan dalam bacaan dan hafalan Al-Qur'an siswa

3. Dokumentasi

Metode dokumentasi yang peneliti lakukan meliputi data-data yang

berhubungan dengan sekolah, baik itu berupa gambaran umum lokasi

penelitian, keadaan guru dan siswa pada saat pelaksanaan metode

halaqah dalam membaca dan menghafal Al-Qur’an serta data-data lain

yang dibutuhkan dalam penelitian serta dokumentasi kegiatan.

37
G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini sebagai

berikut.

1. Uji Prasyarat

a. Uji Normalitas

Uji normalitas berguna untuk mengetahui normal tidaknya suatu data

yang didapatkan. Uji normalitas akan menggunakan uji normalitas

Kolmogorov Smirnov. Dilihat melalui nilai p-value yang

dibandingkan dengan nilai α =0 , 05 . Maka dapat disimpulkan:

Jika p-value > α, maka data berdistrubusi normal

Jika p-value < α, maka data berdistrubusi tidak normal

b. Uji Homogenitas

Uji Homogenitas yang digunakan pada penelitian ini adalah uji

Levene’s test. Uji tersebut dilakukan dengan menggunakan sofware

SPSS 22. Kriteria uji dapat dilihat melalui p-value yang dibandingkan

dengan nilai α=0,05. Maka dapat disimpulkan :

Jika p-value > α, maka data homogen

Jika p-value < α, data tidak homogen

2. Uji Hipotesis

Jika data yang dihasilkan normal dan homogen, maka langkah yang

dilakukan adalah uji hipotesis dengan uji paired t test.

38
Uji Paired t test digunakan untuk membandingkan sebuah kelas yang

sudah diberikan posstest dan pretest dengan data berpasangan. Rumus uji

paired t test adalah sebagai berikut.

( x 1−x 2)
t hitung =

√ ( ( √ ))
2 2
s1 s2 s1 s2
+ 2r
n1 n2 √n 1 n2

t tabel=t ( α ,n 1+ n2−2 )

Keterangan:

( x 1 )=rata−rata sampel 1

( x 2 )=rata−rata sampel 2

n1=banyaknya data sampel 1

n2 =banyaknya data sampe 2

s1=simpangan baku sampel 1

s2=simpangan baku sampel 2

r =korelasi antara X 1 dengan X 2

Hipotesis pengujiannya yaitu :

H0 : Data tidak homogen

Ha : Data homogen

Penggunaan uji tersebut jika menggunakan sofware SPSS 22 dapat

dilihat melalui kriteria uji nilai p-value yang dibandingkan dengan nilai

α=0,05. Maka dapat disimpulkan:

Jika p-value < α, maka H_0 ditolak

Jika p-value > α, maka H_0 diterima

39
40
DAFTAR PUSTAKA

Abdurrohman, D. (2017). Efektivitas Program Pembelajaran Taman Pendidikan


Al-Qur’an (Tpa) Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-Qur’an Di
Tpa Al-Hikmah Desa Sidosari Natar Lampung Selatan. Uin Raden Intan
Lampung.
Afni, N. (2020). Peran Guru Dalam Kegiatan Halaqah Tarbiyah Bagi
Pembentukan Karakter Islami Peserta Didik Di Sma Negeri 1 Bambaira,
Kabupaten Pasangkayu, Provinsi Sulawesi Barat. Iain Palu.
Aliyah, N., & Nikmah, F. (2022). Implementasi Metode An-Nashr Untuk
Meningkatkan Kemampuan Menghafal Terjemah Ayat Al-Quran Pada Siswa
Madrasah Tsanawiyah. J-Pai: Jurnal Pendidikan Agama Islam, 8(2).
Alwi, T., & Badaruddin, K. (2023). Pelaksanaan Pembelajaran Tahfidz Al-Qur `
An Dalam Membentuk Karakter Islami Siswa. 4, 756–766.
Anggara, S. (2015). Metode Penelitian Administrasi. Cv Pustaka Setia.
Bahri, S. (2016). Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Yang Ditanamkan Melalui
Halaqoh Di Lembaga Dakwah Kampus (Ldk) Refah Uin Raden Fatah
Pelembang. Uin Raden Fatah Palembang.
Fanani, A. (2014). Mengurai Kerancuan Istilah Strategi Dan Metode
Pembelajaran. Nadwa: Jurnal Pendidikan Islam, 8(2), 171–192.
Firdaus, A., & Nasoha, A. M. M. (2024). Penerapan Metode Halaqah Dalam
Meningkatkan Kemampuan Memahami Kitab Kuning Di Pondok Pesantren
Riyadhul Jannah Laban Mojolaban Sukoharjo Tahun 2022-2023. Uin Raden
Mas Said.
Hamdan, S. R. (2017). Kecerdasan Emosional Dalam Al-Qur’an. Schema:
Journal Of Psychological Research, 35–45.
Ilham, I., & Sukrin, H. T. (2020). Konsep Metode Halaqah Dalam Pembelajaran
Pai Dan Budi Pekerti. Kreatif: Jurnal Pemikiran Pendidikan Agama Islam,
18(2), 113–125.
Indriani, H. (2021). Konsep Wahyu Menurut Al-Qur’an.
Kamal, M. (2016). Pengaruh Pelaksanaan Progam Menghafal Al Qur’an
Terhadap Prestasi Belajar Siswa:(Studi Kasus Di Ma Sunan Giri Wonosari
Tegal Semampir Surabaya). Universitas Muhammadiyah Surabaya.
Maarif, H., & Muhid, A. (2022). Metode Hafalan Di Pondok Pesantren Dalam
Perspektif Psikologi. Risalah, Jurnal Pendidikan Dan Studi Islam, 8(2), 851–
864.
Madjid, M. I. (2021). Implementasi Pembelajaran Kitab Matan Jazariyah
Dengan Menggunakan Metode Demonstrasi Dalam Meningkatkankefasihan
Membaca Al-Qur’an Di Ponpes An-Nur Al-Islamy Jekulo. Iain Kudus.
Mardiati, S. (2021). Efektifitasmetodehalaqahterhadapkualitas
Hafalanalquransiswa/Isditalmunadikel.Tanah
Enamratus,Kec.Medanmarelan,Medan.
Nadirah, S. P., Pramana, A. D. R., & Zari, N. (2022). Metodologi Penelitian
Kualitatif, Kuantitatif, Mix Method (Mengelola Penelitian Dengan Mendeley
Dan Nvivo). Cv. Azka Pustaka.

41
Ningsih, D. Y. (2020). Upaya Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Mengatasi
Kesulitan Membaca Al-Qur’an Di Smk Negeri 2 Arga Makmur. Iain
Bengkulu.
Oktania, E. P. A. (2023). Implementasi Mentoring Di Lembaga Dakwah Kampus
Al-Izzah Dalam Membentuk Kepribadian Religius Di Kalangan Mahasiswa
Uinsu. State Islamic University Of North Sumatra.
Oktarina, M. (2020). Faedah Mempelajari Dan Membaca Al-Quran Dengan
Tajwid. Serambi Tarbawi, 8(2), 147–162.
Palufi, A. N., & Syahid, A. (2020). Metode Yanbu’a Sebagai Pedoman Membaca
Al-Qur’an. Attractive: Innovative Education Journal, 2(1), 32–40.
Rahman, F. (2020). Islam Sejarah Pemikiran Dan Peradaban. Al Mizan.
Rahmatullah, H. (2022). Pola Menghafal Al-Qur’an Dan Menjaga Hafalan Untuk
Mencapai Tingkat Mutqin Pada Santri Pondok Tahfizh Yanbu’ul Qur’an 4
Pantai Cabe Kabupaten Tapin. Pascasarjana.
Rasyid, M. F., Tanjung, H. B., & Tamami, A. (2016). Efektifitas Metode Tahfizh
Al-Qur`An Di Pondok Pesantren Rafah Rancabungur Bogor. 5, 135–148.
Rosmanah, M. (2013). Pendekatan Halaqah Dalam Konseling Islam Dengan
Coping Stress Sebagai Ilustrasi. Intizar, 19(2), 301–322.
Siti, M. (2018). Manajemen Pembinaan Akhlak Peserta Didik Berbasis Halaqah
Tarbiyah Di Sma It Darut Taqwa Bungkal Ponorogo. Universitas
Muhammadiyah Ponorogo.
Sodakoh, Z. (2019). Penerapan Halaqah Dalam Pembelajaran At-Tibyan Pada
Diniyah Ulya Di Pendidikan Pesantren Nu Hidayatul Muttaqin Pagutan
Mataram. Uin Mataram.
Syarbini, A., & Jamhari, S. (2012). Kedahsyatan Membaca Al-Qur’an. Ruang
Kata.
Tania, S. (2018). Efektivitas Penerapan Metode Tahfidz Dan Takrir Dalam
Meningkatkan Hafalan Al-Qur’an Mahasantri Putri.
Wahid, W. A. (2015). Panduan Menghafal Al-Qur’an Super Kilat: Step By Step
Dan Berdasarkan Pengalaman. Diva Press.
Zaeni, A. (2023). Peningkatan Kemampuan Membaca Al-Qur’an Peserta Didik
Melalui Penerapan Metode An-Nahdliyah. Salimiya: Jurnal Studi Ilmu
Keagamaan Islam, 4(3), 147–156.
Zainal, P. (2019). Implementasi Metode Al-Qosimi Dalam Meningkatkan Hasil
Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits Di Madrasah
Aliyah Amanah Kabupaten Poso. Iain Palu.

42

Anda mungkin juga menyukai