Anda di halaman 1dari 11

PEMBELAJARAN AL QUR’AN MELALUI METODE WAFA

SDIT BINA INSANI LIRBOYO KEDIRI

Muhammad Yusuf Bahtiar (932113019)

Institut Agama Islam (IAIN) Kediri

My8883210@gmail.com

Abstrak

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui penerapan pembelajaran al-Qur’an dengan


menggunakan metode Wafa di sekolah dasar (SD) Islam Terpadu Bina Insani Lirboyo
Kediri yang mana metode ini dapat membantu peserta didik dalam belajar membaca,
menulis dan menghafal al-Qur’an. Penelitian ini dilakukan di SDIT Bina Insai terletak di
Kelurahan Lirboyo, Kota Kediri. penelitian merupakan penelitian kualitatif dengan
menggunakan 3 metode penelitian (wawancara, observasi dan dokumntasi). Hasil
peneitian ini meliputi (1) perencanaan, perencanaan pembelajaran yang dilakukan oleh
sekolah dan perencaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru. (2) Pelaksanaan,
Pembelajaran al-Qur’an dibagi menjadi tiga aspek yaitu: membaca, menulis dan tahfidz
al-Qur’an. Terdapat perbedaan dalam penerapan pembelajaran al-Qur’an, perbedaan
tersebut meliputi: kelompok kelas bawah menggunakan metode talaqqi sedangkan
kelompok kelas atas menggunakan metode setoran. (3) faktor-faktor, faktor pendukung;
peran lembaga, sekolah dan peran orang tua. Sedangkan faktor penghambat; pembagian
kelompok, konsentrasi siswa.

Kata Kunci : Pembelajaran, Metode, al-Qur’an

Abstract

The aim of this research is to determine the application of learning the Koran using the
Wafa method at the Bina Insani Lirboyo Kediri Integrated Islamic elementary school
(SD), where this method can help students learn to read, write and memorize the Koran.
This research was conducted at SDIT Bina Insai located in Lirboyo Village, Kediri City.
The research is qualitative research using 3 research methods (interviews, observation
and documentation). The results of this research include (1) planning, learning planning
carried out by the school and learning planning carried out by the teacher. (2)
Implementation, Al-Qur'an learning is divided into three aspects, namely: reading,
writing and tahfidz al-Qur'an. There are differences in the application of Al-Qur'an
learning, these differences include: the lower class group uses the talaqqi method while
the upper class group uses the deposit method. (3) factors, supporting factors; the role of
institutions, schools and the role of parents. While the inhibiting factors; group division,
student concentration.

Keywords: Learning, Method, Al-Qur'an

PENDAHULUAN

Keberhasilan sebuah proses belajar mengajar itu dapat dilihat pada sejauh mana
proses tersebut mampu menumbuhkan, membina, membentuk, dan memberdayakan
segenap potensi yang dimiliki manusia, atau pada sejauh mana ia mampu memberikan
perubahan secara signifikan pada kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor peserta
didik. Dalam upaya memasyarakatkan al-Qur’an, saat ini muncul berbagai macam
metode yang cukup membantu mempermudah proses belajar membaca Alquran dengan
baik dan benar. Maka dalam hal ini metode memainkan peran yang sangat penting dalam
proses pembelajaran. Bahkan pepatah Arab yang cukup popular di dalam pendidikan
mengatakan bahwa “Metode ini lebih penting dari pada materi”. Hal ini cukup rasional
karena secara tidak langsung cara yang dilakukan akan sangat berpengaruh terhadap
proses pembelajaran.

Salah satu metode pembelajaran al-Qur’an yang cukup berperan aktif dalam proses
pembelajaran al-Qur’an adalah metode Wafa. Metode Wafa adalah strategi yang disusun
ketika pembelajaran Al- Quran yang dilakukan secara komprehensif serta mudah dan
dikenal sebagai metode yang menyenangkan dan menggunakan otak kanan. Dalam
prakteknya SDIT Bina Insani Lirboyo Kediri menerapkan metode ini dalam proses
pembelajaran al-Qur’an yang berkaitan dengan salah satu misi lembaga pendidikan
tersebut. Berkaitan dengan deskripsi di atas, penulis tertarik dengan penerapan metode
wafa di SDIT Bina Insani Lirboyo Kediri. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah Bagaimana perencanaan pembelajaran al-Qur’an dengan metode wafa di SDIT
Bina Insani Lirboyo Kediri, Bagaimana pelaksanaan pembelajaran al-Qur’an dengan
metode Wafa di SDIT Bina Insani Lrboyo Kediri, Apa faktor pendukung dan penghambat
pembelajaran al-Qur’an dengan metode Wafa di SDIT Bina Insani Lirboyo Kediri,
sedangkan tujuan dalam penelitian ini adalah Mengetahui bagaimana perencanaan
pembelajaran al-Qur’an dengan metode Wafa di SDIT Bina Insani Lirboyo Kediri,
Mengetahui bagaimana pelaksanaan pembelajaran al-Qur’an dengan metode Wafa di
SDIT Bina Insani Lrboyo Kediri, Mengetahui apa faktor pendukung dan penghambat
pembelajaran al-Qur’an dengan metode Wafa di SDIT Bina Insani Lirboyo Kediri.

LANDASAN TEORI

Pembelajaran Al-Qur’an

Pembelajaran identik dengan kata “mengajar” berasal dari kata “ajar” dapat
diartikan arahan atau petunjuk yang diberikan oleh seseorang. Apabila ditambah awalan
“pe” dan akhiran “an” maka secara bahasa berarti proses, perbuatan, cara mengajar atau
mengajarkan anak didik agar timbul keinginan belajar. Definisi pembelajaran menurut
Ibrahim dan Syadid adalah suatu kegiatan yang didasari oleh beberapa aspek yang
meliputi perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Sedangkan dalam Undang-Undang No.
23 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik
dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Dalam dunia Islam pembelajaran al-Qur’an sangatlah penting, karena al-Qur’an
menjadi kitab suci dan pedoman hidup seluruh umat islam. Pembelajaran al-Qur’an dapat
diartikan ialah suatu proses atau kegiatan yang tersusun sedemikian rupa agar menambah
wawasan, pengetahuan, dan ketrampilan melalui kegiatan belajar al-Qur’an yang meliputi
membaca, menulis dan menghafal.
Pembelajaran al-Qur’an terdapat unsur atau kegiatan dasar dalam penerapannya.
Adapun Tiga kegiatan dasar dalam pembelajaran al-Qur’an yakni membaca, menulis dan
menghafal. Pertama, Membaca al-Qur’an dapat diartikan suatu kegiatan melihat dan
melafakan tulisan arab (Huruf Hijaiyah) dengan benar menurut khaidah Tajwid. Dalam
prakteknya membaca al-Qur’an bisa dikatakan sulit, karena tulisan al-Qur’an
menggunakan huruf Hijaiyah yang mana bukan bahasa asli bangsa kita. Dalam huruf
Hijaiyah apabila salah membaca 1 huruf maka akan merubah arti dari kata tersebut.
Kedua, Menulis menurut Satata, dkk. Adalah kegiatan dalam menciptakan catatan atau
informasi dengan menggunakan kertas sebagai medianya. Makna lain dari kegiatan
menulis juga dikemukakan oleh Dalman, yang menyatakan bahwa menulis adalah
kegiatan komunikasi berupa penyampaian gagasan, pesan, dan informasi secara tertulis
kepada pihak lain dengan menggunakan bahasa tulis. Ketiga, Menghafal al-Qur’an dapat
di artikan usaha menanamkan ayat-ayat al-Qur’an dalam otak dengan benar (Tajwid,
Waqof, dll), kemudian membacanya dengan melihat atau diluar kepala. Orang yang hafal
al-Qur’an mendapat gelar Hafzh al-Qur’an (penghafal al-Qur’an). Hafzh al-Qur’an dapat
diartikan Mengembannya, menghadirkan dan membacanya di luar kepala melalui lisan,
konsisten menjaga apa yang dihafal, memelihara dan mencegahnya agar tidak terlupakan
dan terlalaikan.
Metode Wafa
Istilah metode sudah tidak asing lagi dalam semua bidang khususnya dalam dunia
pendidikan. Metode berasal dari dua sukus kata yaitu “meta” yang berarti sesudah atau
diatas dan “hodos” memiliki arti jalan atau cara. Maka dapat diartikan metode adalah
suatu cara sistematis yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu. Surakhmat, Metode
adalah suatu cara yang diterapkan dengan didalamnya terdapat alat untuk mencapai
tujuan. Makna dari pngertian metode yang dikemukaan Surakhmad merupakan sarana
untuk menemukan, menguji dan penyusun data yang diperlukan bagi pengembangan
disiplin ilmu. Sedangkan Poerwadarminta, mengartikan metode dengan suatu cara yang
dilakukan untuk meraih sesuatu.
Metode Wafa adalah pembelajaran al-Qur’an yang komperhensif dan mudah,
yang dikenal dengan pembelajaran menyenangkan. Metode ini memadukan antara otak
kiri berupa pengalaman yang bersifat jangka pendek dan otak kanan yang
berisikreativitas, imajinasi, gerak emosi senang dan lain-lain. Metode Wafa lahir pada 20
Desember 2012 di yayasan Syafa’atul Qur’an (Yaqin) Surabaya yang didirikan oleh
Muhammad Shaleh Drehem, LC. Bertujuan hadir di tengah-tengah masyarakat dengan
membawa Visi dan Misi besar untuk menciptakan generasi Qurani di Indonesia.
Metode Wafa mempunyai visi dan misi yang jelas dan terarah. Adapun visi
metode Wafa ialah melahirkan ahli al-Qur’an sebagai peradaban masyarakat Qurani di
indonesia. Yang dimaksud disini ialah (1) Bacaan al-Qur’an yang sesuai dengan kaidah,
(2) Mempunyai hafalan al-Qur’an yang banyak, (3) Memahami hukum bacaan al-Qur’an,
(4) Berakhlak sesuai tuntunan al-Qur’an. Sedangkan misi dari metode Wafa ialah (1)
Mengembangkan model pendidikan pembelajaran al-Qur’an 5T dengan 7M, (2)
Melaksanakan Standardisasi mutu lembaga pendidikan di Indonesia, (3) Mendorong
lahirnya komunitas masyarakat Qur’ani yang membumikan al-Qur’an dalam
kehidupannya. (4) Menjalin kemitraan dengan pemerintah untuk mewujudkan bangsa
indonesia yang Qur’ani.
Dalam penerapannya metode Wafa menerepkan 5T pendidikan al-Qur’an yang
telah mencangkup 5 ketrampilan pendidikan al-Qur’an. Adapun 5T Tersebut adalah (1)
Tilawah, yaitu kemampuan membaca dan menulis Al Quran, (2), Tahfidz, kemampuan
menghafal ayat-ayat al-Qur’an, (3) Tarjamah, Kemampuan menerjemahkan ayat-ayat al-
Qur’an, (4) Tafhim, kemampuan memahami ayat-ayat al-Qur’an, (5) Tafsir, kemampuan
menafsirkan ayat-ayat al-Qur’an.

METODE PENELITIAN
Jenis dan Pendekatan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan pedekatan studi
kasus Penelitian ini dilakukan guna mempelajari secara intensif tentang interaksi
lingkungan, posisi, serta keadaan lapangan suatu unit penelitian (misalnya: unit sosial
atau unit pendidikan) pada secara apa adanya. Subjek penelitian dapat berupa individu,
masyarakat, ataupun institusi. Sesungguhnya subjek penelitiannya relatif kecil, namun
fokus dan variabel yang diteliti cukup luas.
Metode Pengumpulan Data
Salah satu tahapan penting dari penelitian adalah penggunaan teknink pengumpulan
data. Pada prinsipnya pengumpulan dan dilakukan untuk mentranformasikan fakta
menjadi data sehingga data tersebut dapat diolah dan dianalisis serta dijadikan deskripsi.
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan
Pertama, Menurut Black dan Champion, wawancara merupakan suatu komunikasi
verbal dengan tujuan mendapatkan informasi. Wawancara adalah suatu teknik yang
digunakan guna mengumpulkan data. Wawancara dilakukan secara langsung dengan
kordinator dan guru metode Wafa SDIT Bina Insani Lirboyo Kediri.
Kedua, Observasi adalah cara pengumpulan data dengan mengamati perilaku pada
kondisi tertentu, dan menulis kejadian yang diamati dengan sistematis serta memaknai
kejadian yang diamati. Observasi dilakukan di kelas yang dijadikan objek penelitian dan
data yang diperoleh ialah mengamati proses penerapan pembelajaran al-Quran melalui
metode Wafa sesuai perencanaan yang telah di buat oleh guru.
Ketiga, Dokumentasi merupakan informasi yang berasal dari catatan penting baik
dari lembaga atau organisasi maupun perorangan. Dokumentasi ini bisa berupa
dokumentasi pribadi, catatan lapangan, fotografis, dokumentasi resmi, dan sebagainya.
dokumentasi yang digunakan untuk mendapatkan data yang berupa perekam suara, buku
catatan, absen, buku metode Wafa dan kamera (foto) selama melakukan penelitian di
SDIT Bina Insani Lirboyo Kediri.
Teknik Analisis Data
Setelah data dilapangan diperoleh maka langkah selanjutnya adalah analisis data.
Dalam penelitian kualitatif ada beberapa langkah yang dilakukan dalam menganalisis
data ; Salah satu model analisis data menurut Miles dan Huberman. Menurut Miles dan
Hubermen ada beberapa langkah yang dilakukan untuk menganalisis data kualitatif yaitu:
Pertama, Reduksi data. Setelah data primer dan sekunder terkumpul dilakuan
dengan memilah data, membuat tema-tema, mengkatagorikan, memfokuskan data sesuai
bidangnya, membuang, menyusun data dalam suatu cara dan membuat rangkuman-
rangkuman dalam satuan analisis, setelah itu baru pemeriksaan data kembali dan
mengelompokannya sesuai dengan masalah yang diteliti.
Kedua, display data (penyajian data). Bentuk analisis ini dilakukan dengan
menyajikan data dalam bentuk narasi, di mana peneliti menggambarkan hasil temuan data
dalam bentuk urairan kalimat bagan, hubungan antar kategori yang sudah berurutan dan
sistematis.
Ketiga, penarikan kesimpulan. Meskipun pada reduksi data kesimpulan sudah
digambarkan, itu sifatnya belum permanen, masih ada kemungkinan terjadi tambahan dan
pengurangan. Maka pada tahap ini kesimpulan sudah ditemukan sesuai dengan bukti-
bukti data yang diperoleh di lapangan secara akurat dan faktual.
Model analisis interaktif tersebut
dapat digambarkan sebagai berikut.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, peneliti memperoleh beberapa
informasi atau data yang berkaitan dengan rumusan masalah. Adapun beberapa temuan
dari proses penelitian antara lain.
Perencanaan pembelajaran al-Qur’an dengan metode Wafa di SDIT Bina Insani
Lirboyo Kediri
Adapun perencanaan yang dilakukan SDIT Bina Insani untuk melakukan kegiatan
pembelajaran al-Qur’an dengan metode Wafa ada dua, yakni perencanaan yang dilakukan
oleh sekolah dan guru metode Wafa.
Pertama, perencanaan pembelajaran yang dilakukan sekolah meliputi: mengirim
calon guru metode Wafa untuk mengikuti kegiatan memperdalam pengetahuan tentang
metode Wafa di khususkan untuk guru yang belum mempunyai ijazah mengajar metode
Wafa, membuat kelompok sesuai hasil kemampuan siswa serta menentukan guru
pengampu, memdifikasi RPP dari lembaga pusat metode Wafa dan mengatur jadwal
pembelajaran maupun kegiatan yang berkaitan dengan metode Wafa.
Kedua, Perencanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru metode Wafa
meliputi; memahami RPP yang telah disediakan sekolah, mempelajari materi yang akan
di ajarkan, menyiapkan kegiatan baru untuk kegiatan pembelajaran al-Qur’an dan
istiqomah muroja’ah atau nderes al-Qur’an dengan menggunakan nada Hijaz
Pelaksanaan pembelajaran al-Qur’an dengan metode Wafa di SDIT Bina Insani
Lrboyo Kediri
Adapun pelaksanaan pembelajaran al-Qur’an di SDIT Bina Insani mencangkup tiga
aspek, yakni membaca, menulis dan menghafal (Tahfidz). Kelas dibagi menjadi dua
kelompok, kelompok atas jilid 4 sampai al-Qur’an sedangkan kelompok bawah jilid 1
sampai 3. Pada ajaran tahun 2022-2023 terdapat 22 kelompok untuk gurunya terdapat 20
kelompok, jadi terdapat dua guru yang mengampu dua kelas.
Pertama, pembelajaran membaca untuk kelas bawah mengunakan sistem talaqqi,
setelah itu siswa membaca sesuai buku prestasi, sedangkan kelas atas guru bercerita
sesuai gambar di jilid setelah itu siswa membaca sesuai buku prestasi. Siswa yang sudah
al-Qur’an terdapat target harian dan tahunan. satu hari 3 lembar dengan pembagian satu
setengah dibaca bersama dengan diawali oleh guru, setengah dibaca perindiidu dan satu
lembar dibaca diruman, sedangkan Target tahunan khotam. Gharib dibaca berulang ulang
kali dengan nada beravariasi
kedua, pembelajaran menulis menggunakan buku panduan dari lembaga metode
wafa. untuk kelas atas lebih bervariatif dengan menggunakan sesuaiarahan dari guru
pengampu.
ketiga, pembelajaran menghafal, untuk jilid satu sampai empat menggunakan
sistem talaqqi sedangkan jilid lima dan al-Qur’an menggunakan sistem setoran. Target
pembelajaran menghafal adalah kelas bawah juz 30, kelas atas (jilid 4 dan 5) juz 29, al-
Qur’an juz 1.
Faktor pendukung dan penghambat pembelajaran al-Qur’an dengan metode Wafa
di SDIT Bina Insani Lirboyo Kediri
Adapun faktor pendukung dan penghambat pembelajaran al-Qur’an dengan metode
Wafa di SDIT Bina Insani meliputi. Peran lembaga pusat yang memberikan bimbingan
untuk calon guru metode Wafa, peran sekolah yang mendukung berlangsungnya kegiatan
pembelajaran, peran orang tua dalam memantau siswa ketika dirumah, pembagian
kelompok yang terkadang terdapat beberapa siswa kurang berkonsentrasi dalam kegiatan
belajar sehingga susah dikendalikan dan siswa yang ramai.

PENUTUP
Kesimpulan
Berangkat dari data yang dikumpulkan, peneliti dapat membuat kesimpulan dalam
konteks fokus masalah yang meliputi: (1) Perencanaan yang dilakukan dalam
pembelajaran al-Qur’an melalui metode Wafa di SDIT Bina Insani Lirboyo Kediri di
bedakan menjadi dua, perencanaan pembelajaran yang dilakukan oleh sekolah dan
perencaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru. (2) Pelaksanaan pembelajaran melalui
metode Wafa di SDIT Bina Insani Lirboyo Kediri dilakukan dengan menggunakan nada
hijaz 3 ketika membaca al-Qur’an. Pembelajaran al-Qur’an dibagi menjadi tiga aspek
yaitu: membaca, menulis dan tahfidz al-Qur’an. Terdapat perbedaan dalam penerapan
pembelajaran al-Qur’an, perbedaan tersebut meliputi: kelompok kelas bawah
menggunakan metode talaqqi sedangkan kelompok kelas atas menggunakan metode
setoran. (3) Faktor pendukung dan penghambat penerapan metode Wafa dalam
pembelajaran al-Qur’an di SDIT Bina Insani Lirboyo Kediri adalah faktor pendukung;
peran lembaga, sekolah dan peran orang tua. Sedangkan faktor penghambat; pembagian
kelompok, konsentrasi siswa
Saran
Penelitian yang dilakukan berdasarkan data di lapangan, maka dari itu peneliti
memberikan saran dan semoga bisa bermanfaat bagi pihak yang terlibat Maka dari itu,
peneliti memberikan saran sebagai berikut : (1) Di harapkan sekolah hendaknya
mempertahankann keunggulan sekolah serta mempertahankan kebijakan yang telah di
tetapkan. (2) Hendaknya mampu mempertahankan sitem pembelajaran yang telah
diterapkan dan memperbaiki jika diperlukan khususnya dalam pembagian kelompok
pembelajaran metode wafa. (3) Diharapkan guru mempertahankan strategi yang ada,
menciptakan sekalikus mengembangkan pembelajaran yang lebih seru dan mampu
memotivasi siswa lagi agar siswa semangat dalam belajar. (4) Diharapkan peneliti mampu
meningkatkan pengetahuan yang ada, karena yang didapatkan saat ini mampu menjadi
motivasi dimasa mendatang dan hati- hati dalam mengambil tindakan.
DAFTAR PUSTAKA

Ahdar Djamaluddin dan Wardana, Jakarta: CV Kaffah Learning Center, (2019), Belajar
dan Pembelajaran 4 pilar peningkatan kompentesi pedagodis,
Akhiruddin, Sujarwo dll, Kabupaten Gowa: CV Cahaya Bintang Cemerlang, (2019),
Belajar dan Pembelajaran.

Akhiruddin, Sujarwo dll, Kabupaten Gowa: CV Cahaya Bintang Cemerlang, (2019),


Belajar dan Pembelajaran,

Albi Anggito dan Johan Setiawan, Sukabumi : Jejak, (2018), Metodologi Penelitian
Kualitatif.
Djaali, Jakarta: PT Bumi Aksara, (2020), Metodologi Penelitian Kualitatif,

Helaluddin dan Awaluddin, Serang: Media Madani, (2020), Ketrampilan Menulis


Akademik Panduan Bagi Mahasiswa di Perguruan Tingga

M. Iqbal Anshori, H. Abdul Hafiz, Nurul Hikmah, “Pembelajaran Tahfidz Al Quran


Melalui Metode Wafa di SDIT Nurul Fikri Banjarmasin,” Jurnal Ilmiah
Pendidikan Dasar, Vol. 2, No. 2

M. Iqbal Anshori, H. Abdul Hafiz, Nurul Hikmah, “Pembelajaran Tahfidz Al Quran


Melalui Metode Wafa di SDIT Nurul Fikri Banjarmasin,” Jurnal Ilmiah
Pendidikan Dasar, Vol. 2, No. 2, 2020,

Mahmud Al Dausary, Menghafal al Quran Adab dan Hukumnya,

Nikmatuzahroh, Malang: UMM, (2018), Observasi: Teori dan Aplikasi dalam Psikologi

Nursapia Harahap, Medan: Wal Ashri Publishing, (2020), Penelitian Kualitatif.

Rusdi Ananda, Medan: Lembaga Peduli Pengembangan Pendidikan Indonesia, (2019),


Perencanaan Pembelajaran,

Sri Belia Harahap, Surabaya: Scorpindo Media Pustaka, (2020), Strategi Penerpan
Metode Ummi Da.lam Pembelajaran al Quran,

Tim penulis, Surabaya: Syafaatul Quran Indonesia, (2019), Profil Wafa.

Anda mungkin juga menyukai