Anda di halaman 1dari 84

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Ilmu Tajwid menurut lughoh (etimologi) adalah mendatangkan atau membaca
dengan baik. Sedang menurut istilah (terminologi) adalah ilmu yang dengan nya
kita dapat mengetahui bagaimana cara mengucapkanhuruf-huruf al-Quran, baik
tebal tipisnya (tafkhim dan tarqiqnya), panjang pendeknya (mad dan qoshornya),
sifat-sifatnya, serta cara membaca huruf huruf tertentu bila bertemu dengan huruf
hijaiyah lainnya dengan baik. Tujuan ilmu tajwid adalah memelihara bacaan Al-
Quran dari kesalahan dan perubahan serta memelihara lisan (mulut) dari
kesalahan membaca.
Hal ini sesuai dengan Firman Allah SWT di dalam Q.S Al- Muzzamil (73) ayat:4,
gE>4O4 4p-47O^-
EOg>O> ^j .. ( Ng)`EO^- :
)
Artinya: Dan bacalah Al-Quran itu dengan perlahan/ tartil (bertajwid).
Q.S Al- Muzzamil (73) ayat: 4
1
+OE4UE>4O4 1EOg>O> ^@g ..(
: )
Artinya : dan Kami membacanya secara tartil (teratur dan benar).
Q.S Al-Furqon (25) ayat 32
2




1.
Al-Quran ( Depag RI, 1971 : 128)
2.
Al-Quran ( Depag RI, 1971 : 128)
1
2



Ayat ini jelas menunjukkan bahwa Allah SWT memerintahkan Nabi
Muhammad SAW untuk membaca Al-Quran yang diturunkan kepadanya dengan
tartil, yaitu memperindah pengucapan setiap huruf-hurufnya (bertajwid).
Sedangkan Al Quran Hadist adalah salah satu dari cabang mata pelajaran
PAI ( Pendidikan Agama Islam ) di berbagai sekolah yang berbasis prndidikan
agama yang menekankan pada kemampuan membaca dan menulis al-quran
hadist dengan benar, serta hafalan terhadap surat-surat pendek dalam al-quran,
pengenalan arti atau makna sederhana dari surat-surat pendek tersebut serta
hadist-hadist tentang akhlaq terpuji yang harus di amalkan dalam kehidupan
sehari-hari melalui keteladanan dan pembiasaan. Salah satu ruang lingkup mata
pelajaran hadist adalah pengetahuan dasar membaca dan menulis al-quran dengan
baik dan benar sesuai dengan kaidah ilmu tajwid. Oleh karena itu mata pelajaran
al-quran hadist sangat penting guna penanaman dini pada anak tentang tata cara
membaca dan menulis al-quran dengan baik dan benar.
Berdasarkan paparan di atas, maka pelajaran Al-quran hadist merupakan
pelajran penting yang harus menarik, menyenangkan dan tidak membosankan
perlu adanya kreatifitas dari guru dalam penggunaan media pembelajran yang
bervariasi. Guru juga harus mengembangkan ketrampilan mengajar agar dapat
menarik perhatian siswa sehingga hasil belajar memuaskan. Penggunaan metode
pembelajaran yang tepat juga sangat penting guna menarik perhatian dari siswa.
Sementara itu berdasarkan study pendahuluan yang dilakukan penulis di
lokasi penelitian, ditemukan fenomena faktual yang menarik untuk di analisis
lebih lanjut. Mata pelajaran al-quran hadist termasuk mata pelajaran yang
3



dianggap membosankan dan tidak menarik. Padahal dalam Al-Quran ada
beberapa ayat yang terkait secaralangsung tentang dorongan untuk memilih
metode secara tepat dalam prosespembelajaran, diantaranya dalam Q.S Al-
Baqoroh (2) ayat 121 :
4g~-.- N_E4uO>-47
=U4-^- +O4^OUu-4C E-EO
gOg>4Eg> Elj^q
4pONLg`uNC gO) }4`4 O'4C
gO) Elj^q N-
4p+OOC^- . ) : ..(

Artinya : orang-orang yang telah Kami berikan Al kitab kepadanya, mereka
membacanya dengan bacaan yang sebenarnya, mereka itu beriman kepadanya.
dan Barangsiapa yang ingkar kepadanya, Maka mereka Itulah orang-orang yang
rugi. Q.S Al-Baqoroh (2) : 121
3

Salah satu penentu dalam proses pembelajaran adalah metode. Metode
pengajaran adalah suatu cara untuk menyajikan pesan pembelajaran sehingga
pencapaian hasil belajar dapat optimal. Tanpa metode, suatu pesan pembelajaran
tidak akan dapat berproses secara efektif dalam kegiatan belajar mengajar ke arah
yang dicapai.








4




3
Al-Quran ( Depag RI, 1971 : 128)
Menurut Gagne, belajar tidak merupakan sesuatu yang terjadi secara alamiah,
akan tetapi hanya akan terjadi dengan adanya kondisi-kondisi tertentu yaitu
kesiapan peserta didik dan sesuatu yang telah dipelajari serta situasi belajar yang
secara sengaja diatur oleh pendidik dengan tujuan memperlancar proses belajar.
Strategi pengajaran yang tidak tepat akan menjadi penghalang kelancaran jalannya
proses belajar mengajar.
4
Oleh karena itu, metode yang ditetapkan seorang guru baru mendapat
suatuhasil yang optimal, jika mampu dipergunakan untuk mencapai tujuan yang
ditetapkan. Kemampuan guru dalam penerapan metode belum secara maksimal
dapatdiserap dalam kegiatan pembelajaran mata pelajaran Al Quran Hadis di Mts
Sirojul Awam Cianjur. ini berimbas pada persoalan tentang pemaksimalan belajar
siswa agar lebih aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Tampaknya perlu adanya
perubahan paradigma dalam menelaah proses belajar mengajar dan interaksi guru
dan siswa, perlu adanya pembelajaran aktif pada proses pembelajaran Al Quran
Hadis di Mts Sirojul Awam Cianjur. Pembelajaran aktif merupakan kesatuan
sumberkumpulan strategi-strategi pembelajaran yang komprehensif. Pembelajaran
aktif meliputi berbagai cara untuk membuat peserta didik aktif sejak awal melalui
aktivitas-aktivitas yang membangun kerja kelompok dan dalam waktu singkat
membuat mereka berfikir tentang materi pelajaran.Pembelajaran aktif merupakan
langkah cepat menyenangkan, mendukung dansecara pribadi menarik hati,
sehingga peserta didik tidak hanya terpaku di tempat duduk, bergerak leluasa dan
berfikir keras (moving about and thinkingaloud).
5




4
Http:// metodebelajar.com, Di unduh hari Rabu tanggal 2 September 2014 pukul 20.25
Dilihat dari tuntutan dan harapan masyarakat, sebaiknya pembelajaran
AlQuran Hadis di sekolah menggunakan pendekatan yang benar-benar diarahkan
pada peningkatan kemampuan membaca Al Quran anak didik.Menurut teori
behaviorisme, manusia sangat dipengaruhi oleh kejadian-kejadiandi dalam
lingkungannya yang memberikan pengalaman-pengalamantertentu kepadanya.
Proses belajar dapat terjadi dengan baik apabila pesertadidik ikut berpartisipasi
secara aktiv di dalamnya, serta materi pelajaran dikembangkan di dalam unit-unit
dan diatur berdasarkan urutan yang logis sehingga pesrta didik mudah
mempelajarinya.Maka dari itu metode Tajwid sangat tepat untuk pelaksanaan
pembelajaran AlQuran Hadis materi pokok menerapkan kaidah-kaidah ilmu
tajwid secara umum di madrasah.
Dengan metode pembelajaran ini sedikitnya siswa menjadi lebih aktif dalam
pembelajaran, dan proses belajar mengajar berjalan lancar sesuai dengan apayang
diharapkan.Dari latar belakang di atas, penulis ingin melakukan penelitian
mengenai
PENGARUH PEMAHAMAN I LMU TAJ WI D TERHADAP PRESTASI
BELAJAR PESERTA DIDIK DALAM MATA PELAJARAN QURAN
HADI TS DI MTS. SIROJ UL AWAM CI ANJ UR .

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis mengajukan
rumusan masalah sebagai berikut :

6




1. Bagaimana pemahaman ilmu tajwid Peserta Didik di MTs.Sirojul Awam?
2. Bagaimana prestasi belajar Peserta Didik dalam mata pelajaran Al-Quran
Hadist di MTs.Sirojul Awam?
3. Bagaimana pengaruh pemahaman ilmu tajwid Peserta Didik terhadap
prestasi belajar Al-Quran Hadist di MTs. Sirojul Awam?

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah tersebut, maka dapat di identifikasikan tujuan
penelitian ini untuk :
1. Mengetahui bagaimana pemahaman ilmu tajwid Peserta Didik di
MTs.Sirojul Awam.
2. Mengetahui bagaimana prestasi belajar Peserta Didik dalam mata
pelajaran Al-Quran Hadist di MTs. Sirojul Awam.
3. Mengetahui bagaimana pengaruh pemahaman ilmu tajwid Peserta Didik
terhadap prestasi belajar Al-Quran Hadist di MTs. Sirojul Awam.

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Penelitian ini dapat memperkaya teori dan wawasan berupa studi
ilmiah yang dapat menunjang perkembangan ilmu pengetahuan
khususnya Pendidikan Agama Islam (PAI).
7



b. Penelitian ini bisa digunakan sebagai referensi akademik dan bahan
masukan bagi penelitian serupa di masa yang akan datang.
2. Manfaat Praktis Bagi lembaga pendidikan non formal (keluarga ) maupun
formal, penelitian ini dapat memberikan gambaran secara riil mengenai
kondisi pendidikan agama Islam dalam keluarga anak didik secara umum
serta pengaruhnya terhadap kecerdasan emosional anak didik, sehingga
bisa menjadi masukan untuk mengadakan evaluasi dan pengembangan ke
arah yang lebih baik.


8



BAB II
KAJIAN TEORITIK, KERANGKA BERFIKIR
DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Pengaruh Pemahaman Ilmu Tajwid ( Variabel X )
1. Pengertian Ilmu Tajwid
Tajwid secara bahasa berarti al-tahsin atau membaguskan. Dalam
pengertian lain menurut lughoh, tajwid dapat pula diartikan Sebagai Ilmu yang
mempelajari segala sesuatu tentang huruf, baik hak-haknya, sifat-sifatnya,
panjang dan lain sebagainya. Seperti tarqiq, tafkhim dan yang semisalnya .
1
Berdasarkan pengertian di atas, ruang lingkup tajwid secaran garis besar
terbagi menjadi 2 bagian, yaitu:
1) Haqqul Harf
yaitu segala sesuatu yang wajib adapada setiap huruf. Hak huruf
meliputi sifatul huruf danmakharijul huruf. Apabila hak huruf ditiadakan,
maka semuasuara yang diucapkan tidak mungkin mengandung makna
karenabunyinya menjadi tidak jelas.
2







1.
Acep Iim Abdurahman, 2003 : 2, Pelajaran Tajwid Praktis dan Lengkap, (bandung).
2.
Acep Iim Abdurahman, 2003 : 2, Pelajaran Tajwid Praktis dan Lengkap, (bandung).
8
9



2) Mustahaqqul Harf
yaitu hukum-hukum baruyang timbul oleh sebab-sebab tertentu setelah
hak-hak hurufmelekat pada setiap huruf. Hukum-hukum ini berguna
untukmenjaga hak-hak huruf tersebut serta makna-makna
yangdikehendaki oleh setiap rangkaian huruf (lafadz). Mustahaqqulharf
meliputi hukum-hukum seperti idzhar, ikhfa', iqlab,qalqalah, tafkhim,
tarqiq, mad, waqaf dan lain-lain.Sedangkan ilmu tajwid adalah ilmu yang
dipergunakan untukmengetahui tempat keluarnya huruf (makhraj) dan
sifat-sifatnya serta bacaan-bacaannya.
3
Para ulama mendefinisikan tajwid yakni memberikan kepada huruf
akan hak-hak dan tertibnya, mengembalikan huruf kepada makhraj dan
sifatnya serta menghaluskan pengucapannya dengan carayang sempurna
tanpa berlebihan, kasar, tergesa-gesa dan dipaksakan.
Para ulama menganggap qiraatul qur'an tanpa tajwid sebagaisuatu
lahn. Lahn adalah kerusakan atau kesalahan yang menimpalafadz, baik
secara jaliy maupun secara khafiy. Lahn jaliy adalahkerusakan atau
kesalahan pada lafadz secara nyata sehingga dapatmerubah arti lafadz
tersebut. Lahn khafiy adalah kerusakan ataukesalahan pada lafadz yang
tidak sampai merubah makna lafadz tersebut.









3.
Acep Iim Abdurahman, 2003 : 2, Pelajaran Tajwid Praktis dan Lengkap, (bandung).
10



Jadi pengertian ilmu tajwid adalah ilmu yang digunakan untuk
mengetahui dan memahami bagaimana cara me-lafadz-kan atau
mengucapkan huruf-huruf pada ayat-ayat Al-Quran dengan baik danbenar
sesuai makhraj dan sifatnya.

2. Macam-macam Hukum Ilmu Tajwid
a. Hukum Bacaan Nun Mati/Tanwin
1. Idzhar halqi
Idzhar halqi adalah apabila ada nun mati/tanwin bertemu huruf
halqi. Hurufhalqi ada enam, yaitu , , , , , cara
membacanya harus jelas, tidak mendengung, dan tidak samar-samar.
Contoh :
2. Idhgham Bighunnah
Idhgham Bighunnah adalah apabila ada nun mati/tanwin bertemu
dengan salah satu dari empat huruf, yaitu , , , . Adapun cara
membacanya suara nun mati/tanwin dimasukkan kedalam suara huruf
tersebut dengan mendengung.
Contoh :
3. Idhgham Bilaghunnah
Idhgham Bilaghunnah adalah apabils ada nun mati/tanwin bertemu
dengan salah satu dari huruf dua, yaitu dan. Cara membacanya suara
nun mati/tanwin dimasukkan kedalam huruf tersebut tanpa
mendengung. Contoh :
11



4. Iqlab
Iqlab adalah apabila ada nun mati/tanwin bertemu dengan ba ().
Cara membacanya yaitu suara nun mati/tanwin diganti dengan suara
mim mati ( ) dengan merapatkan bibir dan mendengung.
Contoh :
5. Ikhfa
Ikhfa adalah apabila ada nun mati/tanwin bertemu dengan salah
satu dari 15 huruf, yaitu , , , , , , , , . , , , , ,
,cara membacanya suara nun mati/tanwin dibaca samar-samar dengan
sengau dihidung.
Contoh :

b. Hukum Bacaan Qalqalah
1. Pengertian Qalqalah
Qalqalah secara bahasa berarti getaran suara.Adapun secara istilah
qalqalah berarti menyembunyikan huruf yang bertanda sukun (mati)
dengan suara yang lebih ditekan lagi dari makhraj hurufnya. Jumlah
huruf qalqalah ada 5, yaitu , , , , yang bisa disingkat
dengan




12



2. Macam-macam Qalqalah
a. Qalqalah Kubra
Qalqalah kubra berarti salah satu huruf qalqalah berharakat
mati/sukun tidak asli yang disebabkan adanya waqaf.Cara membacanya
harus lebih jelas dan memantul.
Contoh :
b. Qalqalah Sughra
Qalqalah sughra berarti apabila salah satu huruf qalqalah
berharakat sukun (mati) asli bukan karena waqaf.Cara membacanya
juga harus jelas dan memantul.
Contoh :

c. Hukum Bacaan Lam
1. Lam Mufakhamah ( (
Lam mufakhamah adalah apabila lam dalam lafal didahului
oleh harakat fathah atau dlommah, maka harus dibaca tebal.
Contoh :
2. Lam Muraqqah ( (
Lam muraqqah adalah apabila lam dalam lafal didahului oleh
harakat kasrah, maka harus dibaca tipis. Semua lam yang terdapat
dalam lafal harus dibaca tipis.
Contoh :

13



d. Hukum Bacaan Ra
1) Ra Mufakhamah ( (
Ra mufakhamah adalah ra yang dibaca tebal. Ra dibaca tebal
apabila memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
1) Ra berharakat fathah
Contoh :
2) Ra berharakat dlommah
Contoh :
3) Ra berharakat sukun, sedangkan huruf sebelumnya
berharakat fathah atau dlommah.
Contoh :
4) Ra berharakat sukun, sedangkan huruf sebelumnya berharakat
kasrah, tetapi bukan kasrah asli dari perkataanya.
Contoh :
5) Ra berharakat sukun, sedangkan huruf sebelumnya berharakat
kasrah asli, tetapi sesudah ra ada salah satu huruf istila yang tidak
berharakat kasrah. Huruf istila ada 7, yaitu , , , , , , .
Contoh :
1. Ra Muraqqaqah ( (
Ra muraqqaqah adalah ra yang dibaca tipis. Ra dibaca tipis apabila
memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
a) Ra berharakat kasrah
Contoh :
14



b) Apabila sebelum huruf ra ada huruf ya sukun
Contoh :
c) Ra berharakat sukun yang didahului huruf berharakat
kasrah.Namun setelah ra sukun bukan huruf istila.
Contoh :

2. Jawaazul Wajhaini
Dalam hukum jawaazul wajhaini ra boleh dibaca tarqiq atau
tafkhim.Hukum jawaazul wajhaini bisa terjadi apabila ada ra sukun
yang didahului huruf berharakat kasrah dan sesudahnya ada salah satu
huruf istila yang berharakat kasrah.
Contoh :

e. Hukum Bacan Mad
1. Pengertian mad
Kata mad berasal dari bahasa arab yang berarti
memanjangkan. Sedangkan menurut istilah, mad berarti
memanjangkan bacaan huruf hijaiyah sesuai dengan sifat dan
syaratnya masing-masing.
2. Macam-macam Mad
a. Mad Thabii
Mad thabii adalah bacaan huruf hijaiyah yang dipanjangkan secara
biasa, atau sering disebut mad pokok (mad asli). Cara membacanya
15



yaitu dipanjangkan satu alif (2 harakat). Disebut mad Thabii apabila
terdapat hal-hal berikut :
1. Jika ada jatuh sesudah harakat fathah. Contoh : , , , ,
2. Jika ada jatuh sesudah harakat dommah. Contoh : , , , ,
3. Jika ada jatuh sesudah harakat kasrah. Contoh : , , , ,

b. Mad Fari
Mad fari adalah semua mad selain mad thabii, karena bersumber
dari mad thabii maka disebut mad fari yang mempunyai arti mad
cabang.
Adapun mad fari ini ada 13 macam :
1) Mad Wajib Muttashil
Mad wajib muttashil adalah bacaan mad thabii yang bertemu
dengan huruf hamzah dalam satu kata. Panjang bacaaanya yaitu 3 alif (6
harakat).
Contoh : , , ,
2) Mad Jaiz Munfashil
Mad jaiz munfashil adalah bacaan mad thabii yang bertemu
dengan huruf hamzah tetapi tidak dalam satu kata. Adapun panjang
bacaanya yaitu 2 alif (5 harakat).
Contoh :


16



3) Mad Layyin
Mad layyin adalah apabila ada salah satu huruf hijaiyyah yang
berharakat fathah sebelum wawu sukun atau ya sukun.
Contoh :
4) Mad Aridl Lis Sukun
Mad Aridl Lis Sukun adalah jika ada bacaan mad thabii bertemu
dengan huruf hijaiyah hidup yang dibaca mati/tanda waqaf. Panjang
bacaanya yaitu : 1 alif (2 harakat) atau 2 alif (4 harakat) atau 3 alif (6
harakat).
Contoh :
5) Mad Iwadl
Mad iwadl adalah apabila ada huruf hijaiyah yang berharakat
fathah tanwin yang dibaca waqaf diakhir kalimat.Panjang bacaanya 1
alif (2 harakat).
Contoh : dibaca
6) Mad Badal
Mad badal adalah apabila ada 2 buah huruf hamzah dan huruf
hamzah yang pertama berharakat sedangakan huruf hamzah yang ke-2
disukun (mati), maka hamzah yang ke-2 diganti dengan :
- jika hamzah yang pertama berharakat fathah
- jika hamzah yang pertama berharakat kasrah
- jika hamzah yang pertama berharakat dlommah

17



Adapun panjang bacaanya yaitu 1 alif (2 harakat)
Contoh : menjadi
7) Mad Lazim Mutsaqqal Kilmi
Mad Lazim Mutsaqqal Kilmi adalah apabila ada mad thabii
bertemu dengan huruf hijaiyah yang bertasydid dalam satu kata.
Panjang bacaanya yaitu 3 alif (6 harakat).
Contoh :
8) Mad Lazim Mukhaffaf Kilmi
Mad Lazim Mukhaffaf Kilmi adalah apabila ada mad thabii
bertemu dengan huruf hijaiyah yang bersukun. Panjang bacaanya yaitu
3 alif (6 harakat). Contoh :
9) Mad Lazim Mutsaqqal Harfi
Mad Lazim Mutsaqqal Harfi adalah permulaan surat dalam Al-
Quran yang terdapat salah satu/lebih dari huruf :
, , , , , , ,yang bisa disingkat dengan lafal . Adapun
panjang bacaanya yaitu 3 alif (6 harakat). Mad ini juga bisa disebut
dengan
Contoh :
10) Mad Lazim Mukhaffaf Harfi
Mad Lazim Mukhaffaf Harfi adalah permulaan surat dalam Al-
Quran yang terdapat satu/lebih dari huruf : yaitu , , , ,
. Adapun panjang bacaanya yaitu 1 alif (2 harakat).
Contoh :
18



11) Mad shilah
a. Mad Shilah Qashirah
Mad Shilah Qashirah adalah apabila ada kata ganti (ha dlomir)
yang didahului dengan huruf yang berharakat ( ) / ( ). Adapun
panjang bacaanya yaitu 1 alif (2 harakat).
Contoh :
b. Mad Shilah Thawilah
Mad Shilah Thawilah adalah apabila ada mad shilah qashirah yang
bertemu dengan hamzah. Adapun panjang bacaanya yaitu 2 alif (5
harakat).
Contoh :

12) Mad Thamkin
Mad thamkin adalah apabila ada huruf yang bertasydid dan
berharakat kasrah bertemu dengan sukun. Panjang bacaanya yaitu 1 alif
(2 harakat) dan penempatan bacaanya pada tasydid serta mad
thabiinya.
Contoh :
13) Mad Farqi
Mad farqi adalah bacaan panjang yang membedakan antara
pertanyaan atau bukan.
Contoh :

19



f. Hukum Bacaan Mim Sukun
1. Ikhfa Syafawi
Ikhfa syafawi yaitu apabila ada mim sukun (mati) bertemu dengan
huruf ba ( ). Cara membacanya yaitu merapatkan bibir dan
mendengung.
Contoh :
2. Idzhar Syafawi
Idzhar syafawi yaitu apabila ada mim sukun (mati) bertemu dengan
huruf hijaiyah yang selain dan , yaitu : , , , , , , , , , ,
, , , , , , , , , , , , , , ,. Adapun cara membacanya
yaitu harus jelas, tidak mendengung dan juga tidak samar-samar.
Contoh :

3. Idhghom Mutamatsilain
Idhghom Mutamatsilain yaitu apabila ada mim mati bertemu
dengan huruf mim (). Cara membacanya yaitu dengan cara merapatkan
bibir dan mendengung.
Contoh :

3. Definisi Pemahaman
Pemahaman berasal dari kata paham yang artinya mengertin benar dalam
suatu hal. Dalam pengertian lain pemahaman berarti kemampuan untuk
menerjemahkan, menginterpretasi (menafsirkan), mengekstrapolasi
20



(mengungkapkan makna dibalik suatu kalimat) dan menghubungkan diatas
fakta atau konsep.
pemahaman merupakan inspirasi yangdatang kepada kita sesuai dengan
kondisi yang tengah kita pikirkan. Pemahaman merupakan proses berpikir
dan belajar. Dikatakan demikian karena untuk menuju ke arah pemahaman
perlu diikutidengan belajar dan berpikir. Pemahaman merupakan proses,
perbuatandan cara memahami.
4
Pemahaman adalah tingkatan kemampuan yang mengharap kanseseorang
mampu memahami arti atau konsep, situasi serta fakta yang diketahuinya.
Dalam hal ini ia tidak hanya hapal secara verbalitas, tetapi memahami konsep
dari masalah atau fakta yang ditanyakan,maka operasionalnya dapat
membedakan, mengubah, mempersiapkan ,menyajikan, mengatur,
menginterpretasikan, menjelaskan, mendemonstrasikan, memberi contoh,
memperkirakan, menentukan, dan mengambil keputusan.
Di dalam ranah kognitif menunjukkan tingkatan-tingkatan kemampuan
yang dicapai dari yang terendah sampai yang tertinggi. Dapat dikatakan
bahwa pemahaman tingkatannya lebih tinggi dari sekedar pengetahuan.
Definisi pemahaman adalah kemampuan seseorang untuk mengerti atau
memahami sesuatusetelah sesuatu itu diketahui dan diingat.




4
Akyas Azhari (1996 : 76)
21



Dengan kata lain,memahami adalah mengetahui mengetahui tentang
sesuatu dandapat melihatnya dari berbagai segi. Pemahaman
merupakanjenjang kemampuan berpikir yang setingkat lebih tinggi
dariingatan dan hafalan.
5
memahami berarti sanggup menjelaskan, mengklasifikasikan,
mengikhtisarkan, meramalkan, dan membedakan.
6
pemahaman adalah Mencakup kemampuan untuk menangkapmakna dan
arti dari bahan yang dipelajari. Adanya kemampuan inidinyatakan dalam
menguraikan isi pokok dari suatu bacaan, mengubah data yang disajikan
dalam bentuk tertentu ke bentuklain, seperti rumus matematika ke dalam
bentuk kata, membuat perkiraan tentang kecenderungan yang nampak dalam
data tertentu,seperti dalam grafik.
7
Dari berbagai pendapat di atas, indikator pemahaman pada dasarnya sama,
yaitu dengan memahami sesuatu berarti seseorang dapat mempertahankan,
membedakan, menduga, menerangkan,menafsirkan, memperkirakan,
menentukan, memperluas,menyimpulkan, menganalisis, memberi contoh,
menuliskan kembali, mengklasifikasikan, dan mengikhtisarkan.







5
Anas Sudijono (1996 : 50)
6
Saifuddin Azwar (1987 : 62)
7
W. S. Winkel (1996 : 246)
22



Indikator tersebut menunjukkan bahwa pemahaman mengandung makna
lebih luas ataulebih dalam dari pengetahuan. Dengan pengetahuan, seseorang
belum tentu memahami sesuatu yang dimaksud secara mendalam, hanya
sekedar mengetahui tanpa bisa menangkap makna dan arti dari sesuatun yang
dipelajari. Sedangkan dengan pemahaman, seseorang tidak hanya bisa
menghapal sesuatu yang dipelajari, tetapi juga mempunyai kemampuan untuk
menangkap makna dari sesuatu yang dipelajari juga mampu memahami konsep
dari pelajaran tersebut.

B. Al-Quran Hadist ( Variabel Y )
1. Al-Quran
a. Pengertian Al-Quran
Pengertian Al-Quran Secara Bahasa (Etimologi) Merupakan mashdar
(kata benda) dari kata kerja Qoro-a yang bermakna Talaa keduanya
berarti: membaca, atau bermakna Jamaa (mengumpulkan, mengoleksi).
8
Secara Syariat (Terminologi) Adalah Kalam Allah taala yang
diturunkan kepada Rasul dan penutup para Nabi-Nya, Muhammad
shallallaahu alaihi wasallam, diawali dengan surat al-Fatihah dan diakhiri
dengan surat an-Naas.
9




8
M. Quraisy Syihab, Mukjizat Al-Quran: Ditinjau dari Aspek Kebahasaan, Isyarat Ilmiah
dan Pemberitaan Gaib, (Bandung: Mizan Pustaka, 2004),
9
M. Quraisy Syihab, Mukjizat Al-Quran: Ditinjau dari Aspek Kebahasaan, Isyarat Ilmiah
dan Pemberitaan Gaib, (Bandung: Mizan Pustaka, 2004),
23



..^^) +OE4^4O^ ^47O~
1)4O4N 7^UE- ]OUu>
^g
Artinya : Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al Quran dengan
berbahasa Arab, agar kamu memahaminya. Yusuf :2
10


Allah taala telah menjaga Al-Quran yang agung ini dari upaya
merubah, menambah, mengurangi atau pun menggantikannya. Dia taala
telah menjamin akan menjaganya sebagaimana dalam firman-Nya,
^^) }^4 4L^EO4^
4O^g]~.- ^^)4 +O
4pOOgO4O ^_
Artinya : Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan
Sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya , Al-Hijr : 9
11

Al-Quran disampaikan kepada kita secara mutawatir, baik melalui
tulisan atau bacaan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Dan
terpelihara dari perubahan dan pergantian .Sebagaimana telah disebutkan
bahwa sedikitpun tidak ada keraguan atas kebenaran dan kepastian isi Al-
Quran itu, dengan kata lain Al-Quran itu benar-benar datang dari
Allah.Oleh karena itu hukum-hukum yang terkandung di dalam Al-Quran
merupakan aturan-aturan yang wajib diikuti oleh manusia sepanjang
masa.Banyak ayat-ayat yang menerangkan bahwa Al-Quran itu benar-
benar datang dari Allah.



24




10
( Depag RI, 1971 : 128)

11
( Depag RI, 1971 : 128)

Dalam surah An Nisa ayat 10 yang artinya, Sesungguhnya telah
kami turunkan kepada engkau (Muhammad) kitab Al-Quran dengan
membawa kebenaran. Surah An Nahl ayat 89, Dan telah kami turunkan
kepada engkau (Muhammad) kitab Al-Quran untuk menjelaskan segala
sesuatu dan ia merupakan petunjuk, rahmat serta pembawa kabar gembira
bagi orang-orang yang berserah diri . Dan masih banyak lagi ayat-ayat
Al-Quran yang menerangkan bahwa Al-Quran itu benar-benar datang
dari Allah.
Al-Quran turun di dua tempat yaitu:
1) Di Mekkah atau yang disebut Ayat Makkiyah. Pada umumnya
berisikan soal-soal kepercayaan atau ketuhanan, mengatur hubungan
manusia dengan Tuhannya, ayat-ayatnya pendek dan ditujukan kepada
seluruh ummat. Banyaknya sekitar 2/3 seluruh ayat-ayat Al-Quran.
2) Di Madinah atau yang disebut Ayat Madaniyah. Ayat-ayatnya
panjang, berisikan peraturan yang mengatur hubungan sesama manusia
mengenai larangan, suruhan, anjuran, hukum-hukum dan syariat-
syariat, akhlaq, hal-hal mengenai keluarga, masyarakat, pemerintahan,
perdagangan, hubungan manusia dengan hewan, tumbuh-tumbuhan,
udara, air dan sebagainya.
Mujizat Al-Quran Al-Quran memiliki mujizat-mujizat yang
membuktikan bahwa ia benar-benar datang dari Allah SWT. Menurut
25



Mana Qattan di dalam buku Mabahits Fi Ulumil Quran menyebutkan
bahwa Al-Quran memilki mujizat pada 4 bidang yaitu:
Pada lafadz dan susunan kata. Pada zaman Rasulullah Syair sangat trend
pada saat itu maka Al-Quran turun dengan kata-kata dan susunan kalimat
yang maha puitis, sehingga Al-Quran memastikan bahwa tak ada
seorangpun yang dapat membuat satu surah sekalipun semisal Al-Quran.
Seperti yang termaktub dalam surah Al Isra ayat 88, Hud ayat 13-14,
Yunus ayat 38 dan Al Baqarah ayat 23.
1. Pada keterangannya, selain pada kata-katanya Al-Quran juga memiliki
mujizat pada artinya yang membuka segala hijab tentang hakikat
manusiawi.
2. Pada ilmu pengetahuan. Di dalam terdapat sangat banyak pengetahuan
baik hal yang zahir maupun yang gaib, baik masa sekarang maupun yang
akan datang.
3. Pada penetapan hukum. Peraturan yang ada di dalam Al-Quran bebas dari
kesalahan karena ia berasal dari Tuhan Yang Maha Tahu atas segala
ciptaanNya.

b. Fungsi dan Tujuan Al-Quran
Al-Quran pertama kali turun di Gua Hira surah Al Alaq ayat 1-5 dan
terakhir kali turun surah al Maidah ayat 3. Al-Quran terdiri dari 30 juz,
144 surah, 6.326 ayat, 324.345 huruf . Al-Quran berfungsi sebagai:
26



1) Sumber pokok dan utama dari segala sumber-sumber hukum yang ada.Hal
ini dilandasi oleh ayat Al-Quran di dalam surah An Nisa ayat 5.
2) Penuntun manusia dalam merumuskan semua hukum, agar tercipta
kemaslahatan dan keselamatan harus berpedoman dan berwawasan Al-
Quran.
3) Petunjuk yang diturunkan Allah SWT kepada umat manusia dengan penuh
rahmat kepada kebahagiaan umat manusia baik didunia maupun diakhirat
dan sebagai ilmu pengetahuan.
c. Pokok Ajaran Dalam Isi Kandungan Al-Quran
1) Akidah
Akidah adalah keyakinan atau kepercayaan. Akidah islam adalah
keyakinan atau kepercayaan yang diyakini kebenarannya dengan sepenuh
hati oleh setiap muslim. Dalam islam, akidah bukan hanya sebagai konsep
dasar yang ideal untuk diyakini dalam hati seorang muslim.Akan tetapi,
akidah tau kepercayaan yang diyakini dalam hati seorang muslim itu harus
mewujudkan dalam amal perbuatan dan tingkah laku sebagai seorang yang
beriman.
2) Ibadah dan Muamalah
Kandungan penting dalam Al-Quran adalah ibadah dean
muamallah. Menurut Al-Quran tujuan diciptakannya jin dan manusia
adalah agar mereka beribadah kepada Allah. Seperti yang dijelaskan dalam
(Q.S Az,zariyat 51:56) Manusia selain sebagai makhluk pribadi juga
sebagai makhluk sosial. manusia memerlukan berbagai kegiatan dan
27



hubungan alat komunikasi .Komonikasi dengan Allah atau hablum
minallah, seperti shalat, membayar zakat dan lainnya. Hubungan manusia
dengan manusia atau hablum minanas, seperti silahturahmi, jual beli,
transaksi dagang, dan kegiatan kemasyarakatan. Kegiatan seperti itu
disebut kegiatan Muamallah, tata cara bermuamallah di jelaskan dalam
surat Al-Baqarah ayat 82.
3) Hukum
Secara garis besar Al-Quran mengatur beberapa ketentuan tentang
hukum seperti hukum perkawinan, hukum waris, hukum perjanjian,
hukum pidana, hukum musyawarah,hukum perang,hukum antar bangsa.
4) Akhlak
Dalam bahasa Indonesia akhlak dikenal dengan istilah moral.
Akhlak, di samping memiliki kedudukan penting bagi kehidupan manusia,
juga menjadi barometer kesuksesan seseorang dalam
melaksanakan tugasnya. Nabi Muhammad saw berhasil menjalankan
tugasnya menyampaikan risalah islamiyah, antara lain di sebabkan
memiliki komitmen yang tinggi terhadap ajhlak.ketinggian akhlak Beliau
itu dinyatakan Allah dalam Al-Quran surat Al-Qalam ayat 4.
5) Kisah-kisah umat terdahulu
Kisah merupakan kandungan lain dalam Al-Quran. Al-Quran
menaruh perhatian penting terhadap keberadaan kisah di dalamnya.
Bahkan, di dalamnya terdapat satu surat yang di namaksn al-Qasas.
Bukti lain adalah hampir semua surat dalam Al-Quran memuat tentang
28



kisah. Kisah para nabi dan umat terdahulu yang diterangkan dalam Al-
Quran antara lain di jelaskan dalam surat al-Furqan ayat 37-39.
6) Isyarat pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
Al-Quran banyak menghimbau manusia untuk mengali dan
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Seperti dalam surat ar-
rad ayat 19 dan al zumar ayat 9.
Selain kedua surat tersebut masih banyak lagi dasar-dasar ilmu
pengetahuan dan teknologi seperti dalam kedokteran, farmasi, pertanian,
dan astronomi yang bermanfaat bagi kemjuan dan kesejahteraan umat
manusia.

d. Keistimewaan Dan Keutamaan Al-quran :
1) Memberi pedoman dan petunjuk hidup lengkap beserta hukum-
hukumuntuk kesejahteraan dan kebahagiaan manusia seluruh bangsa di
mana pun berada serta segala zaman / periode waktu.
2) Memiliki ayat-ayat yang mengagumkan sehingga pendengar ayat suci al-
quran dapat dipengaruhi jiwanya.
3) Memberi gambaran umum ilmu alam untuk merangsang perkembangan
berbagai ilmu.
4) Memiliki ayat-ayat yang menghormati akal pikiran sebagai dasar utama
untuk memahami hukum dunia manusia.
29



5) Menyamakan manusia tanpa pembagian strata, kelas, golongan, dan lain
sebagainya. Yang menentukan perbedaan manusia di mata Allah SWT
adalah taqwa.
6) Melepas kehinaan pada jiwa manusia agar terhindar dari penyembahan
terhadap makhluk serta menanamkan tauhid dalam jiwa.
Kehujjahan Al-Quran dari segi penjelasannya ada 2 macam,
Pertama muhkam yaitu ayat-ayat yang teran artinya, jelas maksudnya dan
tidak mengandung keraguan atau pemahaman lain selain pemahaman yang
terdapat pada lafaznya.
Kedua mutasyabih yaitu ayat yang tidak jelas artinya sehingga
terbuka kemungkinan adanya berbagai penafsiran dan pemahaman yang
disebabkan oleh adanya kata yang memiliki dua arti/maksud, atau karena
penggunaan nama-nama dan kiasan-kiasan. Ibarat Al-Quran dalam
menetapkan dan menjelaskan hukum yang berupa perintah dan larangan
ada beberapa model, diantaranya :
1. Suruhan, yang berarti keharusan untuk mengerjakan atau meninggalkan.
Keharusan seperti perintah shalat, Allah berfirman yang artinya,Dan
dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Larangan contohnya firman
Allah dalam surah Al Anam ayat 151 yang artinya,Janganlah kamu
membunuh orang yang diharamkan Allah membunuhnya kecuali dengan
hak.
2. Janji baik dan buruk, pahala dan dosa serta pujian dan celaan.
3. Ibarat, contohnya seprti istri yang ditalak harus menjalankan masa iddah.
30






2. Al-Hadits
a. Perngertian Hadist
Hadits merupakan segala tingkah laku Nabi Muhammad SAW baik berupa
perkataan, perbuatan, maupun ketetapan (taqrir). Hadits merupakan sumber
hukum Islam yang kedua setelah Al-Quran.Allah SWT telah mewajibkan
untuk menaati hukum-hukum dan perbuatan-perbuatan yang disampaikan oleh
nabi Muhammad SAW dalam haditsnya. Hal ini sejalan dengan firman Allah
SWT:
Artinya: Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia, dan
apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah, (QS Al Hasyr : 7)
Perintah meneladani Rasulullah SAW ini disebabkan seluruh perilaku
Nabi Muhammad SAW mengandung nilai-nilai luhur dan merupakan
cerminan akhlak mulia. Apabila seseorang bisa meneladaninya maka akan
mulia pula sikap dan perbutannya. Hal tersebut dikarenakan Rasulullah SAW
memilki akhlak dan budi pekerti yang sangat mulia. Hadits sebagai sumber
hukum Islam yang kedua, juga dinyatakan oleh Rasulullah SAW:


31



Artinya: Aku tinggalkan dua perkara untukmu seklian, kalian tidak akan
sesat selama kalian berpegangan kepada keduanya, yaitu kitab Allah dan
sunah Rasulnya.(HR. Imam Malik)
12


12
Buku kumpulan hadits-hadits shohih Imam Muslim, Shahih Muslim, Juz 1, (Beirut: Dar
Al-Kutub, t.tp),
Hadits merupakan sumber hukum Islam yang kedua memilki kedua fungsi
sebagai berikut:
1) Memberikan rincian dan penjelasan terhadap ayat-ayat Al
Quran yang masih bersifat umum. Misalnya, ayat Al-Quran
yang memerintahkan shalat, membayar zakat, dan menunaikan
ibadah haji, semuanya bersifat garis besar. Seperti tidak
menjelaskan jumlah rakaat dan bagaimana cara melaksanakan
shalat, tidak merinci batas mulai wajib zakat, tidak memarkan
cara-cara melaksanakan haji. Rincian semua itu telah dijelaskan
oleh rasullah SAW dalam haditsnya. Contoh lain, dalam Al-
Quran Allah SWT mengharamkan bangkai, darah dan daging
babi. Firman Allah sebagai berikut:
Artinya: Diharamkan bagimu bangkai, darah,dan daging babi (QS
Al Maidah : 3) .
Dalam ayat tersebut, bangkai itu haram dimakan, tetap tidak
dikecualikan bangkai mana yang boleh dimakan. Kemudian datanglah
hadits menjelaskan bahwa ada bangkai yang boleh dimakan, yakni
bangkai ikan dan belalang. Sabda Rasulullah SAW:
32



Dihalalkan bagi kita dua macam bangkai dan dua macam darah.
Adapun dua macam bangkai adalah ikan dan belalalng, sedangkan dua
macamdarah adalah hati dan limpa (HR Ibnu Majjah)
13


13
Bulughul Maram, Bab Makanan.
2) Menetapkan hukum atau aturan-aturan yang tidak didapati
dalam Al-Quran. Misalnya, cara menyucikan bejana yang
dijilat anjing, dengan membasuhnya tujuh kali, salah satunya
dicampur dengan tanah, sebagaimana sabda Rasulullah SAW:

Artinya: Mennyucikan bejanamu yang dijilat anjing adlah dengan cara


membasuh sebanyak tujuh kali salah satunya dicampur dengan tanah
(HR Muslim, Ahmad, Abu Daud, dan Baihaqi)
14


b. Macam-macam Hadist
Hadits menurut sifatnya mempunyai klasifikasi sebagai berikut:
1) Hadits Shohih, adalah hadits yang diriwayatkan oleh Rawi yang adil,
sempurna ingatan, sanadnya bersambung, tidak ber illat, dan tidak janggal.
Illat hadits yang dimaksud adalah suatu penyakit yang samar-samar yang
dapat menodai keshohehan suatu hadits
33



2) Hadits Makbul, adalah hadits-hadits yang mempunyai sifat-sifat yang
dapat diterima sebagai Hujjah. Yang termasuk Hadits Makbul adalah
Hadits Shohih dan Hadits Hasan.



14
Bulughul Maram, Bab Thaharah
3) Hadits Hasan, adalah hadits yang diriwayatkan oleh rawi yang adil, tapi
tidak begitu kuat ingatannya (hafalannya), bersambung sanadnya, dan
tidak terdapat illat dan kejanggalan pada matannya. Hadits Hasan termasuk
hadits yang makbul biasanya dibuat hujjah untuk sesuatu hal yang tidak
terlalu berat atau tidak terlalu penting.
4) Hadits Dhoif, adalah hadits yang kehilangan satu syarat atau lebih syarat-
syarat hadits shohih atau hadits hasan. Hadits dhoif banyak macam
ragamnya dan mempunyai perbedaan derajat satu sama lain, disebabkan
banyak atau sedikitnya syarat-syarat hadits shohih atau hasan yang tidak
dipenuhi
Adapun syarat-syarat suatu hadits dikatakan hadits yang shohih, yaitu:
a) Rawinya bersifat adil
b) Sempurna ingatan
c) Sanadnya tidak terputus
d) Hadits itu tidak berilat, dan
e) Hadits itu tidak janggal

34



C. Definisi Prestasi
a. Prestasi
prestasi yaitu hasil dari usaha.

Prestasi diperoleh dari usaha yang telah
dikerjakan. Dari pengertian prestasi tersebut, maka pengertian prestasi
diri adalah hasil atas usaha yang dilakukan seseorang. Prestasi dapat dicapai
dengan mengandalkan kemampuan intelektual, emosioal, dan spiritual, serta
ketahanan diri dalam menghadapi situasi segala aspek kehidupan.
15

Karakter orang yang berprestasi adalah mencintai pekerjaan,
memiliki inisiatif dan kreatif, pantang menyerah, serta menjalankan tugas
dengan sungguh-sungguh. Karakter karakter tersebut menunjukan bahwa
untuk meraih prestasi tertentu, dibutuhkan kerja keras.
16

Di dalam websters New Internasional Dictionary mengungkapkan
tentang prestasi yaitu: Achievement test a standardised test for measuring
the skill or knowledge by person in one more lines of work a study
17
.
Mempunyai arti kurang lebih prestasi adalah standar tes untuk mengukur
kecakapan atau pengetahuan bagi seseorang didalam satu atau lebih dari
garis-garis pekerjaan atau belajar. Dalam kamus popular prestasi ialah hasil
sesuatu yang telah dicapai.
18










35









15
PsikologiBelajar, Drs .H Abu Ahmadi, Drs. Widodo Supriyono 151
16
PsikologiBelajar, Drs .H Abu Ahmadi, Drs. Widodo Supriyono 151
17
Websters New Internasional Dictionary, 1951 : 20
18
Purwodarminto, 1979 : 251
b. Macam-macam Prestasi
Ada beberapa prestasi yang dapat dicapai oleh setiap orang, diantaranya:
a. Prestasi Belajar
Hasil yang di peroleh atas usaha belajar. Misalnya prestasi siswa di
sekolah, menjadi juara umum setiap tahun nya.
b. Prestasi Kerja
Merupakanhasil yang didapatkandariusahakerja yang telahdilakukan.
Misalnya naiknya jabatan ataskerja keras selama ini.
c. Pretasi Seni

Merupakan hasil yang di peroleh dari usaha seni, misalnya prestasi
seorang penyanyi ataupun seniman lainnya yang berupa penghargaan.
d. Prestasi Olah raga

Merupakan hasil yang di peroleh atas usaha dan kerja keras di bidang
olah raga, misalnya seorang olah ragawan mendapat medali emas atas
juara pertama yang di capaina saat mengikuti Pekan Olahraga Nasional
( PON ).
e. Prestasi Lingkungan Hidup
36



Prestasi lingkungan hidup merupakan prestasi yang di peroleh atas
usaha penyelamatan lingkungan hidup. Misalnya individu maupun
kelompok mendapatkan penghargaan atas usaha penyelematan
lingkungan hidup berupa menanam pohon kembali atau reboisasi di
hutan.

c. Sikap Dalam Berprestasi
Sikap yang mendukung seseorang dalam brepestasi diantaranya :
1) Berorientasi pada masa depan dan cita-cita.
2) Berorientasi pada keberhasilan.
3) Berani mengambil atau menghadapi risiko.
4) Rasa tanggungjawab yang besar.
5) Menerima dan menggunakan kritik sebagai umpan balik.
6) Memiliki sikap kreatif, dan inovatif, serta mampu
memanajemen waktu dengan baik.
Setiap orang mutlaknya berperilaku dalam menghasilkan sesuatu.
Namun prestasi atau keberhasilan yang diraih tak luput dari bantuan orang
lain. Misalnya bantuan spiritual, material, maupun bantuan yang lain.
Dalam proses mencapai keberhasilan, setiap orang akan menghadapi
tantangan, diantaranya :
a) Berasal dari diri-sendiri
37



Tantangan dari diri-sendiri adalah bakat, potensi, kecerdasan
atau intelektual, minat, motivasi, kebiasaan, emosi, kesehatan
dan pengalaman pribadi.
b) Berasal dari lingkungan
Tantangan dari lingkungan berupa tantangan dari keluarga,
sekolah, masyarakat, sarana dan prasarana fasilitas, gizi dan
tempat tinggal tinggal.

D. Hubungan antara pengaruh pemahaman ilmu tajwid terhadap prestasi
belajar Peserta Didik pada mata pelajaran Quran Hadits di MTs.
Sirojul Awam Cianjur.
ilmu tajwid adalah ilmu yang digunakan untuk mengetahui dan memahami
bagaimana cara me-lafadz-kan atau mengucapkan huruf-huruf pada ayat-ayat
Al-Quran dengan baik dan benar sesuai makhraj dan sifatnya.
Mempelajari kaidah-kaidah ilmu tajwid pada lembaga pendidikan tentu
mempunyai dampak positif pada perkembangan mutu pendidikan siswa
berprestasi di dalam mata pelajaran yang berkaitan dengan pendidikan agama
islam ( PAI ). Hal tersebut menunjukan bahwa memahami pelajaran ilmu
tajwid memberikan pengaruh terhadap prestasi atau pemahaman mata
pelajaran PAI yang lain.
Di dalam kegiatan belajar mengajar, peranan instrinsik maupun ekstrinsik
sangat di perlukan. Memahami bagi siswa dapat mengembangkan dan
memunculkan semangat dalam kegiatan belajar mengajar. Dalam penelitian
38



ini, penulis berpendapat bahwa memahami pelajaran ilmu tajwid akan
berpengaruh terhadap pelajaran PAI yang lain, khususnya yaitu mata
pelajaran Quran Hadits. adapun yang dapat mempengaruhi prestasi Peserta
Didik dalam mata pelajaran Quran Hadits adalah mata pelajaran Ilmu
Tajwid.



E. Pengajuan Hipotesis
Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara
terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang
terkumpul. Jadi, hipotesis adalah suatu jawaban logis terhadap kemungkinan-
kemungkinan pemecahan masalah yang perlu dibuktikan kebenarannya
dengan kenyataan-kenyataan, salah satunya adalah hubungan variabel.
19

Berdasarkan teori di atas, dapat di ajukan hipotesis tindakan sebagai berikut:
1. Jika pemahaman siswa terhadap ilmu tajwid tinggi, maka prestasi belajar
Peserta Didik dalam mata pelajaran Al-Quran Hadist di MTs. Sirojul
Awam akan tinggi pula.
2. Terdapat pengaruh yang signifikan antara pemahaman ilmu tajwid
terhadap prestasi belajar Peserta Didik dalam mata pelajaran Al-Quran
Hadist di MTs. Sirojul Awam.



39











19
Suharsimi Arikunto (2002: 71)
40



BAB III
GAMBARAN UMUM MADRASAH TSANAWIYAH
( MtS ) SIROJUL AWAM

A. Tempat dan Waktu Peneltian
Penulis memilih lokasi penelitian di Mts. Sirojul Awam Cianjur dengan
pertimbangan bahwa sekolah tersebut tidak jauh dari tempat tinggal. Selain
itu melihat jumlah siswa yang memungkinkan untuk dijadikan objek
penelitian.
Penulis melakukan Penelitian pada Hari Rabu 03 September 2014.
B. Metode Penelitian
Metode ialah suatu cara yang sistematis dan umum, terutama dalam
mencari kebenaran ilmiah.
1
Metode penelitian yang dilakukan penulis adalah
metode deskriptif, yaitu metode deskriptif yang diarahkan kepada suatu usaha
pemecahan masalah dengan cara memaparkanatau menggambarkan hasil
penelitian penyimpulan terhadap data yang akan dianalisis.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah objek atau jumlah siswa yang dimaksudkan untuk
diteliti
2
.


1.
Zakiah darajat , Metodologi PAI : 1996 : 1
2.
Sutrisno Hadi : 1982 : 220
39
41



Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa
kelas VII di Mts. Sirojul Awam yang jumlahnya 50 siswa. Adapun untuk
menentukan sampel dalam penelitian ini penulis berpedoman pada pendapat
arikunto yang menyatakan bahwa sampel adalah sebagian atau wakil populasi
yang di teliti.
2. Sampel
Apabila subjeknya kurang dari 100 orang lebih baik diambil
semuanya sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi,
selanjutnya jika subjeknya lebih dari 100 orang, dapat diambil antara 10 %
- 15 % atau 20 % - 25 % atau lebih .
4

D. Teknik Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan Data penulis menggunakan berbagai teknik, diantaranya
:
1. Teknik Observasi
Observasi adalah teknik pengumpulan data dimana penyelidik
mengadakan pengamatan secara langsung terhadap gejala-gejala
subjek yang ditelilti, baik itu dilakukan di dalam situasi sebenarnya
maupun dilakukan di dalam situasi buatan yang khusus diadakan.
5





4
Arikunto (2006 :134 )
5
Suharsimi Arikunto : 1997 : 120
42



2. Teknik Angket
Angket adalah teknik pengumpulan data melalui daftar
pertanyaan yang didistribusikan melalui pos atau secara langsung diisi
dan dikembalikan atau dijawab di bawah pengawasan peneliti.
6

Disini peneliti membagikan langsung dan mengambil kembali
angket yang telah diisi oleh responden.
3. Teknik Wawancara
Wawancara adalah suatu bentuk pengumpulan data secara
langsung melalui proses Tanya jawab atau dialog mengenai
permasalahan yang berhubungan dengan penelitian.
Pada umumnya teknik wawancara dapat digunakan baik untuk
memperoleh data yang lebih banyak daripada data yang objektif yang
telah ada. Dengan wawancara dapat ditetapkan keadaan atau diadakan
pengecekan terhadap masing-masing objek yang akan diwawancara
ditinjau dari sudut data objektif yang telah terkumpul .
7










6
( Winarno Surachmad : 1972 : 139 )
7
( Nasution : 1996 : 128 )
43



E. Teknik Analisis Data
Analisa Data yang di pergunakan adalah analisis data kuantitatif dengan
pendekatan statistik dan analisis kualitatif dengan pendekatan logika. Adapun
data yang bersifat kuantitatif akan dilakukan dengan langkah-langkah statistik
sebagai berikut.
1. Analisis Parsial
Untuk melihat realitas kedua variabel yaitu antara variabel X dan variabel
Y, maka di tempuh cara-cara sebagai berikut :
a. Menghitung jumlah skor jawaban yang diperoleh dari setiap item rata-
ratanya dengan rumus,

Keterangan = rata rata
= jumlah skor indikator variable X
N = jumlah responden
Uji normalitas Variabel, langkah-langkah yang ditempuh sebagai berikut :
- Menentukan rentang, (R) dengan rumus :
R = H L
- Menentukan banyak kelas interval dengan rumus :
K = 1 + 3,3 log n
- Menentukan panjang interval (P), dengan rumus :
P =



44



- Mencari nilai rata-rata mean dengan rumus :
=


-
mencari nilai median (Me) dengan rumus

(

)
- Menentukan modus (Mo) dengan rumus :
Mo = 3 md - 2 -
- Mencari standar deviasi (SD) dengan rumus :
SD
2
=

)
()


-
- X
2
=
(


- Menentukan drajat kebebasan (dk) dengan rumus:
Dk = K 2
- Menentukan nilai table dengan taraf signifikan 5%
- Pengujian Normalitas dengan ketentuan :
- Jika data hitung < daftar maka berdistribusi normal.
- Jika data hitung > daftar maka berdistribusi tidaknormal.
- Penapsiran masing-masing variable
45



Hasil uji tendensi sentral ditafsirkan setelah dibagi oleh item dengan
klasifikasi sebagai berikut:
0,5 1,5 : sangat rendah
1,5 2,5 : rendah
2,5 3,5 : sedang / cukup
3,5 4,5 : tinggi / baik
4,5 5,5 : sangat tinggi / sangat baik

2. Analisis Korelasi dan Regresi
Analisis korelasi dimaksudkan untuk mengetahui hubungan kedua
variabel (Variabel X dan Variabel Y) dengan langkah-langkah sebagai berikut;
Y=a+bx
2
a =


)()(

)(

)


(

)


b =
()()

()


Menguji learnitas regresi, dengan langkah-langkah:
- Menghitung jumlah kuadrat regresi a, dengan rumus:
Jka =
()


- Menghitung jumlah kuadrat regresi b terhadap a, dengan rumus:
JK
b/a
= b *
()()

+

46



- Menghitung jumlah kuadrat residu, dengan rumus:
JK
r
=


- Menghitung jumlah kuadrat kekeliruan, dengan rumus:
JK
kk
= (

()

)
- Menghitung kuadrat kebebasan kekeliruan, dengan rumus:
Dbkk = n k
- Menghitung jumlah kuadrat ketidakcocokan, dengan rumus:
- JK
TC
= JK
t
JK
KK

- Menghitung rata-rata kuadrat kekeliruan, dengan rumus:
- RK
KK
=


- Untuk menguji linearitas regresi dengan ketentuan:
- Jika data hitung daftar, maka berdistribusi normal
- Jika data hitung daftar, maka berdistribusi tidak normal
- Menghitung nilai F ketidakcocokan dengan rumus:
Ftc = RKtc RKkk
Menentukan nilai F table yang taraf signifikansinya 5% dengan rumus:
F tabel = Fa (dbtc / dbkk)
- Mencari nilai korelasi
- Apabila kedua variable berdistribusi normal dan regresi linear, maka
digunakan rumus product momen sebagai berikut:
R
xy
=
()()
*

()

+*

()

+

47



Untuk menguji signifikansi koefisien kolerasi digunakan dua cara dengan uji t

a. Menghitung nilai t dengan rumus:
t
h
= r


b. Menghitung tabel dengan taraf signifikansi 5% dengan drajat kebebasan,
dengan rumus: (dk =
c. Membandingkan nilai t hitung dengan nilai t tabel, untuk menguji hipotesis
dengan ketentuan:
- Hipotesis diterima jika t hitug > dari t tabel
- Hipotesis ditolak jika t hitung < dari t tabel
- Menghitung nilai tabel dengan menerapkan taraf signifikansi 5%
0,00 0,20 = tidak ada kolerasi
0,21 0,40 = kolerasi rendah
0,41 0,60 = kolerasi sedang
0,61 0,80 = kolerasi tinggi
0,81 1,00 = kolerasi sempurna
- Menentukan besar pengaruh antara Variabel X terhadap Variabel Y,
dengan rumus:
a. Menetapkan tidak adanya kolerasi dengan rumus:
K =
b. Menetapkan derajat hubungan Variabel X terhadap Variabel Y, dengan
rumus: E = 100 (e-k
48



F. Uji Validitas dan Reliabilitas
1. Uji Validitas
Validitas didefinisikan sebagai ukuran seberapa kuat alat tes melakukan
fungsi ukurnya. Apabila validitas semakin tinggi, maka tes tersebut akan
mengenai sasaran dan semakin menunjukkan apa yang seharusnya
ditunjukkan.
.9
mendefinisikan validitas sebagai berikut:
Uji validitas adalah suatu langkah pengujian yang dilakukan
terhadap isi (content) dari suatu instrument, dengan tujuan untuk mengukur
keteapan instrument yang digunakan dalam suatu penelitian.
Penguji validitas dimaksudkan untuk mengukur atau menguji apakah
suatu indikator (instrument) mengukur konstruk sesuai yang diharapkan,
sehingga akan digunakan construct validity melalui analisis faktor dimana
masing-masing item tiap variabel dikorelasikan dengan nilai total yang
diperoleh dari koefisien product moment. Bila korelasi tiap faktor tersebut
positif dan besarnya 0,3 ke atas maka faktor tersebut dapat disimpulkan
bahwa instrument tersebut memiliki validitas.
10












9
. Sugiyono (2012:125)
10.
Sugiyono (2012:125)
49



Adapun korelasi produk moment yang digunakan untuk menghitung
korelasi antara masing-masing pertanyaan dengan skor total.
11
Untuk
menghitung koefisien korelasi dari Pearsons Product Moment dengan rumus
sebagai berikut :


2 2 2 2



Y Y N X X N
Y X XY n
r
Keterangan :
r = koefisien korelasi
N = jumlah individu dalam sampel

X = jumlah skor dalam sebaran X

Y = jumlah skor dalam sebaran Y

XY =jumlah hasil kali skor x dengan skor y yang berpasangan


2

X =jumlah skor yang dikuadratkan dari X


2

Y =jumlah skor yang dikuadratkan dari Y



2. Uji Reliabilitas
uji reliabilitas data sebagai berikut :
Reliabilitas adalah serangkaian pengukuiran atau serangkaian alat ukur
yang memiliki konsisteni bila pengukuran yang dilakukan alat ukur itu
dilakukan secara berulang.
12
Uji reliabilitas dalam penelitian ini
menggunakan teknik alfa cronbach.
13
jika hasil data lebih besar dari
(0.60) berarti data tersebut reliabel.


11
.(Sugiyono, 2007: 228)
12
.Sugiyono (2012: 121)
13
Sugiyono (2012: 238)
50



Untuk menghitung teknik alfa cronbach yakni dengan rumus
berikut :
r
11
(

) (

)
Dimana :
S
1
=

(

)



Keterangan :
r
11
= reliabilitas instrumen
k = banyaknya butir pertanyaan
S
1
2
= jumlah varians butir
S
11
2
= jumlah varians total
N = jumlah individu dalam sampel

X = jumlah skor dalam sebaran X


2

X =jumlah skor yang dikuadratkan dari X



G. Langkah-langkah Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini, penulis menggunakan langkah-langkah
sebagai berikut:

1. Menentukan jenis data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif.
Data kualitatif yang dikumpulkan disini adalah data tentang kondisi objektif
51



lokasi penelitian, mulai dari keadaan umum, sarana, dan prasarana sekolah,
fasilitas belajar yang dimilkki, dan proses belajar mengajar di MTs Sirojul
Awam Cianjur.
2. Menentukan sumber data
Lokasi yang diambil dalam penelitian ini adalah MTs Sirojul Awam
Kecamatan Cianjur Kabupaten Cianjur. Adapun alasannya, karena lokasi
tempat tinggal penulis berada di sekitar lokasi penelitian, sehingga
mempermudah penulis memperoleh informasi yang lengkap untuk menjawab
permasalahan yang telah dirumuskan.



BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
1. Kondisi Objektif MTs. Sirojul Awam
a. Profil Madrasah Tsanawiyah (MTs) Sirojul Awam
1. Nama Madrasah : MTs Sirojul Awam
2. Nomor Statistik Madrasah : 121232030012
3. Akreditasi : B
4. Alamat Madrasah : Jl. Desa Babakan Karet kp. Serepong
RT. 02 RW. 12
Desa Babakan Karet
Kecamatan Cianjur
Provinsi Jawa Barat
No. Tlp . 081563686239
5. NPWP : 00.501.120.0-406.000
6. Nama Kepala Sekolah : Dana S.pd.I
7. No. Akte Pendirian : Nomor : 02 tanggal 02-12-2002
8. Kepemilikan Tanah : Yayasan
Status Tanah : Hibah
Luas Tanah : 17.000 m
2

9. Luas Bangunan : 256 m
2



51
53



b. Sarana dan Prasarana
Dalam sebuah pembelajaran keadaan sarana dan prasarana merupakan
faktor yang dapat menunjang terhadap keberhasilan pembelajaran. Keadaan
sarana dan prasarana di MTs Sirojul Awam Cianjur bisa dikatakan cukup
memadai, itu bisa di lihat dari tabel di bawah ini :
Tabel 1
Sarana dan Prasarana di MTs. Sirojul Awam
Jenis Prasarana
Jumlah
Ruang
Jumlah
Ruang
kondisi
Baik
Jumlah
Ruang
kondisi
Rusak
Kategori Kerusakan
Rusak
ringan
Rusak
sedang
Rusak
berat
Ruang kelas 3 - 3 3 - -
Perpustakaan 1 - 1 1 - -
R.Lab IPA - - - - - -
R.Lab Biologi - - - - - -
R.Lab Fisika - - - - - -
R.Lab Kimia - - - - - -
R.Lab Komputer 1 - 1 - 1 -
R.Lab Bahasa - - - - - -
R. Pimpinan 1 - 1 1 - -
R. Guru 1 - 1 1 - -
R. Tata Usaha 1 - 1 1 - -
Tempat Ibadah 1 - 1 1 - -
R. UKS 1 - 1 - - -
Jamban 3 1 2 - 1 1
Gudang 1 - 1 - - 1
Tempat Olah Raga 2 - 2 1 1 -
R. Osis 1 - 2 1 1 -
R. Lainnya - - - - - -
54



Tabel 2
Data Alat Peraga/Alat Pelajaran
Nama Alat Peraga / Alat
Pelajaran
Jumlah Keterangan
Globe 3 buah
Alat peraga matematika 2 set
Alat praga Bahasa Indonesia 2 set
Peta Indonesia 4 buah
Peta dunia 2 buah
Atlas 2 buah
Soun system 1 set
Alat peraga jantung 1 set
Alat peraga telinga 1 set
Alat peraga hati 1 set

Alat peraga mata 1 set
Peta Asia 1 buah

Tabel 3
Data Perabot Sekolah
Nama Alat Peraga / Alat
Pelajaran
Jumlah Keterangan
Kursi tamu 1 set
Lemari buku 2 buah
Lemari kelas 10 buah
Kipas angin duduk -
Kipas angin gantung 1 buah
Rak Buku 3 buah
Komputer 3 unit
Peralatan dapur
1 set
55




c. Keadaan Guru dan Tenaga Administrasi di MTs. Sirojul Awam
MTs. Sirojul Awam Cianjur dikepalai oleh Bapak Dana, S. PdI. Jumlah
tenaga kependidikan yang bertugas di sekolah ini sebanyak 17 orang, yang
terdiri dan guru kelas sebanyak 14 orang, 1 orang tata usaha, 1 orang pengurus
perpus, 1 Pramubakti sekolah.

d. Struktur Organigram Madrasah Tsanawiyah (MTs) Sirojul Awam













Ketua Yayasan
Holidin
Kepala Madrasah
Dana S.Pd.I
Tata Usaha
Dita Sapitri
Bendahara
Sukatmo S.Pd.I
Guru - guru
Eneng Hamidah S.Pd.I
A.Rahmat S.H.I
Asep Sihabudin S.Pd.I
Nining Hasanah S.Pd.I
Ikhsan Munajat S.Pd.I
Ayi Dadang S.Ag
Endang Kokon S.Pd.I
N. Lilis Nurhasanah
56



e. Kurikulum dan Kegiatan Belajar Mengajar di MTs. Sirojul Awam
Adapun jenis kegiatan yang dilaksanakan terdiri dari kegiatan
intrakurikuler dan ekstrakurikuler. Kegiatan intrakurikuier meliputi bidang
akademis dengan pelaksanaan proses pembelajaran yang berpedoman pada
kalender pendidikan dan program kegiatan sekolah. Adapun jenis kegiatan
intrakulikuler yang dilaksanakan pada tahun pelajaran 2011/2012
menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Strategi penyelenggaraan kurikulum di antaranya:
a. Menyelenggarakan KBM sesuai kurikulum yang belaku dan dilaksanakan
sesuai jadwal
b. Pembinaan siswa Melalui pembiasaan menanamkan sikap budi pekerti
c. Melaksanaan kegiatan pengayaan
d. Menyelenggarakan kegiatan ekstrakuriler
e. Pembinaan siswa dalam rangka persiapan siswa berprestasi, Lomba Mata
Pelajaran.
f. Mengikuti kegiatan Try Out, dan latihan-latihan seleksi masuk jenjang
yang lebih tinggi (Kelas VII)
Kegiatan ekstrakurikuler di MTs. Sirojul Awam Cianjur ini dititik
beratkan Pada pembinaan siswa sesuai dengan minat dan bakat siswa dalam
upaya menjaring siswa yang berprestasi dalam bidang akademis dan non
akademis sebagai persiapan menuju kegiatan yang diselenggarakan baik di
tingkat kecamatan, kabupaten, provinsi maupun nasional. Kegiatan
ekstrakurikuler memiliki program masing-masing pembina dan pelatih.
57



Adapun jenis kegiatan yang dilaksanakan di MTs. Sirojul Awam Cianjur pada
tahun ajaran 2011/2012 adalah Pramuka, dan olah raga (Sepak bola dan
Senam).
2. Data Penelitian Variabel X (Pengaruh Pemahaman Ilmu Tajwid)
Dalam melakukan penelitian di MTs. Sirojul Awam Cianjur, penulis
melakukan beberapa cara diantaranya melakukan observasi, membuat kuesioner
atau angket untuk peserta didik. Adapun sampel yang penulis ambil dalam
penelitian ini sebanyak 50 orang dari jumlah reponden.
Untuk mengetahui realitas motivasi siswa . dalam mengikuti kegiatan
Pramuka dengan melibatkan siswa kelas V MI Persatuan Islam 04 Cianjur. Dalam
penyebaran angket ini terdapat 15 item pertanyaan angket secara terstrulctur yang
disertai alternatif jawabanya kepada seluruh siswa kelas V sebagai sampelnya.
Angket yang disebarkan kepada mereka disertai dengan lima alternatif jawaban
yaitu: a, b, c, d, e. Kelima jawaban tersebut pada bentuk pertanyaan positif
memiliki skor 5, 4, 3, 2, 1. Sebaliknya untuk pertanyaan negatif yaitu 1, 2, 3, 4
dan 5, adapun penjelasannya sebagai berikut:
Untuk Variabel X dengan Y dengan rumus: M =

dan
diinterpretasikan ke dalam skala lima absolut sebagai berikut:
0,5-1,S berarti sangat rendah
1,5-2,S berarti rendah
58



2,3- 3,5 berarti cukup
3,5- 4,5 berarti baik
4,5- 5,5 berarti sangat baik (Suharsimi Arikunto, 1993: 247)

a. Analisis Parsial
Berdasarkan pada penyebaran angket kepada seluruh kelas VII MTs yang
dijadikan sampel kondisi tiap-tiap indicator. Motivasi siswa dalam mengikuti
kegiatan Pramuka dijelaskan sebagai berikut:
Tabel 4: X1 (berapa jam mata pelajaran tajwid di sekolah anda)
Alternatif Jawaban Frekuensi (F) Persentase (%)
a 11 22
b 22 44
c 17 34
d 0 0
e 0 0
Jumlah 50 100
pertanyaan : berapa jam mata pelajaran tajwid di sekolah anda? Dari
pertanyaan tersebut 11 siswa menjawab a, 22 siswa menjawab b, dan 17 siswa
menjawab=c. Angka rata-ratanya (11 X 5)+( 22 X 4) + (17 X 3) =194 : 50 = 3,88.
Angka tersebut termasuk kategori baik karena berada Pada daerah interval 3,5-4,5.

59



Tabel 5: X2 (Apakah Anda menyukai pelajaran ilmu tajwid)
Alternatif Jawaban Frekuensi (F) Persentase (%)
a 9 18
b 17 34
c 21 42
d 3 6
e 0 0
Jumlah 50 100
pertanyaan : Apakah Anda menyukai pelajaran ilmu tajwid? Dari
pertanyaan tersebut 9 siswa menjawab a, 17 siswa menjawab b, 21 siswa
menjawab c, dan 3 siswa menjawab d. Angka. rata-ratanya (9 X 5) + (17 X 4) +
(21 X 3) + (3 X 2 ) = 182 : 50 = 3,64. Angka tersebut termasuk kategori baik
karena berada pada daerah interval 3,5-4,5.
Tabel 6: X3 (menurut anda, manakah di bawah ini yang termasuk
definisi dari ilmu tajwid)
Alternatif Jawaban Frekuensi (F) Persentase (%)
a 5 10
b 23 46
c 19 48
d 3 6
e 0 0
Jumlah 50 100
60



pertanyaan: menurut anda, manakah di bawah ini yang termasuk definisi
dari ilmu tajwid? Dari pertanyaan tersebut 5 siswa menjawab a, 23 siswa
menjawab b, 19 siswa menjawab c, dan 3 siswa menjawab d. Angka. rata-ratanya
(5 X 5) + (23 X 4) + (19 X 3) + (3 X 2) =180 : 50 = 3,6. Angka tersebut termasuk
kategori baik karena berada pada daerah interval 3,5-4,5.
Tabel 7: X4 (menurut anda apa hukumnya memahami ilmu tajwid)
Alternatif Jawaban Frekuensi (F) Persentase (%)
a 11 22
b 20 40
c 17 34
d 1 2
e 1 2
Jumlah 50 100
pertanyaan : menurut anda apa hukumnya memahami ilmu tajwid? Dari
pertanyaan tersebut 11 siswa menjawab a, 20 siswa menjawab b, 17 siswa
menjawab c, 1 siswa menjawab d, dan 1 siswa menjwab sangat d. Angka rata-
ratanya(11 X5)+(20X4)+(17X3)+(1 X2)+(1 X 1)=189:50=3,78. Angka tersebut
termasuk kategori baik karena berada pada daerah interval 3,5 - 4,5.



61



Tabel 8: X5 ( , apa hukum bacaan tersebut)
Alternatif Jawaban Frekuensi (F) Persentase (%)
a 20 40
b 17 34
c 13 26
d 0 0
e 0 0
Jumlah 50 100
pertanyaan : , apa hukum bacaan tersebut? Dari pertanyaan tersebut
20 siswa menjawab a, 17 siswa menjawab b, dan 13 orang menjawab c. Angka
ratarata,nya (20 X 5) +(17 X 4) + (13 X 3) = 207 : 50 = 4,14. Angka tersebut
termasuk kategori baik karena berada pada daerah interval 3,5-4,5.
Tabel 9: X6 (dibawah ini, mana yang disebut huruf-huruf idzhar)
Alternatif Jawaban Frekuensi (F) Persentase (%)
a 14 28
b 19 38
c 17 34
d 0 0
e 0 0
Jumlah 50 100
pertanyaan : dibawah ini, mana yang disebut huruf-huruf idzhar? Dan
pertanyaan tersebut 14 siswa menjawab a, 19 siswa menjawab b, 17 siswa
62



menjawab c. Angka rata-ratanya (19 X 5) + (17 X 4) + (17 X 3) = 214: 50 = 4,28.
Angka tersebut termasuk kategori baik karena berada pada daerah interval 3,5-4,5
Tabel 10: X7 (apabila ada nun mati menghadapi atau bertemu dengan
4 huruf yaitu , , , )
Alternatif Jawaban Frekuensi (F) Persentase (%)
a 29 58
b 12 24
c 9 18
d 0 0
e 0 0
Jumlah 50 100

pertanyaan : apabila ada nun mati menghadapi atau bertemu dengan 4 huruf
yaitu , , , ? Dari pertanyaan tersebut 29 siswa menjawab a, 12 siswa
menjawab b, dan 9 siswa menjawab c. Angka rata-ratanya (29 X 5) +(12 X 4) +( 9
X 3) = 220: 50 = 4,4. Angkaa tersebut termasuk kategon baik karena berada pada
daerah interval 3,5-4,5.

Tabel 11: X8 ( hukum bacaan disamping adalah)
Alternatif Jawaban Frekuensi (F) Persentase (%)
a 9 18
b 22 44
c 18 36
d 1 2
e 0 0
Jumlah 50 100
63



pertanyaan: hukum bacaan disamping adalah? Dari pertanyaan
tersebut 9 siswa menjawab a, 22 siswa menjawab b, 18 siswa menjawab c dan 1
siswa menjawab d. Angka rata-ratanya (8 X 5) + ( 22 X 4) + (18 X 3) +(1 X 2) =
184: 50 = 3,86. Angka tersebut termasuk kategori baik karena berada pada daerah
interval 3,5 - 4,5.
Tabel 12: X9 (ada berapakah huruf Ikhfa)
Alternatif Jawaban Frekuensi (F) Persentase (%)
a 1 2
b 14 28
c 24 48
d 0 0
e 0 0
Jumlah 50 100
pertanyaan : ada berapakah huruf Ikhfa? Dari pertanyaan tersebut 11 siswa
menjawab a, 14 siswa menjawab b, dan 24 siswa menjawab c. Angka rata-ratanya
(11 X 5) + (14 X 4) +( 24 X 3) = 185 : 50 = 3,66. Angka tersebut termasuk
kategori baik karena berada Pada daerah interval 3,5- 4,5.



64



Tabel 13: X10 (menurut anda, manakah di bawah ini yang termasuk
huruf Qolqolah)
Alternatif Jawaban Frekuensi (F) Persentase (%)
a 11 22
b 11 22
c 27 54
d 1 0
e 0 0
Jumlah 50 100
pertanyaan: menurut anda, manakah di bawah ini yang termasuk huruf
Qolqolah? Dari pertanyaan tersebut 11 siswa menjawab a, 11 siswa menjawab b,
27 siswa menjawab c, dan 1 siswa menjawab d. Angka rata-ratanya (11 X 5) +( 11
X 4) +( 27 X 3) +(1 X 2) = 182 : 50 = 3,64. Angka tersebut termasuk kategori
baik karena berada pada daerah interval 3,5- 4,5.
Tabel 14: X11 (menurut anda, manakah di bawah ini definisi dari
qolqolah kubro)
Alternatif Jawaban Frekuensi (F) Persentase (%)
a 5 10
b 12 24
c 30 60
d 3 6
e 0 0
Jumlah 50 100
65



pertanyaan: menurut anda, manakah di bawah ini definisi dari qolqolah
kubro? Dari pertanyaan tersebut 5 siswa menjawab a, 12 siswa menjawab b, 30
siswa menjawab c, dan 3 siswa menjawab d. Angka rata-ratanya (5 X 5) +( 12 X 4
) + (30 X 3 ) + ( 3 X 2) = 169 : 50 = 3,38. Angka tersebut termasuk kategori
cukup karena berada pada daerah 2,50-3,5.
Tabel 15: X12 (dibawah ini mana yang termasuk contoh dari Qolqolah
Sugro)
Alternatif Jawaban Frekuensi (F) Persentase (%)
a 11 22
b 21 42
c 17 34
d 1 2
e 0 0
Jumlah 50 100
pertanyaan : dibawah ini mana yang termasuk contoh dari Qolqolah Sugro?
Dari pertanyaan tersebut 11 siswa menjawab a, 21 siswa menjawab b, 17 siswa
menjawab c, dan 1 siswa menjawab d. Angka rata-ratanya (11 X 5) +(21 X 4) +(
17 X 3) +(1 X 2) = 182 : 50 = 3,64. Angka tersebut termasuk kategori baik.
Tabel 16: X13 (manakah yang termasuk contoh idzhar)
Alternatif Jawaban Frekuensi (F) Persentase (%)
a 7 14
b 17 34
66



c 25 50
d 1 2
e 0 0
Jumlah 50 100
pertanyaan: manakah yang termasuk contoh idzhar? Dari pertanyaan
tersebut, 7 siswa menjawab a, 17 siswa menjawab b, 25 siswa menjawab c, dan 1
siswa menjawab d. Angka rata ratanya (7 X 5) + (17 X 4) + (25 X 3) +(1 X 2) =
180: 50 = 3,6. Angka tersebut termasuk kategori baik karena berada pada daerah
interval 3,5- 4,5.
Tabel 17: X14 (ketika anda pernah merasa kesulitan ketika memahami
ilmu tajiwid)
Alternatif Jawaban Frekuensi (F) Persentase (%)
a 2 4
b 20 40
c 27 34
d 1 2
e 0 0
Jumlah 50 100
pertanyaan : ketika anda pernah merasa kesulitan ketika memahami ilmu
tajiwid? Dari pertanyaan tersebut, 2 siswa menjawab a, 20 siswa menjawan baik,
27 siswa menjawab c, dan 1 orang siswa menjawab.d Angka rata-ratanya (2 X 5)
+ (20 X 4) + (27 X 3) +(1 X 2) = 173: 50 = 3,46. Angka tersebut termasuk
kategori cukup karena berada Pada daerah 2,50-3,5.
67



Tabel 18: X15 (apakah sering memakai kaidah-kaidah ilmu tajwid
ketika membaca Al-Quran)
Alternatif Jawaban Frekuensi (F) Persentase (%)
a 11 22
b 18 36
c 19 38
d 2 4
e 0 0
Jumlah 50 100
pertanyaan : apakah sering memakai kaidah-kaidah ilmu tajwid ketika
membaca Al-Quran? Dari pertanyaaan tersebut 11 siswa menjawab a, 18 siswa
menjawab b, 19 siswa menjawab c, dan 2 siswa menjawab d. Angka rata-ratanya
(11 X 5) + (18 X 4) + (19X3)+(2X2)=188:50=3,76.
b. Interpretasi Variabel X
Berdasarkan perhitungan di atas, diketahui angka-angka variabel X tentang
tanggapan siswa terhadap penggunaa,,media komputer dalam pembelajaran PAI
dari masing-masing indikator adalah (3,88 + 3,64 + 3,69 + 4,14 + 4,18 + 3,56 +
3,62 + 3,61) = 30,32 : 8 = 3.80. Angka rata-rata 3.80 berada pada interval 3,50 -
4,50. Dengan demikian, pengaruh pemahaman ilmu tajwid termasuk kategori
baik.

68



c. Uji Norrmalitas
Data dikatakan normal apabila chi kuadrat hitung ( X
2
Hitung
) < Chi kuadrat
tabel ( X
2
tabel
) dan sebaliknya data dikatakan tidak normal apabila chi kuadrat
hitung ( X
2
Hitung
) > chi kuadrat label ( X
2
tabel
). Setelah dihitung (terlampir)
diperoleh X
2
Hitung
= 6,75 sedangkan X
2
tabel
= 9,49 pada taraf signifikasi 5%.
Dengan demikian, chi kuadrat hitung ( X
2
Hitung
) < chi kuadrat tabel ( X
2
tabel
). Hal
ini menunjukkan bahwa data variabel X berdistribusi normal.
3. Data Penelitian Variabel Y (Prestasi Belajar Peserta Didik Pada Mata
Pelajaran Quran Hadits)
Untuk mengetahui keadaan realitas prestasi belajar siswa dalam mata
pelajaran Qur;an Hadits dengan melibatkan siswa kelas VII MTs. Sirojul Awam.
Dalam penyebaaran angket ini terdapat 15 pertanyaan angket secara tembmkw
yang disertai altematif jawabannya kepada 50 siswa sebagai sampelnya. Angket
yang disebarkan kepada mereka berbentuk multiple choise dengan lima alternatif
jawaban yaitu : a, b, c, d, e. Kelima jawaban terebut pada bentuk pertanyaan
positif memilki skor 5, 4, 3, 2, 1. sebaliknya untuk pertanyaan negatif yaitu 1, 2,
3, 4, 5. Adapun penjelasannya sebagai berikut.
a. Analisis Parsial
Tabel 19: Y1 (apakah anda memahami pelajaran Quran Hadits)
Alternatif Jawaban Frekuensi (F) Persentase (%)
a 6 12
b 23 46
69



c 20 40
d 1 2
e 0 0
Jumlah 50 100
pertanyaan : apakah anda memahami pelajaran Quran Hadits? Dan
pertanyaan tersebut 6 siswa menjawab a, 23 siswa menjawab b, 20 siswa
menjawab c, dan 1 siswa menjawab d. Angka rata-ratanya (6 X 5) +( 23 X 4) +(
20 X3) +(1 X 2) =184:50 = 3,68. Angka rata-rata tersebut termsuk kategori baik
karena berada Pada daerah interval3, 50-4,50.
Tabel 20: Y2 (berapa jam pelajaran Qur;an Hadits di Sekolah anda)
Alternatif Jawaban Frekuensi (F) Persentase (%)
a 10 20
b 21 42
c 14 28
d 4 8
e 1 2
Jumlah 50 100
Pertanyaan : berapa jam pelajaran Qur;an Hadits di Sekolah anda? Dari
pertanyaan terebut 10 siswa menjawab a, 21 siswa menjawab b, 14 siswa
menjawab c, 4 siswa, menjawab d, dan 1 siswa menjawab e. Angka rata-ratanya
(10 X 5) +(21 X 4)+(14 X 3) t(4 X 2) + (3 X 1) = 187:50 = 3,74. Angka rata rata
tersebut termsuk kategori baik karena berada Pada daerah interval 3,50-4,50.

70



Tabel 21: Y3 (ketika guru anda menjelaskan pelajaran
Quran Hadits)
Alternatif Jawaban Frekuensi (F) Persentase (%)
a 3 6
b 22 44
c 16 32
d 6 12
e 3 6
Jumlah 50 100
Pertanyaan : ketika guru anda menjelaskan pelajaran Quran Hadits, apakah
anda memperhatikan? Dari pertanyaan tersebut 3 siswa menjawab a, 22 siswa
menjawab b, 16 siswa menjawab c, 6 siswa menjawab d, dan 3 siswa menjawab e.
Angka rata-ratanya (3 X 5) +(22 X 4) +(16 X 3) +(6 X 2) +(3 X 1) = 166:50 =
3,32. Angka rata rata tersebut termsuk kategori cukup karena berada pada daerah
interval 2,50-3,50.
Tabel 22: Y4 (menurut anda, apakah pelajaran tajwid dan pelajaran
quran hadits itu selalu berkaitan satu sama lain)
Alternatif Jawaban Frekuensi (F) Persentase (%)
a 8 16
b 22 44
c 15 30
d 4 8
e 1 2
Jumlah 50 100
71



Pertanyaan : menurut anda, apakah pelajaran tajwid dan pelajaran quran
hadits itu selalu berkaitan satu sama lain? Dari pertanyaan tersebut 8 siswa
menjawab a, 22 siswa menjawab b, 15 siswa menjawab c, 4 siswa menjawab d,
dan 1 siswa menjawab e. Angka rata-ratanya (8 X 5) + (22 X 4) + (15 X 3) + (4 X
2) + (1 X 1) = 182:50 = 3,64. Angka rata-rata tersebut termsuk kategori baik
karena berada Pada daerah interval 3,50-4,50.
Tabel 23: Y5 (ketika anda membaca Al-Quran ataupun Hadits Nabi,
apakah anda selalu menggunakan kaidah-kaidah ilmu tajwid)
Alternatif Jawaban Frekuensi (F) Persentase (%)
a 10 20
b 16 32
c 22 44
d 2 4
e 0 0
Jumlah 50 100
Pertanyaan : ketika anda membaca Al-Quran ataupun Hadits Nabi, apakah
anda selalu menggunakan kaidah-kaidah ilmu tajwid? dari pertanyaan tersebut 10
siswa menjawab a, 16 siswa menjawab b, 22 siswa menjawab c, 2 siswa
menjawab d. Angka rata ratanya (10 X 5) + (16 X 4) + ( 22 X 3) + (2 X 2) =
184:50 = 3,68. Angka rata-rata tersebut termsuk kategori baik karena berada pada
daerah interval 3,50-4,50.
72



Tabel 24: Y6 (apakah anda kesulitan ketika guru menyuruh anda
untuk memahami materi quran hadits)
Alternatif Jawaban Frekuensi (F) Persentase (%)
a 6 12
b 28 54
c 16 32
d 0 0
e 0 0
Jumlah 50 100
Pertanyaan : apakah anda kesulitan ketika guru menyuruh anda untuk
memahami materi quran hadits? Dari pertanyaan tersebut 6 siswa menjawab a, 28
siswa menjawab b, 16 siswa menjawab c. Angka rata-ratanya (6 X 5) + (28 X 4) +
(16 X 3) = 190:50 = 3,8. Angka rata-rata tersebut termsuk kategori baik karena
berada pada daerah interval 3,50-4,50.
Tabel 25: Y7 (ketika guru anda memberikan PR tentang pelajaran
qur;an hadits, apakah anda mengerjakannya)
Alternatif Jawaban Frekuensi (F) Persentase (%)
a 25 50
b 5 10
c 18 36
d 2 4
e 0 0
Jumlah 50 100
73



Pertanyaan: ketika guru anda memberikan PR tentang pelajaran qur;an
hadits, apakah anda mengerjakannya? Dari pertanyaan tersebut 25 siswa
menjawab a, 5 siswa menjwab b, 18 siswa menjawab c, dan 2 siswa menjawab d.
Angka rata-ratanya (25 X 5) +( 5 X 4) + (18 X 3) + (2 X 1) = 181:50 =3,62.
Angka rata-rata tersebut termasuk kategori baik karena berada pada daerah
interval 3,50-4,50.
Tabel 26: Y8 (Ketika masuk waktu ulangan semester, apakah anda
optimis bisa mengerjakan soal quran hadits)
Alternatif Jawaban Frekuensi (F) Persentase (%)
a 28 56
b 21 42
c 1 2
d 0 0
e 0 0
Jumlah 50 100
pertanyaan : Ketika masuk waktu ulangan semester, apakah anda optimis
bisa mengerjakan soal quran hadits? Dari pertanyaan tersebut 28 siswa menjawab
a, 21 siswa menjawab b, dan 1 siswa menjawab c. Angka rata-ratanya (28 X 5) +
(21 X 4) +(1 X 3) _227:50 = 4,54. Angka rata-rata tersebut termasuk kategori
sangat baik karena berada pada daerah interval 4,50-5,50.

74



Tabel 27: Y9 (ketika di bagikan hasil ulangan, apakah nilai anda
selalu diatas angka 7)
Alternatif Jawaban Frekuensi (F) Persentase (%)
a 9 18
b 27 54
c 11 22
d 3 6
e 0 0
Jumlah 50 100
pertanyaan: ketika di bagikan hasil ulangan, apakah nilai anda selalu diatas
angka 7? Dari pertanyaan tersebut 9 siswa menjawab a, 27 siswa menjawab b, 11
siswa menjawab c, dan 3 siswa menjawab d. Angka rata-ratanya (9 X 5) +( 27 X
4) + (11 X 3) +( 3 X 2) =192:50 = 3,84. Angka rata-rata tersebut termasuk
kategori baik karena berada pada daerah interval 3,50-4,50.
Tabel 28: Y10 (ketika nilai ulangan quran hadits anda di bawah
angka 7, apakah berkonsultasi kepada guru quran hadits anda)
Alternatif Jawaban Frekuensi (F) Persentase (%)
a 8 16
b 18 36
c 19 38
d 4 8
e 1 2
Jumlah 50 100
75



Pertanyaan : ketika nilai ulangan quran hadits anda di bawah angka 7,
apakah anda selalu berkonsultasi kepada guru quran hadits anda? Dari pertanyaan
tersebut 8 siswa menjawab a, 18 siswa menjawab b, 19 siswa menjawab c, 4 siswa
menjawab d, dan 1 siswa menjawab e. Angka rata-ratanya (8 X 5) + (18 X 4) + (
19X3)+ (4X2)+(1 X 1)=178:50=3,56. Angka rata-rata tersebut termasuk kategori
balk karena berada pada daerah interval 3,5Q-4,50.
Tabel 29: Y11 (jika guru quran hadits anda mengadakan les atau
pun jam pelajaran tambahan tentang quran hadits ,
apakah anda mengikutinya)
Alternatif Jawaban Frekuensi (F) Persentase (%)
a 31 62
b 10 20
c 1 2
d 5 10
e 3 6
Jumlah 50 100
Pertanyaan : jika guru quran hadits anda mengadakan les atau pun jam
pelajaran tambahan tentang quran hadits , apakah anda mengikutinya? Dan
pertanyaan tersebut 31 siswa menjawab a, 10 siswa menjawab b, 1 siswa
menjawab c, 5 siswa menjawab d, dan 3 siswa menjawab e. Angka rata ratanya
(31 X 5) +(10 X 4) +(1 X 3) +(5 X 2) +(3 X 1) =211:50 = 4,22. Angka rata-rata
tersebut termasuk kategori baik karena berada pada daerah interval 3,5-4,5
76



Tabel 30: Y12 (di dalam materi pelajaran quran hadits banyak sekali
materi yang menerangkan tentang akhlak dan perilaku, apakah anda
selalu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari)
Alternatif Jawaban Frekuensi (F) Persentase (%)
a 8 16
b 28 56
c 11 22
d 3 6
e 0 0
Jumlah 50 100
Pertanyaan : di dalam materi pelajaran quran hadits banyak sekali materi
yang menerangkan tentang akhlak dan perilaku, apakah anda selalu
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari? Dari pertanyaan tersebut 8 siswa
menjawab a, 28 siswa menjawab b, 11 siswa menjawab c, dan 3 siswa menjawab
d. Angka rata-ratanya (8 X 5) +( 28 + 4) + (11 X 3) +( 3 X 2) = 191:50 =3,82.
Angka rata rata tersebut termasuk kategori baik karena berada pada daerah
interval 3,50-4,50.
Tabel 31: Y13 (apakah materi pelajaran quran hadits yang guru
anda sampaikan sudah cukup baik)
Alternatif Jawaban Frekuensi (F) Persentase (%)
a 19 38
b 20 40
c 10 20
77



d 1 2
e 0 0
Jumlah 50 100
Pertanyaan : apakah materi pelajaran quran hadits yang guru anda
sampaikan sudah cukup baik? Dari pertanyaan tersebut 19 siswa menjawab a, 20
siswa menjawab b, 10 siswa menjawab c, dan 1 siswa menjawab d. Angka rata-
ratanya (19 X 5) + (20 X 4) +(l0 X 3) +(I X 2) = 207:50 = 4,14. Angka rata-rata
tersebut termasuk kategori baik karena berada pada daerah interval 3,504,50.
Tabel 32: Y14 (apakah materi pelajaran quran hadits yang guru
anda sampaikan sudah cukup baik)
Alternatif Jawaban Frekuensi (F) Persentase (%)
a 2 4
b 16 32
c 31 62
d 1 2
e 0 0
Jumlah 50 100
Pertanyaan : ketika ulangan akhir semester, ada teman anda yang meminta
untuk mencontek , apakah anda memberikannya? Dari pertanyaan tersebut 2 siswa
menjawab a, 16 siswa menjawab b, 31 siswa menjawab c, dan 1 siswa menjawab
d. Angka rata-ratanya (2 X 5) + (16 X 4) + (31 X 3) +(1 X 2) = 169:50 =3,38.
Angka rata-rata tersebut termasuk kategori baik karena berada pada daerah
interval 3,50-4,50.
78



Tabel 33: Y15 (apabila guru anda memberikan hafalan Quran
ataupun hadist nabi, apakah anda menghafalkannya)
Alternatif Jawaban Frekuensi (F) Persentase (%)
a 26 52
b 20 40
c 4 8
d 0 0
e 0 0
Jumlah 50 100
Pertanyaan : apabila guru anda memberikan hafalan Quran ataupun hadist
nabi, apakah anda menghafalkannya? Dari pertanyaan tersebut 26 siswa
menjawab a, 20 siswa menjawab b, dan 4 siswa menjawab c. Angka rataratanya
(26 X 5) + (20 + 4) + (4 X 3) = 222:50 = 4,44. Angka rata-rata tersebut termasuk
kategori baik karena berada pada daerah interval 3,50-4,50.
b. Interpretasi Variabel Y
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, dapat diketahui angka rata-rata
variabel Y tentang Prestasi Belajar Peserta Didik Di MTs. Sirojul Awam Cianjur
dari masing-masing indikator adalah (3,61 + 3,79 + 3,91) = 11,31 : 3=3,77. Angka
rata-rata 3,77 berada pada daerah interval 3,50-4,50. Dengan demikian, akhlak
siswa sehari-hari termasuk kategori baik.

79



c. Uji Nomnalitas
Data dikatakan normal apabila chi kuadrat hitung ( X2r,.g ) < chi kuadrat
tabel ( X Ztaner ) dan sebaliknya data dikatakan tidak normal apabila chi kuadrat
hitung ( XZh~t,o,g ) > chi kuadrat tabel ( X2,.&r ). Setelah dihitung (terlampir)
diperoleh XZMMg = 4,14 sedangkaln XZ" b,r = 9,49 pada taraf signifikasi 5%.
Dengan demikian, chi kuadrat hitung ( X Zhag )< chi kuadrat tabel ( X Z0b.r ).
Hal ini men jukkan bahwa data variabel X berdistribusi normal.
B. Realitas Hubungan antara Pemahaman Ilmu Tajwid Terhadap Prestasi
Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Quran Hadits
Setelah diketahui bahwa kedua variabel berdistribusi nomorrmal,
selnjutnya akan dilakukan analisis korelasinya. Adapun langkah-langkahnya
sebagai berikut:
a. Persamaan Linieritas Regresi
Hasil perhitungan persamaan regresi (terlampir) terdapat pasangan data
variabel X dan Y pada penelitian ini, didapat keterangan bahwa pasangan
datanyaa dapat dibentuk menjadi persamaan regresi model linier Y = a + bx =
35,05 + 0,35 X.
b. Hasil Uji Linieritas Regresi
Hasil perhitungan linieritas regresi (terlampir), diperoleh harga F
Hitung

= 1,05 dan F
Tabel
dengan taraf signifikasi 5 % = 1,83. Dengan demikian, hasil
penelitian ini linier karena F
Hitung
< F
Tabel

80



c. Koefisien Korelasi
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, kedua variabel berdistribusi
normal dan regresinya linier maka pendekatan korelasinya deagan
menggunakan rumus product moment (terlampir) diperoleh koefisien untuk
pasangan variabel penelitian ini adalah 0,39.

d. Uji Signifikansi Korelasi
Hasil perhitungan uji signifikansi korlasi (terlampir) diperoleh harga
sebesar 2,92 dengan traf signifikansi 5 % dan dk = 48 diperoleh t
Tabel
sebesar
1,67. jadi, t
hitung
2.92 > t
tabel
sebesar 1,67. Dalam keadaan demikian, hipotesis
alternative (Ha) yang diajukan dapat diterima, berarti terdapat korelasi yang
signifikan antara Pengaruh Pemahaman Ilmu Tajwid Terhadap Prestasi
Belajar Peserta Didik pada Mata Pelajaran Quran Hadits di MTs. Sirojul
Awam Cianjur pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.

e. Menentukan Tinggi Rendahnya Korelasi
Dari hasil perhitungan di atas, diperoleh koefisien korelasi sebesar
0,39. Hal ini berarti termasuk ketegori rendah, karena, berada pada daerah
interval 0,20-0,39.

f. Besarnya Derajat Pengaruh
Berdasarkan hasil perhitungan besarnya derajat pengaruh antara
variabel X (Pengaruh Pemahaman Ilmu Tajwid) dengan variabel Y (Prestasi
81



Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Quran Hadits) diperoleh harga 8 %. Ini
berarti bahwa Prestasi Belajar Peserta Didik pada mata Pelajaran Quran
Hadits dipengaruhi oleh Pemahaman Ilmu Tajwid sebesar 8%, sedangkan
92% lagi dipengaruhi oleh faktor lain.




82



BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dari Penelitian tentang pengaruh pemahaman
ilmu tajwid terhadap prestasi belajar peserta ddik pada mata pelajaran quran
hadits di MTs. Sirojul Awam, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Realitas Pengaruh Pemahaman Ilmu Tajwid berkualifikasi baik. Hal
ini terbukti dengan rata-rata yang di peroleh 3,80. Angka rata-rata 3,80
berada pada daerah interval 3,50-4,50.
2. Prestasi peserta didik pada Mata Pelajaran Quran Hadits di MTs
Sirojul Awam Cianjur berkualifikasi baik. Hal ini terbukti dengan rata-
rata yang diperoleh 3,77. Angka rata-rata 3,77 berada pada interval
3,50-4,50.
3. Realitas Hubungan antara pengaruh pemahaman ilmu tajwid terhadap
prestasi belajar peserta didik pada mata pelajaran quran hadits
tergolong rendah. Hal ini berdasarkan hasil perhitungan koefisien
korelasi sebesar 0,39. Angka 0,39 bila di lihat dari skala lima berada
pada daerah 0,20 - 0,39. Apabila dari tinggi rendahnya derajat
pengaruh variabel X dengan variabel Y mencapai 8%, ini berarti
Prestasi belajar siswa 8% di pengaruhi oleh pemahaman siswa
terhadap ilmu tajiwd, sedangkan 92% di pengaruhi oleh faktor lain.
Berdasarkan perhitungan uji hipotesis di peroleh nilai t
hitung
2.92 > t
tabel
sebesar 1,67 maka hipotesis yang diajukan diterima. Yaitu semakin
81
83



tinggi pemahaman ilmu tajwid semakin tinggi pula pemahaman dalam
mata pelajaran Pendidikan Agama Islam khususnya quran hadits.

B. Saran
Sejalan dengan penelitian di atas, dapat di kemukakan beberapa implikasi
sebagai berikut :
1. Pemahaman dalam Pelajaran Ilmu Tajwid sebagai salah satu unsur
yang mempengaruhi Prestasi Belajar Peserta Didik pada Mata
Pelajaran Quran Hadits di MTs. Sirojul Awam Cianjur. Hal ini dapat
di buktikan dengan diketahuinya derajat pengaruh variabel X (
Pemahaman Ilmu Tajwid ) dan Variabel Y (Prestasi Belajar Peserta
Didik pada Mata Pelajaran Quran Hadits ) sebesar 8%. Oleh karena
itu, guru mata pelajaran Tajwid harus bisa memeilih media yang tepat
dan dapat di gunakan dalam proses belajar mengajar yang sesuai
dengan bahan pelajaran untuk tujuan yang ingin di capai, sehingga
dapat meningkatkan prestasi Peserta Didik pada mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam (PAI) khususnya dalam mata pelajaran
Quran Hadits.
2. Mengingat masih ada faktor lain yang dapat mempengaruhi prestasi
belajar Peserta Didik pada mata pelajaran Quran Hadits di MTs.
Sirojul Awam sebesar 92%, maka hendaklah di lakukan upaya yang
optimal dalam meningkatkan berbagai aspek yang sekiranya dapat
mempengaruhi prestasi belajar Peserta Didik pada mata pelajaran
84



Quran Hadits. Oleh akrena itu, pihak sekolah ataupun lembaga harus
meningkatkan pemahaman Peserta Didik dalam mata pelajaran ilmu
tajwid, baik faktor guru, sarana dan prasarana maupun cara belajar
Peserta Didik.

Anda mungkin juga menyukai