SKRIPSI
Disusun oleh :
FATHUL ULUM
NIM 20181930411001
PENDAHULUAN
Muhammad SAW dengan cara bertahap dibawa malaikat Ruhul Amin (Jibril),
bernilai ibadah bagi yang membaca. Untuk bisa membaca Al-Qur’an dapat diperoleh
dengan tiga perlakuan yaitu: 1) lisan (membaca), 2) tulisan atau gambar, 3) serta
Al-Qur’an menurut bahasa berarti bacaan atau yang dibaca. Menurut istilah,
Al-Qur’an adalah wahyu Allah SWT yang diturunkan kepada nabi Muhammad SAW
melalui malaikat Jibril sebagai petunjuk bagi umat manusia. 2 Al-Qur’an adalah kitab
yang berisi ilmu yang wajib untuk diberikan terlebih dahulu pada anak anak, sebab
sifat mahmudah bagi manusia, terlebih bila di ajarkan pada masa usia dini.
Sebagai awal upaya untuk mencetak generasi Islam yang berwawasan Qur’an
usia anak dan menanamkan kecintaan yang tinggi terhadap Al-Qur’an serta
mempunyai peranan yang sangat penting. Membaca Al-Qur’an merupakan suatu hal
yang utama bagi umat muslim. Sebab dengan membaca Al-Qur’an maka kita akan
mendapatkan nilai ibadah dan diberikan pahala oleh Allah SWT, apabila benar dan
1 1
Ahmad Hariandi, “Strategi Guru Dalam Meningkatkan Keterampilan Membaca Alquran Siswa Di SDIT
Aulia Batanghari,” Jurnal Gentala Pendidikan Dasar 4, no. 1 (2019): 10–21.
2
Rosdian Dian Rosdian, Mutammimul Ula, and Risawandi Risawandi, “Sistem Pengenalan Dan
Penerjemahan Al-Qur’an Surah Al –Waqi’Ah Melalui Suara Menggunakan Transformasi Sumudu,” TECHSI
- Jurnal Teknik Informatika 11, no. 1 (2019): 97.
1
mengikuti kaidah bacaan juga hukum tajwid dalam bacaan Al-Qur’an. Untuk
mencetak seorang muslim yang ahli Al-Qur’an diperlukan sebuah metode atau tatacara
dalam pengajaran Al-Qur’an. Selain itu strategi komunikasi yang baik dalam metode
kerangka kerja yang berisi kombinasi aktifitas komunikasi yang dapat menyebabkan
perubahan dalam pengetahuan, pendapat, sikap, kepercayaan atau tingkah laku dari
komunitas target yang penting untuk memecahkan masalah dalam suatu jangka
waktu tertentu dan menggunakan sumber daya tertentu pula. 3 Strategi komunikasi
bangsa yang tidak buta dalam membaca Al-Qur’an serta dapat memiliki bacaan Al-
Qur’an yang baik dan tartil. Oleh sebab itu, lebih baik orang tua mendekatkan anak
kepada hal-hal baik mulai dari memasukan ke lembaga pendidikan agama seperti
Madrasah atau Taman Pendidikan Al-Qur’an. Agar anak dapat memiliki kemampuan
membaca Al-Qur’an yang baik dan pondasi keagamaan yang kuat, jika tidak anak
akan tidak kenal dengan Al-Qur’an dan tidak bisa membaca Al-Qur’an.
3
Bustanol Arifin, “Strategi Komunikasi Dakwah Da’i Hidayatullah Dalam Membina Masyarakat Pedesaan,”
Communicatus: Jurnal Ilmu komunikasi 2, no. 2 (2019): 109–126.
2
Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) yang berbasis madrasah Al-Qur’an di
Malang Salah satunya ada TPQ Baiturrohim yang dipimpin oleh Bapak Sulis. TPQ
yang baik untuk memberikan pondasi kokoh bagi anak-anak (kepala TPQ
Qur’an mulai dari isti’dad, jilid 1, jilid 2, jilid 3, tajwid serta ghorib. TPQ Baiturrohim
sudah memiliki banyak santri dari dusun kampung anyar sukolilo jabung. Terdapat
kurang lebih 10 orang pendidik atau ustadz serta ustadzah yang kompeten dan
sudah mengikuti Sanad (jalur guru yang bersambung hingga Rosulullah) Al-Qur’an
Kesulitan pengajaran Al-Qur’an bagi anak anak merupakan hal yang lumrah.
Diantara kesulitan membaca al-Qur’an yang dialami anak-anak adalah banyak ayat-
ayat panjang yang sulit bagi anak untuk membaca seperti tidak lancar, tidak fasih
dalam membaca bagian yang terpisah dalam belajar bersama. Kesulitan itu
disebabkan karena ilmu tajwid belum diajarkan pada level dasar, terkadang anak
hanya menghafal melalui bimbingan guru. Oleh karena itu pendidik harus
menggunakan bermacam macam strategi dengan variasi cara yang pas, jitu, efektif,
Salah satu metode yang dipilih sebagai landasan belajar ialah madrasah Al-
tasyakuran yang dilaksanakan bagi santri yang telah lulus ujian tashih santri
3
pelajaran menjelang datangnya bulan suci Ramadhan) ditahun pertama
Qur’an dirasa cukup membuahkan hasil dan penerapannya juga cukup mudah untuk
(yakni tahun 2020-2022) TPQ Baiturrohim telah mencetak beberapa santri lulusan
ialah metode madrasah Al-Qur’an merupakan salah satu metode yang baru yang
Qur’an yang mumpuni seperti yang berada di TPQ Baiturrohim. dapat dilihat pula
seorang satri sangat berperan penting dalam mencetak santri muda yang
pedesaaan yang tidak terikat oleh pondok pesantren. Maka pemilihan Strategi
TPQ Baiturrohim.
4
dirumuskan beberapa rumusan masalah yang menjadi permasalahan utama
ngalah?
komunikasi tersebut?
1.3 Tujuan
komunikasi tersebut
Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
belajar Al-Qur’an.
5
5) Manfaat dari hasil capaian penerapan strategi komunikasi ialah peneliti
6) Secara teoritis
7) Secara praktis
1) Bagi peneliti
penelitian.
2) Bagi lembaga
6
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pembelajaran dan
tersebut.
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
1. Pengertian Strategi
Istilah strategi semula bersumber dari kalangan militer dan secara populer
sering dinyatakan sebagai "kiat yang digunakan oleh para jenderal untuk
memenangkan suatu peperangan". Dewasa ini istilah strategi sudah digunakan oleh
semua jenis organisasi dan ide-ide pokok yang terdapat dalam pengertian semula
Mc. Leod mengatakan bahwa secara harfiah dalam bahasa Inggris kata
“strategi” dapat diartikan sebagai seni (art) melakasanakan stratagi yakni siasat
atau rencana. Sedangkan menurut Slamet, strategi adalah suatu rencana tentang
cara-cara pendayagunaan dan penggunaan potensi dan sasaran yang ada untuk
Selain definisi-definisi strategi yang sifatnya umum, ada juga yang lebih khusus,
Hamei dan Prahalad yang mengangkat kompetensi inti sebagai hal yang penting.
tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan dimasa depan. Dengan
4
Nurul Mubarok, “Strategi Pemasaran Islami Dalam Meningkatkan Penjualan Pada Butik Calista,” I-
ECONOMICS: A Research Journal on Islamic Economics 3, no. 1 (2017): 73–92.
5
Muhammad Asrori, “PENGERTIAN, TUJUAN DAN RUANG LINGKUP STRATEGI
PEMBELAJARAN,” no. 50 (2018): 453–456.
8
demikian, strategi hampir selalu dimulai dari apa yang dapat terjadi dan
bukan dimulai dari apa yang terjadi. Terjadinya kecepatan inovasi pasar yang
yang dilakukan".6
adalah :
2. Hamdun Hanafi adalah penetapan tujuan jangka panjang yang dasar dari
suatu organisasi dan pemilihan alternatif tindakan dan alokasi sumber daya
3. Johnson dan Scholes yang dimaksud strategi ialah arah dan ruang lingkup dari
mencapai suatu tujuan tertentu. Strategi berfungsi sebagai suatu rancangan atau
arah dalam proses kegiatan yang dijalankan demi tujuan tersebut. Adanya strategi
yang digunakan dalam sebuah kegiatan, ditujukan agar proses pelaksanaan kegiatan
akan memungkinkan dirinya untuk memiliki peluang keberhasilan yang baik dan
6
H. Abd. Rahman Rahim and Enny Radjab, Dimensi Manajemen Strategi, 2004.
7
Mubarok, “Strategi Pemasaran Islami Dalam Meningkatkan Penjualan Pada Butik Calista.”
9 9
teratur. Strategi sendiri merupakan suatu perencanaan yang dijalankan secara
Strategi dapat didefinisikan menjadi dua perspektif yang berbeda yaitu yang
pertama dari perspektif mengenai apa yang akan dilakukan oleh sebuah organisasi,
dan yang kedua dari perspektif mengenai apa yang pada akhirnya dilakukan oleh
dan manajemen untuk mencapai suatu tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut,
strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukkan arah, tetapi juga
2. Pengertian Komunikasi
berasal dari kata Latin communication, dan bersumber dari kata communis yang
berarti sama. Maksudnya adalah sama makna, hal ini mengindikasikan bahwa setiap
transmits stimuli (usually verbal symbols) to modify the behavior of other individuals
8
Soraya Ratna Pratiwi, Susanne Dida, and Nuryah Asri Sjafirah, “Strategi Komunikasi Dalam Membangun
Awareness Wisata Halal Di Kota Bandung,” Jurnal Kajian Komunikasi 6, no. 1 (2018): 78.
9
Sepriadi Saputra, “Efektivitas Komunikasi Interpersonal Dalam Kegiatan Pembelajaran Melalui Media
Whatsapp Group,” Profesional: Jurnal Komunikasi dan Administrasi Publik 7, no. 1 (2020): 11–21.
10
perangsang (biasanya lambang bahasa) untuk mengubah perilaku orang lain
sebagai proses dalam menyampaikan pesan yang sebagian besar pesannya berada
dalam bentuk bahasa baik lisan maupun tulisan untuk mengubah perilaku.
1. Everett M.Rogers, Komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari
sumber kepada suatu penerima atau lebih, dengan maksud untuk merubah
10
Ibid.
11
Mubarok and made dwi Andjani, Komunikasi Antarpribadi Dalam Masyarakat Majemuk, Dapur Buku,
2014.
11
3) Media (channel, media) adalah sarana atau saluran yang mendukung pesan
5) Efek (effect, impact, influence) adalah dampak sebagai pengaruh dari pesan.
KOMUNIKATOR EFEK
Gambar 2.1
Bagan Teori komunikasi menurut harold Laswell
12
Ibid.
12
Disini peneliti mengambil kesimpulan bahwa komunikasi merupakan
kebutuhan manusia dalam melakukan hubungan dengan manusia lain baik dalam
bentuk mempengaruhi orang lain, mengekspresikan diri maupun untuk
mempelajari tentang dunia orang lain. Dalam melakukan komunikasi dapat
dilakukan dengan cara langsung maupun melalui media masa baik dalam bentuk
verbal dan non verbal. Di dalam berkomunikasi, kamonikator juga dituntut untuk
menggunakan kata-kata yang baik. Berkenaan dengan perkataan yang baik ini Allah
SWT berfirman dalam Al-Qur’an Surah Al-Baqoroh ayat 263:
ص َدقٍَة يَّْتَبعُ َها اَ ًذى ۗ َوال ٰلّهُ َغيِن ٌّ َحلِْي ٌم ِ ٌ َقو ٌل َّمعرو
َ ف َّو َم ْغفَرةٌ َخْيٌر ِّم ْن ْ ُْ ْ
Artinya : “perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik dari sedekah
yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan si penerima). Allah Maha
Pada umumnya setiap orang dapat berkomunikasi satu sama lain karena
manusia tidak hanya makhluk individu tetapi juga makhluk sosial yang selalu
semua orang terampil berkomunikasi, oleh sebab itu dibutuhkan beberapa cara
Yang terjadi secara langsung serta tidak dibatasi oleh jarak , dimana kedua
belah pihak dapat bertatap muka. Contohnya dialog dua orang Yang terjadi
secara tidak langsung akibat dibatasi oleh jarak. Contohnya komunikasi lewat
telepon.
13
Desi Damayani Pohan and Ulfi Sayyidatul Fitria, “Jenis Komunikasi,” Journal Educational Research and
Social Studies 2 (2021): 29–37.
14
Ibid.
13
2) Komunikasi nonverbal ( Tertulis )
bersifat kompleks.
Gambar dan foto akibat tidak bisa dilukiskan dengan kata-kata atau
kalimat.
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Untuk mencapai tujuan tersebut strategi
harus dilakukan. Dalam arti kata bahwa pendekatan (approach) bisa berbeda
sewaktu-waktu tergantung pada situasi dan kondisi. Jadi dengan demikian strategi
elemendari komunikasi, yakni who says what, to whom through what channels,
and with what effects. Karena itu strategi yang dijalankan dalam perencanaan
15
Arifin, “Strategi Komunikasi Dakwah Da’i Hidayatullah Dalam Membina Masyarakat Pedesaan.”
16
Asep Sudarman, “Strategi Komunikasi Untuk Meningkatkan Kesadaran Masyarakat Dalam Membayar
Zakat Maal,” Communicatus: Jurnal Ilmu komunikasi 2, no. 1 (2019): 35–54.
14
1. Pengenalan Khalayak
psikologi dan sosial bagi setiap pengaruh yang berasal dari luar diri dan
kelompoknya. Disamping itu khalayak tidak hanya dirangsang oleh hanya satu
pesan saja melainkan banyak pesan dalam waktu yang bersamaan. Artinya
terdapat juga kekuatan pengaruh dari pesan- pesan lain yang datang dari sumber
(komunikator) lain dalam waktu yang sama, maupun sebelum dan sesudahnya.
2. Penyusunan Pesan
perumusan strategi ialah menyusun pesan, yaitu menentukan tema dan materi.
Syarat utama dalam memengaruhi khalayak dari pesan tersebut ialah mampu
membangkitkan perhatian.
Dalam dunia komunikasi pada teknik penyampaian atau mempengaruhi itu dapat
dilihat dari dua aspek yaitu : menurut cara pelaksanaan dan menurut bentuk
isinya. Hal tersebut dapat diuraikan lebih lanjut, bahwa yang pertama, semata-
perhatian dari isi pesannya. Sedang yang kedua, yaitu melihat komunikasi itu dari
segi bentuk pernyataan atau bentuk pesan dan maksud yang dikandung.
4. Penggunaan Media
Penggunaan media sebagai alat penyalur ide, dalam rangka merebut pengaruh
khalayak adalah suatu hal yang merupakan keharusan, sebab media dapat
menjangkau khalayak yang cukup besar. Media merupakan alat penyalur, juga
15
Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) Baiturrohim merupakan salah satu taman
pendidikan Al-Qur’an di dusun kampung anyar yang berdiri pada tahun 2006. TPQ
metode tersebut atau pembawa metode tersebut telah pindah rumah. Sehingga di
tahun 2018 metode Madrasah Al-Qur’an mulai dikenalkan dan TPQ Baiturrohim
sekarang.
bagi lembaga-lembaga TPQ saat ini. Masalah pokok yang sering dihadapi oleh anak
didik di TPQ adalah lemahnya kemampuan membaca Al-Qur’an. Hal ini ditandai
dengan indikasi seperti: (1) lemahnya anak didik di dalam mengenal huruf hijaiyah,
(2) kesulitan anak dalam membedakan huruf-huruf hijaiyah tertentu (contoh tsa-sa,
harokat/tanda baca.17
kegiatan, dll). Peningkatan adalah proses, cara perbuatan untuk menaikkan sesuatu
atau usaha kegiatan untuk memajukan sesuatu, kesesuatu yang lebih baik lagi
17
Muslikah Suriah, “Metode Yanbu ’ a Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-Quran Pada
Kelompok B-2 RA Permata Hati Al-Mahalli Bantul,” Jurnal Pendidikan Madrasah 3, no. 2 (2018): 291–299.
16
Pembelajaran dikatakan meningkat apabila adanya suatu perubahan dalam proses
secara berkualitas. Kamus besar bahasa Indonesia. Istilah Peningkatan berasal dari
kata tingkat yang berarti berlapis-lapis dari sesuatu yang tersusun sedemikian rupa,
kemajuan dari seseorang dari Sesuatu yang tidak tahu menjadi tahu, dari tidak bisa
menjadi bisa.
kemampuan memiliki kata dasar mampu yang berarti kuasa (sanggup melakukan
Sedangkan membaca memiliki arti melihat tulisan dan mengerti atau dapat
melisankan apa yang tertulis itu. Membaca merupakan salah satu aktivitas belajar.
Hakikat membaca adalah suatu proses yang kompleks dan rumit karena
dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal yang bertujuan untuk memahami arti
beberapa karya ilmiah terdahulu yang dirasa dekat dengan kajian dalam penelitian
ini. Sebagai referensi, dan menjadikan beberapa penelitian tersebut sebagai acuan
17
Komunikasi Ustad Khosyi’in Dalam Meningkatkan Minat Baca Al-Qur’an Pada
subjek dalam penelitian tersebut adalah Ustad Khosyi’in sedangkan subjek dalam
penelitian ini adalah Madrasah Al-Qur’an. Objek penelitian dimana objek penelitian
baca Al-Qur’an dalam forum bapak-bapak dusun cebur. Sedangkan objek dalam
19
Muhammad Sholeh, “STRATEGI KOMUNIKASI USTAD KHOSYI’IN DALAM MENINGKATKAN
MINAT BACA AL-QUR’AN PADA FORUM BAPAK-BAPAK DI DUSUN CEBUR DESA KALIBEJI
KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2019-2020,” INSTITUT AGAMA ISLAM
NEGERI (IAIN) SALATIGA, 2020.
18
Maunah Desa Kepuh Kecamatan Palimanan Kabupaten Cirebon”. 20 Hasil Penelitian
membaca Al-Qur’an santri di TPQ AlMaunah yang digunakan oleh ustadzah yaitu
metode qiroati, Membuat santri fokus dan konsentrasi pada saat pembelajaran,
Memberikan motivasi dalam belajar membaca Al-Qur’an yang baik sesuai dengan
subjek dalam penelitian ini adalah Madrasah Al-Qur’an. Objek penelitian dimana
Wisatawan Di Air Terjun Pletuk Desa Jurug Sooko Ponorogo”. 21 Tipe penelitian ini
20
Anisah, “STRATEGI KOMUNIKASI USTADZAH DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN
MEMBACA AL-QUR’AN SANTRI DI TPQ AL-MAUNAH DESA KEPUH KECAMATAN PALIMANAN
KABUPATEN CIREBON,” 2021.
21
Muhammad Rifa’i and Abdullah, “PENGEMBANGAN STRATEGI KOMUNIKASI DINAS
PARIWISATA DAN KOMINFO DALAM MENINGKATKAT WISATAWAN DI AIR TERJUN PLETUK
DESA JURUG SOOKO PONOROGO,” Jurnal Heritage 7, no. 1 (2019).
19
menggunakan metode penelitian kualitatif yakni dengan menyajikan data dalam
bentuk deskripsi berupa naratif, kata-kata, ungkapan, pendapat dan gagasan yang
meningkatkan wisatawan di Air terjun Pletuk Desa Jurug Sooko Ponorogo. Strategi
dan penggunaan media. Adapun faktor yang mendukung strategi komunikasi yang
dilakukan Dinas Pariwisata dan Kominfo yaitu adanya potensi wisata SDA Air
terjun Pletuk Desa Jurug Sooko Ponorogo, perkembangan teknologi informasi dan
subjek dalam penelitian tersebut adalah Dinas Pariwisata Dan Komunfo sedangkan
subjek dalam penelitian ini adalah Madrasah Al-Qur’an. Objek penelitian dimana
Pariwisata Dan Kominfo Dalam Meningkatkat Wisatawan Di Air Terjun Pletuk Desa
Jurug Sooko Ponorogo. Sedangkan objek dalam penelitian ini adalah Strategi
20
2.3. Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah
diidentifikasi sebagai masalah yang penting. Kerangka konseptual dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
Strategi Buku
Komunikasi Pedoman
Madarasah
Hafal Huruf
Al-Qur’an
Hijaiyah + Harokat,
Jilid 1 Metode
Makhrojan, Paham
Ngalah
Komunikasi Angka Arab
Stabil Panjang-
Jilid 2
Pendek
Klasikal,
Stabil Dengungnya, Bertahap, Drill
TPQ
Jilid 3 Baca Mujawwad
Baiturrohim
Murottal
Keterangan
Mengurai Ayat Meningkatkan
= Pemilihan Metode Tajwid Dengan Benar Kemampuan
= Tahapan Belajar
= Target
Membaca Al-
= Sistem Pengajaran Paham Ghorib, Hafal Qur’an
= Hasil Ghorib Komentar Ghorib
21
2.4 Variabel dan Indikator
Variabel berasal dari bahasa inggris Variabel dengan arti: “ubahan”, “faktor
tak tetap”, atau “gejala yang dapat diubahubah”. Istilah variabel dapat diartikan
suatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
atau sifat yang akan dipelajari, sehingga merupakan representasi konkrit dari
sosisal, jenis kelamin, golongan gaji, produktivitas kerja dan lain-lain. Di bagian lain
Kerlinger menyatakan bahwa variabel dapat dikatakan sebagai suatu sifat yang
diambil dari suatu nilai yang berbeda (different values). Dengan demikian variabel
Variabel penelitian dapat dilihat dari dua sudut yaitu dari sudut peran dan sifat.
Dilihat dari segi perannya, variabel ini dapat dibedakan ke dalam dua jenis yaitu :
Variabel independent dilihat dari perannya dapat pula dibedakan dalam dua jenis
yaitu variabel prediktor dan variabel kontrol. Yang pertama adalah variabel yang
22
Rafika Ulfa, “Variabel Penelitian Dalam Penelitian Matematika,” Al-Fathonah: Jurnal Pendidikan dan
Keislaman 1, no. 1 (2019): 342–251.
23
Ibid.
24
Ibid.
25
Sangkot Nasution, “Variabel Penelitian,” Raudhah 05, no. 02 (2017): 1–9.
22
dijadikan sebagai sebuah variabel independent pada suatu pengamatan atau analisa.
Sedangkan variabel control suatu variabel yang diduga sebagai variabel lain yang
sebabnya variabel kontrol sering disebut juga variabel pengganggu atau penekan.
lain.26
Membaca Al-Qur’an “. Dalam penelitian ini hanya terdapat dua variabel yaitu
bebas dalam penelitian ini adalah Strategi Komunikasi menggunakan buku pedoman
madrasah Al-Qur’an metode ngalah. Sebab variabel ini tergolongan sebagai variabel
Variabel terikat (Y) adalah variabel yang menurut peneliti akan dipengaruhi oleh
variabel lain dalam suatu eksperimen.28 Variabel terikat dalam penelitian ini adalah
yang dipengaruhi.
2.4.2 Indikator
26
Ibid.
27
Hardani Ahyar et al., Buku Metode Penelitian Kualitatif & Kuantitatif, 2020.
28
Ibid.
23
Indikator Variabel adalah yang dipecahkan menjadi kategori- kategori data
yang harus dikumpulkan oleh peneliti. Adapun indikator variabel dalam penelitian
ini adalah:
sebagai berikut :
2.5 Hipotesis
beberapa komponen penting yakni dugaan sementara, hubungan antar variabel dan
uji kebenaran.
29
Jim Hoy Yam and Ruhiyat Taufik, “Hipotesis Penelitian Kuantitatif,” Jurnal Ilmu Administrasi 3, no. 2
(2021): 96–102.
24
sukolilo jabung.
dari hasil kajian teoritis. Hipotesis kerja biasanya disingkat H1 atau Ha.
30
Ahmadriswan Nasution, “Bahan Ajar Fsa Angkatan Ke-21 Tahun 2020 Pengujian Hipotesis,”
Pusdiklat.Bps.Go.Id (2020): 4.
25
BAB III
METODE PENELITIAN
merupakan satu jenis metode yang dianggap baru dibandingkan dengan metode
yang menggabungkan dua jenis metode, yaitu kuantitatif dan kualitatif. 31 Alan
Bryman dalam buku Mixing Methods : Qualitative and Quantitative karya Julia
penelitian kualitatif pada satu fase dan menggunakan metode dan teknik penelitian
kuantitatif pada fase yang lain atau sebaliknya, sedangkan mixed model research di
mana peneliti menggunakan penelitian kuantitatif dan kualitatif dalam satu proses
penelitian. Oleh karena itu, mixed research dapat dilakukan secara serempak
(concurrent) dan dapat pula secara sekuensial (sequential), dalam satu masalah
atau aspek yang ingin diteliti sehingga didapat hasil yang lebih utuh dan
27 26
Penelitian menggunakan pendekatan ini dilakukan dalam dua fase dalam
waktu berbeda. Pertama dengan analisis data kulaitatif untuk mencari bentuk
strategi komunikasi yang digunakan dan analisis data kuantaitaif untuk mencari
Kuantitatif). Desain metode campuran ini juga bersifat sekuensial, dimana proses
penelitian dilakukan dalam dua fase dalam waktu berbeda. Ciri dari desain
eksploratori adalah fase pertama yang dilakukan adalah proses pengumpulan dan
analisis data kualitatif, selanjutnya hasil dari analisis data kualitatif digunakan
diawali dengan pengumpulan dan analisa data dengan penelitian kualitatif sebagai
kuantitatif berdasarkan hasil tahap pertama. Oleh karena itu prioritas utama
diteliti. Proses pengabungan diawali pada saat menghubungkan hasil analisis data
34
Iskandar, Nehru, and Cicyn Riantoni, Metode Penelitian Campuran.
35
Prof. Dr. A. Muri Yusuf, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif & Penelitian Gabung, vol. 7, p. .
27
yang dilakukan secara sistematis, dan logis.36
1. Tahap Perencanaan
b. Tema/Topik Penelitian
Untuk memilih tema atau topik penelitian, seorang peneliti harus memiliki
kepekaan terhadap kehidupan yang dihadapi. Seorang peneliti dapat memilih tema
2) Kajian kepustakaan
b. Mengidentifikasi Masalah
Pada tahap ini, seorang peneliti harus terlebih dahulu mencari apa masalah yang
akan di teliti.
c. Merumuskan Masalah
Dalam tahapan ini, peneliti membuat rumusan masalah dari penemuan masalah
yang akan diteliti, dengan begitu maka akan diketahui keadaan atau kedudukan
masalah yang akan diteliti. Hasil yang didapat dari studi pendahuluan berguna
36
Ismail Nurdin and Sri Hartati, Metodologi Penelitian Sosial, 2019.
28
hipotesis yang akan di uji kebenarannya melalui pelaksanaan penelitian lapangan.
e. Merumuskan hipotesis
Dalam tahapan ini merupakan untuk menentukan obyek yang akan diteliti.
Tahap ini merupakan pedoman selama melaksanakan penelitian sebagai suatu pola
2. Tahap Pelaksanaan
29
pelaksanaan kegiatan penelitian yang meliputi, pengumpulan data dan menganalisis
data.
a. Pengumpulan Data
Pada tahap pengumpulan data didasarkan pada pedoman yang sudah dipersiapkan
dalam rancangan penelitian. Data yang dikumpulkan melalui kegiatan penelitian dan
b. Analisis Data
Tahapan ini dilakukan setelah data terkumpul semua kemudian dilakukan analisis
dan hipotesis yang diajukan dan diuji kebenarannya melalui analisis tersebut.
Jika jenis data yang dikumpulkan itu berupa data kualitatif, maka pengolahan
data yang dikumpulkan berupa jenis data kuantitatif atau berbentuk angka-angka,
Tahapan ini yaitu membuat laporan mengenai hasil penelitian secara tertulis.
Laporan secara tertulis perlu dibuat agar peneliti dapat mengkomunikasikan hasil
ilmiah, laopran, skripsi, thesis atau disertasi. Tahap laporan penelitian ini
30
didapatkan dari pengalaman peneliti atau melalui pengetahuan yang diperoleh
dari studi kepustakaan ilmiah.37 Dalam penelitian ini dapat memfokuskan masalah
terlebih dahulu supaya tidak terjadi perluasan permasalahan yang nantinya tidak
sesuai dengan tujuan penelitian ini. Maka peneliti ingin memfokuskan untuk
Participatory Action Research merupakan salah satu model penelitian yang mencari
pemberdayaan dapat mewujudkan tiga tolak ukur, yakni adanya komitmen bersama
dengan masyarakat, adanya local leader dalam masyarakat dan adanya institusi
menemukan solusi praktis bagi masalah bersama dan isu-isu yang memerlukan
aksi dan refleksi bersama, dan memberikan kontribusi bagi teori praktis.
aksi sebagai solusi atas masalah yang telah terdefinisi. PAR (Participatory Action
Research) adalah “penelitian oleh, dengan, dan untuk orang” bukan “penelitian
terhadap orang”. PAR (Participatory Action Research) adalah partisipatif dalam arti
bahwa ia sebuah kondisi yang diperlukan dimana orang memainkan peran kunci di
37
TE Wicaksono, “Metode Penellitian,” Journal of Chemical Information and Modeling 53, no. 9 (2020):
1689–1699, http://repository.stiedewantara.ac.id/1164/5/BAB III.pdf.
38
Abdul Rahmat and Mira Mirnawati, “Model Participation Action Research Dalam Pemberdayaan
Masyarakat,” Aksara: Jurnal Ilmu Pendidikan Nonformal 6, no. 1 (2020): 62.
31
dalamnya dan memiliki informasi yang relevan tentang sistem sosial (komunitas)
yang tengah berada di bawah pengkajian, dan bahwa mereka berpartisipasi dalam
rancangan dan implementasi rencana aksi itu didasarkan pada hasil penelitian.
Jabung Kabupaten Malang. Adapun hal yang menjadi dasar pemilihan TPQ
yang menjadi salah satu kajian dalam penelitian ini. Subyek dalam penelitian ini
akan berfokus pada bentuk strategi komunikasi yang dijalankan pada TPQ
Sumber data terbagi menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder. Data primer
adalah data yang diperoleh peneliti secara langsung (dari tangan pertama),
sementara data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti dari sumber yang
sudah ada.
(Nasution, Nasution, & Damanik, 2009). Seumber data primer dalam penelitian
kualitatif secara umum berupa kata-kata (narasi) dan tindakan. Data berupa kata-
kata dan tindakan dapat digali melalui tehnik pencarian data: wawancara dan
observasi (pengamatan).39
Dalam penelitian ini data primer diperoleh dari wawancara yang dilakukan
dengan pengasuh taman pendidikan Al-Qur’an Baiturrohim. Data yang di gali antara
39
Hary Hermawan, “Metode Kualitatif Untuk Riset Pariwisata,” Jurnal Komunikasi (2018): 20.
32
lain: awal mula pendirian TPQ, metode yang digunakan, bentuk strategi komunikasi
langsung memberikan data kepada pengumpul data. Artinya sumber data penelitian
diperoleh melalui media perantara atau secara tidak langsung yang berupa buku
catatan, bukti yang telah ada atau arsip baik yang dipublikasikan maupun yang tidak
1. Data Kualitatif, analisis yang dilakukan terhadap data-data yang non angka
seperti hasil wawancara dan bacaan dari buku-buku yang terkait dengan
penelitian.
2. Data Kuantitatif, yaitu data yang dapat dihitung atau data yang berupa angka.
data atau fakta yang terjadi pada subjek penelitian untuk memperoleh data
yang valid. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui
1) Observasi
tujuan ilmiah atau tujuan lain. Lebih lanjut dikatakan bahwa observasi merupakan
40
MN Ningtyas, “Metode Penelitian,” Metode Penelitian, no. 2013 (2014): 32–41.
33
kumpulan kesan tentang dunia sekitar berdasarkan semua kemampuan daya
Weick (1976: 253); Selltiz, Wrightsman, dan Cook (1976: 253); Kriyantono,
(2006: 110-111); dan Bungin, (2011: 121) mendefinisikan observasi sebagai suatu
tujuan-tujuan empiris. Weick (1976: 253) secara lebih dalam menyebutkan bahwa
1. Mengamati bentuk kegiatan belajar mengaji yang dilakukan oleh anak- anak
di TPQ Baiturrohim.
Baiturrohim.
digunakan.
2) Wawancara
41
Hasyim Hasanah, “TEKNIK-TEKNIK OBSERVASI (Sebuah Alternatif Metode Pengumpulan Data
Kualitatif Ilmu-Ilmu Sosial),” At-Taqaddum 8, no. 1 (2017): 21.
42
Ibid.
34
peristiwa pada masa lalu, kini, dan akan datang. 43 Menurut Sugiono (2018:103)
diteliti,dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hai-hal dari responden yang
1. Wawancara terstruktur
bahwa seluruh wawancara didasarkan pada suatu sistem atau daftar pertanyaan
dapat juga menyediakan ruang bagi variasi jawaban, atau peneliti dapat juga
35
dari wawancara jenis ini adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih
terbuka, di mana pihak yang diajak wawancara diminta pendapat, dan ide-idenya.
Wawancara tak terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak
garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan. Ciri dari wawancara tak
terstruktur adalah kurang di intrupsi atau arbiter, biasanya teknik wawancara ini
digunakan untuk menemukan informasi yang bukan baku atau informasi tunggal,
dengan waktu wawancara dan cara memberikan respon jauh lebih bebas iramanya
3) Penyebaran Angket
digunakan untuk memperoleh informasi dalam arti laporan tentang dirinya, atau
hal lain yang ia ketahui. Sejalan dengan pendapat Ridwan (2007) angket adalah
pengguna.46 Pada penelitian ini, angket yang diberikan pada responden berisi
pertanyaan mengenai garis besar yang telah disusun oleh peneliti yakni terkait
bentuk strategi komunikasi yang diterapkan oleh pengajar TPQ Baiturrohim dan
Terdapat dua bentuk pertanyaan dalam skala likert, yaitu bentuk pertanyaan
46
Mohamad Sodik, Yosef Farhan Dafik Sahal, and N. Hani Herlina, “Pengaruh Kinerja Guru Dalam
Pelaksanaan Pembelajaran Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Alquran Hadis,” Jurnal
Penelitian Pendidikan Islam 7, no. 1 (2019): 97.
47
Viktor Handrianus Pranatawijaya et al., “Penerapan Skala Likert Dan Skala Dikotomi Pada Kuesioner
Online,” Jurnal Sains dan Informatika 5, no. 2 (2019): 128–137.
36
positif untuk mengukur skala positif, dan bentuk pertanyaan negatif untuk
4) Dokumentasi
dan dipadukan (sintesis) membentuk satu kajian yang sistematis, terpadu dan
utuh.48 Dokumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah informasi yang
disimpan atau didokumentasikan seperti dokumen, soft file, data otentik dan
sebagai pelengkap dari data yang diperoleh dalam kegiatan wawancara dan
observasi.
dan sudut pandang, sehingga tidak jarang ditemui permasalahan besar dapat dibagi
menjadi komponen yang lebih kecil sehingga dapat diteliti dan ditangani lebih
mudah.49
Teknik analisis data yang digunakan menggunakan teknik analisis data kualitatif
dengan model Miles dan Huberman yaitu dengan kegiatan data reduction, data
48
Natalina Nilamsari, “Memahami Studi Dokumen Dalam Penelitian Kualitatif,” Wacana 13, no. 2 (2014):
177–181.
49
Muhajirin and Maya Panorama, Pendekatan Praktis Metode Penelitian Kualitatif Dan KUantitatif, Idea
Press Yogyakarta, vol. 1, 2017.
50
Septian Raibowo, Yahya Eko Nopiyanto, and Muhammad Khairul Muna, “Pemahaman Guru PJOK
Tentang Standar Kompetensi Profesional,” Journal Of Sport Education (JOPE) 2, no. 1 (2019): 10.
37
1. Pengumpulan data (Data collection) dilakukan dengan jalan observasi,
dalam catatan lapangan berbentuk deskriptif tentang apa yang dilihat, apa yang
didengar, dan apa yang dialami atau dirasakan oleli subjek penelitian.
2. Reduksi data (data reduction). Data diperoleh dari lapangan yang jumlahnya
cukup banyak sehingga perlu dicatat secara teliti dan rinci. Reduksi data
yang pokok kemudian dicari tema dan pola yang sesuai dengan fokus penelitian.
3. Penyajian data (data display). Penyajian data yang dilakukan dalam penelitian
kualitatif adalah berbentuk teks naratif dari data catatan lapangan. Penyajian
data dilakukan dengan menyampaikan data hasil reduksi kedalam bentuk tabel
atau grafik untuk mempermudah dalam memahami karena lebih terorganisir dan
kualitatif, data dapat dinyatakan kredibel apabila adanya persamaan antara apa
yang dilaporkan peneliti dengan apa yang sesungguhnya terjadi pada objek yang
diteliti.51 Di dalam uji kredibilitas peneliti memilih metode triangulasi data sebagai
tersebut berasal dari hasil wawancara, observsi dan dokumentasi yang harus shahih
51
Arnild Augina Mekarisce, “Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data Pada Penelitian Kualitatif Di Bidang
Kesehatan Masyarakat,” JURNAL ILMIAH KESEHATAN MASYARAKAT : Media Komunikasi Komunitas
Kesehatan Masyarakat 12, no. 3 (2020): 145–151.
38
sesuai kesyaratan perisetan kualitatif dengan melakukan triangulasi. 52 Metode
sudah terdapat.
2. Uji Validitas
melalui instrumen penelitian (dalam hal ini kuesioner) akan mengukur apa yang
ingin diukur.53 Oleh karena itu kalau peneliti menggunakan kuesioner dalam
pengumpulan data, maka kuesioner yang disusun oleh peneliti itu harus dapat
mengukur apa yang akan diukur, dan untuk memastikan itu sebelum instrumen
apabila nilai korelasi data tersebut melebihi 0,3 yang diperoleh melalui analisis data
b. Uji Hipotesis
berdasarkan teori yang masih harus diuji kembali kebenarannya. Pengujian yang
berulang-ulang atas hipotesis yang sama akan semakin memperkuat teori yang
BAB IV
1. Komunikasi Pendidikan
52
Andarusni Alfansyur and Mariyani, “Seni Mengelola Data : Penerapan Triangulasi Teknik, Sumber Dan
Waktu Pada Penelitian Pendidikan Sosial,” Jurnal Kajian, Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Sejarah
5, no. 2 (2020): 146–150, http://journal.ummat.ac.id/index.php/historis.
53
Prof. Ma’ruf Abdullah, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Aswaja Pressindo, 2015.
54
riza bahtiar sulistyan Ratna wijayanti daniar, noviansyah rizal, Metode Penelitian Kuantitatif, 2021.
39
Komunikasi pendidikan adalah aspek komunikasi dalam dunia pendidikan
atau komunikasi yang terjadi pada bidang pendidikan. Komunikasi ini berlangsung
dalam suasana yang bebas, akrab dan bertujuan serta bertanggung jawab.
kontribusi yang sangat penting dalam pemahaman dan praktik interaksi serta
Al-Qur’an, seperti cara membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar. Maka perlu jika
dalam suasana pendidikan. Disini komunikasi tidak lagi bebas tetapi dikendalikan
menurut harold laswell meliputi 5 hal yakni: adanya komunikator, pesan, media,
komunikan, dan efek. Dari kelima unsur tersebut dapat dikaitkan dengan
komunikasi yang berada dalam lembaga pendidikan dalam hal ini Taman
Pendidikan Al-Qur’an. Guru sebagai komunikator harus memiliki pesan yang jelas
jika ingin menyampaikan materi pelajaran kepada santri atau komunikan. Setelah
itu guru juga harus menentukan saluran untuk berkomunikasi baik secara langsung
(dengan tatap muka) maupun tidak langsung (dengan media). Guru juga harus
menyesuaikan topik pembahasan materi pelajaran yang sesuai dengan santri atau si
komunikan dan juga harus menentukan maksud dari pesan yaitu materi pelajaran
411
agar terjadi efek dari si komunikan sesuai dengan tujuan yang diinginkan.
55
Rafika Audina, “Strategi Komunikasi Pendidikan Dalam Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Proses
Belajar Mengajar Di Sd Muhammadiyah 20” (2020).
40
Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) Baiturrohim berdiri pada tahun 2006.
“Baiturrohim” yang berdiri sejak tahun 2000-an. Sejarah awal berdirinya TPQ
musholla. Informasi ini peneliti peroleh dari hasil wawancara dengan narasumber
“ Ya perkiraan berdirinya TPQ ini tahun 2006, ketika Dina masih masuk taman
kanak-kanak”.56
Dina yang dimaksud oleh ustadz sulis ialah putri pertama beliau.
“Pertama saya mengajak dina beserta ayu untuk balajar Al-Qur’an dirumah.
Proses belajar tersebut berjalan hampir tiap hari setelah sholat ashar, hingga
pada suatu waktu sedang hujan dan ruang tamu saya kebocoran, kemudian
saya ajak pindah ke musholla sebagai tempat belajar. Hingga lama di kemudian
hari banyak tetangga yang datang dan menitipkan anak-anaknya untuk belajar
pada saya.”57
atapnya bocor ketika hujan dan kemudian lama-kelamaan banyak tetangga yang
1) Identitas Lembaga
Status : -
56
Ustadz Sulis, Wawancara, 2022.
57
Ibid.
41
Alamat : Dusun Kampung Anyar
Desa : Sukolilo
Kecamatan : Jabung
Kabupaten : Malang
Yayasan :-
Status Tanah : -
Rombongan Belajar : 5
42
Gambar 4.1
Taman Pendidikan Al-Qur’an Baiturrohim
Pesantren Ngalah yang masih menimba ilmu dengan semangat bekerja keras dan
kelompok tertentu.
Munculnya semangat ini berawal dari sebuah persoalan karena banyak lahir
metode baca Al-Qur’an hingga saat ini yang dirasa oleh sebagian masyarakat yang
caranya kurang menjunjung sikap luwas luwes, dan ada juga kental dengan misi
kepentingan metode itu sendiri baik yang terikat oleh ormas, politik atau golongan
Maka dari itu berangkat dari pesan Romo K.H M. Sholeh Bahruddin yang berbunyi
43
dan dijegal oleh metode lain” dan juga “Santri Ngalah harus bermisi kemanusiaan
Spirit moril inilah yang menjadi penyemangat lahirnya sebuah konsep atau
metode baca Al-Qur’an “Metode Ngalah” yang diprakarsai oleh santri Pondok
Pesantren Ngalah Pasuruan yang mulai disusun pada awal tahun 2011 (setelah
pondok Ngalah tidak lagi mamakai metode Qiraati atau yang lainnya).
memakai ejaan lama yaitu “KAIDAH BAGDADIYAH” dari sini juga banyak diambil
pelajaran bahwa perlunya disusun sebuah kitab metode baca Al-Qur’an agar mudah
dipelajari oleh semua usia, yang mengacu pada kata kunci kitab KAIDAH
Selain dari pada itu konsep dan prinsip pengajarannya meneladani dan
Rahimullah Alaih, yang salah satu karyanya adalah Metode Qiraati. Hal ini dilakukan
sebagai ungkapan rasa ta’dhim dan ikroman kepada beliau karena memang banyak
ilmu yang didapat khususnya tentang baca Al-Qur’an selama di Pondok Pesantren
belajar membaca Al-Qur’an yang mana mengacu pada Kaidah Baghdadiyah sebagai
sedangkan latihan sebagai belajar murid diambil dari ayat-ayat Al-Qur’an yang ada,
44
Gambar 4.2
Buku Pedoman Madrasah Al-Qur’an Metode Ngalah
a. Visi
b. Misi
“Menjaga nilai-nilai lama yang baik dan mengambil nilai-nilai baru yang lebih
baik”
45
Luas Luwes tapi Tegas (demi terjaganya kemurniaan Al-Qur’an) dalam artian
luas dan luwes siapapun boleh menggunakan tapi harus sesuai dengan jalurnya
dalam Al-Qur’an yang mana sesuai dengan aturan dalam pengguna Madrasah Al-
Qur’an Metode Ngalah, Tegas berarti tidak semena-mena mengggunakan metode ini
(beda dengan buku biasa) dan nantinya disampaikan dengan secara moral. Dan
kalau ada yang menggunakan dengan tanpa izin baik dengan cara mengfotocopi,
menggunakan, dan merubahnya, dalam hal ini boleh-boleh saja, dan sewaktu-waktu
kami berhak melihat perkembangan dari penggunanya, dan kami tidak bertanggung
pada umumnya, sebab buku ini mempunyai misi dan amanah khusus, buku tidak
2. Jangan asal jual buku, berikan kepada guru yang lulus tashih atau yang mau
3. Guru yang belum lulus hendaknya dibina bacaan Al-Qur’an sampai lulus.
Belum Lulus boleh mengajar akan tetapi tetap diberi brifingan sampai
layak menjadi guru ngaji yang sesuai dengan bacaan Al-Qur’an yang baik
dan benar
46
4. Guru yang lulus atau dalam proses pembinaan hendaknya diberikan
benar
bukan golongan atau kelompok tertentu, hal ini karena Al-Qur’an hanyalah
Gunanya ialah :
senenan, selasaan.
terjalinnya komunikasi yang baik dengan pusat Metode Ngalah, dan agar
9. Ada jadwal Ujian Santri minimal setahun sekali. sebagai syarat mengikuti
baik dan benar sesuai yang dikehendaki Gus Fadlan, Diantaranya materi
47
a) Materi fasohah
b) Materi tartil
c) Materi tajwid
d) Materi gharib
f) Materi tambahan (Sholat dan do’a harian) bersifat sunnah, tapi yang
Hal ini semata-mata etika dan menghormati rasa ta’dziman dan waikroman
menganjurkan kepada mereka yang lebih afdol dan lebih baik, dan kami
tidak bertanggung jawab atas semuanya baik salah mengajar, salah bacaan
Dilakukan semacam ini tidak lain hanya bertujuan menjaga kemurniaan Al-
Qur’an agar tidak salah baca dan salah faham mengenai Al-Qur’an,
pengajaran Al-Qur’an, hal ini bisa dibangun dengan cara pembinaan dan
48
mengajar Metode Ngalah dengan melakukan pembinaan dan tetap
Gambar 4.3
Logo Metode Ngalah
orang lain. Nuansa hijau dapat meredam stres, memberi rasa aman
terperangkap.
Warna Kuning : Adalah warna matahari, cerah, membangkitkan energi dan mood,
49
Bintang : Ta’dziman kepada Wali 9 yang telah membabat tanah jawa
Bendahara : Jamaludin, ST
M. Khoiron, S.Kom
Kasyiful Anwar
Ari Gunawan
kemampuan membaca Al-Qur’an pada TPQ Baiturrohim ialah mengacu pada teori
menjelaskan siapa? mengatakan apa? dengan saluran apa? kepada siapa? dengan
50
akibat atau hasil apa?. Terlebih lagi jika masuk pada dunia pendidikan, maka ke lima
Terkait dengan teori diatas, maka dapat digambarkan unsur komunikasi pendidikan
KOMUNIKATOR EFEK
a. Komunikator = guru
d. Komunikan = santri
menjadi kunci strategi komunikasi yang dijlankan, mengingat didalam buku ini
memuat strategi atau cara ataupun metode pembelajaran Al-Qur’an. Jadi dapat
51
1. Tahapan Metodologi Ngalah
1) Jilild 1
Jilid 1 ialah tingkatan pertama dalam belajar Al-Qur’an dengan materi pengenalan
Gambar 4.4
Buku MQ jilid 1
3. Menguasai makhrojan
b. Ketentuan
Halaman 1-15
52
Latihan baca huruf hijaiyah / lafadz yang berharakat fathah saja dengan
Makhrojan
Gambar 4.5
53
Buku MQ Jilid 1 halaman 15
Halaman 16-17
Gambar 4.7
Buku MQ jilid 1 halaman 16
Halaman 18-20
Latihan baca lafadz yang berharakat fathah, kasrah dan dhummah serta
huruf sambung
54
Gambar 4.8
Buku MQ jilid 1 halaman 18
Gambar 4.9
Buku MQ jilid 1 halaman 19
Halaman 21-24
Latihan baca lafadz yang berharakat tanwin, coret dua diatas fathatain,
55
Gambar 4.10
Buku MQ jilid 1 halaman 21
Gambar 4.11
Buku MQ jilid 1 halaman 22
Gambar 4. 12
Buku MQ jilid 1 halaman 23
56
Santri disuruh membaca halaman 24 dengan lancar dan tepat
arab.
Gambar 4.14
buku MQ jilid 1 halaman 24
diikuti murid.
3. 30 menit : individual
57
- Salah Dua kali, guru berhak memberi contoh satu kali, apabila masih
halaman tersebut.
- Jika poin atas tidak bisa sampai lima kali maka dinaikkan pada
kekurangan tersebut.
Gambar 4.15
Penerapan strategi komunikasi menggunakan peraga dalam jilid 1
58
Gambar 4.16
Penerapan strategi komunikasi baca simak dalam jilid 1
2) Jilid 2
Jilid 2 ialah tingkatan kedua dalam belajar Al-Qur’an dalam metode MQ dengan
Gambar 4.17
Buku MQ jilid 2
makhorijul khuruf
b. Ketentuan
Halaman 1-4
59
Sampaikan dengan sendirinya kalau ada fathah berdiri juga dibaca
panjang
Gambar 4.18
Buku MQ jilid 2 halaman 1
Halaman 5-6
panjang
60
Gambar 4.19
Buku MQ jilid 2 halaman 5
Halaman 7
dibaca panjang
Gambar 4.20
Buku MQ jilid 2 halaman 7
Halaman 8-9
Sampaikan juga apabila pada latihan baca terdapat bacaan mim sukun
(mingkem)
61
Gambar 4.21
Buku MQ jilid 2 halaman 8
Halaman 10-19
Pada bab ra’ sukun, sampaikan juga huruf harus ditekan ketika
62
Gambar 4.22
Buku MQ jilid 2 halaman 10
Gambar 4.23
Buku MQ jilid 2 halaman 19
63
Rekomendasi bahan tashih jilid 2
ketentuan
3. 30 menit : individual
- Salah Dua kali, guru berhak memberi contoh satu kali, apabila masih
halaman tersebut.
- Jika poin atas tidak bisa sampai lima kali maka dinaikkan pada
kekurangan tersebut.
64
Gambar 4.24
Pembelajaran baca simak jilid 2
Gambar 4.25
Proses penyampaian materi di jilid 2
3) JILID 3
Jilid 3 ialah tahapan ketiga dari madrasah Al-Qur’an metode ngalah dengan target
65
Gambar 4.26
Buku MQ jilid 3
b. Ketentuan
Halaman 1-17
Huruf yang bertasydid selain nun dan mim hanya ditekan (halaman 3-5)
66
Gambar 4.27
Buku MQ jilid 3 halaman 1 tentang ghunnah
Gambar 4.28
Buku MQ jilid 3 halaman 17 tentang ikhfa’ syafawi
Halaman 18-22
67
Halaman 23-30
bacaan ustadz
Halaman 31-45
ketentuan
3. 30 menit : individual
- Salah Dua kali, guru berhak memberi contoh satu kali, apabila masih
halaman tersebut.
- Jika poin atas tidak bisa sampai lima kali maka dinaikkan pada
kekurangan tersebut.
68
Gambar 4.29
Penerapan strategi komunikasi di jilid 3
Gambar 4.30
Pembelajaran baca simak jilid 3
69
2. Stabil dengung tercapai
ketentuan
3. 30 menit : individual
- Salah Dua kali, guru berhak memberi contoh satu kali, apabila masih
halaman tersebut.
- Jika poin atas tidak bisa sampai lima kali maka dinaikkan pada
kekurangan tersebut.
5) GHARIB
70
1. Mampu membaca dengan lancar dan bertajwid
ketentuan:
ketentuan
3. 30 menit : individual
guru berhak memberi contoh satu kali, apabila masih tidak mampu
tersebut.
- Jika poin atas tidak bisa sampai lima kali maka dinaikkan pada
kekurangan tersebut.
membaca bersama
6) Tajwid
71
2. Belajar waqof washol dengan tepat
ketentuan:
ketentuan
murid:
satu kali, apabila masih tidak mampu target tajwid maka tercatat L-
- Jika poin atas tidak bisa sampai lima kali maka dinaikkan pada
kekurangan tersebut.
membaca bersama
72
4.4 Faktor Pendukung dan Penghambat Dalam Strategi Komunikasi
Baiturrohim
1. Faktor Pendukung
TPQ Baiturrohim.
“pertama kali ketika saya ingin menerapkan metode MQ, saya matur ke ndalem
kyai Muzaki Nur salim untuk minta izin sekaligus do’a restu dari beliau, setelah
itu beliau dawuh “Sampeyan ketemu mawon kaliyan siswanto cak lis,
kersane di bantu”, setelah itu saya menemui ustadz siswanto untuk minta
“setelah itu, ustadz siswanto tiap minggu kesini untuk memberi pembelajaran
tentang MQ kepada santri disini dan juga beliau mau untuk mengisi kelas
finishing MQ di sini.”
“selain itu saya juga sudah memberitahukan kewali santri jika kepingin anak-
anaknya cepet bisa membaca Al-Qur’an dengan baik agar di bantu juga
dukungan restu langsung dari Kyai Muzaki Nur Salim dan juga bantuan pengajaran
73
langsung dari Ustadz Siswanto yang merupakan ketua Madrasah Al-Qur’an Metode
Ngalah cabang malang tentang Madrasah Al-Qur’an Metode Ngalah. Selain itu juga
pihak wali santri juga berperan penting dalam proses belajar anak, sehingga wali
santri turut membantu atau mengawasi belajar anaknya dirumah maka kesempatan
2. Faktor penghambat
“ya ada. Meski sudah terbantu oleh ustadz siswanto, kadang-kadang masih ada
“Alasan lain ya sifat malas dari anak didik, wong masih kecil masih seneng
”Sebagian guru pengajar disini bekerja secara system shif, jadi jika masuk kerja
pasti tidak bisa masuk mengajar dikelas. Sebagian juga masih sekolah SMK dan
mengikuti ekskul drumband sehingga jika ada Latihan atau undangan pasti
Dari hasil wawancara diatas, peneliti menemukan bahwa kekosongan kelas yang
dalam tabel di bawah ini faktor pendukung dan penghambat dalam strategi
74
TPQ Baiturrohim. Berikut tabel kategorisasi faktor pendukung dan penghambat
Tabel 1.
Tabel 4.1
Faktor pendukung dan penghambat strategi komunikasi
75
4.5 Hasil Capaian Dari Penerapan Strategi Komunikasi Menggunakan Buku
Peneliti menyajikan data dan hasil yang diperoleh dari lapangan melalui
angket yang berhubungan dengan penelitian. Agar hasil capaian dari penerapan
ngalah dapat diketahui, maka dari itu peneliti melakukan penyebaran angket.
Kisi-kisi Angket :
Tabel 4.2
Kisi-kisi angket
No. Kuesioner
Variabel (1) Indikator (2) Ukuran (3) Skala (5)
(4)
Komunikasi
Bentuk
Strategi 3 Ordinal
Komunikasi
Penerapan
Strategi 4 Ordinal
Komunikasi
Penggunaan 5 Ordinal
76
Media Belajar
Bentuk Media
6 Ordinal
Belajar
Kesesuaian
Penggunaan
Strategi
7 Ordinal
Komunikasi
Dengan Media
Belajar
Penerimaan
Penggunaan
8 Ordinal
Strategi
Komunikasi
Keikutsertaan
9 Ordinal
Santri
Implementasi
Strategi 10 Ordinal
Komunikasi
Hasil
11 Ordinal
Kemampuan
Membaca
Persentase 12 Ordinal
Peningkatan
77
Bentuk
13 Ordinal
Capaian
Lulusan 14 Ordinal
Jumlah
15 Ordinal
Lulusan
Bentuk
Strategi 16 Ordinal
Pemebelajaran
Strategi Keikutsertaan
19 Ordinal
Komunikasi Bimbingan
Kepuasan
Bimbingan
buku pedoman madrasah al-qur’an metode ngalah. Berikut ini tabel frekuensi yang
menjadi dasar untuk melakukan analisis deskriptif berkaitan dengan data hasil
angket yang telah disebarkan bagi pengajar TPQ Baiturrohim. Dapat diketahui
angket ini adalah pengajar aktif di TPQ Baiturrohim dusun kampung anyar desa
78
Bagian A tentang Strategi Komunikasi, terdiri dari 10 pertanyaan
Tiap item pertanyaan tersebut dianalisis secara deskriptif dengan hasil jawaban
A. Strategi Komunikasi
Tabel 4.3
Tabel Frekuensi jawaban responden soal nomor 1
Cumulative
79
Grafik 4.1
Grafik Frekuensi jawaban responden soal nomor 1
Pada pertanyaan nomor 1, sesuai dengan tabel 4.4 dan grafik frekuensi 4.1
dapat diketahui dari jumlah total 6 orang responden, jawaban terbanyak yakni 3
guru, dan 2 responden atau 33,3 % menjawab > 1 tahun sebagai ukuran pengalaman
mengajar guru dan 1 responden atau 16,7 % sebagai pengajar yang belum mencapai
Tabel 4.4
Tabel Frekuensi jawaban responden soal nomor 2
Cumulative
80
Valid A. Iya
6 100.0 100.0 100.0
menggunakan
Grafik 4.2
Grafik Frekuensi jawaban responden soal nomor 2
Pada pertanyaan nomor 2, sesuai dengan tabel 4.4 dan grafik frekuensi 4.2
Tabel 4.5
Tabel Frekuensi jawaban responden soal nomor 3
81
Cumulative
Grafik 4.3
Grafik Frekuensi jawaban responden soal nomor 3
Pada pertanyaan nomor 3, sesuai tabel 4.5 dan grafik frekuensi 4.3 terkait
Tabel 4.6
Tabel Frekuensi jawaban responden soal nomor 4
Baiturrohim?
82
Cumulative
Grafik 4.4
Grafik Frekuensi jawaban responden soal nomor 4
Pada pertanyaan nomor 4, sesuai tabel 4.6 dan grafik frekuensi 4.4
strategi komunikasi yang pada TPQ bairurrohim dilaksanakan secara offine atau
Tabel 4.7
Tabel Frekuensi jawaban responden soal nomor 5
83
Cumulative
Valid A. Iya
6 100.0 100.0 100.0
menggunakan
Grafik 4.5.
Grafik Frekuensi jawaban responden soal nomor 5
Pada pertanyaan nomor 5, sesuai tabel 4.7 dan grafik frekuensi 4.5 terkait
dapat disimpulkan bahwa bentuk penerapan strategi komunikasi yang pada TPQ
pesannya.
Tabel 4.8
Tabel Frekuensi jawaban responden soal nomor 6
84
6. Media apakah yang digunakan sebagai perantara penyampai pesan dari
Cumulativ
metode ngalah
Grafik 4.6
Grafik Frekuensi jawaban responden soal nomor 6
Pada pertanyaan nomor 6, sesuai tabel 4.8 dan grafik frekuensi 4.6 terkait
bentuk media yang digunakan, keseluruhan responden atau 100 % memilih jawaban
data tersebut dapat disimpulkan bahwa bentuk penerapan strategi komunikasi yang
85
Tabel 4.9
Tabel Frekuensi jawaban responden soal nomor 7
Cumulative
Grafik 4.7
Grafik Frekuensi jawaban responden soal nomor 7
86
Pada item nomor 7, sesuai tabel 4.9 dan grafik frekuensi 4.7 terkait
Qur’an metode ngalah sangat sesuai untuk diterapkan untuk semua santri.
Tabel 4.10
Tabel Frekuensi jawaban responden soal nomor 8
Cumulative
Grafik 4.8
Grafik Frekuensi jawaban responden soal nomor 8
87
Pada pertanyaan nomor 8, sesuai tabel 4.10 dan grafik frekuensi 4.8 terkait
100 % menyatakan sangat mudah. Berdasarkan persentase dari tabel dan grafik
frekuensi tersebut dapat disimpulkan bahwa santri dapat sangat mudah menerima
Tabel 4.11
Tabel Frekuensi jawaban responden soal nomor 9
Grafik 4.9
Grafik Frekuensi jawaban responden soal nomor 9
Pada pertanyaan nomor 9, sesuai tabel 4.11 dan grafik frekuensi 4.9 terkait
88
madrasah Al-Qur’an metode ngalah, semua responden yakni 6 responden atau 100
% menyatakan setiap hari. Berdasarkan persentase dari tabel dan grafik frekuensi
tersebut dapat disimpulkan bahwa santri setiap hari mengikuti bimbingan belajar
sebagai bagian penerapan strategi komunikasi untuk mencapai hasil yang dituju
dengan maksimal.
Tabel 4.12
Tabel Frekuensi jawaban responden soal nomor 10
Cumulative
Valid A. Sangat
6 100.0 100.0 100.0
berpengaruh
Grafik 4.10
Grafik Frekuensi jawaban responden soal nomor 10
89
Pada pertanyaan nomor 10 merupakan pertanyaan terakhir guna mencari
data tentang Strategi komunikasi yang dilaksanakan pada TPQ Baiturrohim. Sesuai
tabel 4.12 dan grafik frekuensi 4.10 terkait apakah implementasi strategi
Item pertanyaan pada bagian B tentang capaian hasil dari strategi komunikasi
yang dijalankan, ada 5 pertanyaan yang terdapat dalam bagian ini. Pertanyaan-
diperoleh dari penerapan strategi komunikasi. Untuk itu, tiap hasil jawaban
responden pada angket yang telah disebarkan dan disajikan sebagai berikut:
Tabel 4.13
Tabel Frekuensi jawaban responden soal nomor 11
90
Grafik 4.11
Grafik Frekuensi jawaban responden soal nomor 11
membaca santri setiap bulannya. Dari data pada tabel 4.13 diketahui bahwa
sebanyak 6 responden atau 100,0% menyatakan Iya. Jadi berdasarkan hasil data
pada tabel dan grafik tersebut dapat dipahami bahwa kemampuan membaca santri
Tabel 4.14
Tabel Frekuensi jawaban responden soal nomor 12
di tahun 2021?
91
B. 40 % 2 33.3 33.3 50.0
Grafik 4.12
Grafik Frekuensi jawaban responden soal nomor 12
menjawab 50% dengan persentase yang sama yaitu 50%, 2 responden menjawab
signifikan.
Tabel 4.15
Tabel Frekuensi jawaban responden soal nomor 13
92
13. Hasil capaian apakah yang bisa dilihat dari penerapan strategi
Cumulative
Grafik 4.13
Grafik Frekuensi jawaban responden soal nomor 13
Pertanyaan nomor 13 pada bagian B berkaitan hasil capaian yang bisa dilihat
Qur’an. Dari data pada tabel 4.15 diketahui bahwa sebanyak 6 responden atau
hasil data pada tabel dan grafik tersebut dapat dipahami bahwa adanya khotaman
santri (tashih santri) merupakan buah atau wujud nyata hasil dari strategi
93
Tabel 4.16
Tabel Frekuensi jawaban responden soal nomor 14
14. Apakah tiap tahun TPQ Baiturrohim mengeluarkan lulusan dari metode
madrasah Al-Qur’an?
Valid Cumulative
Grafik 4.14
Grafik Frekuensi jawaban responden soal nomor 14
mengeluarkan lulusan tiap tahunnya. Dari data pada tabel 4.16 diketahui bahwa
94
Jadi berdasarkan hasil data pada tabel dan grafik tersebut dapat dipahami bahwa
pertanyaan nomor 14 ini sebagai bukti tambahan jika ada khotaman santri (tashih
santri), pasti TPQ Baiturrohim juga selalu mengeluarkan lulusan santri untuk
Tabel 4.17
Tabel Frekuensi jawaban responden soal nomor 15
15. Berapa banyak lulusan yang dikeluarkan melalui metode madrasah Al-
Cumulative
Grafik 4.15
Grafik Frekuensi jawaban responden soal nomor 15
ketika tashih santri, berdasaran tabel frekuensi 4.17 jawaban responden dengan
95
persentase 100,0% atau seluruh responden memberikan jawaban satu kelas penuh,
tahunnya, santri yang lulus ialah seluruh santri yang ada pada kelas tersebut.
komunikasi. Untuk memahami hal itu maka tiap hasil jawaban responden pada
Tabel 4.18
Tabel Frekuensi jawaban responden soal nomor 16
96
Grafik 4.16
Grafik Frekuensi jawaban responden soal nomor 16
Baiturrohim. Dari data pada tabel 4.18 dan grafik frekuensi 4.16 diketahui bahwa
atau 16,67% menyatakan baca simak. Jadi berdasarkan hasil data pada tabel dan
grafik tersebut dapat dipahami bahwa sistem klasikal lebih disukai daripada sistem
baca simak sebagai bentuk metode pelaksanaan strategi komunikasi dengan buku
madrsah Al-Qur’an.
Tabel 4.19
Tabel Frekuensi jawaban responden soal nomor 17
madrasah Al-Qur’an?
97
Valid A. Selalu 6 100.0 100.0 100.0
Grafik 4.17
Grafik Frekuensi jawaban responden soal nomor 17
Qur’an sebagai media belajar, berdasaran tabel frekuensi 4.19 dan grafik frekuensi
Tabel 4.20
Tabel Frekuensi jawaban responden soal nomor 18
18. Apakah anda berkemauan keras untuk menuntun santri agar dapat
dijalankan?
98
Valid A. Selalu 6 100.0 100.0 100.0
Grafik 4.18
Grafik Frekuensi jawaban responden soal nomor 18
Pada pertanyaan nomor 18, sesuai tabel dan grafik frekuensi 4.18 terkait
responden atau 100 % menyatakan selalu. Berdasarkan persentase dari tabel dan
selalu semangat dalam menuntun santri setiap hari agar mencapai hasil yang dituju
dengan maksimal.
Tabel 4.20
Tabel Frekuensi jawaban responden soal nomor 19
metode madrasah Al-Qur’an sesuai dengan waktu yang ada pada jadwal?
99
Grafik 4.19
Grafik Frekuensi jawaban responden soal nomor 19
Pada pertanyaan nomor 19, sesuai dengan tabel 4.21 dan grafik frekuensi
tersebut dapat disimpulkan bahwa santri selalu tekun mengikuti bimbingan dari
Tabel 4.22
Tabel Frekuensi jawaban responden soal nomor 20
20. Apakah santri dengan senang hati mengikuti bimbingan membaca Al-
100
A. Selalu 5 83.3 83.3 100.0
Grafik 4.20
Grafik Frekuensi jawaban responden soal nomor 20
Pada pertanyaan nomor 20, sesuai dengan tabel 4.22 dan grafik frekuensi
4.20, dapat diketahui dari jumlah total 6 orang responden, jawaban terbanyak yakni
5 responden atau 83,33 % menjawab selalu sebagai, dan 1 responden atau 16,67 %
menjawab iya ukuran kesenangan santri dalam mengikuti pengajaran dari guru di
TPQ Baiturrohim.
Dari hasil penyebaran angket diatas, dapat di peroleh hasil bahwa strategi
Sesuai jawaban dari angket no. 1-10 dapat di simpulkan bahwa TPQ Baiturrohim
101
(pembelajaran) dalam kesehariannya. Model pelaksanan dari strategi komunikasi
adalah sistem offline (tatap muka), karena untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
dalam meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an dinilai sangat sesuai, hal ini
bisa dilihat dari mudahnya santri dalam menerima materi yang diajarkan oleh guru.
kesamaan antara strategi yang dijalankan dengan teori komunikasi harold lawell
KOMUNIKATOR EFEK
2) Pesan, yang dimaksudkan disini adalah materi yang akan di sampaikan pada
3) Media atau alat untuk menyampaikan pesan tersebut. Media yang digunakan
4) Komunikan (orang yang menrima pesan) dalam hal ini adalah santri TPQ
Baiturrohim.
5) Efek (adanya pengaruh). Efek yang diharapkan dari strategi komunikasi ini
102
2. Capaian hasil
Dari jawaban angket no. 11-15 yang telah disebarkan, bisa dilihat jika penerapan
tersebut berkisar antara 30% hingga 50% karena terdapat kelas yang berbeda,
santri (tashih santri) dimana santri yang sudah layak dan bacaannya baik akan di
wisuda. TPQ Baiturrohim tiap tahun selalu mengeluarkan lulusan dan jumlah santri
Strategi komunikasi yang dijalankan pada TPQ Baiturrohim tergolong jenis strategi
pendidikannya mengacu pada buku tersebut. Sesuai hasil jawaban dari angket no.
sistem klasikal (membaca bersama), guru dan santri membaca bersamaan tentang
materi yang dipelajari. Sistem pengajaran ini bertujuan untuk membentuk bacaan
yang seragam dengan baik dan benar serta santri akan lebih fokus pada materi yang
103
disampaikan. 2) baca simak, lanjutan dari klasikal ialah baca simak dimana guru
menyimak bacaan dari santri apakah sudah benar atau belum. Dengan dua sistem
ini akan lebih efektif untuk mempercepat santri memahami materi yang
disampaikan. Selain 2 sitem diatas, peran guru juga sangat berpengaruh dalam
proses strategi ini, guru harus selalu semangat dalam mengajar agar santri juga ikut
termotivasi untuk bisa. Guru TPQ Baiturrohim selalu menyampaikan materi sesuai
buku pedoman madrasah Al-Qur’an agar tujuan dari strategi komunikasi bisa
tercapai. Santri TPQ Baiturrohim juga selalu mengikuti proses pembelajaran sesuai
jadwal yang ditentukan, selain itu santri juga mengikuti biimbingan dengan senang
hati yang dimana hal tersebut bisa menjadikan proses pembelajaran menjadi
kondusif.
104
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
dengan efektif. Kesimpulan ini didapat dari hasil penelitian yang menyimpulkan
bahwa:
belajar membaca Al-Qur’an yang mana mengacu pada Kaidah Baghdadiyah sebagai
sedangkan latihan sebagai belajar murid diambil dari ayat-ayat Al-Qur’an yang ada,
Di dalam buku pedoman madrasah Al-Qur’an metode ngalah memuat sejumlah isi
tentang sejarah, visi misi, serta metode pengajaran Al-Qur’an yang harus di jalankan
sesuai apa yang tercantum dalam buku tersebut guna untuk mencetak insan yang
Qur’ani.
Strategi komunikasi yang dijalankan pada TPQ Baiturrohim tergolong jenis strategi
106 105
Qur’an sebagai media penyampai pesannya, tentunya pelaksanaan proses
menjadi kunci strategi komunikasi yang dijlankan, mengingat didalam buku ini
tiap bulannya. Peningkatan tersebut berkisar antara 30% hingga 50% karena
terdapat kelas yang berbeda, kemampuan dalam menerima pesan. Wujud nyata dari
adanya khotaman santri (tashih santri) dimana santri yang sudah layak dan
106
bacaannya baik akan di wisuda. TPQ Baiturrohim tiap tahun selalu mengeluarkan
lulusan dan jumlah santri yang lulus bisa dibilang satu kelas penuh.
5.2 Saran
1. Untuk Peneliti
Diharapkan untuk peneliti dapat belajar dan memetik ilmu pengetahuan serta
2. Untuk lembaga
Saran yang dapat peneliti berikan kepada lemba TPQ Baiturrohim adalah:
cukup baik.
2) Membuat jadwal piket guna untuk mengisi kelas yang kosong agar penerapan
107
DAFTAR PUSTAKA
108
Mubarok, and made dwi Andjani. Komunikasi Antarpribadi Dalam Masyarakat
Majemuk. Dapur Buku, 2014.
Mubarok, Nurul. “Strategi Pemasaran Islami Dalam Meningkatkan Penjualan Pada
Butik Calista.” I-ECONOMICS: A Research Journal on Islamic Economics 3, no. 1
(2017): 73–92.
Muhajirin, and Maya Panorama. Pendekatan Praktis Metode Penelitian Kualitatif Dan
KUantitatif. Idea Press Yogyakarta. Vol. 1, 2017.
Mustaqim. “Metode Penelitian Gabungan Kuantitatif Kualitatif / Mixed Methods
Suatu Pendekatan Alternatif.” Jurnal Intelegensia 04, no. 1 (2016): 1–9.
https://ejournal.unisnu.ac.id/JI/article/view/1351.
Nasution, Ahmadriswan. “Bahan Ajar Fsa Angkatan Ke-21 Tahun 2020 Pengujian
Hipotesis.” Pusdiklat.Bps.Go.Id (2020): 4.
Nasution, Sangkot. “Variabel Penelitian.” Raudhah 05, no. 02 (2017): 1–9.
Nilamsari, Natalina. “Memahami Studi Dokumen Dalam Penelitian Kualitatif.”
Wacana 13, no. 2 (2014): 177–181.
Ningtyas, MN. “Metode Penelitian.” Metode Penelitian, no. 2013 (2014): 32–41.
Nurdin, Ismail, and Sri Hartati. Metodologi Penelitian Sosial, 2019.
Nurhayati, Teti, Cici Euis Nurunnisa, and Husni. “Upaya Meningkatkan Kemampuan
Membaca Al-Qur’an Anak Usia Dini Melalui Penerapan Metode Iqra’.” Tarbiyat
al-Aulad 3, no. 1 (2018): 1–6.
https://riset-iaid.net/index.php/TA/article/view/123.
Pohan, Desi Damayani, and Ulfi Sayyidatul Fitria. “Jenis Komunikasi.” Journal
Educational Research and Social Studies 2 (2021): 29–37.
Pranatawijaya, Viktor Handrianus, Widiatry Widiatry, Ressa Priskila, and Putu
Bagus Adidyana Anugrah Putra. “Penerapan Skala Likert Dan Skala Dikotomi
Pada Kuesioner Online.” Jurnal Sains dan Informatika 5, no. 2 (2019): 128–137.
Pratiwi, Soraya Ratna, Susanne Dida, and Nuryah Asri Sjafirah. “Strategi Komunikasi
Dalam Membangun Awareness Wisata Halal Di Kota Bandung.” Jurnal Kajian
Komunikasi 6, no. 1 (2018): 78.
Prof. Dr. A. Muri Yusuf, M.Pd. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif & Penelitian
Gabung. Syria Studies. Vol. 7, 2017.
https://www.researchgate.net/publication/269107473_What_is_governance/
link/548173090cf22525dcb61443/download%0Ahttp://
www.econ.upf.edu/~reynal/Civil
wars_12December2010.pdf%0Ahttps://think-asia.org/handle/11540/8282%
0Ahttps://www.jstor.org/stable/41857625.
Pujaastawa, Ida Bagus GDE. “Teknik Wawancara Dan Observasi Untuk Pengumpulan
Bahan Informasi.” Universitas Udayana (2016): 4.
Rachmawati, Imami Nur. “Pengumpulan Data Dalam Penelitian Kualitatif:
Wawancara.” Jurnal Keperawatan Indonesia 11, no. 1 (2007): 35–40.
Rahim, H. Abd. Rahman, and Enny Radjab. Dimensi Manajemen Strategi, 2004.
109
Rahmat, Abdul, and Mira Mirnawati. “Model Participation Action Research Dalam
Pemberdayaan Masyarakat.” Aksara: Jurnal Ilmu Pendidikan Nonformal 6, no. 1
(2020): 62.
Raibowo, Septian, Yahya Eko Nopiyanto, and Muhammad Khairul Muna.
“Pemahaman Guru PJOK Tentang Standar Kompetensi Profesional.” Journal Of
Sport Education (JOPE) 2, no. 1 (2019): 10.
Ratna wijayanti daniar, noviansyah rizal, riza bahtiar sulistyan. Metode Penelitian
Kuantitatif, 2021.
Rifa’i, Muhammad, and Abdullah. “PENGEMBANGAN STRATEGI KOMUNIKASI DINAS
PARIWISATA DAN KOMINFO DALAM MENINGKATKAT WISATAWAN DI AIR
TERJUN PLETUK DESA JURUG SOOKO PONOROGO.” Jurnal Heritage 7, no. 1
(2019).
Rosdian, Rosdian Dian, Mutammimul Ula, and Risawandi Risawandi. “Sistem
Pengenalan Dan Penerjemahan Al-Qur’an Surah Al –Waqi’Ah Melalui Suara
Menggunakan Transformasi Sumudu.” TECHSI - Jurnal Teknik Informatika 11,
no. 1 (2019): 97.
Saputra, Sepriadi. “Efektivitas Komunikasi Interpersonal Dalam Kegiatan
Pembelajaran Melalui Media Whatsapp Group.” Profesional: Jurnal Komunikasi
dan Administrasi Publik 7, no. 1 (2020): 11–21.
Sholeh, Muhammad. “STRATEGI KOMUNIKASI USTAD KHOSYI’IN DALAM
MENINGKATKAN MINAT BACA AL-QUR’AN PADA FORUM BAPAK-BAPAK DI
DUSUN CEBUR DESA KALIBEJI KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN
SEMARANG TAHUN 2019-2020.” INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA, 2020.
Sodik, Mohamad, Yosef Farhan Dafik Sahal, and N. Hani Herlina. “Pengaruh Kinerja
Guru Dalam Pelaksanaan Pembelajaran Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada
Mata Pelajaran Alquran Hadis.” Jurnal Penelitian Pendidikan Islam 7, no. 1
(2019): 97.
Sudarman, Asep. “Strategi Komunikasi Untuk Meningkatkan Kesadaran Masyarakat
Dalam Membayar Zakat Maal.” Communicatus: Jurnal Ilmu komunikasi 2, no. 1
(2019): 35–54.
Sulis, Ustadz. Wawancara, 2022.
Suriah, Muslikah. “Metode Yanbu ’ a Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-
Quran Pada Kelompok B-2 RA Permata Hati Al-Mahalli Bantul.” Jurnal
Pendidikan Madrasah 3, no. 2 (2018): 291–299.
Ulfa, Rafika. “Variabel Penelitian Dalam Penelitian Matematika.” Al-Fathonah: Jurnal
Pendidikan dan Keislaman 1, no. 1 (2019): 342–251.
Wicaksono, TE. “Metode Penellitian.” Journal of Chemical Information and Modeling
53, no. 9 (2020): 1689–1699.
http://repository.stiedewantara.ac.id/1164/5/BAB III.pdf.
Yam, Jim Hoy, and Ruhiyat Taufik. “Hipotesis Penelitian Kuantitatif.” Jurnal Ilmu
Administrasi 3, no. 2 (2021): 96–102.
110
111