Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

” RAGAM METODE PEMBELAJARAN BAHASA ARAB”

(Metode Audiolingual, Metode Membaca, Metode Eklektif)

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Thuruq Tadris Lughoh ‘ Arobiyah

Dosen Pengampu : Dr. Nanang Kosim, M Ag

Kelompok 3

Disusun oleh :

Muhammad Haqqi Al Husaini (1212030097)


Muhammad Muiz Mufti Ali (1212030100)
Muhammad Syawal Sidik (1212030102)
Neng Fadlilah Mujtahidah (1212030110)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI

BANDUNG

2023
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hid
ayah- Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “R
AGAM METODE PEMBELAJARAN BAHASA ARAB” tepat pada waktunya.

Adapun tujuan penyusunan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah Kurikulum Bahasa Arab. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untu
k menambah wawasan mengenai pengertian dan beberapa landasan dalam pengem
bangan kurikulum bahasa Arab.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr.Nanang Kosim, M. Ag,


selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Thuruq Tadris Lughoh ‘ Arobiyah yang tela
h memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan ses
uai dengan bidang studi yang kami tekuni.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah me
mbantu dalam proses penyusunan makalah, sehingga kami dapat menyelesaikan t
ugas makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan makalah ini mas
ih banyak kesalahan. Maka dari itu kami memohon maaf atas kesalahan dan ketid
aksempurnaan yang pembaca temukan dalam makalah ini. Kami juga mengharapk
an adanya kritik serta saran dari pembaca apabila menemukan kesalahan dalam m
akalah ini.

Bandung, 14 Maret 2023

Kelompok 3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................ii

BAB I.......................................................................................................................1

PENDAHULUAN...................................................................................................1

A. Latar Belakang............................................................................................1

BAB II.....................................................................................................................2

PEMBAHASAN.....................................................................................................2

BAB III....................................................................................................................2

PENUTUP...............................................................................................................2

A. Kesimpulan..................................................................................................2

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................3

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Para ahli pembelajaran bahasa arab telah memberikan perhatian pada meto
de bahasa Arab dengan melakukan beberapa penyelidikan dan penelitian untuk m
emastikan kemanjuran dan keberhasilan berbagai metode pembelajaran. 
Secara khusus, strategi menjadi sangat penting untuk mempelajari bahasa
asing, khususnya bahasa Arab. Karena cara atau metode yang digunakan dalam pe
mbelajaran untuk memudahkan seseorang dalam memperoleh pengetahuan bahasa,
maka keberhasilan pembelajaran ini sangat terkait dengan berbagai faktor penduk
ung, khususnya faktor antara siswa dan guru. Namun, ada kalanya seseorang men
dapat masalah jika pembelajarannya tidak sesuai dengan karakteristik metode atau
tidak tepat sasaran. 
Dengan demikian, topik harus diperiksa melalui pendekatan pengajaran ya
ng tepat. Bahasa Arab seperti yang kita tahu adalah bahasa yang disertakan dalam
rumpun bahasa Semit lanjutan, di mana bahasa Arab juga menjadi bahasa Alquran.
Selain itu, kosakata bahasa Indonesia juga banyak menyerap dari bahasa Arab. 

Bahasa arab juga dapat didefinisikan sebagai berikut : ‫ الطريقة اهم من المادة‬jug
a berarti metode lebih penting daripada substansi; Pada hakikatnya metode lebih p
enting dari pada materi (substansi), pepatah ini menarik untuk diserap dan dianalis
is, karena akan berimplikasi jelas pada model metode pembelajaran kita. khususny
a metode pembelajaran bahasa Arab. Fakta ini menunjukkan bahwa seseorang yan
g cukup pintar dan menguasai ilmu tertentu seringkali ternyata menemui kendala
dalam menyampaikan ilmu Efektif. Titik awal metode terletak pada cara atau cara
melakukannya dalam menyajikan pelajaran atau mata pelajaran tertentu agar mud
ah diterima dan dihayati oleh siswa.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Metode Audiolingual
1. Pengertian Metode Audiolingual

‫الطريقة السمعية الشفوية هي طريقة تؤسس نفسها على المدخل التركيبي‬


Metode pendengaran lisan adalah metode yang memantapkan
dirinya pada input komposisi (Hairul Amri, Ayu Fajarwati, 2021)

2. Konsep Dasar Metode Audiolingual

Ada dua pendekatan teori yang mendasari pengajaran bahasa, yai


tu teori tata bahasa tradisional dan struktural. Keduanya memiliki pan
dangan yang saling berbeda dalam hal tata bahasa. Teori tradisional m
eyakini adanya tata bahasa yang semesta, sedangkan teori struktural m
eyakini bahwa struktur bahasa dunia tidak sama, menurut teori tradisio
nal, bahasa yang baik dan benar adalah menurut para ahli bahasa (dala
m istilah linguistic disebut preskriptif), sedangkan menurut teori strukt
ural adalah yang digunakan oleh penutur asli.

3. Karakteristik Metode Audiolingual


a. Tujuan pengajaran bahasa adalah penguasaan empat kemahiran
bahasa secara seimbang. Urutan penyajiannya adalan menyimak
dan berbicara, baru membaca dan menulis.

b. Pengajaran sistem bunyi secara sistematis (berstruktur) agar dapat


digunakan atau dipraktekkan oleh siswa, dengan teknik
demonstrasi, peniruan, komparasi, kontras, dan lain-lain.
c. Pelajaran menulis merupakan representasi dari pelajaran
berbicara, dengan menekankan pada pola kalimat dan kosa kata
yang sudah dipelajari secara lisan.
d. Guru menjadi pusat dalam kegiatan kelas.
4. Urgensi Menggunakan Metode Audiolingual
a. Metode ini berangkat dari fakta bahwa bahasa adalah simbol
fonetik masyarakat untuk berkomunikasi di antara mereka
b. Saat mengajarkan keterampilan bahasa, guru mengikuti konteks
asli dalam berurusan dengan bahasa ibu, yaitu keterampilan
mendengarkan terlebih dahulu, kemudian meniru lisan, kemudian
membaca, dan akhirnya menulis.
c. Bahwa guru menjauhi kesalahan, karena guru sebagai pusat di
dalam kelas.
d. Guru hendaknya tidak menggunakan metode penerjemahan
e. Mempersiapkan perekam, laboratorium bahasa, dan alat lain yang
mengarah pada pengembangan keterampilan mendengarkan saat
dibutuhkan
5. Langkah-langkah Menggunakan Metode Audiolingual
a. Pelajar harus menyimak, kemudian berbicara, lalu membaca, dan
akhirnya menulis.
b. Tata bahasa harus disajikan dalam bentuk pola-pola kalimat atau
dialog-dialog dengan topik-topik situasi-situasi sehari-hari.
c. Latihan (drill/al-tadribat) harus mengikuti operant-conditioning
seperti yang telah dijelaskan. Dalam hal ini hadiah baik diberikan.
d. Semua unsur tata bahasa harus disajikan dari yang mudah kepada
yang sukar atau bertahap (graded exercise/tadarruj/al-tadrib).
e. Kemungkinan-kemungkinan untuk membuat kesalahan dalam
memberi respon harus dihindarkan, sebab penguatan positif
dianggap lebih efektif dari pada penguatan negatif.
6. Kelebihan dan Kekurangan Metode Sam’iyah safawiyah

Metode Audio-Lingual memiliki kelebihan dan juga memiliki


kekurangan di sisi lainnya. Adapun kelebihan dari metode ini antara la
in adalah (Suyatno: 2004, 51):

a. Metode Audio-Lingual mencoba membuat pembelajaran bahasa


menjadi lebih mudah diakses oleh pelajar dalam jumlah besar
(kelas besar).
b. Secara positif drill dapat membantu siswa dalam mengembangkan
kemampuan moralnya.
c. Teknik pengajaran dalam metode Audio-Lingual dengan
menggunakan tape recording dan laboratorium bahasa.
d. Metode Audio-Lingual mengembangkan kemampuan berbahasa
ke dalam "peralatan pedagogig" yaitu mendengar (menyimak),
membaca dan menulis. Metode Audio-Lingual secara spesifik
memperkenalkan desain teknik pendengaran (listening) dan
latihan oral (speaking).

Sedangkan kekurangan dalam metode Audio-Lingual antara lai


n adalah:

a. Metode yang digunakan Audio-Lingual seperti drill, penghafalan,


dan lain sebagainya mungkin bisa membuat bahasa menjadi
sebuah kelakuan (kebisaaan
b. Metode Audio-Lingual menyebabkan guru akan mengeluhkan
tentang banyaknya waktu yang dibutuhkan (lama), dan para siswa
akan mengeluh tentang kebosanan yang disebabkan oleh pola drill
yang terus-menerus digunakan.
c. Peran dan keaktifan guru merupakan hal yang penting dalam
metode Audio-Lingual. (Suyatno: 2004)

B. Metode Membaca
1. Konsep Dasar Metode Membaca
a. Pengertian Metode Qira’ah
Metode qirā’ah adalah cara menyajikan pelajaran dengan cara
membaca, baik membaca dengan bersuara maupun membaca dalam
hati. Metode Qirā’ah di dalam prakteknya dimulai beserta peserta
didik dengan latihan bersuara, dalam minggu-minggu awal
membiasakan latihan yang lengkap dan komprehensif dengan teknik
bunyi bahasa, dan membiasakan mendengarkan kalimat yang
sederhana, lalu mengkomunikasikannya. (hidayatul khoiriyah, 2020)
b. Latar Belakang Metode Qira’ah
Munculnya metode membaca (qirā’ah) sesungguhnya
merupakan reaksi atas metode langsung yang memprioritaskan
keterampilan berbicara, dan mengabaikan tiga keterampilan
lainnya (mendengar, membaca, dan menulis).
Pada tahun 1929 Professor Coleman mengemukakan sebuah
realistis bahwa pembelajaran bahasa yang memfokuskan kepada
keterampilan membaca adalah “metode membaca”. Metode ini
diaktualisasikan pada lembaga pendidikan formal dan perguruan
tinggi Amerika serta lembagalembaga pendidikan lainnya di
Eropa.13 Kendati metode ini populer dengan terminologi metode
membaca, bukan berarti keterampilan berbahasa yang lain
diabaikan, akan tetapi dalam porsi yang minimal. Latihan menulis
dan berbicara juga diberikan meskipun dengan porsi yang terbatas .
(hidayatul khoiriyah, 2020)
2. Karakteristik Metode Qirā’ah
a. Tujuan utamanya adalah kemahiran membaca
b. Materi pelajaran berupa buku bacaan utama dengan supelemen
daftar kosa kata dan pertanyaan-pertanyaan isi bacaan, buku
bacaan penunjang untuk perluasan (extensif reading/ ‫ مواسعة قراءة‬,
(buku latihan mengarang terbimbing dan percakapan.
c. Basis kegiatan pembelajarannya adalah memahami isi bacaan,
didahului oleh pengenalan kosa kata pokok dan maknanya,
kemudian mendiskusikan isi bacaan dengan bantuan guru.
d. Membaca diam (silent reading/ ‫راءة‬rr‫امتة ق‬rr‫( ص‬lebih diutamakan
daripada membaca keras (loud-reading/ ‫جهرية قراءة‬.(
e. Kaidah bahasa diterangkan seperlunya tidak boleh
berkepanjangan. (hidayatul khoiriyah, 2020)
3. Urgensi Metode Qira’ah
a. Membaca merupakan kunci untuk membuka khazanah
pengetahuan kebudayaan Islam
b. Long life education tidak akan terwujud kalau yang
melakukannya tidak dapat membaca
c. Memahami khazanah intelektual klasik dan modern.
4. Langkah-langkah Pembelajaran Metode Membaca
a. Pelajaran dimulai dengan pemberi kosakata dan istilah yang
dianggap sulit dan penjelasan maknanya dengan defenisi dan
contoh dalam kalimat.
b. Siswa membaca teks acaan secara diam selama kurang lebih 25
menit. Diskusi mengenai isi bacaan yang dapat berupa tanya-
jawab dengan menggunakan bahasa ibu pelajar.
c. Pembicaraan mengenai tata bahasa secara singkat kalau dianggap
perlu.
d. Mengerjakan tugas-tugas yang ada dalam buku suplemen, yaitu
menjawab pertanyaan tentang isi bacaan, latihan menulis, dsb.
e. Bahan bacaan perluasan dipelajari di rumah dan dilaporkan
hasilnya pada pertemuan berikutnya. (Muh Alwi , 2017)
5. Kelebihan dan Kekurangan Metode Membaca
1. Kelebihan
a. Mahasiswa terlatih memahami bacaan dengan analisis, tidak
melalui penerjemahan.
b. Mahasiswa menguasai kosa-kata dengan baik
b. Mahasiswa memahami penggunaan tata bahasa
2. Kekurangan
a. Mahasiswa lemah dalam keterampilan membaca nyaring
(pelafalan, intonasi dan seterusnya)
b. Mahasiswa tidak trampil dalam menyimak dan berbicara.
c. Mahasiswa kurang trampil dalam mengarang bebas.
d. Karena kosa-kata yang diperkenalkan hanya yang berkaitan
dengan bacaan, maka mahasiswa lemah dalam memahami teks
yang berbeda (Sri Dahlia , 2013).

C. Metode Ekleltik
1. Konsep Dasar Model Eklektik
a. Setiap model mempunyai kelebihan dalam pengajaran yang
dimanfaatkan dalam pengajaran bahasa Indonesia.
b. Tidak ada model yang sempurna atau tidak ada model yang salah,
tetapi semuanya mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-
masing. Dari model tersebut, kelebihan itu bisa dimanfaatkan
untuk mengefektifkan pengajaran.
c. Setiap model memiliki latar belakang, karakteristik, dasar yang
rilek, dengan tema kegiatan sehari-hari fikiran dan peruntukan
yang berbeda, bahkan bisa menjadi suatu model yang muncul
karena menolak model sebelumnya.
d. Tidak ada model yang sesuai engan tujuan, semua murid, guru,
dan semua program pengajaran bahasa Indonesia.
e. Yang terpenting dalam pengajaran adalah memberi perhatian
kepada para
2. Karakteristik Metode Eklektik
a. Pengajaran bahasa harus bermakna dan nyata.
b. Penerjemahan adalah kemampuan bahasa khusus dan tidak tepat
untuk pelajar pemula.
c. Pengajaran bahasa harus diterapkan dengan menggunakan bahasa
target
3. Langkah-langkah Model Eklektik
a. Pendahuluan
b. Memberikan materi berupa dialog-dialog pendek secara
berulang-ulang.
c. Para pelajar diarahkan untuk disiplin menyimak dialog-dialog
tersebut, lalu menirukan dialog-dialog yang disajikan sampai
lancar.
d. Para pelajar dibimbing menerapkan dialog-dialog itu dengan
temantemannya secara bergiliran.

e. Setelah lancar menerapkan dialog-dialog yang telah dipelajari,


mereka diberi teks bacaan yang temanya berkaitan dengan dialig-
dialog tadi. Selanjutnya guru memberi contoh cara membaca
yang baik dan benar, diikuti oleh para pelajar secara berulang-
ulang.
f. Jika terdapat kosa kata yang sulit, guru memaknainya mula-mula
dengan isyarat, atau gerakan atau gambar, atau lainnya. Jika tidak
mungkin dengan ini semua, guru menerjemahkannya ke dalam
bahasa pelajar.
g. Guru mengenalkan beberap struktur penting dalam teks bacaan,
lalu membahasnya seperlunya.
h. Guru menyuruh para pelajar menelaah bacaan, lalu
mendiskusikan isinya. Hermawan (2011)
4. Kelebihan dan Kekurangan Model Eklektik
Menurut Muna (2011) kelebihan dan kelemahan model eklektik
adalah sebagai berikut:
1. Kelebihan
a. Model ini kegiatannya lebih bervariasi
b. Kemampuan para siswa dianggap lebih merata
2. Kelemahan
a. Alokasi waktu, kesediaan guru dan siswa hendaknya terencana
dengan baik.
b. Belum tentu semua guru yang energik dan serba bisa. Demikian
pula dipihak siswa, kegiatan yang terlalu bervariasi dapat
menimbulkan kebosanan tersendiri bagi mereka.
c. Butuh waktu yang lama dibandingkan dengan menggunakan
model ini.

BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Metode pendengaran lisan adalah metode yang memantapkan
dirinya pada input komposisi Ada dua pendekatan teori yang mendasari
pengajaran bahasa, yaitu Teori tradisional dan teori structural.

Dasar terpenting untuk metode ini adalah mengajarkan bahasa


secara lisan, artinya memberikan mendengarkan dan berbicara terlebih
dahulu sebagai penguasaan tetapi membaca dan menulis kedua.

Kelebihan Metode Audio-Lingual mencoba membuat pembelajaran


bahasa menjadi lebih mudah diakses oleh pelajar dalam jumlah besar
(kelas besar). Sedangkan kekurangan metode ini MetodeAudio-Lingual
menyebabkan guru akan mengeluhkan tentang banyaknya waktu yang
dibutuhkan (lama), dan para siswa akan mengeluh tentang kebosanan yang
disebabkan oleh pola drill yang terus-menerus digunakan.

Metode qirā’ah adalah cara menyajikan pelajaran dengan cara


membaca, baik membaca dengan bersuara maupun membaca dalam hati.

Kelebihan metode membaca adalah Mahasiswa terlatih memahami


bacaan dengan analisis, tidak melalui penerjemahan. Sedangkan
kekurangannya adalah Mahasiswa tidak trampil dalam menyimak dan
berbicara.
Konsep Dasar Model Eklektik Tidak ada model yang sempurna
atau tidak ada model yang salah, tetapi semuanya mempunyai kelebihan
dan kekurangan masing-masing. Dari model tersebut, kelebihan itu bisa
dimanfaatkan untuk mengefektifkan pengajaran.

Kelebihan Metode Eklektik adalah Kemampuan para siswa


dianggap lebih merata. Sedangkan kelemahannya adalah Belum tentu
semua guru yang energik dan serba bisa. Demikian pula dipihak siswa,
kegiatan yang terlalu bervariasi dapat menimbulkan kebosanan tersendiri
bagi mereka.

DAFTAR PUSTAKA
Muna Wa. 2011. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab (Teori % Aplikasi),

(Yogyakarta: Penerbit Press, 2011)

Ahmad Izzan. 2009. Metodologi Pembelajaran Bahasa, Bandung, Humaniora


Hermawan, Acep. 2011. Metodologi Pembelajaran Bahasa, Bandung: Remaja

Rosdakarya

Nurjamal, Daeng. Dkk. (2011). Terampil Berbahasa: Alfabeta

Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia

Anda mungkin juga menyukai