Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan siswa dalam proses

pembelajaran, salah satunya adalah media pembelajaran. Ada berbagai aspek lain

yang harus diperhatikan dalam memilih media, antara lain tujuan pembelajaran,

jenis tugas dan respon yang diharapkan siswa kuasai setelah pembelajaran

berlangsung, dan konteks pembelajaran termasuk karakteristik siswa. Meskipun

demikian, dapat dikatakan bahwa salah satu fungsi utama media pembelajaran

adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan

lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh pendidik.

Hamalik (1986) mengemukakan bahwa penggunaan media pembelajaran

dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang

baru, membangkitkan motivasi dan stimulus kegiatan belajar, dan bahkan membawa

pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Salah satu media pembelajaran yang

ِ ‫)ال َكلِمات املَت َق‬. 1


dapat digunakan adalah Teka-Teki Silang (ُ‫اط َعة‬
ُ ُ َ
ِ ‫ )ال َكلِم ات املَت َق‬atau biasa disebut TTS merupakan permainan
Teka-Teki Silang (ُ‫اط َع ة‬
ُ ُ َ

klasik. Selain digunakan untuk menghilangkan rasa jenuh, Teka-Teki Silang (‫ات‬ ِ
ُ ‫ال َكل َم‬

ِ ‫ )املَت َق‬juga bermanfaat untuk mengasah kemampuan otak dan menambah


ُ‫اط َع ة‬
ُ
pengetahuan. Menurut dr. Samino, Sp. S. (K), staf pengajar Departemen Neurologi

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, untuk melakukan berbagai aktivitas

yang merupakan stimulan untuk mencegah turunnya fungsi otak. Salah satu

1
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011), hlm. 15

1
ِ ‫)ال َكلِمات املَت َق‬.2 Secara
aktivitas tersebut, menurutnya, yaitu mengisi teka- teki silang (ُ‫اط َعة‬
ُ ُ َ
ِ ‫ )ال َكلِمات املَت َق‬juga dapat menguasai kosakata (‫)م ْفردات‬.
tidak langsung, teka- teki silang (ُ‫اط َعة‬ ٌ ََ ُ
ُ ُ َ

Kosakata (‫ات‬
ٌ ‫)م ْف َرَد‬
ُ merupakan salah satu unsur bahasa yang harus dikuasai oleh

pembelajar bahasa asing untuk dapat memperoleh kemahiran berkomunikasi

dengan bahasa tersebut. Tapi mempelajari bahasa tidak identik dengan mempelajari

kosakata. Artinya untuk memiliki kemahiran berbahasa tidak cukup hanya dengan

menghafal kosakata saja. Savier (dalam Fries, 1970) menyatakan: “para pembelajar

bahasa tidak bisa mengenal bahasa melalui kamus”. 3 Semakin banyak kosakata (‫ُم ْف َرَدا‬

‫)ت‬
ٌ yang dikuasai seseorang, pemahaman bacaan cenderung lebih mudah,

sebagaimana kelancaran berbicara semakin cepat. Karena itu, penguasaan kosakata

perlu terus dikembangkan oleh setiap orang yang ingin mahir berbahasa, terlebih

lagi bahasa asing (Arab).4

Observasi awal yang dilakukan oleh penulis di kelas pada siswa kelas V di SDS

Sunan Kalijogo Jabung yang merupakan salah satu lembaga yang di dalamnya

terdapat pembelajaran bahasa Arab dibawah naungan yayasan Sunan Kalijogo yang

berbasis Pondok Pesantren. Melalui wawancara dengan salah satu guru mata

pelajaran bahasa Arab kelas V, Bapak Hendrik Mulyono, didapatkan hasil bahwa

pembelajaran bahasa Arab untuk kelas V masih banyak terhambat oleh kesulitan

menulis, membaca, dan memahami makna suatu kosakata. Hal ini dikarenakan

kurangnya penguasaan kosakata (‫ات‬


ٌ ‫)م ْف َرَد‬
ُ yang diperoleh oleh siswa tersebut. Selain

itu dikarenakan belum diterapkannya metode yang menarik pada proses

pembelajaran, beliau juga mengatakan bahwa pembelajarannya hanya melakukan

2
Hafni Syaeful Sulun dan Rinaldi Munir, Pembangkit TTS dengan Algoritma Backtracking Serta Aplikasi
Permainannya Berbasis Web, Jurnal Informatika Vol 4 no. 2, Juli 2010, Institut Teknologi Bandung, hlm.
457
3
Ahmad Fuad Effendy, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab (Malang: Misykat, 2012), hlm 126
4
Imam Asrori, Strategi Belajar Bahasa Arab (Malang: Misykat, 2014), hlm. 84

2
klasikal dan mengulang kosakata atau (‫ات‬
ٌ ‫)م ْف َرَد‬
ُ yang telah diucapkan oleh guru

ataupun dengan menunjuk benda untuk dilafalkan bahasa Arabnya dan hanya

sesekali dilakukan hafalan kosakata.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka peneliti merancang sebuah media

ِ ‫ )ال َكلِم ات املَت َق‬sebagai alternatif game, yang


berupa permainan teka- teki silang (ُ‫اط َع ة‬
ُ ُ َ
diharapkan dapat mengatasi permasalahan pembelajaran yang dihadapi di

lapangan. Adanya media pembelajaran bahasa Arab berbasis permainan teka- teki

ِ ‫)ال َكلِم ات املَت َق‬, diharapkan juga dapat memotivasi siswa diharapkan siswa
silang (ُ‫اط َع ة‬
ُ ُ َ
menjadi senang dan tertarik untuk belajar bahasa Arab dengan strategi bermain ini,

guna sebagai penguat dalam meningkatkan kosakata yang telah diajarkan, sehingga

mencapai hasil yang lebih baik.

Penerapan media pembelajaran berupa permainan teka- teki silang (‫ات‬ ِ


ُ ‫ال َكل َم‬

ِ ‫ )املَت َق‬bahasa Arab disesuaikan dengan kognitif anak serta dibatasi untuk tingkat
ُ‫اط َع ة‬
ُ
Sekolah Dasar. Sedangkan uji coba produk hanya untuk kelas V di SDS Sunan

Kalijogo Jabung, hal ini disebabkan karena keterbatasan waktu dan dana.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana Penerapan Permainan Teka-Teki Silang Guna Meningkatkan

Pemerolehan Kosa Kata Bahasa Arab di kelas V SDS Sunan Kalijogo Jabung?

2. Apa Saja Kelebihan dan Kekurangan Penerapan Permainan Teka-Teki Silang

Guna Meningkatkan Pemerolehan Kosa Kata Bahasa Arab di kelas V SDS Sunan

Kalijogo Jabung?

3
1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk Mengetahui Penerapan Permainan Teka-Teki Silang Guna Meningkatkan

Pemerolehan Kosa Kata Bahasa Arab di kelas V SDS Sunan Kalijogo Jabung.

2. Untuk Mengetahui Kelebihan dan Kekurangan Penggunaan Metode Permainan

Teka-Teki Silang Guna Meningkatkan Pemerolehan Kosa Kata Bahasa Arab di

kelas V SDS Sunan Kalijogo Jabung.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Dari hasil penelitian ini, peneliti mengharapkan dapat digunakan menjadi

motivasi untuk meningkatkan proses belajar mengajar, sehingga para peserta

didik dapat meningkatkan peran serta dalam proses pembelajaran untuk lebih

memacu siswa untuk aktif dan berpartisipasi lebih baik.

2. Manfaat Praktis

Hasil dari penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi:

a. Peneliti

Hasil dari penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman

bagi peneliti dalam penerapan pengetahuan terhadap masalah yang dihadapi

secara nyata pada pembelajaran.

b. Guru

Hasil dari penelitian ini bisa menjadi masukan bagi guru dan

menjadikan upaya adanya inovasi-inovasi metode dan media dalam proses

pembelajaran.

c. Peserta didik

4
Hasil dari penelitian ini bisa menjadi pedoman untuk meningkatkan

motivasi belajar dan pemanfaatan sumber belajar secara maksimal sehingga

mampu mendapatkan hasil belajar yang lebih baik.

d. Peneliti lain

Dari hasil penelitian ini dapat digunakan untuk referensi penelitian

lanjutan yang relevan.

Anda mungkin juga menyukai